Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peredaran darah janin berbeda dengan orang dewasa, hal ini dikarenakan, pada
janin organ vital untuk metabolisme masih belum berfungsi. Organ tersebut adalah paru
janin dan alat gastrointestinal yang seluruhnya diganti oleh plasenta.Dalam sirkulasi
darah janin ini diperlukan beberapa faktor untuk berlangsungnya sirkulasi darah pada
janin diantaranya adalah foramen ovale, duktus arteriosus bothalii, duktus venousus
aranthii, vena umbilikalis, arteri umbilikalis dan plasenta. Namun setelah janin lahir
sirkulasi darah janin akan berubaha pada saat bayi lahir dan menangis,hal ini akan
dapat meberikan perubahan pada organ paru dimana paru-paru mulai berkembang dan
aliran darah akan berubah pada sirkulsi pada orang dewasa.

1.2 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui proses sirkulasi darah pada janin
2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menentukan sirkulasi darah pada janin
3. Agar pembaca dapat lebih memahami tentang sorkulasi darah pada janin

1.3 Metode Penulisan


- Lokasi Meneliti :
Lokasi di mana tempat pengumpulan data diperoleh dari perpustakaan SMA Negeri
86 Jakarta
- Jenis data dan sumber data :
Data yang diambil merupakan data kualitatif yang diperoleh dari buku sumber bacaan
maupun dari internet
- Teknik Pengumpulan data :
Kami memngumpulkan data dengan menghimpun data yang telah diperoleh dari
internet maupun dari berbagai sumber buku bacaan

1|Page
1.4 Ruang lingkup Penulisan
- Batasan Masalah :
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, hanya membahas tentang pengertian, faktor,
dan proses yang terkait dengan sirkulasi darah pada janin

- Rumusan Masalah :
1) Apa yang membedakan sirkulasi darah pada janin dengan sirkulasi darah pada
orang dewasa
2) Bagaimanakah proses terjadinya sirkulasi darah pada janin?

1.5 Sistematika Penulisan


Dalam penulisan karya ilmiah ini, terdapat pembabakan dalam pembahasan masalah,
yaitu :
- Pengertian dan pembahasan secara runtut mengenai sirkulasi darah pada janin
- Faktor-faktor yang menentukan sirkulasi darah janin
- Proses sirkulasi darah pada janin

2|Page
BAB III
PERMASALAHAN

2.1 Landasan Teori


Peredaran darah janin berbeda dengan orang dewasa, hal ini dikarenakan, pada
janin organ vital untuk metabolisme masih belum berfungsi. Organ tersebut adalah paru
janin dan alat gastrointestinal yang seluruhnya diganti oleh plasenta.Dalam sirkulasi
darah janin ini diperlukan beberapa faktor untuk berlangsungnya sirkulasi darah pada
janin diantaranya adalah foramen ovale, duktus arteriosus bothalii, duktus venousus
aranthii, vena umbilikalis, arteri umbilikalis dan plasenta. Namun setelah janin lahir
sirkulasi darah janin akan berubaha pada saat bayi lahir dan menangis,hal ini akan
dapat meberikan perubahan pada organ paru dimana paru-paru mulai berkembang dan
aliran darah akan berubah pada sirkulsi pada orang dewasa.

2.2 Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan Sirkulasi darah janin?
2) Apa saja faktor-faktor yang menentukan Sirkulasi darah janin?
3) Bagaimana terjadinya proses Sirkulasi darah pada janin?

3|Page
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Sirkulasi Darah Janin


Sistem kardiovaskuler adalah sistem organ pertama yang berfungsi dalam
perkembangan manusia. Pembentukan pembuluh darah dan sel darah dimulai pada
minggu ketiga dan bertujuan menyuplai embrio dengan oksigen dan nutrisi dari ibu. Pada
akhir minggu ketiga, tabung jantung mulai berdenyut dan sistem kardiovaskuler primitif
berhubungan dengan embrio, conekting stalk, korion, san yolk salk. Selama minggu
keempat dan kelima jantung berkembang menjadi organ empat serambi. Pada tahap akhir
embrio, perkembangan jantung lengkap, paru-paru janin tidak berfungsi untuk
pertukaran udara pernapasan, sehingga jalur sirkulasi khusus dibentuk untuk
menggantikan fungsi paru-paru. (Halaman 73, Kuswanti, Ina, 2014, Asuhan Kehamilan,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta.)
Sistem peredaran darah janin berbeda dengan sistem peredaran darah orang dewasa
karena paru-paru janin belum berkembang sehinggah O2 diambil melalui perantara
plasenta. Oleh karena itu, sistem peredaran darah janin ditentukan oleh faktor-faktor
sebagai berikut : foramen ovale diantara kedua atrium, duktus arteriosus bothalli diantara
arteri pulmonalis dan aorta,duktus venosus arantii didalam hati menuju vena kava
inferior, dan pada umbilikus terhadap satu vena umbilikus dan dua arteri umbilikus.
Peredaran darah janin berlangsung selama kehidupan intrauterin, dimana plasenta
memegang peranan yang sangat penting. Kegagalan fungsi plasenta dapat menimbulkan
berbagai penyulit dalam pertumbuhan dan perkembangan janin. Bagaimana perubahan
peredaran darah janin setelah kelahiran?
Faktor penting yang mengubah peredaran darah janin menuju peredaran darah dewasa
ditentukan oleh:
a) Berkembangnya paru-paru janin. Berkembangnya paru menyebabkan tekanan negatif
dalam paru sehingga dapat menampung darah, untuk melakukan pertukaran CO 2 dan
O2 dari udara. Dengan demikian duktus arteriosus bothalli tidak berfungsi dan akan
mengalami obliterasi. Tekanan didalam atrium kiri makin meningkat, sehingga dapat
menutup foramen ovale. Tekanan yang tinggi pada atrium kiri disebabkan darah yang
mengalir ke atrium kanan, kini langsung menuju paru-paru dan selanjutnya dialirkan

4|Page
ke atrium kiri melalui vena pulmonalis. Dua faktor ini menyebabkan tekanan di
atrium kiri meningkat.
b) Terputusnya hubungan peredaran darah antara ibu dan janin dengan dipotongnya tali
pusat. Pemotongan tali pusat sebaiknya dilakukan setelah bayi menangis dengan
nyaring atau tali pusat berhenti berdenyut karena dapat menambah darah dari plasenta
sekitar 50ml sampai 75 ml yang sangat berarti bagi pertumbuhan bayi.
Pembentukan adult hemoglobin (Tipe A) sehingga siap melakukan pertukaran CO2
dan O2 melalui paru-paru. Menjelang persalinan adult hemoglobin (A) diproduksi
sehingga setelah lahir langsung dapat menangkap O 2 dam melepaskan CO2 melalui
pernapasan. (Halam 105-106,Manuaba Ida Ayu Candranita Dkk, 2013, Ilmu
Kebidanan,Penyakit Kandungan, Dan Kb untuk Pendidikan Bidan,Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.)
Kunci untuk memahami sirkulasi janin adalah fakta bahwa oksigen diperoleh dari
plasenta. Plasenta adalah sumber nutrisi dan tempat eliminasi zat sisa. Pada saat lahir,
terdapat perubahan yang dramatis pada situasi ini dan perubahan yang sangat cepat harus
terjadi. Oleh karena itu, semua struktur pascanatal harus ada pada tempatnya dan siap
mengambil alih. Terdapat beberapa struktur sementara selain plasenta itu sendiri dan tali
pusat, dan struktur ini memungkinkan sirkulasi janin mengambil alih sambil
memungkinkan terjadinya perubahan pada saat lahir.
1. Vena umbilikalis. Vena ini berasal dari tali pusat sampai bagian bawah hati dan
membawa darah yang kaya oksigen dan nutrisi. Vena ini mempunyai satu cabang
yang menghubungkannya dengan vena porta dan menyuplai hati.
2. Duktus venosus. Dari vena ke vena, duktus ini menghubungkan vena umbilikalis
dengan vena kava inferior. Pada duktus ini, darah bercampur dengan darah yang
terdeoksigenasi yang kembali dari bagian bawah tubuh. Oleh karena itu, darah yang
mengalir keseluruh tubuh sebagian sudah mengalami oksigenasi yang baik.
3. Foramen ovale. Lobang oval, foramen ini merupakan lubang sementara yang berada
diantara atrium, yang memungkinkan sebagian besar darah dari vena kava inferior
dapat masuk kedalam atrium kiri. Alasan pengalihan ini adalah agar darah tidak perlu
mengalir melalui paru-paru untuk mengumpulkan oksigen.
4. Duktus arteriosus. Dari arteri ke arteri, duktus ini berasal dari bifurkasi arteri
pulmonalis ke aorta desenden, masuk tepat diluar titik tempat arteri subklavia dan
arteri karotis berada.

5|Page
5. Arteri hipogastrika. Percabangan ini berasal dari arteri iliaka interna dan menjadi
arteri umbilikalis saat percabangan ini memasuki tali pusat. Percabangan ini
mengembalikan darah ke plasenta. (Halaman 600-601,Diane M Fraset Dkk, 2009,
Myles Buku Ajaran Bidan (Myles Textbook For Midwives), ECG, Jakarta.)
Plasenta adalah organ kehidupan dengan sejumlah fungsi utnuk menyokong dan
melindungi janin. Pembentukan darah janin memerlukan persediaan Fe dalam hati,
limpa, dan sum-sum tulang ibu. Pada permulaan, sel darah janin dibentuk oleh kantung
yolk dalam bentuk megaloblas. Selanjutnya darah janin dibentuk oleh hati dan sumsum
tulang dalam bentuk megalosit dan makrosit. Normosit dibuat setelah aktifitas penuh
sumsum tulang. Fetal hemoglobin (F) mempunyai kemampuan unutk mengikat O 2 dalam
konsentrasi tertentu dari darah ibu dan dengan mudah dapat melepaskan CO 2 ke darah
ibu. Menjelang persalinan janin membuat Adult Hemoglobin (A) sebagai persiapan
kelahiran sehingga dapat menghisap O2 dengan pernapasan yang telah aktif. Plasenta
sebagian berasal dari janin dan sebagian lagi dari ibu. Kontribusi janin berasal dari
korion, sedangkan kotribusi ibu berasal dari desidua (endometrium) ditempat implantasi.
Sirkulasi plasenta terdiri atas dua sirkulasi terpisah, yakni sirkulasi ibu dan
sirkulasi janin, yang memiliki area pertukaran materi antara dua sirkulasi seperti yang
berlangsung melalui membran plasma. Membran plasenta terdiri atas lapisan-lapisan,
pada lapisan diluar janin antara darah yang beredar pada sirkulasi janin dan ibu. Lapisan-
lapisan ini adalah trofoblas ( sinsitiotrofblas primer), jaringan penghubung pada vili
kronik, dan endotel pada kapiler janin. Membran plasenta mendapat istilah yang tidak
tepat, yakni sebagian penghalang plsenta, meski sebagian besar substansinya, termasuk
obat-obatan, dapat dideteksi telah melewati membran ini. Tanpa memperhatikan
seberapa tipis membran ini pada akhirnya setelah plasenta matang, baik fungsi maupun
efektivitas membran sama sekali tidak menghalangi perubahan.
Sirkulasi janin ke plasenta berasal dari dua arteri umbilikus. Melalui arteri ini,
darah yang telah mengalami deoksigenasi meninggalkan janin. Arteri-arteri ini akan
terbagi lagi dan bercabang pada pelat korionik kemudian masuk kedalam vili korionik.
Disini terjadi pembagian lebih lanjut pada cabang-cabang vili yang akan membentuk
jaringan vena kapiler yang meluas pada pembagian akhirnya. Pada saat ini terjadi trasfer
plasenta yang memungkinkan trasfer materi antara sirkulasi janin dan ibu, yang
berlangsung pada membran plasenta. Sirkulasi balik ke janin adalah melalui percabang
vena umbilikus, yang serupa dengan percabangan arteri menuju pelat korinik dan
kemudian dengan pertemuan lebih lanjut ke vena umbilikus. Disini darah yang kaya

6|Page
oksigen akan dibawa menuju fetus.( Halaman 513-514, Helen Varney Dkk, 2007, Buku
Ajaran Asuhan Kebidanan, EGC, Jakarta.)
55% curah jantung janin melewati plasenta. Darah divena umbilikalis manusia
diperkirakan mengalami saturasi O2 sebesar 80%, dibandingkan dengan saturasi sirkulasi
arteri orang dewasa yang mencapai 98%. Duktus venosus membelokkan sebagian dari
darah ini secara langsung kevena kava inferior, dan sisanya bercampur dengan darah
porta janin. Darah vena porta dan sestemik janin mengalami saturasi hanya 26%, dan
saturasi darah campuran divena kava inferior adalah sekitar 67%. Sebagian besar darah
yang masuk kejantung melalui vena kava inferior dialihkan secara langsung ke atrium
kiri melalui foramen ovale paten. Sebagian besar darah dari vena kava superior
memasuki ventrikel kanan dan dikeluarkan kedalam arteri pulmonalis. Resistensi paru
yang kolaps sangat tinggi, dan tekanan di arteri pulmonalis beberapa mmHg lebih tinggi
dari pada tekanan diaorta sehingga sebagian besar darah di arteri pulmonalis lewat
melaui duktus arteriosus ke aorta. Dengan cara ini, darah yang relatif tidak mengalami
saturasi dari ventrikel kanan dialihkan kebadan dan bagian bawah tubuh janin, sedangkan
kepala janin menerima darah yang teroksigenasi lebih baik dari venrtikel kiri. Dari aorta,
sebagian darah dipompa kedalam arteri umbilikalis dan kembali ke plasenta. Saturasi O2
darah di aorta bagian bawah dan arteri umbilikalis janin adalah sekitar 60%.(Halama
648-649, Pendit, U.Brahm, 2005, Buku Ajaran Fisiologi Kedokteran, Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.)
Dan darah memerlukan waktu sekitar setengah menit untuk bersirkulasi dan
malakukan proses berikut. Dari plaenta, darah mengalir sepanjang vena umbilikalis
melewati dinding abdomen ke permukaan bawah hati.pembuluh darah ini adalah satu-
satunya pembuluh darah di janin yang membawa darah yang tidak tercampur. Duktus
venosus membawa darah ke vena kava inferior tempat darah bercampur dengan darah
dari tubuh bagian bawah. Dari sini darah mengalir ke atrium kanan dan sebagian besar
diarahkan melalui foramen ovale ke dalam atrium kiri. Mengikuti rute normalnya, darah
memasuki ventrikel kiri dan masuk ke aorta. Jantung dan otak masing-masing menerima
suplai darah yang relatif teroksigenasi dengan baik karena arteri koroner dan karotis
adalah cabang pertama dari aorta. Lengan juga mendapatkan suplai darah melalui arteri
subklavia, hal inilah yang menyebabkan lengan terbentuk dari pada tungkai pada saat
lahir.
Darah yang dikumpulkan dari bagian atas tubuh kembali ke atrium kanan dalam
vena kava superior. Darah ini telah mengalami deplesi oksigen dan nutrisi. Aliran darah

7|Page
ini menembus aliran yang masuk dari vena kava inferior dan mengalir kedalam ventrikel
kanan. Dua aliran ini tetap terpisah karena bentuk atrium yang berbeda, tetapi terdapat
pencampuran sekitar 25% darah, yang memungkinkan sedikit oksigen dan makanan
dibawa ke paru-paru melalui arteri pulmonalis. Hal ini diperlukan untuk
perkembangannya. Namun demikian, hanya sejumlah kecil darah yang memasuki arteri
pulmonalis yang dibutuhkan oleh paru-paru. Sisanya mengalir melalui duktus arteriosus
sampai ke aorta. Darah terus mengalir sepanjang aorta dan meskipun rendah oksigen,
darah ini cukup untuk menyuplai organ tubuh lainnya dan tungkai. Arteri iliaka interna
menuju ke dalam arteri hipogastrika, yang mengembalikan darah ke plasenta melalui
arteri umbilikalis. Darah yang tersisa menyuplai ekstremitas bawah dan kembali ke vena
kava inferior. (Halaman 600-601,Diane M Fraset Dkk, 2009, Myles Buku Ajaran Bidan
(Myles Textbook For Midwives), ECG, Jakarta.)
Saat lahir, foramen ovale menutup dan menjadi jaringan parut kecil yang dikenal
sebagai fossa ovalus di septum atrium. Duktus arteriosus kolaps dan akhirnya
berdegenerasi menjadi untaian ligamentosa tipis yang dikenal sebagai ligamentum
arteriosum. Kadang-kadang kedua jalan pintas tersebut tidak menutup dangan sempurna
setelah lahir, misalnya foramen ovale paten (terbuka). Biasanya tidak menimbulkan
banyak masalah karena terdapat daun mirip katup disisi kiri septum. Daun ini menutup
lubang sewaktu tekanan atrium kiri lebih besar dari tekanan atrium kanan. Karena
tekanan disetegah jantung kanan dan sirkulasi paru turun pada bayi baru lahir segera
setelah bayi bernapas diulai dan paru mengembang, tekanan disetengah kiri jantung dan
sirkulasi sistemik lebih besar dari pada tekanan diparu-paru setelah lahir. Dengan
demikian tekanan atrium kiri lebih besar dari pada tekanan atrium kanan pada neonatus,
berlawanan dengan sebelum lahir. Perbedaan tekanan ini menutup daun pada foramen
ovale dan mencegah terjadinya pencampuran antara kedua atrium walaupun foramen
ovale tidak menutup sempurna.
Duktus arteriosus paten (terbuka), keadaan ini lebih serius. Sewaktu terjadi
penurunan resistensi paru saat proses bernapas dimulai, tekanan di arteri pulminalis turun
dibawah tekanan diaorta, suatu keadaan yang menetap seumur hidup. Karena tekanan
aorta sekarang lebih besar dari pada tekanan arteri pulmonalis, sebagian darah akan
dilahirkan dari aorta kedalam arteri pulminalis yang tetap terbuka yaitu berlawanan
dengan arah aliran darah melalui duktus ini sebelum lahir. Akibat pengalihan yang
abnormal ini, tidak semua darah dipompakan oleh ventrikel kiri masuk ke sirkulasi
sistemik. Apabila keadaan ini tidak diperbaiki secara pembedahan dengan mengikat

8|Page
arteriosus yang terbuka tersebut, ventrikel kiri akan melakukan kompensasi dengan
hipertropi (membesar dan menjadi lebih kuat), sehingga darah dipompa lebih banyak.
Curah jantung tambahan ini menghasilkan sirkulasi sistemik yang adekuat walaupun
sebagian darah yang keluar ventrikel kiri dialihkan ke sirkulasi paru. Ventrikel kana juga
mengalami hipertrofi, yang memungkinkan pemompaan darah mwlawan tekanan arteri
pulmonalis yang meningkat, disebabkan oleh banyaknya darah yang mengalir kesirkulasi
paru. Beban kerja tambahan pada jantung ini akhirnya menyebabkan gagal jantung dan
kematian prematur jika kelainan tersebut tidak dikoreksi. (Halaman 141-
142,Syaifuddin,2009, Fisiologi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan,
Salemba Medika, Jakarta.)
Seperti disebutkan sebelumnya, O2 janin lebih rendah dibandingkan dengan orang
dewasa. Untuk mengimbangi keadaan, peredaran darah janin menjadi lebih cepat, kadar
Hb janin menjadi lebih tinggi (sampai 18 gr%) dan eritrositnya banyak (5,5 juta per
mm3). Hb janin sedikit berbeda dari Hb orang dewasa. Hb janin terutama dibentuk
didalam hati, sedangkan Hb orang dewasa pada sumsum merah. Hb janin lebih mudah
mengalami dan menyerahkan O2 dari pada Hb pada darah orang dewasa. Hb janin baru
diganti seluruhnya oleh Hb biasa pada umur 4 bulan atau lebih. Selama berada dalam
rahim, janin ternyata telah melakukan pergerakan pernapasan. Pergerakan ini ternyata
diperlukan untuk perkembangan pembuluh darah paru. Dengan demikian, pernapasan
setelah anak lahir sebetulnya hanya kelanjutan dari gerakan pernapasan intrauteri.
(Firman F. Wirakusuma Dkk, 2009, Obstetri Fisiologi: Ilmu Kesehatan Reproduksi,
EGC, Jakarta. Halaman 70-72)
Sirkulasi darah ibu pada plasenta biasanya berada diluar sistem peredaran darah
ibu. Darah yang kaya oksigen masuk kedalam ruang antarvilus melalui arteri-arteri
endometrium spiral, sedangkan darah yang tidak kaya oksigen akan keluar dari ruang
antarvilus melalui muara vena yang menuju vena umbilikus. Jalan masuk arteri dan jalan
keluar vena yang menyuplai tiap kotiledon secara acak berpencar melalui plasenta.
Meski berbagai ahli telah mengajukan sejumlah angka, kemungkinan terdapat kurang
lebih 120 jalan masuk arteri spiral kedalam ruang antarvilus dari plasenta yang telah
matang. Darah masuk kedalam ruang antarvilus dari arteri spiral yang berada dibawah
tekanan yang luar biasa, sesuai kondisi tekanan darah ibu. Darah kemudian diedarkan
kesamping dengan batasan ini dan mengalir pada permukaan banyak cabang pada vili
korionik. Aliran ini cukup lambat sehingga memungkinkan pertukaran materi antara
sirkulasi ibu dan janin sepanjang membran plasenta. Pada akhirnya darah ibu yang telah

9|Page
mengalami deoksigenasi keluar melalui gerbang vena. ( Halaman 513-514, Helen Varney
Dkk, 2007, Buku Ajaran Asuhan Kebidanan, EGC, Jakarta.)

3.2 Faktor-Faktor Yang Mentukan Sirkulasi Darah Janin


1. Foramen Ovale
 Lubang antara atrum kanan dan atrium kiri.
 Aliran daranhnya atrium kanan kiri.
 Setelah janin lahir akan menutup.
2. Duktus Arteriosus Bothali
 Pembuluh yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta.
 Menutup setelah lahir.
3. Duktus venousus Aranthii
 Pembuluh yang berada dalam hepar menuju vena cava inferior.
 Menutup setelah lahir.
4. Vena Umbilcalis
 Berjumlah dua buah.
 Membawa zat makanan dan O2 dari sirkulasi darah ibu ( plasenta ) ke peredaran
darah janin.
5. Arteri Umbilicalis
 Berjumlah dua buah.
 Membawa sisa zat makanan dan CO2 dari janin ke sirkulasi darah ibu.
 Pembuluh darah yang menghubungkan vena umbilikalis dengan vena cava inferior.
6. Palsenta
 Jaringan yang menempel pada endometrium.
 Tempat pertukaran antara darah janin dengan darah ibu . (Halaman 600-601,Diane
M Fraset Dkk, 2009, Myles Buku Ajaran Bidan (Myles Textbook For Midwives),
ECG, Jakarta.)

10 | P a g e
3.3 Proses Sirkulasi Darah Janin
a) Darah yang kaya dengan nutrisi dan O2 dialirkan melalui vena umbilikalis menuju
hati, dimana terdapat duktus venosus arantii, kemudian langsung menuju dan masuk
ke vena kava inferior lalu masuk ke atrium kanan jantung janin.
b) Dari atriumkanan janin sebagian besar darah masuk ke atrium kiri malaui foramen
ovale.
c) Sebagian kecil darah dari atrium kanan masuk ke ventrikel kanan.
d) Darah yang masuk ke atrium kiri akan dipompa ke ventrikel kiri dan dari ventrikel
kiri dipompa masuk ke aorta dan selanjutnya dialirkan keseluruh tubuh janin.
e) Cabang aorta dibagian bawah menjadi dua arteri hipogastrika interna, yang
mempunyai cabang arteri umbilikalis.
f) Darah ventrikel kanan dipompa menuju paru-paru, tetapi karena paru-paru belum
berkembang maka darah yang terdapat pada arteri pulminalis dialirkan menuju aorta
melalui duktus arteriosus bothalli.
g) Darah yang dialirkan menuju paru-paru akan dialirkan kembali menuju jantung
melalui vena pulmonalis.
h) Darah yang menuju plasenta melalui arteri umbilikalis terpecah menjadi kapiler untuk
mendapatkan nutrisi dan O2 untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.
i) Sisa metabolisme janin dan CO2 dilepaskan kedalam sirkulasi retroplasenta untuk
selanjutnya dibuang melalui alat pembuangan yang terdapat ditubuh ibu.
(Halam 105-106,Manuaba Ida Ayu Candranita Dkk, 2013, Ilmu Kebidanan,Penyakit
Kandungan, Dan Kb untuk Pendidikan Bidan,Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.)

11 | P a g e
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Peredaran darah janin berbeda dengan orang dewasa,hal ini dikarenakan, pada
janin organ vital untuk metabolisme masih belum berfungsi. Organ tersebut adalah paru
janin dan alat gastrointestinal yang seluruhnya diganti oleh plasenta.Dalam sirkulasi
darah janin ini diperlukan beberapa faktor untuk berlansungnya sirkulasi darah pada
janin diantaranya adalah:fadlie.web.id
 Foramen ovale
 Duktus arteriosus bothalii
 Duktus venousus aranthii
 Vena umbilikalis
 Arteri umbilikalis dan plasenta
Jalur peredaran darah janin dapat digambarkan sebagai berikut :
Plasenta→vena umbilicalis→hati→ductus venosus /vena hepatica→vena cava
inferior→atrium kanan→foramen oval→Atrium kiri→ventrikel kiri→aort→kepala,
tangan/ abdomen, thorax, kaki→arteri umbilicalis→plasenta.
Ini aliran darah yang kaya dengan nutrisi dan oksigen yang berasal dari sirkulasi
darah ibu, namun setelah janin lahir sirkulasi darah janin akan berubaha pada saat bayi
lahir dan menangis,hal ini akan dapat meberikan perubahan pada organ paru dimana
paru-paru mulai berkembang dan aliran darah akan berubah pada sirkulsi darah seperti
orang dewasa.

4.2 Saran
Sebaiknya bidan harus lebih mengetahui sirkulasi darah janin dan bayi Karena
apabila terdapat kasus yang berhubungan dengan sirkulasi darah janin dan bayi, maka
kita sudah lebih mengetahui dan dapat mengatasi kasus tersebut, sesuai dengan
pendidikan yang berkualitas.

12 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

http://mohdyoussy.blogspot.com/2016/06/metode-penulisan-karya-ilmiah.html?m=1

http://kesmas-fm.blogspot.com/2012/09/proses-sirkulasi-darah-janin.html?m=1

http://ulfahsita.blogspo.com/2013/07/sistem-peredaran-darah-janin.html?m=1

https://lusa.afkar.id/sirkulasi-darah-fetus

13 | P a g e
DOKUMENTASI

Mengambil buku referensi untuk dibaca

Membaca buku referensi di Perpustakaan

14 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai