Anda di halaman 1dari 8

A.

Proses Terjadinya Penglihatan

Mata adalah organ penglihatan. Mata mendeteksi cahaya dan


mengubahnya menjadi impuls elektro-kimia pada sel saraf. Dalam organisme
yang lebih tinggi, mata adalah sistem optik kompleks yang mengumpulkan cahaya
dari lingkungan sekitarnya, mengatur intensitasnya melalui diafragma,
memfokuskan melalui perakitan yang menyesuaikan lensa untuk membentuk
sebuah gambar, mengkonversi gambar tersebut menjadi satu himpunan sinyal
listrik, dan mentransmisikan sinyal-sinyal ke otak melalui jalur saraf kompleks
yang menghubungkan mata melalui saraf optik menuju korteks visual dan area
lain dari otak.

Mata normal (emetrop) merupakan mata yang dapat memfokuskan cahaya


yang masuk tepat pada bintik kuning. Mata normal dapat melihat benda yang jauh
maupun yang dekat. Jarak benda terjauh yang masih dapat dilihat dengan jelas
oleh mata disebut titik jauh. Jarak benda terdekat yang masih dapat dilihat dengan
jelas oleh mata disebut titik dekat. Titik dekat pada anak-anak umumnya masih
dekat. Makin tua titik dekatnya umumnya makin jauh.

Proses Melihat Benda

Benda-benda di luar mata mengirimkan cahaya masuk dalam mata dengan


menembus kornea, aqueous humor, melalui pupil, lensa kristanila, vitreous humor
setelah mengalami beberapa kali pembiasan, sampailah pada retina (sebagai layar
penangkap bayangan, bayangan pada retina terbalik dan lebih kecil) bayangan
tersebut dikirim ke pusat penglihatan (otak) melalui saraf optik di otak (lobus
opticus), bayangan tersebut diartikan kita dapat melihat benda tersebut.
Secara Sistematis Proses mata melihat benda adalah sebagai berikut :

1) Cahaya yang dipantulkan oleh benda di tangkap oleh mata, menembus kornea
dan diteruskan melalui pupil.

2) Intensitas cahaya yang telah diatur oleh pupil diteruskan menembus lensa
mata.

3) Daya akomodasi pada lensa mata mengatur cahaya supaya jatuh tepat di bintik
kuning.

4) Pada bintik kuning, cahaya diterima oleh sel kerucut dan sel batang,
kemudian disampaikan ke otak.

5) Cahaya yang disampaikan ke otak akan diterjemahkan oleh otak sehinga kita
bisa mengetahui apa yang kita lihat.
B. Proses Terjadinya Pendengaran

Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi/mengenal


suara & juga banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh. Telinga
pada hewan vertebrata memiliki dasar yang sama dari ikan sampai manusia,
dengan beberapa variasi sesuai dengan fungsi dan spesies.

Proses Pendengaran :

1) Gelombang bunyi diterima daun telinga.

2) Gelombang bunyi disalurkan masuk oleh liang telinga.

3) Gelombang bunyi menggetarkan gendang telinga.

4) Getaran tersebut diteruskan oleh tulang-tulang pendengaran (osikel).

5) Getaran diteruskan ke tingkat jorong dan menggetarkan cairan limfe di dalam


kokhlea.

6) Getaran cairan limfe di dalam kokhlea menggerakkan sel reseptor organ korti,
yang menghasilkan impuls untuk dihantarkan oleh saraf pendengar ke otak untuk
diartikan.
7) Getaran cairan limfe juga menggerakkan tingkap bulat bergerak keluar masuk
untuk mengatur tekanan udara di dalam agar seimbang dengan tekanan di luar.

Bunyi yang dapat didengar oleh manusia adalah bila bunyi tersebut mempunyai
frekuensi antara 20 - 20 000 getaran/ detik (Hz).

C. Proses Terjadinya Penciuman

Hidung adalah bagian yang paling menonjol di wajah, yang berfungsi


menghirup udara pernapasan, menyaring udara, menghangatkan udara
pernapasan, juga berperan dalam resonansi suara.

Hidung merupakan alat indera manusia yang menanggapi rangsang berupa


bau atau zat kimia yang berupa gas. Di dalam rongga hidung terdapat serabut
saraf pembau yang dilengkapi dengan sel-sel pembau. Setiap sel pembau
mempunyai rambut-rambut halus (silia olfaktori) di ujungnya dan diliputi oleh
selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembab rongga hidung.

Proses Penciuman

Di dalam rongga hidung terdapat selaput lendir yang mengandung sel- sel
pembau. Pada sel-sel pembau terdapat ujung-ujung saraf pembau atau saraf
kranial (nervus alfaktorius), yang selanjutnya akan bergabung membentuk
serabut-serabut saraf pembau untuk menjalin dengan serabut-serabut otak (bulbus
olfaktorius). Zat-zat kimia tertentu berupa gas atau uap masuk bersama udara
inspirasi mencapai reseptor pembau.
Zat ini dapat larut dalam lendir hidung, sehingga terjadi pengikatan zat dengan
protein membran pada dendrit. Kemudian timbul impuls yang menjalar ke akson-
akson. Beribu-ribu akson bergabung menjadi suatu bundel yang disebut saraf I
otak (olfaktori). Saraf otak ke I ini menembus lamina cribosa tulang ethmoid
masuk ke rongga hidung kemudian bersinaps dengan neuron-neuron tractus
olfactorius dan impuls dijalarkan ke daerah pembau primer pada korteks otak
untuk diinterpretasikan.

Apabila ada gangguan pada indera pembau, maka kita tidak dapat
mengecap dengan baik. Ketika seseorang menderita sakit pilek, maka makanan
terasa hambar rasanya dan kita tidak dapat mencermati bau dengan baik. Inilah
bukti bahwa antara organ pembau dengan pencium saling bekerja dengan baik.
Aroma makanan yang berada di rongga dalam hidung tidak dapat tercium karena
serabut saraf di situ tertutup oleh lendir pilek. Kita merasakan bau buah apel
berbeda dengan jeruk dan pepaya karena adanya organ pembau.
D. Proses Terjadinya Pengecapan

Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat
membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah
merupakan massa jaringan pengikat dsan otot lurik yang diliputi oleh membran
mukosa
Membran mukosa melekat erat pada otot karena jaringan penyambung lamina
propia menembus ke dalam ruang-ruang antar berkas-berkas otot.

Proses Penciuman

Rambut-rambut sensor menyembul dari sel-sel ke pori-pori sentral tunas


pengecap. Pada bagian ini rambut-rambut sensori terendam dalam zat kimia yang
terlarut dalam air ludah manusia. Zat-zat yang terlarut dalam ludah itu akan di
deteksi oleh sensor ini sehinggga dapat dibedakan baik itu manis, asam, asin dan
pahit.

Sebagian besar, lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat pada tulang
hyoideus, tulang rahang bawah dan processus styloideus di tulang pelipis.
Terdapat dua jenis otot pada lidah yaitu otot ekstrinsik dan intrinsik.
DAFTAR PUSTAKA

1. https://id.wikipedia.org/wiki/Mata
2. https://prodiipa.wordpress.com/kelas-viii/kacamataku-penolongku/mata/2-
proses-melihat/
3. http://www.pustakapedia.net/2016/01/mekanisme-proses-melihat-pada-
mata-manusia.html
4. https://id.wikipedia.org/wiki/Telinga
5. http://www.berpendidikan.com/2015/10/jelaskan-mekanisme-proses-
mendengar-pada-manusia.html
6. http://pendidikan.id/main/forum/diskusi-pendidikan/mata-pelajaran/1452-
struktur-dan-mekanisme-pendengaran-telinga
7. https://id.wikipedia.org/wiki/Hidung
8. http://biologi-itey.blogspot.co.id/2010/01/hidung-indera-penciuman.html
9. http://ridhwanyunaser.blogspot.co.id/2013/01/indera-pengecap-lidah-
bagian-lidah.html

Anda mungkin juga menyukai