Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“SISTEM PENCERNAAN”

DOSEN PEMBIMBING

Maya Siti Maemunah, S.ST,M.Keb

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

1. AURELIA INTAN NURSAFITRI


2. BETTY A. LALAUN
3. DARINCE MURIB
4. DELI NORLINCE NAWIPA
5. SEPINCE GOBAI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA


PRODI D-III KEBIDANAN NABIRE
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran tuhan yang maha esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang system pencernaan dengan baik meskipun banyak kekurangan di
dalamnya.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan
tentang fisiologi sistem pencernaan . kami juga menyadari seluruhnya bahwa
didalam makalah ini dapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya .


sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan masa
depan.

Nabire, 07 Desember 2019

Penyusun

Kelompok 3

           

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………..…………………….…..……..…………i

DAFTAR ISI………….…...…………………...…………..…………..…………..ii

BAB I PENDAHULUAN...……….…………………..…….………….………….1

BAB II PEMBAHASAN………...…………………….……..………….…………2
A.PROSES PENCERNAAN………………………………….…………..….…….2
B.FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN………………………………………….4
BAB III PENUTUPAN……………..……………………………….……………10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Fungsi utama system pencernaan adalah memindahkan zat nutrient (zat yang sudah
dicerna), air, dan garam yang berasal dari zat makanan ke lingkungan dalam untuk
didistribusikan ke sel-sel melalui system sirkulasi. Zat makanan merupakan sumber energi bagi
tubuh, seperti ATP yang dibutuhkan sel-sel untuk melaksanakan berbagai kegiatan di tubuh dan
juga berfungsi sebagai bahan pembangun dan pengganti sel-sel yang rusak. Pembuangan sisa
atau sampah tubuh hanya merupakan funsi kecil dari system pencernaan yang berlangsung
melalui paru-paru, ginjal, defekasi pada akhir pencernaan, dan keringat melalui kulit. Agar
makanan dapat dicerna secara optimal dalam saluran pencernaan maka saluran pencernaan harus
memiliki persediaan air, elektrolit, dan makanan yang terus-menerus. Untuk ini dibutuhkan:
a. Pergerakan makanan melalui saluran pencernaan,
b. Sekresi getah pencernaan dan pencernaan,
c. Absorpsi hasil pencernaan air dan elektrolit.
d. Sirkulasi darah melalui organ-organ gastrointestinal yang membawa zat yang diabsorpsi,  
e. Pengaturan semua fungsi oleh system saraf dan hormone.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A.               PROSES PENCERNAAN


Di dalam tubuh manusia terdapat empat proses pencernaan dasar yaitu:
1.      Motilitas
Mengacu pada kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran pencernaan.Otot
polos vaskuler dan otot polos di dinding saluran pencernaan berkontraksi terus menerus dengan
kekuatan rendah (tonus). Tonus penting untuk mempertahankan agar tekanan pada isi saluran
pencernaan tetap serta untuk mencegah dinding saluran pencernaan melebar secara permanen
setelah mengalami distensi (peregangan).terdapat 2 jenis dasar motilitas pencernaan :
a. Gerakan propulsive (mendorong)
Gerakan propulsive mendorong atau memajukan isi saluran pencernaan ke depan dengan
kecepatan yang berbeda-beda dengan laju propulsi bergantung pada fungsi yang
dilaksanakan oleh setiap regio saluran pencernaan.
b. Gerakan mencampur
Gerakan mecampur mempunyai fungsi ganda, pertama dengan mencampur makanan
dengan getah pencernaan gerakan tersebut membantu pencernaan. Kedua gerakan
tersebut mempermudah penyerapan dengan memajankan semua bagian isi usus
kepermukaan penyerapan saluran pencernaan.
Tindakan mengunyah,menelan dan defekasi memiliki komponen volounter karena otot-
otot rangka berada di bawah control kesadaran,sedangkan motilitas yang dilakukan otot
polos di bagian pencernaan lainnya di control oleh meklanisme involounter yang
kompleks.

2
2. Sekresi
Sejumlah getah pencernaan di sekresikan ke dalam lumen saluran pencernaan oleh kelenjar-
kelenjar eksokrin,masing-masing dengan produk sekretorik spesifiknya sendiri.sekresi
pencernaan terdiri dri air,elektrolit dan konstituen organic spesifik yang penting dalam proses
pencernaan seperti enzim,garam empedu,atau mucus.sel-sel sekretorik meng ekstraksi dari
plasma sejumlah besar air dan bahan-bahan mentah yang penting.sekresi semua getah
pencernaan memerlukan energi baik untuk transportasi aktif sebagian bahan mentah ke dalam sel
(sebagian berdifusi secara pasif) maupun untuk sintesis produk sekretorik oleh reticulum
endoplasma.sekresi tersebut dikeluarkan ke dalam lumen saluran pencernaan karena adanya
rangsangan saraf atau hormone yang sesuai.dalam keadaan,sekresi pencernaan di rearbsorpsi
dalam satu bentuk atau bentuk lain untuk dikembalikan ke darah setah produk sekresi tersebut
ikut srta dalam proses pencernaan.kegagalan proses rearbsorpsi ini (misalnya akibat diare atau
muntah)menyebabkan hilangnya cairan yag dipijam dari plasma tersebut.

3. Pencernaan
Mengacu pada proses penguraian makanan dari yang strukturnya kompleks menjadi satuan-
satuan yang lebih kecil agar dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi di dalam system
pencernaan.manusia mengkonsumsi 3 kategori biokimiawi makanan kaya energi yaitu
kerbohidrat,protein dan lemak,molekul besar tersebut tidak mampu menembus membrane
plasma utuh untuk di serap dari lumen saluran pencernaan ke dalam darah atau limfe.

4.Penyerapan
Pencernaan diselesaikan dan sebagian besar penyerapan terjadi di usus halus.melalui proes
penyarapan (arbsorpsi), satuan-satuan kecil yang dapat diserap yang dihasilkan dari proses
pencernaan tersebut,bersama dengan air,vitamin dan elektrolit dipindahkan dari lumen saluran
pencernaan ke dalam darah atau limfe.

3
B.   FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN
1.      Rongga Mulut
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan . Di dalam rongga mulut terdapat gigi ,
lidah dan juga kelenjar lidah
Fungsi gigi :
a. Gigi seri berfungsi untukmemotong makanan
b. Gi gitaring berfungsi merobekmakanan
c. Geraham berfungsi untuk mengunyah makanan
Fungsi lidah :
a. Sebagai pengecap rasa makanan
b. Sebagai laat pemindah makanan
c. Sebagai alat bantu menelanmakanan

Kelenjar ludah menghasilkan ludah ( saliva ) sebanyak 2,5 liter per harinya. Di dalam rongga
mulut terdapat 3 pasang kelenjar ludah, yaitu kelenjar ludah parotis,kelenjar ludah rahang bawah
dan kelenjar ludah bawah lidah, Ludah merupakan cairan pekat yang mengandung air, lendir,
garam dan enzim ptialin ( amilase )
Fungsi saliva:
a.       Fungsi mekanis, mencampur saliva dengan makanan agar menjadi lunak atau setengah cair
yang disebut bolus agar mudah ditelan dan mendinginkan makanan.
b.      Fungsi kemis, melarutkan makanan yang kering untuk dapat dirasakan, misalnya butiran
gula atau garam dalam mulut akan larut dengan perantaraan saliva. Di samping itu, saliva
juga memantau gigi yang menjadi busuk dengan cara mengubah suasana asam yang
ditimbulkan bakteri pembusuk menjadi suasana alakalis.

4
Pada lansia gigi geligi mulai banyak yang tanggal, di smping juga terjadi kerusakan gusi
karena proses degenerasi. Kedua hal ini sangat mempngaruhi proses mastikasi makanan. Lansia
mulai sukar kemudian lama kelamaan malas, untuk makan makanan berkonsistensi keras.
Kelenjar saliva produksinya menurun, sehingga mempengaruhi proses perubahan kompleks
karbohidrat menjadi sakarida (karena enzim ptialin menurun) juga fungsi ludah sebagai pelicin
makanan berkurang, sehingga proses menelan lebih sukar. Pentol pengecap di ujung lidah
menurun jumlahnya, terutama untuk rasa asin sehingga lansia cenderung untuk makan makanan
yang lebih asin.

2.Faring

Faring menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan dan melakukan gerakan


mencegah masuknya makanan ke jalan pernapasan dengan menutup sementara hanya beberapa
detik dan mendorong makanan masuk ke dalam esofagus agar tidak membahayakan pernapasan.

3. Kerongkongan ( esofagus )
Kerongkongan menghubungkan tenggorokan dengan lambung.  Makanan didorong melalui
kerongkongan bukan oleh gaya tarik bumi, tetapi oleh gelombang kontraksi dan relaksasi otot
ritmik yang disebut dengan peristaltik. Sekresi esofagus bersifat mukoid dan berfungsi 
memberikan pelumas untuk pergerakan makanan melalui esofagus.
Banyak lansia sudah mengalami kelemahan otot polos sehingga proses menelan sering sukar.
Kelemahan otot esofagus sering menyebabkan proses patologis yang disebut hernia hiatus.

4.Lambung ( ventrikulus )
Lambung menampung makanan yang masuk melalui esofagus, mengahancurkan makanan, dan
menghaluskan makanan dengan gerakan peristaltik lambung dan getah lambung. Penghancuran
makanan dilakukan dengan dua cara yaitu dengan mekanis dan kimiawi.
a. Mekanis, menyimpan, mencampur dengan sekret lambung dan mengeluarkan kimus
ke dalam usus. Pendorongan makanan terjadi secara gerakan peristaltik setiap 20
detik.

5
b.   Kimiawi, bolus dalam lambung akan dicampur dengan asam lambung dan enzim-
enzim.
Di dalam lambung, makanan dicerna secara kmiawi. Dinding lambung tersusun dari
tiga lapisan otot, yakni otot melingkar, memanjang dan menyerong. Kontraksi dan
ketiga macam lapisan otot tersebut mengakibatkan gerak peristaltik (gerak
menggelombang). Gerak peristaltik menyebabkan makanan di dalam lambung
diaduk-aduk.
Di bagian dinding lambung sebelah dalam terdapat kelenjar-kelenjar yang
menghasilkan getah lambung. Aroma, bentuk, warna, dan selera terhadap makanan
secara refleks akan menimbulkan sekresi getah lambung. Getah lambung
mengandung asam lambung (HCI), pepsin, musin, dan renin. Asam lambung
berperan sebagai pembunuh mikroorganisme dan mengaktifkan enzim pepsinogen
menjadi pepsin. Pepsin merupakan enzim yang dapat mengubah protein menjadi
molekul yang lebih kecil. Musin merupakan mukosa protein yang melicinkan
makanan. Renin merupakan enzim khusus yang hanya terdapat pada mamalia,
berperan sebagai kaseinogen menjadi kasein. Kasein digumpalkan oleh Ca²+ dari
susu sehingga dapat dicerna oleh pepsin. Tanpa adanya reninm sus yang berwujud
cair akan lewat begitu saja di dalam lambuing dan usu tanpa sempat dicerna.

Kerja enzim dan pelumatan oleh otot lambung mengubah makanan menjadi lembut seperti
bubur, disebut chyme (kim) atau bubur makanan. Otot lambung bagian pilorus mengatur
pengeluaran kim sedikit demi sedikit dalam duodenum. Caranya, otot pilorus yang mengarah ke
lambung akan relaksasi (mengendur) jika tersentuk kim yang bersifat asam. Sebaliknya, otot
pilorus yang mengarah ke duodenum akan berkontraksi (mengerut) jika tersentu kim. Jadi,
misalnya kim yang bersifat asam tiba di pilorus depan, maka pilorus akan membuka, sehingga
makanan lewat.

6
Oleh karena makanan asam mengenai pilorus belakang, pilorus menutup. Makanan tersebut
dicerna sehingga keasamanya menurun. Makanan yang bersifat basa di belakang pilorus akan
merangsang pilorus untuk membuka. Akibatnya, makanan yang asam dari lambung masuk ke
duodenum. Demikian seterusnya. Jadi, makanan melewati pilorus menuju duodenum segumpal
demi segumpal agar makanan tersebut dapat tercerna efektif. Seteleah 2 sampai 5 jam, lambung
kosong kembali.

Terjadi atrofi mukosa, atrofi dari sel kelenjar, sel parietal dan sel chief akan menyebabkan
sekresi asam lambung, pepsin, dan faktor intrinsik berkurang. Ukuran lambung pada lansia
menjadi lebih kecil, sehingga daya tampung makanan menjadi berkurang. Proses perubahan
protein menjadi pepton terganggu. Karena sekresi asam lambung berkurang rangsang rasa lapar
juga berkurang.

5.      Usus halus ( intestinum tenue )


Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung
dan usus besar. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus
kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum). Pada usus dua belas jari terdapat dua muara
saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.
a.       Fungsi usus duabelas jari
Usus dua belas jari bertanggung jawab untuk menyalurkan makanan ke usus halus. Secara
histologis, terdapat kelenjar Brunner yang menghasilkan lendir. Dinding usus dua belas jari
tersusun atas lapisan-lapisan sel yang sangat tipis yang membentuk mukosa otot.
b.      Fungsi usus halus
1. Mensekresi cairan usus
2. Menerima cairan empedu dan pankreas
3. Mencerna makanan

7
4. Getah usus dan pankreas mengandung enzim yang mengubah:
a.          Protein menjadi asam amino
b.         Karbohidrat menjadi glukosa, maltosa dan galaktosa
c.          Lemak menjadi asam lemak dan gliserol (dengan bantuan garam empedu pada keluaran
empedu ke dalam duodenum oleh kontraksi kelenjar empedu)
d.      Pencernaan makanan disempurnakan, zat-zat makanan dipecah menjadi bentuk-bentuk yang
lebih sederhana yang dapat diserap melalui dinding usus halus ke dalam aliran darah dan
limfe.
5.      Mencerna dan mengabsorpsi khime dari lambung
6.      Mengbsorpsi air, garam dan vitamin.
7.      Menggerakkan kandungan usus sepanjang usus oleh kontraksi segmental pendek dan
“gelombang cepat” yang menggerakkan kandungan usus sepanjang usus menjadi lebih cepat.
Pada lansia mukosa usus halus juga mengalami atrofi, sehingga luas permukaan berkurang,
sehingga jumlah vili berkurang dan selanjutnya juga menurunkan proses absorbsi. Di daerah
duodenum enzim yang di hasilkan oleh pankreas dan empedu juga menurun, sehingga
metabolisme karbohidrat, protein dan lemak menjadi tidak sebaik sewaktu muda. Keadaan
seperti ini sering menyebabkan gangguan yang di sebut sebagai : maldigesti dan mal
absorbsi.

6.      Usus Besar


Usus besar menghasilkan lendir dan berfungsi menyerap air dan elektrolit dari tinja.Ketika
mencapai usus besar, isi usus berbentuk cairan, tetapi ketika mencapai rektum bentuknya
menjadi padat.Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna
beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga
berfungsi membuat zat-zat penting seperti vitamin K.

8
Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa
menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri di dalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang
bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.
Pada lansia usus besar kelokan-kelokan pembuluh darah meningkat sehingga motilitas kolon
menjadi berkurang. Keadaan ini akan menyebabkan absorbsi air dan elektrolit meningkat (pada
colon sudah tidak terjadi absorbsi makanan), feses menjadi keras, sehingga keluhaan sulit buang
air merupakan keluhan yang sering di dapat pada lansia. konstipasi juga di sebabkan karena
peristaltik colon yang melemah gagal mengosongkan rektum. Proses defekasi yang seharusnya di
bantu oleh kontraksi dinding abdomen juga seringkali tidak efektif karena dinding sudah
melemah. Walaupun demikian harus di catat bahwa konstipasi tidak selalu merupakan keadaan
fisiologik, dan asesmen yang di teliti harus di laksanakan sebelum menentukan penyebab
konstipasi, dan karena terapi yang di berikan.

7.      Rektum & Anus


Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan
berakhir di anus. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi,
yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka
timbul keinginan untuk buang air besar.Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan
keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian
otot yang penting untuk menunda buang air besar.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh.
Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lainnya dari usus. Suatu
cincin berotot (sfingter ani) menjaga agar anus tetap tertutup.

9
BAB III
PENUTUPAN
Di dalam tubuh manusia terdapat empat proses pencernaan dasar yaitu:
1.      Motilitas
2.      Sekresi
3.      Pencernaan
4.      Penyerapan
System pencernaan manusia terdiri dari:
1.      Mulut
2.      Faring
3.      Esophagus
4.      Lambung
5.      Usus halus
6.      Usus besar
7.      Rectum dan anus
Masing-masing organ memiliki fungsi tersendiri dan memiliki peranan penting dalam
pencernaan.

10
DAFTAR PUSTAKA

- http://ibrahimalirsyad.blogspot.com/2012/04/v-behaviorurldefaultvmlo_5937.html
- Syaifuddin. 2002. Struktur dan Komponen tubuh Manusia. Jakarta: Widya Medika
Prearce, Evelyn C. 2000.  Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT. Gramedia
Sherwood, Lauralee. 1987. Fisiologi Manusia. Jakarta: EGC

11

Anda mungkin juga menyukai