Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

ILMU DASAR KEPERAWATAN

Disusun oleh:

Arif Wibowo 1803044

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN ALIH


JENJANG STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA

Bekerjasama Dengan :

FAKULTAS BIOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA YOGYAKARTA

T.A 2018/2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur pada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih-Nya,
laporan ini telah selesai disusun. Laporan ini dibuat untuk memenuhi
penugasan mata kuliah. Ilmu Dasar Keperawatan (IDK). Dalam penyusunan
laporan ini penulis banyak mengalami kesulitan maupaun hambatan, tetapi
berkat bimbingan, saran, koreksi dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya
laporan ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu penulis menyampaikan
ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Indah Prawesti, S.Kep., Ns., M.Kep. dan Ibu Diah Pujiastuti, S.Kep.,
Ns., M.Kep. selaku dosen pengampu Mata Kuliah Ilmu Dasar
Keperawatan.
2. pembimbing laboratorium biologi dari pihak Universitas Kristen Duta
Wacana (UKDW) yang telah membimbing dan memfasilitasi.
3. Petugas Perpustakaan yang memberikan pelayanan yang baik
menyediakan buku-buku sebagai referensi.

Kami berharap semoga dengan selesainya laporan ini dapat


memberikan manfaat dan menambah pengetahuan tentang Ilmu Dasar
Keperawatan. Kami juga mohon kritik dan saran yang membangun sehingga
dari hasil laporan dapat bermanfaat bagi kita semua.Terimakasih.

Yogyakarta, 11 Januari 2019

Penulis

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap manusia memerlukan makanan untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. Makanan tersebut akan diolah dan diubah menjadi energi
melalui proses pencernaan.Fungsi utama makanan bagi tubuh adalah untuk
pertumbuhan dan menjaga tubuh agar tetap sehat. Makanan yang masuk ke
dalam tubuh kita akan diolah melalui proses pencernaan. Proses pencernaan
adalah proses penghancuran molekul makanan yang kompleks menjadi
molekul makanan yang lebih sederhana agar dapat diserap oleh tubuh dan
mengahasilkan energi.Manusia memerlukan energi untuk melakukan aktifitas
seperti belajar, jalan, berbicara, tidur dan lain sebagainya. Agar makanan
dapat diserap oleh tubuh maka diperlukan lah suatu sistem yang dapat
mencerna dan menghancurkan makanan tersebut yaitu Sistem Pencernaan. Di
sistem pencernaan terdapat beberapa organ yang berperan penting dalam
mencerna dan menghancurkan makanan, salah satunya adalah mulut. Di
dalam mulut terjadi proses pencernaan secara mekanik dan kimiawi.
Pencernaan secara mekanik melibatkan gigi dan lidah yang ada di dalam
mulut, sedangkan pencernaan secara kimiawi melibatkan enzim-enzim yang
ada di kelenjar saliva (ludah/air liur).

Glikolisis adalah proses pemecahan glukosa pada tingkat sel. Pada makalah
ini saya menjelaskan tahap-tahap glikolisis yang detail setiap tahap dalam
proses biokimia yang merupakan bagian dari respirasi selular. Akan melalui
sepuluh tahap akan memberi Anda wawasan tentang bagaimana reaksi
biokimia yang kompleks dan terkoordinasi dengan baik dapat. Glikolisis
adalah rincian sistematis glukosa dan gula lain untuk kekuatan proses
respirasi selular. Ini adalah reaksi biokimia universal yang terjadi dalam
setiap organisme uniseluler atau multiseluler yang hidup respires aerobik dan
anaerobik. Ada jalur metabolik di mana proses ini terjadi. Tahap glikolisis

1
yang saya hadir di sini merujuk pada jalur tertentu yang disebut Embden-
Meyerhof-Parnus jalur. Proses ini adalah bagian kecil dari siklus respirasi
seluler dan metabolisme tubuh secara keseluruhan, diarahkanuntuk
menciptakan ATP (AdenosineTriphosphate) yang merupakan mata uang
energi tubuh.

Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang
diekskresikan olehginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam
tubuh melalui proses urinasi. Urindisaring di dalam ginjal, dibawa
melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnyadibuang keluar
tubuh melalui uretra. Cairan yang tersisa mengandung urea
dalamkadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi
racun yangakan dibuang keluar tubuh. Urin yang kita keluarkan terdiri dari
berbagai unsur seperti air, protein, amoniak, g l u k o s a , sedimen,
bakteri, epitel dan seb againya. Unsur-unsur tersebut
s a n g a t bervariasi perbandingannya pada orang yang berbeda dan
juga pada waktu yangberbeda dan dipengaruhi oleh makanan yang kita
konsumsi. Kandungan urin inilahyang menentukan tampilan fisik air
urin seperti kekentalannya, warna, kejernihan, bau, busa, dan
sebagainya.

Darah adalah komponen yang sangat penting bagi makhluk hidup, karena
mempunyai peran yang banyak, terutama dalam pengangkutan zat-zat yang
penting untuk metabolisme tubuh. Darah yang menyuplai jaringan dengan
nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme dan mengandung berbagai
bahan penyusun sistem imun yang bertujuan untuk mempertahankan tubuh
dari berbagai penyakit. Di dalam darah terdapat heme yang berperan penting
dalam menjalankan tugasnya sebagai zat angkut oksigen dan nutrisi.Sedangkan
Protein plasma ialah protein total dalam plasma manusia memiliki konsentrasi sekitar 7,0 –
7,5 gr/dl dan membentuk bagian terbesar dari bahan padat plasma. Protein plasma

2
sebenarnya adalah campuran kompleks yang mencakup tidak saja protein-protein
sederhana, tetapi juga protein terkonjugasi.

B. Tujuan Praktikum

Setelah dilakukan Praktikum Biologi tiga kali pertemuan, mahasiswa


diharapkan :

1. Mampu memahami tentang proses pencernaan


2. Mampu memahami tentang proses pemecahan glukosa (glikolisis)
3. Mampu memahami tentang darah (proses pembekuan darah, senyawa
dalam serum darah dan sel-sel darah)
4. Mampu memahami tentang urin (senyawa organik/anorganik dalam urin,
sedimen normal/abnormal dalam urin, senyawa abnormal urin)

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENCERNAAN MAKANAN
1. Defenisi

Makanan adalah partikel asing kompleks yang akan diserang oleh system
imun jika berkontak dengan tubuh sejati. Namun makanan dicerna
didalam lumen menjadi unit-unit yang dapat diserap misalnya glukosa,
asam amino, dan asam lemak yang tidak dapat dibedakan dari mulekul-
mulekul kaya energy sederhana yang sudah ada di tubuh.

Hormon pencernaan didalam mukosa bagian-bagian tertentu saluran


cerna terdapat sel-sel kelenjar endokrin, pada stimulasi yang sesuai,
mengeluarkan hormon kedalam darah.Hormon-hormon pencernaan ini
dibawa oleh darah kebagian-bagian lain saluran cerna, tempat hormone-
hormon tersebut menimbulkan efek eksitatorik atau inhibitorik pada otot
polos dan kelenjar esokrin.

2. Proses pencernaan

Proses pencernaan dasar yaitu : motilitas, sekresi, pencernaan, dan


penyerapan dimasing-masing organ sepanjang perjalanan, berikut proses
pencernaan :

a. Rongga mulut adalah pintu masuk kesaluran cerna


Pintu masuk kesaluran cerna adalah dari mulut atau rongga oral. Gigi
berperan untuk mengunyah, langkah pertama dalam pencernaan
adalah mastikasi atau mengunyah , motilasi mulut yang melibatkan
pengirisan, perobekan, penggilingan, dan pencampuran makanan
oleh gigi. Liur(saliva) memulai pencernaan : karbohidrat dimulut
melalui kerja mailase liur, enzim yang menguraikan poli sakarida
menjadi maltose ; liur mempermudah proses menelandengn
membasahi partikel makanan ; liur memiliki sifat anti bakteri melalui

4
efek rangkap pertama dengan enzim lisozim ; penting dalam
hygiene mulut, dan mempermudah bicara,
b. Faring dan osofagus
Motilitas yang berkaitan dengan faring dan osofogus adalah
menelan. Menelan dimulai ketika suatu bolus, atau gumpalan
makanan yang telah dikunyah atau encer, atau secara sengaja
didorong oleh lidah kebelakang mulut menuju faring. Tekanan bolus
merangsang reseptor-reseptor tekanan faring, yang mengirim impuls
eferen ke pusat menelan yang terletak dimodula batang otak. Pusat
menelan memicu gelombang peristaltik primer yang menyapu dari
pangkal keujung osofogus, mendorong bolus di depannya
menelusuri esofagus untuk masuk kelambung`
c. Gaster / Lambung
Gaster / Lambung adalah rongga seperti kantung berbentuk J yang
terletak antara esophagus dan usus halus. Lambung melakukan tiga
fungsi utama :
1) Fungsi utama gaster / lambung adalah menyimpan makanan
yang masuk sampai makanan dapat disalurkan ke usus halus
dengan kecepatan yang sesuai untuk pencernaan dan penyerapan
yang optimal.
2) Gaster mengeluarkan asam hidroklorida ( HCL ) dan enzim
pepsin, mengubah protein menjadi pepton, Enzim renin,
mengubah kaseinogen menjadi kasein (protein susu) &
mengendapkan kasein susu. Enzim lipase gastrik, mengubah
trigliserida menjadi asam lemak, Asam klorida, membunuh
bakteri atau kuman yang masuk melalui makanan dan
mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin.
3) Melalui perilstatik mencampur dalam gaster, makanan yang
tertelan dihaluskan dan dicampur dengan sekresi gaster, untuk
menghasilkan campuran cairan kental yang dikenaal sebagai

5
kimus. Isi gaster harus diubah menjadi kimus sebelum dapat
dialirkan keduodenum.
d. Usus halus ( duodenum, yeyenum, Ileum )
Usus halus adalah tempat sebagian besar pencernaan dan penyerapan
berlangsung.Pencernaan dilumen usus halus dilakukan oleh enzim-
enzim pankreas, dengan pencernaan lemak ditingkatkan oleh sekresi
empedu.Akibat aktivitas enzim-enzim pankreas, lemak diproduksi
secara sempurna menjadi unit-unit monogliserida dan asam lemak
bebas yang data diserap, protein diuraikan menjadi fragmen-fragmen
peptide kecil dan beberapa asam amino, dan karbohidrat diubah
menjadi disakarida dan beberapa monosakarida.Semua produk
pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein, serta sebagian besar
elekrtolit, vitamin, dan air, normalnya diserap oleh usus halus tanpa
pandang bulu.Hanya penyerapan kalsium dan besi biasanya
disesuaikan dengan kebutuhan tubuh.Sebagian besar penyerapan
terjadi di duodenum dan jejenum, hanya sedikit yang terjadi di
ileum, bukan karena ileum tidak memiliki kemampuan penyerapan
tetapi karena sebagian besar penyerapan telah diselesaikan sebelum
isi usus mencapai ileum.
e. Usus Besar
Terdiri dari kolon, sekum, apendiks, dan rectum.Kolon normalnya
menerima sekitar 500 ml kimus dari usus halus / hari.Karena
sebagian besar pencernaan dan penyerapan telah diselesaikan di usus
halus maka isi yang disalurkan ke kolon terdirir dari residu makanan
yang tak tercerna (misalnya selulosa), komponen empedu yang tidak
diserap, dan cairan.Kolon mengekresikan H2O dan garam dari isi
lumennya.Apa yang tertinggal dan akan dikeluarkan disebut feses
(tinja). Fungsi utama usus besar adalah untuk menyimpan tinja
sebelum defekasi.

6
3. Proses penyerapan

Penyerapan produk akhir pencernaan karbohidrat dan protein melibatkan


system transport yang diperantarai oleh pembawa khusus yang
memerlukan pengeluaran energy dan kotranspor Na+, dan kedua kategori
produk akhir ini disalurkan kedarah.

a. Penyerapan Karbohidrat
Karbohidrat makanan di cerna di usus halus untuk di serap terutama
dalam bentuk disakarida maltosa ( produk pencernaan polosakarida
), sukrosa, dan lactosa. Disakaridase yang terletak di membran brush
border sel epitel usus meneruskan penguraian disakarida ini menjadi
unit-unut monosakarida yang dapat di serap yaitu glukosa, galaktosa,
dan fluctosa.
Glukosa dan galaktosa di serap oleh traspor aktif sekunder, di mana
pembawa kotrnaspor di membrane luminal memindahkan
monosakarida dan Na+ dari lumen kedalam interior sel usus.
b. Penyerapan Protein
Protein yang di cerna ( dari makanan ) maupun protein endogen ( di
dalam tubuh ) yang masuk ke lumen saluran cerna dari tiga sumber
berikut di cerna dan diserap:
1) Enzim pencernaan, yang semuanya adalah protein, yang di
sekresikan ke dalam lumen.
2) Protein di dalam sel yang terdorong hingga lepas dari vilus
ke dalam lumen selama proses pertukaran mukosa.
3) Sejumlah kecil protein plasma yang normalnya bocor dari
kapiler ke dalam lumen saluran cerna.

Sekitar duapuluh sampai empat puluh gr protein endogen masuk ke


lumen setiap hari dari ketiga sumber ini.Jumlah ini dapat berjumlah
lebih dari jumlah protein yang berasal dari makanan.Semua protein
endogen harus di cerna dan di serap bersama dangan protein
makanan untuk mencegah terkurasnya simpanan protein

7
tubuh.Protein yang di sajikan ke usus halus untuk di serap terutama
berada dalam bentuk asam amino dan beberapa potongan kecil
peptide.

c. Penyerapan Lemak
Penyerapan lemak cukup berbeda dari penyerapan karbohidrat dan
protein.Karna sifat tidak larutnya lemak dalam air menimbulkan
masalah tertentu.Lemak harus dipindahkan daris kimus cair melalui
larutan cairan tubuh, meskipun lemak tidak larut air.Karena itu
lemak harus menjalani serangkaian trasformasi fisik dan kimiawi
untuk mengatasi masalah ini selama pencernaan dan
penyerapannya.Misel adalah partikel larut air yang dapat
mengangkut produk-produk akhir pencernaan lemak di dalam
interiornya yang larut lemak. Setelah misel mencapai membrane
luminal sel epitel , monogliserida dan asam lemak bebas secara pasif
berdifusi dari misel menembus komponen lemak membran sel epitel
untuk masuk ke interior sel ini. Garam-garam empedu secara terus
menerus mengulangi fungsi melarutkan lemak di sepanjang usus
halus sampai semua lemak terserap.
d. Penyerapan Besi
Besi ensensial bagi pembentukan Hemoglobin. Asupan besi
normalnya adalah 15 – 20 mg/hari, tetapi pria biasanya menyerap 0,5
– 1mg/hari kedalam darah, dan wanita menyerap sedikit lebih
banyak, 1,0 -1,5 mg/hari ( wanita memerlukan lebih banyak besi
karena mereka secara berkala kehilangan besi melalui darah haid ).
Penyerapan besi kedalam darah melibatkan dua langkah utama :
1) Penyerapan besi dari lumen kedalam sel epitel usus halus
2) Penyeapan besi dari sel epitel kedalam darah.
e. Penyerapan Kalsium
Jumlah kalsium (Ca2+) yang diserap juga diatur.Penyerapan Ca2*
sebagian dilakukan oleh difusi pasif tetapi umumnya dengan
transport aktif. Vitamin D sangat meningkatkan transport aktif ini.

8
Vitamin D melaksanakan efek ini hanya setelah ia diaktifkan dihati
dan diginjal, suatu proses yang didorong oleh hormone parathyroid.
Karena itu, sekresi hormon paratyroid meningkat sebagai respons
terhadap penurunan kosentrasi Ca2+ dalam darah. Dalam keadaan
normal, sekitar 1000mg Ca2+ dikomsumsi setiap hari namun hanya
2/3 diserap diusus halus dan sisanya keluar melalui tinja.

B. GLIKOLISIS
Glikolisis berasal dari kata glukosa dan lisis (pemecahan), adalah
serangkaian reaksi biokimia di mana glukosa dioksidasi menjadi molekul
asam piruvat.Glikolisis ini termasuk salah satu tahap respirasi
seluler.Respirasi seluler adalah reaksi katabolisme karbohidrat di dalam
sel hidup.Tahapan respirasi seluler terdiri dari glikolisis, oksidasi piruvat,
siklus Krebs dan transpor elektron.

Reaksi kimia glikolisis dapat terjadi secara aerob (membutuhkan


oksigen) maupun anaerob (tanpa oksigen).Di dalam reaksi biokimia ini
dibantu oleh enzim, ATP (Adenosin trifosfat) dan ADP (Adenosin
difosfat). ATP dan ADP berperan dalam pemindahan fosfat dari molekul
satu ke molekul lain. Glikolisis termasuk reaksi biokimia yang terjadi
dalam setiap organisme baik uniseluler maupun multiseluler.

proses glikolisis melibatkan pemecahan satu molekul glukosa dan


menghasilkan 2 molekul NADH, 2 molekul ATP, 2 molekul air dan 2

9
molekul asam piruvat. Produk-produk dari glikolisis selanjutnya
digunakan dalam asam sitrat atau siklus Krebs yang merupakan bagian
dari respirasi seluler.

Respirasi aerob terjadi melalui beberapa tahapan yang meliputi glikolisis,


dekarboksilasi oksidatif, siklus krebs, dan transpor elektron. Lebih
detailnya adalah sebagai berikut : Glikolisis akan mengubah 1 molekul
glukosa menjadi 2 molekul asam piruvat dan juga menghasilkan 2 ATP
dan 2 NADH. Fermentasi etanol, juga disebut sebagai fermentasi
alkohol, adalah proses biologi di mana gula seperti glukosa, fruktosa, dan
sukrosa diubah menjadi energi seluler dan juga menghasilkan etanol dan
karbon dioksida sebagai produk sampingan. Karena proses ini tidak
membutuhkan oksigen, melainkan khamir yang melakukannya, maka
fermentasi etanol digolongkan sebagai respirasi anaerob. Fermentasi
etanol digunakan pada pembuatan minuman beralkohol dan bahan bakar
etanol, juga dalam mengembangkan adonan rotiProses kimia dalam
fermentasi glukosa

Persamaan reaksi di bawah ini akan meringkas fermentasi [[[glukosa]]


(rumus kimianya C6H12O6. Satu mol glukosa diubah menjadi 2 mol
etanol dan 2 mol karbon dioksida:

C12H22O11 +H2O + invertase →2 C6H12O6

C6H12O6 + Zymase → 2C2H5OH + 2CO2

C2H5OH adalah rumus kimia untuk etanol.

Sebelum dilakukan fermentasi, satu molekul glukosa dipecah menjadi 2


molekul piruvat. Proses ini dikenal dengan nama glikolisis.[1] Berikut ini
adalah persamaan reaksi untuk glikolisis:

C6H12O6 + 2 ADP + 2 Pi + 2 NAD+ → 2 CH3COCOO− + 2 ATP + 2


NADH + 2 H2O + 2H+

10
Rumus dari piruvat adalah CH3COCOO−. Pi adalah fosfat anorganik.
Seperti yang ditunjukkan dalam persamaan reaksi di atas, proses
glikolisis akan mereduksi 2 molekul NAD+ menjadi NADH. Dua
molekul ADP juga akan diubah menjadi 2 molekul ATP dan 2 molekul
air melalui fosforilasi level-substrat.

C. BIOKIMIA URINE
1. Proses terjadinya urine .
Ginjal bekerja sama dengan hormonal dan saraf yang mengontrol
fungsinya, adalah organ yang terutama berperan dalam mempertahankan
stabilitas volume, komposisi elektrolit, dan osmolaritas (kosentrasi zat
terlarut) CES. Dengan menyesuaikan jumlah air dan berbagai konstituen
plasma yang dipertahankan tubuh atau dikeluarkan di urine, ginjal dapat
mempertahankan keseimbangan air dan elektrolit dalam kisaran yang
sangat sempit kisaran kehidupan, meskipun pemasukan dan pengeluaran
konsitutuen-konsitutuen ini melalui saluran lain sangat bervariasi. Ginjal
tidak hanya melakukan penyesuaian terhadap beragam asupan air (H2O),
garam, dan elektrolit lain tetapi juga meyesuaikan
pengeluarankonstituen-konstituen CES ini melalui urine untuk
mengompensasi kemungkinan pengeluaran abnormal melalui keringat
berlebihan, muntah, diare, atau perdarahan. Ginjal dalam
mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit ginjal juga
merupakan rute utama untuk mengeluarkan bahan-bahan sisa metabolik
yang berpotensi toksik dan senyawa asing dari tubuh. Bahan sisa ini tidak
dapat dikeluarkan sebagai zat padat : bahan-bahan tersebut harus
dikeluarkan dalam bentuk larutan sehingga ginjal wajib menghasilkan
paling sedikit 500 ml urine berisi bahan sisa per harinya. Karena H2O
yang dikeluarkan sebagai urine berasal dari plasma maka orang yang
tidak mendapat sama sekali H2O akan encing sampai mati : volume
plasma turun ketingkat fatal karena H2O terus-menerus keluar untuk
menyertai bahan-bahan sisa. Ginjal bekerja pada plasma yang mengalir
melaluinya untuk menghasilkan urine, menghemat bahan-bahan yang

11
akan dipertahankan didalam tubuh dan mengeluarkan bahan-bahan yang
tidak diinginkan melalui urine.
Setelah terbentuk, urine mengalir ke suatu rongga pengumpul sentral,
pelvis ginjal, yang terletak dibagian tengah medial masing-masing
ginjal.Dari seni urine disalurkan ke dalam ureter, suatu saluran
berdinding otot polos yang keluar di batas medial dekat dengan arteri dan
vena renalis.Terdapat dua ureter, satu mengangkut urine dari masing-
masing ginjal ke sebuah kandung kemih.Dari 180 liter plasma yang
disaring per hari, sekitar 178,5 liter direabsorbsi, sisa 1,5 liter ditubulus
mengalir kedalam pelvis ginjal untuk dikeluarkan sebagai urin.
2. Definisi urine.
Urin, air seni, atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh
ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses
urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa
dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis
cairan tubuh.Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin
sebagai sarana komunikasi olfaktori.Urin disaring di dalam ginjal,
dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar
tubuh melalui uretra.
3. Komposisi urine.
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme
(seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi
pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin
berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi
tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul
pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi
dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan
dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat
diketahui melalui urinalisis.Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi
sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk
mempercepat pembentukan kompos.Diabetes adalah suatu penyakit yang

12
dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan
mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang
sehat`
4. Kandungan urine tidak normal terdiri dari :
a. Glukosa,adanya glukosa dalam urine (glikosuria) menandakan beban
filtrasi glukosa telah melampaui kemampuan tubulus ginjal untuk
mengabsorbsi seluruh ekses glukosa.
b. Protein, proteinuria dapat menandakan ekskresi ginjal yang abnormal
( baik akibat glomerulus yang ‘bocor’ secara abnormal ataupun
ketidak mampuan tubulus untuk mereabsorpsi protein secara normal).
Proteinuria bisa juga hanya mencerminkan adanya sel atau darah
dalam urine.
c. Sel Darah. Adanya darah dalam urine(haematuria) konsisten dengan
beragam kemungkinan penyebab, berkisar mulai dari keganasan,
infeksi saluran kemih, hingga kontaminasi dari menstruasi`
d. Bilirubin. Ada dua bentuk bilirubin di dalam darah, terkonjugasi dan
tak-terkonjungasi. Hanya bentuk konjugasi yang larut dalam air. Jadi,
bilirubinia menujukan adanya bilirubin terkonjugasi dalam urine,
keadaan ini selalu patologis.
e. Urobilinogen. Tidak seperti bilirubin, urobilinogen ditemukan dalam
sirkulasi sistemik dan sering kali terdeteksi dalam urine subyek yang
normal.
f. Keton. Keton merupakan produk dari pemecahan asam lemak.
Keberadaannya dalam urine biasanya mengindikasikan tubuh lebih
banyak menggunakan lemak untuk menyediakan energy ketimbang
menyimpan lemak tersebut untuk dipakai dikemudian hari. Keadaan
ini dapat terjadi pada diabetes yang tak-terkendali.
g. pH ( kosentrasi ion hydrogen ). Urine biasanya asam ( pH urine yang
pada dasarnya kurang dari 7,4 menandakan tingginya kosentrasi ion
hydrogen dalam urine). Pengukuran pH urine berguna dalam kasus-

13
kasus kecurigaan kontaminasi, seperti kasus penyalah gunaan obat,
atau ketika terdapat asidosis metabolic yang tak terjelaskan.
h. Nitrit. Uji carik celup untuk nitrit bergantung pada konversi nitrat
(dari makanan) menjadi nitrit dalam urine oleh bakteri yang
mengandung reduktase. Hasil yang positife mengarahkan diagnosis
pada infeksi saluran kemih.
i. Leukosit. Adanya leukosit dalam urine mengisyaratkan inflamasi akut
dan infeksi saluran kemih.

D. BIOKIMIA DARAH
Setiap orang rata-rata mempunyai kira-kira 70 ml,darah setiap kilogram
berat badan, atau kira-kira 3,5 L untuk orang dengan berat badan 50 kg.
Sebanyak 50-60% darah terdiri atas cairan, sisanya berupa sel-sel darah.
Komponen cairan darah disebut plasma, yang mengandung 90% air, dan
10% sisanya adalah bahan-bahan yang terlarut, misalnya ion-ion, glukosa,
asam amino, hormone dan berbagai macam protein. Serum pada dasarnya
juga sama dengan plasma, tetapi tidak mengandung fibrinogen (yang
merupkan faktor koagulasi/pembekuan darah). Sel-sel darah terdiri dari
erirtrosit ( sel darah merah ), leukosit (sel darah putih) yangterdiri dari
beberapa jenis, dan trombosit (platelet).

Gambar contoh darah

14
1. Eritrosit
Fungsi utama eritrosit adalah untuk pertukaran gas.Eritrosit untuk
membawa oksigen dari paru menuju kejantung tubuh dan membawa
karbondioksida (CO2) dari jaringan tubuh ke paru.Eritrosit tidak
mempunyai inti sel, tetapi mengandung beberapa organel dalam
sitoplasmanya. Sebagian besar sitoplasma eritrosit berisi haemaglobin
yang mengandung zat besi (Fe) sehingga dapat mengikat oksigen (O2)
.eritrosit berbentuk bikonkaf, berukuran 7-8 µ. Bentuk bikonkaf tersebut
menyebabkan eritrosit bersifat fleksibel sehingga dapat melewati lumen
pembuluh darah yang sangat kecil dengan lebih baik.Eritrosit berjumlah
paling banyak dibandingkan sel-sel darah yang lainnya. Dalam satu
mililiter darah, terdapat kira-kira 4,5-6 juta eritrosit, itu sebabnya darah
berwarna merah.
2. Leukosit
Leukosit ( sel darah putih ) adalah satuan mobile pada system imun
pertahanan tubuh. Imunitas adalah kemampuan tubuh menahan atau
menyingkirkan benda asing.Beberapa jenis leukosit terdapat dalam darah.
Leukosit pada umumnya dibagi ;
a. Granulosit yang mempunyai granula khas. Granulosit terdiri dari
neutrophil,eosinophil, basophil, limfosit dan monosit.
b. Agranulosit yang tidak mempunyai granula khas

Meskipun leukosit merupakan sel darah, tetapi fungsinya lebih banyak


dilakukan di dalam jaringan.Selama berada dalam darah, leukosit hanya
bersifat sementara mengikuti aliran darah ke seluruh tubuh. Apabila
terjadi perdangan pada jaringan tubuh, leukosit akan bermigrasi, menuju
jaringan yang mengalami radang dengan cara menembus dinding
pembuluh darah kapiler.

3. Trombosit
Trombosit adalah sel darah yang berperan penting dalam hemostasis.
Trombosit melekat pada lapisan endotel pembuluh ddarah yang robek

15
(luka) dengan membentuk plug trombosit. Trombosit tidak mempunyai
inti sel berukuran 1-4µ, dan sitoplasmanya berwarna biru degan granula
ungu-kemerahan.Trombosit merupakan derivate dari megakariosit,
berasal dari fragmen-fragmen sitoplasma megakariosit.Jumlah trombosit
150.000-350.000/ml darah.Granula trombosit mengandung faktor
pembekuan darah, adenosine difosfat (ADP) dan adenosin trifosfat
(ATP), kalsium, serotonin, serta katekolamin. Sebagian besar diantaranya
berperan dalam merangsang mulainya proses pembekuan darah. Umur
trombosit sekitar 10 hari.
a. Faktor pembekuan
Perdarahan dari pembuluh darah kecil dapat dihentikan oleh
vasokonstriksi dan pembentukan plug trombosit, tetapi pembentukan
gumpalan (trombosit) biasanya terjadi sebagai bagian dari proses
normal hemostasis. Faktor pembekuan adalah komponen penting
dalam pembentukan thrombus.Sel hati adalah tempat utama dari
sintesis faktor koagulasi. Namun sel-sel lain seperti sel-sel endotel,
juga berperan penting dalam proses normal hemostasis dan
thrombosis.
b. Konsep Dasar pembekuan Darah .
Pembekuan darah adalah suatu proses reaksi kimia yang melibatkan
protein plasma, fosfolipid, dan ion kalsium. Sebagian besar faktor
beredar dalam sirkulasi darah berperan serta dalam proses koagulasi
yang diberi tanda dengan angka romawi. Bentuk yang aktif dari faktor
enzimatik tersebut ditandai dengan angka Romawi yang diikuti oleh
akhiran-a, misalnya faktor XII (tidak aktif), XIIa berarti dalam
keadaan aktif. Penunjukkan angka romawi tidak menunjukkan urutan
reaksi dalam proses pembekuan.
Karakteristik umum faktor koagulasi. Protein yang merupakan factor
pembekuan memiliki empat karakteristik yang sama. Karakteristik
tersebut dijelaskan berikut ini :

16
1) Terjadi kekurangan salah satu faktor pada umunya menyebabkan
gangguan perdarahan, kecuali factor XII, prekallikrein (faktor
Fletcher), dan high molecule weight kininogen.
2) Masing-masing faktor diketahui mempunyai karakteristik fisik dan
kimia.
3) Sintesis faktor bersilat independen terhadap protein lain.
4) Faktor ini dapat diuji di laboraturium.

c. Kelainan morfologi Darah :


1) Eritrosit
Kelainan bentuk eritrosit :
a) Akantosis ( Acanthocyte)
Memiliki beberapa bentuk seperti duri yang tidak teratur yang
berada disekitar membran sel dan dapat bervariasi dalam ukuran.
Akantosit memiliki sedikit spikula, terdapat pada
abetalipoproteinemia dan merupakanpenyakit langka yang
bersifat menurun (herditer).Abetalipoproteinemia disebabkan
oleh ketidak seimbangan antara lipid eritrosit dan plasma.Ketidak
seimbangan ini terjadi karena tidak dapat menyerap lipid pada
usus halus.
b) Sel Blister
Sel ini adalah eritrosit yang mengandung satu atau lebih vakuola
yang menyerupai lecet pada kulit. Vakuola dapat pecah , jika

17
pecah maka akan terdistrorsi menjadi sel keratrosit, sel fragmen,
dan skitosit. Perubahan sel ini ditemukan jika ada kerusakan pada
membran (misalnya luka bakar parah).
c) Sel Burr
Memilki satu atau lebih sel membran sel. Sel-sel ini sering
memanjang tidak teratur.Sel Burr kurang bulat dibandingkan
akantosit.Secara klinis sel Burr meningkat dalam berbagai jenis
anemia, perdarahan ulkus lambung, karsinoma lambung, tukak
lambung, insufesiensi ginjal, defesiensi piruvat kinase, uremia.
d) Ekinosit ( Echinocyte )
Disebut juga crenated erythrocyle, bergerigi pendek, atau seperti
duri berderet diseluruh membran sel. Krenasi terjadi sebagai
akibat dari hilangnya cairan intrakorpuskular.
e) Eliptosit ( Elliptocyle )
Berbentuk memanjang seperting batang, cerutu, atau sosis,
Eliptosit merupakan cacat membran.
f) Sel Helm ( Schizocyle )
Terbentuk sebagai akibat dari proses Fragmen sel berbentuk di
limpa dan gumpalan fibrin intravascular.
g) Keratosit( Keratocyle )memiliki bentuk menyerupai dua tanduk,
hasil dari vaskuola yang pecah. Pada kondisi seperti koagulasi
intravascular disemininata.
h) Knizosit ( Knizocyle )
Memilki bentuk menyerupai botol.Kelainan ini dikaitkan dengan
anemia hemolitik, termasuk sferositosis herediter.
i) Leptosit ( Leptocyle )
Menyerupai sel sasaran, tetapi bagian dalam kelainan dan bagian
tengahnya tidak sepenuhnya terlepas dari membran.Secara klinis
terkait dengan gangguan hati, anemia, dan talsemia.
2) Leukosit
Kelainan leukosit terdiri dari :

18
a) Netrofil.sel-sel pertama yang timbul dalam jumlah besar didalam
eksudat pada jam-jam pertama
b) Basofilia yang sitoplasmanya dipenuhi granula besar yang dengan
pewarnaan dasar menghasilkan warna biru tua. Peningkatan
jumlah basofil dalam darah.
c) Monositosis. Sel-sel yang sama, tetapi dengan penampilan yang
berbeda. Monosit dalam darah tepi mungkin merupakan sel muda
dan belum berdiferensiasi.
d) Eosinophil adalah jenis granulosit lain yang dapat ditemukan
dalam eksudat peradangan, walaupun biasanya dalam jumlah yang
lebih sedikit. Eosinophil mempunyai inti yang tidak teratur yang
sangat mirip dengan neutrofil , tetapi granulanya berwarna merah
cerah.
e) Limpositosis yaitu Peningkatan jumlah limposit dalam darah.
f) Neutropenia yaitu Penurunan jumlah netrofil dalam darah tepi.
g) Limfopenia yaitu Penurunan jumlah limposit dalam darah tepi.
h) Agranulositosis yaitu Menghilangnya granulosit dalam darah tepi
secara mendadak pada seseorang yang sebelumnya normal. Pada
agranulositosis yang umum jumlah leukosit rendah dan limposit
matang merupakan satu-satunya jenis leukosit yang ada dalam
darah tepi.
i) Reaksi Leukemoid yaitu Leukositosis reaktif yang bukan proses
keganasan (Benigna) dengan sel-sel leukosit belum matang dan
matang yang memasuki sirkulasi dalam jumlah berlebihan.
3) Trombosit
Kelainan trombosit terdiri dari:
a) Trombositopenia adalah berkurangnya jumlah trombosit di bawah
normal, yaitu kurang dari 150 x 109/L. trombositopenia dapat
terjadi Karena beberapa kaedaan ;
(a) Penurunan produksi (megakariositositopenia) terjadi bila
fungsi sum-sum tulang tergangganggu.

19
(b) Meningkatnya destruksi, terjadi akibat trombosit yang
beredar berhubungan dengan mekanisme imun.
(c) Pengenceran trombosit
(d) Dapat terjadi karena tranfusi yang dibiarkan dalam waktu
singkat diatas normal peredaran darah.
b) Trombositosis
Adalah meningkatnya jumlah trombosit diatas normal pada
peredaran darah, yaitu lebih dari 400 x 109/L
c) Trombositemia
Adalah peningkatan jumlah trombosit oleh proses yang ganas.
misalnya: leukemia mielositik kronis.
d) Trombositopati
Adalah keadaan yang menggambarkan kelainan trombosit
terutama yang melibatkan “platelet factor 3 “ dan selanjutnya
pembentukan tromboplastin plasma.

20
BAB III

METODA PRAKTIKUM

A. Biokimia Pencernaan
1. Pencernaan oleh pancreas
a. Hidrolisis Protein
1) Siapkan 3 tabung reaksi
2) Tabung no. 1: 1 ml ekstrak pancreas netral, 2 tetes Na2CO3 2% dan 2
potong kongo-red-fibrin
3) Tabung no. 2: 1 ml ekstrak pncreas netral, 2 tetes larutan empedu
4) Tabung no. 3: 1 ml air, 2 tetes Na2CO3 2% dan 2 potong kongo-red-fibrin
5) Ketiga tabung ditempatkan diatas penangas air pada suhu 37 0 C . Warna
merah berarti terjadi pencernaan.
b. Hidrolisis amilum
1) Campurkan 3 ml larutan amilum dengan 1 ml ekstrak pancreas netral
2) Inkubasi pada suhu 37 0 C
3) Ujilah perubahannya dengan yod.
c. Hidrolisis lemak
1) Siapkan 3 tabung reaksi
2) Tabung no. 1: 2 ml susu + 1 ml ekstrak pancreas
3) Tabung no. 2: 2 ml susu + 1 ml ekstrak pancreas + 2 tetes empedu
4) Tabung no. 3: 2 ml susu + 1 ml air
5) Masing-masing tabung tambahkan 4 tetes fenol merah, tambahkan Na2CO3
2% sampai warna merah muda
6) Inkubasikan ketiga tabung dalam penangas air pada suhu 37 0 C
7) Amati perubahan warna dari merah menjadi kuning.
B. Biokimia Metabolisme : Glikolisis
1. Alat dan bahan :
a. Larutan glukosa 10%
b. Suspensi khamir
c. TCA

21
d. Larutan (NH4)2SO4
e. Na-Nitroprussida 5%
f. 2,4-dinitrofenilhidrazin
g. NaOH 10%
h. Tabung reaksi
2. Prosedur Kerja :
a. Pembentukan Pyruvat dari Glukosa
a) 5 mL larutan glukosa 10% dimasukkan dalam tabung A dan B
b) Ditambahkan 5 mL suspensi khamir dalam Na2HPO4 (basa) ke
tabung A dan 5 mL suspens khamir dalam KH2PO4 (asam) ke
tabung B
c) Dimasukkan dalam waterbath 370C
d) Ditambahkan 2 mL TCA dan dicampur homogeny.
e) Disentrifugasi 3500 rpm 10 menit
f) Supernatan diambil dan dilakukan uji pyruvat

C. Biokimia Urin
1. Uji Biuret Terhadap Ureum
a. Panaskan sedikit ureum dalam sebuah tabung dengan api kecil sampai lebur dan
kemudian memadat lagi
b. Dinginkan dan tambahkan NaOH encer dan CuSO4
c. Catat warna yang terjadi
2. Uji Daya Mereduksi Asam Urat
a. Sedikit asam urat dilarutkan dengan larutan Na2CO3
b. Teteskan larutan diatas pada sepotong kertas saring yang telah dibasahi dengan
larutan AgNO2
c. Catat warna yang terjadi
3. Uji Glukosa
a. Masukkan 0,5 mL urin dalam tabung reaksi
b. Tambahkan 3 mL reagen benedict

22
c. Panaskan 1-2 menit dalam air mendidih
d. Amati warna yang terjadi
Interpretasi Hasil :
1) Negative : warna biru
2) Positif lemah (+) : kekeruhan hijau, indikasi 0,1-0,25%
glukosa
3) Positif sedang (++) : kekeruhan kuning jingga, indikasi 0,5 -1
% glukosa
4) Positif kuat (+++) : kekeruhan jingga tua-merah, indikasi 1,5-
2% glukosa
5) Positif sangat kuat (++++) : kekeruhan merah bata, indikasi diatas 2%
glukosa
4. Pemeriksaan Sedimen
a. Campurlah urin terlebih dahulu
b. Masukkan 7-8 ml urin ke dalam tabung
c. Lakukan pemusingan selama 5 menit 1500-2000 rpm
d. Buanglah supernatant, sehingga tinggal endapan dan sedikit cairan kira-kira 0,5 ml
e. Kocoklah tabung untuk mensuspensikan sedimen
f. Teteskan suspense sedimen dengan menggunakan pipet tetes ke atas kaca obyek
dan tutup dengan kaca penutup
g. Amati dengan menggunakan mikroskop memakai lensa obyektif 40x.

D. Biokimia Darah
1. Penggumpalan Darah
a. Ke dalam dua tabung reaksi ditambahkan masing-masing 2 mL darah oksalat
(darah sitras) dan tabung yang satu darah nonfibrin
b. Kemudian ke dalam tiap tabung ditambahkan 5 tetes CaCl2 5%
c. Gojoglah, amati terjadinya pembekuan dan catat waktu pembekuan
2. Pengendapan Globulin
a. ambahkan 3 mL serum ke dalam tabung
b. Tambahkan Larutan (NH4)2 SO4 jenuh

23
c. Gojoglah, endapan globulin yang terjadi dipisahkan
d. Endapan dimasukkan ke dalam tabung, kemudian dituangi sedikit air
e. Gojog supaya bekuannya larut
f. Encerkan dengan air
g. Biarkan dan catat apa yang terjadi

24
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM

A. Pencernaan
1. Daya amilolitik saliva
a. Hasil praktikum

Larutan sudah diinkubasi selama 15 menit dengan suhu 37⁰ C


kemudian ditetesi iod sebanyak dua tetes.
b. Pembahasan
Tabung I
Berisi 3ml amilase yang dipanaskn pada air mendidih selama satu menit
kemudian ditambah 3ml amilium 1`%. Diinkubasi selam 15 menit pada
suhu 37⁰C. Hasilnya, keruh kebiruan setelah ditetesi iod seanyak 3 tetes.
Tabung II
Berisi 3ml amilase, 3ml HCl 1`%, dan 3ml amilium 1`%. Diinkubasi paa
sushu 37⁰ C selama 15 menit dan kemudian ditetesi iod
sebanyak 3 tetes. Hasilnya keruh kebiruan.
Tabung III
Berisi 3ml amilase dan 3ml amilium, diinkubasi selama
15menit dengan suhu 37⁰ C. Hasilnya jernih kekuningan
setelah ditetesi cairan iod sebayak tiga tetes.

25
Dari hasil pegujian terjadi perubahan warna yang kurang
signifikan pada setiap larutan. Hal ini membuktikan bahwa
terjadi hidrolisis amilium.

2. Hidrolisis protein
a. Hasil praktikum

Gambar sebelum diinkubasi 37⁰ C selama 15 menit.

Gambar sesudah diinkubasi 37⁰ C selama 15 menit.

b. Pembahasan
Tabung I: awalnya warna merah orange, hasilnya menjadi
warna merah setelah diinkubasi pada suhu 37⁰ C selama
15menit.
Tabung II: awalnya warna orange kekuningan, hasilnya
menjadi warna merah orange setelah diinkubasi pada suhu
37⁰C selama 15menit.

26
Tabung III: awalnya warna orange, hasilnya menjadi warna
merah setelah diinkubasi pada suhu 37⁰ C selama 15menit.

Dari hasil pengujian didapatkan perubahan warna menjadi


merah hal ini menunjukan terjadi hidrolisis pada protein.
Dalam usus halus, enzim-enzim yang disekresikan oleh
pankreas bereaksi pada ikatan peptida yang spesifik, memecah
peptide menjadi asam amino-asam amino atau peptida-peptida
yang sangat kecil. Asam amino-asam amino bebas dan peptide
kecil (2-6 asam amino) dibawa masuk ke dalam sel-sel epitel
usus. Berarti terjadi proses pencernaan ketika berubah warna
menjadi warna merah.

3. Hidrolisis amilum
a. Hasil praktikum

Larutan amilum 1% sebnyk 3ml dan 1ml estrak pankres yang


semula jernih kekuningan mejadi kebiruan setelah ditetesi iod 2
tetes namun tak lama kemudian larutan berubah menjadi jernih
dan sedikit kekuningan seperti pada gambar berikut :

27
b. Pembahasan
Awal berwarna kuning bening. Tetapi setelah dipanaskan
(diinkubasi) selama 10 menit berwarna kuning bening. Lalu ditetesi
larutan iodine sehingga mengalami perubahan warna menjadi biru
tua di atas permukaan. Amilum dapat dihidrolisis sempurna dengan
menggunakan asam sehingga menghasilkan glukosa. hidrolisis juga
dapat dilakukan dengan bantuan enzim amylase dalam ludah dan
dalam cairan yang dikeluarkan oleh pankreas terdapat amylase yang
bekerja terhadap amilum yang terdapat dalam makanan kita. Oleh
enzim amylase, amilum diubah menjadi maltosa dalam bentuk
maltosa.

4. Hidrolisis lemak
a. Hasil praktikum

Gambar hidrolisis lemak setelah di inkubasi pada suhu 37⁰ C slama


15menit
b. Pembahasaan
Lemak (lipid) adalah zat organik hidrofobik yang bersifat sukar larut dalam
air. Namun, lemak dapat larut pada pelarut non polar seperti eter, alkohol,
kloroform, dan benzena. Pencernaan lemak tidak terjadi di mulut dan
lambung karena di tempat tersebut tidak terdapat enzim lipase yang dapat
menghidrolisis atau memecah lemak. Pencernaan lemak terjadi didalam usus
karena usus mengandung lipase. Lemak keluar dari lambung masuk ke
dalam usus sehingga merangsang hormon kolesistrokinin. Hormon

28
kolesistrokinin menyebabkan kantung empedu berkontraksi sehingga
mengeluarkan cairan empedu ke dalam duodenum (usus dua belas jari).
Empedu mengandung garam emprdu yang memegang peranan penting
dalam mengemulsikan lemak. Emulsi lemak merupakan pemecahan lemak
yang berukuran besar menjadi butiran lemak yang lebih kecil. Lipase
pankreas akan menghidrolisis lemak teremulsi menjadi asan lemak dan
monogliserida (gliserida tunggal).

B. Glikolisis
1. Pembentukan piruvat dari glukosa
a. Hasil praktikum
Larutan glukosa 10% sebanyak 5 ml dimasukkan dalam tabung,
ditambahkan 5 ml suspense khamir dalam Na2HPO4 ke dalam
tabung, dimasukkan dalam waterbath 37oC warna menjadi putih
keruh, ditambah 2 ml TCA dan dicampur homogeny disentrifugasi
3500 rpm selama 10 menit, terbentuk cairan (supernatant) dan
endapan (pellet) kemudian dilakukan uji pirufat

Gambar larutan sebelum di sentrifuse 3500rpm

29
supernatan

pellet

Gambar setelah larutan di setrifuse 3500rpm

b. Pembahasan
Larutan glukosa 5 ml yang di masukkan dalam 2 tabung reaksi,
kemudian dari tabung reaksi tersebut kita 5 ml Na2HPO4 pada
tabung pertama dan kita tambahkan KH2PO4 pada tabung ke 2.
Na2HPO4 ini sebagai suspensi khamir dalam basa, sedangkan
KH2PO4 sebagai suspensi khamir asam. Ketika dicampurkan
terdapat gelembung CO2 pada tabung reaksi. Namun pada asam
lebih banyak memiliki gelembung. Hal ini berarti reaksi
katabolisme ini lebih efektif pada suasana asam. Dapat dilihat
bahwa gelembung yang dihasilkan tersebut adalah gas CO2 yang
merupakan hasil pemecahan karbohidrat.
2. Uji nitroprussida
a. Hasil praktikum
Setelah ditambahkan amonia terdapat 2 lapisan dimana lapisan atas
berwarna merah dan lapisan bawah berwarna putih

30
b. Pembahasan
Pada percobaan ini tabung A dan tabung B dimasukkan 5 ml
larutan glukosa.Tabung A ditambahkan 5 ml Na2HPO4, sedangkan
tabung B ditambahkan KH2PO4.Ketika dicampurkan pada tabung
A terdapat sedikit gelembung sedangkan tabung B memiliki
banyak gelembung. Adanya cincin berwarna hijau membuktikan
adanya pyrufat, ssedangkan cincin yang berwarna merah
muda/pink adalah senyawa thiol.
3. Uji 2,4-dinitrofenilhidrazin
a. Hasil praktikum

b. Pembahasan
Tabung A yang berwarna merah kecoklatan, menandakan adanya
reaksi yang terjadi setelah ditambah NaOH, sehingga dapat
bercampur dan membentuk warna merah kecoklatan yang
menandakan adanya piruvat.

C. Darah
1. Penggumpalan darah
a. Hasil praktikum

31
Darah dalam tabung berisi 2ml darah yang satu darah sitras dan yang
satu darah non fibrin,kedua tabung darah di tetesi 5 tetes CaCl2 5%.
tabung di gojog atau dimiringkan tiap 30 detik.

b. Pembahasan
Tabung yang berisi darah sitras mengalami koagulasi lebih cepat dari
pada darah non fibrin. Darah sitras meembeku sekitar 8 menit.

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk membuktikan bahwa darah


sitrat lebih cepat mengalami koagulasi dibandingkan darah bebas
fibrin. Setelah ditambahkan CaCl2. Darah sitrat mengalami koagulasi
karena ditambahkan CaCl2 karena unsur kalsium dalam kalsium
klorida membebaskan trombokinase, trombin dari protombin dan
fibrin yang terbentuk dari fibrinogen. Mengapa darah yang
berantikoagulan justru lebih cepat koagulasi ? Karena disebabkan anti
koagulant mencegah koagulasi pada darah sehingga plasma darah
tidak terkoagulasi. Sedangkan pada tabung bebas fibrin terbentuk
serum setelah didiamkan. Seperti yang kita tahu bahwa perbedaan
serum dan plasma adalah seum tidak memiliki fibrin. Jadi, tabung
sitrat mengandung fibrin dan bereaksi mengikat Ca2+ yang
dilepaskan dari CaCl2, Sehingga terjadi koagulasi.
2. Pengedapan globulin
a. Hasil praktikum

32
b. Pembahasan
Globulin adalah protein yang terdapat pada serum. Globulin berfungsi
untuk membentuk zat kekebalan atau antibody. Dalam serum terdapat
albumin dan globulin. Untuk mendapatkan atau menentukan adanya
globuin, 3 ml serum ditambahkan dalam tabung tambahakan larutan
(NH4)2SO4 jenuh sampai ada endapan yang akan memisahkan protein
dengan salting out. Protein mempunyai struktur yang tidak stabil
sehingga akan mengalami proses denaturasi (prespitasi dan
koagulasi). Globulin mempunyai sifat larut dalam air. Ditambahkan
ammonium sulfat, maka protein akan mengalami denaturasi sehingga
globulin akan terpisah sebagai edapan. Pengendapan terjadi karena
pada saat ammonium sulfat menarik molekuol air dan albumin
menjauh dari globulin. Ion-ion garam pada ammonium sulfat
mempunyai muatan jenis yang lebih besar disbanding protei, sehingga
berkaitan dengan molekul air dan albumin yang menyebabkan
terpresifitasi. Setelah ini akan didapatkan endapan globulin yang akan
disaring dengan kertas saring dan akan didapatkan filtrate untuk
percobaan albumin. Pemisahan globulin dengan cara menuangkan
cairan pada corong yang telah diberi kertaa saring. Endapan berupa
gel akan tersangkut dikertas saring dan akan dilarutkan dengan
aquades (sifat globulin larut dalam garam encer). Dari hasil percobaan
ynag kami lakukan setelah dilarutkan dengan aquades. Ketika dilihat
endapan larut tetapi masih terlihat adanya endapan. Itu menunjukan
bahwa globulin bersifat hidrofobik.

3. Melihat komponen darah dari preparat apus


a. Hasil praktikum
Gambar sel darah preparat apus yang sudah tersedia di mikroskop

33
b. Pembahasan
Prinsip kerja dari percobaan ini adalah pemecahan eritrosit dengan
menggunakan aquades sebagai pengencer dan pemanasanlarutan
untuk pemecahan eritrosit. Air bersifat hipotonis sedangkan darah
bersifat hipertonis. Air akan masuk ke dalam sel darah sehingga
eritrosit menggembang dan pecah. Hb menyebabkan warna merah.
Fe2+ keluar dari heme sehingga warna menjadi merah coklat.

D. Urine
1. Uji biuret terhadap ureum
a. Hasil praktikum

NaOH 40% 2 tetes + CuSO4 5 tetes


+ ureum seujung sendok yangg sudah dicairkan dengan cara di
panaskan

34
b. Pembahasan
Saat dilakukan uji biuret terhadap ureum, ureum yang sudah
dimasukan kedalam tabung dipanasakan hingga mencair kemudian
didinginkan sampai mengkristal lagi dan diteteskan secukupnya
dengan biuret yang terbentuk NaOH dan CuSO4. Pada saat
melakukan test ini hasil yang didapatkan biuret berubah warna
menjadi ungu, ini menunjukkan bahwa ada kandungan protein pada
ureum.
2. Uji daya mereduksi asam urat
a. Hasil praktikum

Kertas saring berwarna hitam

b. Pembahasan
Dari hasil percobaan yang dilakukan, warna kehitaman pada kertas
saring menunjukkan bahwa asam urat mampu mereduksi Ag+ dari
AgNO3 menjadi Ag. Kadar normal asam urat dalam darah
adalah 2-3 mg tiap 100 cc, sedangkan yang diekskresikan ke dalam
urine adalah 1,5-2 mg.
Na2CO3 (aq) + 2AgNO3 (aq) -> 2NaNO3 (aq) + Ag2CO3 (s)
Fungsi dari AgNO 3 adalah menimbulkan endapan, sehingga
larutan yang diteteskan di atas kertas saring yang telah dibasahi

35
dengan larutan AgNO3, kertas saring akan berwarna
kecoklatan/kehitaman.
3. Uji glukosa
a. Hasil praktikum

Tabung reaksi yang berisi 0,5ml urine yang di campur dengan 3ml
reagen benedict dan dipanaskan 1-2 ment dalam air mendidih hasilnya
tetap sama berwarna biru.
b. Pembahasan
Warna biru pada hasil uji tes glukosa pada urine menunjukan bahwa
hasil uji negatif atau tidak terdapat glukosa pada urin.
Dengan uji glukosa, juga dapat diketahui jika urin menghasilkan
endapan maka orang yang diuji menderita diabetes. Hal ini
berhubungan dengan pankreas karena pankreas menghasilkan sedikit
insulin bahkan tidak, sehingga menyebabkan diabetes. Dari pengujian
urin, didapatkan data bahwa urin yang diuji tidak terdapat endapan
yang berarti orang yang urinnya diuji tidak menderita diabetes.

4. Pemeriksaan sedimen urine


a. Hasil praktikum

36
Pengamatan urin dengan menggunakan mikroskop dengan perbesaran
10x40 didapatkan adanya sel epitel, silindergranulasi, leukosit pucat
dan leukosit gelap.

b. Pembahasan
Uji sedimen urin biasanya digunakan untuk menegakkan diaknosa
adanya penyakit maupun sumbatan pada area saluran kencing, pada
saat uji dilakukan terdapat silinder granulasi pada urin.

Gambar Nama Keterangan

BAB V

37
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Biokimia Pencernaan
Pada pengujian Daya amilotik saliva, pada tabung yang awalnya
berwarna jernih setelah dinkubasi tabung 1 berubah warna ungu,
tabung 2 berubah warna biru, tabung 3 berubah warna kuning. Pada
hidrolisis protein tabung 1 dan 2 awalnya biru, sedangkan tabung 3
awalnya kekuningan setelah proses akhir ketiga tabung berubah
berwarna merah. Pada uji hidrolisis amilum tabung yang awalnya
jernihberubah berwana biru. Pada uji hidrolisis lemak ketiga tabung
yang awalnya berwarna yogurt berubah berwarna pink

2. Biokimia Metabolisme : Glikolisis


Pada pengujian pyruvate dari glukosa kedua tabung yang awalnya
putih berubah warna menjadi kuning kemerahan.Pada uji Natrium
Nitroprussida dari warna merah berubah warna menjadi berbentuk
cincin berwarna hijau. Pada uji 2,4-dinitrofenilhidrazin dari warna
bening berubah berwarna merah.

3. Biokimia Urin
Pada uji Biuret terhadap ureum dari padat berubah menjadi cair
berwarna kemerahan ada Kristal dibawahnya. Pada uji daya
mereduksi asam urat tampak dalam kertas saring berwarna hitam.Uji
glukosa tabung awal berwarna dasar urine kuning berubah warna
menjadi biru. Uji sedimen dari proses urine sampai ke bentuk sedimen
yang dilihat dimikroskop Nampak sel epitel, almorf, dan lekosit gelap.

4. Biokimia Darah
Pengaruh ion Ca2+ pada darah terjadi penggumpalan darah dalam
tabung.Uji pengendapan globulin reaksi yang terjadi pada darah,

38
darah menjadi encer dalam tabung.Uji melihat komponen darah dari
preparat apusan tampak terlihat eritrosit, leukosit, dan trombosit.

B. SARAN
Materi praktikum ini cukup menarik, namun keterbatasan waktu saat
praktikum menyebabkan mahasiswa kurang mendalam saat mempelajari dan
mengamati hasil praktikum, ada baiknya untuk waktu pelaksanaan praktikum
ditambah agar mahasiswa mampu mengeksplorasi lebih mendalam lagi objek
yang diamati di laboratorium. Seta perlu diketahui bahwa materi ini cukup
sulit untuk dipahami .oleh karena itu, akan lebih baik jika materi ini didalami
dengan baik, artinya bahwa perlu penjelasan yang leih jelas dan terperinci
lagi , sehingga dapat membantu mahasiswa untuk dapat lebih memahaminya
lagi.

39
DAFTAR PUSTAKA

Astikawati. Dkk. Hematologi dan Tranfusi. jakarta; Erlangga,2014.

Gaw. Alan. BiokimIa Klinis ; teks bergambar edisi bahasa Indonesia. ; alih
bahasa, Albertus Agung Mahode, July Manurung, Novita Salim, Nella
Yesdelita,-Ed.4,- Jakarta ; EGC, 2011.

Sherwood. Lauralee. Fisiologi Manusia Dari Sel Ke System,ed.6 edisi bahasa


Indonesia. alih bahasa; Brahm Upendit. Nella Yesdelita.- Jakarta ; EGC,
2011`

40

Anda mungkin juga menyukai