Dosen Pembimbing :
DISUSUN OLEH :
2019/2020
1
LEMBAR PERNYATAAN
Kami mempunyai kopi dari makalah ini yang bisa kami reproduksi jika makalah
yang dikumpulkan hilang atau rusak
Makalah ini adalah hasil karya kami sendiri dan bukan merupakan karya orang
lain kecuali yang telah dituliskan dalam referensi serta tidak ada seorangpun yang
membuatkan makalah ini untuk kami.
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat serta hidayah-NYA sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
Keperawatan Medikal Bedah II tentang “ Fisiologi sSistem Gastrointestinal”
makalah ini disusun untuk melengkapi tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal
Bedah II.
1. Nian Afrian Nuari, S.Kep, Ns, M.Kep selaku dosen Keperawatan Medikal
Bedah II sekaligus pembimbing dalam penyusunan makalah ini.
2. Orang tua penyusun yang telah memberi motivasi serta dana untuk
menyelesaikan makalah ini.
3. Teman-teman yang telah memotivasi penyusun untuk menyelesaikan
penyusunan makalah ini.
Penyusun
3
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
PENDAHULUAN
Agar makanan yang kita makan dapat di serap di usus halus, maka
makanan itu harus di ubah menjadi bentuk sederhana melalui proses
pencernaan, zat makanan yang mengalami proses pencernaan di dalam
tubuh adalah karbohidrat, protein, dan lemak. Sedangkan unsur-unsur
mineral, vitamin, dan air tidak mengalami proses pencernaan. Proses
pencernaan pada manusia dapat di bedakan menjadi dua macam yaitu
proses pencernaan secara mekanik dan kimiawi (enzimatis). Saat kalian
mengunyah makanan seperti nasi, roti, umbi dan pisang berarti proses
pencernaan mekanik (fisik) sedang berlangsung. Dan, proses pencernaan
mekanik adalah proses perubahan makanan dari bentuk besar atau kasar
menjadi bentuk kecil atau halus. Pada manusia dan mamalia umumnya
proses pencernaan mekanik dilakukan dengan menggunakan gigi. Berarti,
proses pencernaan kimiawi pun sedang terjadi. Dan proses pencernaan
kimiawi adalah proses perubahan makanan dari zat yang kompleks
menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan menggunakan enzim. Enzim
adalah zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh yang berfungsi mempercepat
reaksi-reaksi kimia dalam tubuh.
5
Saluran pencernaan manusia memanjang dari mulut samapai anus, terdiri
dari mulut, kerongkongan (esofagus), lambung (ventlikulus), usus halus
(intestinum), usus besar (kolon), dan anus. Kelenjar pencernaan
menghasilkan enzim enzim yang membantu proses pencernaan kimiawi.
Kelenjar air liur, kelenjar getah lambung, hati (hepar), dan pankreas.
1.3 TUJUAN
6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
7
yang dimiliki oleh lidah yang mengandung enzim amylase ( Ptyalin ) akan
mempermudah proses sistem pencernaan manusia dengan menghancurkan
makanan menjadi serpihan yang lebih kecil, pada tahap berikutnya menuju
lambung disini makanan akan dipecah kembali dan diproses menjadi zat-zat gizi
yang selanjutnya diserap oleh tubuh melalui usus dan sirkulasi darah.
8
2.2 FISIOLOGI SISTEM GASTROINTESTINAL
Fungsi utama sistem pencernaan adalah memindahkan zat nutrien (zat yang sudah
dicerna), air, dan garam yang berasal dari zat makanan untuk didistribusikan ke
sel sel melalui sistem sirkulasi. Zat makanan merupakan sumber energi bagi tubuh
seperti ATP yang dibutuhkan sel sel untuk melaksanakan tugasnya.
Agar makanan dapat dicerna secara secara optimal dalam saluran pencernaan,
maka saluran pencernaan harus mempunyai persediaan air, elektrolit dan zat
makanan yang terus menerus untuk ini dibutuhkan :
9
PENGATURAN SARAF
Sistem saraf intrinsik dalam bentuk dua pleksus saraf yaitu pleksus mesenterikus
dan pleksus submukosa terdiri dari neuron yang membentuk hubugan sinaps
dengan neuron lain. Pleksus berakhir di otot polos dan kelenjar akson dari pleksus
mesenterikus mengadakan sinaps dengan neuron submukosa dan sebaliknya.
b. Potensial paku merupakan potensial aksi yang timbul secara otomatis bila
potensial membran istirahat. Otot polos makin pasif sekitar -40 milivolt.
Pada serat saraf potensial aksi hampir seluruhnya disebabkan masuknya
ion ion natrium yang berlangsung cepat melalui saluran natrium ke bagian
dalam serat. Potensial aksi memainkan peran penting dalam menimbulkan
kontraksi otot polos.
Jika potensial menjadi lebih pasif disebut depolarisasi, yang membuat membaran
serat otot menjadi lebih mudah dirangsang. Sedangkan jika potensial menjadi
lebih negatif, yang disebut hiperpolarisasi, maka serat otot menjadi kurang mudah
dirangsang. Faktor yang menimbulkan depolarisasi lebih mudah dirangsang
10
adalah peregangan otot, perangsangan oleh asetikolin, perangsangan saraf
simpatis, dan perangsangan oleh beberapa hormon gastrointestinal
PENGATURAN HORMON
GASTRIN
Hormon ini terdapat pada dinding dinding lateral kelenjar, antrum mukosa
lambung merupakan reseptor yang menjadi perantara respon gastrin terhadap
perubahan isi lambung pada mikrofilus mukosa lambung. Efek fisiologis gastrin
merupakan perangsangan sekresi asam lambung sekresi pepsin, pertumbuhan
11
mukosa lambung, dan perangsangan mmotilitas lambung yang merangsang
sekresi insulin dan glukosa setelah memakan makanan yang mengandung protein.
KOLESISTOKININ-PANKREOZIMIN (CCK-PZ)
Sel ini dalam mukosa usus halus bagian atas, menyekresi hormon tunggal yang
memiliki dua keaktifan CCk yaitu kolesitokinin dan pankreozimin. Selain di
dalam sel endokrin, usus halus bagian atas CCK juga ditemukan pada saraf ileum
distal, kolon, neuron di otak terutama bagian korteks dan tempat lain.
SEKRETIN
Hormon ini disekresi oleh sel-sel yang letaknya jauh dalam kelenjar mukosa usus
halus bagian atas eek sekretin meningkatkan sekresi bikarbonat oleh sel saluran
pankreas dan saluran empedu yang menimbulkan sekresi liur pankreas yang encer
dan bersifat alkalis sehingga menimbulkan potensial efek CCK terhadap sekresi
12
pankreas yang banyak enzimnya, menurnkan sekresi asam lambung, dan kontraksi
sfingter pilorus
Ditemukan dalam mukosa duodenum dan jejunum. Efek glukosa insulin tropik
antara lain menghambat sekresi dan motilitas lambung selama fase gastrik dan
merangsang sekresi insulin untuk mencerna lemak dan glukosa dalam duodenum.
Vasoactive insulinopeptide (VIP) ditemukan dalam saraf saluran gastrointestinal,
merangsang sekresi elektrolit dan air dalam usus, menimbulkan dilatasi pembuluh
darah tepi, menghambat sekresi asam lambung. Hormon ini anatara lain motilin
yang merangsang pepsin, somatostatin, histamin intestinal gastrin, dan serotin.
13
ALIRAN DARAH GASTROINTESTINAL
Semua darah yang melewati usus, limpa, dan pankreas segera mengalir ke dalam
hati melalui vena porta. Dalam hati darah mengalir melewati berjuta0juta sinusoid
hati kemudian meninggalkan hati melalui vena hepatika dan berakhir dalam vena
kava dari sirkulasi sistemik.
Zat nutrisi nnlemak yang larut dalam air diabsorbsi dari usus ditranspor ke
dalam vena porta ke sinusoid hti. Zat nutrisi lemak yang tidak larut dalam air
diabsorpsi ke dalam saluran limfatik usus kemudian dialirkan ke dalam darah
melalui duktus torasikus.
Jumlah makanan yang dicerna ditentukan oleh intrisik lapar dan jenis
makanan yang ditentukan selera. Mekanisme ini merupakan sistem
pengaturan otomatis yang sangat penting untuk menjaga persediaan
makanan yang adekuat untuk tubuh.
1.) MENGUNYAH
14
2.) MENELAN (DEGLUSI)
Impuls dari faring ke daerah lain melalui bagian sensorik saraf trigeminal
dan glosofaring ke dalam daerah medula oblongata. Impuls motorik
menyebabkan penelanan dijalankan ke saraf kranial V, IX, X dan XII dan
beberapa saraf servikal superior. Seluruh tahap siklus penelanan di faring
mengganggu proses pernpasan hanya sekejap saja dalam siklus respirasi.
15
b. Peristaltik sekunder : Dihasilkan dari peregangan esofagus oleh
makanan yang tertahan dan berlanjut sampai makanan dikosongkan ke
dalam lambung.
MAKANAN di LAMBUNG
16
Kimus, sudah bercampur dengan cairan lambung, hasil campuran
makanan berjalan ke usus. Derajat keenceran kimus keruh seperti susu
setengah cair.
PENGOSONGAN LAMBUNG
17
PERGERAKAN USUS HALUS
Fungsi katup ileosekalis mencegah aliran balik isi dari kolon ke dalam
usus halus. Katup ileosekal menonjol ke dalam lumen sekum dan tertutup
erat. Bila terbentuk tekanan yang berlebihan dalam sekum akan mencoba
mendorong ke belakang, mendorong bibir, dan katup dapat menahan
tekanan balik dan usus besar. Bila sekum direngganggkan maka kontraksi
sfingter ileosekal ditingkatkan dan peristaltik ileum dihambat sehingga
menunda pengosongan kimus dari ileum.
18
GERAKAN KOLON
Kolon mengarbsopsi air dan elektrolit dari kimus dan penimbunan bahan
feses sampai dapat dikeluarkan. Pergerakan kolon secara normal sangat
lambat dan mempunysi karakteristik yang sama dengan gerakan usus halus
yaitu gerakan mencampur dari gerakan mendorong.
GERAKAN MENCAMPUR
Pada saat yang sama terkumpul 3 pita longitudinal yang di sebut tenia koli.
Kontraksi gabungan ini menyebabkan usus besar membentuk seperti
kantong yang disebut haustrea. Kontraksi puncak 30 detik, kemudian
menghilang 60 detik. Kontraksi bergerak lambat ke arah anus karena
bergerak lambat maka terjadi pemutaran dan pengadukan dalam usus besar
GERAKAN MENDORONG
DEFEKASI
19
gelombang peristaltik dalam kolon desenden, sigmoid, dan rektum yang
mendorong feses ke anus.
20
secara bervarisi. Nervus vagus dan nervus kranialis parasimpatis
merangsang kelenjar saliva, kelenjar esofagus dan kelenjar Brunner pada
duodenum. Sekresi usus halus terjadi sebagai respon terhadap rangsangan
saraf dan hormonal segmen anus.
21
2.3 ORGAN SISTEM PENCERNAAN pada MANUSIA
Mulut ( Oris )
Mulut merupakan organ yang pertama dari saluran pencernaan yang terdiri
atas 2 bagian yaitu bagian luar yang sempit atau vestibula yaitu ruang di antara
gusi, gigi, bibir dan pipi, dan bagian rongga mulut atau bagian dalam, yaitu
rongga mulut yang dibatasi sisinya oleh tulang maksilaris, palatum dan
mandibularis di sebelah belakang bersambung dengan faring. Selaput lendir
mulut ditutupi epitelium yang berlapis-lapis, di bawahnya terletak kelenjar-
kelenjar halus yang mengeluarkan lendir, selaput ini kaya akan pembuluh
darah dan juga memuat banyak ujung akhir saraf sensoris. Di dalam mulut
terdapat alat-alat yang membantu dalam proses pencernaan, yaitu: bibir, gigi,
lidah, dan kelenjar ludah (air liur). Dan di dalam ronggga mulut, makanan
menggalami pencernaan secara mekanik dan kimiawi.
22
Proses penelanan makanan contohnya lidah terangkat sehingga menelan
makanan yang telah kita kunyah kelangit-langit lunak ( tekak ). Langit-langit
lunak terangkat, menutup rongga hidung, sedangkan lidah tetap menekan
langit-langit dan menutup rongga mulut. Epiglotes terangkat menutup lubang
ke arah saluran pernapasan.
Faring
Bagian superior: bagian yang sama tinggi dengan hidung, bagian superior
disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan
tekak dengan ruang gendang telinga.
Bagian media: bagian yang sama tinggi dengan mulut, bagian media disebut
orofaring, bagian ini berbatas ke depan sampai di akar lidah
bagian inferior: bagian yang sama tinggi dengan faring, bagian inferior
disebut laringofaring yaitu pangkal lidah yang menghubungkan tekak dengan
tenggorokkan (trakea).
23
Menelan (Deglutisio) disaat Jalan udara dan jalan makanan pada faring terjadi
penyilangan. Jalan udara masuk ke bagian depan terus ke leher bagian depan
sedangkan jalan makanan masuk ke belakang dari jalan nafas dan di depan
dari ruas tulang belakang. Makanan melewati epiglotis lateral melalui ressus
piriformis masuk keosofagus tanpa membahayakan jalan udara. Gerakan
menelan mencegah masuknya makanan ke jalan udara, pada waktu yang sama
jalan udara ditutup sementara. Permulaan menelan, otot mulut dan lidah
kontraksi secara bersamaan.
Esofagus (Kerongkongan)
24
Lambung
Dinding lambung terdiri dari otot yang tersusun melingkar, memanjang, dan
menyerong. Otot-otot tersebut menyebabkan lambung berkontraksi.
Akibatnya kontraksi otot lambung, makanan teraduk dengan baik sehingga
akan bercampur merata dengan getah lambung. Hal ini menyebabkan
makanan didalam lambung berbentuk seperti bubur. Dinding lambung
mengandung sel-sel kelenjar yang berfungsi sebagai kelenjar pencernaan
yang menghasilkan getah lambung. Getah lambung mengandung air lender
( musin ), asam lambung, enzim renin, dan enzim pepsinogen. Getah lambung
bersifat asam karena banyak mengandung asam lambung.
25
Usus Halus
Disebut juga usus 12 jari, panjangnya sekitar 25cm berbentuk sepatu kuda
melengkung kekiri, pada lengkungan ini terdapat pankreas. Dan bagian kanan
duodenum ini terdapat selaput lendir yang membukit disebut Papila vateri.
Pada papila vateri ini bermuara saluran empedu (duktus koledokus) dan
saluran pankreas (duktus wirsungi / duktus pankreatikus). Empedu dibuat di
hati, untuk dikeluarkan ke duodenum melalui duktus koledokus yang
fungsinya mengemulsikan lemak dengan bantuan lipase. Empedu dihasilkan
oleh hati dan ditampung oleh empedu dan di alirkan ke usus dua belas jari.
Empedu mengandung garam- garam empedu dan zat pewarna empedu
(bilirubin). Garam empedu berfungsi mengemulsikan lemak, zat warna
empedu berwarna kecoklatan, dan dihasilkan dengan cara perombakansel
darah merah yang sudah tua di hati.
Jejunum
26
Ileum
Ujung batas antara jejunum dan ileum tidak jelas, panjangnya kira-kira 4-5
meter. ujung bawah ileum berhubungan dengan seikum dengan perantaraan
lubang yang bernama orifisium ileoselkalis. Orifisium ini diperkuat oleh
spinter ileoselkalis dan pada bagian ini terdapat katup valvula seikalis atau
valvula baukini, berfungsi untuk mencegah cairan dalam kolom assendens
tidak masuk kembali kedalam ileum.
Lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol. Vitamin dan mineral
tidak mengalami pencernaan dan dapat di tarima langsung oleh usus halus.
Pada dinding usus penyerap terdapat jonjot-jonjot usus yang disebut vili. Vili
berfungsi untuk memperluas daerah penyerapan usus halus sehingga sari-sari
makanan dapat terserap lebih banyak dan cepat, dinding vili banyak
mengandung kapiler darah atau pembuluh limfe. (pembuluh getah bening
usus). Agar dapat mencapai darah. Sari-sai makanan harus menembus sel
dinding usus halus yang selanjutnya masuk pembuluh darah atau pembuluh
limfe, Glukosa, Asam amino, Vitamin, dan Mineral setalah diserap oleh usus
halus melalui kapiler darah akan dibawah oleh darah melalui pembuluh vena
porta hepar ke hati. Selanjutnya, dari hati ke jantung kemudian di edarkan ke
seluruh tubuh.
27
Asam lemak dan gliserol bersama empedu membentuk suatu larutan yang
disebut misel. Pada saat bersentuhan dengan sel vili usus halus. Gliserol dan
asam lemak dan gliserol dibawah oleh pembuluh getah bening usus
(pembuluh kil), dan akhirnya masuk ke dalam peredaran darah. Sedangkan
garam empedu yang telah masuk ke darah menuju ke hati untuk dibuat
empedu kembali. Vitamin yang larut dalam lemak (Vitamin A,D,E dan K)
diserap oleh usus halus diangkut melalui pembuluh getah bening.
Selanjutnya, vitamin-vitamin tersebut masuk kesistem peredaran darah.
Umumnya makanan diserap saat mencapai akhir usus halus. Sisa makanan
yang tidak diserap, secara perlahan-lahan bergerak menuju usus besar.
Absorpsi makanan yang sudah dicernakan seluruhnya berlangsung di dalam
usus halus melalui 2 (dua) saluran yaitu pembuluh kapiler dalam darah dan
saluran limfe di sebelah dalam permukaan vili usus.
Usus Besar
28
Fungsi usus besar, terdiri dari:
Tempat feses.
Bagian dari usus besar yaitu kolon asenden, kolon tranversum, kolon descenden,
rectum dan sigmoid.
Makanan yang tidak dicerna diusus halus, misalnya selulosa bersama dengan
lendir akan menuju ke usus besar menjadi fases. Dalam usus besar juga terdapat
bakteri escherichia coli. Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa
makanan. Bakteri e.coli juga menghasilkan vitamin K. Vitamin K berperan
penting dalam proses pembekuan darah.
Usus besar terdiri dari bagian yang naik, yaitu mulai dari usus buntu (apendiks),
bagian mendatar, bagian menurun, dan berakhir pada anus. Didalam usus besar
fases di dorong secara teratur dan lambat oleh gerakan pristalsis menuju ke
rektum (poros usus). Gerakan pristalsis dikendalikan oleh otot polos (otot tak
sadar). Pada saat buang air besar otot sfingeres dianus di pengaruhi oleh otot lurik
(otot sadar). Jadi, proses defekasi (buang air besar) dilakukan dengan adanya
konstrasi otot dinding perut yang di ikuti dengan mengendurnya otot sfingeter
anus dan konstraksi kolon serta rektum, akibatnya feses dapat terdorong keluar
anus.
29
Rektum dan Anus
Rectum propia: bagian yang melebar disebut ampula rekti. Jika ampula rekti terisi
makanan akan timbul hasrat defekasi.
Pars analis rekti: sebelah bawah ditutupi oleh serat-serat otot polos (M. sfingter
ani internus) dan serabut otot lurik (M sfingter ani eksterna). Kedua otot ini
berperan pada waktu defekasi. Tunika mukosa rectum banyak mengandung
pembuluh darah. Jaringan mukosa dan jaringan otot membentuk lipatan disebut
kolomna rektalis. Bagian bawah kolomna rektalis terdapat pembuluh darah V.
rektalis. Sering terjadi pelebaran atau varises yang disebut hemorid (wasir).
Defekasi adalah hasil repleks apabila bahan feses masuk kedalam rectum. Dinding
rectum akan meregang dan menyalurkan impuls aferens melalui pleksus
mesentrikus dan menimbulkan gerakan peristaltic pada kolon desendens. Kolon
sigmoid mendorong feses ke arah anus. Apabila gelombang peristaltic sampai di
anus, sfingter ani internus di hambat, sfingter ani eksternus melemas sehingga
terjadi defekasi.
30
Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan (alimentar) yaitu tuba
muscular panjang yang merentang dari mulut sampai anus, dan organ-organ
asesoris, seperti gigi, lidah, kelenjar ludah (saliva), hati, kantung empedu, dan
pankreas. Saluran pencernaan yang terletak di bawah area diafragma disebut
saluran gastrointestinal (GI).
6. Egesti (defekasi) adalah proses eliminasi zat-zat sisa yang tidak tercerna juga
bakteri dalam bentuk feses dari saluran pencernaan.
31
B. Gambaran garis besar saluran pencernaan
3) Muscularis mukosa terdiri dari lapisan sirkular dalam yang tipis dan lapisan
otot polos longitudinal luar.
c. Muscularis eksterna tersiri dari dua lapisan otot, satu lapisan sirkular dalam
dan satu lapisan longitudinal luar. Kontraksi lapisan sirkular mengontriksi lumen
saluran dan kontraksi lapisan longitudinal memperpendek dan melebar lumen
saluran. Kontraksi ini mengakibatkan gelombang periataltis yang mengerakkan isi
saluran ke arah depan.
32
1. Muskularis eksterna terdiri dari otot rangka di mulut, faring, dan esofagus
atas, serta otot polos pada saluran selanjutnya.
2. Pleksus auerbach (pleksus mienterik) yang terdiri dari serabut saraf dan
serbut ganglion parasimpatis, terletak di antara lapisan otot sirkular dalam dan
longitudinal luar.
d. Serosa (adventisia), lapisan keempat dan yang paling luar juga disebut
peritoneum visceral. Lapisan ini terdiri dari membrane serosa jaringan ikat
renggang yang dilapisi epithelium skuamosa simple. Dibawah area diafragma dan
dalam lokasi tempat epithelium skuamosa menghilang dan jaringan ikat bersatu
dengan jaringan ikat di sekitarnya, area tersebut disebut adventisia.
33
1. omentum besar adalah lipatan ganda berukuran besar yang meleka pada
duodenum, lambung, dan usus besar. Lipatan ini tergantung seperti celemek diatas
usus.
34
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
35
DAFTAR PUSTAKA
36