Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

ANATOMI FISIOLOGIS SALURAN PENCERNAAN


Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Patofisiologi Kebidanan
Dosen Pengampu: Endri Astuti, S.SiT, M.Kes.

Disusun Oleh:

1. Rifki Nur Aisah (P1337424420041)


2. Kristianti Fadiella Putri (P1337424420045)
3. Marantika Fitriani (P1337424420047)
4. Olivia Mei Saputri (P1337424420049)
5. Kitri Winda Sari (P1337424420051)
6. Siti Umayah (P1337424420057)
7. Dewi Riyanti Kurnia Styaningrum (P1337424420065)
8. Diah Ayu Wulandari (P1337424420066)
9. Umi Ruyanti (P1337424420174)
10. Delvia Lutfiawaliah (P1337424420177)

PRODI ALIH JENJANG KEBIDANAN SEMARANG JURUSAN


KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang anatomi fisiologi saluran pencernaan. Harapan
kami semoga makalah ini dapat bermanfaat serta menambah pengetahuan dan
juga wawasan bagi para pembaca.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih kurang baik. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran sangat kami harapkan
dari para pembaca guna meningkatkan dan memperbaiki pembuatan makalah pada
tugas-tugas selanjutnya.

Semarang, September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang...........................................................................................1

B. Tujuan Penulisan........................................................................................3

C. Rumusan Masalah.....................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A.Anatomi Sistem Pencernaan.....................................................................5

B. Fisiologi Sistem Pencernaan ....................................................................17

C. Perubahan Anatomi dan Fisiologi Ssitem Pencernaan .............................18

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan................................................................................................25

B. Saran..........................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari tentang susunan tubuh dan
hubungan bagian-bagiannya satu sama lain. Sedangkan fisiologi berkaitan
dengan fungsi atau kerja tubuh manusia dalam keadaan normal. Saat struktur
tubuh manusia dan fungsinya berkoordinasi, tubuh mendapatkan
keseimbangan dari lingkungan di dalam tubuh yang disebut homeostasis
(keseimbangan). Pada kondisi yang normal, homeostatsis didukung oleh
mekanisme adaptif dari otak ke bahan kimia yang disebut dengan hormon
yang disekresikan oleh berbagai organ yang langsung masuk ke dalam aliran
darah. Homeostatis mengatur mekanisme seperti tekanan darah, suhu tubuh,
pernafasan, dan nadi.
Tiap tubuh manusia membutuhkan oksigen, nutrisi, suhu tubuh yang
normal, dan tekanan atmosfer yang normal, sehingga tubuh manusia harus
memiliki homeostasis yang mampu dipertahankan agar dapat
mempertahankan keseimbangan tubuh dalam jangka yang normal. Sehingga
untuk mendukung keseimbangan tersebut, terdapat berbagai macam sistem
organ, antara lain : sistem integument, sistem skeletal, sistem muskulo, sistem
saraf, sistem endokrin, sistem kardiovaskular, sistem respirasi, sistem
lymphatic, sistem urinary, sistem reproduksi, dan sistem pencernaan. Masing-
masing dari sistem orgam memiliki organ masing-masing yang bekerja sama
dalam menstabilkan keadaan tubuh secara bersamaan. Fungsi dari tiap sistem
organ yaitu metabolisme, organization, kemampuan dalam bereaksi,
pergerakan tubuh, perkembangan, dan reproduksi.
Salah satu yang dibutuhkan oleh tubuh adalah nutrisi. Nutrisi yang
diperoleh dari luar akan masuk ke dalam tubuh dan disebarkan ke dalam
tubuh agar nutrisi yang diperoleh mampu mempertahankan homeostasis
tersebut. Sistem organ yang mampu mencernaa nutrisi tersebut adalah sistem

1
pencernaan (digestive system), dimana dengan bantuan sistem sirkulasi,
bekerja seperti “gigantic meals on wheels” yang memberikan makanan pada
miliaran sel di dalam tubuh. Sistem ini menyediakan air , elektrolit, dan
nutrisi yang lain. sistem pencernaan terdiri dari organ seperti, kaviti oral,
faring, esofagus, perut, usus kecil, dan usus besar. Dimana oragn tersebut
melakukan tugasnya masing-masing seperti mencerna, absorbsi, dan
mengririmkan nutrisi ke dalam seluruh tubuh.
Proses pencernaan merupakan suatu proses yang melibatkan organ-organ
pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan. Antara proses dan organ-organ
serta kelenjarnya merupakan kesatuan sistem pencernaan. Sistem pencernaan
berfungsi memecah bahan- bahan makanan menjadi sari-sari makanan yang
siap diserap dalam tubuh.
Agar makanan yang kita makan dapat di serap di usus halus, maka
makanan itu harus di ubah menjadi bentuk sederhana melalui proses
pencernaan, zat makanan yang mengalami proses pencernaan di dalam tubuh
adalah karbohidrat, protein, dan lemak. Sedangkan unsur-unsur mineral,
vitamin, dan air tidak mengalami proses pencernaan. Proses pencernaan pada
manusia dapat di bedakan menjadi dua macam yaitu proses pencernaan secara
mekanik dan kimiawi (enzimatis). Saat kalian mengunyah makanan seperti
nasi, roti, umbi dan pisang berarti proses pencernaan mekanik (fisik) sedang
berlangsung. Dan, proses pencernaan mekanik adalah proses perubahan
makanan dari bentuk besar atau kasar menjadi bentuk kecil atau halus. Pada
manusia dan mamalia umumnya proses pencernaan mekanik dilakukan
dengan menggunakan gigi. Berarti, proses pencernaan kimiawi pun sedang
terjadi. Dan proses pencernaan kimiawi adalah proses perubahan makanan
dari zat yang kompleks menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan
menggunakan enzim. Enzim adalah zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh
yang berfungsi mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam tubuh.
Proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat-alat pencernaan
makanan yang kita makan. Alat pencernaan makanan dapat di bedakan atas
saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.

2
Saluran pencernaan manusia memanjang dari mulut sampai anus, terdiri
dari mulut (kaum olis), kerongkongan (esofagus), lambung (ventlikulus), usus
halus (intestinum), usus besar (kolon), dan anus. Kelenjar pencernaan
menghasilkan enzim-enzim yang membantu proses pencernaan kimiawi.
Kelenjar air liur, kelenjar getah lambung, hati (hepar), dan pankreas.
Perubahan anatomi dan fisiologi ibu hamil pada trimester 1, 2, 3 terjadi
pembentukan zigot ke embrio, bagian luar sel membentuk embrio. Pada usia
5 minggu, sum-sum tulang belakang, jantung dan beberapa organ
lainnya mulai terbentuk, pada trimester 1, sejak pembuahan ovum
oleh sperma. zigot terbentuk membelah diri sampai fase murulablastula. !an
pada trimester pertama tersebut si ibu akan merasa mual dan muntah
karena kekurangan zat asam, si ibu juga akan memproduksi air susu yang
pertama yang warnanya kekuning-kuningan yang disebut olustrum.
Pada bulan pertama kehamilan terdapat perasaan mual ini adalah akibat
kadar hormone estrogen yang meningkat. Tonus otot-otot traktus digestivus
(saluran gastrointestinal) menurun sehingga seluruh traktus digestivus
berkurang. Saliva adalah pengeluaran air liur secara berlebihan daripada
normal, bila terlampau banyak dapat menjadi patologi. Saliva meningkat
pada trimester pertama, mengeluh mual dan muntah. Tonus otot-otot saluran
pencernaan melemah menimbulkan pemanjangan waktu pengosongan
lambung dan transit usus sehingga makanan akan lebih lama berada dalam
saluran gastrointestinal. Ini mungkin merupakan akibat jumlah progesterone
besar yang terdapat selama kehamilan. Selain itu juga, uterus yang semakin
membesar akan menekan rectum dan usus bagian bawah sehingga terjadinya
sembelit (konstipasi). Sembelit semakin berat karena gerakan otot didalam
usus diperlambat oleh tingginya kadar progesterone

B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami anatomi dan fisiologi dari sistem
pencernaan tubuh manusia.

3
b. Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui dan memahami tentang macam-macam bagian dari
sistem pencernaan beserta fungsi dari organ yang termasuk dalam
sistem pencernaan
- Untuk mengetahui dan memahami tentang mekanisme pencernaan yang
terjadi di dalam tubuh manusia.
- Untuk mengetahui perubahan sistem pencernaan pada ibu hamil.
- Untuk mengetahui perubahan-perubahan anatomi dan fisiologi pada ibu
hamil.
- Untuk mengetahui gangguan-gangguan sistem pencernaan pada wanita
hamil.

C. Rumusan Masalah
1. Organ apa saja yang termasuk di dalam sistem pencernaan tubuh
manusia ?
2. Apa fungsi dari tiap organ yang termasuk di dalam sistem pencernaan
tubuh manusia ?
3. Bagaimana mekanisme pencernaan yang terjadi di dalam tubuh manusia ?
4. Bagaimana perubahan sistem pencernaan pada ibu hamil?
5. Bagaimana perubahan-perubahan anatomi dan fisiologi pada ibu hamil?
6. Bagaimana gangguan-gangguan sistem pencernaan pada wanita hamil?

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. ANATOMI SISTEM PENCERNAAN


Sistem pencernaan adalah proses menerima makanan, merubahnya menjadi
energi dan menegeluarkan sisa proses tersebut. Pada dasarnya sistem
pencernaan makanan dalam tubuh manusia terjadi di sepanjang saluran
pencernaan dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan
yang terjadi dalam mulut hingga lambung. Selanjutnya adalah proses
penyerapan sari-sari makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses
pengeluaran sisa-sisa makanan melalui anus. Dalam pelaksanaan proses
pencernaan makanan organ pencernaan dibantu oleh enzim dan hormon yang
prosesnya berbeda tiap organ dan mempunyai fungsi masing-masing.
Berdasarkan prosesnya pencernaan makanan pada manusia terdiri dari
proses pencernaaan mekanis yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu
lidah serta peremasan yang terjadi di lambung dan proses pencernaan
kimiawi yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-enzim
pencernaan dengan mengubah makanan yang bermolekul besar menjadi
molekul yang berukuran kecil. Setiap organ dalam sistem pencernaan manusia
memiliki peranan penting dengan fungsi yang berbeda-beda, misalnya mulut
sebagai pintu masuk makanan dimana makanan akan dikunyah secara
mekanik oleh gigi dengan unsur kimiawi yang dimiliki oleh lidah yang
mengandung enzim amylase ( Ptyalin) akan mempermudah proses sistem
pencernaan manusia dengan menghancurkan makanan menjadi serpihan yang
lebih kecil, pada tahap berikutnya menuju lambung disini makanan akan
dipecah kembali dan diproses menjadi zat-zat gizi yang selanjutnya diserap
oleh tubuh melalui usus dan sirkulasi darah.
Menjalankan fungsi sistem pencernaan maka membutuhkan organ yang
mampu melaksanakan fungsinya, sehingga untuk menjalankan fungsi tersebut
terdapat beberapa organ pencernaan antara lain, mulut, faring, esofagus,
lambung, usus kecil, dan usus besar. Kemudian untuk mendukung fungsi

5
tersebut juga terdapat organ tambahan yaitu kelenjar saliva, gigi, hati (liver),
kandung kemih (gall baldder), pankreas, dan mesenteries. Dinding dalam
saluran cerna terdiridari empat lapisan yaitu, serosa, muskularis, submukosa,
dan mukosa. Berikut organ yang termasuk dalam sistem pencernaan :

a. Oral Cavity atau Mulut

1. Fungsi Mulut
- Ingestion, makanan yang berupa padatan atau cairan dimasukkan ke
dalam tubuh, ke dalam saluran pencernaan melalui pintu pertama dan
utama yaitu mulut atau oral cavity (Mc Graw Hill, 2004).
- Taste, sebagai perasa makanan yang berada pada papila lidah.
- Mastication, pergerakan dari rahang bawah (mandibula) yang dibantu
oleh otot mastikasi menyebabkan gigi dapat menghancurkan makanan
menjadi bagian yang lebih kecil. Lidah dan pipi (cheeks) membantu
dalam menempatkan makanan diantara mulut.
- Digestion, enzim amilase yang ada di dalam ludah memulai
pencernaan karbohidrat (starch).

6
- Swallowing, lidah dapat membantu membentuk makanan menjadi
bolus dan mendorongnya bolus menuju faring.
- Communication, bibir, pipi, gigi, dan lidah merupakan salah satu
organ yang membantu daam berkomunikasi atau berbicara.
- Protection, Mucin dan air yang berada di dalam ludah memberikan
lubrikasi, dan ensim lysozyme dalam membunuh mikroorganisme
yang tidak baik bagi tubuh
2. Bagian-bagian mulut
- Bibir dan Pipi
Bibir atau labia, merupakan strukutur yang banyak terbentuk dari
muskular oleh orbiculari oris. Lapisan terluar bibir ditutupi oleh kulit.
Sedangkan pipi terbentuk di dinding bagian lateral di oral cavity.
Bagian dari pipi adalah termasuk otot buccinator, yang meratakan pipi
terhadap gigi, dan buccal fat pad yang berada mengelilingi sisi wajah
(Mc Graw Hill, 2004). bagian bibir dan pipi sangatlah penting dalam
proses mastikasi dan berbicara atau berkomunikasi. Bagian ini dapat
membantu menggerakkan makanan di dalam mulut dan menahannya
di dalam mulut selama makanan dihancurkan menjadi bagian-bagian
kecil.
- Palate and Palatine Tonsils
Palate atau langit-langit mulut memiliki dua bagian yang terdiri
dari bagian anterior yang bertulang (hard palate) dan bagian posterior
yang tak bertulang (soft palate), yang terdiri dari otot dan jaringan
(connective tissue). Fungsi dari langit-langit mulut (palate) sangatlah
penting dalam proses menelan dan mencegah makanan masuk ke
dalam nasal cavity. Sedangkan palatin tonsil terletak di dinding
lateral dari fauces (Mc Graw Hill, 2004).
- Lidah
Lidah terletah ditenga mulut yang dipenuhi dengan otot skeletal
yang ditutupi dengan mukosa membran. Lidah berfungsi
menggerakkan makanan di dalam mulut, membantu dalam mendorong

7
makanan ke dalam esofagus (menelan), sebagai peran utama artikulasi
dalam berbicara dan berkomunikasi, sebagai perasa. Dalam proses
menggerakkan makanan di dalam mulut, lidah bekerja bersama
dengan bibir dan gusi, sehingga mampu menahan makanan di dalam
mulut selama pengunyahan atau mastikasi.
- Gigi
Secara normal, orang dewasa memiliki jumlah total gigi adalah 32
gigi secara kelesuruhan. Tiap gigi memiliki crown (di atas gusi), neck
dan root (di bawah gusi). Dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagaian
rahang atas (maxillary) dan bagian rahang bawah (mandibular). Selain
pembagian gigi yaitu terdiri dari bagian atas sebelah kanan dan kiri
dan bagian bawah sebelah atas dan bawah. Tiap empat kuadran
memiliki gigi seri, gigi taring, premolars, molars, dan wisdom teeth.
Fungsinya hampir sama dengan lidah, berperan dalam proses
mastikasi dan berbicara.
- Kelenjar Saliva

Kelenjar saliva ini diproduksi secara terus menerus oleh tubuh.


Aliran saliva (ludah) ini berasal dari kelenjar saliva dan tersebar di
mulut melalui pembuluh (duct). Sebagian besar saliva diproduksi oleh
kelnjar saliva yaitu, [1] Kelenjar parotid (bagian terbesar, saliva
banyak terdiri atas amilase, berada di dekat telinga), [2] Kelenjar
submandibular (memprodukasi saliva yang kental (sulit untuk

8
mengalir) dan berada di dekat mulut (floor)), [3] Kelenjar sublingual
(berukuran paling kecil, mensekresi mukus dan berada di bawah
mulut).
Fungsi kelenjar saliva adalah membersihkan gigi dan
menghancurkan bahan kimia yang terkandung dalam makanan
sehinggan dapat dirasakan. Kelenjar saliva ini memiliki enzim yang
membantu dalam mencerna makanan dan mukus. Selain itu, kelenjar
saliva juga membantu dalam melubrikasi faring untuk membantu
dalam menelan makanan.

b. Faring
1. Fungsi Faring
- Swallowing, fase involutari dari menelan menggerakkan bolus dari
mulut ke esofagus. Makanan dicegah agar tidak masuk ke dalam nasal
cavity oleh soft palate dan mencegah masuk ke dalam sistem
pernafasan bagian bawah (Mc Graw Hill, 2004).
- Breathing, udara masuk melalui hidung atau mulut melewati faring
menuju ke saluran pernafasan bawah.
- Protection, mukus menyediakan lubrikasi.
2. Bagian-bagian Faring
Faring terdiri dari tiga bagian yaitu nasofaring, orofaring, dan
laringofaring. Secara normal, makanan dapat masuk melalui orofaring
dan laringofaring. Nasofaring berfungsi sebagai saluran dalam
masuknya udara selama bernafas dan berhubungan dengan fungsi
pendengaran. Orofaring berada dibagain posterior mulut, sebagai saluran
masuknya mulut dan menuju ke lambung dan juga berfungsi sebagai
saluran udara untuk pernafasan. Laringofaring berada di bawah
orofaring, memanjang dari epiglotis ke bagian bawah kartilago kortikoid
dari laring dan memiliki fungsi yang sama dengan orofaring.

9
c. Esofagus
1. Fungsi Esofagus
- Propulsion, kontraksi peristaltik menggerakkan bolus dari faring
menuju abdomen. Bagian bawah sfingter esofagus membatasi refluks
dari isi abdomen kembali ke esofagus (Mc Graw Hill, 2004).
- Protection, kelenjar yang berada di dalam mukus membantu dalam
lubrikasi dan melindungi esofagus inerior dari asam (stomach acid).
2. Bagian-bagian Esofagus
Esofagus merupakan bagian sistem pencernaan yang memanjang
dari faring hingga lambung. Panjangnya sekitar 25 cm dan berada di
mediastinum, anyerior hingga vertebrae, posterior hingga trakea.
Esofagus melewati esophageal hiatus dari diafragma dan berkahir di
lambung. Fungsi dari esofagus adalah membawa makanan dari faring
menuju ke lambung.
Mekanisme dari menelan antara lain : [1] makanan tercampur
dengan saliva dan didorong masuk ke dalam faring, [2] refleks
involunter menggerakkan makanan masuk ke dalam esofagus, dan [3]
gerakan peristaltik mentransport makanan ke dalam lambung.

10
d. Abdomen
1. Fungsi Lambung
- Storage, Rugae dapat membantu abdomen untuk meluaskan area perut
dan menahan (menyimpan) makanan hingga dapat dicerna.
- Digestion, terjadinya proses pencernaan dimana pencernaan protein
dimulai sebagai hasil dari proses asam hidroklorik dan pepsin. Faktor
intrinsik mencegah pecahnya vitamin B12 oleh asam lambung. Proses
pencernaan terdiri dari fisik dan kimia (protein).
- Absorption, kecuali untuk beberapa produk (air, alkohol, aspirin)
penyerapan kecil berada di dalam lambung.
- Mixing and propulsion, terjadi gerakan peristaltik dan membentuk
cairan putih seperti susu yang disebut dengan chyme.

11
- Protection, mukus memberikan lubrikasi dan mencegah pencernaan
dari dinding lambung. Asam lambung dapat membunuh kebanyakan
mikroorganisme.
2. Bagian-bagian Lambung

Terdapat empat bagian utama di dalam lambung yaitu :


1. Cardia, atau cardiac region merupakan poin dimana esofagus
menghubungkan dan melewati lambung, dimana makanan masuk ke
dalam lambung. Terdapt di bagian inferior dari diafragma.
2. Fundus, berada di atas sebelah kiri dari cardia. Berbentuk seperti
kubah.
3. Tubuh, berada di bawah fundus, yang merupakan bagian utama dari
lambung.

12
4. Pylorus, bagian lambung yang berbentuk corong, menghubungkan
lambung dengan duodenum. Bagian yang semakin lebar dari corong,
dinamakan pyloric antrum yang menghubungkan tubuh (bagian
lambung “body”) dengan lambung. Kemudian bagian akhir yang
paling dangkal dinamakan pyloric canal, yang menghubungkan ke
duodenum. Sedangkan otot halus yaitu phyloric sphincter yang
berada di ujung saluran dan berfungsi mengkontrol pengosongan
lambung.

e. Usus Kecil
1. Fungsi Usus Kecil
- Neutralization, ion bikarbonat dari pankreas dan bili-bili dari hati
menormalkan asam lambung dari membentuk pH sesuai dengan
keadaan pankratik dan enzim usus.
- Digestion, enzim yang berada di pankreasdan berada di sepanjang
usus kecil menyempurnakan pecahnya molekul makanan.
- Absorption, kebanyakan nutrisi diserap baik secara aktif maupun
pasif, penyerapan paling banyak dilakukan pada air.
- Mixing and propulsion, kontraksi segmental mencampur chyme dan
gerakan peristaltik menggerakan makanan yang sudah dicerna ke
dalam usus besar.
- Excretion, bili-bili usus dari hati mengandung bilirubin, kolestrol,
lemak, dan hormon yang dapat larut dalam lemak.
- Protection, mukus membantu dalam lubrikasi, mencegah pencernaan
dari dinding usus, dan melindungi usus kecil dari asam lambung.
Peyer patches melindungi dari serangan mikroorganisme.
2. Bagian-bagian Usus Kecil
- Duodenum
Merupakan bagian usus kecil yang paling pendek dan awal bagian
usus kecil, dimulai di bagian pyloric sphincter. Berbentuk huruf “C”.
Sebagian besar duodenum berbentuk retro peritoneal. Duodenum juga

13
merupakan tempat dimana empedu dan cairan pankreas memasuki
saluran usus. Berfungsi sebagai tempat pecernaan kimia dari makanan.
- Jejunum
Merupakan bagian usus kecil yang berada diantara bagian akhir
distal dari duodenum dan bagian proksimal dari ileum. Jejunum
memiliki bagian dalam yang bernama membran mukosa yang telah
ditutupi oleh vili. Dimana vili tersebut dapat meningkatkan area
permukaan dari jaringan yang dapat mengabsorbsi nutrisi dari usus.
Berfungsi sebagai absorbsi dari makanan yang sudah dicerna.
- Ileum
Memiliki fungsi dalam penyerapan vitamin B12 dan garam
empedu. Memiliki dinding yang terdiri dari vili di seluruh
permukaannya. Sel yang berada di ileum mengandung enzim protease
dan karbohidrat yang berguna dan tahap akhir dari pencernaan protein
dan karbohidrat. Bagian ileum secara terus menerus mengabsorbsi
garam empedu, dan juga menyerap vitamin yang larut dalam lemak
yaitu vitamin A, D, E, dan K. Jika terjadi absorbsi pada vitamin yang
larut dalam air, maka dibutuhkan asam empedu untuk melakukan
proses absorbsi. Berfungsi sebagai absorbsi dari makanan yang sudah
dicerna.

14
- Liver
Merupakan organ yang paling besar diantara semua organ, berkisar
sekitar 1,36 kg atau 3 ponds yang berada di bawah sebelah kanan
bagian abdomen di bawah diafragma. Memiliki dua bagian utama
yaitu lobus sebelah kanan dan kiri serta lobus minor yaitu caudate dan
quadrate.
- Kandung Kemih
Merupakan organ yang memiliki panjang sekitar 8 cm dan lebar 4
cm. Empedu disekresikan oleh hati dan mengalir ke kandung kemih
sekitar 40-70 ml emoedu dapat disimpan. Sementara empedu berada
di kandung kemih, air dan elektrolit diabsorbsi dan garam empedu
serta pigmen menjadi 5-10 kali lebih terkontrasi dibandingkan saat
diskresi oleh hati.
- Pankreas
Merupakan organ yang kompleks baik dari jaringan endokrin
(hormon sekresi) ataupun eksokrin (fungsi pencernaan) yang memiliki
beberapa fungsi. Sebagian besar pencernaan di dalam tubuh
dilaksanakan oleh enzim pankreatik.

f. Usus Besar
1. Fungsi Usus Besar

15
- Absorption, bagian proksimal sebagian dari kolon mengabsorbsi
garam (sodium klorida), air, dan vitamin (K) yang diproduksi bakteria.
Mengabsorbsi air tambahan (additional) yang dibutuhkan oleh tubuh.
Kemudian mengabsorbsi nutri tambahan dalam jumlah yang kecil,
seperti vitamin K dan B yang dibuat oleh bakteri di daluran
pencernaan.
- Storage, sebagian bagian distal dari usus menahan feses hingga feses
dikeluarkan. Mengumpulkan, mengkonsentrasi dan membuang sisa-
sisa makanan.
- Mixing and propulsion, pergerakan massa mendorong feses menuju ke
anus dan terjadinya defekasi dari feses
- Protection, mukus dan ion bikarbonat melindungi untu melawan
asama yang diroduksi oleh bakteria
2. Bagian-bagian Usus Besar
- Cecum
Merupakan bagian pertama dari usus besar, berbentuk seperti sac.
Panjangnya sekitar 6 cm (2.4 inchi), dapat terhubung dari ileum dan
meneruskan absorbsi dari air dan garam.
- Kolon

16
Makanan yang masuk ke dalam kolon, makanan akan masuk ke
dalam kolon asending pada bagian sisi kanan dari abdomen. Pada
permukaan inferior dari hati, kolon memanjang dan berliku dan
membentuk hepatic flexure dan diteruskan menjadi kolon transversal.
Kemudian memasuki kolon desending yang berada dibagian pelvis
yang kemudian akan memasuki bagian kolon sigmoid. Kolon sigmoid
yang berbentuk “S” yang berada mulai dari pelvis dan berakhir di
rektum.
- Rektum
Sisa-sisa makanan meninggalkan kolon sigmoid yang kemudian
memasuki bagian rektum yang berad di pevis, berada di dekat tulang
sakral vetrebrata. Di dalam rektum terdapat katu rektal yang dapat
membantu memisahkan feses dari gas untuk mencegah melintasnya
bersamaan antara feses dan gas.
- Anal Kanal
Pad tahap akhir, sisa-sisa makanan mencapai bagian akhir dari usus
besar, yang disebut dengan anal kanal. Berada di perineum, yang
berada di luar kavitas abdominopelvis. Memiliki panjang 3,8-5 cm
yang terbuka secara esksterior yang berada di anus. Anal kanal
memiliki dua sfingter yaitu sfingter internal, yang terdiri dari otot
halus dan berkontraksi secara involunter. Kemudian terdapat sfingter
eksternal yang terdiri dari otot skeletal yang berada dalam kontrol
volunter.

B. FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN


a. Fungsi Utama Sistem Pencernaan
Menurut Ziser (2014), setiap tubuh pasti membutuhkan nutrisi yang
diperoleh makanan yang berguna sel-sel dalam tubuh. Nutrisi berguna
untuk proses sintesis, atau gula yang digunakan untuk membentuk energi.
Fungsi utama dari sistem pencernaan adalah mecerna makanan baik secara

17
fisik ataupun kimia, proses absorbsi, mengumpulkan dan membuang
komponen dari makanan yang tidak dibutuhkan (sisa-sisa makanan).
1. Ingestion (Ingesti)
Adanya zat padatan atau cair yang masuk ke dalam perut. Rute
normal dari pencernaan adalah melalu kaviti oral atau mulut (Mc
Graw Hill, 2004).
2. Mastication (Mengunyah)
Proses dimana makanan masuk melalu mulut dan dikunyah oleh
gigi. Proses mastikasi adalah mengubah makanan dalam jumlah yang
besar menjadi jumlah yang partikel kecil yang mampu dicerna tubuh.
Dengan adanya makanan yang masuk ke dalam mulut, dapat
menstimulasi reseptor yang dapat mengaktifkan refleks dimana
menyebabkan otot dari mastikasi relax. Otot tertarik bersamaan
dengan menurunnya mandibula, dan tertariknya otot dapat
mengaktifkan refleks yang menyebabkan kontraksi dari otot mastikasi.
Jika mulut sudah tertutup, makanan akan menstimulasi kembali otot
dari mastikasi relax dan tahap proses mastikasi terjadi kembali.
3. Propulsion (Mendorong)
Adalah pergerakan makanan dari akhir saluran pencernaan ke yang
lain. Jumlah waktu yang dibutuhkan dalam proses pencernaan sekitar
24-36 jam.
4. Mixing
Terdapat kontraksi yang disebut dengan kontraksi segmental,
dimana kontraksi bercampur dan muncul ke dalam usus kecil.
5. Sekresi
Setelah makanan masuk ke dalam saluran cerna, sekresi bertujuan
untuk lubrikasi, mencairkan, dan mencerna makanan. Mukus disekresi
di sepanjang saluran cerna, sehingga melubrikasi makanan dan
sepanjang saluran. Enzim disekresi oleh mulut, lambung, usus, dan
pankreas untuk memecah molekul makanan yang besar menjadi
molekul yang lebih kecil yang dapat diabsorbsi di dinding usus.

18
6. Digestion
Pemecahan dari molekul organik yang besar menjadi beberapa
komponen: karbohidrat menjadi monosakarida; protein menjadi asam
amino; dan trigiserida menjadi asam lemak dan gliserol. Pencernaan
terjadi dari mekanisme pencernaan yang terdiri dari mastikasi dan
pencampuran makanan, dan pencernaan kimia yang dilakukan dengan
adanya enzim yang disekresi di saluran cerna. Mineral dan air tidak
dipecah sebelum diabsorbsi. Vitamin juga diabsorbsi tanpa dicerna
dan akan hilang fungsinya jika ikut dicerna. Pencernaan fisik
(memecah potongan besar menjadi potongan kecil), sedangkan
pencernaan kimia (memecah molekul yang besar [protein, lemak,
starches] menjadi molekul kecil [asam amino, asam lemak, gula]).

7. Absorption
Pergerkana molekul keluar dari saluran cerna dan masuk ke dalam
sirkulasi atau sistem limfatik. Mekanisme absorbsi muncul tergantung
dengan tipe molekul yang masuk ke dalam saluran cerna. Molekul
keluar melewati saluran cerna dengan proses seprti difusi, transport
aktif, dan kontransport.
8. Elimination
Proses dimana produk sisa dari pencernaan dibuang dari dalam
tubuh. Selama proses ini, banyak terjadi pada usus besar dan
mengabsorbsi air dan garam dan mengganti material di dalam saluran
pencernaan menjadi semisolid. Produk semisolid ini dinamakan feses,
yang kemudian dibuang dari saluran cerna oleh proses yang disebut
defikasi.

19
Secara keseluruhan proses pencernaan tediri dari pencernaan,
bsorbsi, dan transport. Pencernaan dibagi menjadi dua, yaitu
pencernaan fisik (memecaha makanan yang berukuran besar menjadi
potongan-potongan yang kecil) dan kimia (memecah ikatan molekul
pada molekul organik dengan enzim pencernaan). Terjadi dimulai di
mulut hingga lambung, tapi proses pencernaan yang paling banyak
terjadi di usus kecil dan usus besar. Kemudian terjadi absorbsi dan
transport dimana molekul akan bergerak keluar ke arah saluran
pencernaan dan menuju sirkulasi untuk distribusi ke seluruh tubuh.
Tidak semua molekul seperti (vitamin, mineral, air) yang sudah
dipecah kemudian diabsorbsi. Setelah produk pencernaan diabsorbsi,
kemudian ditransport ke bagian tubuh lain dengan dua rute yang
berbeda. Air, ion, dan produk yang larut dalam air seperti glukosa,
asam amino masuk ke sistem portal hepatik dan ditransport ke hati.

20
C. Perubahan anatomi dan fisiologi sistem pencernaan
a. Trimester 1
Pada bulan-bulan awal kehamilan 1/3 dari wanita hamil mengalami
mual dam muntah. Sebagaimana kehamilan berlanjut penurunan asam
lambung melambatkan pengosongan lambung dan menyebabkan
kembung. Menurunnya gerakan peristaltik tidak saja menyebabkan mual
tetapi juga konstipasi karena lebih banyak feses terdapat dalam usus. Lebih
banyak air diserap dan semakin keras jadinya. Konstipasi juga disebabkan
oleh tekanan uterus pada usus bagian bawah pada awal masa kehamilan
dan kembali pada masa kehamilan.
Gigi berlubang terjadi lebih mudah pada saliva yang bersifat asam.
Selama kehamilan dan membutuhkan perawatan yang baik untuk
mencegah karies gigi. Pada bulan-bulan terakhir nyeri ulu hati dan
regurgitasi (pencernaan asam) merupakan ketidaknyamanan yang
disebabkan tekanan keatas dari perbesaran uterus. Pelebaran pembuluh
darah rectum (hemoroid) dapat terjadi pada persalinan. Rektum dan otot-
otot yang memberikan sokongan yang sangat tegang.
b. Trimester 2
Mulut dan gusi terus hiperemia,sensitif terhadap zat iritan.
Esofagus dan lambung hormon progesteron meningkat merelaksasi otot
intestine dan menurunnya motilitas. Pengosongan lambung menurun.
Regulasi esofagus. Liver peningkatan hormon estrogen dan progesteron
mengakibatkan gejala gatal-gatal (pruritus gravidum).
c. Trimester 3
Terjadi perubahan posisi lambung dan usus akibat perkembangan
uterus. Penurunan tonus dan motilitas saluran gastrointestinal
menyebabkan waktu pengosongan lambung menjadi lebih lama.
Penyerapan makanan meningkat. Terjadi konstipasi yang dapat
meningkatkan terjadinya haemoroid. Adanya refluks sekret-sekret asam ke
esofagus menyebabkan terjadinya pirosis (nyeri ulu hati). Gusi menjadi

21
melunak dan mudah berdarah (hiperemi) kalau terkena cedera ringan saja,
misalnya oleh sikat gigi.
d. Adaptasi pada wanita hamil
Hipersalivasi atau produksi air liur berlebihan akibat pengaruh
hormon estrogen. Gangguan yang menyangkut organ lambung juga sering
muncul pada ibu hamil, biasa disebut dengan sakit maag atau gastritis.
Akibat rasa mual yang ditimbulkan biasanya sering terjadi pada pagi hari ,
ibu hamil biasanya jadi malas makan yang justru akan meningkatkan
produksi asam lambung. Adaptasi wanita hamil dengan makan teratur.
Kalau tidak berselera makan makanan berat, cobalah untuk memakan
makanan ringan. Yang penting perut tidak kosong dan selalu diisi.
Biasanya akan hilang dengan sendirinya setelah trimester 1 dan tidak
membahayakan kehamilan.
e. Gangguan sistem pencernaan pada wanita hamil
a) Mulut
· Gingivitis dan Epulis
Gusi lunak membengkak, dan hiperemis, karena gusi mudah berdarah,
terutama sewaktu menggosok gigi. Bila kebersihan mulut tidak dijaga
dapat terjadi peradangan mulut. Pencegahannya dengan memelihara
kebersihan mulut dan menggunakan obat kumur-kumur.
· Karies Gigi
Gigi yang rusak pada waktu hamil akan memburuk karena nafsu makan
yang berkurang, sehingga kalsium menjadi berkurang. Pencegahannya
segera konsultasi ke dokter.
b) Esofagus dan Lambung
· Pirosis
Wanita mengeluh sakit dan pedih di ulu hati atau nyeri dada. Hal ini di
sebabkan regurgitasi asam lambung yang asam kebawah bagian esofagus.
Keluhan ini akan hilang secara berangsur-angsur dengan kehamilan yang
bertambah tua. Penanganan dilakukan dengan tidak makan sekaligus

22
banyak, dalam porsi kecil tetapi lebih sering. Tidur dengan posisi setengah
duduk. Penderita di beri obat-obat antasida.
· Ulkus Peptikum
Merupakan keadaan dimana kontinuitas mukosa lambung terputus dan
meluas sampai dibawah epitel. Kerusakan mukosa yang tidak meluas
sampai ke bawah epitel disebut erosi, walaupun seringkali dianggap juga
sebagai tukak (misalnya tukak karena stress).
Ulkus dapat disebabkan oleh gastritis kronik yang diindikasi oleh
Helicobacter pylori dan penyakit ulkus peptikum. Dapat terjadi juga
akibat penggunaan aspirin dan obat-obat anti inflamasi non steroid lain.
Sekresi asam juga penting yang menjelaskan efektivitas temporer obat
antisekresim.Selama kehamilan, sekresi lambung berkurang, motilitas
menurun, dan terjadi pengikatan mucus yang cukup besar (Hytten, 1991).
Karena itu tidak mengherankan bahwa penyakit ulkus peptikum jarang
dijumpai pada kehamilan
· Hiperemesis Gravidarum
Mual adalah perasaan tidak enak di dalam perut yang sering berakhir
dengan muntah. Muntah adalah pengeluaran isi lambung melalui mulut.
Mual dan muntah disebabkan oleh pengaktivan pusat muntah di otak.
Muntah merupakan cara dramatis tubuh untuk mengeluarkan zat yang
merugikan. Muntah dapat disebabkan karena makan atau menelan zat
iritatif atau zat beracun atau makanan yang sudah rusak.
Muntah bisa terjadi selama kehamilan, terutama pada mingu-mingu
pertama dan pada pagi hari. Banyak obat-obatan, termasuk obat anti
kanker dan pereda nyeri golongan opiat seperti morfin, dapat
menyebabkan mual dan muntah.
Penyumbatan mekanis pada usus akan menyebabkan muntah karena
makanan dan cairan berbalik arah dari sumbatan tersebut. Iritasi atau
peradangan lambung, usus atau kandung empedu, juga dapat
menyebabkan muntah. Masalah psikis juga dapat menyebabkan mual dan
muntah (muntah psikogenik).

23
Gejala berupa mual, muntah kering dan salivasi yang berlebihan sering
terjadi sesaat sebelum terjadinya muntah. Meskipun penderita umumnya
merasa tidak enak badan selagi muntah, tetapi setelah terjadinya muntah
akan timbul rasa nyaman.
c) Usus Halus dan Usus Besar
- Apendisitis
Peradangan pada usus buntu (apendiks). Usus buntu merupakan
penonjolan kecil yang berbentuk seperti jari, yang terdapat di usus besar,
tepatnya di daerah perbatasan dengan usus halus. Usus buntu mungkin
memiliki beberapa fungsi pertahanan tubuh, tapi bukan merupakan organ
yang penting. Apendisitis sering terjadi pada usia antara 10-30 tahun.
Pada kebanyakan kasus, peradangan dan infeksi usus buntu
mungkin didahului oleh adanya penyumbatan di dalam usus buntu. Bila
peradangan berlanjut tanpa pengobatan, usus buntu bisa pecah.
Usus buntu yang pecah bisa menyebabkan : - masuknya kuman
usus ke dalam perut, menyebabkan peritonitis, yang bisa berakibat fatal –
terbentuknya abses – pada wanita, indung telur dan salurannya bisa
terinfeksi dan menyebabkan penyumbatan pada saluran yang bisa
menyebabkan kemandulan – masuknya kuman ke dalam pembuluh darah
(septikemia), yang bisa berakibat fatal.
Apendisitis memiliki gejala kombinasi yang khas terdiri dari mual,
muntah dan nyeri yang hebat di perut kanan bagian bawah. Nyeri bisa
secara mendadak dimulai di perut sebelah atas atau di sekitar pusar, lalu
timbul mual dan muntah.
Setelah beberapa jam, rasa mual hilang dan nyeri berpindah ke
perut kanan bagian bawah. Jika dokter menekan daerah ini, penderita
merasakan nyeri tumpul dan jika penekanan ini dilepaskan, nyeri bisa
bertambah tajam. Demam mencapai 37,8o-38,8° C.
Pada bayi dan anak-anak, nyerinya bersifat menyeluruh, di semua
bagian perut. Pada orang tua dan wanita hamil, nyerinya tidak terlalu
berat dan di daerah ini nyeri tumpulnya tidak terlalu terasa. Bila usus

24
buntu pecah, nyeri dan demam bisa menjadi berat. Infeksi yang bertambah
buruk bisa menyebabkan syok.

25
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem pencernaan merupak sistem yang berfungsi mencerna
makanan yang nantinya nutrisi yang terkandung di makanan tersebut
akan diedarkan ke seluruh tubuh. Organ yang termasuk ke dalam
sistem pencernaan adalah mulut, faring, esofagus, lambung, usus besar
dan usus kecil. Untuk organ tambahan yaitu hati, kandung kemih, dan
pankreas. Masing-masing organ memiliki fungsi yang dapat membantu
untuk mencerna makanan. Seperti di dalam mulut ternjadi pencernaan
mekanik yang memecah bagian makanan menjadi partikel kecil yang
nantiny akan dibawa ke lambung melalui faring dan esofagus. Di
dalam lambung makanan yang berbentuk bolus akan dicerna kembali.
Kemudian terjadi absorbis di sepanjang saluran pencernaan.
Tahap selanjutnya memasuki usus besar dan usus kecil, makanan
kembali dicerna kembali dan nantinya akan dipisahkan nutrisi dan
produk sisa-sisa makanan yang akan dibuang melalui defekasi berupa
feses.
Rahim yang semakin membesar akan menekan rectum dan usus
bagian bawah sehingga terjadinya sembelit (konstipasi). Sembelit
semakin berat karena gerakan otot didalam usus diperlambat oleh
tingginya kadar progesterone.
Pengeluaran asam lambung yg meningkat atau hormone HCG dan
pengaruh hormone estrogen dan progesteron serta reflux esophagus
mengakibatkan : hipersalivasi (pengeluaran air liur secara berlebihan),
daerah lambung terasa panas, terjadinya mual (nausea), emesis
gravidarum, mual – muntah, pusing, sakit kepala di pagi hari (morning
sickness), hiperemesis gravidarum (akibat dari hormone estrogen),
menimbulkan gerak usus makan berkurang dan dapat menyebabkan
obstipasi.

26
Seperti yang disebutkan di atas, bahwa banyak sekali terdapat
perubahan anatomi dan fisiologi system pencernaan dalam kehamilan
yang dapat menyebabkan wanita hamil merasa tidak nyaman padahal
semua itu merupakan proses yang alamiah. Untuk itu, sangatlah
diperlukan suatu adaptasi wanita hamil agar tidak terjadi gangguan-
gangguan selama masa kehamilan.

B. Saran
Sistem pecncernaan merupakan salah satu sistem yang sangat
penting bagi tubuh untuk penyerapan nutrisi. Sehingga makalah ini
membutuhkan kritik dan saran terkait penjelasan tentang sistem
pencernaan di dalamnya. Untuk ke depannya referensi yang digunakan
untuk lebih baik lagi.
Ibu hamil sebaiknya mengkonsumsi makanan dan minuman yang
banyak mengandung vitamin dan gizi yang lengkap, agar pertumbuhan
janin bisa berkembang dengan baik, dan si ibu tidak ada keluhan
terhadap diri dan janinnya.

27
DAFTAR PUSTAKA

Cunningham, F. Gary, dkk. 2005. Obstetri Williams edisi 21 volume 1 dan 2.


Jakarta : EGC
Fried, George H. and George j. Hadamenos. 2005. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Kumala, Poppy. 1998. Kamus Saku Kedokteran Dorland edisi 25. Jakarta : EGC
Mary persis. 1995. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas edisi 6. Jakarta : EGC
Macdonald Gan, Cunningham. 1995. Obstetri Williams edisi 18. Jakarta : EGC
Rustam, Mochtar. 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi, Patologi. Jakarta : EGC
Pearce, C, Evelyn, 1999, Anatomi dan Fisiologis untuk Paramedis, Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama.
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EGC
Syaifuddin, Haji. 2011. Anatomi Fisiologi. Jakarta: EGC.

28

Anda mungkin juga menyukai