Anda di halaman 1dari 17

TUGAS INDIVIDU

BLOK 3

UNIT PEMBELAJARAN 4

MAGANG DI POSKESWAN

Disusun Oleh :

Nama : Brilian Taufiq Efendi

NIM : 2012/334044/KH/7469

Kelompok : 13

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2013

LEARNING OBJECTIVE

1
1. Mengetahui system digesti secara fisiologi pada hewan ruminansia dan monogastrik
2. Mengetahui system digesti secara biokimia pada hewan ruminansia dan non
ruminansia

PEMBAHASAN
1. Mengetahui System Digesti Secara Fisiologi Pada Hewan Poligastrik dan
Monogastrik

System digesti pada hewan ruminansia


a. Cavum Oris
Mulut sangat penting karena merupakan tempat pencernaan dimulai. Di dalam
mulut akan terdapat beberapa proses dalam mendigesti makanan. Proses itu antara
lain :
- Prehensi : Proses atau cara hewan mengambil makanan
- Mastikasi : Proses mengunyah makanan atau melumat makanan agar
menjadi potongann yang lebih kecil.
- Salivasi : Proses pencampuran saliva dengan makanan yang sedang di
mastikasi.
- Deglutisi : Proses menelan makanan
Pada hewan ruminansia, setelah proses – proses diatas terdapat beberapa proses lagi
yakni :
- Regurgitasi : Proses kembalinya makanan dari rumen ke cavum oris.
- Remastikasi : Proses pelumatan kembali atau proses pengunyahan
makanan kembali setelah mengalami regurgitasi.
- Resalivasi : Proses pencampuran saliva lagi setelah terjadi regurgitasi.
- Redegelutisi : Prosese menelan makanan setelah makanan melewati tahap
remastikasi dan resalivasi.’

Gigi merupakan alat yang memegang peranan penting bagi proses digesti ini.
Berikut macam – macam gigi dan fungsinya ;
- Incisivus : Untuk mengambil makanan ( prehensi ) pada spesies tertentu
dan memotong makanan.
- Caninus : Untuk mengoyak makanan ( daging ) pada carnivore dan untuk
mempertahankan diri bagi bberapa spesies.

2
- Premolare : Berfungsi untuk mengunyah atau menghaluskan makanan
- Molare : Berfungsi untuk mengunyah atau menghaluskan makanan
. Pada sapi alat prehensi utama adalah lidah. Bibirnya kurang mudah bergerak.
Lidah sapi yang panjang dan kuat serta kasar dapat bergerak dan mampu dijulurkan
keluar mulut dan mudah dibelitkan disekeliling rumput yang kemudian ditarik
diantara gigi seri (dibawah) dan diputuskan. Domba mempunyai bibir atas yang
bercelah sehiungga dapat merumput sampaii dasae tanah. Gigi seri dan lidah
merupakan alat prehensi utama, tetapi lidah itu tidak dijulurkan waktu merumput.
Bibir atas kambing tidak bercelah, kambing lebih sering menjangkau daun-daunan
diatas tanah
Selanjutnya makanan tersebut akan dihancurkan menjadi bagian-bagian yang
lebih kecil dengan bantuan Gigi (mastikasi) sehingga hewan tersebut bisa menelan
makanan dan begitu pencernaan dapat lebih mudah terjadi kemudian dalam saluran
berikutnya. Pada herbivore yang bahan pakannya bersifat kasar mastikasi sangat
penting artinya. Pada rumunansia pengunyahan pakan yang cermat dilakukan selama
remastikasi. Secara mekanik,lidah terutama menolong pengunyahan makan dalam
rongga mulut dengan memindah-mindahkan/mengaduk-aduk bahan yang dikunyah.
Di lidah ini juga terdapat alat pengecap yang memungkinkan untuk membedakan
makanan mana yang baik dan tidak baik baginya pada saat mengunyah. Kelenjar
ludah juga memainkan peranan penting dalam pencernaan. Kelenjar ini menghasilkan
air liur yang sangat penting tidak hanya untuk membasahi makanan (insalivasi) dan
membantu gerakan melalui saluran, tetapi juga sebagai awal pencernaan karbohidrat.
Tahap selanjutnya adalah proses penelanan pakan (deglutisi). Pada proses ini terjadi
gerakan peristaltik sebagai pendorong makanan sehingga dapat tertelan.

Deglutisi dibagi menjadi 3, yaitu


 Fase meninggalkan mulut
 Fase dalam pharynx
 Fase dalam oesophagus menuju ke ventriculus
b. Faring
Faring berfungsi sebagai penghubung rongga mulut dengan esofaagus.Faring juga
merupakan persimpangan saluran nafas dengan saluran cerna. Di faring terdapat
epiglotis yang berfungsi sebagai klep yang mengarahkan makanan agar masuk ke
esophagus bukan ke saluran pernafasan.
3
c. Kerongkongan (Oesophagus)
Kerongkongan berfungsi sebagai penyalur bolus ke lambung dengan dibantu gerak
peristaltik, bukofaringeal, dan gaya berat (gravitasi). Di esophagus,makanan bisa
dikatakan tidak mengalami perubahan.
d. Ventriculus(lambung jamak)
1) Rumen
Dirumen ini makanan akan difermentasi oleh mikroorganisme yang terdapat di
dalamnya.
Di dalam rumen ini terdapat populasi mikroba yang cukup banyak jumlahnya, terdiri atas :
a. Bakteri
Disebabkan karena sebagian besar bakteri rumen berbentuk cocci kecil, morfologinya
tidak dapat dipakai sebagai dasar klasifikasi untuk membedakan spesies. Sebagai
gantinya bakteri rumen diklasifikasikanatas dasar macam substrat yang digunakan
sebagai sumber energi utama, yakni:
1) Bakteri Selulolitik
Bakteri ini menghasilkan enzim yang dapat menghidrolisis ikatan glukosida,
sellulosa dan dimer selobiosa. Bakteri selulolitik akan dominan apabila makanan
utama ternak berupa serat kasar. Contoh bakteri selulolitik antara lain adalah :
 Bacteriodes succinogenes
 Ruminicoccus flavefaciens
2) Acid Utilizer Bacteria (bakteri pemakai asam)
Beberapa janis bakteri dalam rumen dapat menggunakan asam laktat meskipun jenis
bakteri ini umumnya tidak terdapat dalam jumlah yang berarti. Beberapa spesies
bakteri pemakai asam laktat yang dapat dijumpai :
 Peptostreptococcus bacterium
 Propioni bacterium
 Selemonas lactilytica
3) Bakteri Proteolitik
Bakteri proteolitik merupakan jenis bakteri yang paling banyak terdapat pada saluran
pencernaan makanan mamalia termasuk karnivora (carnivora). Didalam rumen,
beberapa spesies diketahui menggunakan asam amino sebagai sumber utama enersi.
Beberapa contoh bakteri proteolitik antara lain:
 Bacteroides amylophilus
 Clostridium sporogenes
 Bacillus licheniformis
4) Bakteri Methanogenik
Sekitar 25 persen dari gas yang diproduksi didalam rumen adalah gas methan.
Bakteri pembentuk gas methan lambat pertumbuhannya. Contoh bakteri ini antara
lain:
 Methanobacterium ruminantium
 Methanobacterium formicium
4
5) Bakteri Ureolitik
Sejumlah spesies bakteri rumen menunjukkan aktivitas ureolitik dengan jalan
menghidrolisis urea menjadi CO2 dan amonia. Beberapa jenis bakteri ureolitik
menempel
pada epithelium dan menghidrolisa urea yang masuk kedalam rumen melalui difusi
dari pembuluh darah yang terdapat pada dinding rumen. Oleh karena itu konsentrasi
urea dalam cairan rumen selalu rendah. Salah satu contoh bakteri ureolitik ini
misalnya adalah Streptococcus sp.
Beberapa contoh ukuran dan bentuk sel bakteri rumen disajikan pada Gambar
berikut ini.

Gambar 10. Ragam morfologi bakteri rumen. A. Rossete Quin’s organism dan
Selenomonas ; B. bentuk sarkina ; C. rantai cocci besar ; D. Oscillospira

5
guillermondii ; E. bentuk clostridia dari Clostridia lochheadii ; F. rantai cocci yang
amat panjang
b. Protozoa rumen
Skema di bawah ini adalah taksonomi klas Ciliata menurut Honigberg et al (1964) yang
dikutip oleh Clarke (1977). Meskipun demikian ahli lain (Ogimoto and Imai, 1981)
memberikan klasifikasi ciliata rumen yang berbeda yaitu berdasarkan pada organella
sel seperti ada tidaknya vakula, kerangka dan posisi cilia.
Oligotrichia yang mempunyai ukuran sel lebih kecil dan hanya memiliki cilia di sekitar
prostoma (mulut)
Holotricha yang mempunyai ukuran sel lebih besar dengan cilia menutup seluruh tubuh

1) Oligotricha (Entodiniomorph)
Jenis ini hanya sedikit sekali menggunakan gula terlarut sebagai makananannya,
akan tetapi butir-butir pati akan menjadi sasaran utama untuk dimangsanya.
Beberapa spesies juga memangsa amilopektin dari Holotricha disamping ada pula
yang secara aktif menelan serat kasar tanaman dan mencerna selulosa. Akan tetapi
hasil penelitian terakhir meragukan kemampuan protozoa rumen untuk dapat
mencerna selulosa. Pencernaan selulosa dapat dilakukan karena protozoa memangsa
bakteri dan bakteri inilah yang akan menghasilkan enzim selulase didalam tubuh
protozoa sehingga

6
selulosa yang dimangsa dapat dicerna. Bakteri selulolitik juga diketahui hidup secara
simbiosis dengan Oligotricha didalam selnya. Spesies penting dari Oligotricha antara
lain:
 Diplodinium dentatum
 Eudiplodinium bursa
 Polypastron multivesiculatum
 Entodinium caudatum

Gambar 12. Ragam species kelompok Oligotricha. A, Epidinium ecaudatum; B, E


pidnium ecaudatum;C Ostracodium rugoloritacum; D, Eudiplodinium magii; E.
Ostracodium triloricatum; F. Polyplastron multivesiculatum (Church, 1969) .

2) Holotricha
Ciri-ciri umum dari Holotricha adalah: pergerakannya yang cepat, bentuk sel
umumnya oval dan terdapat dalam konsentrasi yang tinggi bila makanan utama
Holotricha dapat menggunakan glukosa, fruktosa, sukrosa dan pektin. Karbohidrat
akan disimpan dalam bentuk amilopektin (salah satu bentuk rantai panjang pati).
Jenis ciliata rumen ini mempunyai peranan penting dalam metabolisme karbohidrat
dengan jalan menelan gula segera setelah masuk ke rumen dan menyimpannya
dalam bentuk amilopektin, yang selanjutnya akan melepaskan kembali senyawa ini

7
kedalam cairan rumen pada saat populasi Holotricha mengalami lisis atau pada fase
pertumbuhannya. Mekanisme ini mempunyai pengaruh positif terhadap tersedianya
karbohidrat dapat terfermentasi (fermentable carbohydrate) bagi bakteri rumen,
terutama apabila tidak terdapat lagi karbohidrat dalam makanan misalnya pada saat
ternak beristirahat.
Meskipun demikian apabila didalam rumen terdapat kandungan gula yang terlarut
sangat tinggi, kelompok Holotricha akan terus memangsa senyawa tersebut hingga
pada saat sel ciliata pecah karena tidak terdapatnya kontrol mekanisme pembatas
konsumsi. Beberapa spesies Holotricha yang penting antara lain:
 Isotricha intestinalis
 Isotricha prostoma
 Dasytricha rumiantium

Gambar 11. Ragam species Ciliata yang tergolong Holotricha. A, Isotricha


intestinalis;B
species protozoa yang sama dengan aktivitas cilia; C, Isothrica intestinalis,;
D dan E Buetschilia parva (Church, 1969)

8
3) Jamur rumen

Berikut adalah proses terjadinya bloat :


 Bloat adalah terkumpulnya gas yang tidak normal (berlebihan atau tidak bisa dikelu-
arkan) dalam rumen
 Penyebab terjadinya bloat

9
 Makanan yang menyebabkan terkumpulnya gas dalam rumen (rumput dan tanaman
tertentu, komboran /konsentrat terlalu banyak, dsb)
 Adanya sumbatan yang mengakibatkan gas tidak bisa keluar (misal adanya benda
asing, adanya keradangan, tumor, dsb)
 Gejala / tanda-tanda
 Pembesaran perut sebelah kiri.
 Gelisah, tidak mau makan.
 Nafas terengah-engah.
 Ambruk.
 Kematian dapat terjadi karena rumen yang penuh gas mendesak paru-paru (kesulitan
bernafas) dan jantung.
 Jika mengkonsumsi tanaman beracun cukup banyak, gejala terlihat sangat cepat, nafas
terengah-engah, kaku/kejang, mata melotot, mulut terbuka, mati (mis setelah diberi
ketela pohon cukup banyak.
 Jika mengkonsumsi tidak terlalu banyak, hewan terlihat lesu, lemas, rambut berdiri,
pucat (kurus dan pucat).
 Penanganan dan pengobatan
 Prinsip : mengeluarkan gas yang berlebihan dari dalam rumen
dengan : minyak nabati, larutan soda (antasid), obat-obatan.
 Trokar, selang perut (stomach tube)
 Pemberian penguat (vitamin B1)
2) Retikulum
Merupakan lambung yang berfungsi untuk menjaring makanan yang sudah halus
atau masih kasar dan juga benda – benda asing. Dimana makanan yang sudah halus
akan diteruskan ke omasum dan makanan yang masih kasar akan di kembalikan ke
cavum oris untuk di lakukan remastikasi dan resalivasi.
3) Omasum
Omasum memeras ingesta sehingga menjadi padat, terjadi absorsi vitamin dan
mineral (naik), dan mempuyai kadar VFA dan HCO turun, sedangkan Cl
meningkat.Omasum hampir selalu penuh dengan bahan hijaun yang agak kering
terdapat bentukan lembaran omasal dengan papila-papila yang berfungsi sebagai
semacam gilingan. Daun omasal mencegah masuka partikel besar dari bahan
makanan ke dalam orifisium retikulum omasal, dan mengurangi ukuran partikel
dari bahan yang melintas pada omasum. Pergerakan lembaran tersebut terbatas
dan tidak disebabkan oleh stimulasi syaraf vagus. Dinding omasal mengalami
kontraksi yang kuat ketika syaraf vagus itu dirangsang.
4) Abomasum

10
Abomasum pergerakannya menyerupai pergerakan seperti pada lambung
sederhana.Aktivitas fundus sangat terbatas. Kontraksi pada bagian badan lebih
nampak dan gelombang peristaltik nampak pada bagian pilorik. Aktivitas pada
abomasal, tergantungsampai batas tertentu pada isiduodenum. Aktivitas abomasal
dihambat oleh HCL lemah serta emulsi lemak, akan tetapi aktivitas tersebut
dirangsang garam hipertonik serta proses dari duodenum.
e. Intestinum tenue
Usus halus sangat berperan penting dalam pemecahan dan absorpsi. Terjadi
pemecahan bahan makanan secara sempurna dan penyerapan sari makanan secara
besar-besaran di duodenum, jejenum, dan ileum. Di bagian dalam usus halus juga
terdapat kelenjar-kelenjar yang mengeluarkan enzim yang di butuhkan untuk
pencernaan. Lapisan dalam usus kecil dilapisi dengan proyeksi kecil yang disebut vili.
Vili pada ruminansia pada umumnya relative lebih pendek. Vili terlihat seperti
sekelompok kecil jari menempel lapisan dan tujuan mereka adalah untuk
meningkatkan luas permukaan. Dengan adanya perluasan ini dapat meningkatkan
penyerapan sari-sari makanan. Penyerapan ini juga dibantu dengan adanya kontraksi
dari otot halus dinding usus halus maupun villi dengan jalan menghaluskan isi usus
halus dan dengan memompakan cairan darah dan limfa dari pembuluh-pembuluh
halus usus.
f. Intestinum Crassum
Hanya sedikit pencernaan yang terjadi didalam usus besar dan dalam hal ini sebagai
lanjutan dari pekerjaan enzim yang berasal dai usus halus.Pada umumnya disini
terjadi proses reabsorbsi air.Usus besar berfungsi sebagai tempat penampungan
bagian makanan yang tidak dicerna dan yang telah dicerna.Selain itu,di usus besar
juga berfungsi sebagai tempat pembusukan yang menghasilkan berbagai macam
gas,seperti indol,skatol,fenol,parakresol,CO2,dan metan(CH4).
g. Rectum
Rectum berfungsi sebagai tempat pembentukan feses dan tempat penyimpanan feses
sementara sebelum dikeluarkan melalui anus.Di rektum juga terdapat 2 sphyncter anal
yang berfungsi untuk mempengaruhi membuka dan menutup anus.
h. Anus
Anus berfungsi sebagai saluran keluarnya feses

Proses Pencernaan Secara Fisiologi pada Lambung Tunggal


11
a. Cavum Oris
Pada kuda bibir atas lebih menonjol peranannya pada tugas prehensi. Oleh
karena itu bibr atas kuda sangat peka, kuat dan dapat digarakkan. Pada waktu
merumput bibr itu menempatkan rumput diantara gigi pemotong (incisivus) yang
menggigit putus rumput itu. Bila rumput itu disabitkan, rumput yang lepas itu
dikumpulkan oleh bibir dengan bantuan lidah. Selanjutnya makanan tersebut akan
dihancurkan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dengan bantuan Gigi (mastikasi)
sehingga hewan tersebut bisa menelan makanan dan begitu pencernaan dapat lebih
mudah terjadi kemudian dalam saluran berikutnya. Secara mekanik,lidah terutama
menolong pengunyahan makan dalam rongga mulut dengan
memindah-mindahkan/mengaduk-aduk bahan yang dikunyah. Di lidah ini juga
terdapat alat pengecap yang memungkinkan untuk membedakan makanan mana yang
baik dan tidak baik baginya pada saat mengunyah.Kelenjar ludah juga memainkan
peranan penting dalam pencernaan.Kelenjar ini menghasilkan air liur yang sangat
penting tidak hanya untuk membasahi makanan (insalivasi) dan membantu gerakan
melalui saluran, tetapi juga sebagai awal pencernaan karbohidrat. Tahap selanjutnya
adalah proses penelanan pakan (deglutisi). Pada proses ini terjadi gerakan peristaltik
sebagai pendorong makanan sehingga dapat tertelan.

b. Faring
Faring berfungsi sebagai penghubung rongga mulut dengan esofaagus. Faring juga
merupakan persimpangan saluran nafas dengan saluran cerna. Terdapat epiglottis.
c. Kerongkongan (Oesophagus)
Kerongkongan berfungsi sebagai penyalur bolus ke lambung dengan dibantu gerak
peristaltik, bukofaringeal, dan gaya berat (gravitasi). Di esophagus, makanan boleh
dikatakan tidak mengalami perubahan. Untuk kuda memiliki kerongkongan yang
relative panjang sehingga sulit baginya untuk muntah. Selain itu kuda juga memiliki
gerakan anti peristaltic.
d. Ventriculus
Daerah penyimpanan makanan adalah ventriculus, didalamnya terjadi pencernaan
secara mekanik dan kimiawi yang mengubahnya menjadi partikel berukuran kecil
yang mudah disaring. Ventriculus meloloskan bolus ke usus dengan jeda waktu
tertentu. Lambung dibagi menjadi 4 daerah yaitu : kardia, fundus, dan pylorus pada
kuda juga terdapat esophageal area dan pada anjing terdapat corpus. Pada kebanyakan
12
spesies daerah badan dan fundus mengandung kelenjar yang mensekresikan pepsin
dan HCL dan meliputi setengah dari daerah mukosa. Setengah daerah mukosa lainnya
merupakan daerah pylorus yang mengandung kelenjar yang menghasilkan mucus.
Ada satu lagi daerah tanpa kelenjar, yaitu daerah esophagus yang pada kuda cukup
besar. Daerah kelenjar kardia atau dibawah daerah esophagus itu merupakan kelenjar
mikosa murni.
Getah lambung terdiri dari bahan organism, inorganisme, air dan asam HCL. Dalam
bahan organis getah lambung itu termasuk dalam 3 enzim : pepsin, rennin dan lipase.
Pepsin adalah enzim proteolitis yang dibentuk dalam sel-sel utama badan kelenjar
fundus dan sebagai pelopornya adalah pepsinogen yang peril diaktifkan dulu oleh
HCL untuk dapat bekerja terhadap protein. pH optimum bagi kerja pepsin antara 1-3.
Pepsin menghidrolisis protein menjadi proteosa dan pepton, pemecahan selanjutnya
menjadi asam amino berlangsung di usus. Rennin adalah enzim yang menngumpalkan
susu tetapi kerjanya terhadap kasein melewati jalan yang dilalui rennin. Dengan
menggumpalnya susu dalam lambung, makin lama gumpalan tertahan dalam
lambung, makin lama pula pepsin dapat bekerja terhadap protein susu. Lipase
lambung terdapat sedikit dalam getah lambug. Kerja lipase pada umumnya adalah
menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Tetapi dalam lambung lemak
masih dalam bentuk bukan emulsi, jadi diragukan kemampuan lipase lambung untuk
menghidrolisis lemak dalam lambung, kecuali bila sudah ada dalam bentuk emulsi
(pada susu misalnya) pada waktu dimakan. Pencernaan lemak yang utama terjadi
diusus oleh lipase pancreas.
HCL merupakan bagian penting getah lambung dan dihasilkan oleh sel-sel parietalis
kelenjar fundus. Pada herbivore jumlah HCL dalam lambung lebih sedikit
dibandingkan dengan karnivora atau pmnivora dan disamping itu terdapat asam lain
seperti asam aseta, butirat dan laktat yang terbentuk karena kerja bekteria terhadaop
karbohidrat.
Fungsi HCL adalah sebagai berikut ;
- Mengakfifkan pepsinogen dan reninogen
- Bekerja sama dengan pepsin dalam pencernaan protein
- Sedikit menghidrolisis sakarosa
- Bertindak sebagai bahan antiseptic lambung
e. Intestinum tenue

13
Pada hewan monogastsik,usus kecil / halus sangat penting dalam pemecahan dan
absorpsi. Terjadi pemecahan bahan makanan secara sempurna dan penyerapan sari
makanan secara besar-besaran di duodenum, jejenum, dan ileum. Di bagian dalam
usus halus juga terdapat kelenjar-kelenjar yang mengeluarkan enzim yang di butuhkan
untuk pencernaan.Lapisan dalam usus kecil dilapisi dengan proyeksi kecil yang
disebut vili.Vili terlihat seperti sekelompok kecil jari menempel lapisan dan tujuan
mereka adalah untuk meningkatkan luas permukaan.Dengan adanya perluasan ini
dapat meningkatkan penyerapan sari-sari makanan. Penyerapan ini juga dibantu
dengan adanya kontraksi dari otot halus dinding usus halus maupun villi dengan jalan
menghaluskan isi usus halus dan dengan memompakan cairan darah dan limfa dari
pembuluh-pembuluh halus usus.
f. Caecum
Pada kuda ( non ruminansia ) usus buntu berperan sebagai tempat fermentasi bahan
nabati. Dan pada hewan carnivore caecumnya tidak begitu berkembang.
g. Intestinum Crassum
Hanya sedikit pencernaan yang terjadi didalam usus besar dan dalam hal ini sebagai
lanjutan dari pekerjaan enzim yang berasal dai usus halus.Pada umumnya disini
terjadi proses reabsorbsi air. Usus besar berfungsi sebagai tempat penampungan
bagian makanan yang tidak dicerna dan yang telah dicerna.Selain itu,di usus besar
juga berfungsi sebagai tempat pembusukan. Usus besar tidak mempunyai vili tetapi
terdapat sel-sel piala yang mensekresi mucus. Meskipun tidan mempunyai vili tetapi
telah beradaptasi untuk adsorbs pada herbivore.
h. Rectum
Rectum berfungsi sebagai tempat pembentukan feses dan tempat penyimpanan feses
sementara sebelum dikeluarkan melalui anus.Di rektum juga terdapat 2 sphyncter anal
yang berfungsi untuk mempengaruhi membuka dan menutup anus.
i. Anus
Anus berfungsi sebagai saluran keluarnya feses

2. Mengetahui System Digesti Secara Biokimia Pada Hewan Poligastrik dan


Monogastrik

a. Cavum oris
Enzim yang terdapat pada saliva adalah:
14
1) Enzim ptialin, berfungsi untuk mengubah pati menjadi maltosa
2) Enzim amilase, berfungsi memecah karbohidrat menjadi maltosa dan dextrin.
b. Rumen
Didalam rumen terjadi fermentasi oleh mikroba secra intensif.Mikroba pada rumen
terdapat bakteri (anaerob-patogen, misalnya : streptofokus, laktobasilus, bukinvibrio,
bakterioides ruminikola). Selain bakteri juga terdapta protozoa (siliata entodinium,
diplodinium, epidinium dan aphry colex dan flagelata).
Bahan makanan seperti amilum, rumput, gula, urea, dan lemak difermentasi
oleh mikroba menjadi VFA dan gas (CH 4, CO2, NH3, H25) lalu diserap oleh
tubuh.VFA (volatile fatty alid) adalah asam lemak yang mudah menguap (asam asetat
= 60-70%; asam butirat = 10-15%; asam propionate = 15-20%). Pada rumput tinggi =
asam asetat meningkat dan propionate menurun, pada gula dan karbohidrat = asam
asetat menurun dan propionate meningkat, pada tetes (molasses) = asam asetat
menurun dan butirat meningkat.
Kecepatan fermentasi pada gula halus, pada karbohidrat lobus dan muda pada
selulosa tua.HCl dari abomasum masuk ke rumen, mikroba yang masuk mati (protein
sebagai sumber protein hewan). Dirumen makanan sebagai sumber protein mikroba
akan berubah menjadi vitamin B komplek dengan bantuan Mo dan Co.Berbeda
dengan protein, lemak makanan di dalam rumen diubah menjadi asam-asam lemak
atau gliserol dengan bantuan hidrolisis mikroba,kemudian diubah menjadi asam
propionat dengan difermentasi, lalu sisa lemaknya masuk kedalam usus.
c. Intestinum tenue
Enzim-enzim yang terdapat pada usus halus:
1) Enterokinase, yang mengaktifkan tripsinogen
2) Maltase, yang menghidrolisis maltosa menjadi glukosa
3) Sukrase, yang menghidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa
4) Laktase, yang menghidrolisis laktosa menjadi glukosa dan galaktosa
5) Peptidase, yang menghidrolisis peptida-peptida menjadi asam amino
6) Polinukleotidase, yang memecah asam nukleat menjadi mono-nukleotida
7) Nukleotidase, yang menghidrolisis nukleotida menjadi nukleosida dan asam fosfor

MEKANISME BIOKIMIA PADA HEWAN NON RUMINANSIA

15
a. Cavum oris
Enzim yang terdapat pada saliva adalah:
1) Enzim ptialin, berfungsi untuk mengubah pati menjadi maltosa
2) Enzim amilase, berfungsi memecah karbohidrat menjadi maltosa dan dextrin
b. Ventriculus
Lambung mengeluarkan getah lambung yang dikeluarkan dari bagian kardia,fundus
dan phylorus yang mengandung ensim-enzim pepsin,lipase,renin dan HCl.Pepsin
menghidrolisis protein apabila pH dalam lambung rendah,atau asam;namun demikian
pencernaan protein disempurnakan di dalam usus halus.
Rennin menyebabkan koagulasi air susu dengan adanya ion Ca++.Tindakan ini
memperlambat air susu mengalir di dalam lambung dan oleh karena itu memberi
kesempatan yang lebih banyak bagi ensimuntuk bekerja lebih terhadap zat-zat
makanan yang terdapat dalam air susu.Lipase lambung menghidrolisis lemak yang
telah diemulsikan kecil sekali.Pencernaan lemak yang terbanyak terjadi didalam usus
halus.Hcl yang berasal dari daerah fundus membantu pepsin mencerna protein ;pepsin
ini juga berperan besar dalam menurunkan pH isi lambung.
c. Intestinum tenue
Enzim-enzim yang terdapat pada usus halus:
1) Enterokinase, yang mengaktifkan tripsinogen
2) Maltase, yang menghidrolisis maltosa menjadi glukosa
3) Sukrase, yang menghidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa
4) Laktase, yang menghidrolisis laktosa menjadi glukosa dan galaktosa
5) Peptidase, yang menghidrolisis peptida-peptida menjadi asam amino
6) Polinukleotidase, yang memecah asam nukleat menjadi mono-nukleotida
7) Nukleotidase, yang menghidrolisis nukleotida menjadi nukleosida dan asam fosfor
d. Cecum
Pencernaan fermentatif dilakukan atas bantuan mikroba. Pada proses pencernaan
fermentatif zat makanan dirombak menjadi senyawa lain yang berbeda sifat kimianya
sebagai zat intermediate.Disini juga terdapat gerakan penduler (mencampur) agar
penyerapan dapat maksimal

16
DAFTAR PUSTAKA

Amelia Hana. 2013. Fisiologi lambung tunggal . Materi disampaikan dalam kuliah pengantar

di Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM.

Anonim. 2008. Http://task-list.blogspot.com.Fisiologi Kedokteran Hewan.Diakses pada


Tanggal 9 Januari 2013

Arora, S. P . 1989 Pencernaan Mikroba pada Ruminansia.Yogjakarta. Penerbit Gadjah Mada


University Press.
Ganong,W.F. 2008.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta:EGC
Parakkasi,Aminudin. 2006. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Monogastrik:Jakarta.Penerbit
UI-Press
Sihombing,D.T.H. 1990 .Ilmu Ternak Babi:Yogyakarta. Penerbit Gadjah Mada University
Press.
Winugroho, M . Tanner, J .C, Pernabowo, P . 1992 . Pemanfaatan Jerami Padi Melalui
manipulasi Mikroba Rumen Domba dan Kerbau dalam Proceeding BPT Bogor .

17

Anda mungkin juga menyukai