Anda di halaman 1dari 28

ANATOMI FISIOLOGI

SISTEM PENCERNAAN

DISUSUN OLEH:

Annisa Abidah Salsabilla (17334122407)


Ii Iftah Azizah (17334122418)
Muhammad Agpharizki (17334122428)
Risa Amalia Zaelani (17334122440)

PROGRAM STUDI D-IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


POLTEKKES KEMENKES BANDUNG
BANDUNG
2022
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................. ii


BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 2
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................. 2
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2
1.3. Tujuan ......................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................. 3
2.1. Sistem pencernaan pada tubuh manusia ........................................................................ 3
2.2. Proses Pencernaan Pada Tubuh Manusia ...................................................................... 4
2.3. Permasalahan atau Gangguan Sistem Pencernaan di Masyarakat .................................20
2.4. Pencegahan Masalah atau Gangguan Pada Sistem Pencernaan .....................................22
BAB III PENUTUP ....................................................................................................................25
3.1. Kesimpulan .................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................26

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat, taufik
serta hidayahnya sehingga kami dapat mengerjakan dan menyelesaikan makalah yang berjudul
“Sistem Pencernaan" tepat pada waktunya.

Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada bapak Eri Triakumara dr.M.Hkes,selaku dosen
pengampu Mata Kuliah Anatomi Fisiologi. Penulisan makalah ini bertujuan guna memenuhi salah
satu tugas Mata Kuliah Anatomi Fisiologi. Di samping itu, makalah ini diharapkan dapat
menjadikan sarana pembelajaran serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan.

Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna walaupun kami telah
berusaha semaksimal mungkin dan dengan segala daya upaya yang kami lakukan. Dengan segenap
kerendahan hati, Kami selaku penyusun memohon kritik dan saran yang membangun untuk lebih
menyempurnakan makalah ini dalam memberi informasi dan pengetahuan bagi
pembaca.

Bandung, Oktober 2022

Penyusun

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tubuh manusia sangat membutuhkan energi untuk melakukan berbagai aktivitas,
energi ini diperoleh tubuh melalui makanan. Makanan tidak begitu saja dapat menyalurkan
energi pada tubuh manusia, tubuh manusia hanya membutuhkan sari-sari dari makanan
tersebut. Selain untuk mendapatkan energi makanan juga berfungsi sebagai penutrisi tubuh.
Bagaimana cara tubuh mendapatkan sari-sari dari makanan yaitu dapat didapatkan dalam
proses sistem pencernaan, serta bagaimana kita mengenali berbagai macam penyakit yang
dapat menyerang sistem pencernaan akan dibahas di dalam makalah ini.
Dalam makalah ini akan membahas tentang pengertian sistem pencernaan, apa saja
organ yang berperan dalam sistem pencernaan, bagaimana proses sistem pencernaan,
penyakit atau gangguan sistem pencernaan, hingga pencegahan terhadap penyakit atau
gangguan sistem pencernaan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan sistem pencernaan?
2. Apa saja organ yang berperan dalam sistem pencernaan?
3. Bagaimana proses sistem pencernaan?
4. Apa saja permasalahan pada sistem pencernaan yang terjadi di masyarakat?
5. Bagaimana cara pencegahan berbagai penyakit/gangguan sistem pencernaan?

1.3. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem pencernaan.
2. Agar mahasiswa mengetahui apa saja organ yang berperan dalam sistem pencernaan.
3. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana proses sistem pencernaan.
4. Agar mahasiswa mengetahui apa saja permasalahan pada sistem pencernaan yang terjadi
di masyarakat.
5. Agar mahasiswa mengetahui cara pencegahan berbagai penyakit/gangguan sistem
pencernaan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sistem pencernaan pada tubuh manusia


1. Pengertian Sistem Pencernaan
Pencernaan makanan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran besar
menjadi ukuran yang lebih kecil dan halus, serta memecah molekul makanan yang
kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan menggunakan enzim dan organ-
organ pencernaan. Enzim ini dihasilkan oleh organ-organ pencernaan dan jenisnya
tergantung dari bahan makanan yang akan dicerna oleh tubuh. Zat makanan yang dicerna
akan diserap oleh tubuh dalam bentuk yang lebih sederhana.

Proses pencernaan makanan meliputi hal-hal berikut.

Ingesti Pemasukan makanan kedalam tubuh melalui mulut.

Mastikasi Proses mengunyah makanan oleh gigi.

Deglutasi Proses menelan makanan di kerongkongan.

Digesti Pengubahan makanan menjadi molekul yang lebih


sederhana dalam bantuan enzim di lambung.

3
Absorpsi Proses penyerapan, terjadi di usus halus.

Defekasi Pengeluaran sisa makanan yang sudah tidak berguna.

2. Pengertian Proses Pencernaan


Proses pencernaan dalam saluran pencernaan manusia meliputi dua proses yaitu
pencernaan mekanik dan pencernaan kimiawi. Pencernaan mekanik adalah pencernaan
yang dilakukan oleh gigi di dalam mulut, sedangkan pencernaan kimiawai adalah
pencernaan yang melibatkan enzim.4 Pencernaan kimiawi adalah pencernaan yang terjadi
di mulut, lambung dan anus. Proses pencernaan makanan juga melibatkan alat-alat
pencernaan yang terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran
pencernaan manusia tediri dari : rongga mulut, kerongkongan (esofagus), lambung
(vetrikulus), usus halus, usus besar (kolo) dan anus Sedangkan kelenjar pencernaan
terdiri di air liur atau ludah, lambung pankreas dan hati (hepar).

2.2. Proses Pencernaan Pada Tubuh Manusia


Proses pencernaan makanan yang terjadi pada tubuh manusia dibantu oleh enzim yang
dapat mempercepat proses pencernaan. Enzim ini dihasilkan oleh organ pencernaan dan
jenisnya tergantung dari bahan makanan yang akan dicerna oleh tubuh.

1. Organ yang terdapat dalam sistem pencernaan di ataranya adalah:


a) Mulut (Oris)
b) Tekak (Faring)
c) Kerongkongan (Esophagus)
d) Lambung (Vetrikulus)
e) Usus halus (Intestinum minor)
f) Usus dua belas jari (Duodenum)
g) Usus kosong (Jejunum)
h) Usus penyerapan (Ileum)
i) Kelenjar pankreas
j) Hati (Hepar)
k) Usus besar (Intestinum mayor)

4
l) Rektum
m) Anus

Berikut merupakan uraian proses pencernaan pada tubuh manusia mulai dari
pencernaan yang berada di dalam mulut yang melibatkan pencernaan mekanik hingga
kimiawi dan berakhir pada proses pembuangan yang melibatkan Anus.

a) Mulut (Oris)

Proses pencernaan pertama kali terjadi di mulut. Di dalam mulut terdapat berbagai
alat yang dapat berfungsi membantu proses pencernaan diantaranya, Gigi, Lidah, dan
Enzim ptialin. Mulut merupakan tempat pertama terjadinya proses pencernaan baik
secara mekanik yang dilakukan dengan gigi maupun secara kimiawi yang bekerjasama
dengan kelenjar ludah. gigi yang berfungsi sebagai pencerna mekanik yang dimana gigi
tersebut bertugas untuk memotong, menyobek, dan mengunyah makanan. Sedangkan
lidah berfungsi untuk membantu proses menelan dan pencampuran makanan dalam
mulut. Di dalam mulut terdapat alat-alat yang membantu dalam proses pencernaan, yaitu
gigi, lidah, dan kelenjar ludah (air liur). Di dalam rongga mulut, makanan mengalami
pencernaan secara mekanik dan kimiawi. Beberapa organ di dalam mulut, yaitu:

5
1. Gigi
Gigi berfungsi untuk mengunyah makanan sehingga makanan menjadi halus.
Keadaan ini memungkinkan enzim-enzim pencernaan mencerna makanan lebih cepat
dan efisien. Gigi dapat dibedakan atas empat macam yaitu gigi seri, gigi taring, gigi
geraham depan, dan gigi geraham belakang. Secara umum, gigi manusia terdiri dari
tiga bagian, yaitu mahkota gigi (korona), leher gigi (kolum), dan akar gigi (radiks).
Mahkota gigi atau puncak gigi merupakan bagian gigi yang tampak dari luar. Setiap
jenis gigi memiliki bentuk mahkota gigi yang berbeda-beda. Gigi seri berbentuk
seperti pahat, gigi taring berbentuk seperti pahat runcing, dan gigi geraham berbentuk
agak silindris dengan permukaan lebar dan datar berlekuk-lekuk. Bentuk mahkota
gigi pada gigi seri berkaitan dengan fungsinya untuk memotong dan menggigit
makanan. Gigi taring yang berbentuk seperti pahat runcing untuk merobek makanan.
Sedangkan gigi geraham dengan permukaan yang lebar dan datar berlekuk-lekuk
berfungsi untuk mengunyah makanan. Leher gigi merupakan bagian gigi yang
terlindung dalam gusi, sedangkan akar gigi merupakan bagian gigi yang tertanam di
dalam rahang. Bila kita amati gambar penampang gigi, maka akan tampak bagian-
bagian seperti pada gambar berikut ini.

Email gigi merupakan lapisan keras berwarna putih yang menutupi mahkota
gigi. Tulang gigi, tersusun atas zat dentin. Sumsum gigi (pulpa), merupakan rongga
gigi yang di dalamnya terdapat serabut saraf dan pembuluh-pembuluh darah. Itulah
sebabnya bila gigi kita berlubang akan terasa sakit, karena pada sumsum gigi terdapat
saraf.

6
2. Lidah
Lidah merupakan suatu massa otot lurik yang diliputi oleh membran mukosa
Serabut-serabut otot satu sama lain saling bersilangan dalam 3 bidang, berkelompok
dalam berkas-berkas, biasanya dipisahkan oleh jaringan penyambung. Pada
permukaan bawah lidah, membran mukosanya halus, sedangkan permukaan
dorsalnya ireguler, diliputi oleh banyak tonjolan-tonjolan kecil yang dinamakan
papilae. Papilae lidah merupakan tonjolan-tonjolan epitel mulut dan lamina propria
yang diduga bentuk dan fungsinya berbeda. Terdapat 4 jenis papilae.
● Papilae filiformis: mepunyai bentuk penonjolan langsing dan konis, sangat
banyak, dan terdapat di seluruh permukaan lidah. Epitelnya tidak mengandung
puting kecap (reseptor).
● Papilae fungiformis menyerupai bentuk jamur karena mereka mempunyai
tangkai sempit dan permukaan atasnya melebar. Papilae ini, mengandung
puting pengecap yang tersebar pada permukaan atas, secara tidak teratur
terdapat di sela-sela antara papilae filoformis yang banyak jumlahnya.
● Papilae foliatae, tersusun sebagai tonjolan-tonjolan yang sangat padat
sepanjang pinggir lateral belakang lidah, papila ini mengandung banyak puting
kecap.
● Papilae circumfalatae merupakan papilae yang sangat besar yang
permukaannya pipih meluas di atas papilae lain. Papilae circumvalate tersebar
pada daerah “V” pada bagian posterior lidah. Banyak kelenjar mukosa dan
serosa (von Ebner) mengalirkan isinya ke dalam alur dalam yang mengelilingi
pinggir masing-masing papila. Susunan yang menyerupai parit ini
memungkinkan aliran cairan yang kontinyu di atas banyak puting kecap yang
terdapat sepanjang sisi papila ini. Aliran sekresi ini penting untuk
menyingkirkan partikel-partikel dari sekitar puting kecap sehingga mereka
dapat menerima dan memproses rangsangan pengencapan yang baru. Selain
kelenjar-kelenjar serosa yang berkaitan dengan jenis papila ini, terdapat
kelenjar mukosa dan serosa kecil yang tersebar di seluruh dinding rongga mulut
lain-epiglotis, pharynx, palatum, dan sebagainya-untuk memberi respons
terhadap rangsangan kecap.

7
3. Kelenjar Ludah
Kelenjar ludah menghasilkan ludah atau air liur (saliva). Kelenjar ludah dalam
rongga mulut ada 3 pasang, yaitu :
a) Kelenjar parotis, terletak di bawah telinga.
b) Kelenjar submandibularis, terletak di rahang bawah.
c) Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah.
Letak kelenjar ludah di dalam rongga mulut dapat dilihat pada gambar berikut.

Kelenjar parotis menghasilkan ludah yang berbentuk cair. Kelenjar


submandibularis dan kelenjar sublingualis menghasilkan getah yang mengandung air
dan lendir. Ludah berfungsi untuk memudahkan penelanan makanan. Jadi, ludah
berfungsi untuk membasahi dan melumasi makanan sehingga mudah ditelan. Selain
itu, ludah juga melindungi selaput mulut terhadap panas, dingin, asam, dan basa. Di
dalam ludah terdapat enzim ptialin (amilase). Enzim ptialin berfungsi mengubah
makanan dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat (amilum) menjadi gula

8
sederhana (maltosa). Maltosa mudah dicerna oleh organ pencernaan selanjutnya.
Enzim ptialin bekerja dengan baik pada pH antara 6,8 – 7 dan suhu 37oC.

b) Tekak (Faring)
Terdapat 3 bagian yaitu:
1. Nasofaring
2. Orofaring
3. Laringofaring
Disini terdapat tonsil, banyak mengandung limfosit sebagai pertahanan terhadap
infeksi.
● Terdapat 7 lubang di laringofaring, yaitu:
- 2 lubang ke hidung
- 2 lubang ke telinga (tuba eustachius)
- 1 lubang ke mulut
- 1 lubang ke trachea
- 1 lubang ke esofagus
● Faring mengubungkan rongga mulut dengan esofagus
● Terdapat persilangan antara jalan nafas dan jalan unutk makanan
● Jalan nafas masuk kebagian depan dan jalan makanan ada di baguan belakang

c) Kerongkongan (Esophagus)
Makanan yang sudah melalui proses pencernaan di dalam mulut selanjtunya akan
melewati tahap berikutnya yaitu proses menuju lambung. Tetapi sebelum menuju
lambung makan makanan harus melewati kerongkongan terlebih dahulu. Kerongkongan
merupakan saluran panjang dan tipis sebagai jalan makanan yang telah dikunyah dari
mulu kelambung. Amati Ilustrasi gambar tengorakan di bawah ini.

9
Esophagus merupakan saluran yang menghubungkan rongga mulut dengan
ventrikulus atau gaster. Dinding esophagus terdiri dari empat lapis, yaitu lapisan mukosa,
lapisan submukosa, lapisan muskularis (otot), dan lapisan serosa.

Fungsinya meneruskan bolus dari mulut ke gaster. Terdapat gerakan peristaltik


esophagus yang mendorong bolus ke ventrikulus. Panjangnya sekitar 9-25 cm, dengan
diameter sekitar 2,5 cm.

10
d) Lambung (Vetrikulus)
Lambung merupakan oragan dalam yang berbentuk menyerupai huruf j yang terletak
di bagian atas perut. Lambung adalah organ pencernaan yang bentuknya di penehi
dengan otot dan pembuluh darah. Sedangkan ukuran lambung variatif tergantung postur
tubuh yang memiliki lambung.

Cardia dan pylorus, pada mukosanya terdapat kelenjar yang menghasilkan mukus
atau lendir alkalis, gunanya untuk melindungi dinding ventrikulus dari sifat korosi asam
lambung. Bolus yang sampai di ventrikulus namanya menjadu chimus (Chyme).
Fungsi dari ventrikulus:

1. Menampung, mencampur serta mencerna chimus.


2. Produksi mucus.
3. Produksi faktor intrinsik, yaitu glikoprotein yang disekresi sel parietal dan
vitamin B12 yang didapat dari makanan yang dicerna di lambung dan terikat pada
faktor intrinsik.
Mukosa dari lambung menghasilkan getah lambung yang berisi:
- HCL lambung (asam lambung)
- Enzim pepsin
- Enzim renin
- Enzim lipase lambung
- Enzim castle

11
Sekresi getah lambung dipengaruhi oleh:
1. Fisik
2. Kimiawi (hormon gastrin)
3. Neurogen

Pengosongan lambung dimulai saat terjadi peregangan lambung yang terisi chime.
Kemudian, karbohidrat akan meninggalkan lambung ke usus halus lebih cepat, diikuti
oleh protein, sedangkan lemak tetap dalam lambung selama 3-6 jam.
Anatomi lambung terbagi menjadi lima bagian, di antaranya:
1. Karidak
Kardiak adalah bagian ujung lambung teratas yang berhubungan langsung
dengan esofagus. Kardiak menjadi tempat pertama masuknya makanan setelah
dari kerongkongan. Pada ujung lambung ini terdapat sfingter kardiak, cincin otot
yang berfungsi sebagai klep untuk mencegah makanan yang sudah masuk ke
lambung kembali naik ke kerongkongan.
2. Fundus
Setelah memasuki kardiak, makanan kemudian disalurkan menuju fundus.
Fundus adalah area yang berbentuk lengkungan di bagian atas lambung dan
terletak di bawah diafragma. Bagian lambung yang satu ini menjadi tempat
makanan mulai mengalami proses pencernaan.

12
3. Badan lambung
Badan lambung adalah bagian dari anatomi lambung yang paling penting.
Pasalnya, badan lambung menjadi tempat makanan dicerna dan diproses menjadi
bentuk kecil-kecil dengan bantuan enzim lambung.
4. Antrum
Antrum adalah bagian terbawah dari lambung, terkadang disebut juga
dengan antrum pilorus. Antrum memiliki fungsi sebagai tempat menampung
makanan yang sudah dicerna sebelum disalurkan menuju usus halus.
5. Pilorus
Pilorus adalah anatomi lambung paling akhir yang terhubung langsung
dengan usus halus. Pada pilorus terdapat sfingter pilorus, yaitu cincin otot tebal
yang berfungsi sebagai katup yang mengatur keluarnya makanan dari lambung
menuju duodenum. Sfingter pilorus ini juga berfungsi untuk mencegah makanan
yang sudah tersalurkan ke duodenum agar tidak kembali ke lambung.

d) Intestin (Usus halus, Usus duabelas jari)


Intestin adalah saluran cerna antara lambung dan usus besar (colon). Intestin terdiri
dari dudodenum, yeyenum, dan ileum.

Struktur dari usus halus terdiri dari 4 lapis, yaitu mukosa, submukosa, muskulus yang
terdiri dari M. sirkuler dan M. Longitudinal, serta serosa.

13
Pada mukosa, terdapat valvulae koniventes atau vili, kelenjar liberkuhn, kelenjar
soliter, dan kelenjar peyeri. Kesemuanya itu menghasilkan sukus enterikus atau getah
usus.

Pada submukosa terdapat plexus meissner yang merupakan kumpulan syaraf dan
kelenjar brunner yang melindungi mukosa.

14
Kelenjar lieberkuhn, kelenjar soliter, kelenjar peyeri, dan kelenjar brunner
menghasilkan sukus enterikus (getah usus). Dalam getah usus mengandung berbagai
macam enzim, yaitu enzim erepsin untuk memecah polypeptida menjadi asam amino,
enzim laktase, enzim galaktose, fruktose dan maltase yang memecah disakarida menjadi
monosakarida, enterokinase untuk mengaktifkan enzim tripsinogen pankreas menjadi
tripsin, amilase usus, serta lipase usus

● Di ampula vateri duodenum bermuara dua saluran, yaitu:


1. Saluran dari empedu
2. Saluran dari pankreas
● Cairan empedu akan mengemulsi lemak

15
● Enzim dari pankreas yaitu:
1. Amilase mencerna karbohidrat menjadu disakarida.
2. Lipase mercerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
3. Tripsin yang memecah peptop menjadi polypeptida.
● Aborpsi makanan
● Hasil dari kerja enzim pencernaan yang berupa
1. Asam amino dan glukose masuk ke dalam darah melalui kapiler.
2. Asam lemak dan gliserol melalui lakteal saluran limfe.
● Pencernaan protein memerluksn waktu yang panjang.
● Protein dipecah menjadi pepton oleh pepsin di lambung
● Pepton dipecah menjadi polypeptida oleh tripsin
● Polypeptida dipecah menjadi asam amino oleh erepsin.
● Fungsi dari intensin adalah mencampur, mencerna, dan mengabsorpsi hasil cerna
makanan.

● Terdapat tiga gerakan di intestin yaitu peristaltik, segmental, dan pendulum.

Di dalam usus halus terdapat dua proses pencernaan yaitu pencernaan secara
kimiawi dan proses penyerapan sari makanan. Di dalam usus dua belas jari bernuara dua
saluran, yaitu sebagai berikut:

a) Saluran empedu, berasal dari kantung empedu di hati. Empedu di hasilkan oleh
hati berfungsi utuk mengemulsikan lemak pada makanan.

16
b) Saluran Pankreas,berasal dari kelenjar pankreas yang mengandung enzim-
enzim, seperti enzim amilase, enzim tripsin dan enzi lipase.
Didalam usus kosong, makanan mengalami pencernaan secara kimiawi oleh enzim
yang dihasilkan dinding usus, sehingga makanan menjadi semakin halus dan cenderung
encer. Enzim yang dihasilkan antara lain enterokonase, laktase, eripsin atau dipeptidase,
maltase, disakaridase, peptidase, sukrase, danlipase, Pencernaan makanan ini akan berakhir
pada usus penyerapan.

e) Colon (Usus Besar)


Makanan yang tidak dicerna di usus halus, misalnya selulosa, bersama dengan lendir
akan menuju ke usus besar menjadi feses. Di dalam usus besar terdapat bakteri
Escherichia coli. Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa makanan menjadi
feses. Selain membusukkan sisa makanan, bakteri E. coli juga menghasilkan vitamin K.
Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah. Sisa makanan dalam usus
besar masuk banyak mengandung air. Karena tubuh memerlukan air, maka sebagian
besar air diserap kembali ke usus besar. Penyerapan kembali air merupakan fungsi
penting dari usus besar. Usus besar terdiri dari bagian yang naik, yaitu mulai dari usus
buntu (apendiks), bagian mendatar, bagian menurun, dan berakhir pada anus. Untuk lebih
jelasnya, dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Perjalanan makanan sampai di usus besar dapat mencapai antara empat sampai lima
jam. Namun, di usus besar makanan dapat disimpan sampai 24 jam. Di dalam usus besar,

17
feses di dorong secara teratur dan lambat oleh gerakan peristalsis menuju ke rektum
(poros usus). Gerakan peristalsis ini dikendalikan oleh otot polos (otot tak sadar).
Colon terdiri dari caecum, colon asenden, colon tranfersum, colon descendant,
sigmoid, rektum, dan anus

Fungsi dari colon adalah:


1. Absorpsi air dan elektrolit 80-90% dari makanan, dan mengubah dari cairan
menjadi massa.
2. Tempat tinggal sejumlah bakteri E. coli yang mampu mencerna sejumlah kecil
selulosa dan memproduksi sedikit kalori nutrien bagi tubuh.
3. Memproduksi vitamin K, riboflavin, dan tiamin serta berbagai gas.
4. Penyiapan selulosa yang berupa karbohidrat dalam tumbuhan, buah-buahan, dan
sayuran hijau.
5. Defekasi.

Defekasi adalah proses keluarnya faeces dari anus. Defekasi sebagian merupakan
aktifitas volunter, yaitu dengan mengejan terjadi kontraksi diagfragma dan otot
abdominal untuk meningkatkan tekanan intra abdominal. Ini terjadi karena membukanya
spinkter ani secara otomatis yang disebabkan oleh kenaikan tekanan di sigmoid mencapai
40 mm atau lebih.

18
f) Anus
Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat
anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap
dibuang maka otot sphinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot
sphinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik. Jadi, proses
defekasi (buang air besar) dilakukan dengan sadar, yaitu dengan adanya kontraksi otot
dinding perut yang diikuti dengan mengendurnya otot sphinkter anus dan kontraksi kolon
serta rektum. Akibatnya feses dapat terdorong ke luar anus. Untuk lebih jelasnya, dapat
dilihat pada gambar berikut ini.

19
Di anus terdapat otot sphinkter, rektum, dan vena. Fungsi otot sphinkter adalah untuk
membuka atau menutup anus. Sedangkan fungsi rektum adalah untuk menyimpan feses
sementara waktu.

2.3. Permasalahan atau Gangguan Sistem Pencernaan di Masyarakat


Saat ini, kasus-kasus penyakit yang berdampak pada gangguan saluran pencernaan
mulai mengalami peningkatan di Indonesia. Kecukupan nutrisi tubuh berpengaruh besar
terhadap produktivitas dan hal itu sangat berkaitan erat dengan fungsi kerja saluran
pencernaan. Saluran pencernaan yang berfungsi secara optimal akan mampu
memaksimalkan nilai pemanfaatan ransum melalui proses pencernaan dan penyerapan
nutrisi. Kerugian utama adanya gangguan pada organ dan saluran pencernaan tentunya
berupa terganggunya penyerapan nutrisi. Gangguan pencernaan akibat kesalahan makanan
misalnya akan menyebabkan saluran pencernaan tidak dapat bekerja dengan baik. Hal lain
berakibat pada terjadinya immunosuppresif. Saluran pencernaan pada hewan terdiri atas
organ-organ yang meliputi mulut,tenggorokan, kerongkongan, lambung, usus halus, usus
besar, rektum, dan anus. Namun, sistem pencernaan juga melibatkan organ-organ yang
berada di luar saluran pencernaan, seperti hati, kantung empedu, dan pankreas. Penyebab
terjadinya gangguan atau kelainan pada sistem pencernaan makanan dapat diakibatkan oleh
beberapa hal, seperti pola makan yang salah, kurang mengkonsumsi sayuran, gaya hidup
yang tidak sehat, dan lain-lain.
Di antaranya beberapa macam penyakit gangguan pencernaan adalah sebagai berikut:
1. Gastritis (suatu radang yang akut atau kronis) adalah penyakit pada sistem pencernaan
pada lapisan mukosa dinding lambung. Radang yang akut dapat disebabkan karena
produksi asam lambung yang tinggi sehingga mengiritasi dinding lambung. Selain itu,
bisa disebabkan oleh bakteri. Penderita gastritis akan merasa lambungnya terbakar.
2. Radang hati yang menular (Hepatitis) merupakan infeksi virus pada hati,sering meluas
melalui air atau makanan yang terkontaminasi oleh virus.
3. Diare dapat ditimbulkan karena adanya iritasi pada selaput dinding kolon oleh bakteri
disentri, diet yang jelek, zat-zat beracun, rasa gelisah, atau makanan yang dapat
menimbulkan iritasi pada dinding usus.

20
4. Sembelit yang kronis bila defekasi terlambat, usus besar mengabsorpsi air secara
berlebihan dari feses dan menyebabkan feses menjadi kering dan keras. Bila hal ini
terjadi, pengeluaran feses menjadi sulit. Menahan buang air besar pada waktu-waktu
yang normal dapat menyebabkan sembelit. Sembelit dapat juga disebabkan emosi seperti
rasa gelisah, cemas, takut atau stres.
5. Kanker lambung, yaitu gejala-gejala permulaan dari kanker lambung hampir sama
dengan gejala-gejala yang disebabkan gangguan lain pada alat pencernaan, antara lain
merasa panas, kehilangan nafsu makan, ketidaksanggupan mencerna (salah cerna)
berlangsung terus menerus, sedikit rasa muak, rasa gembung dan rasa gelisah sesudah
makan, dan kadang-kadang timbul rasa nyeri pada lambung.
6. Radang usus buntu, bila usus buntu (umbai cacing) meradang, membengkak dan terisi
oleh nanah. Kondisi ini disebut radang usus buntu atau apendistis.
7. Hemoroid, adalah pembengkakkan vena di daerah anus. Hemoroid cenderung
berkembang pada orang-orang yang terlalu lama duduk terus-menerus atau pada orang
yang menderita sembelit. Hemoroid juga sering terjadi pada wanita hamil dan orang-
orang yang terlalu gemuk. Gejala-gejala hemoroid meliputi rasa gatal-gatal, nyeri dan
pendarahan.
8. Keracunan makanan, umumnya disebabkan oleh bakteri yang terdapat dalam makanan.
Bakteri dalam makanan dapat membahayakan atau menghasilkan racun yang
membahayakan tubuh. Gejala-gejala keracunan makanan meliputi muntah-muntah,
diare, nyeri (sakit) rongga dada dan perut serta demam.
Penyakit-penyakit gangguan pencernaan seperti yang disebutkan di atas di antaranya
bisa disebabkan oleh beberapa faktor berikut ini :
a. Pola makan yang salah
b. Infeksi dari bakteri, mikroba lainnya atau cacing.
c. Terdapat kelainan pada sistem pencernaan itu sendiri seperti akibat tumor, infeksi atau
pelebaran pembuluhnya.
Masalah kesehatan sistem pencernaan merupakan penyakit yang masih menjadi
masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang termasuk di Indonesia contohnya diare
dan gastritis. Hal ini disebabkan karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi.
Pada tahun 2000 sampai 2010 survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare

21
Departemen Kesehatan didapatkan insiden diare meningkat. Pada tahun 2000 insiden diare
yaitu 301/1000 penduduk, tahun 2003 insiden diare naik menjadi 374/1000 penduduk, tahun
2006 insiden diare naik menjadi 423/1000 penduduk (Kemenkes RI, 2011).
Berdasarkan pola penyebab kematian semua umur, diare merupakan penyebab
kematian peringkat ke-13 dengan proporsi kematian 3,5%. Sedangkan berdasarkan penyakit
menular, diare merupakan penyebab kematian peringkat ke-3 setelah tuberkulosis dan
Pneumonia (Kemenkes RI, 2011). Prevalensi diare dalam riskesdas tahun 2007 diare klinis
adalah 9,0% (rentang: 4,2% - 18,9%), tertinggi di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
(NAD) sebesar 18,9% dan terendah di Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta sebesar 4,2%.
Beberapa provinsi yang mempunyai prevalensi diare klinis >9% ( NAD, Sumatera Barat,
Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Nusa 2 Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,
Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Papua Barat dan
Papua).

2.4. Pencegahan Masalah atau Gangguan Pada Sistem Pencernaan


Banyak orang kadang-kadang merasakan mulas dan gangguan pencernaan, terutama
setelah makan besar atau banyak. Tetapi, sebagian orang mendapatkan masalah pencernaan
lebih sering daripada orang kebanyakan. Kebiasaan makan yang buruk, seperti tidak cukup
mengunyah ketika makan, makan ketika larut malam dan makan sebelum aktivitas fisik yang
berat dapat menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan. Hal tersebut dapat terjadi
karena menyebabkan produksi yang tidak cukup dari enzim pencernaan.
Ketika makan, tubuh akan melepaskan sekitar 22 jenis enzim pencernaan dari kelenjar
saliva, lambung, dan usus kecil. Setiap salah satu dari enzim yang bekerja pada jenis
makanan tertentu, misalnya protease memecah protein, amilase membantu mencerna
karbohidrat, dan lipase memecah lemak dan lipid. Dengan memecah jenis-jenis makanan
tersebut, enzim-enzim pencernaan membantu tubuh mencerna dan menyerap nutrisi yang
dibutuhkan. Untuk pria, penuaan juga dapat berkontribusi untuk gangguan pencernaan.
Seiring dengan bertambahnya usia, tubuh mulai menghasilkan tingkat lebih rendah dari
enzim pencernaan, sehingga tidak cukup untuk mencerna makanan.

22
Berikut lima cara untuk membantu mencegah gangguan pencernaan dan meningkatkan
kesehatan pencernaan secara keseluruhan seperti dikutip dari FoxNewsHealth, Selasa
(28/2/2012), antara lain:
1. Makan banyak serat setiap hari
Serat tidak hanya kunci untuk menjaga pencernaan, tetapi penting untuk kesehatan
secara keseluruhan. Sayangnya, makanan sehari-hari seringkali termasuk, junk food,
daging merah, dan makanan yang tinggi lemak yang dapat menyebabkan gangguan
pencernaan.
Diet tinggi serat merupakan bagian penting dari makanan sehat, selain membantu
pencernaan, juga dapat membantu mencegah diabetes, penyakit jantung koroner, wasir,
kanker kolorektal, dan penyakit lainnya. Hindari makanan yang dapat menyebabkan
kembung atau gas, termasuk brokoli, kacang panggang, kubis, kembang kol, dan
minuman berkarbonasi.
Jika intoleransi laktosa sebaiknya menghindari produk susu atau mengambil enzim
laktase untuk membantu pencernaan. Selain itu, sebaiknya juga minum banyak air,
karena dapat melumasi makanan di saluran pencernaan, membantu melarutkan mineral,
vitamin, dan nutrisi sehingga lebih mudah diserap, dan supaya tinja lebih lunak untuk
mencegah sembelit.
2. Mengunyah makanan dengan cukup
Mengunyah merupakan salah satu bagian yang paling penting dari pencernaan,
namun mungkin justru yang paling terlupakan. Mengunyah tidak hanya membantu
memecah makanan, namun juga merupakan tanda dari kelenjar ludah, lambung dan usus
kecil untuk mulai melepaskan enzim pencernaan.
3. Berolahraga secara teratur dan menghindari stres
Selain membantu mempertahankan gaya hidup sehat, olahraga juga dapat
membantu pencernaan. Sebuah studi ilmiah yang diterbitkan dalam Gastroenterology
and Hepatology journal telah menunjukkan bahwa, aktivitas fisik benar-benar dapat
membantu mengurangi masalah pencernaan. Stres di sisi lain dapat memiliki efek negatif
pada pencernaan.
4. Jangan terlalu sering menggunakan antasida

23
Asam di perut membantu tubuh mencerna makanan, namun dalam beberapa kasus
asam dapat kembali ke kerongkongan, sehingga menyebabkan sensasi terbakar dari
gangguan pencernaan. Ketika hal tersebut terjadi, orang sering mengkonsumsi antasida
yang bekerja dengan menetralkan asam lambung. Namun, bila terlalu sering digunakan,
antasida dapat menyebabkan perut kehilangan fungsi dan rentan terhadap infeksi bakteri.
5. Suplemen enzim pencernaan
Enzim pencernaan yang berasal dari sumber tanaman dapat membantu
mempromosikan pencernaan yang baik dan bahkan meningkatkan penyerapan gizi.
Dalam kasus di mana orang yang kurang cukup enzim pencernaan karena pola makan
yang buruk dan kesehatan, mengkonsumsi suplemen enzim dapat mengurangi gejala
gangguan pencernaan dan sakit perut.
Bahkan pada pria sehat, dengan enzim ekstra dapat membantu menjaga kesehatan
pencernaan. Sebuah enzim pencernaan yang baik berisi campuran amilase, lipase,
selulase (untuk mencerna serat tanaman), dan protease. Enzim-enzim tersebut merupakan
berbagai enzim kunci untuk mencapai pencernaan yang lebih baik dari banyak makanan.

24
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa Sistem pencernaan pada tubuh
manusia merupakan proses mengubah makanan dari ukuran besar menjadi ukuran yang lebih
kecil dan halus, serta memecah molekul makanan yang kompleks menjadi molekul yang
sederhana dengan menggunakan enzim dan organ-organ pencernaan.
Proses pencernaan dalam saluran pencernaan manusia meliputi dua proses yaitu
pencernaan mekanik dan pencernaan kimiawi. Pencernaan mekanik adalah pencernaan yang
dilakukan oleh gigi di dalam mulut, sedangkan pencernaan kimiawi adalah pencernaan yang
melibatkan enzim. Pencernaan kimiawi adalah pencernaan yang terjadi di mulut, lambung
dan anus.
Proses pencernaan makanan juga melibatkan alat-alat pencernaan yang terdiri dari
saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Tubuh manusia dibantu oleh enzim yang dapat
mempercepat proses pencernaan. Organ yang terdapat dalam system pencernaan diantaranya
adalah: Mulut (Oris) Tekak (Faring) Kerongkongan (Esophagus) Lambung (Ventrikulus)
Usus halus (Intestinum minor) Usus dua belas jari (Duodenum) Usus kosong (Jejunum) Usus
penyerapan (Ileum) Kelenjar pankreas Hati (Hepar) Usus besar (Intestinum mayor) Rektum
Anus Berikut merupakan uraian proses pencernaan pada tubuh manusia mulai dari
pencernaan yang berada di dalam mulut yang melibatkan pencernaan mekanik hingga
kimiawi dan berakhir pada proses pembuangan yang melibatkan Anus.

25
DAFTAR PUSTAKA

Vianto, Riska. 2018. Proses Pencernaan Manusia.


https://www.academia.edu/37693598/Makalah_Proses_Pencernaan_Manusia
Riyani, Ilma. Sistem Pencernaan.
https://www.academia.edu/30557633/MAKALAH_SISTEM_PENCERNAAN
Fitri, Reiza. 2018. Gangguan Pada Sistem Pencernaan.
https://www.academia.edu/37908593/MAKALAH_GANGGUAN_PADA_SISTEM_PEN
CERNAAN
Health, detik. 2012. 5 Cara Mencegah Gangguan Pencernaan. https://health.detik.com/hidup-
sehat-detikhealth/d-1853392/5-cara-mencegah-gangguan-pencernaan

26

Anda mungkin juga menyukai