Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM

“ SISTEM EKRESI (PENCERNAAN) PADA MANUSIA”

Dosen Pengampu mata kuliah Anatomi fisiologi :

Apt. Chinthia Devientasari, M.Farm

DISUSUN OLEH:

NUR ISNAINI [236110022]

FAKULTAS FAKAR

PRODI S1 FARMASI

INSTITUT ILMU KESEHATAN STRADA INDONESIA

Jl. Manila No.37, Tosaren, Kec. Pesantren, Kota Kediri, Jawa Timur 64123
Telp. 0811-3500-876 Email : official@iik-strada.ac.id

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan praktikum ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta nabi agung Nabi Muhammad SAW yang dinanti-
nantikan syafa’atnya kelak di hari akhir.

Penulis mengucapkan Syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
laporan praktikum yang berjudul “Sitem ekresi (pencernaan) pada manusia”.

Penulis tentu menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan baik dari segi
penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
pengampu mata kuliah Anatomi Fisiologi yang telah membimbing penulis dalam melakukan
praktikum.

Demikian, semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Kediri, 02 Januari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1

2.1.1 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1

3.1.1 Tujuan Penulisan ........................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 2

1.2.2 Pengertian sistem pencernaan ....................................................................................... 2

2.2.2 Organ yang berperan dalam sistem pencernaan ............................................................ 3

3.2.2 Mekanisme sistem pencernaan .................................................................................... 12

4.2.2 Penyakit pada sistem pencernaan ................................................................................ 14

5.2.2 Alat dan Bahn peraga .................................................................................................. 20

BAB III PENUTUPAN .......................................................................................................... 22

1.3.3 Kesimpulan.................................................................................................................. 22

2.3.3. Saran ........................................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 24

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.1 Latar Belakang
Tubuh manusia sangat membutuhkan energi untuk melakukan berbagai
aktifitas, energy ini dapat di peroleh tubuh melalui makanan. Makanan tidak begitu saja
dapat menyalurkan energy pada tubuh manusia, tubuh manusia hanya membutuhkan
sari-sari dari makanan tersebut. Selain untuk mendapatkan energy makanan juga
berfungsi sebagai penutrisis tubuh. Bagaimana cara tubuh mendapatkan sari-sari dari
makanan? Yaitu dapat di dapatkan dalam proses system pencernaan, Serta bagaimana
kita mengenali berbagai macam penyakit yang dapat menyerang sistem pencernaan
akan dibahas di dalam makalah ini.
Dalam makalah ini akan membahas tentang penegrtian system pencernaan, apa
saja organ yang berperan dalam system pencernaan, bagaimana mekanisme system
pencernaan, penyekit system pencernaan, hingga system pencernaan pada hewan.

2.1.1 Rumusan Masalaah


1. Apa yang di maksud dengan sistem pencernaan?
2. Apa saja organ yang berperan dalam system pencernaan?
3. Bagaimana mekanisme system pencernaan?
4. Apa saja penyakit system pencernaan?

3.1.1 Tujuan Penulisan


1. Agar mahasiswa tahu apa yang di maksud dengan system pencernaan.
2. Agar mahasiswa tahu apa saja organ yang berperan dalam system pencernaan.
3. Agar mahasisiwa tahu bagaimana mekanisme system pencernaan.
4. Agar mahasiswa tahu apa saja penyakit system pencernaan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

1.2.2 Pengertian Sistem Pencernaan


Pencernaan makanan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran besar
menjadi ukuran yang lebih kecil dan halus, serta memecah molekul makanan yang
kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan menggunakan enzim dan organ-
organ pencernaan. Enzim ini dihasilkan oleh organ-organ pencernaan dan jenisnya
tergantung dari bahan makanan yang akan dicerna oleh tubuh. Zat makanan yang
dicerna akan diserap oleh tubuh dalam bentuk yang lebih sederhana. Proses pencernaan
makanan pada tubuh manusia dapat dibedakan atas 5 macam yaitu:

a) Injesti
Adalah proses menaruh atau memasukkan makanan di mulut. Biasanya
menggunakan tangan atau menggunakan alat bantu seperti sendok, garpu, sumpit,
dan lain sebagainya.

b) Pencernaan Mekanik
Proses pencernaan mekanik yaitu proses mengubah makanan menjadi kecil dan
lembut. Pencernaan mekanik dilakukan oleh gigi, disebut mastikasi dan alat bantu
lain seperti batu kerikil pada burung merpati. Proses ini bertujuan untuk membantu
untuk mempermudah proses pencernaan kimiawi. Proses ini dilakukan secara sadar
atau sesuai dengan keinginan kita. Proses perncernaan secara mekanik juga terjadi
di kerongkongan dengan gerakan peristalktik yang disebut deglutisi.

c) Pencernaan Kimiawi
Proses pencernaan kimiawi yaitu proses mengubah molekul-molekul zat
makanan yang kompleks menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana sehingga
mudah dicerna. Pencernaan kimiawi dilakukan oleh enzim, asam, ‘bile’, dan air.

d) Absorpsi/Penyerapan
Penyerapan adalah gerakan nutrisi dari sistem pencernaan ke sistem sirkulator
dan ‘lymphatic capallaries’ melalui osmosis, transport aktif, dan difusi.

2
e) Defekasi/Penyingkiran
Penyingkiran/pembuangan material yang tidak dicerna dari ‘tract’ pencernaan
melalui anus.

2.2.2 Organ yang Berperan Dalam Sistem Pencernaan

1. Saluran Pencernaan
Saluran pencernaan adalah saluran yang kontinyu berupa tabung yang
dikelilingi otot. Sistem pencernan manusia mempunyai proses secara umum yaitu
pada mulanya setelah makanan dikunyah dan ditelan, perlu sekitar 5-10 detik untuk
melewati esophagus dan masuk ke dalam lambung, yang menghabiskan 2-6 jam
untuk dicerna sebagian. Digesti akhir dan absorpsi nutrient terjadi didalam usus
halus selama periode 5-6 jam. Dalam waktu 12-14 jam, material apa pun yang tak
tercena akan melewati usus besar, dan feses dibuang melalui anus. Organ-organ
yang terlibat antara lain Rongga mulut, faring, esophagus, Lambung, lumen usus
halus, dan epitelium Usus halus. (Campbell, 2008 : 39)

2. Organ pencernaan tambahan


Organ pencernaan tambahan ini berfungsi untuk membantu saluran pencernaan
dalam melakukan kerjanya. Gigi dan lidah terdapat dalam rongga mulut, kantung
empedu serta kelenjar pencernaan akan dihubungkan kepada saluran pencernaan
melalui sebuah saluran. Kelenjar pencernaan tambahan akan memproduksi sekret
yang berkontribusi dalam pemecahan bahan makanan. Gigi, lidah, kantung
empedu, beberapa kelenjar pencernaan seperti kelenjar ludah, hati dan pankreas.

3
Bagian-Bagian Sistem Pencernaan Pada Manusia:
1. Kelenjar ludah
2. Parotis
3. Submandibularis
(bawah rahang)
4. Sublingualis (bawah
lidah)
5. Rongga mulut
6. Amandel
7. Lidah
8. Esofagus
9. Pankreas
10. Lambung
11. Saluran pankreas
12. Hati
13. Kantung empedu
14. duodenum
15. Saluran empedu
16. Kolon
17. Kolon transversum
18. Kolon ascenden
19. Kolon descenden
20. Ileum
21. Sekum
22. Appendiks/Umbai
cacing
23. Rektum/Poros usus
24. Anus

4
a.) Mulut
Proses pencernaan dimulai sejak makanan masuk ke dalam mulut. Di dalam
mulut terdapat alat-alat yang membantu dalam proses pencernaan, yaitu gigi, lidah,
dan kelenjar ludah (air liur). Di dalam rongga mulut, makanan mengalami
pencernaan secara mekanik dan kimiawi. Beberapa organ di dalam mulut, yaitu :

1) Gigi
Gigi berfungsi untuk mengunyah makanan sehingga makanan menjadi halus.
Keadaan ini memungkinkan enzim-enzim pencernaan mencerna makanan lebih
cepat dan efisien. Gigi dapat dibedakan atas empat macam yaitu gigi seri, gigi
taring, gigi geraham depan, dan gigi geraham belakang. Secara umum, gigi
manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu mahkota gigi (korona), leher gigi (kolum),
dan akar gigi (radiks). Mahkota gigi atau puncak gigi merupakan bagian gigi
yang tampak dari luar. Setiap jenis gigi memiliki bentuk mahkota gigi yang
berbeda-beda. Gigi seri berbentuk seperti pahat, gigi taring berbentuk seperti
pahat runcing, dan gigi geraham berbentuk agak silindris dengan permukaan
lebar dan datar berlekuk-lekuk. Bentuk mahkota gigi pada gigi seri berkaitan
dengan fungsinya untuk memotong dan menggigit makanan. Gigi taring yang
berbentuk seperti pahat runcing untuk merobek makanan. Sedangkan gigi
geraham dengan permukaan yang lebar dan datar berlekuk-lekuk berfungsi
untuk mengunyah makanan. Leher gigi merupakan bagian gigi yang terlindung
dalam gusi, sedangkan akar gigi merupakan bagian gigi yang tertanam di dalam
rahang. Bila kita amati gambar penampang gigi, maka akan tampak bagian-
bagian seperti pada gambar berikut ini.

Bagian-bagian gigi

5
Email gigi merupakan lapisan keras berwarna putih yang menutupi mahkota
gigi. Tulang gigi, tersusun atas zat dentin. Sumsum gigi (pulpa), merupakan rongga
gigi yang di dalamnya terdapat serabut saraf dan pembuluh-pembuluh darah. Itulah
sebabnya bila gigi kita berlubang akan terasa sakit, karena pada sumsum gigi
terdapat saraf.

2) Lidah
Lidah merupakan suatu massa otot lurik yang diliputi oleh membran mukosa
Serabut-serabut otot satu sama lain saling bersilangan dalam 3 bidang,
berkelompok dalam berkas-berkas, biasanya dipisahkan oleh jaringan
penyambung. Pada permukaan bawah lidah, membran mukosanya halus,
sedangkan permukaan dorsalnya ireguler, diliputi oleh banyak tonjolan-tonjolan
kecil yang dinamakan papilae. Papilae lidah merupakan tonjolan-tonjolan epitel
mulut dan lamina propria yang diduga bentuk dan fungsinya berbeda. Terdapat 4
jenis papilae.
✓ Papilae filiformis: mepunyai bentuk penonjolan langsing dan konis, sangat
banyak, dan terdapat di seluruh permukaan lidah. Epitelnya tidak mengandung
puting kecap (reseptor).
✓ Papilae fungiformis menyerupai bentuk jamur karena mereka mempunyai
tangkai sempit dan permukaan atasnya melebar. Papilae ini, mengandung
puting pengecap yang tersebar pada permukaan atas, secara tidak teratur
terdapat di sela-sela antara papilae filoformis yang banyak jumlahnya.
✓ Papilae foliatae, tersusun sebagai tonjolan-tonjolan yang sangat padat
sepanjang pinggir lateral belakang lidah, papila ini mengandung banyak puting
kecap.
✓ Papilae circumfalatae merupakan papilae yang sangat besar yang
permukaannya pipih meluas di atas papilae lain. Papilae circumvalate tersebar
pada daerah “V” pada bagian posterior lidah. Banyak kelenjar mukosa dan
serosa (von Ebner) mengalirkan isinya ke dalam alur dalam yang mengelilingi
pinggir masing-masing papila. Susunan yang menyerupai parit ini
memungkinkan aliran cairan yang kontinyu di atas banyak puting kecap yang
terdapat sepanjang sisi papila ini. Aliran sekresi ini penting untuk
menyingkirkan partikel-partikel dari sekitar puting kecap sehingga mereka
dapat menerima dan memproses rangsangan pengencapan yang baru. Selain
6
kelenjar-kelenjar serosa yang berkaitan dengan jenis papila ini, terdapat
kelenjar mukosa dan serosa kecil yang tersebar di seluruh dinding rongga
mulut lain-epiglotis, pharynx, palatum, dan sebagainya-untuk memberi
respons terhadap rangsangan kecap.

letak kepekaan lidah terhadap rasa

3) Kelenjar ludah
Kelenjar ludah menghasilkan ludah atau air liur (saliva). Kelenjar ludah dalam
rongga mulut ada 3 pasang, yaitu :
a) Kelenjar parotis, terletak di bawah telinga.
b) Kelenjar submandibularis, terletak di rahang bawah.
c) Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah.
Letak kelenjar ludah di dalam rongga mulut dapat dilihat pada gambar berikut.

Kelenjar parotis menghasilkan ludah yang berbentuk cair. Kelenjar


submandibularis dan kelenjar sublingualis menghasilkan getah yang
mengandung air dan lendir. Ludah berfungsi untuk memudahkan penelanan
makanan. Jadi, ludah berfungsi untuk membasahi dan melumasi makanan

7
sehingga mudah ditelan. Selain itu, ludah juga melindungi selaput mulut
terhadap panas, dingin, asam, dan basa. Di dalam ludah terdapat enzim ptialin
(amilase). Enzim ptialin berfungsi mengubah makanan dalam mulut yang
mengandung zat karbohidrat (amilum) menjadi gula sederhana (maltosa).
Maltosa mudah dicerna oleh organ pencernaan selanjutnya. Enzim ptialin
bekerja dengan baik pada pH antara 6,8 – 7 dan suhu 37oC.

b.) Pharynx
Pharynx merupakan peralihan ruang antara rongga mulut dan sistem pernapasan
dan pencernaan. Ia membentuk hubungan antara daerah hidung dan larynx. Pharynx
dibatasi oleh epitel berlapis gepeng jenis mukosa, kecuali pada daerah-daerah bagian
pernapasan yang tidak mengalami abrasi. Pada daerah-daerah yang terakhir ini,
epitelnya toraks bertingkat bersilia dan bersel goblet. Pharynx mempunyai tonsila
yang merupakan sistem pertahanan tubuh. Mukosa pharynx juga mempunyai banyak
kelenjar-kelenjar mukosa kecil dalam lapisan jaringan penyambung padatnya.

c.) Kerongkongan
Kerongkongan (esofagus) merupakan saluran penghubung antara rongga mulut
dengan lambung. Kerongkongan berfungsi sebagai jalan bagi makanan yang telah
dikunyah dari mulut menuju lambung. Jadi, pada kerongkongan tidak terjadi proses
pencernaan.

d.) Lambung
Lambung (ventrikulus) merupakan kantung besar yang terletak di sebelah kiri
rongga perut sebagai tempat terjadinya sejumlah proses pencernaan. Lambung terdiri
dari tiga bagian, yaitu bagian atas (kardiak), bagian tengah yang membulat (fundus),
dan bagian bawah (pilorus). Kardiak berdekatan dengan hati dan berhubungan dengan
kerongkongan. Pilorus berhubungan langsung dengan usus dua belas jari. Di bagian
ujung kardiak dan pilorus terdapat klep atau sfingter yang mengatur masuk dan
keluarnya makanan ke dan dari lambung. Struktur lambung dapat dilihat pada gambar
berikut ini.

8
Struktur lambung
Dinding lambung terdiri dari otot yang tersusun melingkar, memanjang, dan
menyerong. Otot-otot tersebut menyebabkan lambung berkontraksi, sehingga
makanan teraduk dengan baik dan bercampur merata dengan getah lambung. Hal ini
menyebabkan makanan di dalam lambung berbentuk seperti bubur. Dinding lambung
mengandung sel-sel kelenjar yang berfungsi sebagai kelenjar pencernaan yang
menghasilkan getah lambung. Getah lambung mengandung air lendir (musin), asam
lambung, enzim renin, dan enzim pepsinogen. Getah lambung bersifat asam karena
banyak mengandung asam lambung. Asam lambung berfungsi membunuh kuman
penyakit atau bakteri yang masuk bersama makanan dan juga berfungsi untuk
mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin berfungsi memecah protein menjadi
pepton dan proteosa. Enzim renin berfungsi menggumpalkan protein susu (kasein)
yang terdapat dalam susu. Adanya enzim renin dan enzim pepsin menunjukkan bahwa
di dalam lambung terjadi proses pencernaan kimiawi.

e.) Usus halus


Usus halus (intestinum) merupakan tempat penyerapan sari makanan dan
tempat terjadinya proses pencernaan yang paling panjang. Usus halus terdiri dari :
✓ Usus dua belas jari (duodenum)
✓ Usus kosong (jejenum)
✓ Usus penyerap (ileum)

9
f.) Usus besar
Makanan yang tidak dicerna di usus halus, misalnya selulosa, bersama dengan
lendir akan menuju ke usus besar menjadi feses. Di dalam usus besar terdapat bakteri
Escherichia coli. Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa makanan
menjadi feses. Selain membusukkan sisa makanan, bakteri E. coli juga menghasilkan
vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah.

g.) Anus
Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang
lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah
siap dibuang maka otot sphinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus.
Otot sphinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik. Jadi,
proses defekasi (buang air besar) dilakukan dengan sadar, yaitu dengan adanya
kontraksi otot dinding perut yang diikuti dengan mengendurnya otot sphinkter anus
dan kontraksi kolon serta rektum. Akibatnya feses dapat terdorong ke luar anus. Untuk
lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Di anus terdapat otot sphinkter, rektum, dan vena. Fungsi otot sphinkter adalah
untuk membuka atau menutup anus. Sedangkan fungsi rektum adalah untuk
menyimpan feses sementara waktu.

h.) Kelenjar saliva


Disamping kelenjar-kelenjar kecil yang tersebar di seluruh rongga mulut,
terdapat 3 pasang kelenjar saliva yang besar; kelenjar parotis, submandibularis
(submaxilaris), dan sublingualis. Fungsi kelejar saliva adalah membasahi dan
melumasi rongga mulut dan isinya, memulai pencernaan makanan, menyelenggarakan

10
eksresi zat-zat tertentu seperti urea dan tiosianat, dan mereabsorpsi natrium dan
mengeksresi kalium. Fungsi utama pankreas adalah menghasilkan enzim-enzim
pencernaan yang bekerja dalam usus halus dan mengeksresi hormone insulin dan
glukagon ke dalam aliran darah.

i.) Pankreas
Pankreas tersusun atas bagian eksokrin dan endokrin. Bagian endokrin terdiri atas
pulau Langerhans, dan bagian eksokrin terdiri atas kelenjar asiner, maka disebut
bagian asini pankreas. Sel asiner pankreas merupakan sel serosa, dan memilki sifat
memsintesis protein. Setelah disintesis dalam bagian basal sel, maka proenzim
selajutnya meninggalkan retikulum endoplasma kasar dan masuk apparatus Golgi.
Proenzim tersebut dikumpulkan dalam vesikel-vesikel sekresi yang disebut sebagai
granula prozimogen. Granula sekresi yang matang (granula zimogen), melekat pada
membran dan terkumpul pada bagian apical (ujung) sel. Bagian eksokrin pankreas
manusia mensekresikan:
- air
- ion-ion: bikarbonat.
- enzim: karboksipeptidase, ribonuklease, deoksiribonuklease, lipase, dan amilase.
- proenzim sebagai berikut: tripsinogen, kimotripsinogen.

j.) Hati
Hati merupakan organ terbesar dari tubuh, setelah kulit, terletak dalam rongga
abdomen di bawah diafragma. Sebagian besarnya darahnya (sekitar 70%) berasal dari
vena porta. Melalui vena porta, semua zat yang diabsorpsi melalui usus mencapai hati
kecuali asam lemak, yang ditranspor melalui pembuluh limfe.

11
3.2.2 Mekanisme Sistem Pencernaan
Pertama-tama, pencernaan dilakukan oleh mulut. Disini dilakukan pencernaan
mekanik yaitu proses mengunyah makanan menggunakan gigi dan pencernaan kimiawi
menggunakan enzim ptialin (amilase). Enzim ptialin berfungsi mengubah makanan
dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat (amilum) menjadi gula sederhana
(maltosa). Maltosa mudah dicerna oleh organ pencernaan selanjutnya. Enzim ptialin
bekerja dengan baik pada pH antara 6,8 – 7 dan suhu 37oC.

Makanan selanjutnya dibawa menuju lambung dan melewati kerongkongan.


Makanan bisa turun ke lambung karena adanya kontraksi otot-otot di kerongkongan. Di
lambung, makanan akan melalui proses pencernaan kimiawi menggunakan zat/enzim
sebagai berikut:
❖ Renin, berfungsi mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI).
Hanya dimiliki oleh bayi.
❖ Pepsin, berfungsi untuk memecah protein menjadi pepton.
❖ HCl (asam klorida), berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin.
Sebagai desinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan
kolesistokinin pada usus halus.
❖ Lipase, berfungsi untuk memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun
lipase yang dihasilkan sangat sedikit.

Setelah makanan diproses di lambung yang membutuhkan waktu sekitar 3 – 4 jam,


makanan akan dibawa menuju usus dua belas jari. Pada usus dua belas jari terdapat
enzim-enzim berikut yang berasal dari pankreas:
1. Amilase
Enzim yang mengubah zat tepung (amilum) menjadi gula lebih sederhana (maltosa).

2. Lipase
Enzim yang mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.

3. Tripsinogen
Jika belum aktif, maka akan diaktifkan menjadi tripsin, yaitu enzim yang mengubah
protein dan pepton menjadi dipeptida dan asam amino yang siap diserap oleh usus
halus.
12
Selain itu, terdapat juga empedu. Empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung di
dalam kantung empedu. Selanjutnya, empedu dialirkan melalui saluran empedu ke
usus dua belas jari. Empedu mengandung garam-garam empedu dan zat warna
empedu (bilirubin). Garam empedu berfungsi mengemulsikan lemak. Zat warna
empedu berwarna kecoklatan, dan dihasilkan dengan cara merombak sel darah merah
yang telah tua di hati. Empedu merupakan hasil ekskresi di dalam hati. Zat warna
empedu memberikan ciri warna cokelat pada feses.

Selanjutnya makanan dibawa menuju usus halus. Di dalam usus halus terjadi proses
pencernaan kimiawi dengan melibatkan berbagai enzim pencernaan. Karbohidrat
dicerna menjadi glukosa. Lemak dicerna menjadi asam lemak dan gliserol, serta
protein dicerna menjadi asam amino. Jadi, pada usus dua belas jari, seluruh proses
pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein diselesaikan. Selanjutnya, proses
penyerapan (absorbsi) akan berlangsung di usus kosong dan sebagian besar di usus
penyerap. Karbohidrat diserap dalam bentuk glukosa, lemak diserap dalam bentuk
asam lemak dan gliserol, dan protein diserap dalam bentuk asam amino. Vitamin dan
mineral tidak mengalami pencernaan dan dapat langsung diserap oleh usus halus.

Makanan yang tidak dicerna di usus halus, misalnya selulosa, bersama dengan
lendir akan menuju ke usus besar menjadi feses. Di dalam usus besar terdapat bakteri
Escherichia coli. Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa makanan
menjadi feses. Selain membusukkan sisa makanan, bakteri E. coli juga menghasilkan
vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah. Sisa makanan
dalam usus besar masuk banyak mengandung air. Karena tubuh memerlukan air, maka
sebagian besar air diserap kembali ke usus besar. Penyerapan kembali air merupakan
fungsi penting dari usus besar. Selanjutnya sisa-sisa makanan akan dibuang melalui
anus berupa feses. Proses ini dinamakan defekasi dan dilakukan dengan sadar.

13
4.2.2 Penyakit Pada Sistem Pencernaan
1. Sariawan, Bau Mulut dan Sakit Gigi
2. Keracunan
Keracunan makanan adalah kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami
mual, nyeri perut, muntah, kehilangan nafsu makan, diare, demam, lemas, dan
nyeri otot akibat mengonsumsi makanan yang terkontaminasi, misalnya oleh
virus norovirus atau bakteri E. coli dan salmonella yang menyebabkan penyakit
demam tipus dan paratipus.

3. Diare dan konstipasi


a. Diare
Diare adalah penyakit atau keadaan di mana si penderita mengalami buang
air besar bercampur air berkali-kali. Penyebab diare yaitu peradangan usus
oleh penyakit lain seperti kolera dan disentri. Seringkali diare juga disebabkan
oleh virus, bakteri, alergi atau tidak tahan makanan tertentu, atau kurang gizi.

Pengobatan gejalanya dilakukan dengan pemberian obat yang


menghentikan diare. Misalnya, norit atau karbotablet, yang bahan utamanya
karbon. Diare yang disebabkan oleh kuman dapat diobati dengan antibiotika.
Jika penyebabnya karena kekurangan gizi, maka harus diberi asupan makanan
yang bergizi beberapa waktu.

14
b. Konstipasi (sembelit)

Konstipasi atau yang sering kita sebut dengan


sebutan “sembelit” adalah keadaan yang dialami
seseoang dengan gejala fases mengeras sehingga
susah dikeluarkan. Sembelit disebabkan oleh adanya
penyerapan air pada sisa makanan. Akibatnya, fases
kekurangan air dan menjadi keras. Ini terjadi dari
kebiasaan buruk yang menunda-nunda buang besar.
Selain itu, juga karena kurangnya penderita dalam mengkonsumsi makanan
berserat, kurang minum, stres, dan lain-lain. Oleh karena itu, banyak memakan
buah-buahan dan sayur-sayuran berserat, minum banyak air, makan teratur,
buang air setiap hari, makan makanan berserat, dan olahraga teratur dapat
mencegah gangguan ini.

4. Maag

Penyakit ini juga disebut tukak lambung atau


luka pada lambung. Alat pencernaan yang
diserang oleh maag adalah lambung atau usus
dua belas jari. Gejalanya antara lain pegal-pegal
di punggung satu sampai dua jam setelah makan
atau jika perut kosong. Gejala yang terkenal dari
penyakit maag adalah mual, kembung, dan
muntah-muntah. Gejala lainnya adalah kurang
nafsu makan dan berat turun. Penyebab penyakit
maag yaitu bakteri Helicobakter pylori atau pemakaian sejenis obat antiradang.
Pengobatannya dilakukan dengan memberikan obat antibiotika jika penyebabnya
bakteri tadi. Misalnya, pemberian tetrasikin atau amoksilin. Yang ringan dapat
diatasi dengan antasid. Gejala mual dan kembung dapat diatasi dengan obat sakit
maag.

15
5. Tifus
6. Demam tifoid
Demam tifoid adalah penyakit serius yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri
tifoid menyebabkan penderitanya demam, lemah, dan bahkan kematian. Kejadian
demam tifoid umumnya terjadi di kawasan yang sangat padat penduduk. Penyakit
ini disebabkan oleh bakteri yang disebut Salmonella typhi. Bakteri ini ditularkan
terutama melalui air atau makanan yang tercemar. Korban demam tifoid
membuang bakteri dalam feses dan urinenya.

7. Disentri
Penyakit ini menyerang usus. Usus yang terserang disentri terinfeksi oleh
kuman (bakteri atau amoeba) jadi meradang. Gejala umumnya antara lain sakit
perut, mencret (diare) kadang-kadang berdarah dan berlendir. Ada dua tipe
disentri yaitu disentri baksiler dan disentri amebik. Disentri baksiler disebabkan
oleh bakteri dari keluarga Shigella. Sedangkan disentri amebik disebabkan oleh
keluarga Amoeba. Penyebaran atau penularannya seperti penyakit diare, yaitu
melalui tinja si penderita yang mencemari air atau tanah. Dan orang sehat
memakai air atau tanah yang tercemari oleh tinja yang mengandung kuman
penyakit ini.

8. Tukak lambung dan gastritis


a) Tukak Lambung
Tukak lambung adalah salah satu kelainan sistem pencernaan yakni
kerusakan pada selaput lendir. Tukak lambung
dapat disebabkan oleh factor-faktor kuman,
toksin, ataupun psikosomatis. Kecemasan,
ketakutan, stress, dan kelelahan merupakan
faktor psikosomatis yang akhirnya dapat
merangsang pengeluaran HCL di lambung. Jika
HCL berlebihan, selapu lendir lambung akan rusak.

16
b) Gastristis
Merupakan suatu peradangan akut atau
kronis pada lapisan mukosa (lender)
dinding lambung. Penyebabnya ialah
penderita memakan yang mengandung
kuman penyakit. Kemungkinan juga karena
kadar asam klorida (HCL) pada lambung
terlalu tinggi.

9. Hepatitis
Hepatitis merupakan penyakit yang terjadi akibat infeksi virus pada hati.
Virus dapat masuk ke dalam tubuh melalui air atau makanan

10. Usus buntu (Apendisitis)


Apendisitis merupakan gangguan yang terjadi karena peradangan apendiks.
Penyebabnya ialah adanya infeksi bakteri pada umbai cacing (usus buntu).
Penyakit usus buntu adalah peradangan dan pembengkakan yang terjadi di
dalam usus buntu, yaitu suatu organ berbentuk kantung dan seukuran jari, yang
terhubung dengan usus besar.

11. Hemeroid/ Wasir/ Ambeyen


Wasir merupakan pembengkakan pembuluh darah di sekitar atau di dalam
anus. Penyebab pembengkakan ini belum diketahui secara pasti, namun erat
kaitannya dengan tekanan yang meningkat pada pembuluh darah akibat kurang
mengonsumsi makanan kaya serat.

17
12. Refluks gastreosofagus (GERD)
Refluks gastroesofagus (penyakit asam lambung) atau dikenal juga sebagai
GERD merupakan kondisi yang terjadi ketika asam lambung naik ke atas
kerongkongan akibat cincin otot esofagus tidak dapat menutup secara baik.
Esofagus atau kerongkongan merupakan saluran yang menghubungkan mulut
dengan lambung. Cincin esofagus bekerja sebagai katup satu arah dimana ketika
kita menelan makanan, bagian ini akan terbuka dan mempersilakan makanan
lewat untuk menuju lambung. Setelah makanan lewat, cincin esofagus akan
tertutup secara otomatis guna mencegah makanan dan asam lambung naik ke
kerongkongan.

13. Radang dinding lambung


Orang yang sering duduk dalam beraktivitas dan ibu hamil seringkali
mengalami gangguan ini Radang dinding lambung menyerang membran mukus
yang melapisi lambung. Gejalanya sulit bernapas, feses berwarna gelap
bercampur darah, dan sakit kepala. Penyebabnya mungkin alergi makanan,
alkohol, atau obat-obatan, racun atau bakteri. Pengobatannya dilakukan sesuai
dengan penyebabnya. Yang disebabkan oleh bakteri pasien diberi antibiotika.

14. Cacingan
Ada beberapa jenis penyakit cacing. Tiga yang perlu Anda ketahui yaitu
cacing gelang, cacing tambang, dan cacing kremi.

18
a. Cacing gelang
Disebabkan oleh cacing gelang atau Ascaris lumbriciadea. Telur cacing ini
masuk melalui makanan dan minuman yang tercemar atau tidak bersih.
Gejalanya antara lain perut mulas, mencret dan kembung. Penderita mungkin
juga mengalami gejala ikutan seperti tenggorokan dan hidung gatal. Terkadang
ia mengalami kejang dan kesemutan di tangan dan kaki. Mata sering mengedip
dan timbul selaput pada putih mata. Anak-anak menjadi sering rewel dan
menangis.

Pengobatannya dilakukan dengan memberikan obat cacing yang tepat


melalui resep dokter. Resep tradisional, rebung atau biji petai cina dapat
menyembuhkan penyakit cacing gelang.

b. Cacing tambang
Penyakit cacing ini disebabkan oleh cacing tambang. Telur cacing tambang
masuk ke tubuh melalui kulit, khusunya kaki dan tangan. Telur cacing ini hidup
di daerah lembab dan hangat.

Gejala yang tampak ialah perut mulas, mencret, dan kembung. Seringkali
diiringi dengan tidak enak badan dan gatal di kaki atau tangan. Pengobatannya
dengan obat cacing yang sesuai.

c. Cacing kremi
Cara telur cacing ini masuk ke dalam sistem pencernaan ialah melalui
makanan dan minuman mentah dan tidak bersih. Anak-anak yang mempunyai
kebiasaan menggigit-gigit jari dan bermain di tempat yang becek-lembap
berpeluang terkena penyakit ini. Karena telur cacing kremi suka berada di air
atau tanah yang tidak bersih.

Gejala penyakit cacing keremi yaitu gatal-gatal pada liang dubur atau liang
hidung. Jika parah, mata anak yang menderita cacing kremi tampak agak
berbusa. Pengobatannya dilakukan dengan memberikan obat cacing yang
sesuai dan dosis yang tepat atau memakan biji petai cina sebanyak-banyaknya
agar cacingnya mati dan keluar bersama tinja.
19
15. Penyakit batu empedu
peradangan kantong empedu atau penyumbatan saluran empedu karena
adanya batu yang berasal dari pengkristalan kolesterol.Batu tersebut terbentuk
akibat ketidakseimbangan kimia di dalam kandung empedu. Batu empedu yang
tidak menyumbat saluran empedu tidak akan menimbulkan gejala apa pun.
Namun jika sudah menyumbat, penderitanya dapat merasakan nyeri perut hebat
yang biasanya berlangsung antara satu hingga lima jam dan muncul secara tiba-
tiba.

Selain rasa sakit, batu empedu juga dapat menyebabkan peradangan yang
diikuti dengan gejala demam tinggi dan sakit kuning. Bahkan pada beberapa
kasus, batu empedu dapat mengiritasi pankreas dan menyebabkan gejala nyeri
yang dapat meningkat secara cepat.

Batu empedu yang tidak menimbulkan gejala tidak perlu diobati.


Sebaliknya diagnosis dan pengobatan harus dilakukan jika gejala sudah terasa
cukup mengganggu. batu empedu dapat didiagnosis dengan pemindaian USG.
Untuk pengobatannya, metode yang direkomendasikan adalah dengan operasi
pengangkatan kantong empedu melalui operasi laparoskopi. Selain sederhana,
prosedur ini juga terbukti minim risiko terjadinya komplikasi.

5.2.2 Alat dan Bahan peraga


Alat :
• Gunting
Bahan :
• Styrofoam
• Steyrofoam
• Botol bekas
• Double tip
• Pewarna merah dan biru
• Selang
• Gambar organ
• Air

20
• Kabel ties

21
BAB III
PENUTUPAN
1.3.3 Kesimpulan
Pencernaan makanan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran besar
menjadi ukuran yang lebih kecil dan halus, serta memecah molekul makanan yang
kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan menggunakan enzim dan organ-
organ pencernaan. Enzim ini dihasilkan oleh organ-organ pencernaan dan jenisnya
tergantung dari bahan makanan yang akan dicerna oleh tubuh. Zat makanan yang
dicerna akan diserap oleh tubuh dalam bentuk yang lebih sederhana.

Organ yang berperan dalam system pencernaan adalah:

1) Kelenjar ludah
2) Parotis
3) Submandibularis (bawah rahang)
4) Sublingualis (bawah lidah)
5) Rongga mulut
6) Amandel
7) Lidah
8) Esofagus
9) Pankreas
10) Lambung
11) Saluran pancreas
12) Hati
13) Kantung empedu
14) Duodenum
15) Saluran empedu
16) Kolon
17) Kolon transversum
18) Kolon ascenden
19) Kolon descenden
20) Ileum
21) Sekum
22) Appendiks/Umbi cacing

22
23) Rectum/Poros usus
24) anus

2.3.3 Saran
Dalam laporan praktik ini, hal yang harus diperhatikan adalah yaitu pada fungsi
fungsi dari organ pencernaan itu sendiri juga mekanisme kerjanya. Sehingga ketika kita
memahami dengan baik mekanismenya, maka kita akan terhindar dari beberapa
penyakit yang dapat timbul dari pola makan dan pola hidup yang salah terkait dengan
sistem pencernaan itu

23
DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2014. Digesti. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Bb1-Digesti.pdf diakses


pada 21.06
Campbell dkk. 2008. Biologi. Jakarta : Erlangga
Geneser. Finn. 1993. Textbook of Histology. Copenhagen: Munksgaard
https://gurusekali.com/ipa/sistem-pencernaan-manusia-mekanisme-mekanik-dan-
kimiawi/ di akses 09 Januari 2024 21.39
https://doktersehat.com/informasi/gangguan-pencernaan/gangguan-sistem-pencernaan/ di
akses 09 Januari 2024 21.40
https://www.halodoc.com/artikel/10-jenis-organ-pencernaan-manusia-dan-fungsinya di
askes 09 Januari 2024 21.41
Pack. Philip E. 2001. Anatomy and Physiology. New York: Hungry Minds
Surtiretna. Nina. 2006. Mengenal Sistem Pencernaan. Bandung: PT. Kiblat Buku
Utama
Sasrawan, Hedi.2012.System pencernaan pada manusia materi .
http://hedisasrawan.blogspot.co.id di akses 05 Januari 2024 20.42
Wandy.2012. Pencernaan manusia. https://wandylee.wordpress.com di akses 05
Januari 2024 20.24

24

Anda mungkin juga menyukai