Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

“FISIOLOGI SISTEM GASTROINTESTINAL”

Dosen Pembimbing :

Nian Afrian Nuari, S.Kep, Ns, M.Kep

DISUSUN OLEH :

Rr. SEPTIYANI PUSPITASARI


201801087

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES KARYA HUSADA KEDIRI

2019/2020

1
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini kami menyatakan bahwa :

Kami mempunyai kopi dari makalah ini yang bisa kami reproduksi jika makalah
yang dikumpulkan hilang atau rusak

Makalah ini adalah hasil karya kami sendiri dan bukan merupakan karya orang
lain kecuali yang telah dituliskan dalam referensi serta tidak ada seorangpun yang
membuatkan makalah ini untuk kami.

Jika dikemudian hari terbukti adanya ketidakjujuran akademik, kami bersedia


mendapatkan sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Kediri, 17 Maret 2020

NAMA NIM TANDA TANGAN


MAHASISWA

Rr. Septiyani Puspitasari 201801087

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat serta hidayah-NYA sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
Keperawatan Medikal Bedah II tentang “ Fisiologi sSistem Gastrointestinal”
makalah ini disusun untuk melengkapi tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal
Bedah II.

Dengan diselesaikannya makalah ini, penyusun mengucapkan terima kasih


kepada semua pihak yang membantu dalam penyusunan makalah ini hingga
selesai. Untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1. Nian Afrian Nuari, S.Kep, Ns, M.Kep selaku dosen Keperawatan Medikal
Bedah II sekaligus pembimbing dalam penyusunan makalah ini.

2. Orang tua penyusun yang telah memberi motivasi serta dana untuk
menyelesaikan makalah ini.
3. Teman-teman yang telah memotivasi penyusun untuk menyelesaikan
penyusunan makalah ini.

Penyusun sangat berharap makalah ini dapat meningkatkan pengetahuan


tentang “Fisiologi Sistem Gastrointestinal” Oleh karena itu dengan tangan
terbuka penyusun menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penyusun
dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata penyusun berharap semoga makalah
tentang “Fisiologi Sistem Gastrointestinal” ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Kediri, 17 Maret 2020

Penyusun

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................

LEMBAR PERNYATAAN ............................................. i

KATA PENGANTAR .................................................... ii

DAFTAR ISI ............................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG ........................................ 1

1.2 RUMUSAN MASALAH ..................................... 2

1.3 TUJUAN ........................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN ..................................................... 3

2,.2 FISIOLOGI SISTEM GSATROINTESTINAL ...........5

2.3 ORGAN SISTEM GASTROINTESTINAL .............. 18

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN .................................................. 31

3.2 SARAN ............................................................ 31

DAFTAR PUSTAKA

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Proses perncernaan merupakan suatu proses yang melibatkan organ organ


pencernaan dan elenjar kelenjar percernaan. Antara proses dan organ
organ serta kelenjarnya merupakan kesatuan sistem pencernaan. Sistem
pencernaan berfungsi memecah bahan bahan makanan menjadi sari sari
makanan yang diserap dalam tubuh.

Agar makanan yang kita makan dapat di serap di usus halus, maka
makanan itu harus di ubah menjadi bentuk sederhana melalui proses
pencernaan, zat makanan yang mengalami proses pencernaan di dalam
tubuh adalah karbohidrat, protein, dan lemak. Sedangkan unsur-unsur
mineral, vitamin, dan air tidak mengalami proses pencernaan. Proses
pencernaan pada manusia dapat di bedakan menjadi dua macam yaitu
proses pencernaan secara mekanik dan kimiawi (enzimatis). Saat kalian
mengunyah makanan seperti nasi, roti, umbi dan pisang berarti proses
pencernaan mekanik (fisik) sedang berlangsung. Dan, proses pencernaan
mekanik adalah proses perubahan makanan dari bentuk besar atau kasar
menjadi bentuk kecil atau halus. Pada manusia dan mamalia umumnya
proses pencernaan mekanik dilakukan dengan menggunakan gigi. Berarti,
proses pencernaan kimiawi pun sedang terjadi. Dan proses pencernaan
kimiawi adalah proses perubahan makanan dari zat yang kompleks
menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan menggunakan enzim. Enzim
adalah zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh yang berfungsi mempercepat
reaksi-reaksi kimia dalam tubuh.

Proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat alat pencernaan


makanan yang kita makan. Alat pencernaan makanan dapat dibedakan atas
saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.

5
Saluran pencernaan manusia memanjang dari mulut samapai anus, terdiri
dari mulut, kerongkongan (esofagus), lambung (ventlikulus), usus halus
(intestinum), usus besar (kolon), dan anus. Kelenjar pencernaan
menghasilkan enzim enzim yang membantu proses pencernaan kimiawi.
Kelenjar air liur, kelenjar getah lambung, hati (hepar), dan pankreas.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dalam penyusunan makalah ini penyusun merumuskan beberapa masalah


yaitu :

1. Apakah pengertian dari sistem gastrointestinal?

2. Bagaimana fisiologi dari sistem gastrointestinal?

3. Apasaja organ sistem pencernaan pada manusia?

1.3 TUJUAN

Tujuan penyusunan makalah ini untuk memberikan informasi dan


pengetahuan tentang fisiologi sistem gastrointestinal.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN

Sistem gastrointestinal atau sistem pencernaan adalah proses menerima


makanan, mengubahnya menjadi energi dan mengeluarkan sisa proses tersebut.
Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia terjadi di
sepanjang saluran pencernaan.

Sistem pencernaan adalah proses perubahan makanan dan penyerapan sari


makanan yang berupa nutrisi nutrisi yang dibutuhkan tubuh dengan bantuan
enzim yang memecah molekul makanan kompleks menjadi sederhana sehingga
mudah dicerna tubuh.

Sistem pencernaan adalah proses menerima makanan, merubahnya


menjadi energi dan menegeluarkan sisa proses tersebut. Pada dasarnya sistem
pencernaan makanan dalam tubuh manusia terjadi di sepanjang saluran
pencernaan dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan
yang terjadi dalam mulut hingga lambung. Selanjutnya adalah proses penyerapan
sari – sari makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa
– sisa makanan melalui anus. Dalam pelaksanaan proses pencernaan makanan
organ pencernaan dibantu oleh enzim dan hormon yang prosesnya berbeda tiap
organ dan mempunyai fungsi masing-masing.

Berdasarkan prosesnya pencernaan makanan pada manusia terdiri dari


proses pencernaaan mekanis yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah
serta peremasan yang terjadi di lambung dan proses pencernaan kimiawi yaitu
pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-enzim pencernaan dengan
mengubah makanan yang bermolekul besar menjadi molekul yang berukuran
kecil. Setiap organ dalam sistem pencernaan manusia memiliki peranan penting
dengan fungsi yang berbeda-beda, misalnya mulut sebagai pintu masuk makanan
dimana makanan akan dikunyah secara mekanik oleh gigi dengan unsur kimiawi

7
yang dimiliki oleh lidah yang mengandung enzim amylase ( Ptyalin ) akan
mempermudah proses sistem pencernaan manusia dengan menghancurkan
makanan menjadi serpihan yang lebih kecil, pada tahap berikutnya menuju
lambung disini makanan akan dipecah kembali dan diproses menjadi zat-zat gizi
yang selanjutnya diserap oleh tubuh melalui usus dan sirkulasi darah.

8
2.2 FISIOLOGI SISTEM GASTROINTESTINAL

 FISIOLOGI SISTEM GASTROINTESTINAL

Fungsi utama sistem pencernaan adalah memindahkan zat nutrien (zat yang sudah
dicerna), air, dan garam yang berasal dari zat makanan untuk didistribusikan ke
sel sel melalui sistem sirkulasi. Zat makanan merupakan sumber energi bagi tubuh
seperti ATP yang dibutuhkan sel sel untuk melaksanakan tugasnya.

Agar makanan dapat dicerna secara secara optimal dalam saluran pencernaan,
maka saluran pencernaan harus mempunyai persediaan air, elektrolit dan zat
makanan yang terus menerus untuk ini dibutuhkan :

1. Pergerakan makanan melalui saluran pencernaan

2. Sekresi getah pencernaan

3. Absorbsi hasil pencernaan, air, dan elektrolit

4. Sirkulasi darah melalui organ gastrointestinal yang membawa zat yang


diabsorbsi

5. Pengaturan semua fungsi oleh sistem saraf dan hormon

Dalam lumen saluran gastrointestinal (GI) harus diciptakan suatu


lingkungan khusus supaya pencernaan dan absorbsi dapat berlangsung. Sekrsei
kelenjar dan kontraksi otot harus dikendalikan sedemikian rupa supaya tersedia
lingkungan yang optimal. Mekanisme pengendalian lebih banyak dipengaruhi
oleh volume dan komposisi kandungan lumen gastrointestinal.

Sistem pengendalian harus dapat mendeteksi keadan lumen. Sistem ini


terdapat di dalam dinding saluran gastrointestinal. Kebanyakan releks GI dimulai
oleh sejumlah rangsanygan di lumen yaitu regangan dinding oleh isi lumen,
osmolaritas kimus atau konsentrasi zat terlarut, keasaman kimus atau konsentrasi
ion H, dan hasil pencernaan karbihidrat, lemak protein (monosakarida, asam
lemak, dan peptida dari asam amino).

9
 PENGATURAN SARAF

Sistem saraf intrinsik dalam bentuk dua pleksus saraf yaitu pleksus mesenterikus
dan pleksus submukosa terdiri dari neuron yang membentuk hubugan sinaps
dengan neuron lain. Pleksus berakhir di otot polos dan kelenjar akson dari pleksus
mesenterikus mengadakan sinaps dengan neuron submukosa dan sebaliknya.

Hubungan saraf dalam pleksus memungkinkan refleks refleks saraf tidak


bergantung pada sistem saraf pusat. Ada dua jenis refleks saraf yang
menghubungkan suatu rangsangan yaitu refleks jarak pendek dari reseptor
melalui pleksus saraf ke sel sektor dan refleks jarak jauh dari reseptor melalui
saraf eksterna (ekstrinsik) ke susunan saraf pusat (SSP) kembali ke pleksus saraf
dan sel efektor dengan saraf autonom.

Otot polos gastrointestinal hampir terus menerus diaktivasi oleh listrik


yang cenderung memiliki dua tipe, yaitu gelomnbang lambat dari potensial paku :

a. Gelombang lambat , kontraksi gastrointestinal berlangsung secara ritmik ,


iramanya ditentukan oleh frekuensi gelombang lambat. Gelombang ini
merupakan perubahan potensial dan intensitasnya 5-15 milivolt.
Gelombang ini tidak menyebabkan kontraksi otot pada sebagian besar
gastrointestinal.

b. Potensial paku merupakan potensial aksi yang timbul secara otomatis bila
potensial membran istirahat. Otot polos makin pasif sekitar -40 milivolt.
Pada serat saraf potensial aksi hampir seluruhnya disebabkan masuknya
ion ion natrium yang berlangsung cepat melalui saluran natrium ke bagian
dalam serat. Potensial aksi memainkan peran penting dalam menimbulkan
kontraksi otot polos.

Jika potensial menjadi lebih pasif disebut depolarisasi, yang membuat membaran
serat otot menjadi lebih mudah dirangsang. Sedangkan jika potensial menjadi
lebih negatif, yang disebut hiperpolarisasi, maka serat otot menjadi kurang mudah
dirangsang. Faktor yang menimbulkan depolarisasi lebih mudah dirangsang

10
adalah peregangan otot, perangsangan oleh asetikolin, perangsangan saraf
simpatis, dan perangsangan oleh beberapa hormon gastrointestinal

 ION KALSIUM dan KONTRAKSI OTOT

Kontraksi otot gastrointestinal terjadi sebagai respon terhadap masuknya


kalsium ke dalam serat otot. Ion-ion kalsium bekerja melalui mekanisme
kontrol kalmodulin yang mengaktifkan filamen filamen iosin dalam serat
yang menimbulkan gaya tarik menarik antara lumen miosin dan fialmen
aktin yang mengakibatkan otot berkontraksi.

Kontraksi tonik menggantikan kontraksi ritmik. Kontraksi tonik


bersifat kontinu dan tidak berhubungan dengan irama listrik yang
merupakan dasar dari gelombang lambat yang berlangsung beberapa menit
atau beberapa jam. Intensitas koritraksi tonik sering meningkat atau
menurun tetapi berlangsung kontinu.

 PENGATURAN HORMON

Hormon diekstraksiakn dari dinding usus halus, dinamakan sekretin. Sel-sel GI


menyekresi hormon tidak mengelompok melainkan membantu sel tunggal yang
tersebar sepanjang epitel lambung dan usus halus rangsangan berbagai bahan
kimia dalam kimus menyebabkan dilepaskannya hormon dipermukaan basal yang
kemudian berdifusi ke dalam kapiler untuk sampai ke sel sasarannya melalui jalur
sirkulasi. Hormon GI dilepaskan terutama sebagai respon terhadap perubahan
lokal tertentu dari isi lumen.

 GASTRIN

Hormon ini terdapat pada dinding dinding lateral kelenjar, antrum mukosa
lambung merupakan reseptor yang menjadi perantara respon gastrin terhadap
perubahan isi lambung pada mikrofilus mukosa lambung. Efek fisiologis gastrin
merupakan perangsangan sekresi asam lambung sekresi pepsin, pertumbuhan

11
mukosa lambung, dan perangsangan mmotilitas lambung yang merangsang
sekresi insulin dan glukosa setelah memakan makanan yang mengandung protein.

Rangsangan yang memengaruhi sekresi gastrin :

1) Memingkatkan peptida dan asam amino dalam usus, peregangan usus


perangsangan nervus vagus melalui gastrin, relaksin peptida sebagai
transmiternya kalsium, dan epinefrin dalam darah,

2) Menghambat sekresi gastrin dan asam di dalam lumen. Sekresi glukosa


insulin, glikogen, dan kalsitonin opada kerusakan sel parietal lambung
menghasilkan asam yang yang menyebabkan sekresi gastrin meningkat.

 KOLESISTOKININ-PANKREOZIMIN (CCK-PZ)

Sel ini dalam mukosa usus halus bagian atas, menyekresi hormon tunggal yang
memiliki dua keaktifan CCk yaitu kolesitokinin dan pankreozimin. Selain di
dalam sel endokrin, usus halus bagian atas CCK juga ditemukan pada saraf ileum
distal, kolon, neuron di otak terutama bagian korteks dan tempat lain.

Di samping kontraksi kandung empedu dan sekresi liar pankreas, efek


CCK adalah menimbulkan potensi kerja sekretin dalam merangsang sekresi liur
pankreas yang bersifat basa, menghambat pengosongan lambung, merangsang
pertumbuhan pankreas, meningkatkan sekresi enterokinase, meningkatkan
motilitas usus halus dan kolon

 SEKRETIN

Hormon ini disekresi oleh sel-sel yang letaknya jauh dalam kelenjar mukosa usus
halus bagian atas eek sekretin meningkatkan sekresi bikarbonat oleh sel saluran
pankreas dan saluran empedu yang menimbulkan sekresi liur pankreas yang encer
dan bersifat alkalis sehingga menimbulkan potensial efek CCK terhadap sekresi

12
pankreas yang banyak enzimnya, menurnkan sekresi asam lambung, dan kontraksi
sfingter pilorus

 GLUKOSA INSULIN TROPIK

Ditemukan dalam mukosa duodenum dan jejunum. Efek glukosa insulin tropik
antara lain menghambat sekresi dan motilitas lambung selama fase gastrik dan
merangsang sekresi insulin untuk mencerna lemak dan glukosa dalam duodenum.
Vasoactive insulinopeptide (VIP) ditemukan dalam saraf saluran gastrointestinal,
merangsang sekresi elektrolit dan air dalam usus, menimbulkan dilatasi pembuluh
darah tepi, menghambat sekresi asam lambung. Hormon ini anatara lain motilin
yang merangsang pepsin, somatostatin, histamin intestinal gastrin, dan serotin.

 GERAKAN FUNGSIONAL GASTROINTESTINAL

1.) GERAKAN PROPULSIF (PERISTALTIK)

Gerakan ini menyebabakan makanan bergerak maju sepanjang saluran


dengan kecepatan yang sesuai untuk terjadinya pencernaan dan absorpsi.
Pergerakan dinding usus akan merangsang sistem sarafenterik untuk
menimbulkan kontraksi usus yang dapat menimbulkan gerakan perstaltik.

2.) GERAKAN MENCAMPUR

Gerakan ini menjaga agar isis usus sungguh-sungguh tercampur setiap


waktu. Bila pergerakan maju maka isi usus dihambat oleh sebuah sfingter
sehingga gelombang peristaltik dapat mengaduk isi usus dan bukan
mendorong ke depan

13
 ALIRAN DARAH GASTROINTESTINAL

Semua darah yang melewati usus, limpa, dan pankreas segera mengalir ke dalam
hati melalui vena porta. Dalam hati darah mengalir melewati berjuta0juta sinusoid
hati kemudian meninggalkan hati melalui vena hepatika dan berakhir dalam vena
kava dari sirkulasi sistemik.

Zat nutrisi nnlemak yang larut dalam air diabsorbsi dari usus ditranspor ke
dalam vena porta ke sinusoid hti. Zat nutrisi lemak yang tidak larut dalam air
diabsorpsi ke dalam saluran limfatik usus kemudian dialirkan ke dalam darah
melalui duktus torasikus.

Pengontrolan saraf terhadap aliran darah : rangsangan saraf parasimpatis


terhadap lambung dan kolon bagian bawah akan meninggalkan aliran darah pada
saat yang bersamaan dengan peningkatan sekresi kelenjar. Selama kerja fisik yang
hebat, peningkatan aliran darah dibutuhkan oleh otot rangka dan jantung.

 PROSES PENCERNAAN MAKANAN

Jumlah makanan yang dicerna ditentukan oleh intrisik lapar dan jenis
makanan yang ditentukan selera. Mekanisme ini merupakan sistem
pengaturan otomatis yang sangat penting untuk menjaga persediaan
makanan yang adekuat untuk tubuh.

1.) MENGUNYAH

Pemecahan partikel besar makanan menjadi partikel kecil dapat


ditelan. Gigi untuk mengunyah, memotong, dan menggiling yang
bekerja sama dengan otot rahang dengan kekuatan 27,5-1000 kg pada
molar mengunyah merupakan hal yang sangat penting dalam
pencernaan hanya bekerja pada permulaaan partikel.

14
2.) MENELAN (DEGLUSI)

Mekanisme kompleks setiap saat melakukan beberapa fungsi dalam


beberapa tahap :

a. Tahap volunter, mencetuskan proses menelan

b. Tahap faring, bersifat volunter dan membantu jalan makanan


melalui faring ke esofagus

c. Tahap esofagus , tahap involunter mempermudah jalannya


makanan dari faring ke lambung

Tahap menelan merupakan suatu gelombang peristaltik cepat


berasal dari faring yang mendorong bolus makanan ke dalam esofagus
bagian atas. Seluruh proses terjadi dalam waktu 2 detik.

 PENGATURAN SARAF pada TAHAP MENELAN

Impuls dari faring ke daerah lain melalui bagian sensorik saraf trigeminal
dan glosofaring ke dalam daerah medula oblongata. Impuls motorik
menyebabkan penelanan dijalankan ke saraf kranial V, IX, X dan XII dan
beberapa saraf servikal superior. Seluruh tahap siklus penelanan di faring
mengganggu proses pernpasan hanya sekejap saja dalam siklus respirasi.

 TAHAP MENELAN di ESOFAGUS

Esofagus hanya berfungsi untuk menyalurkan makanan dari faring ke


lambung, gerakan diatur secara khusus yaitu,

a. Peristaltik primer : Kelanjutan peristaltik, dari faring menyebar ke


esofagus, dihantarkan ke ujung esofagus dengan posisi tegak lurus.
Gelombang ini berlangsung 5-8 detik.

15
b. Peristaltik sekunder : Dihasilkan dari peregangan esofagus oleh
makanan yang tertahan dan berlanjut sampai makanan dikosongkan ke
dalam lambung.

Secara fisiologis sfingter esofagus berkontraksi secara tonik dengan


tekanan intraluminal sekitar 30 mmHg. Gelombang ini merelaksasi
esofagus bagian bawah mempermudah mendorong makanan ke dalam
lambung.

 MAKANAN di LAMBUNG

Isi lambung bersifat sangat asam dan mengandung banyak enzim


proteolitik. Kontraksi tonik dari sfingter esofagus bagian bawah akan
membantu mencegah refluks isi lambung ke dalam esofagus.

Fungsi motorik lambung meliputi :

1. Menyimpan sejumlah makanan sampai dapat diproses di duodenum

2. Mencampur makanan dengan sekresi lambung ke dalam usus halus


campuran setengah cair

3. Mengosongkan makanan dengan lambat dan lambung ke dalam usus


halus pada kecepatan yang sesuia dan absorpsi yang tepat

Makanan yang baru terletak dekat permukaan esofagus dan paling


akhir terletak dekat dinding lambung secara progresif menampung
sejumlah makanan sampai batas sempurna.

Getah lambung disekresi oleh kelenjar gastrik yang menutupi hampir


seluruh dinding korpus lambung. Saat lambung berisi makanan,
gelombang konstriktor peristaltik yang lemah disebut gelombang
pencampur, mulai timbul di bagian tengah dindiing lambung sekitar 15-29
detik.

16
Kimus, sudah bercampur dengan cairan lambung, hasil campuran
makanan berjalan ke usus. Derajat keenceran kimus keruh seperti susu
setengah cair.

Kontraksi lapar, terjadi bila lambung telah kosong setelah beberapa


jam. Kontraksi ritmik terjadi dalam korpus lambung. Kontraksi menjadi
sangat kuat dan bersatu, kontraksi tetanik yang kontinu selama 2-3 menit.
Kontraksi lapar kadang-kadang mngalami sensasi nyeri bagian bawah
lambung sesudah makan kontraksi lapar berkurang.

 PENGOSONGAN LAMBUNG

Terjadi karena peristaltik yang kuat pada antrum lambung. Walaupun


terdapat kontraksi tonik sfingter pilorus, biasanya air dan cairan
dikosongkan dari lambung dengan mudah. Fungsi sfingter pilorus pada
pengendalian pengosongan lambung terbatas pada pengosongan lambung,
kontraksi antrum diikuti oleh kontraksi pilorus. Kecepatan pengosongan
lambung diatur oleh sinyal lambung dan duodenum.

 FAKTOR REFLEKS DUODENUM

Refleks saraf dinding duodenum melewati lambung dan melambatkan


pengosongan lambung, diperantarai oleh :

a. Langsung dari duodenum ke lambung sistem enterik lambung

b. Melalui saraf ekstrinsik yang mengarah ke ganglia simpatik dan


kembali ke lambung melalui serat saraf simpatik

c. Melalui nervus vagus ke batang otak menghambat sinyal eksutatorik

17
 PERGERAKAN USUS HALUS

Gerakan usus halus menyebabkan pencampuran dan pendorongan.


Frekuensi maksimal kontraksi segmentasi dalam usus halus di tentukan
oleh frekuensi gelombang lambat dalam dinding usus. Kontraksi
segmentasi menjadi lemah bila aktivitas perangsangan sistem saraf enteril
dihambat oleh atropin. Fungsi gelombang peristaltik tidak hanya
mendorong kimus sepanjang usus. Proses ini meningkat sewaktu kimus
masuk ke duodenum. Ilieosekalis peristaltik meningkat dalam ileum dan
mendorong kimus melewati katup ileosekalis dan masuk dalam sekum.

Pembangkit refleks enterogastri

a. Derajat peregangan duodenum

b. B adanya iritasi dalam mukosa duodenum

c. Derajat keasaman kimus duodenum

d. Derajat osmolalitas kimus

e. Adanya hasil pemecahan tertentu dalam kimus protein/lemak

Fungsi katup ileosekalis mencegah aliran balik isi dari kolon ke dalam
usus halus. Katup ileosekal menonjol ke dalam lumen sekum dan tertutup
erat. Bila terbentuk tekanan yang berlebihan dalam sekum akan mencoba
mendorong ke belakang, mendorong bibir, dan katup dapat menahan
tekanan balik dan usus besar. Bila sekum direngganggkan maka kontraksi
sfingter ileosekal ditingkatkan dan peristaltik ileum dihambat sehingga
menunda pengosongan kimus dari ileum.

18
 GERAKAN KOLON

Kolon mengarbsopsi air dan elektrolit dari kimus dan penimbunan bahan
feses sampai dapat dikeluarkan. Pergerakan kolon secara normal sangat
lambat dan mempunysi karakteristik yang sama dengan gerakan usus halus
yaitu gerakan mencampur dari gerakan mendorong.

 GERAKAN MENCAMPUR

Pada saat yang sama terkumpul 3 pita longitudinal yang di sebut tenia koli.
Kontraksi gabungan ini menyebabkan usus besar membentuk seperti
kantong yang disebut haustrea. Kontraksi puncak 30 detik, kemudian
menghilang 60 detik. Kontraksi bergerak lambat ke arah anus karena
bergerak lambat maka terjadi pemutaran dan pengadukan dalam usus besar

 GERAKAN MENDORONG

Ditimbulkan oleh pergerakan lambat ke arah anus dan gerakan massa.


Dorongan oleh kontraksi membutuhkan waktu 8-15 jam untuk
menggerakkan kimus dari katup ileosekal sampai ke lkolon tranversum.
Timbulnya pergerakan massa dipermudah oleh refleks gastrokolik dan
duodenokolik melalui saraf ekstrinsik saraf otonom.

 DEFEKASI

Pergerakan massa mendorong feses masuk ke dalam rektum sehingga


secara normal timbul keinginan untuk defekasi termasuk refleks kontraksi
rektum dan refleksi sfingter anur. Refleks defekasi, bila feses masuk
rektum maka peregangan dinding rektum menimnbulkan sinyal-sinyal
aferen yang menyebar melalui pleksus mesenterikus untuk menimbulkan

19
gelombang peristaltik dalam kolon desenden, sigmoid, dan rektum yang
mendorong feses ke anus.

 SISTEM SEKRESI SALURAN PENCERNAAN

Sekresi kelenjar terbentuk sebagai respon terhadap adanya makanan dalam


saluran pencernaan. Kelenjar sekretori mempunyai dua fungsi yaitu enzim
pencernaan yang disekresi sebagian besar rongga mulut sampai ujung
distal ileum dan kelnjar mukus dari rongga mulut sampai ke anus.

Prinsip dasar sekresi saluran cerna :

a. Permukaan epitelium traktus gastrointestinal memiliki berjuta-juta


kelenjar mukus yang berfungsi merespon perangsangan epitelium
bekerja sebagai pelumas dan melindungi permukaan pencernaan .

b. Curuk (krista lieberkuch), permukaan traktus gastrointestinal


dikelilingi oleh curuk yang mengandung sel sekretori khusus,
merupakan invaginasi dari epitel ke dalam submukosa.

c. Kelenjar tubular, dalam lambung bagian duodenum menyekresi asam


dan pepsinogen.

d. Kelnjar saliva pankreas dan hati berhubungan dengan dengan saluran


cerna menghasilkan sekresi untuk percernaaan atau emuisi makanan.

 MEKANISME RANGSANGAN KELENJAR

Sekresi getah cerna merangsang langsung sel kelenjar di permukaan yang


kontak langsung dengan makanan, dilakukan oleh perangsang taktil, iritasi
kimiawi akibat rangsangan kimiawi, dan perenggangan dinding usus.
Rangsangan parasimpatis meningkatkan laju kecepatan sekresi kelenjar

20
secara bervarisi. Nervus vagus dan nervus kranialis parasimpatis
merangsang kelenjar saliva, kelenjar esofagus dan kelenjar Brunner pada
duodenum. Sekresi usus halus terjadi sebagai respon terhadap rangsangan
saraf dan hormonal segmen anus.

Rangsangan simpatis mengakibatkan terjadinya peningkatan


sekresi dari masing-masing kelenjar yang menyebabkan penyempitan
pembuluh darah yang menyuplai kelenjar. Rangsangan simpatis
mengurangi sekresi dan suplai darah.

 PROSES PENCERNAAN MAKANAN DALAM TUBUH

Proses pencernaan pada tubuh manusia melalui beberapa tahapan


yang cukup panjang, tahapan pertama adalah proses penghalusan makanan
yang terjadi pada saat mengunyah makanan didalam mulut, proses
pelumatan makanan dalam mulut dibantu oleh air liur.

Idealnya proses penghalusan makanan dalam mulut manusia


dilakukan sebanyak 32 kali kunyahan , karena hal itu nantinya akan
mempermudah kinerja pada proses selanjutnya di lambung. Makanan yang
sudah halus trsebut kemudian dihaluskan , kali ini tidak menggunakan
bantuan air liur melainkan enzim yang terdapat dalam lambung itu sendiri.

Pada proses pencernaan makanan yang terjadi di lambung inilah


semua sari makanan berupa vitamin, mineral, karbohidrat yang berperan
sebagai penyuplai tenaga pada tubuh manusia, serta beberapa sari
makanan lain yang terkandung diserap oleh tubuh melalui dinding –
dinding lambung. Setelah makanan diproses melalui lambung, makanan
yang diproses tersebut kemudian menuju usus halus ( deudenum , jejenum
dan ileum ) disini makanan dipilah mana yang masih memiliki zat yang
berguna untuk tubuh dan mana yang tidak. Setelah makanan diproses di
dalam usus halus selanjutnya makanan yang tidak mengandung zat
berguna bagi tubuh menuju usus besar. Usus besar merupakan terminal
terakhir makanan tersebut berada dalam tubuh sebelum kemudian dibuang
dalam bentuk feses.

21
2.3 ORGAN SISTEM PENCERNAAN pada MANUSIA

Mulut ( Oris )

Mulut merupakan organ yang pertama dari saluran pencernaan yang terdiri
atas 2 bagian yaitu bagian luar yang sempit atau vestibula yaitu ruang di antara
gusi, gigi, bibir dan pipi, dan bagian rongga mulut atau bagian dalam, yaitu
rongga mulut yang dibatasi sisinya oleh tulang maksilaris, palatum dan
mandibularis di sebelah belakang bersambung dengan faring. Selaput lendir
mulut ditutupi epitelium yang berlapis-lapis, di bawahnya terletak kelenjar-
kelenjar halus yang mengeluarkan lendir, selaput ini kaya akan pembuluh
darah dan juga memuat banyak ujung akhir saraf sensoris. Di dalam mulut
terdapat alat-alat yang membantu dalam proses pencernaan, yaitu: bibir, gigi,
lidah, dan kelenjar ludah (air liur). Dan di dalam ronggga mulut, makanan
menggalami pencernaan secara mekanik dan kimiawi.

Dimana gigi berfungsi untuk mengunyah makanan, pemecahan partikel besar


menjadi partikel kecil yang dapat ditelan tanpa menimbulkan terdesak. Proses
ini merupakan proses mekanik pertama yang dialami makanan pada waktu
melalui saluran pencernaan sehingga makanan menjadi halus. Dan lidah
berfungsi untuk mengaduk makanan di dalam rongga mulut dan membantu
mendorong makanan ( proses penelanan ). Selain itu lidah juga berfungsi
sebagai alat pengecap yang dapat merasakan manis, asin, pahit dan asam.

Sedangkan kelenjar ludah berfungsi untuk memudahkan penelanan makanan.


Selain itu, lidah juga melindungi selaput mulut terhadap panas, dingin, asam,
dan basa. Didalam ludah terdapat enzim ptialin ( amilase ). Enzim ptialin
berfungsi mengubah makanan dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat
( amilum ) menjadi gula sederhana ( maltosa ). Maltosa mudah di cerna
oleh organ pencernaan selanjutnya. Enzim ptialin bekerja dengan baik pada
PH antara 6, 8-7 dan suhu 37oC.

22
Proses penelanan makanan contohnya lidah terangkat sehingga menelan
makanan yang telah kita kunyah kelangit-langit lunak ( tekak ). Langit-langit
lunak terangkat, menutup rongga hidung, sedangkan lidah tetap menekan
langit-langit dan menutup rongga mulut. Epiglotes terangkat menutup lubang
ke arah saluran pernapasan.

Faring

Merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan


(osofagus) di dalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu
kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung limfosit dan merupakan
pertahanan terhadap infeksi. Disini terletak persimpangan antara jalan nafas
dan jalan makanan, letaknya di belakang rongga mulut dan rongga hidung, di
depan ruas tulang belakang. Ke atas bagian depan berhubungan dengan
rongga hidung, dengan perantaraan lubang bernama koana.

Keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang


yang disebut ismus fausium.

Tekak terdiri dari atas tiga bagian

Bagian superior: bagian yang sama tinggi dengan hidung, bagian superior
disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan
tekak dengan ruang gendang telinga.

Bagian media: bagian yang sama tinggi dengan mulut, bagian media disebut
orofaring, bagian ini berbatas ke depan sampai di akar lidah

bagian inferior: bagian yang sama tinggi dengan faring, bagian inferior
disebut laringofaring yaitu pangkal lidah yang menghubungkan tekak dengan
tenggorokkan (trakea).

23
Menelan (Deglutisio) disaat Jalan udara dan jalan makanan pada faring terjadi
penyilangan. Jalan udara masuk ke bagian depan terus ke leher bagian depan
sedangkan jalan makanan masuk ke belakang dari jalan nafas dan di depan
dari ruas tulang belakang. Makanan melewati epiglotis lateral melalui ressus
piriformis masuk keosofagus tanpa membahayakan jalan udara. Gerakan
menelan mencegah masuknya makanan ke jalan udara, pada waktu yang sama
jalan udara ditutup sementara. Permulaan menelan, otot mulut dan lidah
kontraksi secara bersamaan.

Esofagus (Kerongkongan)

Merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung, panjangnya


sekitar 25 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak di bawah
lambung. Lapisan dinding dari dalam ke luar; Lapisan selaput lender
(mukosa), lapisan sub mukosa, lapisan otot melingkar sirkuler dan lapisan
otot memanjang longitudinal. Osofagus terletak di belakang trakea dan di
depan tulang punggung setelah melalui toraks menembus diafragma masuk ke
dalam abdomen menyambung dengan lambung. kerongkongan berfungsi
sebagai jalan makanan yang telah di kunyah menuju lambung, jadi, pada
kerongkongan tidak terjadi proses pencernaan.

Otot kerongkongan dapat berkontraksi secara bergelombang sehingga dapat


mendorong makanan masuk ke dalam lambung, gerak kerongkongan ini di
sebut gerak peristalis. Gerak peristalis merupakan gerak kembang kempis
kerongkongan untuk mendorong makanan ke dalam lambung. Makanan di
dalam kerongkongan hanya sekitar enam detik. Bagian pangkal
kerongkongan ( paring ) berotot lurik, artinya kita menelan makanan jika
telah di kunyah sesuai dengan kehendak kita. Akan tetapi, sesudah proses
penelanan sehingga mengeluarkan proses. Kerja otot-otot organ pencernaan
selanjutnya tidak menurut kehendak kita ( tidak di sadari ).

24
Lambung

Lambung ( ventrikulus ) merupakan kantung besar yang terletak disebelah


kiri rongga perut. Lambung sering pula disebut perut besar atau kantung nasi.
Lambung terdiri dari 3 bagian yaitu bagian atas ( kardiak ), bagian tengah
yang membulat ( fundus ), dan bagian bawah ( pilorus ). Kardiak berdekatan
dengan hati dan berhubungan dengan kerongkongan. Pilorus berhubungan
langsung dengan usus dua belas jari. Di bagian ujung kardiak dan pilorus
terdapat klep (sfingter) yang mengatur masuk dan keluarnya makanan ke
dalam dari lambung.

Dinding lambung terdiri dari otot yang tersusun melingkar, memanjang, dan
menyerong. Otot-otot tersebut menyebabkan lambung berkontraksi.
Akibatnya kontraksi otot lambung, makanan teraduk dengan baik sehingga
akan bercampur merata dengan getah lambung. Hal ini menyebabkan
makanan didalam lambung berbentuk seperti bubur. Dinding lambung
mengandung sel-sel kelenjar yang berfungsi sebagai kelenjar pencernaan
yang menghasilkan getah lambung. Getah lambung mengandung air lender
( musin ), asam lambung, enzim renin, dan enzim pepsinogen. Getah lambung
bersifat asam karena banyak mengandung asam lambung.

Asam lambung berfungsi membunuh kuman penyakit atau bakteri yang


masuk bersama makanan dan juga berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen
menjadi pepsin-pepsin yang berfungsi memecah protein menjadi pepton dan
proteosa enzim renin berfungsi menggumpalkan protein susu (kasein) yang
terdapat dalam susu. Adanya enzim renin dan enzim pepsin menunjukkan
bahwa didalam lambung terjadi proses pencernaan kimiawi- selain
menghasilkan enzim pencernaaan, dinding lambung juga menghasilkan
hormon gastrin. Hormon gastrin berfungsi untuk mengeluarkan (sekresi)
getah lambung. Lambung dapat meregang sampai dapat menyimpan 2 liter
cairan, makanan umumnya dapat bertahan 3-4 jam didalam lambung. Dari
lambung , makanan sedikit demi sedikit keluar menuju usus 12 jari melalui
sfingter pilorus.

25
Usus Halus

Usus halus (Intestinum minor) adalah bagian dari sistem pencernaan


makanan yang berpangkal pada pilorus dan berakhir pada seikum panjangnya
sekitar 6 m, merupakan saluran paling panjang tempat proses pencernaan dan
absorpsi hasil pencernaan.

Bagian –bagian usus halus yaitu :

Disebut juga usus 12 jari, panjangnya sekitar 25cm berbentuk sepatu kuda
melengkung kekiri, pada lengkungan ini terdapat pankreas. Dan bagian kanan
duodenum ini terdapat selaput lendir yang membukit disebut Papila vateri.
Pada papila vateri ini bermuara saluran empedu (duktus koledokus) dan
saluran pankreas (duktus wirsungi / duktus pankreatikus). Empedu dibuat di
hati, untuk dikeluarkan ke duodenum melalui duktus koledokus yang
fungsinya mengemulsikan lemak dengan bantuan lipase. Empedu dihasilkan
oleh hati dan ditampung oleh empedu dan di alirkan ke usus dua belas jari.
Empedu mengandung garam- garam empedu dan zat pewarna empedu
(bilirubin). Garam empedu berfungsi mengemulsikan lemak, zat warna
empedu berwarna kecoklatan, dan dihasilkan dengan cara perombakansel
darah merah yang sudah tua di hati.

Jejunum

Panjangnya 2-3 meter berkelok-kelok terdapat sebelah kiri atas dari


intestinum minor dengan perantaraan lipatan peritoneum, berbentuk kipas
(mesenterium). Akar mesenterium memungkinkan keluar masuk arteri dan
vena mesenterika superior. Pembuluh limfe dan saraf ke ruang antara lapisan
peritoneum yang membentuk mesenterium penampung jejunum lebih lebar,
dindingnya lebih tebal dan banyak mengandung pembuluh darah.

26
Ileum

Ujung batas antara jejunum dan ileum tidak jelas, panjangnya kira-kira 4-5
meter. ujung bawah ileum berhubungan dengan seikum dengan perantaraan
lubang yang bernama orifisium ileoselkalis. Orifisium ini diperkuat oleh
spinter ileoselkalis dan pada bagian ini terdapat katup valvula seikalis atau
valvula baukini, berfungsi untuk mencegah cairan dalam kolom assendens
tidak masuk kembali kedalam ileum.

Di dalam usus halus terjadi proses pencernaan kimiawi dengan melibatkan


berbagai enzim pencernaan. Karbohidrat di cerna menjadi glukosa, lemak di
cerna menjadi asam lemak dan gliserol dan protein di cerna menjadi asam
amino. Jadi, pada usus dua belas jari, seluruh proses pencernaan karbohidrat,
lemak, dan protein di selesaikan. Selanjutnya, proses penyerapan (absorpsi)
akan berlangsung di usus kosong dan sebagian di usus penyerap karbohidrat
setiap dalam bentuk glukosa

Lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol. Vitamin dan mineral
tidak mengalami pencernaan dan dapat di tarima langsung oleh usus halus.
Pada dinding usus penyerap terdapat jonjot-jonjot usus yang disebut vili. Vili
berfungsi untuk memperluas daerah penyerapan usus halus sehingga sari-sari
makanan dapat terserap lebih banyak dan cepat, dinding vili banyak
mengandung kapiler darah atau pembuluh limfe. (pembuluh getah bening
usus). Agar dapat mencapai darah. Sari-sai makanan harus menembus sel
dinding usus halus yang selanjutnya masuk pembuluh darah atau pembuluh
limfe, Glukosa, Asam amino, Vitamin, dan Mineral setalah diserap oleh usus
halus melalui kapiler darah akan dibawah oleh darah melalui pembuluh vena
porta hepar ke hati. Selanjutnya, dari hati ke jantung kemudian di edarkan ke
seluruh tubuh.

27
Asam lemak dan gliserol bersama empedu membentuk suatu larutan yang
disebut misel. Pada saat bersentuhan dengan sel vili usus halus. Gliserol dan
asam lemak dan gliserol dibawah oleh pembuluh getah bening usus
(pembuluh kil), dan akhirnya masuk ke dalam peredaran darah. Sedangkan
garam empedu yang telah masuk ke darah menuju ke hati untuk dibuat
empedu kembali. Vitamin yang larut dalam lemak (Vitamin A,D,E dan K)
diserap oleh usus halus diangkut melalui pembuluh getah bening.
Selanjutnya, vitamin-vitamin tersebut masuk kesistem peredaran darah.

Umumnya makanan diserap saat mencapai akhir usus halus. Sisa makanan
yang tidak diserap, secara perlahan-lahan bergerak menuju usus besar.
Absorpsi makanan yang sudah dicernakan seluruhnya berlangsung di dalam
usus halus melalui 2 (dua) saluran yaitu pembuluh kapiler dalam darah dan
saluran limfe di sebelah dalam permukaan vili usus.

Fungsi usus halus terdiri dari :

a) Menerima zat-zat rnakanan yang sudab dicerna untuk diserap melalu i


kapiler- kapiler darah dan saluran-saluran limfe.

b) Menyerap protein dalam bentuk asam amino.

c) Karbohidrat diserap dalam bentuk emulsi, lemak.

Usus Besar

Usus besar (intestinum mayor) merupakan saluran pencernaan berupa usus


berpenampang luas atau berdiameter besar dengan panjang kira-kira 1,5-1,7
meter, dan lebarnya 5 – 6 cm. Lapisan-lapisan usus besar dari dalam ke luar,
lapisan selaput lendir, lapisan otot melingkar, lapisan otot memanjang,
lapisan Jaringan ikat.

28
Fungsi usus besar, terdiri dari:

Menyerap air dan makanan.

Tempat tinggal baktert koli.

Tempat feses.

Bagian dari usus besar yaitu kolon asenden, kolon tranversum, kolon descenden,
rectum dan sigmoid.

Makanan yang tidak dicerna diusus halus, misalnya selulosa bersama dengan
lendir akan menuju ke usus besar menjadi fases. Dalam usus besar juga terdapat
bakteri escherichia coli. Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa
makanan. Bakteri e.coli juga menghasilkan vitamin K. Vitamin K berperan
penting dalam proses pembekuan darah.

Usus besar terdiri dari bagian yang naik, yaitu mulai dari usus buntu (apendiks),
bagian mendatar, bagian menurun, dan berakhir pada anus. Didalam usus besar
fases di dorong secara teratur dan lambat oleh gerakan pristalsis menuju ke
rektum (poros usus). Gerakan pristalsis dikendalikan oleh otot polos (otot tak
sadar). Pada saat buang air besar otot sfingeres dianus di pengaruhi oleh otot lurik
(otot sadar). Jadi, proses defekasi (buang air besar) dilakukan dengan adanya
konstrasi otot dinding perut yang di ikuti dengan mengendurnya otot sfingeter
anus dan konstraksi kolon serta rektum, akibatnya feses dapat terdorong keluar
anus.

29
Rektum dan Anus

Rectum merupakan lanjutan dari kolon sigmoit yang menghubungkan intestinum


mayor dengan anus sepanjang 12 cm, dimulai dari pertengahan sacrum dan
berakhir pada kanalis anus. Rectum terletak dalam rongga pelvis di depan os
sacrum dan os koksigis. Rectum terdiri dari dua bagian:

Rectum propia: bagian yang melebar disebut ampula rekti. Jika ampula rekti terisi
makanan akan timbul hasrat defekasi.

Pars analis rekti: sebelah bawah ditutupi oleh serat-serat otot polos (M. sfingter
ani internus) dan serabut otot lurik (M sfingter ani eksterna). Kedua otot ini
berperan pada waktu defekasi. Tunika mukosa rectum banyak mengandung
pembuluh darah. Jaringan mukosa dan jaringan otot membentuk lipatan disebut
kolomna rektalis. Bagian bawah kolomna rektalis terdapat pembuluh darah V.
rektalis. Sering terjadi pelebaran atau varises yang disebut hemorid (wasir).

Defekasi adalah hasil repleks apabila bahan feses masuk kedalam rectum. Dinding
rectum akan meregang dan menyalurkan impuls aferens melalui pleksus
mesentrikus dan menimbulkan gerakan peristaltic pada kolon desendens. Kolon
sigmoid mendorong feses ke arah anus. Apabila gelombang peristaltic sampai di
anus, sfingter ani internus di hambat, sfingter ani eksternus melemas sehingga
terjadi defekasi.

30
Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan (alimentar) yaitu tuba
muscular panjang yang merentang dari mulut sampai anus, dan organ-organ
asesoris, seperti gigi, lidah, kelenjar ludah (saliva), hati, kantung empedu, dan
pankreas. Saluran pencernaan yang terletak di bawah area diafragma disebut
saluran gastrointestinal (GI).

A. Fungsi system pencernaan. Fungsi utama sistem ini adalah untuk


menyediakan makanan, air, dan elektrolit bagi tubuh dari nutrien yang dicerna
sehingga siap diabsorbsi. Pencernaan berlangsung secara mekanik dan kimia, dan
meliputi proses-proses sebagai berikut :

1. Ingesti adalah masuknya makanan ke dalam tubuh.

2. Pemotongan dan penggilingan makanan dilakukan secara mekanik oleh gigi.


makanan kemudian bercampur dengan saliva sebelum ditelan.

3. Peristalsis adalah gelombang kontraksi otot polos involunter yang


menggerakkan makanan tertelan melalui saluran pencernaan.

4. Digesti adalah hidrolisis kimia (penguraian) molekul besar menjadi molekul


kecil sehingga absorbsi dapat berlangsung.

5. Absorbsi adalah pergerakkan produk akhir pencernaan dari lumen saluran


pencernaan ke dalam sirkulasi darah dan limfatik sehingga dapat digunakan oleh
sel tubuh.

6. Egesti (defekasi) adalah proses eliminasi zat-zat sisa yang tidak tercerna juga
bakteri dalam bentuk feses dari saluran pencernaan.

31
B. Gambaran garis besar saluran pencernaan

1. Dinding saluran tersusun dari lapisan jaringan dasar dari lumen


(rongga sentral) ke arah luar. Komponen lapisan pada setiap regia
bervariasi sesuai fungsi regia.

a. Mukosa (membran mukosa) tersusun atas tiga lapisan :

1) Epitelium yang melapisi berfungsi untuk perlindungan, sekresi. dan


absorbsi. di bagian ujung oral dan anal saluran, lapisannya tersusun dari epitelium
skuamosa bertingkat tidak terkeranisasi untuk perlindungan. lapisan ini terdiri dari
epitelium kolumnar simpel dengan sel goblet di area tersebut yang dikhususkan
untuk sekresi dan absorbsi.

2) Lamina propia adalah jaringan ikat areolar yang menopang epitelium.


lamina ini mengandung pembuluh darah, limfatik, nodulus limfe, dan beberapa
jenis kelenjar.

3) Muscularis mukosa terdiri dari lapisan sirkular dalam yang tipis dan lapisan
otot polos longitudinal luar.

b. Submukosa terdiri dari jaringan areolar yang mengandung pembuluh darah,


pembuluh limfatik, beberapa kelenjar submukosa dan pleksus serabut saraf, serta
sel-sel ganglion yang disebut pleksus Meissner (pleksus submukosa). Submukosa
mengikat mukosa ke muskularis eksterna.

c. Muscularis eksterna tersiri dari dua lapisan otot, satu lapisan sirkular dalam
dan satu lapisan longitudinal luar. Kontraksi lapisan sirkular mengontriksi lumen
saluran dan kontraksi lapisan longitudinal memperpendek dan melebar lumen
saluran. Kontraksi ini mengakibatkan gelombang periataltis yang mengerakkan isi
saluran ke arah depan.

32
1. Muskularis eksterna terdiri dari otot rangka di mulut, faring, dan esofagus
atas, serta otot polos pada saluran selanjutnya.

2. Pleksus auerbach (pleksus mienterik) yang terdiri dari serabut saraf dan
serbut ganglion parasimpatis, terletak di antara lapisan otot sirkular dalam dan
longitudinal luar.

d. Serosa (adventisia), lapisan keempat dan yang paling luar juga disebut
peritoneum visceral. Lapisan ini terdiri dari membrane serosa jaringan ikat
renggang yang dilapisi epithelium skuamosa simple. Dibawah area diafragma dan
dalam lokasi tempat epithelium skuamosa menghilang dan jaringan ikat bersatu
dengan jaringan ikat di sekitarnya, area tersebut disebut adventisia.

2. pertonium, mesenterium dan omentum abdominopelvis adalah membrane


serosa dalam tubuh.

a. peritonium parietal melapisi rongga abdominopelvis.

b. peritoneum visceral membungkus organ dan terhubungkan ke peritoneum


parietal oleh berbagai lipatan.

c. rongga perinonial adalah rongga potensial antara visceral dan peritoneum


parietal.

d. mesenterium dan omentum adalah lipatan jaringan peritoneal berlapis ganda


yang merefleks balik dari peritoneum gliseral. Lipatan ini berfungsi untuk
mengikat organ-organ abdominal satu sama lain dan melabuhkannya ke dinding
abdominal belakang. Pembuluh darah, limfatik, dan saraf terletak dalam lipatan
peritoneal.

33
1. omentum besar adalah lipatan ganda berukuran besar yang meleka pada
duodenum, lambung, dan usus besar. Lipatan ini tergantung seperti celemek diatas
usus.

2. Omentum kecil menopang lambung dan duodenum sehingga terpisah dari


hati.

3. mesokolon melekatkan kolon ke dinding abdominal belakang.

4. ligament falsiformis melekatkan hati ke dinding abdominal depan dan


diafragma.

e. organ yang tidak terbungkus peritoneum,tetapi hanya tertutup olehnya


disebut retroperitoneal ( di belakang peritoneum). Yang termasuk retropertoneal
antara lain pancreas, duodenum, ginjal, rectum, kandung kemih, dan beberapa
rgan reproduksi perempuan.

C. Kendali saraf pada saluran pencernaan. SSO menginrvasi keseluruhan saluran


pencernaan, keculi ujung atas dan ujung bawah yang dikendalikan secara
volunteer.

1. Impuls parasimpatis yang dihantarkan dalam saraf vagus (CN X),


mengeluarkan efek stimulasi konstan pada tonus otot polos dan bertanggung
jawab untuk peningkatan keseluruhan aktivitas. Efek ini meliputi motilitas dan
sekresi cairan pencernaan.

2. Impuls simpatis yang dibawa medulla spinalis dalam saraf splanknik,


menghambat kontraksi otot polos saluran, mengurangi motalitas dan menghambat
sekresi cairan pencernaan.

3. Pleksus Meissner dan Auerbach merupakan sisi sinaps untuk serabut


praganklionik parasimpatis. Pleksus ini juga berfungsi untuk pengaturan
kontraktil lokaldan aktivitas sekertori saluran.

34
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan


dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan
proses pencernaan (pengunyahan, penelanan dan pencampuran) dengap
enzim dan zat cair yang terbentang mulai dari mulut (oris) sampai anus.

Makanan mengalami proses pencernaan agar dapat di serap oleh usus.


Proses pencernaan adalah proses perubahan makanan dari bentuk kasar
(kompleks) menjadi bentuk yang halus (sederhana) sehingga dapat diserap
usus. Proses pencernaan pada manusia dibedakan menjadi pencernaan
secara mekanik dan pencernaan secara kimiawi. Pencernaan secara
mekanik yaitu mengubah makanan dari bentuk kasar menjadi halus.
Sedangkan pencernaann secara kimiawi, yaitu pencernaan dengan bantuan
enzim.

Fungsi saluran pencernaan untuk memproses makanan dan memilah zat


yang terkandung oleh tubuh untuk dijadikan energi.

3.2 SARAN

Menjaga asupan makanan penting dilakukan karena secara tidak langsung


menjaga saupan makanan menjaga sistem pencernaan dari gangguan yang
timbul dari asupan makanan tersebut.

35
DAFTAR PUSTAKA

Syaifuddin, H. (2006). Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa


Keperawatan,E/. Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Ayudarjatika.wordpress.com. Makalah Anatomi dan Fisiologi


Sistem Pencernaan. Pukul : 16.00 WIB

36

Anda mungkin juga menyukai