Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN MINI RISET

PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN


STRUKTUR ORGAN PENCERNAAN PADA HEWAN
VERTEBRATA

OLEH :
M. KHAIRUL AZMI
4173341060
BIOLOGI DIK D 2017

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN|
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga Mini Riset
tentang “Sistem Pencernaan pada Pisces, Amphibia, Reptilia, Aves dan Mammalia”
dapat terselesaikan tepat waktu. Mini riset ini merupakan tugas dari Mata Kuliah
Struktur Perkembengan Hewan, yang mana dengan tugas ini mahasiswa dapat
mengetahui lebih jauh dari materi yang diberikan oleh dosen.

Dengan harapan tugas ini dapat bermanfaat, maka penulis mengucapkan


terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan tugas ini. Akhir
kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam menyelesaikantugas kami ini.saran dan kritik yang membangun dengan terbuka
kami terima untuk meningkatkan kualitas tugas mini riset ini.

Medan , 20 Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1    Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2    Rumusan Masalah..........................................................................................................1
1.3    Tujuan............................................................................................................................2
1.4 Manfaat..........................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................................3
2. 1 Tinjauan Teori................................................................................................................3
BAB III METODE PENELITIAN..........................................................................................6
3.1 Waktu Dan tempat..........................................................................................................6
3.2 Alat dan Bahan...............................................................................................................6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................................10
4.1 Hasil Pengamatan.........................................................................................................10
4.2 Pembahasan..................................................................................................................11
BAB V KESIMPULAN........................................................................................................14
5.1 Kesimpulan...................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................15
LAMPIRAN..........................................................................................................................16

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

            Hewan adalah makhluk hidup yang dapat bergerak dan melakukan kegiatan
hidup tetapi tidak mampu berfikir (kamus pintar biologi, Tim perkamusan ilmiah citra
wahana). Untuk melakukan kegiatan hewan juga butuh asupan makanan, dan secara
tidak langsung hewan juga mengalami proses pencernaan makanan. Pada pembahasan
ini akan dibahas tentang hewan vertebrata yang merupakan makhluk hidup tingkat
tinggi. Pada makhluk hidup tingkat tinggi, terjadi proses pemecahan makanan berbeda-
beda. Untuk makhluk hidup tingkat rendah, proses pemecahan makanan terjadi di
dalam sel sebaliknya pada makhluk hidup tingkat tinggi proses pemecahan makanan
terjadi di luar sel. Hal ini dimungkinkan dengan adanya system pencernaan yang
tersusun oleh saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.

            Fungsi utama system pencernaan makanan adalah untuk menyederhanakan atau


memproses suatu bahan-bahan makanan yang berguna, sehingga dapat di manfaatkan
bagi tubuh. Bila di tinjau dari prosesnya maka system pencernaan meliputi organ yang
berhubungan dengan pengambilan makanan, mekanismenya dan penyediaan zat-zat
makanan serta pengeluaran sisa-sisa hasil pencernaan keluar dari tubuh.

            System pencernaan makanan dibangun oleh saluran-saluran yang sangat


muskuler, dimulai dari rongga mulut sampai ke anus, yang terdiri dari rongga mulut,
faring, osefagus, lambung, usus halus, usus kasar, dan usus buntu yang tumbuh
rudimenter.

1.2    Rumusan Masalah 

1. Bagaimanakah sistem pencernaan pada Pisces ?


2. Bagaimanakah sistem pencernaan pada Amfibi ?
3. Bagaimanakah sistem pencernaan pada Reptil ?
4. Bagaimanakah sistem pencernaan pada Aves ?
5. Bagaimanakah sistem pencernaan pada mamalia ?

1
2
1.3    Tujuan
1. Untuk mengetahui sistem pencernaan pada Pisces

2. Untuk mengetahui sistem pencernaan pada Amfibi

3. Untuk mengetahui sistem pencernaan pada Reptil

4. Untuk mengetahui sistem pencernaan pada Aves

5. Untuk mengetahui sistem pencernaaan pada Mamalia

1.4 Manfaat

Manfaat dari tugas mini riset ini adalah sebagai penambah pengetahuan tentang
organ-organ sistem pencernaan pada hewan vertebrata serta sebagai pemenuhan
tuntutan salah satu dari 6 tugas KKNI yang harus dikerjakan.

3
BAB II TINJAUAN TEORI

2. 1 Tinjauan Teori

Pada hewan vertebrata terbagi atas 5 kelas yaitu Pisces, Amfibi, Reptil, Aves, dan
Mamalia yang mempunyai sistem pencernaannnya masing-masing. Proses pencernaan
makanan sangat penting sebelum makanan diabsorbsi atau diserap oleh dinding saluran
pencernaan. Zat-zat makanan tidak dapat diserap dalam bentuk alami dan tidak berguna
sebagai zat nutrisi sebelum proses pencernaan awal. Zat makanan akan dipersiapkan
untuk diabsorbsi melalui proses-proses tertentu dengan bantuan enzim-enzim tertentu
dalam saluran pencernaan. Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan
manusia, yaitu terdiri atas mulut, faring, esofagus, lambung, dan usus. Namun demikian
struktur alat pencernaan berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan, tergantung pada
tinggi rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis makanannya.

Pada hewan-hewan vertebrata sudah memiliki alat pencernaan yang sempurna


yang dilakukan secara ekstrasel. Saluran pencernaan terbentang dari bibir sampai
dengan anus. Bagian-bagian utamanya terdiri dari mulut, hulu kerongkongan,
kerongkongan, lambung, usus kecil dan usus besar. Panjang dan rumitnya saluran
tersebut sangat bervariasi diantara spesies. Pada karnivora relatif pendek dan sederhana
akan tetapi pada herbivora adalah lebih panjang dan lebih rumit. Pada beberapa
herbivora (kuda dan kelinci) lambungnya relatif sederhana dan dapat disamakan dengan
lambung karnivora sedangkan usus besarnya, terutama sekum lebih luas dan rumit dari
yang dipunyai karnivora. Sebaliknya pada herbivora lain (sapi, kambing, domba),
lambungnya (sistem berlambung majemuk) adalah besar dan rumit, sedangkan usus
besarnya panjang akan tetapi kurang berfungsi. Kandungan air pada liur yang mencapai
99%, mempermudah melarutnya molekul makanan dan hidrolase dapat bekerja
optimal. Liur juga mengandung enzim amilase dan lipase. Amilase liur akan memecah
pati dan glikogen menjadi maltosa dan oligosakarida, sedangkan enzim amilase liur
pada manusia kurang mempunyai peran pada proses pencernaan. Enzim-enzim tersebut
4
menjadi inaktif pada pH≤4, sehingga tidak bisa bekerja ketika makanan sudah
mencapai lambung. Sistem pencernaan unggas berbeda dari sistem pencernaan mamalia
dalam hal unggas tidak mempunyai gigi guna memecah makanan secara fisik.
Lambung kelenjar pada unggas disebut proventrikulus. Antara proventrikulus dan
mulut terdapat suatu pelebaran kerongkongan, disebut tembolok. Makanan disimpan
untuk sementara waktu dalam tembolok. Kemudian makanan tersebut dilunakkan
sebelumnya menuju ke proventrikulus. Makanan kemudian secara cepat melalui
proventrikulus ke ventikulus atau empedal. Fungsi utama empedal adalah untuk
menghancurkan dan menggiling makanan kasar. Pekerjaan tersebut dibantu oleh grit
yang ditimbun unggas semenjak mulai menetas Langkah-langkah dalam sistem digesti
meliputi, mekanis, biologis dan enzimatis. Sistem mekanis dilakukan dengan
prehension, reinsalivasi, dan remastikasi serta redeglutisi. Didalam rumen terdapat
mikroflora rumen yang berfungsi untuk mencerna selulose dan hemisellulose menjadi
VFH, CO2, CH4 dan energi panas. Fungsi lain dari organisme rumen adalah sebagai
sumber energi, sumber asam amino, dan sintesis vitamin B. Sistem digesti juga dibantu
oleh glandula saliva, pancreas dan hati merupakan kelenjar tambahan. Hewan non
ruminansia (unggas) memiliki pencernaan monogastrik (perut tunggal) yang
berkapasitas kecil. Makanan ditampung di dalam crop kemudian empedal/gizzard
terjadi penggilingan sempurna hingga halus. Makanan yang tidak tercerna akan keluar
bersama ekskreta, oleh karena itu sisa pencernaan pada unggas berbentuk cair.

Saluran pencernaan mammalia terdiri dari rongga mulut (oral), kerongkongan


(oesophagus), proventrikulus (pars glandularis), yang terdiri dari rumen, retikulum, dan
omasum; ventrikulus (pars muscularis) yakni abomasum, usus halus (intestinum tenue),
usus besar (intestinum crassum), sekum (coecum), kolon, dan anus. Lambung sapi
sangat besar, yakni ¾ dari isi rongga perut. Lambung mempunyai peranan penting
untuk menyimpan makanan sementara yang akan dikunyah kembali (kedua kali).
Selain itu, pada lambung juga terjadi pembusukan dan peragian. Pada hewan lambung
tunggal (kelinci) organ saluran pencernaanya terdiri dari mulut, faring, kerongkongan,
lambung (gastrum), usus halus (intestineum tenue), yang terdiri dari doedenum,
jejenum, ileum, usus besar (intestinum crasum), yang terdiri dari kolon, sekum, dan
rektum kemudian berakhir pada anus.
5
Sistem digesti pada mammalia dibagi menjadi dua macam yaitu monogastrik
dan poligastrik. Monogastrik memiliki saluran pencernaan meliputi mulut, oesophagus,
stomach, small intestinum, large intestinum, rektum dan anus. Sedangkan pada
poligastrik perut dibagi menjadi empat yaitu rumen, reticulum, omasum, dan
abomasum, sehingga urutan saluran pencernaannya menjadi mulut, oesophagus, rumen,
reticulum, omasum, abomasum, small intestinum, large intestinum, rektum dan anus.

Sistem pencernaan unggas berbeda dari sistem pencernaan mammalia dalam hal
unggas tidak mempunyai gigi guna memecah makanan secara fisik. Lambung kelenjar
pada unggas disebut proventrikulus. Antara proventrikulus dan mulut terdapat suatu
pelebaran kerongkongan, disebut tembolok. Makanan disimpan untuk sementara waktu
dalam tembolok. Kemudian makanan tersebut dilunakkan sebelumnya menuju ke
proventrikulus. Makanan kemudian secara cepat melalui proventrikulus ke ventikulus
atau empedal. Fungsi utama empedal adalah untuk menghancurkan dan menggiling
makanan kasar. Pekerjaan tersebut dibantu oleh grit yang ditimbun unggas semenjak
mulai menetas. Sistem pencernaan hewan

6
BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Waktu Dan tempat

Waktu penelitian dilakukan pada :

1. Pisces, Jumat 30 Agustus 2019, 09.40 WIB – 12.10 WIB


2. Amfibi, Jumat 6 September 2019, 09.40 WIB – 12.10 WIB
3. Reptil, Jumat 13 September 2019, 09.40 WIB – 12.10 WIB
4. Aves, Jumat 20 September 2019, 09.40 WIB – 12.10 WIB
5. Mamalia, Jumat 27 September 2019, 09.40 WIB – 12.10 WIB

Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Struktur Perkembangan Hewan


Universitas Negri Medan

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan :

- Bak parapin

- Botol bius

- jarum pentol
- tisu

- Gunting bedah

- pinset

Bahan yang digunakan :

- Cyprinus carpio, L. 7

- Ranna sp atau Bufo sp


- Mabouya multifasciata atau Calotes sp

- Columba livia atau Gallus-gallus sp

- Cavia cobaya

- Eter atau kloroform

Prosedur Kerja sebagai berkut :

-Cara pembedahan pada Pisces

1. Siapkan terlebih dahulu bahan dan alat yg ingin digunakan

2. Letakan preparat diatas bak parapin,kepala berada di sebelah kanan.fiksasi (tusuk)


sirip punggung dan sirip ekor menggunakan jarum pentul pada bak parapin agar ikan
berada pada posisi yang aman dan terikat

3. Selanjutnya,gunting bagian apparatus opercularis perlahan-lahan,sehingga tampak


bagian insang seluruhnya.potong selembar insang.

4. Lalu gunting bagian perut,dimulai dari 0,5 cm di depan lubang anus ke arah
dorsocranial hingga mencapai batas operculum.dari awal yang sama,gunting bagian
ventral lurus ke arah cranial hingga mencapai bagian radii branchistegii.singkirkan
bagian muskuler yang telah digunting,Amati seluruh bagian ronggga dalam tubuh (situs
viscerum).

-Cara pembedahan pada Amphibia

1. Siapkan terlebih dahulu bahan


8 dan alat yg ingin digunakan
2. Bius preparat terlebih dahulu dengan cara memasukkannya dalam botol bius bersih
kapas yang telah ditetesi kloroform. Letakkan preparat diatas bak parapin dalam posisi
terlentang. Fiksasi (tusuk) keempat ekstremitasnya menggunakan jarum pentul pada
bak parapin agar preparat berada pada posisi tetap.

3. Selanjutnya, gunting bagian kulit perut perlahan-lahan dari arah ventrocranial,


sehingga tampak bagian otot seluruhnya. Amati pembuluh darah berbentuk huruf U
sebagai alat bantu pernafasan kulit

4. Lalu, gunting sedikit dibagian perut dimulai dari 0,5 cm di depan lubang anus.
Masukkan bagian ujung tumpul gunting kedalam lubang tadi, gunting otot perut kearah
cranial hingga batas mandibula. Buka bagian muskuler yang telah digunting.

-Cara pembedahan pada Reptilia

1. Siapkan terlebih dahulu bahan dan alat yg ingin digunakan

2. Bius preparat terlebih dahulu dengan cara memasukkannya dalam botol bius berisi
kapas yang telah ditetesi kloroform. Letakkan preparat di atas bak paraffin dalam posisi
terlentang. Fiksasi (tusuk) keempat ekstremitasinya menggunakan jarum pentul pada
bak paraffin agar preparat berada pada posisi yang aman dan terikat

3. Selanjutnya, gunting kulit perut perlahan-lahan dari arah ventocranial , sehingga


tampak bagian otot seluruhnya

4. Lalu, gunting sedikit dibagian perut dimulai dari 0,5 cm di depan lubang anus.
Masukkan bagian ujung tumpul gunting kedalam lubang tadi, gunting otot perut kearah
cranial hingga batas mandibula. Buka bagian muskuler yang telah digunting.

-Cara pembedahan pada Aves9


1. Siapkan terlebih dahulu bahan dan alat yg ingin digunakan

2. Sembelih terlebih dahulu preparat yang akan digunakan atau bisa dibius dengan
kloroform. Letakkan preparat di atas bak paraffin dalam posisi terlentang. Fiksasi
(tusuk) keempat ekstremitasinya.

3. Selanjutnya, basahi bulu-bulu di bagian perut hingga leher, agar pada waktu dicabut
bulu di daerah perut dan leher hingga tampak permukaan kulitnya.

4. Buka kulit di bagian perut, dimulai dari 0,5 cm di depan lubang anus. Masukkan
bagian ujung tumpul gunting kedalam lubang tadi, gunting otot perut kearah cranial
hingga batas mandibula. Hati-hati gunting di daerah ingluvies (tombolok). Buka
bagian muskuler sepanjang carina sterni (tulang dada) dan amati Musculus pectoralis
major: tebal, berfungsi menutup sayap. Musculus pectoralis minor: lebih kecil,
berfungsi mengangkat sayap.

5. Lepaskan bagian muskuler berikut sternum et cingulum pectorale dengan cara


mengguntingnya ke arah kedua sisi tubuh, kemudian angkat seluruh bagian tadi.
Dengan demikian rongga dalam tubuh dapat diamati

10
-Cara pembedahan pada Mammalia

1. Siapkan terlebih dahulu bahan dan alat yg ingin digunakan

2. Bius preparat terlebih dahulu dengan cara memasukkannya dalam botol bius berisi
kapas yang telah ditetesi kloroform. Letakkan preparat di atas bak paraffin dalam posisi
terlentang. Fiksasi (tusuk) keempat ekstremitasinya menggunakan jarum pentul pada
bak paraffin agar preparat berada pada posisi yang aman dan terikat.

3. Selanjutnyam bahasi rambut di bagian perut hingga leher, agar pada waktu dicabut
dan dibersihkan tidak beterbangan. Amati terlebih dahulu glandula mammae dan
organa genitalia externa secara lengkap.

4. Lalu, gunting sedikit dibagian perut dimulai dari 0,5 cm di depan lubang anus.
Masukkan bagian ujung tumpul gunting kedalam lubang tadi, gunting otot perut kearah
cranial hingga batas mandibula. Singkirkan kulit perut, amati kelenjar mammae di
bawah kulit yang berbentuk seperti lemak berwana kuning atau kemerahan. Singkirkan
hati-hati kulit di sekitar mandibula. Amati 3 pasang kelenjar ludah (glandula salivarius)
: glandula parotid (sepasang, terletak pangkal pertemuan maxilla dan mandibula),
glandula submandibularis (sepasang di bawah mandibula), dan glandula sublingualis
(sepasang, di bawah lidah).

5. Di bagian thorax, amati dengan seksama sternum (rangka dada).Meliputi : 6 pasang


costae verae (rusuk sejati), 3 pasang costae spuriae (rusuk melekat), 4 pasang costae
fluctuantes (rusuk melayang), manubrium sterni (tulang dada pertama), sternebrae (3
ruas tulang dada), processus xyphoideus (xyphisternum, taju pedang).

6. Buka bagiam muskuler sepanjang abdomen dan thorax , amati rongga dalam tubuh.

11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

12
4.2 Pembahasan

1. Sistem Pencernaan Pada Ikan (Pisces)

            Pada saluran pencernaan Pisces dimulai dari rongga mulut (cavum oris). Di
dalam rongga mulut terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham
bawah dan lidah pada dasar mulut yang tidak dapat digerakan serta banyak
menghasilkan lendir. Dari rongga mulut makanan masuk ke esophagus melalui faring
yang terdapat di daerah sekitar insang. Esofagus berbentuk kerucut, pendek, terdapat di
belakang insang, dan bila tidak dilalui makanan lumennya menyempit. Dari
kerongkongan makanan di dorong masuk ke lambung, lambung pada umumnya
membesar, tidak jelas batasnya dengan usus. Pada beberapa jenis Pisces, terdapat
tonjolan buntu untuk memperluas bidang penyerapan makanan. Dari lambung,
makanan masuk ke usus yang berupa pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya.
Usus bermuara pada anus. Adapun bagian-bagian organ pencernaan Pisces sebaga
berikut.

Mulut - Rongga mulut (Cavum Oris) – Faring – Esofagus – Lambung – Pilorus –


Intestinum – Rektum – Kloaka – Anus

Adapun kelenjar pencernaan pada ikan meliputi hati dan pankreas. Hati
merupakan kelenjar yang berukuran besar, berwarna merah kecoklatan, terletak di
bagian depan rongga badan dan mengelilingi usus, bentuknya tidak tegas, terbagi atas
lobus kanan dan lobus kiri, serta bagian yang menuju ke arah punggung. Fungsi hati
menghasilkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu untuk membanfu proses
pencernaan lemak. Kantung empedu berbentuk bulat, berwarna kehijauary terletak di
sebelah kanan hati, dan salurannya bermuara pada lambung. Kantung empedu berfungsi
untuk menyimpan empedu dan disalurkan ke usus bila diperlukan. Pankreas merupakan
organ yang berukuran mikroskopik sehingga sukar dikenali, fungsi pankreas, antara
lain menghasilkan enzim – enzim pencernaan dan hormon insulin

13
2. Sistem Pencernaan Pada Amfibi

Sistem pencernaan makanan pada amfibi, hampir sama dengan ikan, meliputi
saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. salah satu binatang amphibi adalah katak.
Makanan katak berupa hewan-hewan kecil (serangga). Bagian-bagian pencernaan
Amfibi sebagai berikut.

Mulut (Rima Oris) - rongga mulut (Cavum Oris) – Esophagus - Ventrikulus (lambung)
- Intestinum (Usus halus dan Usus besar) – Rektum – Kloaka

Adapun kelenjar pencernaan pada amfibi terdiri atas hati dan pankreas. Hati
berwarna merah kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi menjadi dua
lobulus. Hati berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu
yang berwarna kehijauan. pankreas berwarna Kekuningan, melekat diantara lambung
dan usus dua belas jari (duadenum). pankreas berfungsi menghasilkan enzim dan
hormon yang bermuara pada duodenum.

3. Sistem Pencernaan Pada Reptil

Sebagaimana pada ikan dan amfibi, sistem pencernaan makanan pada reptil
meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Pada umumnya Reptil adalah
pemakan daging atau disebut juga karnivora. Bagian-bagian organ pencernaan pada
reptil sebagai berikut.

Mulut - Rongga mulut - Faring – Esofagus – Ventrikulus – Intestnum (Usus halus dan
Usus Besar) – Rektum - Kloaka

Adapun kelenjar pencernaan pada reptil meliputi hati, kantung empedu, dan
pankreas. Hati pada reptilia memiliki dua lobus (gelambirf dan berwarna kemerahan.
Kantung empedu terletak pada tepi sebelah kanan hati. Pankreas berada di antara
lambung dan duodenum (usus 12 jari) berbentuk pipih kekuning-kuningan.

4. Sistem Pencernaan Pada Burung (Aves)

14 aves terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar


Organ pencernaan pada
pencernaan. Sumber makanan aves bervariasi berupa biji-bijian, hewan kecil, buah-
buahan, dan lain sebagainya. Bagian-bagian organ pencernaan pada aves sebagai
berikut.

Paruh - Rongga Mulut – Faring – Esophagus – Ingluvies – Proventriculus – Ventriculus


– Intestinum tenue – Coeca – Intestinum crassum – Cloaca

Kelenjar pencernaan burung meliputi: hati, kantung empedu , dan pankreas.


Ductus hepaticus dan ductus cysticus membentuk saluran bersama disebut ductus
choledocus yang bermuara di duodenum. Namun pada burung merpati tidak terdapat
kantung empedu.

5. Sistem Pencernaan pada Mammalia

Hewan mammalia Sistem pencernaan makanan pada hewan ini lebih panjang
dan kompleks. Makanan hewan ini banyak mengandung selulosa yang sulit dicerna
oleh hewan pada umumnya sehingga sistem pencernaannya berbeda dengan sistem
pencernaan hewan lain. Perbedaan sistem pencernaan makanan pada hewan
ruminansia, tampak pada struktur gigi, yaitu terdapat geraham belakang (molar) yang
besar, berfungsi untuk mengunyah rerumputan yang sulit dicerna. Di samping itu, pada
hewan ruminansia terdapat modifikasi lambung yang dibedakan menjadi 4 bagian,
yaitu: rumen (perut besar), retikulum (perut jala), omasum (perut kitab), dan abomasum
(perut masam).

Adapun bagian-bagian organ pencernaan mamalia sebagai berikut .

Rima oris (celah mulut) – Cavum Oris – Dentes (Gigi) – Faring – Esophagus –
Ventriculus – Intestinum tenue (Usus Halus) – Coecum – Intestinum Crassum (Usus
Besar) – Anus

Kelenjar pencernaan pada mamalia terdiri dari glandula salivales (kelenjar


saliva/ludah), glandula mucosae, hepar, vesica felea, pancreas, dan ductus hepaticus
serta ductus cysticus membentuk saluran bersama disebut ductus choledocus yang
bermuara di duodenum.
15
16
BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Pada hewan vertebrata yang terbagi atas 5 kelas yaitu Pisces, Amfibi, Reptil,
Aves, dan Mammalia mempunyai organ-organ pencernaan yang berbeda disetiap
kelasnya. Proses pencernaan merupakan suatu proses yang melibatkan organ-organ
pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan. Antara proses dan organ-organ serta
kelenjarnya merupakan kesatuan sistem pencernaan. Sistem pencernaan berfungsi
memecah bahan-bahan makanan menjadi sari-sari makanan yang siap diserap dalam
tubuh.

Struktur alat pencernaan berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan, tergantung


pada tinggi rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis makanannya.
pada hewan vertebrata sudah memiliki alat pencernaan yang sempurna yang dilakukan
secara ekstrasel.

17
18
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A., Reece, J. B., Mitchell, L. G. (2002). Biologi , Edisi Kelima, Jilid 3,
Penerbit Erlangga, Jakarta.

Djuhanda, Tatang.(1984).Analisa Struktur Vertebrata Jilid 2. Bandung : Armico.

Johson, Raven, (2001). Biology, Sixth Edition Ville. 1988. Zoology Umum Jilid 1.
Jakarta : Erlangga.

Hendrich, A.B. 2006. : Pembelajaran Berbasis Praktikum Pada Konsep Vertebrata


Untuk Pengembangan Sikap Ilmiah Siswa. Journal Of Acta Pharmacologica
Sinica, Vol. 1, Januari 2006. Hal 27-40.

Arnetis.,Evi S,& Selvia.,F.A., Korelasi Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah
Struktur Hewan Dengan Perkembangan Hewan Di Program Studi Pendidikan
Biologi Fkip Ur 2012/2013. Jurnal Pendidikan Sains Dan Biologi,Vol 10, No 1
(2013)

Yusfiati, S. K., & Affandi, R. Nurhidayat. 2006. Anatomi Pencernaan Ikan Buntal
Pisang (Tetraodon Lunaris). Jurnal Iktiologi Indonesia, 6(1), 11-21.

19
LAMPIRAN

Pisces

20
Amphibia

21
Reptile

22
Aves

23
Mammalia

24

Anda mungkin juga menyukai