Anda di halaman 1dari 48

MAKALAH

SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Struktur dan
Perkembangan Hewan
Dosen Pengampu: Adam Fernando, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :
Kelompok 5
1. Fitri (180384205019)
2. Herbin Sianturi (180384205044)
3. Indah Saliana Putri (180384205035)
4. Indah Sartika (180384205014)
5. Zuriah Anggreni (180384205020)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkakn puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “ Sistem Pencernaan Pada Hewan”.

Makalah Struktur Perkembangan Hewan ini telah kami susun dengan


maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlanjcar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terimakasih pada semua belah pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.

Telepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susuna kalimat maupun bahasanya. Oleh karena itu
kami menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.

Akhir kata kami berhara semoga makalah Struktur Perkembangan Hewan


ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Tanjungpinang, 11 Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1

A. Latar Belakang...................................................................... 2
B. Rumusan Masalah................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................... 3

A. Fungsi Umum Sistem Pencernaan......................................... 3


B. Saluran-saluran Pencernaan Vertebrata................................ 5
a. Sistem Pencernaan Pada Pisces....................................... 5
b. Sistem Pencernaan Pada Amphibi................................... 12
c. Sistem Pencernaan Pada Reptil....................................... 15
d. Sistem Pencernaan Pada Aves......................................... 17
e. Sistem Pencernaan Pada Mammalia............................... 23
C. Kelenjar-kelenjar Pencernaan Vertebrata:............................. 37
a. Kelenjar Ludah................................................................ 37
b. Hati (Hepar)..................................................................... 39
c. Pankreas.......................................................................... 40

BAB III PENUTUP............................................................................... 43

A. Kesimpulan............................................................................ 43

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 44

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kingdom animalia memiliki beberapa tingkatan untuk membagi hewan-
hewan yang terdapat di muka bumi ini. Tingkatan tertinggi pada kingdom
animalia tersebut adalah mamalia dan terbagi lagi atas Reptil,Aves,Amphibi,dan
Pisces Pada umumnya, semua jenis mamalia memiliki Struktur pencernaan yang
berbeda pada tubuhnya namaun ada pula yang memiliki struktur pencernaan yang
sama di tempat-tempat tertentu pada bagian tubuhnya. Dalam Proses pencernaan
setiap celass berbeda namun pada umunya proses pencernaan merupakan hal yang
dilakukan untuk perkemmbang biakan dan pertumbuhan. Dalam Penceranaan
disetiap kelas dibantu dengan kelenjar pencernaan untuk membantu proses
penyerapan makanan.
Pada pencernaan tersangkut suatu seri proses mekanis dan kimiawi dan
dipengaruhi oleh banyak faktor. Fungsi utama pencernaan adalah memecah
molekul kompleks dan molekul besar dalam makanan sehingga molekul itu dapat
diserap dan digunakan tubuh. Penguraian komponen kompleks menjadi
komponen sederhana disebut hidrolisis (Tillman,. et a l, 1984).
Menurut Suhanda (1984), fungsi sistem pencernaan antara lain: menerima
makanan yang dimakan. Makanan direduksi secara fisis, reduksi yang lebih lanjut
berlangsung secara kimia, menyerap hasil pencernaan, bahan buangan yang tidak
dapat dicerna ditahan dan dibuang keluar tubuh. Sistem pencernaan terdiri atas
saluran pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan. Fungsi sistem pencernaan
adalah memperoleh zat-zat makanan yang dibutuhkan bagi tubuh. Saluran
pencernaan umumnya mempunyai sifat struktural tertentu yang terdiri atas 4
lapisan utama yaitu lapisan mukosa, submukosa, lapisan otot, dan lapisan serosa.
Saluran pencernaan makanan terdiri dari mulut, kerongkongan (esophagus),
lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Serta organ tambahan yang
terdiri dari gigi, lidah, kelenjar ludah, kandung empedu, hati, dan pankreas
(Adyana, 2002).

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa fungsi umum pada sistem pencernaan ?
2. Apa saja saluran-saluran Pencernaan pada Vertebrata ?
3. Apa saja kelenjar-kelenjar pencernaan pada Vertebrata ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui fungsi umum sistem pencernaan.
2. Mengetahui dan memahami saluran-saluran pencernaan pada Vertebrata.
3. Untuk mengetahui berbagai macam kelenjar-kelenjar pada vertebrata.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Fungsi Umum Sistem Pencernaan

Sistem Digestion atau sistem pencernaan adalah rangkaian organ visceral


dari kelenjar-kelenjar yang menghasilkan secret yang berfungsi untuk pencernaan,
absorbsi dan metabolisme makanan. Sistem pencernaan ini meliputi beberapa
tahapan, yaitu tahapan yang pertama pengolahan makanan dan tahapan kedua
adalah proses perombakan makanan meenjadi molekul-molekul yang cukup kecil
sehingga dapat diserap oleh tubuh. Struktur alat pencernaan berbeda-beda dalam
berbagai jenis hewan, tergantung pada tinggi rendahnya tingkat organisasi sel
hewan tersebut serta jenis makanannya. pada hewan invertebrata alat pencernaan
makanan umumnya masih sederhana, dilakukan secara fagositosis dan secara
intrasel, sedangkan pada hewan-hewan vertebrata sudah memiliki alat pencernaan
yang sempurna yang dilakukan secara ekstrasel. Secara umum system pencernaan
memiliki fungsi sebagai :

1. Gudang pencernaan.
2. Menerima makanan yang dicerna
3. Menyimpan untuk sementara waktu
4. Mengurangi secara kimia
5. Selanjutnya menguranginya secara kimia
6. Menyerap produk-produk pencernaan, dan
7. Menahan sementara lalu menghilangkan limbah yang tidak dicernah. (Milton,
1918)
Sistem pencernaan merupakan organ terpenting dalam makhluk hidup.
Sistem pencernaan yang dimiliki oleh makhluk hidup itu tersusun atas organ
pencernaan. Organ pencernaan makhluk hidup di dunia ini di bagi menjadi dua
kelompok besar yaitu saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Organ

3
pencernaan dan kelenjar pencernaan masing-masing memiliki fungsi yang
berbeda dalam proses pencernaan makanan di dalam tubuh makhluk hidup.

Pada hewan vertebrata sistem pencernaan berfungsi untuk: menerima


makanan yang dimakan, menyimpan makanan sementara, mereduksi makanan
secara fisis, mereduksi makanan secara kimia, mengabsorbsi hasil pencernaan,
dan menahan sisa makanan yang tidak dapat dicerna kemudian membuangnya ke
luar tubuh. Dengan kata lain, sistem pencernaan berfungsi untuk ingesti dan
digesti makanan, absopsi sari makanan dan eliminasi sisa makanan. (Tenzer,
Amy. 2014:75).

Secara umum pada hewan vertebrata, organ pencernaan makanan memiliki


struktur anatomi yang relatif sama walaupun ada bagian dari organ tersebut
bervariasi perbedaan jenis makanan, cara mengambil makanan, cara mencerna
makanan, serta teknik lain dalam sistem pencernaan makanan, antara lain karena
ada variasi pada struktur anatomi organ pencernaan makanan pada hewan
vertebrata. (Tenzer, Amy. 2014:50).

B. Saluran-saluran Pencernaan Pada Vertebrata


Hewan tingkat tinggi yang memiliki kompleksitas dalam sistem
pencernaan memiliki tahap utama proses makanan yaitu ingestion, digestion,
absorbtion dan elimination.

1. Ingestion merupakan perilaku makan yang merupakan tahap pertama


memproses makanan.
2. Digestion yaitu tahap kedua dalam proses makanan yang mana memecah
makanan ke dalam molekul kecil yang cukup untuk di absorbsi. Termasuk
enzim hidrolisis dari bentuk polimer menjadi monomer.
3. Absorption yaitu tahap ketiga proses makanan yang mana mengangkut nutrien
oleh sel tubuh.
4. Elimination yaitu melalukan material yang tidak dicerna ke kompartemen
pencernaan.

4
Gambar 1. Empat tahap proses makanan hewan tingkat tinggi
( Sumber: www.pendidikanbiologi.com)
a. Sistem Pencernaan Pisces
Secara anatomis, struktur alat pencernaan ikan berkaitan dengan bentuk
tubuh, kebiasan makanan, tingkah laku ikan dan umur ikan. Sistem atau alat
pencernaan pada ikan terdiri dari dua bagian, yaitu saluran pencernaan (Tractus
digestivus) dan kelenjar pencernaan (Glandula digestoria). Aryulina (2005)
1. Saluran pencernaan

Mulai dari muka ke belakang, saluran pencernaan tersebut terdiri dari


mulut, rongga mulut, faring, esofagus, lambung, pilorus, usus, rektum dan anus.

5
Gambar 2. Proses Pencernaan Pada Ikan
(Sumber: www.Scribd.com)
a. Mulut

Bagian terdepan dari mulut adalah bibir, pada ikan-ikan tertentu bibir tidak
berkembang dan malah hilang secara total karena digantikan oleh paruh atau
rahang. Pada ikan belanak atau tambakan, bibir berkembang dengan baik dan
menebal, bahkan mulutnya dapat disembulkan. Keberadaan bibir berkaitan erat
dengan cara mendapatkan makanan. Di sekitar bibir pada ikan tertentu terdapat
sungut, yang berperan sebagai alat peraba. Mulut terletak di ujung hidung dan
juga terletak di atas hidung.

Gambar 3. Tipe – Tipe Gigi Pada Ikan

6
b. Rongga mulut

Di bagian belakan mulut terdapat ruang yang disebut rongga mulut.


Rongga mulut ini berhubungan langsung dengan segmen faring. Secara anatomis
organ yang terdapat pada rongga mulut adalah gigi, lidah dan organ palatin.
Permukaan rongga mulut diselaputi oleh lapisan sel permukaan (epitelium) yang
berlapis. Pada lapisan permukaan terdapat sel-sel penghasil lendir (mukosit) untuk
mempermudah masuknya makanan. Disamping mukosit, di bagian mulut juga
terdapat organ pengecap (organ penerima rasa) yang berfungsi menyeleksi
makanan.

c. Faring

Lapisan permukaan faring hampir sama dengan rongga mulut. Sebagai


tempat proses penyaringan makanan.

d. Esofagus

Permulaan dari saluran pencernaan yang berbentuk seperti pipa,


mengandung lendir untuk membantu penelanan makanan. Pada ikan laut,
esofagus berperan dalam penyerapan garam melalui difusi pasif menyebabkan
konsentrasi garam air laut yang diminum akan menurun ketika berada di lambung
dan usus sehingga memudahkan penyerapan air oleh usus belakang dan rectum
(proses osmoregulasi)

e. Lambung

Lambung merupakan segmen pencernaan yang diameternya relatif lebih


besar bila dibandingkan dengan organ pencernaan yang lain. Besarnya ukuran
lambung berkaitan dengan fungsinya sebagai penampung makanan. Seluruh
permukaan lambung ditutupi oleh sel mukus yang mengandung mukopolisakarida
yang agak asam berfungsi sebagai pelindung dinding lambung dari kerja asam
klorida. Sebagai penampung makanan dan mencerna makanan secara kimiawi.
Pada ikan-ikan herbivora terdapat gizard (lambung khusus) berfungsi untuk
menggerus makanan (pencernaan secara fisik).

7
f. Pilorus

Pilorus merupakan segmen yang terletak antara lambung dan usus depan.
Segmen ini sangat mencolok karena ukurannya yang mengecil atau menyempit.

g. Usus ( Intestinum)

Merupakan segmen yang terpanjang dari saluran pencernaan. Intestinum


berakhir dan bermuara keluar sebagai anus. Merupakan tempat terjadinya proses
penyerapan zat makanan.

h. Rektum

Rektum merupakan segmen saluran pencernaan yang terujung. Secara


anatomis sulit dibedakan batas antara usus dengan rektum. Namun secara
histologis batas antara kedua segmen tersebut dapat dibedakan dengan adanya
katup rektum.

i. Kloaka

Kloaka adalah ruang tempat bermuaranya saluran pencernaan dan saluran


urogenital. Kloaka hanya dimiliki oleh ikan bertulang rawan sedangkan ikan
bertulang sejati tidak memiliki kloaka

j. Anus

Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan. Pada ikan bertulang sejati
anus terletak di sebelah depan saluran genital. Pada ikan yang bentuk tubuhnya
memanjang, anus terletak jauh dibelakang kepala bedekatan dengan pangkal ekor.
Sedangkan ikan yang tubuhnya membundar, posisi anus terletak jauh di depan
pangkal ekor mendekati sirip dada. (Ville,1999)

2. Kelenjar Pencernaan

Kelenjar pencernaan berguna untuk menghasilkan enzim pencernaan yang


nantinya akan bertugas membantu proses penghancuran makanan. Enzim

8
pencernaan yang dihasilkan oleh ikan buas juga berbeda dengan ikan vegetaris.
Ikan buas pada umumnya menghasilkan enzim-enzim pemecah protein,
sedangkan ikan vegetaris menghasilkan enzim-enzim pemecah karbohidrat.
Kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan pankreas. Disamping itu, saluran
pencernaannya (lambung dan usus) juga berfungsi sebagai kelenjar pencernaan.

Hati meupakan organ penting yang mensekresikan bahan untuk proses


pencernaan. Organ ini umumnya merupakan suatu kelenjar yang kompak,
berwarna merah kecokelatan. Posisi hati terletak pada rongga tubuh bagian
bawah, di belakang jantung dan disekitar usus depan. Di sekitar hati terdapat
organ berbentuk kantong kecil, bulat, oval atau memanjang dan berwarna hijau
kebiruan, organ ini dinamakan kantung empedu yang fungsinya untuk
menampung cairan empedu yang disekresikan oleh organ hati. Secara umum hati
berfungsi sebagi tempat metabolisme karbohidrat, lemak dan protein serta tempat
memproduksi cairan empedu.

Pankreas merupakan organ yang mensekresikan bahan (enzim) yang


berperan dalam proses pencernaan. Pankreas ada yang berbentuk kompak dan ada
yang diffus (menyebar) di antara sel hati. Letak penkreas berdekatan dengan usus
depan sebab saluran pankreatik bermuara ke usus depan. Saluran pankreatik yaitu
saluran-saluran kecil yang bergabung satu sama lain dan pada akhirnya akan
terbentuk saluran yang keluar dari pankreas menuju usus depan. (Johson,2001)

3. Proses Pencernaan

Sebelum makanan dimakan , terlebih dahulu telah menimbulkan


rangsangan berupa nafsu untuk makan. Nafsu untuk makan ini dapat dirangsang
melalui penglihatan, bau dan rabaan. Begitu ada nafsu untuk makan, maka alat-
alat pencernaanya segera bersiap-siap untuk menerima makanan dan selanjutnya
mencernakannya. Setelah makanan digigit, untuk menelannya diperlukan bahan
pelicin yaitu air liur. Selain sebagai pelicin, air liur juga mengandung enzim
ptialin yang merupakan enzim pemecah karbohidrat menjadi maltosa yang
kemudaian dilanjutkan menjadi glukosa. Tapi karena ikan tidak mengunyah

9
makanan, padahal pemecahan karbohidrat membutuhkan waktu yang lama, maka
ptialinnya baru dapat bekerja aktif setelah makanan sampai di lambung. Selain
mengandung enzim ptialin, air liur juga mengandung senyawa penyangga derajat
keasaman (bufer) yang berguna untuk memecah terjadinya penurunan pH agar
proses pencernaan dapat berjalan normal.

Apabila makanan telah masuk ke dalam saluran pencernaan, maka dindng


saluran pencernaannya akan terangsang untuk menghasilkan hormon gastrin.
Hormon ini akan memacu pengeluaran asam klorida (HCL) dan pepsinogen. HCL
akan mengubah pepsinogen menjadi pepsin yang merupakan enzim pencernaan
akif, yaitu sebagai pemecah protein menjadi pepton (polipeptida). Apabila
makanannya banyak mengandung lemak, maka akan dihasilkan juga hormon
entergastron.

Di dalam usus, makanan itu sendiri akan merangsang keluarnya hormon


kolsistokinin. Hormon ini kemudian akan memacu keluarnyagetah empedu dari
hati. Getah empedu itu sebenarnya dibuat dari sel-sel darah merah yang telah
rusak di dalam hati. Pengeluaran getah empedu tersebut melalui pembuluh
hepatikus yang kemidaian ditampung di dalam kantong empedu. Fungsi getah
empedu tersebut adalah memeperhalus butiran-butiran lemak menjadi emulsi
sehingga mudah larut dalam air dan diserap oleh usus.

Dinding usus juga mengeluarkan hormon sekretin dan pankreozinin.


Sekretin akan memacu pengeluaran getah empedu dan pankreas. Getah penkreas
ini mengandung enzim amilase, lipase dan protase. Sedangkan hormon
pankreozinin menyebabkan rangsangan untuk mempertinggi produksi getah
pankreas.

Enzim amilase akan memecah karbohidrat menjadi glukosa. Enzim lipase


memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Sedangkan protase memecah
protein menjadi asam amino. Ketiga enzim tersebut dapat mencapai puncak
keaktifan apabila kadar protein dalam makanan antara 40-60%. Apabila kadar

10
proteinnya berubah maka untuk mencapai puncak keaktifan, enzim-enzim tersebut
membutuhkan waktu untuk menyseuaikan diri. (Campbel,2005)

4. Sari Makanan

Makanan yang sudah dicerna halus sekali kemudian sari-sarinya akan


diserap oleh dinding usus. Sebenarnya di dalam lambung juga sudah mulai
penyerapan, tapi jumlahnya masih sangat sedikit. Penyerapan yang utama terjadi
di dalam usus. Untuk menyerap sari makanan tersebut, dinding usus mempunyai
jonjot-jonjot agar permukaannya lebih luas. Melalui pembuluh darah rambut pada
jonjot usus tersebut, sari makanan akan diserap ke dalam darah.

Karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida, yaitu glikosa, galaktosa,


fruktosa dan lain-lain. Proses penyerapannya dipengaruhi oleh hormon insulin.
Hormon tersebut dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Lemak diserap dalam bentuk
asam lemak dan gliserol. Di dalam lapisan lendir dinding usus, asam lemak dan
gliserol bersatu lagi, untuk kemudian diedarkan keseluruh tubuh melalui limfe
(70%) dan melalui pembuluh darah (30%). Sedangkan protein diserap dalam
bentuk asam amino yang dibawa ke hati dulu untuk diubah menjadi protein lagi,
akan tetapi yang telah disesuaikan dengan kebutuhan tubuh ikan yang
bersangkutan.

Zat-zat makanan yang telah diserap oleh darah kemudian diedarkan ke


seluruh tubuh untuk keperluan metabolisme, yaitu anabolisme dan katabolisme.
Anabolisme adalah pembentukan zat-zat yang lebih kompleks dari zat-zat yang
lebih sederhana. Misalnya pembentukan protein dan asam-asam amino.
Sedangkan katabolisme adalah pemecahan zat-zat yang merupakan bahan bakar
untuk menghasilkan tenaga. Misalnya pemecahan karbohidrat menjadi tenaga, air
dan karbondioksida.

Pada hewan-hewan darat, yang digunakan sebagai sumber tenaga pertama-


tama adalah karbohidrat kemudian disusul oleh lemak sebagai sumber nomor dua

11
dan terakhir protein. Sedangkan pada ikan adalah kebalikan dari hewan darat,
yaitu protein, lemak dan karbohidrat. (Hasan,2012)

5. Pencernaan Secara Fisik Mekanik dan Kimiawi

Pencernaan secara fisik dan mekanik dimulai di bagian rongga mulut yaitu
dengan berperannya gigi pada proses pemotongan dan penggerusan makanan.
Pencernaan secara mekanik ini juga berlangsung di segmen lambung dan usus
yaitu melalui gerakan-gerakan (kontraksi) otot pada segmen tersebut. Pencernaan
secara mekanik di segmen lambung dan usus terjadi lebih efektif oleh karena
adanya peran cairan digestif. Pada ikan, pencernaan secara kimiawi dimulai di
bagian lambung, hal ini dikarenakan cairan digestif yang berperan dalam proses
pencernaan secara kimiawi mulai dihasilkan di segmen tersebut yaitu disekresikan
oleh kelenjar lambung. Pencernaan ini selanjutnya disempurnakan di segmen
usus. Cairan digestif yang berperan pada proses pencernaan di segmen usus
berasal dari hati, pankreas dan dinding usus itu sendiri. Kombinasi antara aksi
fisik dan kimiawi inilah yang menyebabkan perubahan makanan dari yang asalnya
bersifat komplek menjadi senyawa sederhana atau yang asalanya berpartikel
makro menjadi partikel mikro. Bentuk partikel mikro inilah makanan menjadi zat
terlarut yang memungkinkan dapat diserap oleh dinding usus yang selanjutnya
diedarkan ke seluruh tubuh.

b. Sistem Pencernaan Pada Amphibi

Amphibi tergolong hewan poikiloterm (berdarah dingin). Tubuh terbagi


atas kepala dan badan atau kepala, badan, dan ekor. Kulitnya lembap berlendir,
terdiri dari dermis dan epidermis. Warna kulit bermacam-macam karena adanya
pigmen di dalam dermis (biru, hijau, hitam, cokelat, merah, dan kuning) tepat di
bawah epidermis. Mempunyai dua lubang hidung yang berhubungan dengan
rongga mulut. Penghubung rongga hidung dan rongga mulut disebut koane,
terletak di kanan kiri tulang vormer yang berbentuk V. Sedang antara rongga
mulut dengan rongga telinga disebut Eustachii. Endoskeleton mempunyai

12
kolumna vertebralis (ruas tulang belakang). Terdapat sepasang rahang, gigi, lidah,
dan langit-langit. (Chaerl, 2005)

Gambar 4. Proses Pencernaan Pada Katak


(Sumber: www.academia.edu)

Salah satu contoh amphibi adalah katak. Saluran pencernaan pada amphibi


terdiri atas mulut, kerongkongan (esophagus), lambung (ventrikulus), usus
(intestinum), dan kloaka. Tractus digestivus pada amphibi terbagi atas
empat zona yaitu zona ingresif (mengambil dan memasukkan makanan),
zona progresif (mendorong makanan serta mulai mengubahnya), zona degresif
(berlangsung proses kimia, seleksi dan absorbsi), dan zona engresif (melepaskan
sisa makanan).

a. Zona ingresif yaitu rongga mulut: gigi berbentuk kerucut untuk memegang
mangsa, lidah untuk menangkap mangsa dan choane terletak di palatum
primer. Pada pinggir lubang mulut mempunyai 12-20 pasang tentakel dan
rambut getar lidah amphibi yang dapat bergerak.

b. Zona progresif adalah esophagus berupa saluran pendek. Esophagusnya


pendek sekali dan batas dengan ventrikulusnya tidak jelas.

c. Zona progresif adalah ventrikulus (lambung) berbentuk kantung yang bila


terisi makanan menjadi lebar. Ujung cardia lebar, fundus tidak terlihat
jelas, ujung pylorus pendek dan sempit. Fungsi ventriculus adalah tempat

13
menyimpan makanan, pencernaan secara mekanik, serta pencernaan secara
kimiawi.

d. Zona Degresif adalah intestinum (usus) yang terdiri atas usus halus meliputi:
duodenum, jejenum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya. Seperti
batas intestinum crassum dan tenue yang kurang jelas. Seluruh permukaan
intestinum disusun oleh sel-sel yang memiliki kemampuan absorbsi.

e. Zona Egresif yaitu usus tebal berakhir pada rektum dan menuju kloaka.
Kloaka merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan,
saluran reproduksi, dan urine.

Di dalam rongga mulut terdapat gigi, lidah, dan kelenjar ludah. Kelenjar


pencernaan terdiri dari kelenjar ludah, hati, dan pankreas. Gigi tumbuh pada
rahang atas dan langit-langit. Gigi yang tumbuh di langit-langit disebut gigi
vormer. Setiap kali tanggal, akan tumbuh gigi baru sebagai ganti.

Gambar 5. Rongga Mulut Pada Katak


(Sumber: www.academia.net)

Lidah pada katak bercabang dua dan berfungsi sebagai alat penangkap
mangsa. Jika ada serangga, katak menjulurkan lidahnya dan serangga itu akan
melekat pada lidah yang berlendir.

Proses pencernaan katak : makanan masuk ke dalam mulut, kemudian


melalui kerongkongan makanan ditelan masuk ke dalam lambung. Di dalam

14
lambung makanan dicerna kemudian masuk ke usus halus. Di dalam usus halus
yang dindingnya mengandung pembuluh kapiler, sari makanan diserap, kemudian
sisa-sisa makanan akan dikeluarkan melalui lubang kloaka. (Mutiara, 2011)

c. Sistem Pencernaan Pada Reptil

Gambar 6. Saluran Pencernaan Pada Buaya


(Sumber: www.Sribd.com)
Sistem pencernaan pada reptile terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Reptile pada umumnya terdiri atas saluran pencernaan dan kelnejar
pencernaan. Pada umumnya reptile adalah karnivora (pemakan daging). Saluran
pencernaannya terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus dan kloaka. Dan
kelenjar pencernaannya terdiri atas kelenjar ludah, pancreas dan hati. Secara
berturut-turut saluran pencernaan pada reptil meliputi:
1) Rongga mulut
Bagian rongga mulut disokong oleh rahang atas dan bawah, masing-
masing memiliki deretan gigi yang berbentuk kerucut, gigi menempel pada gusi
dan sedikit melengkung ke arah rongga mulut. Pada rongga mulut juga terdapat
lidah yang melekat pada tulang lidah dengan ujung bercabang dua.
a. Gigi
Gigi berfungsi untuk menangkap mangsa. Tumbuh pada rahang atas dan
bawah, kebanyakan akrodont atau plerodont kecuali buaya yang tekodont. Bentuk
konis dan mempunyai tiga ujung yang meruncing. Pergantian giginya bersifat

15
polyphyodont. Pada ular berbisa, terdapat pula gigi bisa atau gigi beracun yang
tumbuh pada langit-langit mulut. Bisa atau racun digunakan untuk melumpuhkan
atau membunuh mangsanya.

b. Lidah

Melekat pada tulang lidah dengan ujung bercabang dua. Dapat digerakan
dengan leluasa. Pada ular dapat digunakan sebagai alat peraba. Pada bunglon
lidahnya pekat untuk alat penangkap serangga. Sedangkan lidah pada cicak
digunakan untuk menangkap mangsa. Berdasarkan tempatnya kelenjar ludah
dibedakan menjadi kelenjar lidah, kelenjar bibir, kelenjar yang terletak di dekat
kerongkongan, kelenjar pada atap rongga racun dan kelenjar gigi.
2) Esofagus (kerongkongan)
Esophagus tidak berkelenjar pada reptile bersifat elastic, berbulu getar dan
bersel lender yang lebih panjang. Pada Chelotria (bangsa bulus) selaput lendirnya
mempunyai papilla.
3) Ventrikulus (lambung)
Lambung berbentuk kantung yang bila terisi makanan menjadi lebar. Pada
organ ini mempunyai muscular yang tebal dan berbentuk silindris. Bentuk dari
ventrikulus pada reptile disesuaikan dengan bentuk tubuhnya. Terdapat kelenjar
lendir dan ludah perut. Pada buaya ventriculus amat kuat dan berfungsi sebagai
pengunyah. Khusus pada ular, proses makanan pertama kali dicerna pada organ
ini.
4) Intestinum
Terdiri atas usus halus (Intestinum tenue) usus tebal (Intestinum crissum)
yang bermuara pada kloaka. Dalam usus halus terjadi proses penyerapan dan
sisanya menuju ke rectum, kemudian diteruskan ke kloaka untuk dibuang. Ukuran
usus disesuaikan dengan bentuk tubuhnya.

5) Kloaka
Lubang posterior yang berfungsi sebagai satu-satunya lubang untuk
saluran pencernaan dan urin.

16
Gambar 6. Proses Pencernaan Pada Reptil
(Sumber : www.academia.edu)
Proses pencernaan reptil: makanan masuk melalui mulut. Kemudian
makanan masuk ke kerongkongan dengan bantuan lendir, seterusnya makanan
masuk ke lambung. Di dalam lambung makanan dihancurkan, kemudian sari-sari
makanan diserap dalam usus halus masuk ke dalam usus besar kemudian
dikeluarkan melalui lubang kloaka.

d. Sistem Pencernaan Pada Aves (Unggas atau burung)

Gambar 7. Pencernaan Pada Burung


(Sumber: www.sribd.com)

17
Burung adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata)
yang memiliki bulu dan sayap. Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran
pencernaan dan kelenjar pencernaan. Makanan burung bervariasi berupa biji-
bijian, hewan kecil, dan buah-buahan.

1. Organ Sistem Pencernaan

1. Rongga mulut

Di dalam rongga mulut, pakan atau makanan dicampur dengan air ludah
dan enzim air ludah (Saliva).Air ludah ini berfungsi sebagai bahan lubrikasi, air
ludah juga berfungsi sebagai enzim dalam proses pencernaan secara enzimatis.
Komposisi air ludah didominasi oleh air yang mengandung 99,00 % air dan 1%
campuran mucin, mineral dan a-amilase. Amilase Saliva mencerna pati (amilum)
dan polisakarida sejenis serta dapat aktif hingga ujung oesophagus.

2. Tembolok (Crop)

Tembolok (crop) terdapat didalam tenggorokan bagian akhir,


Tenggorokan merupakan saluran penghubung antara rongga mulut dengan
lambung. Dibagian ini pakan tidak mengalami proses pencernaan apapun. Pakan
hanya melewati saluran ini saja. Pakan dapat lewat dan melalui bagian ini dengan
lancar karena 2 hal yaitu : peristiwa peristaltis dinding saluran oesophagus serta
gaya gravitasi bumi yang membantu menarik pakan masuk menuju organ
pencernaan berikutnya. Ketika pakan memasuki rongga mulut, pakan dapat masuk
ke tenggorokan dengan bantuan lidah kaku yang terdapat pada pangkal (bagian
belakang) rongga mulut tersebut.

Tembolok adalah pelebaran oesophagus (tenggorokan). Organ ini


merupakan tempat penampungan, penimbunan, pelunakan dan penyimpanan
pakan yang masuk untuk sementara waktu. Dibagian ini pakan yang dikumpulkan
ditampung dan ditimbun sebanyak mungkin dan selanjutnya mengalami proses
perendaman oleh pengaruh cairan yang disekresikan atau dikeluarkan oleh
dinding tembolok sehingga menjadi lebih lunak.

18
Pelunakan ini sangat penting untuk memudahkan proses pembongkaran
fisik pakan dan memudahkan enzim pencernaan melakukan penetrasi kedalam
pakan. Bagi burung, tembolok merupakan organ yang mengatur rasa lapar dan
kenyang. Kontrol ini pada burung diatur oleh 2 hal yaitu kontrol fisik dan kontrol
khemis. Secara fisik, burung akan merasa lapar bila tembolok kosong dan
sebaliknya jika penuh akan merasa kenyang. Secara khemis rasa lapar dipengaruhi
oleh kadar gula (glukosa) dalam darah. Apabila kadar glukosa darah turun hingga
dibawah ambang batas lapar, burung akan mulai merasa lapar, jika burung mulai
makan, kadar glukosa naik hingga mencapai ambang batas kenyang, burung akan
merasa nyaman dan menghentikan aktivitas makannya (karena merasa kenyang).

Pada pagi hari, tembolok burung kosong dan burung merasa lapar. Apabila
burung makan, pakan akan langsung dilewatkan dari oesophagus menuju
proventrikulus tanpa masuk tembolok terlebih dahulu. Apabila burung makan
terus, pakan yang antri dicerna akan tertahan dan transit terlebih dahulu
ditembolok. Apabila tembolok telah penuh, burung piaraan akan merasa kenyang
secara fisik. Burung akan segera berhenti makan meskipun sebenarnya kebutuhan
energinya belum terpenuhi. Apabila pakan yang dikonsumsi mengandung energi
tinggi maka apabila kebutuhan energinya telah terpenuhi, burung akan merasa
kenyang secara khemis. Burung akan segera berhenti makan meskipun
temboloknya belum penuh terisi pakan. (Staf Dosen,1990)

3. Lambung (Proventrikulus)

Lambung (Proventrikulus) yang asam karena pengaruh asam lambung


(HCI) akan menghentikan aktivitas enzim amilase saliva. Tingkat keasaman (pH)
pada organ ini berkisar pada 2,0 yang masuk dalam kriteria sangat asam.

Enzim yang aktif pada proventrikulus adalah pepsin dan renin. Selain
kedua enzim tersebut, diproventrikulus juga disekresikan cairan yang
mengandung air, garam an organik, pepsinogen dan lipase. Pepsinogen melakukan
pencernaan protein secara tidak langsung. Lipase lambung melakukan pencernaan

19
lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Di dalam proventrikulus tidak terjadi
pencernaan karbohidrat secara spesifik.(Thenawidjaja,1982)

4. Ampela (Gizzard)

Proses pelumatan pakan didalam gizzard dibantu oleh grit. Grit umumnya
berupa kerikil atau batu kecil, pecahan kaca, remukan kerang, dll. Grit ini
membantu gizzard dalam melumatkan pakan menjadi partikel - partikel lebih kecil
agar permukaan pakan lebih luas dalam menerima penetrasi enzim - enzim
pencernaan.

Proses pelumatan pakan ini sangat penting dalam proses pencernaan


pakan. Semakin banyak bagian pakan yang terkena penetrasi enzim pencernaan
maka semakin besar kesempatan nutrien dalam (ingesta) pakan tercerna menjadi
nutrien - nutrien yang siap diserap dan dipergunakan dalam proses metabolisme

5. Usus halus

Usus halus terdiri atas duodenum (usus 12 jari), jejunum dan ileum.
Duodenum merupakan tempat utama absorbsi nutrien pakan yang telah tercerna.
Absorbsi nutrien oleh duodenum ini dibantu oleh sekresi 4 cairan, yaitu cairan
duodenum, cairan empedu, cairan pankreas dan cairan usus. Fungsi usus adalah
melindungi dinding duodenum dari pengaruh suasana asam dari lambung
(proventrikulus).

Cairan (garam) empedu dihasilkan oleh hati, cairan ini mengandung asam
empedu dan zat warna empedu (K+ dan Na+) adalah mengemulsikan lemak,
mengaktifkan fungsi lipase pankreas serta menstabilkan emulsi dengan cara
menghidrolisis lemak (menjadi asam lemak dan glisero).

6. Usus besar

Didalam usus besar masih terdapat substansi pakan yang belum / tidak
tercerna dan tidak terabsorbsi oleh usus halus, seperti selulosa dan hemiselulosa.
Selulosa dan hemilulosa tidak terhidrolisis oleh enzim apapun yang dihasilkan
burung.

20
7. Sekum dan Kolon

Didalam sekum dan kolon terdapat kegiatan jasad renik, seperti bakteri
proteolitik dengan fungsi utama mencerna protein - protein yang belum tercerna
di usus halus seperti skatole, indole, fenol, asam - asam lemak, H2S, asam - asam
amino dll.

Selain pencernaan protein tahap kedua tersebut diatas, didalam sekum


juga terjadi proses hidrolisis selulosa dan hemiselulosa secara sangat terbatas.
Selain itu jasad renik yang terdapat pada sekum juga mensintesis vitamin B
(sebagian kecil diabsorbsi). Sintesis vitamin B ini seakan tidak terlalu penting lagi
karena setelah sekum tidak terdapat lagi organ yang secara signifikan
mengabsorbsi nutrien.

Gambar 8. Proses Pencernaan Pada Aves


(Sumber: www.sribd.com)
Pada prinsipnya sistem pencernaan burung dibagi menjadi 3 macam yaitu :

1. Sistem Pencernaan Secara Mekanis


Secara Mekanis dirongga mulut bahan pakan didorong secara mekanis
oleh lidah menuju kerongkongan (oesophagus) disini bahan pakan tersebut
menuju tembolok, selanjutnya didorong menuju empedal dan didalam empedal
(ampela) bahan makanan mengalami proses pengecilan partikel secara mekanis
agar luas permukaan serapannya menjadi lebih luas atau lebar dan enzim
pencernaan dapat melakukan penetrasi lebih dalam.

21
2. Sistem Pencernaan Secara Enzimatis
Kelenjar yang banyak didalam tubuh burung mempu mencerna pakan
secara enzimatis, di dalam rongga mulut bahan makanan dicerna oleh amilase
ptyalin untuk mengubah pati menjadi karbohidrat yang lebih sederhana. Di dalam
lambung, pakan yang dalam proses pencernaan (ingesta) diasamkan oleh
keberadaan asam khlorida (HCl) atau asam lambung. Asam ini sangat penting
untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin yang sangat dibutuhkan untuk
mencerna protein menjadi pepton (senyawa protein yang lebih sederhana)
sehingga dapat diserap oleh usus halus.

Kemudian ingesta didorong menuju usus halus yang terdiri dari 3 bagian
yaitu duodenum, jejunum dan illeum. Pada dinding doudenum ini terdapat
pangkreas yang menghasilkan beberapa enzim seperti amilase dan lipase. Amilase
untuk mencerna pati menjadi karbohidrat yang lebih sederhana. Lipase penting
untuk mencerna lemak menjadi asam lemak yang akan diserap oleh usus halus.
Kemudian mengalami absorbsi nutrien dalam usus halus, ingesta selanjutnya
didorong menuju usus besar dan disini sedikit mengalami absorbsi nutrien.

3. Sistem Pencernaan Secara Biologis


Secara biologis sistem pencernaan ini dilakukan oleh mikroba sehingga
proses pencernaan ini kemudian disebut pencernaan secara mikro-biologis. Proses
pencernaan secara mikro-biologis terjadi ketika ingesta tertahan didalam usus
besar, seperti sekum dan usus besar. Pada Unggas khususnya ayam, guna
meningkatkan efektifitas pencernaan secara biologis ini maka pada saat sekarang
dikembangkan berbagai macam produk probiotik maupun prebiotik (pakan
mikroba) yang tujuannya untuk memperbanyak jumlah mikroorganisme yang
menguntungkan didalam saluran pencernaan. Mikroba ini sekaligus mendesak
keberadaan mikroba patogen yang dapat merugikan derajat kesehatan unggas.
Namun tampaknya pada burung hal ini belum terlalu berkembang.

22
2. Saluran Pencernaan Aves:
Esophagus  crop  stomach regions (proventriculus gizzard  small
intestines (2 regions)  large intestine (short)  cloaca
e. Sistem Pencernaan Pada Mammalia
Sistem pencernaan pada hewan mamalia pada umumnya sama dengan
manusia kecuali pada susunan dan bentuk gigi serta struktur lambung, khususnya
pada hewan pemamah biak dan hewan karnivora. Pada hewan tingkat tinggi,
makanan dicerna dalam saluran khusus yang pada umumnya sudah berkembang
dengan baik. Jadi, pencernaan makanan pada hewan ini berlangsung di dalam
organ gastrointestinal (secara ekstraseluler). Sistem gastrointestinal tersusun atas
berbagai organ yag secara fungsional dapat dibedakan menjadi empat bagian,
yaitu daerah penerimaan makanan, daerah penyimpanan, daerah pencernaan dan
penyerapan nutrien, serta daerah penyerapan air dan ekskresi. (Tenzer,2003)
a. Daerah Penerimaan
Daerah untuk menerima makanan adalah mulut. Mulut biasanya dilengkapi
dengan gigi dan kelenjar ludah, yang membantu proses mengunyah dan menelan
makanan. Dalam ludah terkandung berbagai substansi seperti amilase (enzim
pencerna karbohidrat pada beberapa mamalia), toksin (pada ular berbisa), dan
antikoagulan (pada insekta pengisap darah). Esofagus juga dikelompokkan
sebagai daerah penerimaan makanan. Organ ini bertugas membawa makanan dari
mulut ke lambung dengan gerakan peristaltik.
b. Daerah Penyimpanan
Daerah penyimpanan makanan terdiri atas empedal (gizzard) dan lambung.
Organ tersebut merupakan pelebaran saluran gastrointestinal pada bagian depan,
yang memiliki fungsi utama sebagai penyimpan makanan. Sebagai proses
pencernaan makanan sudah terjadi di bagian ini.
Empedal merupakan kantong berotot yang berperan dalam pencernaan
mekanik. Organ ini dapat ditemukan pada vertebrata maupun invertebrata. Pada
artropoda, empedal dapat menggerus dan menyaring makanan yang berukuran
tertentu. Sementara, partikel makanan yang ukurannya melebihi ukuran
“saringan” akan tetap dipertahankan di dalam empedal, tidak akan diangkut ke

23
organ berikutnya. Empedal akan terus mencernanya secara mekanik dan
mengubahnya menjadi partikel partikel kecil yang mudah disaring. Pada burung,
pencernaan makanan secara mekanik yang terjadi di empedal dilakukan oleh
kontraksi otot empedal, dibantu oleh kerikil yang ditelannya.
Lambung berfungsi sebagai tempat menyimpan khim, yaitu makanan yang
telah dicerna sebagian. Lambung akan meloloskan khim ke usus (duodenum)
dengan jeda waktu tertentu. Lambung juga berfungsi untuk mencerna protein
dengan menyeksresikan enzim protease (zimogen) dan asam lambung. Asam
lambung menyebabkan kondisi lambung vertebrata menjadi asam, dengan pH
sekitar 1-2. Kondisi ini sangat penting untuk mengaktifkan enzim protease yang
disimpan dan dikeluarkan oleh sel lambung dalam bentuk belum aktif.
Pada sejumlah herbivora, misalnya lembu dan domba, lambung telah
dikhususkan untuk mencerna selulosa. Pada hewan ini, lambung memiliki
beberapa ruang. Hewan seperti itu dikenal dengan nama ruminansia. Dalam
mencerna selulosa, ruminansia bersimbiosis dengan bakteri dan protozoa yang
hidup pada rumen dan retikulum di lambungnya.
Selama makan, ruminansia mengunyah rerumputan dan bebijian secara
singkat, lalu menelannya hingga makanan masuk ke rumen. Dalam rumen terjadi
pencernaan makanan secara biologis oleh adanya aksi bakteri. Selanjutnya,
makananakan diteruskan ke retikulum yang akan mengubah bahan makanan
tersebut menjadi gumpalan/bongkahan (cud) yang siap dimuntahkan lagi untuk
dikunyah kedua kalinya. Setelah dikunyah untuk kedua kalinya, makanan ditelan
lagi. Pada tahapan ini, makanan langsung masuk ke dalam omasum tanpa melalui
rumen dan retikulum.
c. Daerah Pencernaan dan Penyerapan
Proses pencernaan secara lebih sempurna dan penyerapan sari makanan
berlangsung di dalam usus. Bahan makanan (karbohidrat, lipid, dan protein)
dicerna lebih lanjut dengan bantuan enzim dan diubah menjadi berbagai
komponen penyusunnya agar dapat diserap dan digunakan secara optimal oleh
hewan. Secara garis besar, enzim pencernaan pada hewan dapat dikelompokkan
menjadi tiga yaitu enzim pemecah karbohidrat, pemecah lemak, dan pemecah

24
protein. Apabila proses pencernaan telah mencapai maksimal, bahan makanan
berubah untuk menjadi bahan sederhana yang siap diserap. Perlu diingat bahwa di
usus juga terdapat berbagai nutrien lain yang diperlukan hewan, seperti vitamin
dan mineral.
1. Organ saluran pencernaan
1) Gigi

Gambar 9. Gigi pada mammalia bersifat thekodont dan diphyodont


(Sumber: www.beritaartis.id)
 Gigi seri (dens incisivus) disingkat dengan I untuk dewasa dan id untuk gigi
anak. Bentuk seperti tatah dan berguna untuk memotong.

 Gigi taring (dens caninus) disingkat C atau cd bagi anak-anak. Berbentuk


kerucut yang berguna untuk merobek dan menerkam mangsa.

 Geraham muka (pre molare) disingkat P. Besar, gemuk, dan mempunyai


bidang pengunyah untuk menggilas makanannya.

 Geraham sejati (molare) disingkat M atau md. Digunakan untuk mengunyah


dan menggilas makanannya.

25
Terdapat 3 macam geraham :
1. Seccodont: tajam dan mempunyai tepi-tepi yang tajam pula, terdapat pada
karnivora.

Gambar 10. Gigi Seccodont


2. Bunodont: geraham yang konis tumpul, dimilki oleh omnivore.

Gambar 11. Gigi Bunodont


3. Lophodont: bidang atas berupa parit-parit yang tajam, terdapat pada herbivore.
(Chaerl. 2005: 165)

Gambar 12. Gigi Lophodont

26
 Perbedaan gigi mamalia

Gambar 13. Perbandingan gigi pada mamalia


(Sumber www.Generasibiologi.com)
Sifat makanan mamalia :
 Binatang pemakan serangga. Gigi dan geraham tajam, rahang bawah bergerak
atas ke bawah.
 Binatang buas. Incisivus tajam, caninus besar untuk merobek mangsa, geraham
seccodont untuk mengunyah daging. Rahang atas lebih besar daripada rahang
bawah.
 Binatang pengerat. Mempunyai dua gigi pemotong yang bagian mukanya
tajam. Email gigi hanya terdapat pada bagian muka gigi saja, sehingga gigi
pemotong bersifat dapat tumbuh terus.

27
Misalnya pada:

 Jenis anjing laut. Gigi tumbuh kearah belakang yang berguna untuk
menghalangi lepasnya mangsa, untuk menangkap dan merobek tetapi tidak
dipakai untuk mengunyah. Gerahamnya tajam dan runcing.

 Pemamah biak. Gigi muka hanya terdapat pada rahang bawah saja dan
digunakan untuk memontong rumput. Geraham mempunyai bidang pengunyah
bergaris-garis tajam.

 Gajah. Gigi pemotong berubah menjadi alat pembela diri (gading). Pada hewan
herbivor, di antara gigi taring dan geraham depan ada ruang yang tidak ditumbuhi
dinding. Ruang ini disebut diastema. Gigi hewan herbivor selalu tumbuh dan gigi yang
tanggal akan digantikan. tidak mempunyai gigi seri bagian atas dan gigi taring,
tetapi memiliki gigi geraham lebih banyak dibandingkan dengan manusia
sesuai dengan fungsinya untuk mengunyah makanan berserat, yaitu penyusun
dinding sel tumbuhan yang terdiri atas 50% selulosa.

2) Lidah

Gambar 14. Lidah


Sumber: www.scribd.com

28
Lidah (lingua) pada mammalian sangat leluasa untuk digerakan karena
berupa daging tebal. Lidah tersebut berfungsi sebagai alat pengambil makanan,
penelan, pengecap, pembantu alat suara dan sebagai alat rias. Pada kucing
lidahnya dilapisi zat tanduk sehingga kasar seperti parut. Lidah terdiri dari otot
serat lintang dan dilapisi oleh selaput lendir, kerja otot lidah ini dapat digerakkan
keseluruh arah. Lidah dibagi atas 3 bagian yaitu : Radiks lingua : Pangkal lidah,
Dorsum lingua : Punggung lidah, Apeks lingua : Ujung lidah.
Pada pangkal lidah yang belakang terdapat epiglotis yang berfungsi untuk
menutup jalan nafas pada waktu kita menelan makanan, supaya makanan jangan
masuk ke jalan nafas. Punggung lidah (dorsum lingua) terdapat puting-puting
pengecap atau ujung saraf pengecap. Frenulum lingua merupakan selaput lendir
yang terdapat pada bagian bawah kira-kira ditengah-tengah jika lidah digerakkan
ke atas nampak selaput lendir.
3) Faring
Merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan
kerongkongan (esofagus) di dalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu
kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung limfosit dan merupakan
pertahanan terhadap infeksi. Disini terletak persimpangan antara jalan nafas dan
jalan makanan, letaknya di belakang rongga mulut dan rongga hidung, di depan
ruas tulang belakang. Pada pangkal faring terdapat katup pernapasan yang disebut
epiglottis. Epiglotis berfungsi untuk menutup ujung saluran pernapasan (laring)
agar makanan tidak masuk ke saluran pernapasan. Ke atas bagian depan
berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang bernama koana.
Tekak terdiri dari; bagian superior, bagian media dan bagian inferior.
Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang
menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga. Bagian media disebut
orofaring, bagian ini berbatas kedepan sampai diakar lidah bagian inferior disebut
laring gofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring.

29
Gambar 14. Letak faring
4) Oesophagus
Merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung,
panjangnya sekitar 25 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak di bawah
lambung. Lapisan dinding dari dalam ke luar yaitu lapisan selaput lender
(mukosa), lapisan sub mukosa, lapisan otot melingkar sirkuler dan lapisan otot
memanjang longitudinal. Osofagus terletak di belakang trakea dan di depan tulang
punggung setelah melalui toraks menembus diafragma masuk ke dalam abdomen
menyambung dengan lambung. Kerongkongan berfungsi sebagai jalan makanan
yang telah di kunyah menuju lambung.Jadi, pada kerongkongan tidak terjadi
proses pencernaan. Otot kerongkongan dapat berkontraksi secara bergelombang
sehingga dapat mendorong makanan masuk ke dalam lambung, gerak
kerongkongan ini di sebut gerak peristalis. 
Gerak peristalis merupakan gerak kembang kempis kerongkongan untuk
mendorong makanan ke dalam lambung. Makanan di dalam kerongkongan hanya
sekitar enam detik.

30
Gambar 15. Esophagus
5) Ventrikulus/ Lambung
Lambungnya berbentuk U, terdapat kelenjar ludah perut yang
menghasilkan ludah perut yang terdiri dari: hydrogen chloride, mempunyai arti
penting untuk menggiatkan kerja pepsin dengan memberi suasana asam,
menggiatkan kerja usus, hati dan pancreas, serta sebagai desinfektor.
Lambung terletak disebelah kiri rongga perut. Lambung dapat menampung
makanan 1 liter hingga mencapai 2 liter.  Lambung terdiri dari 3 bagian yaitu
bagian atas (kardiak), bagian tengah yang membulat (fundus), dan bagian bawah
(pilorus). Kardiak berdekatan dengan hati dan berhubungan dengan
kerongkongan. Pilorus berhubungan langsung dengan usus dua belas jari. Di
bagian ujung kardiak dan pilorus terdapat sfingter yang mengatur masuk dan
keluarnya makanan ke dalam dari lambung.
Dinding lambung terdiri dari otot polos yang tersusun melingkar,
memanjang, dan menyerong. Otot-otot tersebut menyebabkan lambung
berkontraksi. Akibatnya kontraksi otot lambung, makanan teraduk dengan baik
sehingga akan bercampur merata dengan getah lambung. Hal ini menyebabkan
makanan didalam lambung berbentuk seperti bubur. Dinding lambung
mengandung sel-sel kelenjar yang berfungsi sebagai kelenjar pencernaan yang
menghasilkan getah lambung. Getah lambung mengandung air lender  ( musin ),
asam lambung, enzim renin, dan enzim pepsinogen. Getah lambung bersifat asam

31
karena banyak mengandung asam lambung. Di dalam lambung terjadi pencernaan
kimiawi karena dibantu oleh senyawa kimia yang dihasilkan lambung.
 Asam HCl, mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai disinfektan,
serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin pada usus
halus
 Lipase, memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase yang
dihasilkan sangat sedikit
 Renin, mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya
dimiliki oleh bayi.
 Mukus, melindungi dinding lambung dari kerusakan akibat asam HCl.

Gambar 15. Lambung (Gaster)

Otot lambung berkontraksi mengaduk-aduk bolus, memecahnya secara


mekanis, dan mencampurnya dengan getah lambung. Getah lambung mengandung
HCl, enzim pepsin, dan renin. HCl berfungsi untuk membunuh kuman-kuman
yang masuk berasama bolus akan mengaktifkan enzim pepsin. Pepsin berfungsi
untuk mengubah protein menjadi peptone. Renin berfungsi untuk menggumpalkan
protein susu. Setelah melaluipencernaan kimiawi di dalam lambung, bolus
menjadi bahan kekuningan yang disebut kim atau kimus. Kimus akan masuk
sedikit demi sedikit ke dalam usus halus.
Terdapat perbedaan lambung antara mamalia biasa dengan ruminansia
misalnya sapi, yakni : lambung pada sapi sangat besar, diperkirakan sekitar 3/4
dart isi rongga perut

32
Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan
sementara yang akan dimamah kembali. Selain itu, pada lambung juga terjadi
proses pembusukan dan peragian.

Lambung ruminansia terdiri atas 4 bagian, yaitu rumen, retikulum,


omasum, dan abomasum dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan
makanan alamiahnya. Kapasitas rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7-8%, dan
abomasum 7-8%. Pembagian ini terlihat dari bentuk gentingan pada saat otot
sfinkter berkontraksi. Makanan dari kerongkongan akan masuk rumen yang
berfungsi sebagai gudang sementara bagi makanan yang tertelan. Di rumen terjadi
pencernaan protein, polisakarida, dan fermentasi selulosa oleh enzim selulase
yang dihasilkan oleh bakteri dan jenis protozoa tertentu. Dari rumen, makanan
akan diteruskan ke retikulum dan di tempat ini makanan akan dibentuk menjadi
gumpalan-gumpalan yang masih kasar (disebut bolus). Bolus akan dimuntahkan
kembali ke mulut untuk dimamah kedua kali. Dari mulut makanan akan ditelan
kembali untuk diteruskan ke ornasum. Pada omasum terdapat kelenjar yang
memproduksi enzim yang akan bercampur dengan bolus.
Akhirnya bolus akan diteruskan ke abomasum, yaitu perut yang
sebenarnya dan di tempat ini masih terjadi proses pencernaan bolus secara
kimiawi oleh enzim. Hewan seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai
struktur lambung seperti pada sapi untuk fermentasi seluIosa. Proses fermentasi
atau pembusukan yang dilaksanakan oleh bakteri terjadi pada sekum yang banyak
mengandung bakteri. Enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri ini tidak hanya

33
berfungsi untuk mencerna selulosa menjadi asam lemak, tetapi juga dapat
menghasilkan bio gas yang berupa CH4 yang dapat digunakan sebagai sumber
energi alternatif. Proses fermentasi pada sekum tidak seefektif fermentasi yang
terjadi di lambung. Akibatnya kotoran kuda, kelinci, dan marmut lebih kasar
karena proses pencernaan selulosa hanya terjadi satu kali, yakni pada sekum.
Sedangkan pada sapi proses pencernaan terjadi dua kali, yakni pada lambung dan
sekum yang kedua-duanya dilakukan oleh bakteri dan protozoa tertentu. Pada
kelinci dan marmut, kotoran yang telah keluar tubuh seringkali dimakan kembali.
Kotoran yang belum tercerna tadi masih mengandung banyak zat makanan, yang
akan dicernakan lagi oleh kelinci.
6) Intestinum
Senyawa yang dihasilkan oleh usus halus adalah :
 Disakaridase Menguraikan disakarida menjadi monosakarida
 Erepsinogen Erepsin yang belum aktif yang akan diubah menjadi erepsin.
Erepsin mengubah pepton menjadi asam amino.
 Hormon Sekretin Merangsang kelenjar pancreas mengeluarkan senyawa kimia
yang dihasilkan ke usus halus
 Hormon CCK (Kolesistokinin) Merangsang hati untuk mengeluarkan cairan
empedu ke dalam usus halus.
Pencernaan makanan secara kimiawi pada usus halus terjadi pada suasana
basa. Prosesnya sebagai berikut:
1) Makanan yang berasal dari lambung dan bersuasana asam akan dinetralkan
oleh bikarbonat dari pancreas.
2) Makanan yang kini berada di usus halus kemudian dicerna sesuai kandungan
zatnya. Makanan dari kelompok karbohidrat akan dicerna oleh amylase
pancreas menjadi disakarida. Disakarida kemudian diuraikan oleh disakaridase
menjadi monosakarida, yaitu glukosa. Glukosa hasil pencernaan kemudian
diserap usus halus, dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.
3) Makanan dari kelompok protein setelah dilambung dicerna menjadi pepton,
maka pepton akan diuraikan oleh enzim tripsin, kimotripsin, dan erepsin

34
menjadi asam amino. Asam amino kemudian diserap usus dan diedarkan ke
seluruh tubuh oleh peredaran darah.
4) Makanan dari kelompok lemak, pertama-tama akan dilarutkan (diemulsifikasi)
oleh cairan empedu yang dihasilkan hati menjadi butiran-butiran lemak
(droplet lemak). Droplet lemak kemudian diuraikan oleh enzim lipase menjadi
asam lemak dan gliserol. Asam lemak dan gliserol kemudian diserap usus dan
diedarkan menuju jantung oleh pembuluh limfe.
 Intestinum pada mamalia dibagi menjadi dua yaitu :
a. Intestinum tenue
Terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum. Memiliki panjang kurang lebih
6 meter dan merupakan bagian terpanjang dari saluran pancernaan. Sebagian
besar proses pencernaanenzimatis dari makromolekul makanan dan penyerapan
nutrisi terjadi dalam duodenum. Sementara dua bagian lain lebih berperan
dalam proses penyerapan nutrisi dan air. Pada hewan ruminansia. misalnya sapi
bagian intestinumnya sangat panjang, usus halusnya bisa mencapai 40 meter.
Hal itu dipengaruhi oleh makanannya yang sebagian besar terdiri dari serat
(selulosa).

Gambar 16. Intestinum tenue


(Sumber: www.generasibiologi.com)
b. Intestinum crassum
Lapisan-lapisan usus besar dari dalam ke luar yaitu selaput lendir,
lapisan otot melingkar, lapisan otot memanjang dan jaringan ikat. Fungsi
usus besar, terdiri dari:

 Menyerap air dan makanan.

35
 Tempat tinggal bakteri E.coli.
 Tempat feses.
Sedangkan, bagian usus besar terdiri dari :
- Kolon Ascendens (bagian yang menaik)
- Kolon Transversum (bagian yang mendatar)
- Kolon Descendens (bagian yang menurun)
- Kolon Sigmoid
- Appendiks
Makanan yang tidak dicerna diusus halus, misalnya selulosa bersama
dengan lendir akan menuju ke usus besar menjadi feses. Bahan makanan yang
sampai pada usus besar dapat dikatakan sebagai bahan sisa. Sisa tersebut terdiri
atas sejumlah besar air dan bahan makanan yang tidakdapat tercerna, misalnya
selulosa. Usus besar berfungsi mengatur kadar air pada sisa makanan. Bil kadar
iar pada sisa makanan terlalu banyak, maka dinding usus besar akan menyerap
kelebihan air tersebut. Sebaliknya bila sisa makanan kekurangan air, maka
dinding usus besar akan mengeluarkan air dan mengirimnya ke sisa makanan. Di
dalam usus besar terdapat banyak sekali mikroorganisme yang membantu
membusukkan sisa-sisa makanan tersebut. Sisa makanan yang tidak terpakai oleh
tubuh beserta gas-gas yang berbau disebut tinja (feses) dan dikeluarkan melalui
anus.
Dalam usus besar juga terdapat bakteri Escherichia coli. Bakteri ini
membantu dalam proses pembusukan sisa makanan. Bakteri e.coli juga
menghasilkan vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan
darah. Selain itu juga membantu penyerapan zat-zat gizi.

36
Gambar 17. Usus Besar

7) Rektum / Anus
Sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid)
dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara
feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih
tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk
ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB).
Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum
akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan
defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke
usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak
terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.

Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah


keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan
sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot
sphinkter. Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2 yaitu otot polos dan otot
lurik.

37
Gambar 18. Anus
(Sumber: www.pendidikanbiologi.com)
C. Kelenjar-kelenjar Pencernaan Vertebrata
a. Kelenjar Ludah

Kelenjar liur atau kelenjar ludah pada mamalia adalah kelenjar eksokrin,
yaitu kelenjar yang mempunyai saluran sendiri, yang memproduksi air liur.
Kelenjar ini juga menyekresi amilase, enzim yang memecah karbohidrat menjadi
maltosa. Pada organisme lain seperti serangga, kelenjar ini sering digunakan
untuk memproduksi protein yang penting secara biologis, seperti sutra atau lem.
Kelenjar ludah pada mammalia terdapat 3 pasang, yakni glandula parotis,
glandula sub mandibularis dan glandula sub lingualis. Kelenjar-kelenjar tersebut
menghasilkan saliva yang sebagian besar air yang mengandung garam-garam
anorganik, zat-zat organic dan enzym.
Kelenjar ludah merupakan kelenjar yang mempunyai duktus yang bernama
duktus wartoni dan duktus stensoni. Kelenjar ludah ini ada 2 yakni:
 Kelenjar ludah bawah rahang (kelenjar submaksilaris), yang terdapat di bawah
tulang rahang atas pada bagian tengah.
 Kelenjar ludah bawah lidah (kelenjar sublingualis) yang terdapat di sebelah
depan di bawah lidah.
Di bawah kelenjar ludah bawah rahang dan kelenjar ludah bawah lidah di
antara lipatan bawah lidah bagian bawah dari lidah disebut korunkula sub
lingualis serta hasil sekresinya berupa kelenjar ludah (saliva). Kelenjar ludah

38
menghasilkan ludah atau air liur (saliva). Kelenjar ludah dalam rongga mulut ada
3 buah, yaitu:
 Kelenjar parotis, terletak di bawah telinga
 Kelenjar submandibularis, terletak di rahang bawah
 Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah.

Gambar 19. Bagian Mulut dan Kelenjar Mulut


(Sumber: www.sribd.com)
Ludah berfungsi untuk memudahkan penelanan makanan. Selain itu, lidah
juga melindungi selaput mulut terhadap panas, dingin, asam, dan basah. Di dalam
ludah terdapat enzim ptialin (amilase). Enzim ptialin berfungsi mengubah
makanan dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat (amilum) menjadi gula
sederhana (maltosa). Maltosa mudah di cerna oleh organ pencernaan selanjutnya.
Enzim ptialin bekerja dengan baik pada pH antara 6,8-7 dan suhu 37 oC.
Pencernaan yang dibantu oleh enzim disebut pencernaan kimiawi.

b. Hati (Hepar)

Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam tubuh vertebrata dan
memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan.
Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa
fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan
penetralan obat. Hepar (hati) merupakan kelenjar yang berukuran besar,
berwarna merah kecoklatan yang tersusun oleh sel-sel hati atau hepatosit. Organ
ini terletak dibagian depan rongga badan dan mengelilingi usus. (Milton. 1918)

39
Istilah medis yang bersangkutan dengan hati biasanya dimulai dalam
hepat- atau hepatik dari kata Yunani untuk hati, hepar. Zat-zat gizi dari makanan
diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah yang kecil-kecil
(kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan
vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta.
Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah
yang masuk diolah. Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi,
setelah darah diperkaya dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke  dalam sirkulasi
umum. Hepar pada retil terdapat dua lobus, yaitu lobus dexter dan lobus sinister.
Pada hepar ini menghasil empedu. Hati pada ular panjang dan sempit, tidak
berlobus dan mempunyai cystic atau kantong empedu. Pada penyu berlobus dua
dan berbentuk lebar. Pada pisces terdiri dari 3 lobus, yaitu lobus dorsal, lobus
dexter dan lobus sinister.

Hati dan kandung empedu berkembang dari satu atau (biasanya) dua
divertikulum hepatik sentral dari saluran usus tepat di posterior ke lambung.
Dengan sedikit pengecualian (burung), divertikulum yang lebih posterior
membentuk kantung empedu, dan divertikulum anterior (yang mungkin agak
berpasangan dengan ikan) bercabang dan berkembang menjadi hati. Namun,
jaringan hati mungkin juga berasal dari jaringan yang berdekatan dan bermigrasi
ke usus, dalam hal ini jaringan sekretorius akan berasal dari mesodermal dan juga
dari asal. (Milton, 1918)

Hati dan Kantung Empedu. Hati vertebrata unik untuk subfilum dan
sedikit bervariasi di antara kelas-kelas. Ini adalah organ tubuh terbesar. Fungsi
hati banyak dan beragam, diantaranya sebagai gudang penyimpanan untuk
karbohidrat dan (terutama pada cyclostome dan ikan) untuk lemak, mengubah
protein menjadi karbohidrat atau lemak dengan pelepasan limbah nitrogen yang
diangkut ke insang atau ginjal untuk eliminasi, menguraikan banyak kuning telur
yang ditransfer tubuh ibu ke telur yang tumbuh. Hati embrionik (juga organ ikan
dewasa) menghasilkan sel darah, dan hati orang dewasa membuang sel darah
merah "lama" dari aliran darah. Berbagai racun bisa dikeluarkan dari darah oleh

40
hati, dan zat-zat yang diperlukan untuk pembekuan dilepaskan. Beberapa vitamin
diproduksi atau disimpan. Akhirnya, fungsi yang menghubungkan hati dengan
empedu pencernaan disekresikan ke dalam sistem duktus dan dikirim ke
duodenum di mana ia mengemulsi lemak, sehingga membuatnya dapat dicerna
oleh enzim pankreas.

c. Pangkreas

Pankreas adalah organ berwarna pucat yang terletak berdekatan dengan


duodenum. Ini hanya ditemukan pada vertebrata, dan semua vertebrata memiliki
pankreas. Itu selalu merupakan organ majemuk yang memiliki fungsi eksokrin
(mensekresi ke dalam saluran) dan en-docrine (mengeluarkan ke dalam darah).
Sekitar setengah lusin enzim hadir dalam jus pankreas. Ini mampu mencerna
hampir semua bahan makanan. Sekresi endokrin, insulin dan glukagon, sangat
penting untuk mengontrol metabolisme karbohidrat antara. Pankreas berasal dari
agregasi sel di dinding foregut embrionik setinggi divertikula hati. Ini
membentuk divertikulum pankreas punggung dan sepasang divertikula venus.
Pertumbuhan menyatukan divertikula bercabang bersama dan mereka
berkontribusi dalam berbagai kombinasi pada organ dewasa; turunan ventral
ditekankan dalam amfibi dan reptil, sedangkan satu atau keduanya dapat merosot
pada ikan. Divertikulum ventral kiri cenderung mengalami degenerasi pada
mamalia. Divertikulum punggung berkontribusi pada jaringan eksokrin dan
tampaknya semua jaringan endokrin. Jelas dari ontogeni yang rumit ini mengapa
pankreas mungkin memiliki satu, dua, atau tiga saluran dengan individu yang
cukup banyak serta variasi sistematis. (Milton, 1918)

Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi
utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting
seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat
dengan duodenum (usus dua belas jari). Pankreas terdiri dari 2 jaringan dasar
yaitu :

 Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan

41
 Pulau langerhans, menghasilkan hormon

Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan


melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan
mencerna protein, karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke
dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk
inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan.
Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi
melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.

Selain itu, senyawa kimia yang dihasilkan kelenjar pankreas adalah :


 Bikarbonat : Menetralkan suasana asam dari makanan yang berasal dari
lambung.
 Enterokinase: Mengaktifkan erepsinogen menjadi erepsin serta mengaktifkan
tripsinogen menjadi tripsin. Tripsin mengubah pepton menjadi asam amino.
 Amilase : Mengubah amilum menjadi disakarida.
 Lipase : Mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
 Tripsinogen: Tripsin yang belum aktif.
 Kimotripsin: Mengubah peptone menjadi asam amino.
 Nuklease : Menguraikan nukleotida menjadi nukleosida dan gugus pospat.

42
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

Sistem Pencernaan Pisces. Mulai dari muka ke belakang, saluran pencernaan


tersebut terdiri dari mulut, rongga mulut, farings, esofagus, lambung, pilorus,
usus, rektum dan anus. .
Sistem Pencernaan Pada Amfhibi. Saluran pencernaan pada amphibi terdiri atas
mulut, kerongkongan (esophagus), lambung (ventrikulus), usus (intestinum), dan
kloaka.

43
Sistem Pencernaan Reptil. Saluran pencernaannya terdiri dari mulut,
kerongkongan, lambung, usus dan kloaka.Dan kelenjar pencernaannya terdiri atas
kelenjar ludah,pancreas dan hati.
Sistem Pencernaan Aves (Unggas atau burung). Saluran pencernaan pada
burung terdiri atas, rongga mulut, tembolok (Crop) yang merupakan saluran
penghubung antara rongga mulut dengan lambung, lambung (Proventrikulus),
ampela (Gizzard), usus halus terdiri atas duodenum (usus 12 jari), jejunum dan
ileum, usus besar, sekum dan kolon.

Sistem Pencernaan Pada Mamalia. Terdiri atas mulut, faring, lambung, usus
halus, usus besar, dan akan berakhir di anus.

Kelenjar pencernaan pada semua vertebrata ada 3, yaitu Kelenjar Ludah, Hati
(Hepar) dan Pangkreas.

DAFTAR PUSTAKA

Chaerl,Ahmad,dkk.2005.Struktur Hewan. Jakarta: Universitas Terbuka.


Gartner, leslie P. 1943. Color Atlas And Text of HISTOLOGI seventh edition.
Philadelphia: Woltes Kluwer.
Hildebrand, Milton. 1918. Analysis of Vertebrata Structure. New York: John and
Sons, Inc
Tenzer, Amy, Umie Lestari, Nursasi Handayani, Abdul Gofur, Masjhudi, Sofia
Ery Rahayu, Nuning Wulandari, Siti Imroatul Maslikah. 2014. Hand Out
Struktur Perkembangan Hewan I (NBIO606). Malang: Universitas Negeri
Malang.
Tenzer, Amy. Titi Judani, Nursasi Handayani, Umie Lestari, Abdul Gpfur. 2003.
Hand Out Struktur Hewan II. Malang : Universitas Negeri Malang.

44
Ville, A. Claude, Warren F. Walker, Robert D. Barnes. 1999. Zoologi Umum
(terjemahan). Jakarta: Erlangga.

45

Anda mungkin juga menyukai