OLEH :
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha kuasa, atas kasih dan karunia-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas Mini Riset dengan judul “ Struktur Organ Pencernaan pada
Berbagai Tingakatan Klasis. Tak lupa shalawat dan salam kita junjungkan untuk Nabi besar
kita Muhammad SAW. Semoga kita semua senantiasa dalam lindungan-Nya. Saya berterima
kasih kepada Asisten-Asisten Laboratorium telah memberikan ilmu-ilmu sehingga saya
mendapatkan apa yang tidak saya ketahui menjadi tahu. Mini Riset ini bertujuan untuk
memenuhi tugas Praktikum Struktur Hewan. Akhir kata penulis menyadari bahwa dalam
penulisan Mini Riset ini masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu, penulis memohon saran
dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaannya dan semoga bermanfaat bagi
kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR iv
BAB I. PENDAHULUAN 1
BAB V. PENUTUP 20
5.1 SIMPULAN 20
ii
5.2 SARAN 20
DAFTAR PUSTAKA 21
LAMPIRAN-LAMPIRAN 22
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 5 . Makrofotografi Situs vuscerum (tampak ventral) (A) dan anatomi saluran
pencernaan biawak air 8
Gambar 7. Kelenjar mukosa tembolok. (A) ayam kampung, (B) bebek, (C) merpati, (km)
kelenjar mukosa tembolok 12
Gambar 8. Kelenjar mukosa tembolok. (A) ayam kampung, (B) bebek (C) merpati. 12
Gambar 9. Kelenjar mukosa tembolok. (A) ayam kampung, (B) bebek, (ekb) epitel kuboid
bertingkat 12
iv
BAB I. PENDAHULUAN
1
“Untuk mengetahui perbedaan mendasar struktur organ pencernaan pada berbagai
tingkatan klasis hewan”
1.4 MANFAAT
Bagi Penulis
1. Memenuhi Tugas Mini Riset Praktikum Struktur Hewan
2. Melatih kemampuan penulis dalam meneliti sistem pencernaan dari kelas Pisces,
Amphibi, Reptil, Aves, dan Mamalia
3. Menumbuhkan pola fikir yang kreatif tentang sistem pencernaan dari kelas Pisces,
Amphibi, Reptil, Aves, dan Mamalia
4. Menambah wawasan mengenai anatomi sistem pencernaan pada hewan vertebrata
Bagi Pembaca
Menambah wawasan mengenai anatomi sistem pencernaan pada hewan vertebrata
2
BAB II. TINJAUAN TEORITIS
3
dinamakan kantung empedu yang fungsinya untuk menampung cairan empedu yang
disekresikan oleh organ hati. Secara umum hati berfungsi sebagi tempat metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein serta tempat memproduksi cairan empedu.
(Syarifuddin, 2006)
4
Gambar 2. Mulut katak pada saat terbuka
5
Hati yang menghasilkan cairan empedu, dan cairan ini dialirkan lewat saluran
hepatikus ditampung di kandung empedu. Cairan empedu keluar dari kandung empedu
lewat saluran sistikus dan saluran koledokus yang bermuara pada duodenum. Letak
pankreas meliputi (menutupi) saluran koledokus, mempunyai saluran pelepasan yang
disebut saluran pankreatikus,
pankreatikus, dan saluran ini bermuara pada saluran koledokus. Enzim-
Enzim
enzim yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas adalah lipase,
lipase, amilase, dan enterokinase.
Limpa tidak termasuk dalam sistem pencernaan, berbentuk bulat kecil, berwarna merah,
terletak di dekat rektum, dan terikat oleh mesenterium (jaringan penggantung usus).
(Syarifuddin,2006)
Bagian saluran pencernaan kadal yang lain adalah usus halus yang pendek tidak
terlalu berbelit-belit,
belit, dan usus besar yang berfungsi sebagai rektum yang bermuara pada
kloaka. Usus buntu pada kadal sangat pendek terletak di antara batas usus halus dan usus
6
besar. Kelenjar pencernaan terdiri atas hati dan pankreas. Hati kadal terdiri atas dua
belahan (gelambir = lobus) kanan dan kiri berwarna coklat kemerahan, sedangkan
pankreas terletak di antara lambung dan duodenum berbentuk pipih kekuningan.
Kandung empedu merupakan tempat untuk menampung empedu yang dihasilkan oleh
hati, terletak di antara kedua belah hati. Saluran empedu bermuara pada usus halus
bagian anterior. Limpa terletak di dekat pankreas, merupakan organ hemopoietik (organ
pembuat sel darah) dan juga merombak sel-sel darah yang sudah tua atau rusak,
berbentuk oval atau bulat.
(Kurniawan, 2011)
Saluran pencernaan biawak air sebagian besar terdapat dalam rongga perut
(abdomen), kecuali kerongkongan (esofagus). Saluran pencernaan tersebut ditutupi
oleh jaringan yang tebal, terletak langsung di bawah otot dinding perut. Situs
viscerum organ reproduksi jantan hewan ini terlihat jelas setelah jaringan lemak
tersebut keluar dari rongga perut. Saluran pencernaan biawak air secara umum
mirip dengan reptil lainnya, yaitu terdiri atas esofagus, lambung (ventriculus), usus
halus (intestinum tenue), usus besar (intestinum crassum) dan kloaka. Ukuran
masing-masing organ berbeda berdasarkan struktur dan fungsinya. Esofagus biawak
air merupakan saluran pencernaan terpanjang ketiga setelah usus halus dan usus
besar, yang mengubungkan daerah rongga mulut (cavum oris) dengan lambung dan
sebagai jalan masuknya makan menuju lambung. Esofagus berjalan di sepanjang
dorsamedial trachea (tenggorokan) sedikit menurun ke arah distal, kemudian
menembus diafragma dan berakhir di lambung. Lambung terletak di bagian kranial
ruang abdomen sebelah kiri tepat di sebelah kiri organ hati (hepar). Lambung biawak
air merupakan tipe lambung tunggal yang memiliki struktur mirip usus . Perbedaan
keduanya dapat dilihat dari diameter organ. Diameter lambung lebih besar
dibandingkan diameter usus halus. Hal ini dikarenakan salah satu fungsi lambung
sebagai tempat penampungan sementara makanan sebelum diserap di usus halus.
7
Gambar 5 . Makrofotografi Situs vuscerum (tampak ventral) (A) dan anatomi
saluran pencernaan biawak air
Usus halus merupakan saluran lanjutan dari lambung dan merupakan saluran
pencernaan terpanjang pada biawak air. Karena ukurannya yang relatif panjang,
menyebabkan saluran ini berkelok-kelok di ruang abdomen tepatnya di daerah
posterior hati. Usus halus terdiri atas duodenum, yeyunum dan ileum, namun cukup
sulit membedakan ketiga saluran ini. Ilium merupakan saluran yang langsung
berbatasan dengan usus besar. Usus besar merupakan saluran pencernaan yang
menghubungkan usus halus dan kloaka. Usus besar biawak air tidak berkelok-kelok
seperti usus halus, saluran ini memanjang secara lateromedial ruang abdomen
menuju kloaka dan di antara ginjal kanan dan ginjal kiri. Panjang usus besar lebih
pendek dari usus halus, sedangkan diameter usus besar lebih besar dari usus halus.
Namun secara makroskopis sulit memastikan batas antara kedua organ tersebut.
Kloaka merupakan muara dari saluran pencernaan dan feses serta urin dikelu
arkan dari saluran ini. Panjang kloaka relatif sangat pendek dan cukup sulit
membatasi usus besar dan kloaka. Ujung kloaka biawak air terdapat di pangkal ekor,
yaitu di antara lubang ereksi hemipenis.
8
Gambar 6. Organ penyusun sistem pencernaan pada merpati
Sistem pencernaan pada burung merpati (Columba livia), yaitu Mulut pada merpati
mempunyai paruh yang dibangun dari zat tanduk. Esofagus bagian anterior berbentuk
saluran memanjang, sedangkan di bagian pangkal leher melebar membentuk kantong
yang disebut tembolok (ingluvies). Baik untuk merpati jantan maupun betina, dinding
tembolok sebelah dalam bersifat sebagai kelenjar, dan epitel pembangunnya dapat
berdegenerasi. Esofagus posterior merupakan kelanjutan dari tembolok dan bermuara
pada lambung.Lambung pada merpati terdiri atas dua bagian yaitu lambung kelenjar
(proventrikulus) dan lambung otot. Lambung kelenjar pada dinding sebelah dalam
banyak mengandung kelenjar yang menghasilkan enzim-enzim pencernaan. Lambung
otot berdinding tebal tersusun oleh jaringan otot yang kuat berfungsi untuk mencerna
makanan secara mekanis. Pilorus merupakan daerah penyempitan antara lambung otot
dan duodenum (usus duabelas jari) yang tampak membentuk huruf U, kemudian
berlanjut ke yeyenum, dan ileum. Akhir dari ileum, saluran pencernaan ini berbatasan
langsung dengan rektum, terdapat dua buah tonjolan bulat kecil yaitu usus buntu
(sekum=caecum) yang tidak baik pertumbuhannya. Rektum sebagai bagian akhir dari
usus yang bermuara pada bagian kloaka. Kelenjar pencernaan pada merpati terdiri atas
hati dan pankreas. Hati pada merpati ukurannya relatif besar, padat, berwana merah tua,
dan terdiri atas dua belahan yang tidak sama besarnya. Belahan hati sebelah kanan
9
ukurannya lebih besar daripada yang kiri. Merpati tidak memiliki kandung empedu, oleh
karena itu empedu yang dihasilkan oleh hati langsung dialirkan melalui dua buah saluran
yang masing-masing bermuara pada duodenum bagian anterior dan posterior. Kelenjar
yang lain adalah pankreas terletak pada lekukan duodenum, berwarna kemerahan,
menghasilkan enzim-enzim pencernaan yang disalurkan melewati tiga buah saluran
pankreatikus ke duodenum bagian posterior.
(Wisnu, 2001)
Sistem pencernaan pada unggas sangat sederhana dan merupakan hewan monogastrik
(berlambung tunggal). Sistem pencernan unggas terbagi menjadi dua bagian, yaitu
saluran cerna utama yang terdiri atas mulut (paruh), esofagus, tembolok (ingluvies),
proventrikulus, ventrikulus, usus halus, sekum, usus besar, dan kloaka serta kelenjar
pelengkap (asesoris) yaitu hati dan pankreas (Blakely dan Bade, 1998).
Struktur tembolok pada unggas belum banyak diteliti, terutama tentang kelenjar
tembolok. Beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa lingkungan dan makanan
dapat memengaruhi anatomi dan fisiologi organ pencernaan unggas (Bell dan Freeman,
1971). Lebih lanjut Sturkie (1965) menyatakan bahwa suhu dan musim ikut
memengaruhi perkembangan anatomi dan fisiologi pencernaan unggas. Koch (1973)
melaporkan pertumbuhan tembolok lebih cepat terjadi pada unggas pemakan hijauan
segar. Perbedaan jumlah dan bentuk kelenjar mukosa tembolok dari ketiga jenis
unggas yang diteliti. Jumlah kelenjar mukosa tembolok ayam kampung lebih banyak
dibandingkan bebek, sedangkan merpati tidak dijumpai kelenjar mukosa tembolok.
kelenjar mukosa tembolok ayam kampung lebih banyak karena membutuhkan mukus
yang lebih banyak pula untuk proses pelunakan makanan di dalamnya, sedangkan bebek
10
lebih menyukai makanan yang berair, sehingga kelenjar mukosa tembolok bebek tidak
berkembang banyak di dalamnya. Hal ini sesuai dengan laporan Sturkie (1965) yang
menyatakan bahwa konsistensi makanan juga ikut berpengaruh terhadap sekresi dari
kelenjar tembolok. Kelenjar mukosa tembolok ayam kampung berbentuk bulat,
sedangkan bebek berbentuk lonjong. Rasyaf (1998) melaporkan jenis makanan
berpengaruh terhadap bentuk tembolok.Tembolok ayam kampung dindingnya keras, kuat,
dan tebal, untuk melindunginya dari pengaruh iritasi makanan yang kasar, sedangkan
bebek tipis karena lebih banyak menyerap air. Kelenjar mukosa tembolok pada ayam
kampung maupun bebek tersebar di lamina propia, sedangkan pada merpati tidak dijumpai
kelenjar mukosa tembolok. Menurut (Blakely dan Bade,1998) kelenjar mukosa
tembolok pada merpati berkembang setelah terjadi perkawinan, yaitu pada saat merpati
mengerami telurnya, baik pada jantan maupun betina. Kelenjar tersebut akan
menghasilkan susu tembolok yang akan diberikan kepada anaknya setelah menetas. Levi
(1945) melaporkan bahwa proses pembentukan susu tembolok sangat berhubungan dengan
masa pengeraman. Proses pembentukan susu tembolok terjadi kurang lebih delapan hari
saat induk mengerami telurnya. Mekanisme terbentuknya susu tembolok adalah adanya
respons dari sekresi hormon prolaktin yang timbul saat merpati mengeram (Yuwanta,
2004). Pada merpati tidak dijumpai kelenjar mukosa tembolok, makanan yang masuk ke
tembolok terjadi penghalusan (pelunakan) dengan bantuan batu-batu kecil yang ikut
termakan bersama biji-bijian. Kemudian penghalusan makanan selanjutnya terjadi pada
saat makanan melewati proventrikulus dengan bantuan enzim-enzim pencernaan. Di
tembolok merpati pencernaan juga terjadi secara enzimatik, enzim didapat dari makanan
yang tercampur air liur (Yuwanta, 2004). Tidak dijumpainya kelenjar mukosa tembolok
pada merpati pada penelitian ini diduga karena merpati yang diambil pada penelitian ini
belum bertelur, sehingga kelenjar tembolok juga belum berkembang. Kelenjar mukosa
tembolok ayam kampung maupun bebek terdiri atas epitel kuboid bertingkat (berbentuk
seperti kubus), nukleusnya bulat dan besar yang terletak di tengah (Gambar 3), yang
tersusun oleh sel-sel bersisi dan bersudut banyak (poligonal). Kelenjar berkembang dari
permukaan epitel dengan cara tumbuh ke dalam jaringan ikat di bawahnya (kelenjar
eksokrin), kelenjar tersebut yang berfungsi sebagai penghasil sekret yang berupa mukus.
Hasil sekresi sel ini disalurkan melalui suatu saluran yang mengantarkannya ke
permukaan.
11
Gambar 7. Kelenjar mukosa tembolok. (A) ayam kampung, (B) bebek, (C) merpati, (km)
kelenjar mukosa tembolok
Gambar 8. Kelenjar mukosa tembolok. (A) ayam kampung, (B) bebek (C) merpati.
Gambar 9. Kelenjar mukosa tembolok. (A) ayam kampung, (B) bebek, (ekb) epitel
kuboid bertingkat
(Zainuddin, 2015)
12
lunak. Sepasang gigi seri masing-masing terdapat pada rahang atas dan rahang bawah.
Gigi seri ini tampak dari luar karena adanya celah pada bibir atas selalu tumbuh dan
digunakan untuk mengerat. Perilaku mengerat ini dilakukan setiap saat untuk
menghambat laju pertumbuhan gigi dimaksud oleh karena gigi ini tumbuh terus. Marmut
tidak memiliki gigi taring, sehingga antara gigi seri dan geraham pertama ada tempat
yang kosong disebut diastema. Gigi premolar sebanyak empat buah, korona nya
memiliki krista-krista dari bahan dasar email yang melintang dan tajam berguna untuk
mengunyah. Gigi molar pada marmut berjumlah 12 buah terletak di arah kaudal dari
premolar, korona nya berkrista juga berfungsi untuk mengunyah. Jadi jumlah gigi pada
marmut sebanyak 20 buah. Berdasarkan macam dan jumlah giginya, maka rumus gigi
dari marmut adalah:
M3 P1 C0 I1 : I1 C0 P1 M3
_____________________________
M3 P1 C0 I1 : I1 C0 P1 M3
13
Gambar 10. -organ penyusun sistem pencernaan pada marmut
Usus besar yang terdiri atas kolon dan rektum merupakan kelanjutan dari sekum
berdekatan dengan muara ileum pada sekum. Rektum (usus akhir) tampak merupakan
tempat untaian dari feses yang berbentuk butiran-butiran keras, dan saluran ini berakhir
sebagai anus. Kenyataan ini menunjukkan bahwa penyerapan air masih terjadi di lumen
rektum. Pankreas pada marmut adalah kelenjar yang enghasilkan enzim dan hormon,
berarti pankreas merupakan campuran antara kelenjar eksokrin yang menghasilkan
enzim, dengan kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon. Enzim yang dihasilkan
oleh pankreas berperan dalam pencernaan makanan secara enzimatis, disalurkan ke
lumen duodenum. Hati merupakan kelenjar pencernaan terbesar, dan fungsi utamanya
adalah menghasilkan getah empedu, tempat terjadinya sintesis protein, tempat
detoksifikasi, tempat deaminasi membentuk urea, dan sebagai tempat untuk
penyimpanan metabolit sekunder misalnya vitamin dan hormon. Kandung empedu
(vesica felea) merupakan tempat penyimpanan sementara getah empedu yang dihasilkan
oleh hati.
(Arhur, 2012)
14
BAB III. METODE PENELITIAN
b. Bahan Praktikum
No Bahan Praktikum Jumlah
1. Wakil Vertebrata (Pisces) Cyprinus carpio
2. Wakil Vertebrata (Amphibi) Bufo sp atau Rana sp
3. Wakil Vertebrata (Reptilia) Mabouya multifasciata atau Calotes sp
4. Wakil Vertebrata (Aves) Columba livia atau Gallus-gallus sp
5. Wakil Vertebrata (Mamalia) Cavia cobaya atau Mus muscullus
6. Kloroform atau ether Secukupnya
15
3. Setelah diamati morfologi setiap preparat, kemudian amatilah anatomi dari ciri-ciri
khas preparat tersebut dengan cara mebedah abdomen dari setiap preparat.
4. Gunting bagian kulit perut perlahan-lahan dari arah ventrocranial, sehimgga tampak
bagian otot seluruhnya
5. Gunting sedikit di bagian perut, dimulai dari 0,5 cm di depan lubang anus. Masukkan
bagian ujung tumpul gunting kedalam lubang tadi, gunting otot perut ke arah cranial
hingga mencapai batas mandibula. Buka bagian muskuler yang telah digunting.
Amatilah seluruh rongga tubuh preparat tersebut.
6. Pengecualian jika pada kelas aves dan mamalia, basahi di bagian perut hingga ke
leher, agar pada waktu di cabut dan dibersihkan tidak bertebrangan. Cabut bulu di
daerah perut dan leher hingga tampak permukaan kulitnya.
16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
17
berwarna kekuningan, melekat diantara lambung dan ususdua belas jari (duodenum).
Pancreas berfungsi menghasilkan enzim dan hormone yang bermuara pada duodenum.
C. Pembahasan Sistem Pencernaan pada Reptil (Mabouya multifasciata atau Calotes sp )
Terdiri dari sepasang ginjal, dari ginjal keluar ureter yang bermuara di kloaka. Pangkal
ureter terdapat vesica urinaria. Organ urogenital jantan terdiri atas sepasang testis,
epidermis, vas deferens, dan sepasang hemipenis. Hemipenis merupakan alat kopulasi
yaitu untuk memasukkan sperma dalam tubuh Kadal betina, sehingga kadal jantan
mengadakan fertilisasi internal. Organ pencernaan dimulai dari cavum oris kemudia
dilanjutkan dengan kerongkongan setelah makanan masuk ke kerobgkongan maka diolah
oleh ventriculus dan di lanjutkan ke intestinum tenue dan mengalami pembusukan di
intestinum crassum dan akan bermuara di kloaka.
D. Pembahasan Sistem Pencernaan pada Aves (Columba livia atau Gallus-gallus sp )
Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
Makanan bukung bervariasi berupa biji-bijian, hewan kecil, dan buah-buahan. Saluran
pencernaan burung dimulai dari paruh yang merupakan modifikasi gigi, rongga mulut
terdiri atas rahang atas yang merupakan penghubung antara rongga mulut dan tanduk.
Kemudian menuju faring berupa saluran pendek, esophagus pada burung terdapat
pelebaran pada bagian ini disebut tembolok, berperan sebagai tempat penyimpanan
makanan yang dapat diisi dengan cepat. Kemudiang menuju ke lambung, lambung
terdiri atas proventrikulus (lambung kelenjar) banyak menghasilkan enzim
pencernaan, dinding ototnya tipis. Ventrikulus (lambung pengunyah), ototnya berdinding
tebal. Pada burung pemakan biji- bijian terdapat kerikil dan pasir yang tertelan bersama
makanan. Kemudian makanan menuju usus yang terdiri dari usus halus dan usus tebal
yang bermuara pada kloaka.
E. Pembahasan Sistem Pencernaan pada Mamalia (Cavia cobaya )
Berdasarkan sifatnya gigi-gigi mamalia adalah heterodont, thecodont, dan diphyodont.
Dipandang dari cara menapakkan kakinya, mamalia ada yang bersifat plantigrad,
digitigrad, dan unguligrad. Mamalia juga memiliki diafragma yang memisahkan rongga
dada dari rongga perut. Sistem saraf pada mamalia, secara general memiliki tingkat
perkembangan yang lebih tinggi dari kelas lain. Serebrum berukuran lebih besar jika
dibandingkan keseluruhan bagian otak. Serebellum juga berukuran lebih besar dan
berlobus lateral 2 buah. Lobus optikus ada 4 buah, setiap bagian lateralnya dibagi oleh
alur transversal menjadi lobus anterior dan posterior. Otak (Encephalon) terdiri dari
beberapa bagian yang hampir sama dengan vertebrata yang lain, seperti prosencephalon,
18
lobus opticus, cerebellum dan medulla oblongata. Umumnya perkembangan cephalon
pada mamalia hampir sempurna terkecuali pada manusia yang memiliki struktur
sempurna pada otak
Sistem pencernaan terdiri dari kelenjar pencernaan dan organ pencernaan. Kelenjar
pencernaannya terdiri dari 4 pasang kelenjar ludah: paratiroid, infaorbital, submaksilari,
dan sublingual. Terdapat kantung empedu dengan saluran empedu dan saluran getah
pancreas yang bermuara dalam duodenum. Sekum (caecum) berdinding tipis, panjangnya
kira-kira 50 cm, mempunyai appendiks vermiformis (umbai cacing) yang bentuknya
seperti jari. Sedangkan organ pencernaannnya terdiri dari mulut, kerongkongan,
ventriculus, duodenum, ileum, rectum, dan anus
pada mencit makanan di kunyah kemudian masuk ke dalam mulut, kemudian menuju
kerongkongan dari kerongkongan makanan menuju lambung, pada lambung proses
fermentasi atau pembusukan makanan dilakukan oleh bakteri terjadi pada sekum yang
banyak mengandung bakteri. Kemudian meuju ke usus dan bermuara pada anus
19
BAB V PENUTUP
5.1 SIMPULAN
Adapun kesimpulan yang didapat pada praktikum ini yaitu setiap kelas memiliki kita
bisa mengetahui perbedaan sistem pencernaan pada pisces, dimulai dari rongga mulut,
kemudian ke esopagus melalui faring, kemudian makanan di dorong ke lambung, masuk
ke usus dan bermuara pada anus. Sistem pencernaan pada amphibi, dimulai dari rongga
mulut, kemudian ke esopagus, menuju ke lambung dank usus bermuara di kloaka.
Kemudian sistem pencenaan pada aves, dimulai dari paruh kemudian rongga mulut,
kemudian faring, pada faring terdapat pelebaran pada bagain ini yang disebut tembolok,
kemudian ke lambung, usus dan bermuara pada kloaka. Dan terakhir sistem pencernaan
pada mamalia dalam sampel yaitu mencit makanan di kunyah kemudian masuk ke
dalam mulut, kemudian menuju kerongkongan dari kerongkongan makanan menuju
lambung, pada lambung proses fermentasi atau pembusukanan makanan dilakukan oleh
bakteri terjadi pada sekum yang banyak mengandung bakteri. Kemudian menuju ke usus
dan bermuara pada anus.
5.2 SARAN
Adapun saran yang dapat saya berikan setelah melakukan praktikum ini adalah agar
praktikan memperhatikan betul bagian-bagian dari system pencernaan hewan yang
diamati.
20
DAFTAR PUSTAKA
Kurniawan, aji. 2011. Bahan Ajar sistem pencernaan vertebrata. Jakarta: Exis
Wisnu, Putra. 2001. Histologi vertebrata: Aves. Bandung: PT Gramedia Pustaka Utama
21
LAMPIRAN LAMPIRAN
A. PISCES
B. AMPHIBI
22
C. REPTIL
23
D. AVES
E. MAMALIA
24
25