Anda di halaman 1dari 27

FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN

Disusun Oleh:

Gina Atus Sarifa (P3.73.24.1.22.011)

Nazwa Ghefira Rahmah (P3.73.24.1.22.023)

Sagita Rishtia Wiritanaya Iskandar (P3.73.24.1.22.035)

Vidya Amalia Subiyantoro (P3.73.24.1.22.047)

Dosen Pebimbing :

Gulshan Fahmi El Bayani, S.Gz, M.Biomed

KELOMPOK 11

SARJANA TERAPAN KEBIDANAN DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA III

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan rahmat-
Nya yang diberikan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Fisiologi Sistem Pencernaan” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi oleh bapak Gulshan Fahmi
El Bayani, S.Gz, M.Biomed.

Kami mengucapkan terimakasih kepada bapak Gulshan selaku dosen pembimbing


mata kuliah Fisiologi atas bimbingannya dan telah memberikan tugas makalah ini sehingga
kami bisa menambah pengetahuan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga
berterimakasih kepada semua pihak yang membantu dengan membagi ilmu dan
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada
waktunya.

Namun kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, tapi
kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jumat, 5 Agustus 2022

Penulis

DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan, semua makhluk hidup pasti melakukan aktivitas. Aktivitas ini
tersusun dari berbagai sistem di dalamnya supaya makhluk hidup dapat bertahan hidup.
Diantara kehidupan makhluk hidup adalah proses pencernaan. Untuk mengatur
mekanismenya setiap makhluk hidup memerlukan oksigen dan zat makan serta
mengeluarkan zat sisa metabolism yang menghasilkan sampah atau sisa yang harus
dikeluarkan oleh tubuh. Peredaran materi baik berupa bahan-bahan yang diperlukan tubuh
seperti halnya oksigen maupun hasil metabolisme dan sisa yang dilakukan oleuh sistem
peredaran atau sistem sirkulasi. Hasil pencernaan makanan diangkut dan diedarkan ke
seluruh jaringan tubuh, sedangkan sisa-sisa metabolism diangkut dari seluruh jaringan tubuh
menuju organ-organ pembuangan.
Proses pencernaan pada manusia dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu proses
secara mekanik dan kimiawi (enzimatis). Saat mengunyah makanan proses perncernaan
mekanik sedang berlangsung. Poses pencernaan mekanik ini adalah proses perubahan
makanan dari bentuk besar atau kasar menjadi bentuk yang kecil atau halus. Pada manusia
dan mamalia umumnya pencernaan mekanik ini dilakukan dengan menggunakan gigi.
Berarti, proses perncernaan kimiawi pun sedang terjadi. Proses pencernaan secara kimiawi
inimerupakan proses perubahan maanan dari zat kompleks menjadi zat yang lebih sederhana
dengan menggunakan bantuan enzim. Enzim merupakan zat kimia yang dihasilkan oleh
tubuh yang berfungsi mempercepat reaksi kimia dalam tubuh.
Proses pencernaan pada manusia melibatkan alat-alat pencernaan makanan yang
dimakan. Al[at pencernaan makanan dapat dibedakan atas saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Saluran pencernaan pada manusia memanjang dari mulut sampai anus yang
terdiri dari mulut (kaum olis), kerongkongan (esophagus), lambung (ventikulus), usus halus
(intestinum), usus besar (kolon) dan anus.
Pada makalah ini akan membahas kaitan sistem reproduksi khususnya wanita dengan
sistem pencernaan dan perubahan yang terjadi dalam sistem pencernaan pada ibu hamil,
dalam persalinan dan nifas serta sistem pencernaan pada bayi baru lahir sampai berusia satu
tahun.
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana hubungan sistem pencernaan dengan reproduksi wanita?

2. Bagaimana gerakan dan sekresi gastrointesnial?

3. Apa itu pencernaan secara mekanis (fungsi motoric, pencernaan dan enzimatis)?

4. Bagaimana terjadinya absorpsi zat makanan?

5. Bagaimana pengaturan sistem pencernaan oleh saraf hormonik?

6. Apa itu reflek defekasi?

7. Bagaimana perubahan fisiologis sistem pencernaan selama kehamilan, persalinan dan


nifas serta bayi baru lahir hingga umur satu tahun?

1.3 Tujuan penulisan

1. Untuk mengetahui hubungan sistem pencernaan dengan reproduksi wanita.

2. Untuk mengetahui gerakan dan sekresi gastrointesnial.

3. Untuk mengetahui pencernaan secara mekanis (fungsi motoric, pencernaan dan


enzimatis).

4. Untuk mengetahui absorpsi zat makanan.

5. Untuk mengetahui pengaturan sistem pencernaan oleh saraf hormonik.

6. Untuk mengetahui reflek defekasi

7. Untuk mengetahui perubahan fisiologis sistem pencernaan selama kehamilan, persalinan


dan nifas serta bayi baru lahir hingga umur satu tahun.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hubungan Sistem Pencernaan dengan Sistem Reproduksi Wanita


Sistem pencernaan berurusan dengan penerimaan makanan dan mempersiapkannya

oleh tubuh. Makanan dalam arti “biologis” adalah tiap zat atau bahan yang dapat di gunakan

dalam metabolisme guna memperoleh bahan-bahan untuk membangun atau memperoleh

tenaga (energi) bagi sel. Untuk dapat digunakan dalam metabolisme, maka makanan itu

harus masuk kedalam sel

Selama dalam proses pencernaan makanan di hancurkan menjadi zat-zat sederhana dan

dapat di serap oleh usus, kemudian digunakan oleh sel jaringan tubuh. Berbagai perubahan

sifat makanan terjadi karna sintesis berbagai enzim yang terkandung  dalam berbagai cairan

pencernaan. Setiap jenis enzim mempunyai tugas khusus dan bekerja atas satu jenis

makanan dan tidak mempunyai pengaruh terhadap jenis makanan lainnya. Agar makanan itu

berguna bagi tubuh, maka makanan itu harus didistribusi oleh darah sampai pada sel-sel

diseluruh tubuh.

Secara singkat dan sederhana, sistem pencernaan makanan merupakan saluran yang
menerima makanan dari luar tubuh, mempersiapkannya untuk diasimilasi di dalam oleh
tubuh. Proses pencernaan meliputi pengunyahan, penelanan, dan pencampuran dengan
enzim serta zat cair yang terbentang mulai dari mulut sampai ke rektum dan anus.
A. Proses Pencernaan
Proses pencernaan bisa dilakukan oleh 2 macam,yaitu:
a.    Pencernaan mekanis
Yaitu pengunyahan dengan gigi, pergerakan otot-otot lidah dan pipi untuk
mencampurkan makanan dengan air  ludah sehingga terbentuklah suatu bolus yang agak
bulat ditelan.               
b.    pencernaan kimiawi
Yaitu pemecahan zat pati (amilum) oleh ptiatlin (suatu amilase)  menjadi
maltosa.suatu bukti ialah bila kita mengunyah nasi (zat pati). Lama kelamaan akan terasa
sedikit manis. Ptialin bekerja di rongga mulut (pH 6,3-6,8) dan masih bekerja didalam
lambung untuk pencernaan zat pati kira-kira 15 menit sampai asam lambung menurunkan
pH shingga ptialin tidak bekerja lagi.
Struktur sistem pencernaan terbagi atas bagian-bagian berikut:
1.   Mulut(Oris)
Mulut (oris) merupakan rongga permulaan saluran pencernaan yang terdiri atas dua bagian :
•    Bagian luar yang sempit (vestibula) adalah ruang di antara gusi dan gigi dengan bibir
dan pipi.
•    Bagian dalam (rongga mulut) adalah rongga pada mulut yang sisi-sisinya dibatasi oleh
tulang maksilaris dan semua gigi, di atas ada palatum serta di sisi kiri kanan mandibularis.
Lidah terletak dibawah dan dibelakang dibatasi faring.
Gigi mempunyai fungsi:
•   Gigiseri(densinssivus) untukmendorong makanan;
•   Gigi taring (dens kaninus) untuk memutuskan makanan yang keras dan liat;
•   Gigi geraham (molare) untuk mengunyah makanan yang sudah dipotong-potong.
•    Lidah terdiri atas otot serta melintang dan dilapisi selaput lendir. Otot lidah dapat bekerja
atau digerakkan ke segala arah. Struktur lidah terbagi menjadi 3 bagian:
•   Pangkallidah(radikslingua)
•   Punggunglidah(dorsumlingua)
•   Ujunglidah(apekslingua)
Lidah mempunyai fungsi mengaduk makanan, membentuk suara, merasakan makanan dan
sebagai alat pengecap, kemudian menelan.
Kelenjar ludah (saliva) terletak di sekitar rongga mulut. Terdapat tiga kelenjar ludah, yaitu :
•    Kelenjar parotis. Kelenjar ini letaknya di bawah depan dari telinga di antara prosesus
mastoideus kiri dan kanan os mandibular. Dusktusnya bernama duktus stensoni keluar dari
glandula parotis menuju ke rongga mulut melalui pipi (maskulus buksinator).
•    Kelenjar submaksilaris. Kelenjar ini terletak pada bawah rongga mulut bagian belakang,
sedangkan duktusnya bernama duktus wartoni.
•    Kelenjar sublingualis. Kelenjar ini terletak di bawah selaput lendir dasar rongga mulut
dan mengalir di dasar rongga mulut.
Di garis tengah sebuah lipatan membram mukosa menyambung lidah dengan lantai mulut.
Di kedua sisi terletak papila sublingualis yang memuat lubang kelenjar  ludah
submandibularis, tempat  lubang-lubang halus kelenjar ludah sublingualis bermuara.
Selaput lendir mulut di tutupi oleh epitelium yang berlapis-lapis. Di bawahnya terletak
kelenjar  halus yang mengeluarkan lendir. Selaput ini kaya akan pembuluh darah dan juga
memuat banyak  ujung akhir saraf sensoris.
2.    Tekak ( faring)
Organ ini merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan saluran makanan
esofagus (kerongkongan). Dibagian organ ini terletak persimpangan antara saluran
pernapasan dengan saluran makanan, letaknya di belakang rongga mulut dan rongga hidung,
di depan ruas tulang belakang.
Tekak(faring) terletak  di belakang hidung, mulut dan tenggorokan. Tekak berupa saluran
berbentuk kerucut dari bahan membram berotot dengan bagian terlebar  di sebelah atas dan
berjalan dari dasar tenggorok sampai ketinggian vertebrata vertikalis keenam yaitu
ketinggian tulang rawan krikoid. Tempat faring bersambung dengan kerongkongan  panjang
faring kira-kira 7cm, faring bagian atas tiga bagian, yaitu;
•    Naso faring, di belakang hidung, di dinding pada daerah ini terdapat lubang saluran
eustakius. Kelenjar-kelenjar adenoid terdapat pada naso faring.
•    Faring oralis, terletak di belakang mulut. Kedua tonsil  ada di dinding lateral  daerah
faring ini.
•    Faring laringeal, ialah bagian terendah yang terletak di bagian laring. Di bagianfaring
terdapat 7 lubang , 2 dari saluran  eustakius, 2 bagian posterior lubang hidung yang berada
di belakang rongga hidung,mulut,laring dan esofagus.
3.    Kerongkongan
Kerongkongan (esofagus) adalah sebuah tabung berotot  yang panjangnya 25cm dan garis
tengah 2cm, di atas di mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak lambung di
bawah.kerongkongan terletak di belakang trakea dan di depan tulang punggung. Setelah
melalui torak menembus diafragma, untuk masukke dalam perut  atau abdomen yang
mengandung dengan lambung (ventrikulus). Esofagus terutama berfungsi menghantarkan
bahan yang di makan dari faring ke lambung.
Lapisan dinding esofagus dari dalam ke luar adalah :
•    Lapisan selaput lendir (mukosa)
•    Lapisan submukosa
•    Lapisan otot melingkar sirkuler
•    Lapisan otot memanjang longitudinal
4.    Lambung (Gaster)
Lambung atau perut besar(kanytong nasi) adalah bagian dari saluran pencernaan yang dapat
mekar,terletak di dalam rongga perut agak ke sebelah kiri atau di bawah diafragma, di depan
prankeas, sedangkan limfe menempel pada sebelah kiri fundus.
Bagian gaster ini terdiri atas:
•    Osteum kardiak adalah bagian akhir esofagus yang masuk ke dalam lambung
•    Fundus ventrikuli adalah bagian yang menonjol ke atas terletak di sebelah kiri osteum
kardiak, biasanya terisi gas.
•    Korpus ventrikuli adalah badan lambung, setinggi osteum kardiak, lekukan pada bagian
bawah kurvatura minor.
•    Kurvatura minor terletak di sebelah kanan lambung, dari osteum kardiak sampai pilorus.
•    Kurvatura mayor terletak di sebelah kiri osteum kardiak melalui fundus ventrikuli
menuju ke kanan sampai pilorus inferior.
•    Antrum pilorus adalah bagian lambung berbentuk seperti tabung mempunyai otot tebal
yang membentuk sfingter pilorus.
Fungsi gaster antara lain :
•    Tempat berkumpulnya makanan, menghancurkan, dan menghaluskan makanan oleh
peristaltik lambung dan getah lambung.
•    Mempersiapkan makanan utnuk dicerna oleh usus dengan semua makan dicairkan dan
dicampurkan dengan asam hidroklorida.
•    Mengubah protein menjadi pepton oelh pepsin.
•    Membekukan susu dan kasein yang dikeluarkan oleh renin.
5.    Usus Halus (Intestinum Minor)
Adalah tabung yang berukuran kira-kira 2,5 meter panjang dalam keadaan hidup . angka yg
biasa di gunakan, 6 meter adalah penemuan setelah mati bila otot telah kehilangan tonusnya.
Usus halus memanjang dari lambung sampai katu ileo-kolika, tempat bersambung dengan
usus besar . (usus halus terletak  didaerah umbilikus dan di kelilingi oleh usus besar.
Usus halus di bagi tiga: usus dua belas jari (duodenum), usus kosong(yeyunum), dan usus
penyerapan (ileum)
6.    Usus Besar ( Intetinum Mayor)
Organ tubuh berupa usu besar ini disebut juag kolon, panjangnya kira-kira 0,5 meter, ialah
sambungan dari usus halus dan mulai di katup ileokolik, yaitu tempat sisa makanan lewat.
Reflek  gastrokolid terjadi jika makanan masuk ke lambung dan menimbulkan peristaltik
didalam usus tebal.Usus tebal mulai sbg kantong yang mekar dan padanya terdapat umbai
cacing. Umbai cacing uga terdiri atas 4 lapisan yang sama separti usus lainnya. Hanya
lapisan submokosa berisi sejumlah besar jaringan limfa.
Susunan usus besar dari atas ke bawah adalah:
•    Sekum
•    kolon asendens
•    kolon transversum
•    kolon desedens
•    kolon sikmoid
•    rektum
•    anus
Sekum adalah bermuaranya sisa makanan yang telah diserap usus halus melalui valvula
baukini. Terletak di abdomen sebelah sebelah kanan bawah dan di bawah sekum terdapat
apendiks vermiformis yang berbentuk seperti cacing sehingga disebut umbai cacing dengan
panjangnya kurang lebih 6cm.dalam pemeriksaan kolonoskopi harus mencapai sekum, hal
ini sebagai objektif bahw pemeriksaan telah di lakukan mulai dari anus,rektum,sigmoid ,
kolon desendends ,kolon transversum,kolon asendens,sampai dg sekum.
Kolon asendens : bagian kolon ini terdapat di abdomen sebelah kanan membujur ke atas dari
ileum menuju ke bawah  hepar dan melengkung ke arah kiri menuju kolon transversum.
Lengkingan ini biasa di sebut fleksura hepatika. Panjang kolon ini dapat mencapai 13cm.
Kolon transversum: bagian kolon ini membujur dari abdomen sebelah kanan kolon asendens
ke abdomen sebelah kiri kolon desensden di bawah hepar dan lambung. Atau sebelah kanan
terdapat fleksura hepatika dan sebelah kiri terdapat fleksura lienaris.panjangnya dapat
mencapai lebih kurang 38cm dan bentuk lomen kolon transversum ini khas membentuk
segitiga.
Kolon desendens: kolon ini panjangnya lebih kurang 25cm. Letaknya terdapat pada fleksura
lienalis membujur dari atas ke bawah abdomen sebelah kiri sampai ke depan ileum
kirikemudian menyambung dengan kolon sigmoid
Kolon sigmoid: kolon ini merupakan kelanjutan dari kolon desendens, terletak miring
didalam abdomen bawah tepatnya pelvis sebelah kiri membentuk huruf’’s’’ dan ujung
bawanya berhubungan dengan rektum.
Rektum: merupakan kelanjutan dari kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum  mayor
(usus besar atau kolon)dengan anus. Letaknya dalam rongga pelvis di depan osakrum dan os
koksigius.
Anus adalah: saluran pencernaan makanan yang paling akhir serta menghubungkan
intestinum mayor (usus besar atau kolon) dengan dunia luar. Letaknya di abdomen bawah
bagian tengan di dasar pelvis setelah rektum.
Dinding otot anus di perkuat oleh tiga sfingter yakni:
1.    sfingter  aniinternus (tidak mengikuti keinginan).
2.    sfingter levator ani(tidak mengikuti keinginan)
3.    sfingterani eksternus(mengikuti keinginan)
Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri atas :
1.    kelenjar ludah
2.    kelenjar lambung
3.    kelenjar usus
4.    hati
Hati terletak di sebelah kanan atas rongga perut  di bawah diafragma beratnya kira-kira 1,5
kg atau 2,5% berat badan pada orang dewasa normal oleh ligamen falsiformis  hati di bagi
menjadi lobus kanan dan lobus kiri.pada lobus kanan terdapatjuga lobus kaudatus dan lobus
kuadratus
5.    Pancrea

B.    ORGAN REPRODUKSI PADA WANITA


1.    Anatomi Pinggul
Pinggul menggunakan tiga sistem organ utama yaitu organ reproduksi, kandung kencing ,
dan rektum. Rahim berbentuk buah per, organ berotot dan menepati posisi  tengah dalam
pinggul. Leher rahim adalah bagian bawahnya dan menghubungkan bagian utama rahim
dengan saluran luar untuk melahirkan atau vagina.melalui tiap sudut atas rahim, kedua
tabung fallopi masing-masing masuk dari samping  dan mengeluarkan telur (ovum) dari
indung telur (ovarium).
Didepan rahim terletak kandung kencing dimana urin dari ginjal di kumpulkan kemudian
keluar melalui uretra, saluran untuk urin. Di belakang rahim dan vagina terletak bagian
bawah dari usus besar, namanya rektum (usus poros).
2.    Alat Kelamin Bagian Luar
Pada kedua sisi silang vagina terdapat dua lipatan terdapatdua lipatan kulit.bagian luar yang
lebih tebal di sebut labia mayora dan bagian dalam yang lebih tipis labia minora. Didepan
liang vagina terletak mulut uretra dan klitoris yang sangat sensitif.di belakang vagina adalah
daerah berkulit menutupi jaringan dinamakan perinium. Yang memisahkan vagina dari
rektum dan anus.
Vestibulum, yaitu suatu celah yang terletak di antara di depan dan labia minora di kanan-
kiri, padavestibulum ini terdapat:
a.    lubang vagina
Terletak di sebelah bawah. Ada sisi kanan kirinya terdapat muara kelenjar Bartolin. Kelenjar
ini mengekskresikan lendir yang diperlukan sewaktu hubungan seks.
b.    lubang uretra
Terletak di antara klitoris dan vagina. Pada sisi kanan-kirinya terletak muara kelenjar skene
yang juga mengsekseri lendir. Kelenjar ini homolog dengan kelenjar prostat pada pria.
3.    Alat Kelamin Dalam
a.    Vagina
Vagina (liang kemaluan) ditemukan setelah melewati introitus vagina yang menghubungkan
introitus dan uterus, terletak di depan rektum dan dibelakang kandung kemih dan uretra.
b.    Serviks
Serviks adalah leher rahim, terdiri dari dinding otot yang kokoh mengelilingi saluran serviks
pusat, dilapisi oleh selaput lendir yang banyak mengandung kelenjar yang mengeluarkan
lendir.
c.    Badan Rahim
Badan rahim adalah organ yang berongga, berbentuk buah peer dan berotot, panjang kira-
kira 7,5 cm dan lebar 5 cm, terletak ditengah-tengah rongga pinggul. Ke atas ia bersambung
dengan tabung fallopi dan ke bawah berkelanjutan dengan leher rahim.
d.    Tabung Fallopi
sepasang tuba fallopi melekat pada fundus uteri, memanjang ke arah lateral, bukan
merupakan saluran lurus tetapi mempunyai bagian yang lebar. Panjangnya 12 cm,
dibedakan atas empat bgaian yaitu infundibulum, ampula, istmus dan interstitial.
e.    Ovarium
Umumnya wanita mempunyai 2 ovarium, terletak dikiri dan kanan antara uterus dan dinding
penggul. Fungsi utama dari ovarium adaalh menyelenggarakan ovulasi dan menghasilkan
hormon seks steroid dalam jumlah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan
fungsi wanita normal.

C.    Hubungan Sistem Pencernaan Dengan Sistem Reproduksi Wanita


Antara sistem pencernaan dengan sistem reproduksi wanita pastinya adanya hubungannya.
Hubungannya yaitu melalui beberapa alat pencernaan yaitu:
1.    Mulut
Gusi hiperemi, berongga, dan membengkak. Gusi cenderung mudah berdarah karena kadar
estrogen yang meningkat menyebabkan peningkatan vaskularitas selektif dan poliferasi
jaringan ikat (gingivitis tidak spesifik). Tidak ada peningkatan sekresi saliva. Namun,
wanita mengeluhkan ptialisme (kelebihan saliva) perasaan ini diduga akibat wanita secara
tidak sadar jarang menelan saat merasa mual.
2.    Gigi
Wanita hamil memerlukan sekitar 1,2 g kalsium dan fosfor dalam jumlah yang kira-kira
sama setyiap hari selama ia hamil. Kebutuhan kalsium dan fosfor ini lebih tinggi sekitar 0.4
g daripada kebutuhan saat ia tidak hamil. Diet yang seimbang memenuhi kebutuhan ini.
Namun, defisiensi diet yang berat dapat mengurangi simpanan unsur-unsur ini di dalam
tulang, tetapi tidak menarik kalsium dari giginya. Demineralisasi gigi tidak terjadi selama
masa hamil. Oleh karena itu, pepatah kuno yang mengatakan “satu gigi untuk setiap anak”
tidaklah benar. Hygiene gigi yang burukj selama masa hamil atau pada setiap waktu dan
gingivitis dapat menimbulkan karies gigi yang dapat menyebabkan gigi hilang.
3.    Nafsu Makan
Nafsu makan berubah selama ibu hamil. Pada trimester pertama sering terjadi penurunan
nafsu makan akibat mual (nausea) dan / atau muntah (vomitus). Mual dan muntah adalah
masalah umum selama awal kehamilan. Banyak wanita yang merasa mual yang menyatakan
keletihan. Wanita yang merasa mual sering mengatakan keletihan daripada mereka yang
tidak mual, namun wanita yang merasa mual berat mengatakan keletihan yang lebih berat.
Gejala ini muncul pada sekitar setengah jumlah kehamilan dan merupakan akibat perubahan
pada saluran cerna dan peningkatan kadar hCG dalam darah. Pada trimester kedua, nausea
dan vomitus lebih jarang dan nafsu makan meningkat. Peningkatan nafsu makan ini
memenuhi kebutuhan untuk pertumbuhan janin.
4.    Esofagus, Lambung, dan Usus Halus
Pada sekitar 15% sampai 20% wanita hamil, heniasi bagian atas lambung (hiatus hernia)
terjadi setelah bulan ke tujuh atau ke delapan kehamilan. Keadaan ini disebabkan pergeseran
lambung keatas, yang menyebabkan hiatus diafragma melebar. Kondisi ini lebih sering
terjadi pada wanita multi para, wanita yang gemuk, atau wanita yang lebih tua. Peningkatan
produksi estrogen menyebabkan penurunan sekresi asam hydrochloride. Peningkatan
produksi progesterone menyebabkan tonus dan motilitas otot polos menurun, sehingga terjdi
regergitasiesofagus, peningkatan waktu pengosongan lambung, dan peristalsis balik.
Akibatnya, wanita “tidak mampu mencerna asam” atau mengalami nyeri ulu hati (pirosis).
Sebagai respons terhadap peningkatan kebutuhan selama masa hamil, besi siap di absorpsi
di usus halus. Pada umumnya, jika individu kekurangan besi, absorpsi meningkat.
Peningkatan progesterone yang menyebabkan kehilangan tonus otot dan penurunan
peristaltis menyebabkan absorpsi air di usus besar meningkat sehingga dapat terjadi
konstipasi. Selain itu, konstipasi merupakan akibat hiperistalsis (perlambatan usus), pilihan
makanan yang tidak lazim, kurang cairan, distensi abdomen akibat kehamilan, dan
pergeseran khusus akibat kompresi. Hemoroid (varises vena di rectum dan anus) dapat
semakin menonjol keluar atu berdarah saat buang air besar. Kebiasaan buang air tipe khas
tinja terbentuk pada awal kehidupan. Variasi akan diperhatikan dan dapat dipersepsikan
sebagai proses penyakit. Ileus yang melemah (melambat, pergerakan menurun) setelah
melahirkan, kehilangan cairan setelah melahirkan dan rasa tidak nyaman di perineum
menyebabkan konstipasi berlanjut.
5.    Kandung Empedu dan Hati
Kandung empedu cukup sering distensi akibat penurunan tonus otot selama masa hamil.
Peningkatan waktu pengosongan dan pengentalan empedu biasa terjadi. Gambaran ini,
bersama hiperkolesterolemia ringan akibat peningkatan kadar progesterone, dapat
menyebabkan pembentukan batu empedu selama masa hamil. Fungsi hati sulit di nilai
selama masa hamil, hanya sedikit perubahan fungsi hati yang terjadi selama masa hamil.
Gejala-gejala yang mengganggu ini mereda segera setelah wanita melahirkan.
6.    Rasa Tidak Nyaman di Abdomen
Perubahan pada abdomen yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman meliputi panggul
berat atau tertekan, flatulen (pembentukan gas berlebihan dalam lambung), distensi dan
kram usus, serta kontraksi uterus. Selain pergeseran usus, tekanan akibat pembesaran uterus
meningkatkan tekanan vena di dalam panggul. Walupun kebanyakan rasa tidak nyaman
diabdomen yang merupakan konsekuensi perubahan maternal yang normal, petugas
kesehatan harus secara konstan waspada terhadap kemungkinan gangguan, seperti obstruksi
usus atau proses peradangan.
Apendistis mungkin sulit didiagnosa. Apendiks bergeser ke atas dank e arah lateral, ke
tempat yang tinggi dank ke kanan.

2.2 Gerakan dan Sekresi Gastrointesnial

Hormon gastrointestinal yang disekresi dari duodenum dan yeyenum adalah sekretin,
glukagon, GIP, VIP yang berfungsi menghambat motilitas dan sekresi getah lambung. VIP
terdapat dalam plexus sub-mukosa dan plexus mesentrik pembuluh darah, memiliki peran
dalam motilitas usus, relaksasi sfingter dan aliran darah. Demikian pula gastrin disintesis
juga di mukosa lambung, guna mensekresi asam lambung melalui regulasi kontrol feedback
dalam menstimulasi sekresi pepsin. CCK dibuat dimukosa duodenum dan yeyenum,
berfungsi menstimulasi kontraksi kandung empedu, dan selanjutnya menstimulasi sekresi
getah pankreas. Substance-P disintesis di usus dan otak, berfungsi dalam mekanisme
kontraksi otot polos usus halus. Motilin menstimulasi getah lambung dan mensekresi
pepsin. Somatostatin berfungsi menurunkan sekresi gastrin, sekretin, CCK, motilin, dan GIP
(Rehfeld.1998:1087). Hormon-hormon gastrointestinal melakukan fungsinya secara paralel
multihormon dalam mekanisme pencernaan makanan. Gastrin berperan dalam
meningkatkan sekresi asam lambung dan pepsin, CCK (cholecystokinin) meningkatkan
sekresi amilase, sekrestin bertujuan meningkatan sekresi terutama bikarbonat pankreas, GIP
meurunkan sekresi asam lambung, VIP meningkatkan sekresi bikarbonat pankreas, motilin
memulai pergerakan usus, somatostatin menurunkan sekresi protein bikarbonat pancreas
(Harper at al, 1979:579). Regulasi kerja hormon gastrointestinal dapat di uraikan melalui
contoh sekresi CCK oleh intraluminal releasing factor yang distimulasi oleh trypsin-
sensitive releasing factor (CCK-RF) yang ada pada lumen usus halus. Releasing factor yang
berasal dari intestine melakukan regulasi negative feedback pada sekresi pankreas. Pada
kondisi basal tripsin tidak mengaktif CCK-RF, bila terjadi proses pencernaan makanan
sebagai substrat tripsin, CCKRF aktif untuk menstimulasi sekresi CCK. Dalam hal ini
pankreas yang memonitor keberadaan tripsin guna melepaskan CCK (Liddle,2007:3).
Hormon-hormon gastrointesinal meliputi golongan sekretin yaitu : (1) sekretin, disekresi
oleh duodenum dan jejenum, berfungsi meningkatkan sekresi bikarbonat dan air dari
pankreas (2) Gastric inhibitory polipeptide ( GIP) disekresi duddenum dan jejenum,
berfungsi menurunkan sekresi dan motilitas lambung serta meningkatkan sekresi insulin
pada saat hiperglikemia. (3) Vasoactive intestine polypeptide (VIP) disekresi dalam mukosa
usus halus, berfungsi sebagai relaxasi spincter. Golongan gaster (1) Gastrin disekresi oleh
gaster dan berfungsi meningkatkan sekresi lambung (2) CCK disekresi oleh duodenum dan
jejenum, yang berfungsi meningkatkan kontraksi kantong empedu serta meningkatkan
sekresi enzim pankreas (3) peptida lain ( substance P, bourbesin motilin, neurotensin)
2.3 Pencernaan secara mekanis (fungsi motoric, perncernaan dan enzimatis).
Pencernaan makanan secara fisik dan kimiawi dimulai dalam mulut. Selama
pengunyahan, geligi dalam berbagai ragam bentuk akan memotong, melumat dan
menggerus makanan yang membuat makanan tersebut lebih mudah ditelan dan
meningkatkan luas permukaannya. Lidah akan mengecapkan makanan, memanipulasinya
selama pengunyahan, dan membantu membentuk makanan menjadi sebuah bola yang
disebut bolus. Selama penelanan, lidah akan mendorong bolus ke bagian belakang rongga
mulut dan akhirnya ke dalam faring. Ketika kita menelan, bagian atas batang tenggorokan
akan bergerak ke atas sehingga lubang pembukaannya, glotis, tertutup oleh penutup dari
tulang rawan, yaitu epiglotis. Penutupan lubang batang tenggorokan akan melindungi sistem
respirasi terhadap masuknya makanan atau cairan selama penelanan. Mekanisme penelanan
secara normal akan menjamin bahwa bolus akan dipandu ke dalam jalan masuk esofagus.
Esofagus mengalirkan makanan dari faring turun ke lambung. Peristalsis akan mendorong
bolus sepanjang esofagus yang sempit. Amilase ludah terus menghidrolisis pati dan
glikogen sementara bolus makanan lewat melalui esofagus. Beberapa menit setelah
makanan memasuki perut, gerakan peristaltik yang lembut dan beriak yang disebut
gelombang pencampuran (mixing wave) terjadi di perut setiap 15-25 detik. Gelombang ini
merendam makanan dan mencampurnya dengan hasil sekresi kelenjar lambung dan
menguranginya menjadi cairan yang encer yang disebut chyme. Beberapa mixing wave
terjadi di fundus, yang merupakan tempat penyimpanan utama. Makanan berada di fundus
selama satu jam atau lebih tanpa tercampur dengan getah lambung. Selama ini berlangsung,
pencernaan dengan air liur tetap berlanjut. Selama pencernaan berlangsung di perut, lebih
banyak mixing wave yang hebat dimulai dari tubuh dan makin intensif saat mencapai
pilorus. Pyloric spinchter hampir selalu ada tetapi tidak seluruhnya tertutup. Saat makanan
mencapai pilorus, setiap mixing wave menekan sejumlah kecil kandungan lambung ke
duodenum melalui pyloric spinchter. Hampir semua makanan ditekan kembali ke perut.
Gelombang berikutnya mendorong terus dan menekan sedikit lagi menuju duodenum.
Pergerakan ke depan atau belakang (maju/mundur) dari kandungan lambung bertanggung
jawab pada hampir semua pencampuran yang terjadi di perut.
Prinsip dari aktivitas di perut adalah memulai pencernaan protein. Bagi orang dewasa,
pencernaan terutama dilakukan melalui enzim pepsin. Pepsin memecah ikatan peptide
antara asam amino yang membentuk protein. Rantai protein yang terdiri dari asam amino
dipecah menjadi fragmen yang lebih kecil yang disebut peptide. Pepsin paling efektif di
lingkungan yang sangat asam di perut (pH=2) dan menjadi inakatif di lingkungan yang basa.
Pepsin disekresikan menjadi bentuk inakatif yang disebut pepsinogen, sehingga tidak dapat
mencerna protein di sel-sel zymogenic yang memproduksinya. Pepsinogen tidak akan
diubah menjadi pepsin aktif sampai ia melakukan kontak dengan asam hidroklorik yang
disekresikan oleh sel parietal. Kedua, sel-sel lambung dilindungi oleh mukus basa,
khususnya setelah pepsin diaktivasi. Mukus menutupi mukosa untuk membentuk hambatan
antara mukus dengan getah lambung. Enzim lain dari lambung adalah lipase lambung.
Lipase lambung memecah trigliserida rantai pendek menjadi molekul lemak yang ditemukan
dalam susu. Enzim ini beroperasi dengan baik pada pH 5-6 dan memiliki peranan terbatas
pada lambung orang dewasa. Orang dewasa sangat bergantung pada enzim yang
disekresikan oleh pankreas (lipase pankreas) ke dalam usus halus untuk mencerna lemak.
Lambung juga mensekresikan renin yang penting dalam mencerna susu. Renin dan Ca
bereaksi pada susu untuk memproduksi curd. Penggumpalan mencegah terlalu seringnya
lewatnya susu dari lambung menuju ke duodenum (bagian pertama dari usus halus). Rennin
tidak terdapat pada sekresi lambung pada orang dewasa.
Peregangan serta adanya jenis makanan tertentu dalam lambung menimbulkan
dikeluarkannya hormon gastrin dari bagian mukosa antrum. Hormon ini mempunyai efek
yang kuat menyebabkan sekresi getah lambung yang sangat asam oleh bagian fundus
lambung. Akan tetapi, gastrin juga mempunyai efek perangsangan yang kuat pada fungsi
motorik lambung. Yang paling penting, gastrin meningkatkan aktivitas pompa pilorus
sedangkan pada saat yang sama melepaskan pilorus itu sendiri. Jadi, gastrin kuat
pengaruhnya dalam mempermudah pengosongan lambung. Gastrin mempunyai efek
konstriktor pada ujung bawah esofagus untuk mencegah refluks isi lambung ke dalam
esofagus selama peningkatan aktivitas lambung.
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan
bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter
pilorus dalam jumlah yang bisa dicerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan
mengirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan. Sekretin
dikeluarkan dan usus halus terutama sebagai respons terhadap HCl dalam makanan (kimus)
yang masuk ke dalam usus halus dari lambung. Sekretin merangsang sekresi usus serta
pengeluaran bikarbonat oleh pankreas, untuk menetralkan asam. Hal ini penting karena
enzim-enzim yang diperlukan untuk pencernaan di usus halus tidak dapat bekerja dalam
lingkungan asam. Cholecystokinin (CCK) dilepaskan dari usus halus terutama sebagai
respons terhadap lemak. CCK menyebabkan sekresi usus, kontraksi kandung empedu, dan
pengeluaran empedu. Empedu penting untuk pencernaan lemak.
Duodenum menerima enzim pankreatik dari pankreas dan empedu dari hati. Cairan tersebut
(yang masuk ke dalam duodenum melalui lubang yang disebut sfingter Oddi) merupakan
bagian yang penting dari proses pencernaan dan penyerapan. Gerakan peristaltik juga
membantu pencernaan dan penyerapan dengan cara mengaduk dan mencampurnya dengan
zat yang dihasilkan oleh usus. Beberapa senti pertama dari lapisan duodenum adalah licin,
tetapi sisanya memiliki lipatan-lipatan, tonjolan-tonjolan kecil (vili) dan tonjolan yang lebih
kecil (mikrovili). Vili dan mikrovili menyebabkan bertambahnya permukaan dari lapisan
duodenum, sehingga menambah jumlah zat gizi yang diserap. Sisa dari usus halus, yang
terletak dibawah duodenum, terdiri dari jejunum dan ileum. Bagian ini terutama
bertanggungjawab atas penyerapan lemak dan zat gizi lainnya.
Penyerapan ini diperbesar oleh permukaannya yang luas karena terdiri dari lipatan-lipatan,
vili dan mikrovili. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang
diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus)
dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus
juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak. Kepadatan
dari isi usus berubah secara bertahap, seiring dengan perjalanannya melalui usus halus. Di
dalam duodenum, air dengan cepat dipompa ke dalam isi usus untuk melarutkan keasaman
lambung. Ketika melewati usus halus bagian bawah, isi usus menjadi lebih cair karena
mengandung air, lendir dan enzim-enzim pankreatik.
Usus besar menghasilkan lendir dan berfungsi menyerap air dan elektrolit dari tinja. Ketika
mencapai usus besar, isi usus berbentuk cairan, tetapi ketika mencapai rektum bentuknya
menjadi padat. Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna
beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga
berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi
normal dari usus.
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid)
dan berakhir di anus. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang
lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke
dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar. Anus merupakan lubang di
ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk
dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lainnya dari usus. Suatu cincin berotot (sfingter
ani) menjaga agar anus tetap tertutup.
2.4 Absorbsi zat makanan
Makanan adalah salah satu persyaratan dasar semua makhluk hidup. Komponen
utama makanan adalah karbohidrat, protein dan lemak. Vitamin dan mineral juga
dibutuhkan dalam jumlah kecil. Mkanan memberi energy dan bahan organik untuk
petumbuhan dan perbaikan jaringan. Air yang diambil memainkan peran penting dalam
proses metabolisme dan mencegah dehidrasi tubuh. Biomakromolekul dalam maknan tidak
bisa dimanfaatkan oleh tubuh dalam bentuk aslinya. Mereka harus dipecah dan diubah
menjadi zat sederhana dalam sistem pencernaan. Proses ini konversi zat makanan yang
kompleks ke bentuk mudah di serap disebut pencernaan dan dilakukan oleh sistem
pencernaan secara mekanis dan metode biokimia (Corti, 2015).
Absorpsi adalah proses mengangkut zat gizi di dalam tubuh. Semua zat gizi dari
makanan, termasuk air dan elektrolit diserap di mukosa dari usus kecil, masuk ke dalam
aliran darah. Setelah dikunyah dan ditelan, makanan akan dicerna dan diserap nutrisinya,
sedangkan sisa-sisa makanan akan dibuang melalui tinja oleh tubuh. Proses pencernaan ini
bisa memakan waktu sekitar 24–72 jam.
Selain jenis dan jumlah makanan, lamanya proses pencernaan makanan juga tergantung
pada jenis kelamin, metabolisme, dan kondisi medis tertentu, misalnya pada penderita
masalah pencernaan atau gangguan penyerapan nutrisi.
Berikut ini adalah tahapan proses pencernaan dan penyerapan makanan yang terjadi di
dalam tubuh:
1. Penghalusan makanan di mulut
Mulut adalah awal dari saluran pencernaan. Saat makanan dikunyah di dalam mulut,
kelenjar liur akan memproduksi air liur guna menghaluskan makanan. Air liur mengandung
enzim amilase yang berfungsi untuk mengolah karbohidrat menjadi glukosa dan energi.
Setelah makanan selesai dikunyah, lidah akan mendorong makanan yang sudah halus ke
belakang mulut menuju esofagus atau kerongkongan. Selanjutnya, makanan akan dibawa
menuju lambung.
2. Pemecahan makanan di lambung
Di dalam lambung, makanan dan minuman akan bercampur dengan enzim pencernaan dan
asam lambung untuk dipecah dan dihaluskan kembali hingga bertekstur cair atau
menyerupai pasta yang lembut.
Asam lambung juga berfungsi untuk membasmi kuman dan virus makanan atau minuman
yang dapat menyebabkan penyakit infeksi. Setelah selesai dicerna di lambung, otot lambung
akan mendorong makanan agar bergerak ke usus halus.
3. Pemecahan nutrisi di usus halus
Usus halus melanjutkan proses pencernaan menggunakan enzim yang dikeluarkan oleh
pankreas dan empedu dari hati. Enzim ini bertugas untuk memecah protein, lemak, dan
karbohidrat dari makanan. Selain itu, bakteri di usus kecil juga memproduksi enzim untuk
mencerna karbohidrat.
4. Penyerapan nutrisi di usus kecil
Setelah makanan dipecah, dinding usus kecil kemudian menyerap air dan nutrisi dari
makanan ke dalam aliran darah. Sementara itu, sisa-sisa makanan yang tidak dicerna atau
diserap akan dibawa ke usus besar.
5. Pemadatan sisa makanan di usus besar
Tugas utama usus besar adalah menyerap air dan nutrisi yang tersisa dari sisa makanan,
sehingga menjadi lebih padat dan membentuk tinja.
Tinja kemudian disimpan di rektum hingga didorong dan dikeluarkan bersamaan dengan
racun, limbah, dan cairan berlebih dari dalam tubuh melalui anus saat buang air besar.
Air dan serat yang cukup merupakan dua faktor penting yang mendukung kelancaran proses
pencernaan dan penyerapan makanan.
2.5 Pengaturan sistem pencernaan oleh saraf dan hormon
Sistem yang fungsinya dapat mengatur dan mengendalikan kerja alat tubuh agar
tubuh dapat bekerja dengan serasi dan sesuai dengan fungsinya dan itu dinamakan dengan
sistem koordinasi.Dalam Sistem koordinasi terdapat sistem saraf dan hormon dan berikut
inilah pengertiannya :Sistem SarafSistem saraf itu disusun dari bagian yang paling kecil,
yaitu sel saraf (neuron). Kalau Dilihat dari fungsinya, sel saraf itu dapat dibedakan atau
dibagi menjadi 4 yaitu :
1.Neuron sensoris yang fungsinya untuk meneruskan rangsang dari penerima (reseptor) ke
saraf pusat (otak).
2.Neuron motoris yang berfungsi untuk meneruskan rangsang dari otak menuju ke otot dan
kelenjar.
3.Neuron penghubung yang fungsinya itu menghubungkan sel saraf yang satu dengan sel
saraf yang lainnya, dan ternyata neuron penghubung ini kalau kita bisa lihat banyak
ditemukan pada otak dan sumsum tulang belakang
.4.Neuron ajustor berfungsi sebagai penghubung antara neuron sensorik dengan motorik di
sumsum tulang belakang dan otak.Berikut ini adalah bagian-bagian dari sel saraf.
1.Badan sel merupakan bagian yang terbesar dari suatu sel saraf, yang terdiri atas nukleus
dan sitoplasma.
2.Dendrit itu seperti serabut sel saraf yang bercabang pendek, serta keluar darisel.Kalau
Akson kayak serabut sel saraf yang panjang serta berfungsi dalam menghantarkan impuls
dari badan sel ke sel saraf lain. Dan pada Umumnya akson itu dibungkus dari selubung yang
dinamakan selubung Myelin, daerah akson yang tidak dibungkus dengan selubung Myelin
yang disebut Nodus Ranvier.
Sistem Saraf ManusiaPada manusia
Sistem saraf itu terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat itu
terdiri dari:
1.Otak
Bagian-bagian dari otak, yaitu:a.kalu Otakbesar{Cerebrum) ini merupakanpusat dari
sarafutama yang tugasnya itu untuk mengkoordinasikan semua kegiatan yang disadari.
sementara Otak tengah (Mesenchefalon) itu berfungsi sebagai pusat refleksi pupil pada mata
dan sebagai pengatur keseimbangan tubuh.c.sedangkan Otak kecil (Cerebellum) ini
merupakan pusat dari suatu keseimbangan, koordinasi gerak,dengan penghalusan gerak.
Dan kalau Sumsum lanjutan (Medulla oblongata) ini dapat menghubungkan otak kecil
dengan sumsum tulang belakang.
Berikut ini selaput yang melapisi otak.
a.Dura matter: berupa selaput yang kuat dan menempel pada tengkorak.
b.Arakhnoid: bentuknya itu mirip lho kayak sarang laba-laba dan ini jugaterdapat
cairanserebrospinalis. Fungsinya itu untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik
seperti benturan.
c.Pia matter, lapisan ini lapisan yang paling dekatdengan permukaan dari otak dan
mengandung banyak pembuluh.
2.Sumsum tulang belakang{Medula spinalis)
Sumsum tulang belakang memiliki fungsi yang utama sebagai berikut.a.dapat
Menghubungkan sistem saraf tepi ke otak atau sebagai penghantar impuls saraf dari otak
dan menuju otak.b.Sebagai pusat gerak refleks.Sumsum tulang belakang ini terletak di
dalam rongga ruas tulang belakang (dari ruas tulang leher sampai tulang ekor), terdiri atas
lapisan dalam yang berwarna kelabu dan lapisan luaryang berwarna putih.Sistem saraf tepi
merupakan sistem saraf yang dapat menghubungkan semua bagian tubuh dengan pusat saraf
(otak dan sumsum tulang belakang).
Sistem saraf tepi, terdiri ini dari sistem saraf sadar (somatik) dan sistem saraf tak
sadar (otonom).
1.Sistem saraf sadar yang fungsinya itu untuk mengontrol kegiatan seluruh tubuh
yang cara kerjanya diatur oleh otak.
2.Sistem saraf tak sadar berfungsi untuk mengontrol kegiatan tubuh yang cara
kerjanya itu tidak dapat diatur otak. Saraf ini meliputi susunan saraf simpatik dan
parasimpatik. Perbedaan saraf simpatik dan parasimpatik berdasarkan pada posisi ganglion.
Ganglion pada saraf simpatik menempel di sepanjang sumsum tulang belakang, sedangkan
ganglion saraf parasimpatik menempel pada organ yang dibantu kerjanya, seperti sekresi
keringat, denyut jantung, dan gerak saluran pencernaan. Fungsi kerja saraf simpatik dan
parasimpatik adalah berlawanan.Mekanisme Gerak ManusiaRangsangan (impuls)
yang,mengenai tubuh diterima oleh organ reseptor yang kemudian diteruskan ke pusat saraf.
Dari pusat saraf akan disampaikan tanggapan (respon) keorgan efektor dalam bentuk
gerakan. Gerakan yang sudah dihasilkan dapat dikelompokkan sebagai berikut.
1.Gerak biasa. Urutan jalannya impuls pada gerak biasa, yaitu: Rangsangan -> sel
saraf sensorik -> otak-sel saraf motorik -> respon pada organ efekto
r2.Gerak refleks terjadi secara otomatis terhadap rangsangan tanpa kontrol dari otak
sehingga dapat berlangsung cepat. Gerak refleks itu terjadi tanpa kita sadari terlebih dahulu
atau tanpa dipengaruhi kehendak. Contoh: mengangkat tangan ketika terkena api dan
mengangkat kaki ketika tertusuk.Urutan perambatan impuls pada gerak refleks,
yaitu:Stimulus pada organ reseptor -> sel saraf sensorik -> sel penghubung (asosiasi)pada
sumsum tulang belakang -> sel saraf motorik -> respon pada organ efektor.Kelainan dan
Penyakit Sistem Saraf ManusiaSistem saraf manusia dapat mengalami gangguan kerja
berupa penyakit atau kelainan lainnya. Contoh:1.MeningitisMeningitis merupakan
peradangan selaput pembungkus otak yaitu meninges. Meningitis disebabkan olehvirus
sehingga dapat menular.2.Multiple sclerosis (MS = sklerosis ganda atau disseminated
sclerosis) Multiple sclerosis merupakan penyakit saraf kronis yang dapat memengaruhi
sistem saraf pusat, sehingga menyebabkan gangguan pada organ, seperti rasa sakit, masalah
penglihatan, berbicara, depresi, gangguan koordinasi dan kelemahan pada otot sampai
kelumpuhan.3.Nyeri sarafNyeri saraf dapat terjadi karena adanya gangguan saraf sensorik
maupun motorik. Gejala nyeri saraf sering disertai dengan gejala lain seperti kehilangan
rasa. Urat saraf terjepit dan penyakit urat saraf gangguan metabolik (seperti diabetic
neuropaty pada penderita penyakit kencing manis atau diabetes mellitus). Gangguan
motorik karena nyeri saraf dari yang ringan (seperti kram) sampai gangguan berat (seperti
kelumpuhan).
4.Hidrocephalus Tanda hidrocephalus berupa pembengkakan kepala karena
kelebihan cairan yang ada di sekitar otak. Akibatnya, dapat menyebabkan gangguan
metabolisme dan gangguan organ tubuh.5.Penyakit urat saraf terjepitPenyakit saraf terjepit
sering terjadi pada leher, pinggang, dan telapak tangan.6.Parkinson dengan gejala tangan
dan kaki gemetar.7.Gegar otak terjadi karena otak mengalami kerusakan.8.Imsomnia atau
lupa ingatan sementara.E. HormonHormon adalah suatu zat kimia yang dihasilkan oleh
kelenjar endokrin atau kelenjar buntu. Kelenjar ini merupakan kelenjar yang tidak
mempunyai saluran sehingga sekresinya akan masuk aliran darah dan mengikuti peredaran
darah ke seluruh tubuh. Pengaruh hormon berbeda dengan saraf. Perubahan yang dikontrol
oleh hormon biasanya merupakan perubahan yang memerlukan waktu panjang. Dalam
tubuh manusia, ada tujuh kelenjar endokrin yang penting, yaitu hipofisis, tiroid, paratiroid,
kelenjar adrenalin (anak ginjal), pankreas, ovarium, dan testis .
2.6 Reflek Defekasi
Reflek defekasi merupakan proses pengeluaran sisa pencernaan yang belum
mengalamimetabolisme. Ketika gerakan massa di kolon mendorong tinja ke dalam rektum,
peregangan yangterjadi di rektum merangsang reseptor regang di dinding rektum.
Bila ujung saraf dalam rektumterangsang, sinyal akan dihantarkan ke medulla
spinalis kemudia secara refleks kembali ke kolondesendens, sigmoid, rektum dan anus
melalui serabut parasimpatis pelvikus. Sinyal parasimpatisini sangat memperkuat
gelombang peristaltik dan merelaksasi sfingter anus internus sehinggamengubah refleks
defekasi intrinsik menjadi proses defekasi yang kuat. Jika sfingter anus eksternus(yaitu otot
rangka) juga melemas maka terjadi defekasi. Karena otot rangka, sfingter anus
eksternusberada di bawah kontrol volunter. Peregangan awal dinding rektum disertai oleh
timbulnya rasaingin buang air besar. Jika keadaan tidak memungkinkan defekasi maka
pengencangan sfingteranus eksternus secara sengaja dapat mencegah defekasi meskipun
refleks defekasi telah aktif. Jikadefekasi ditunda maka dinding rektum yang semula teregang
secara perlahan melemas dankeinginan untuk buang air besar mereda sampai gerakan massa
berikutnya mendorong lebih banyaktinja ke dalam rektum dan kembali meregangkan rektum
serta memicu refleks defekasi. Selamaperiode inaktivitas, kedua sfingter tetap berkontraksi
untuk menjamin kontinensia tinja. Jikadefekasi terjadi maka biasanya dibantu oleh gerakan
mengejan volunter yang melibatkan kontraksiotot abdomen dan ekspirasi paksa dengan
glotis tertutup secara bersamaan. Tindakan ini sangatmeningkatkan tekanan intraabdomen,
yang membantu mendorong tinja (Sherwood, 2016; Jurnaliset al., 2013).Uliyah dan Hidayat
(2008) menyebutkan bahwa terdapat dua pusat yang menguasai refleksuntuk defekasi, yang
terletak di medula dan sumsum tulang belakang. Apabila terjadi rangsanganparasimpatis,
sfingter anus bagian dalam akan mengendur dan usus besar mengucup. Refleksdefekasi
dirangsang untuk buang air besar, kemudian sfingter anus bagian luar yang diawasi
olehsistem saraf parasimpatis, setiap waktu menguncup atau mengendur. Otot-otot yang
membantuselama proses defekasi adalah otot dinding perut, otot diafragma dan otot-otot
dasar pelvis. Refleksyang membantu proses defekasi secara umum dibagi menjadi dua, yaitu
refleks defekasi intrinsikdan parasimpatis. Refleks defekasi intrinsik dimulai dari adanya zat
sisa makanan (feses) dalamrektum sehingga terjadi distensi, kemudianflexus
mesenterikusmerangsang gerakan peristaltik danakhirnya feses sampai di anus. Saat sfingter
interna relaksasi, maka terjadilah proses defekasi.Sedangkan refleks defekasi parasimpatis
dimulai dari adanya feses dalam rektum yang merangsangsaraf rektum ke pars sakralis
medula spinalis dan merangsang ke kolon desenden, lalu ke sigmoid,setelah itu ke rektum
dengan gerakan peristaltik dan akhirnya terjadi relaksasi sfingter interna,maka terjadilah
proses defekasi.
2.7 Perubahan fisiologis sistem pencernaan selama kehamilan, persalinan dan nifas
serta pada bayi yang baru lahir hingga berumur satu tahun.
Sistem gastrointestinal selama kehamilan dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya
tingginya kadar progesteron yang dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh,
meningkatkan kolestrol darah, dan melambatkan kontraksi otot-otot polos. Pasca
melahirkan, kadar progesteron juga mulai menurun. Namun demikian, faal usus
memerlukan waktu 3-4 hari untuk kembali normal.
Beberapa hal yang berkaitan dengan perubahan pada sistem pencernaan, antara lain:
Nafsu makan.
Motilitas.
Pengosongan usus.
Nafsu Makan
Pasca melahirkan, biasanya ibu merasa lapar sehingga diperbolehkan untuk mengkonsumsi
makanan. Pemulihan nafsu makan diperlukan waktu 3–4 hari sebelum faal usus kembali
normal. Meskipun kadar progesteron menurun setelah melahirkan, asupan makanan juga
mengalami penurunan selama satu atau dua hari.
Motilitas
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selama waktu yang
singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan anastesia bisa memperlambat
pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan normal.
Pengosongan Usus
Pasca melahirkan, ibu sering mengalami konstipasi. Hal ini disebabkan tonus otot usus
menurun selama proses persalinan dan awal masa pascapartum, diare sebelum persalinan,
enema sebelum melahirkan, kurang makan, dehidrasi, hemoroid ataupun laserasi jalan
lahir. Sistem pencernaan pada masa nifas membutuhkan waktu untuk kembali normal.
Beberapa cara agar ibu dapat buang air besar kembali teratur, antara lain:
Pemberian diet / makanan yang mengandung serat.
Pemberian cairan yang cukup.
Pengetahuan tentang pola eliminasi pasca melahirkan.
Pengetahuan tentang perawatan luka jalan lahir.
Bila usaha di atas tidak berhasil dapat dilakukan pemberian huknah atau obat yang lain.
Fungsi utama traktus gastrointestinal adalah pencernaan dan absorpsi nutrien dan air,
eleminasi produksi sisa, dan sekresi zat yang dibutuhkan untuk pencernaan. Saat lahir
traktus gastrointestinal masih belum sempurna sampai usia 2 tahun pertama. Karena traktus
gastrointestinal belum terbentuk sempurna maka banyak perbedaan yang terdapat antara
traktus digestif bayi atau anak- anak dan orang dewasa. Contohnya, tonus otot sfingter
esofagus bagian bawah belum dianggap seperti orang dewasa sampai usia 1 bulan.
Kelemahan tonus otot sfingter ini dapat menjelaskan mengapa bayi seringkali mengalami
regurgitasi setelah pemberian makanan (ASI) (Engel, 2009). Peristaltik pada anak
berlangsung cepat, dengan waktu pengosongan berkisar 2½ sampai 3 jam pada bayi baru
lahir dan 3- 6 jam pada bayi yang lebih besar dan anak- anak. Kapasitas lambung bayi pada
neonatus, dibandingkan dengan 10- 200 ml pada bayi usia 2 tahun, 1500 ml pada remaja
usia 16 tahun, dan 2000- 3000 ml pada orang dewasa. Lambung berbentuk bulat dan terletak
agak horizontal sampai usia 2 tahun. Sel- sel parietal lambung belum memproduksi asam
klorida seperti pada orang dewasa sampai usia 6 bulan. Refleks gastrokolik atau gerakan isi
lambung ke arah kolon, terjadi cepat pada bayi muda, seperti ditandai dengan frekuensi
buang air besar yang sering. Usus yang berkembang sangat cepat di dalam uterus,
mengalami dorongan pertumbuhan lebih lanjut ketika anak berusia 1- 3 tahun dan kemudian
pada usia 15- 16 tahun. Otot- otot anus pada bayi berkembang 10 setelah lahir karena bayi
menjadi lebih tegak kemudian menjadi mampu mengendalikan defekasi secara volunter
(Engel, 2009).
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Saluran pencernaan terdiri atas : mulut, tekak, terongkongan, lambung, usus halus, usus
besar dan berakhir pada anus atau poros usus.
Alat Kelamin wanita terdiri dari: Vagina, Serviks, badan rahim, tabung fallopi, dan ovarium.
Antara sistem pencernaan dengan sistem reproduksi wanita pastinya adanya hubungannya.
Hubungannya yaitu melalui beberapa alat pencernaan yaitu:
•    Mulut
•    Gigi
•    Nafsu Makan
•    Esofagus, Lambung, dan Usus Halus
•    Kandung Empedu dan Hati
•    Rasa Tidak Nyaman di Abdomen

1.2 Saran

Saran yang dianjurkan pada sistem pencernaan ini adalah untuk tetap menjaga pola
makan yang teratur agar nutrisi terserah dengan baik oleh tubuh dan tubuh terasa akan lebih
sehat dibandingkan dengan orang yang tidak menjaga sistem pernapaan ini.
DAFTAR PUSTAKA

Irianto, K, 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Para Medis. Bandung.
Priyanto, Agus. 2008. Endoskopi Gastrointestinal, Gresik.
Pinem, S. 2009. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta.
J. Schust, D. J. Heffner, L. 2005. At A Glance Sistem Reproduksi, Boston.
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 80)
Dessy, T., dkk. 2009. Perubahan Fisiologi Masa Nifas. Akademi Kebidanan Mamba’ul
‘Ulum Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai