Dosen Pembimbing :
Disusun oleh :
1. PENGERTIAN
Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam
membantu proses pertumbuhan dan perkembangan pada anak, mengingat
manfaat nutrisi dalam tubuh dapat membantu proses pertumbuhan dan
perkembangan anak (Hidayat dalam Pratama, 2018).
Kebutuhan pemenuhan nutrisimerupakan kebutuhan yang harus
dipenuhi untuk menjaga Kesehatan tubuh. Meningkatkan manfaat nutrisi dan
cairan dalam tubuh dapat membantu proses pertumbuhan dan
perkembangan serta mencegah terjadinya berbagai penyakit akibat kurang
nutrisi (Nopitasari & Heri, 2021)
2. Anatomi Sistem Pencernaan
Saluran pencernaan dimulai dari rongga mulut, faring, esofagus,
lambung (gaster), usus halus (terdiri dari duodenum, jejunum, dan
ileum), usus besar (yang terdiri atas caecum, colon ascenden, colon
transversum, colon descendens, colon sigmoid), rectum, hingga anus.
Pada orang dewasa, panjang saluran pencernaan dari mulut hingga anus
sekitar 9 meter (Gerard J. Tortora, 2021)
3. Fisiologi Pencernaan
Makanan yang masuk ke mulut kita digunakan pada level selular
yang melibatkan reaksi kimia misalnya sintesa protein, karbohidrat,
hormon dan enzim; pembelahan, pertumbuhan dan reparasi selular; dan
produksi panas. Sebelum bisa digunakan, makanan harus melewati
proses secara mekanis dan kimiawi untuk menghasilkan bentuk yang
dapat diabsorbsi melalui dinding saluran cerna dan ditransport ke sel
oleh darah (Ahmad et al., 2020).
a) Mulut
1) Mengunyah (mastikasi) Di dalam mulut, makanan akan
bercampur dengan saliva dan pada proses mengunyah
maka terjadilah pemecahan makanan menjadi bentuk yang
lebih kecil. Proses pencampuran makanan dengan saliva
akan membasahi makanan itu sendiri sehingga
mempermudah pelumatannya. Dengan bantuan gigi, lidah,
dan saliva (air ludah), makanan dalam rongga mulut diolah
sedemikian rupa sampai terbentuk bolus, suatu massa yang
dilapisi saliva. Dalam bentuk inilah makanan akan dapat
dengan mudah didorong oleh lidah ke belakang dan masuk
daerah faring dan esofagus.
2) Menelan (deglutition, swallowing) - bolus didorong ke
belakang rongga mulut oleh otot-otot rongga mulut dan
lidah. - bolus didorong masuk ke rongga faring dengan
jalan menutup mulut dan menekuk lidah ke atas dan
belakang. - otot lidah menutup rongga mulut agar bolus
tidak kembali ke rongga mulut. - uvula menutup
nasofaring untuk mencegah masuknya makanan ke dalam
rongga hidung - epiglottis menutup laring untuk mencegah
makanan masuk ke saluran napas, setelah bolus memasuki
esofagus dengan segera epiglottis membuka kembali. -
bolus bergerak ke lambung dengan bantuan gerakan
peristaltik.
b) Esofagus
Esofagus berfungsi menyalurkam makanan yang telah dihaluskan
dari mulut menuju lambung. Nantinya, otot esofagus akan
menghasilkan gerak peristaltik sehingga dapat mendorong makanan
hingga sampai ke lambung. Pada bagian bawah esofagus sekitar 5
cm di atas lambung terdapat otot sirkuler yang dinamakan sfingter
gastroesofageal. Fungsi utama sfingter gastroesofageal adalah
untuk mencegah refluks isi lambung ke bagian atas esofagus.
c) Lambung
Lambung merupakan suatu pelebaran saluran pencernaan yang
terletak antara esofagus dan usus halus. Setelah memasuki
lambung, makanan akan bercampur dengan sekresi lambung dan
menghasilkan kimus. Kemudian Gelombang peristaltik mendorong
kimus ke arah sfingter pilorus yang tertutup dan tertolak kembali
menghasilkan gerakan maju mundur (retropulsi) hingga
menyebabkan kimus bercampur merata di antrum.
Fungsi motorik lambung ada 3 macam:
1) Menyimpan makanan untuk sementara
2) Mencampur makanan dengan sekret lambung sampai
membentuk kimus (khime, chime)
3) Mendorong makanan dari lambung ke usus halus
Di dalam lambung terdapat 3 macam sel kelenjar yang
memproduksi gastric juices (getah lambung) yaitu:
Kategori IMT
Kategori IMT Keterangan
9. PENGKAJIAN FOKUS
Pengkajian keperawatan terhadap masalah kebutuhan nutrisi dapat
meliputi pengkajian khusus masalah nutrisi dan pengkajian fisik secara
umum yang berhubungan dengan kebutuhan nutrisi :
a. Identitas
Melakukan pengkajian yang meliputi nama pasien, jenis kelamin, umur,
status perkawinan, pekerjaan, alamat, pendidikan terakhir, tanggal
masuk, nomer register, diagnosa medis, dan lain-lain.
b. Riwayat Kesehatan
Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola
makanan, tipe makanan yang dihindari ataupun diabaikan, makanan
yang lebih disukai, yang dapat digunakan untuk membantu
merencanakan jenis makanan untuk sekarang dan rencana makanan
untuk masa selanjutnya.
c. Keluhan Utama
Keluhan yang paling dirasakan oleh pasien saat dilakukan pengkajian
d. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien bercerita tentang riwayat penyakit, perjalanan dari rumah ke
rumah sakit
e. Riwayat Penyakit Dahulu
Data yang diperoleh dari pasien, apakah pasien mempunyai penyakit di
masa lalu maupun sekarang
f. Riwayat Penyakit Keluarga
Data yang diperoleh dari pasien maupun keluarga pasien, apakah
keluarga ada yang memiliki riwayat penyakit menurun maupun
menular.
g. Tingkat Aktifitas sehari-hari
1) Pola Istirahat /Tidur Waktu tidur
2) Pola Eliminasi Buang Air Kecil
3) Pola Makan dan Minum Jumlah dan jenis makanan
4) Kebersihan Diri / Personal Hygiene Pemeliharaan badan
5) Data Psikososial Pola komunikasi
6) Data Spiritual
Ketaatan dalam beribadah Keyakinan terhadap sehat dan sakit
Keyakinan terhadap penyembuhan
h. Pemeriksaan Fisik
i. Pemeriksaan Penunjang
j. Pemeriksaan laboratorium yang langsung berhubungan dengan pemenuhan
kebutuhan nutrisi adalah pemeriksaan albumin serum, Hemoglobin, glukosa,
elektrolit, dan lain-lain.
10. DIAGNOSA
Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pemenuhan kebutuhan
nutrisi sesuai dengan (SDKI, 2017) :
a. Defisit nutrisi
b. Resiko defisit nutrisi
c. Resiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
d. Resiko hipovolemia
11. INTERVENSI
Intervensi keperawatan yang sering muncul pada pemenuhan kebutuhan
nutrisi sesuai dengan (SIKI, 2017) :
a. Defisit nutrisi
- Manajemen nutrisi
- Pemeberian makan
- Pemberian obat intravena
b. Resiko defisit nutrisi
- Manajemen gangguan makan
- Eduaksi nutrisi
c. Resiko hipovolemia
- Manjemen hipovolemia
- Pemantauan cairan
- Edukasi manajemen demam
d. Resiko ketidakseimbanagan cairan dan elektrolit
- Manajemen cairan
- Pemantauan ekektrolit
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Hari/Tanggal : Selasa, 19 September
2023
Jam : 22.00
Pengkaji : Sevia Alfaresa
Ruang : UBA 1
1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama : Ny. T
Usia : 61th
Tanggal lahir : 12 April 1962
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Bojong soang
Diagnosa Medis : Diabetes Mellitus
No Medrec : 069084
Agama : Islam
Suku : Sunda
Status : Menikah
Tanggal Masuk : 19/09/2023
Tanggal Pengkajian : 19 /09/2023
b. Identitas Penanggung jawab
Nama : Tn. G
Hub dengan klien : Suami
Alamat : Bojong soang
Pekerjaan : Karyawan Swasta
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
1 Rasa Aman & Nyaman Tidak ada rasa nyeri Klien mengeluh lemas, terdapat
riwayat pembedahan di perut karena
benjolan usus 7th yang lalu.
2 Aktifitas Istirahat & Tidur Klien mengatakan olahraga hanya jalan Klien tirah baring dan aktifitas
santai saja selama 10mnt seminggu 1x. Tidak dibantu, tidur 5-6 jam, kadang-kadang
tidur siang 30 menit sampai 1 jam,
ada alat bantu aktifitas dan tidak ada
tidak ada gangguan tidur.
gangguan.
5 Eliminasi Defekasi normal 1x/hari, feses berwarna Klien terpasang kateter, urin berwarna
kuning, lembek. Bak klien 5-6x/hari urin kuning dan belum bab.
kuning.
6 Pernafasan Tidak ada kesulitan dalam bernafas, klien Tidak ada masalah.
tidak pernah merokok, tidak ada alergi debu,
obat-obatan, tidak pernah ada riwayat
masalah pernafasan.
7 Kardiovaskuler Tidak ada riwayat penyakit jantung. Tidak ada masalah.
8 Personal Hygiene Klien mengatakan mandi 1-2 x/hari, gosok Belum melakukan perawatan personal
gigi 2x/hari dan cuci rambut 3 hari 1x. tidak hygine.
perlu bantuan dalam personal hygine klien.
9 Sex Klien mengatakan sudah tidak aktif dalam Tidak melakukan hubungan seksual.
hubungan seksual, klien mempunyai 3 anak.
Pengkajian Psikosoial dan Spiritual
a. Psikologi
Status emosi klien tampak stabil, klien terlihat lemas, klien
mengatakan sedih karena harus dirawat, bila sedang sedih klien mengingat
Allah Swt. Klien mengatakan saat ini hanya mengharapkan kesembuhan
dan cepat pulang. Klien mengatakan kekuatan dirinya adalah cucunya dan
saat ini klien hanya terbaring di rumah sakit. Klien memandang dirinya
hanya manusia biasa yang dapat sakit kapanpun, hal yang disukai klien
adalah memasak, yang dapat dilakukan klien saat ini hanyalah semangat
untuk sembuh.
b. Hubungan Sosial
Klien mempunyai teman dekat semasa SMA nya, yang dipercayai
klien saat ini adalah suami dan anaknya, klien biasanya ikut pengajian
seminggu 2x.
c. Spritual
Klien beragama islam, klien menerima kondisinya saat ini dan
meyakini penyakitnya adalah ujian dari Allah SWT, klien berharap sembuh
dan menyerahkan semuanya kepada tim medis, ibadah klien selama di
rumah sakit berbaring dan dibantu, klien bersuci dengan tayamum, sehari
hari klien memakai kerudung.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Penampilan umum pasien tampak lemah.
Tingkat Kesadaran : Compos Mentis GCS 15, E4 M 6 V 5
TB : 156 cm
BB : 60 Kg
Vital Sign
TD : 108/77mmHg
Respirasi : 20x/mnt
SpO2 : 96%
Nadi : 102x/mnt
Suhu : 35,7℃
Keadaan kulit : warna kulit sawo matang, tidak ada kelainan kulit.
b. Pemeriksaan fisik
Kepala:
Kulit rambut bersih tidak ada ketombe, rambut tidak rontok, warna
rambut hitam putih uban, edema (-), lesi (-), nyeri (-).
Mata :
Konjungtiva anemis, sklera anikterik, reflex cahaya normal, tidak ada alat
bantu penglihatan.
Hidung :
Simetris, fungsi penciuman baik, mukosa hidung lembab, polip (-), nyeri
(-), sekret (-), lesi (-), edema (-), perdarahan (-).
Telinga :
Simetris, telinga sedikit kotor, ketajaman pendengaran normal, nyeri (-),
edema (-), perdarahan (-), lesi (-).
Mulut :
Kemampuan bicara baik, bibir kering, warna lidah pucat, kekuatan gigi
baik, caries (-), dahak (-).
Leher :
Simetris, pergerakan leher normal, pembesaran tiroid (-), pembesaran
kelenjar getah bening (-), Hiperpigmentasi kulit (-), peningkatan JVP
(-), nyeri telan (-).
Dada dan punggung :
Dada simetris, edema (-), lesi (-), tidak ada kelainan bentuk tulang,
pengembangan paru baik, vocal fremitus normal, pernafasan vesikuler,
pola napas regular, perkusi batas jantung paru dullness.
Abdomen :
Perut simetris, warna kulit sawo matang, vena teraba, Asites (-), suara
bising usus 10x/mnt, hepatomegali (-).
Genitalia :
Terpasang kateter, warna urin kuning, nyeri berkemih (-), penumpukan
urin (-), kelainan genital (-), belum bab.
Eketremitas :
Atas : kelainan jari (-), edema (-), lesi (-), pergerakan menurun, kekuatan
otot 4, akral hangat, reflex patella (+)
Bawah : edema perifer (-), lesi (-), kekuatan otot 4, akral hangat.
4. Data Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal Pemeriksaan : 19 September 2023
No Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
1 Hemoglobin 10,8 gr/dL 12-16 gr/dl
4 Hematokrit 33.4% 35 – 47 %
5. Analisa Data
- Klien mengeluh ↓
lemas.
- Klien mengeluh Ketidakseimbangan
nafsu makan produksi insulin
menurun.
↓
↓
Gula dalam darah tidak
dapat dibawa masuk sel
Penurunan fasilitas
glukosa
Hipoglikemia
Ketidakstabilan kadar
glukosa darah
Pemecahan
glucagon/glikogen
Metabolism anaerob
↓
Penumpukan asam laktat
pada otot
Kelemahan ekstremitas
B. DIAGNOSA
1) Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d gangguan metabolik bawaan d.d klien
mengeluh lemas, kadar glukosa darah/urin rendah (D.0027)
2) Gangguan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otor d.d kekuatan otot menurun,
rentang gerak menurun, klien tampak lemah (D.0056)
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. T No medrec : 978776
Hari / Tanggal : 19 September 2023 Mahasiswa : Sevia
No Dx Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
Selasa 1 22.00 1. Mengukur tanda-tanda vital S : klien mengeluh lemas tetapi sudah
19/09/23 & Respon : S = 35,7℃, N = 102x/mnt, berkurang
2 SpO2 = 96%, TD = 108/77mmHg, O : klien masih tampak lemas
RR = 19x/mnt kekuatan otot meningkat
2. Mengobservasi intake dan output GDS masih belum stabil
Respon : Intake 1200, output 600, S = 36,7 , N = 102x/mnt, spO2 =
BC + 600 96%, RR = 20x/mnt, TD = 116/76
3. Mengobservasi GDS per 6 jam mmHg
Respon : klien bersedia, GDS 172 A : masalah belum teratasi
mg/dL P : lanjutkan intervensi
4. Mengidentifikasi tanda dan gejala - Mengukur tanda-tanda vital
hipoglikemia - Observasi intake dan output
Respon : klien mengatakan lemas, - Observasi gds per 6 jam
tampak pucat, berkeringat dan ada - Monitor mobilisasi fisik
riwayat penurunan kesadaran - Pemberian obat pantoprazole
5. Mengidentifikasi kemungkinan 1x40mg (06.00)
penyebab hipoglikemia - Pemberian obat neurobion 1x1
Respon : klien mengatakan sebelum
smrs telat makan, ada faktor risiko amp (12.00)
usia 61th dan riwayat hipertensi - Infus dextrose 40%
6. Mempertahankan kepatenan jalan 1500cc/24jam
napas
Respon : klien mengatakan tidak ada
sesak
7. Mempertahankan akses IV
Respon : klien terpasang iv kateter di
sebelah tangan kiri
8. Menganjurkan klien membawa
karbohidrat sederhana setiap saat
Respon : klien mengerti dan paham
9. Menganjurkan memonitor kadar
glukosa darah
Respon : klien dan keluarga
mengerti dan bersedia mengontrol
kadar glukosa darah
10. Mengajarkan pengelolaan
hipoglikemia
Respon : klien dan keluarga
mengerti, klien mengatakan tidak
akan telat makan lagi dan akan rutin
berolahraga.
11. Mengajarkan perawatan
mandiri untuk mencegah
hipoglikemia
Respon : klien dan keluarga
mengerti dan paham tentang cara
mencegah hipoglikemia secara
mandiri
12. Memberikan cairan dextrose 40%
Respon : klien menanyakan manfaat
cairan tersebut dan bersedia
digantikan cairanya yg sudah habis.
13. Memfasilitasi istirahat dan tidur
Respon : klien nyaman dan tertidur
nyenyak.
14. Mengkaji keadaan klien
Respon : klien mengatakan masih
lemas dan ingin duduk.
Rabu 06.00 15. Memberikan obat pantoprazole
20/9/23 1x40mg IV
Respon : klien bersedia dilakukan
pemberian obat.
16. Mengobservasi GDS per 6 jam
Respon : klien bersedia, GDS 155
mg/dL
17. Mengidentifikasi toleransi fisik
melakukan pergerakan
Respon : klien bisa bergerak
namun terbatas dan sedikit
06. 30 18. Memfasilitasi aktivitas mobilisasi
dengan dibantu
Respon : klien dibantu mahasiswa
dan keluarga untuk bergeser
19. Memfasilitasi melakukan
pergerakan
Respon : klien bisa bergeser dan
bed diposisikan semi fowler
20. Menganjurkan melakukan
mobilisasi dini
Respon : klien dan keluarga
mengerti.
21. Mengajarkan mobilisasi sederhana
yang harus dilakukan (duduk di
tempat tidur)
Respon : klien dibantu oleh
keluarga untuk bergeser dan posisi
duduk
22. Mengukur tanda-tanda vital
Respon : S=36,6, N=89, RR = 19,
spO2=97%, TD = 108/75 mmHg
23. Mengukur intake output
Respon : intake 1200, output 1000,
08.00 BC +200
24. Mengkaji keluhan klien
Respon : klien mengatakan masih
lemas tapi sudah membaik
25. Memberikan obat neurobion 1 amp
Respon : klien bersedia diberikan
12.00 obat
26. Memonitor kekuatan otot
ekstremitas
Respon : pergerakan sudah baik
dan kekuatan otot meningkat.
27. Mengobservasi GDS per 6 jam
Respon : klien bersedia, GDS 158
mm/dL
28. Mengukur tanda-tanda vital
Respon : S = 36,4 , N = 89x.mnt,
spO2 = 97%, RR = 19x/mnt, TD =
111/86 mmHg
14.00 29. Mengukur intake output
Respon : Intake 1000, output 800,
BC +200
15.00 30. Mengkaji keluhan klien
Respon : klien mengatakan
lemasnya sudah berkurang,
kekuatan otot meningkat, dan bisa
duduk sebentar tetapi dibantu
31. Mengobservasi GDS per 6 jam
Respon : klien bersedia, GDS 232
mm/dL
32. Mengukur tanda-tanda vital
Respon : S = 36,7 , N = 102x/mnt,
spO2 = 96%, RR = 20x/mnt, TD =
116/76 mmHg
20.00 33. Mengkaji keluhan klien
Respon : klien mengeluh lemasnya
sudah berkurang tetapi klien
merasa mengantuk terus.