Anda di halaman 1dari 12

LATIHAN UJI PORTOFOLIO

SISTEM PENCERNAAN MAKANAN


PADA MANUSIA

DISUSUN OLEH :
NABILA AMALIA PUTRI
[XII IPA 4]
0053837966

SMA NEGERI 2 KARAWANG


TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Pencernaan
Makanan Pada Manusia”
Tujuan penulisan ini untuk memenuhi tugas dari Bapak Sape’i, S.Pd. Makalah ini
diharapkan dapat menjadi penambah wawasan bagi pembaca serta bagi saya sendiri. Saya
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sape’i, S.Pd., pada mata pelajaran Biologi yang sudah
mempercayakan tugas ini kepada saya, sehingga sangat membantu saya untuk memperdalam
pengetahuan materi ini.
Saya menyadari, bahwa makalah yang saya buat ini masih jauh dari kata sempurna baik
segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar saya bisa menjadi lebih
baik lagi di masa mendatang. Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan
bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Karawang, 12 Ja2022
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................1
1.3 Tujuan Makalah......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2
2.1PengertianSistemPencernaan...................................................................................2
2.1.1 Pengertian Kepolisian..........................................................................................2
2.1.2 Tujuan Kepolisian................................................................................................2
2.1.3 Tugas dan Wewenang Kepolisian........................................................................2
2.2 Sejarah Kejaksaan...................................................................................................3
2.2.1 Pengertian Kejaksaan...........................................................................................4
2.2.2 Tugas dan Wewenang Kejaksaan........................................................................4
2.3 Sejarah Kehakiman.................................................................................................5
2.3.1 Pengertian Kehakiman.........................................................................................5
2.3.2 Tugas dan Wewenang Kehakiman.......................................................................5
BAB III PENUTUP...................................................................................................................6
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................6
3.2 Saran........................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................7
iii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Tubuh manusia terdiri atas banyak jaringan dan organ dan fungsinya juga
ada masing-masing. Agar dapat melaksanakan fungsinya, tubuh memerlukan energi
untuk melakukan berbagai aktifitas. Untuk

melakukan aktifitasnya manusia hidup pasti memerlukan makan karena makanan


merupakan sumber energi pada manusia.
Namun, makanan yang kita makan tidak semuanya berguna bagi tubuh karena
dalam tubuh kita terdapat organ-organ tubuh yang sangat berperan penting dalam
proses pencernaan. Dimana antara organ yang satu dengan yang lainnya saling
berkaitan jika ada salah satu organ yang mengalami gangguan maka
sistemnpencernaan di dalam tubuh manusia tidak akan berlangsung secara optimal.
Kita mengetahui bahwa tidak ada satu individu yang dapat bertahan hidup
tanpa adanya organ sistem pencernaan, karena sistem pencernan merupakan hal yang
sangat vital di dalam tubuh manusia. Sistem pencernaan makanan pada manusia
berhubungan dengan penerimaan makanan dan mempersiapkannya untuk di proses
oleh tubuh. Makanan merupakan zat atau bahan yang dapat digunakan pada
metabolisme untuk memperoleh bahan-bahan, untuk memperoleh tenaga atau energi.
Selama dalam proses pencernaan makanan dihancurkan menjadi zat-zat
sederhana dan dapat diserap oleh usus, kemudian digunakan oleh jaringan tubuh.
Sistem pencernaan manusia itu terdiri dari rongga mulut, esofagus, lambung, usus
kecil, usus besar, rectum dan anus.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas didalam makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Apa yang di maksud dengan sistem pencernaan?
2. Apa saja organ yang berperan dalam sistem pencernaan manusia?
3. Bagaimana mekanisme sistem pencernaan pada manusia?

1.3 Tujuan Makalah


Tujuan dari penulisan makalah adalah:
1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan sistem pencernaan.
2. Untuk mengetahui apa saja organ yang berperan dalam sistem pencernaan manusia.
3. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme sistem pencernaan pada manusia.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Pencernaan


Sistem pencernaan merupakan serangkaian jaringan organ yang memiliki fungsi untuk mencerna
makanan. Makanan-makanan tersebut akan diproses secara mekanik ataupun secara kimia. Pencernaan
secara mekanik yaitu pencernaan yang terjadi di dalam lambung yang melibatkan gerakan fisik dalam tubuh.
Tujuan pencernaan ini adalah untuk mengubah ukuran molekul makanan menjadi bentuk lebih kecil atau
halus. Sedangkan pencernaan secara kimia yaitu pencernaan yang melibatkan enzim. Enzim ini
dihasilkan oleh organ-organ pencernaan dan jenisnya tergantung dari bahan makanan yang akan
dicerna oleh tubuh. Zat makanan yang dicerna akan diserap ole tubuh dalam bentuk yang lebih sederhana.
Proses pencernaan makanan pada tubuh manusia dapat dibedakan atas 5 macam yaitu
Injesti
Adalah proses menaruh atau memasukkan makanan di mulut. Biasanya menggunakan
tangan atau menggunakan alat bantu seperti sendok, garpu, sumpit, dan lain sebagainya.
Pencemaan Mekanik
Proses pencernaan mekanik yaitu proses mengubah makanan menjadi kecil dan lembut.
Pencernaan mekanik dilakukan oleh gigi, disebut mastikasi dan alat bantu lain seperti ba tu
kerikil pada burung merpati. Proses ini bertujuan untuk membantu untuk mempermudah
proses pencernaan kimiawi. Proses ini dilakukan secara sadar atau sesuai dengan keinginan
kita. Proses perncernaan secara mekanik juga terjadi di kerongkongan dengan gerakan
peristalktik yang disebut deglutisi.
_Pencemaan Kimiawi
Proses pencernaan Kimiaw1 a1tu proses mengubah molekul-molekul zat makanan yang
kompleks menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana sehingga mudah dicerna.
Pencernaan kimiawi dilakukan oleh enzim. asam.
"bile
dan air.
Absorpsi/Penyerapan
Penyerapan adalah gerakan nutris1 dari sistem pencernaan Ke sistem sirkulator dan
"lymphatic capallaries' melalui osmosis, transport aktif, dan difusi
• Defekasi/Penyingkiran
Penyingkiran/pembuangan material yang tidak dicerna dari "tract' pencernaan melalui
B.
Organ yang Berperan Dalam Sistem Pencemaan
Saluran Pencemaan
Saluran pencernaan adalah saluran yang kontinyu berupa tabung yang dikelilingi otot.
Sistem pencernan manusia mempunyai proses secara umum yaitu pada mulanya setelal.
makanan dikunyah dan ditelan, perlu sekitar 5-10 detik untuk melewati esophagus danu.

2.1.1 PENGERTIAN KEPOLISIAN :


Kepolisian Republik Indonesia atau yang sering disingkat Polri merupakan lembaga negara yang
berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan
dalam negeri. Selain itu, dalam bidang penegakan hukum khususnya yang berkaitan dengan penanganan
tindak pidana sebagaimana yang di atur dalam KUHAP, Polri sebagai penyidik utama yang menangani
setiap kejahatan secara umum dalam rangka menciptakan keamanan dalam negeri.

2.1.2 TUJUAN KEPOLISIAN ;


Kepolisian Negara Republik Indonesia bertujuan untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang
meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum, terselenggaranya
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, serta terbinanya ketenteraman masyarakat
dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia.

2.1.3 TUGAS & WEWENANG KEPOLISIAN :


1. Melaksanakan pengaturan, penjagaan, pengawalan, dan patroli terhadap kegiatan masyarakat dan
pemerintah sesuai kebutuhan.
2. Menyelenggarakan segala kegiatan dalam menjamin keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu
lintas di jalan.
3. Membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, kesadaran hukum masyarakat
serta ketaatan warga masyarakat terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan.
4. Melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak pidana sesuai dengan hukum acara
pidana dan peraturan perundang-undangan lainnya.
5. Memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum.
6. Melakukan koordinasi, pengawasan, dan pembinaan teknis terhadap kepolisian khusus, penyidik
pegawai negeri sipil, dan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa.
2

7. Mengeluarkan surat izin dan/atau surat keterangan yang diperlukan dalam rangka pelayanan
masyarakat
8. Menerima laporan dan/atau pengaduan.
9. Membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang dapat mengganggu ketertiban
umum.
10. Mengawasi aliran yang dapat menimbulkan perpecahan atau mengancam persatuan dan kesatuan
bangsa.
11. Mengeluarkan peraturan kepolisian dalam lingkup kewenangan administratif kepolisian.
12. Melaksanakan pemeriksaan khusus sebagai bagian dari tindakan kepolisian dalam rangka
pencegahan.

2.2 SEJARAH KEJAKSAAN;


Hari Bhakti Adhyaksa ke-58 dirayakan pada 22 Juli 2018. Perlu diketahui bahwa Hari Bhakti
Adhyaksa merupakan hari peringatan berdirinya Kejaksaan Republik Indonesia. Sejarah berawal dari
zaman Kerajaan Majapahit di mana kala itu Pemerintahan Majapahit sudah memiliki semacam sistem
pengadilan dengan ‘Dhyaksa’ yang bertugas menangani masalah peradilan. Sebutan ‘Jaksa’ yang kita
kenal selama ini memang berawal dari bahasa sansekerta tersebut. Ada pun juga terdapat Adhyaksa atau
Hakim Tertinggi yang memimpin dan mengawasi para Dhyaksa. 
Kemudian pada zaman pendudukan Jepang, kejaksaan berperan sebagai satu-satunya lem pula dengan
pembentukan lembaga penegak hukum guna memastikan ketertiban umum. Pembentukan Kejaksaan
Republik Indonesia tertuang pada Pasal II Aturan Peralihan UUD 1945, diperjelas Peraturan Pemerintah
(PP) No. 2/1945. Kala itu, Kejaksaan dibentuk dengan berada dalam lingkup departemen Kehakiman.
Sebagai Jaksa Agung Indonesia pertama, terpilih Gatot Taroenamihardja.
15 tahun setelahnya, kejaksaan menjadi departemen yang terpisah (mandiri) melalui rapat kabinet 22
Juli 1960 yang tertuang dalam Surat Keputusan Presiden RI 1 Agustus 1960 No. 204/1960, yang kemudian
disahkan menjadi UU. No. 15 Tahun 1961 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kejaksaan Republik
Indonesia.
Pada masa Orde Baru, UU tentang kejaksaan berubah menjadi UU No.5/1991 dan diperbarui pada era
Reformasi lewat UU No.16/2004 di mana kejaksaan disebut sebagai lembaga pemerintahan yang
melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan serta kewenangan lain. Kini setiap tahunnya pada
tanggal 22 Juli diperingati sebagai Hari Bhakti Adhyaksa, pengabdian atau Bhakti yang dilakukan oleh
insan Adhyaksa, yaitu para anggota Kejaksaan Republik Indonesia.
3

2.2.1 PENGERTIAN KEJAKSAAN :


Kejaksaan R.I. adalah lembaga negara yang melaksanakan kekuasaan negara, khususnya di bidang
penuntutan. Sebagai badan yang berwenang dalam penegakan hukum dan keadilan, Kejaksaan dipimpin
oleh Jaksa Agung yang dipilih oleh dan bertanggung jawab kepada Presiden. Kejaksaan Agung, Kejaksaan
Tinggi, dan Kejaksaan Negeri merupakan kekuasaan negara khususnya dibidang penuntutan, dimana
semuanya merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak dapat dipisahkan.
Mengacu pada Undang-Undang No. 16 Tahun 2004 yang menggantikan UU No. 5 Tahun 1991 tentang
Kejaksaan R.I., Kejaksaan sebagai salah satu lembaga penegak hukum dituntut untuk lebih berperan dalam
menegakkan supremasi hukum, perlindungan kepentingan umum, penegakan hak asasi manusia, serta
pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). Di dalam UU Kejaksaan yang baru ini, Kejaksaan
RI sebagai lembaga negara yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan harus
melaksanakan fungsi, tugas, dan wewenangnya secara merdeka, terlepas dari pengaruh kekuasaan
pemerintah dan pengaruh kekuasaan lainnya (Pasal 2 ayat 2 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004).
Tujuan kejaksaan adalah untuk menentukan apakah suatu kasus dapat diajukan ke Pengadilan atau
tidak berdasarkan alat bukti yang sah menurut Hukum Acara Pidana.

2.2.2 TUGAS & WEWENANG KEJAKSAAN :


Berdasarkan Pasal 30 Undang Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia,
berikut adalah tugas dan wewenang Kejaksaan;
 Di bidang pidana :
1. Melakukan penuntutan.
2. Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum
tetap.
3. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat, putusan pidana
pengawasan, dan keputusan lepas bersyarat
4. Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang- undang.
5. Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan tambahan
sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam pelaksanaannya dikoordinasikan dengan penyidik.

 Di bidang perdata dan tata usaha negara :


Kejaksaan dengan kuasa khusus, dapat bertindak baik di dalam maupun di luar pengadilan untuk dan
atas nama negara atau pemerintah. Dalam bidang ketertiban dan ketenteraman umum, Kejaksaan turut
menyelenggarakan kegiatan:
1. Peningkatan kesadaran hukum masyarakat.
2. Pengamanan kebijakan penegakan hukum.
3. Pengawasan peredaran barang cetakan.
4. Pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat dan negara.
5. Pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama.
6. Penelitian dan pengembangan hukum serta statistik kriminal.

2.3 SEJARAH KEHAKIMAN:


Dilihat dari sejarahnya kekuasaan kehakiman telah mengalami perkembangan yang sangat panjang
sesuai situasi dan kondisi politik yang terus berkembangan menurut era ketatanegaraan yang mengikutinya.
Untuk melihat sejarah pekembangan kekuasaan kehakiman tersebut paling tidak penelusuran harus dikaji
pada tiga tahapan, yaitu tahap pemerintahan Hindia Belanda dimana badan-badan peradilan sebagai
pelaksana kekuasaan kehakiman bersifat pluralistik dan diskriminatif karena adanya perbedaan peradilan
yang khusus untuk orang-orang eropa atau yang dipersamakan dengannya dan ada badan peradilan yang
khusus untuk golongan pribumi seperti adanya peradilan Gubernemen dan peradilan Adat.
Peradilan Gubernemen mengadili atau melaksanakan fungsinya atas nama Raja atau Ratu Belanda,
sedangkan Peradilan Adat tidak demikian halnya. Kebijakan yang diambil pemerintah Hindia Belanda
mengenai peradilan adalah dengan mengeluarkan Staatblad 1932 Nomor 80 yang mengatur tentang
susunan dan kedudukan, kekuasaan mengadili, hukum materil dan hukum acara badan Peradilan Adat.
Disamping itu diberi kewenangan kepada Residen untuk menyusun peraturan pelaksanaannya. Dalam
prakteknya peradilan ini bukanlah bentuk peradilan yang bebas dan merdeka karena Residen mempunyai
kewenangan untuk membatalkan putusan pengadilan adat atau memerintahkan pemeriksaan kembali oleh
hakim yang ditunjuk oleh Residen dan Residen berkuasa untuk menetapkan bahwa seseorang tidak
termasuk ke dalam jurusdiksi Peradilan Adat setempat.

2.3.1 PENGERTIAN KEHAKIMAN :


Kehakiman merupakan kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan (Pasal 24 ayat 1 Undang-Undang Dasar pasca Amandemen). Kekuasaan
kehakiman dilaksanakan oleh Mahkamah Agung RI, Badan-badan peradilan lain di bawah Mahkamah
Agung (Peradilan Umum, PTUN, Peradilan Militer, Peradilan Agama) serta Mahkamah Konstitusi (Pasal
24 ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945). Tujuan kehakiman adalah menyelenggarakan peradilan.

2.3.2 TUGAS & WEWENANG KEHAKIMAN :


1. Menerima, memeriksa dan mengadili serta menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya
(Pasal 10 ayat 1 UU No. 48/2009).
2. Pengadilan/hakim mengadili menurut hukum dgn tidak membeda-bedakan orang (Pasal 4 ayat 1
UU No. 48/2009).
3. Dalam perkara perdata, pengadilan/hakim membantu para pencari keadilan (justitiabelen) dan
berusaha sekeras-kerasnya mengatasi segala hambatan dan rintangan untuk dapat tercapainya
peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan (Pasal 4 ayat 2 UU No. 48/2009).

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN 
Ketaatan atau kepatuhan terhadap hukum yang berlaku merupakan konsep nyatadalam diri seseorang
yang diwujudkan dalam perilaku yang sesuai dengan sistem hukum yang berlaku. Tingkat kepatuhan
hukum yang diperlihatkan oleh seorang warga negara, secara langsung
menunjukkan tingkat kesadaran hukum yang dimilikinya. Kepatuhanhukum mengandung arti bahwa
seseorang memiliki kesadaran untuk memahami dan menggunakan peraturan perundangan yang berlaku,
mempertahankan tertib hukum yang ada, dan menegakkan kepastian hukum.
Adapun ciri-ciri seseorang yang berperilaku sesuai dengan hukum yang berlaku dapat dilihat dari
perilaku yang diperbuatnya: disenangi oleh masyarakat pada umumnya, tidak menimbulkan kerugian bagi
diri sendiri dan orang lain, tidak menyinggung
perasaanorang lain, menciptakan keselarasan, mencerminkan sikap sadar hukum, danmencerminkan
kepatuhan terhadap hukum.

3.2 SARAN
Keadilan menjadi syarat terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur. Dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara, keadilan menjadi hak setiap warga negara. Keadilan ditegakkan berdasarkan norma hukum
yang berlaku. Norma hukum dilaksanakan secara transparan, jujur dan adil.
6

DAFTAR PUSTAKA
-Chryshna, Mahkamah. 2021. UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA. Kompas Pedia.
(https://kompaspedia.kompas.id/baca/data/dokumen/undang-undang-nomor-2-tahun-2002-
tentang-kepolisian-negara-republik-indonesia#:~:text=Dokumen-,Undang%2DUndang
%20Nomor%202%20Tahun%202002%20tentang%20Kepolisian%20Negara
%20Republik,aparat%20pemeliharaan%20keamanan%20dalam%20negeri)
- Finaka W, Andrean. 2018. KEJAKSAAN INDONESIA DARI MASA KE MASA.
indonesiabaik.id (https://jampidum.kejaksaan.go.id/pages/tugas-dan-wewenang)
-Halim, Devina. 2019. Kejaksaan Agung Pastikan Tak Ada Negosiasi atau Kompetisi dengan
KPK. Jakarta Selatan: Kompas.com.
(https://amp.kompas.com/nasional/read/2019/07/03/15241451/kejaksaan-agung-pastikan-tak-
ada-negosiasi-atau-kompetisi-dengan-kpk)
- Kesowo, Bambang.2002. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2
TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN
RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Jakarta.
jdih.kemenkeu.go.id
(https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2002/2TAHUN2002UU.htm#:~:text=Kepolisian
%20Negara%20Republik%20Indonesia%20bertujuan,ketenteraman%20masyarakat
%20dengan%20menjunjung%20tinggi)
-Matanasi, Petrik. 2019. Saat Kepolisian Berada di Bawah Naungan Departemen Dalam
Negeri. Tirto.id. (https://amp.tirto.id/saat-kepolisian-berada-di-bawah-naungan-departemen-
dalam-negeri-ecYR)
-Prayogo, Y. 2021. 1 Maret, Hari Kehakiman Nasional. KalderaNews.com.
(https://www.kalderanews.com/2021/03/1-maret-hari-kehakiman-nasional-begini-sejarahnya/)
- Sodeli, Mohamad H. 2018. Modul pembelajaran pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan
tahun 2013 edisi revisi 2018.
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210528132449-31-647863/sejarah-berdirinya-polri-
berawal-dari-masa-majapahit/amp
https://slideplayer.info/amp/12333341/
https://jampidum.kejaksaan.go.id/pages/tugas-dan-wewenang
https://jdih.kejaksaan.go.id/site/hukum?id=1
https://media.neliti.com/media/publications/43226-ID-sejarah-perkembangan-kekuasaan-
kehakiman-di-indonesia.pdf

Anda mungkin juga menyukai