Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA

NY. T. 61TH DENGAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RSUD AL-IHSAN


BANDUNG
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Keperawatan Dasar Profesional
Islami

Dosen Pembimbing :

Ns. Anggriyana Tri Widianti, M.Kep

Disusun oleh :

Sevia Alfaresa Faihannajah


402023107

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG
2023
LAPORAN PENDAHULUAN

1. PENGERTIAN
Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam
membantu proses pertumbuhan dan perkembangan pada anak, mengingat
manfaat nutrisi dalam tubuh dapat membantu proses pertumbuhan dan
perkembangan anak (Hidayat dalam Pratama, 2018).
Kebutuhan pemenuhan nutrisimerupakan kebutuhan yang harus
dipenuhi untuk menjaga Kesehatan tubuh. Meningkatkan manfaat nutrisi dan
cairan dalam tubuh dapat membantu proses pertumbuhan dan
perkembangan serta mencegah terjadinya berbagai penyakit akibat kurang
nutrisi (Nopitasari & Heri, 2021)
2. Anatomi Sistem Pencernaan
Saluran pencernaan dimulai dari rongga mulut, faring, esofagus,
lambung (gaster), usus halus (terdiri dari duodenum, jejunum, dan
ileum), usus besar (yang terdiri atas caecum, colon ascenden, colon
transversum, colon descendens, colon sigmoid), rectum, hingga anus.
Pada orang dewasa, panjang saluran pencernaan dari mulut hingga anus
sekitar 9 meter (Gerard J. Tortora, 2021)
3. Fisiologi Pencernaan
Makanan yang masuk ke mulut kita digunakan pada level selular
yang melibatkan reaksi kimia misalnya sintesa protein, karbohidrat,
hormon dan enzim; pembelahan, pertumbuhan dan reparasi selular; dan
produksi panas. Sebelum bisa digunakan, makanan harus melewati
proses secara mekanis dan kimiawi untuk menghasilkan bentuk yang
dapat diabsorbsi melalui dinding saluran cerna dan ditransport ke sel
oleh darah (Ahmad et al., 2020).
a) Mulut
1) Mengunyah (mastikasi) Di dalam mulut, makanan akan
bercampur dengan saliva dan pada proses mengunyah
maka terjadilah pemecahan makanan menjadi bentuk yang
lebih kecil. Proses pencampuran makanan dengan saliva
akan membasahi makanan itu sendiri sehingga
mempermudah pelumatannya. Dengan bantuan gigi, lidah,
dan saliva (air ludah), makanan dalam rongga mulut diolah
sedemikian rupa sampai terbentuk bolus, suatu massa yang
dilapisi saliva. Dalam bentuk inilah makanan akan dapat
dengan mudah didorong oleh lidah ke belakang dan masuk
daerah faring dan esofagus.
2) Menelan (deglutition, swallowing) - bolus didorong ke
belakang rongga mulut oleh otot-otot rongga mulut dan
lidah. - bolus didorong masuk ke rongga faring dengan
jalan menutup mulut dan menekuk lidah ke atas dan
belakang. - otot lidah menutup rongga mulut agar bolus
tidak kembali ke rongga mulut. - uvula menutup
nasofaring untuk mencegah masuknya makanan ke dalam
rongga hidung - epiglottis menutup laring untuk mencegah
makanan masuk ke saluran napas, setelah bolus memasuki
esofagus dengan segera epiglottis membuka kembali. -
bolus bergerak ke lambung dengan bantuan gerakan
peristaltik.
b) Esofagus
Esofagus berfungsi menyalurkam makanan yang telah dihaluskan
dari mulut menuju lambung. Nantinya, otot esofagus akan
menghasilkan gerak peristaltik sehingga dapat mendorong makanan
hingga sampai ke lambung. Pada bagian bawah esofagus sekitar 5
cm di atas lambung terdapat otot sirkuler yang dinamakan sfingter
gastroesofageal. Fungsi utama sfingter gastroesofageal adalah
untuk mencegah refluks isi lambung ke bagian atas esofagus.
c) Lambung
Lambung merupakan suatu pelebaran saluran pencernaan yang
terletak antara esofagus dan usus halus. Setelah memasuki
lambung, makanan akan bercampur dengan sekresi lambung dan
menghasilkan kimus. Kemudian Gelombang peristaltik mendorong
kimus ke arah sfingter pilorus yang tertutup dan tertolak kembali
menghasilkan gerakan maju mundur (retropulsi) hingga
menyebabkan kimus bercampur merata di antrum.
Fungsi motorik lambung ada 3 macam:
1) Menyimpan makanan untuk sementara
2) Mencampur makanan dengan sekret lambung sampai
membentuk kimus (khime, chime)
3) Mendorong makanan dari lambung ke usus halus
Di dalam lambung terdapat 3 macam sel kelenjar yang
memproduksi gastric juices (getah lambung) yaitu:

1) Kelenjar kardia; terletak di daerah kardia dekat


esofagus. Epitelnya merupakan epitel selapis silindris
dan hasil sekresinya bersifat mukus.
2) Kelenjar fundus (gastrika); letaknya pada daerah
korpus dan fundus. Pada kelenjar ini terdapat : - Sel
utama (chief cell; zymogenic cell) yang mensekresi
pepsinogen - Sel parietal (oxyntic cell) mensekresi hcl
dan faktor intrinsik - Sel mukus (mucous cell),
mensekresi mukus.
3) Kelenjar pilorus; letaknya dekat daerah antrum
pilorik, terdiri dari sel-sel menyerupai sel mukus dan
sel G yaitu sel yang memproduksi gastrin.
Getah lambung terdiri dari campuran beberapa hasil sekresi
kelenjar lambung, antara lain:

1) Asam hidroklorik (hcl), berguna untuk mengaktifkan


pepsinogen, menunjang proses pelumatan dan
melindungi epitel lambung dari bakteri yang tidak
tahan asam
2) Pepsinogen, diubah oleh asam lambung menjadi
pepsin yang mencerna protein menjadi rantai
polipeptida dan sebagian kecil menjadi asam amino.
3) Mukus: disekresi oleh sel-sel permukaan membran
mukosa; terutama berfungsi melapisi permukaan
membran mukosa agar tidak tercerna oleh asam
hidroklorik.
4) Faktor intrinsik yang penting untuk penyerapan
vitamin B12.
5) Lipase gaster untuk pencernaan lemak. Namun lipase
gaster ini tidak terlalu berperan dalam pencernaan
lemak, demikian juga lipase saliva karena pencernaan
lemak memerlukan bantuan garam empedu melalui
proses emulsifikasi.
d) Usus Halus
Usus halus (intestin) mempunyai 2 kelenjar, yaitu :
1) Kelenjar Brunner ; suatu kelenjar mukosa kompleks yang
terletak antara pilorus dan papila vateri. Kelenjar ini
memproduksi mukus yang berfungsi melindungi dinding
duodenum dari pencernaan oleh getah pankreas.
2) Kripte Lieberkuhn terdiri dari :
a. sel goblet; mensekresi mucus
b. sel paneth; mensekresi enzim pencernaan
c. sel epitel; berperan dalam penyerapan (absorpsi)
Proses pencernaan dalam lumen usus halus dilaksanakan oleh
enzim dari pankreas. Pencernaan lemak dibantu oleh garam
empedu. Pencernaan lemak selesai dalam lumen usus halus,
sedangkan pencernaan karbohidrat dan protein diselesaikan di
dinding usus halus. Fungsi bahan-bahan yang berasal dari sekresi
pankreas adalah:
1) sebagai enzim yang membantu melumatkan khime dari
lambung
2) natrium bikarbonat menetralisasi kimus asam dari
lambung Sekresinya sebagian diatur oleh mekanisme
refleks dan sebagian oleh suatu hormon saluran cerna.
Sekresi pankreas mengandung enzim-enzim berikut :
1) Amilase pankreas: seperti amilase saliva, memecah
karbohidrat menjadi bentuk disakarida seperti maltose,
sukrose, laktose.
2) Lipase pankreas: memecah lemak menjadi monogliserida
atau asam lemak dan gliserol, yaitu bentuk yang dapat
diabsorbsi oleh usus halus.
3) Enzim-enzim proteolitik yang berfungsi memecah protein
menjadi struktur yang lebih kecil (polipeptida):
tripsinogen, kimotripsinogen, prokarboksipeptidase.
Tripsinogen diaktifkan menjadi tripsin oleh enzim
enterokinase (terdapat di dinding usus halus). Tripsin
mengaktifkan kimotripsinogen dan prokarboksipeptidase.
e) Usus Besar
Fungsi usus besar adalah:
1) Menerima hasil kerja produksi usus halus
2) Menyimpan dan mengeluarkan massa fekalis
3) Mengabsorpsi larutan garam dan air; volume air yang
terdapat di kolon 1500 ml/hr, 1300 ml akan direabsorbsi.
Aktivitas bakteri dapat melepaskan bahan di dalam masa sisa-
sisa makanan yang tidak absorpsi lagi yaitu berupa vitamin
dan gas.
4. Proses pencernaan makanan
- Ingesti: proses masuknya makanan dan cairan dari lingkungan ke
dalam tubuh melalui proses menelan baik melalui koordinasi
gerakan mengunyah
- Digesti: proses pemecahan zat-zat makanan sehingga dapat
diabsorpsi oleh saluran pencernaan.
- Absorbsi : pemindahan hasil-hasil pencernaan karbohidrat, lemak
dan protein (gula sederhana, asam-asam lemak dan asam-asam
amino) melalui dinding usus ke sirkulasi darah dan limfe untuk
digunakan oleh sel-sel tubuh.
- Ekskresi: proses pengeluaran zat sisa metabolisme dari dalam
tubuh.
5. ETIOLOGI
Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya
ketidakseimbangan pada kebutuhannutrisi, diantaranya:
a. Intake nutrisi
b. Gangguan menelan dan mengolah makanan
c. Mual dan muntah
d. Stress
e. Perasaan tidak nyaman setelah makan
f. Kelemahan fisik
g. Gaya hidup atau kebiasaan
6. NILAI NILAI MORAL DAN CARA PERHITUNGAN NYA
Tubuh memerlukan makanan untuk mempertahankan kelangsungan
fungsinya. Kebutuhan nutrisi ini diperlukan sepanjang kehidupan manusia,
namun jumlah nutrisi yang diperlukan tiap orang berbeda sesuai
dengan karakteristik, seperti jenis kelamin, usia, aktivitas, dan lain-lain.
Pemenuhan kebutuhan nutrisi bukan hanya sekedar untuk menghilangkan
rasa lapar, melainkan mempunyai banyak fungsi. Adapun fungsi umum
dari nutrisi diantaranya adalah sebagai energi, memelihara jaringan tubuh,
dan lain-lain (Nopitasari & Heri, 2021).
Rumus perhitungan IMT :
Berat Badan(kg)
IMT =
2 KuadranTinggi Badan(m 2)

Kategori IMT
Kategori IMT Keterangan

Kekurangan berat badan tingkat berat <17,0 Kurus

Kekurangn berat badan tingkat ringan 17,0 – 18,5

Berat badan ideal 18,5 – 25,0 Normal

Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1 – 27,0 Gemuk


Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0

7. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


Kebutuhan nutrisi seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
faktor fisiologis, faktor gaya hidup dan kebiasaan, faktor budaya dan
kepercayaan, sumber dana yang ada, faktor obat-obatan dan interaksi
nutrient, jenis kelamin, pembedahan, kanker dan pengobatan kanker,
penggunaan alcohol, serta status psikologis (Craven dan Hirnle dalam
Tarwoto & Wartonah, 2015).
a. Faktor fisiologis Merupakan faktor yang terkait dengan proses
pencernaan atau intake makanan.
b. Gaya hidup dan kebiasaan Kebiasaan makan seperti waktu makan pada
jam tertentu, makan bersama, cara penyajian makanan, jenis makanan
pasien, jika mengalami perubahan, maka dapat mempengaruhi selera
dan intake makanan. Demikian juga gaya hidup pasien seperti,
kebiasaan makan tinggi garam (natrium) juga mempengaruhi status
nutrisi pasien.
c. Budaya dan keyakinan Adanya budaya dan keyakinan yang salah dalam
lingkungan masyarakat tertentu dalam mengonsumsi makanan
menimbulkan tidak adekuatnya status nutrisi.
d. Kemampuan ekonomi atau tersedianya dana Kemiskinan menimbulkan
daya beli makanan menjadi berkurang dengan demikian intake makanan
juga otomatis berkurang. Pemenuhan kebutuhan nutrisi juga akan
terganggu.
e. Penggunaan obat-obatan dan interaksi nutrisi Penggunaan obat-obatan
dalam jangka lama menimbulkan komplikasi yang dapat menghambat
intake makanan maupun absorpsi nutrient.
f. Jenis kelamin Kebutuhan nutrisi laki-laki dengan perempuan berbeda.
g. Status psikologi Respons stress pada individu berbeda, ada individu
yang mengalami stress akan meningkatkan nafsu makan, namun juga
sebaliknya tidak nafsu makan.
8. JENIS GANGGUAN
Menurut Asmadi (2008) menuliskan secara umum, gangguan
kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan dan kelebihan nutrisi, obesitas,
malnutrisi, diabetes militus, hipertensi, jantung coroner, kanker, dan
anoreksia nervosa.
a. Kekurangan Nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam
keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal)
atau risiko penurunan berat badan akibat ketidakcukupan asupan nutrisi
untuk kebutuhan metabolisme.
b. Kelebihan Nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang
yang mempunyai risiko peningkatan berat badan akibat asupan
kebutuhan metabolisme secara berlebih.
c. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai
lebih dari 20% berat badan normal.Status nutrisinya adalah melebihi
kebutuhan metabolisme karena kelebihan asupan kalori dan penurunan
dalam penggunaan kalori.
d. Malnutrisi
Malnutrisi adalah masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat
gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan
zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh.
e. Diabetes Melitus
Diabetes mellitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai
dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan
insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
f. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh
berbagai masalah pemenuhan kebutuhan seperti penyebab dari obesitas,
serta asupan kalsium, natrium dan gaya hidup yang berlebihan.
g. Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung coroner merupakan gangguan nutrisi yang sering
disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok.
Gangguan ini sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup
yang tidak sehat, obesitas, dan lain-lain.
h. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh
konsumsi lemak secara berlebihan.
i. Anoreksia Nervosa
Anoreksia Nervosa merupakan penurunan berat badan secara mendadak
dan berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan
badan, nyeri abdomen, kedinginan, letargi, dan kelebihan energy

9. PENGKAJIAN FOKUS
Pengkajian keperawatan terhadap masalah kebutuhan nutrisi dapat
meliputi pengkajian khusus masalah nutrisi dan pengkajian fisik secara
umum yang berhubungan dengan kebutuhan nutrisi :
a. Identitas
Melakukan pengkajian yang meliputi nama pasien, jenis kelamin, umur,
status perkawinan, pekerjaan, alamat, pendidikan terakhir, tanggal
masuk, nomer register, diagnosa medis, dan lain-lain.
b. Riwayat Kesehatan
Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola
makanan, tipe makanan yang dihindari ataupun diabaikan, makanan
yang lebih disukai, yang dapat digunakan untuk membantu
merencanakan jenis makanan untuk sekarang dan rencana makanan
untuk masa selanjutnya.
c. Keluhan Utama
Keluhan yang paling dirasakan oleh pasien saat dilakukan pengkajian
d. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien bercerita tentang riwayat penyakit, perjalanan dari rumah ke
rumah sakit
e. Riwayat Penyakit Dahulu
Data yang diperoleh dari pasien, apakah pasien mempunyai penyakit di
masa lalu maupun sekarang
f. Riwayat Penyakit Keluarga
Data yang diperoleh dari pasien maupun keluarga pasien, apakah
keluarga ada yang memiliki riwayat penyakit menurun maupun
menular.
g. Tingkat Aktifitas sehari-hari
1) Pola Istirahat /Tidur Waktu tidur
2) Pola Eliminasi Buang Air Kecil
3) Pola Makan dan Minum Jumlah dan jenis makanan
4) Kebersihan Diri / Personal Hygiene Pemeliharaan badan
5) Data Psikososial Pola komunikasi
6) Data Spiritual
Ketaatan dalam beribadah Keyakinan terhadap sehat dan sakit
Keyakinan terhadap penyembuhan
h. Pemeriksaan Fisik
i. Pemeriksaan Penunjang
j. Pemeriksaan laboratorium yang langsung berhubungan dengan pemenuhan
kebutuhan nutrisi adalah pemeriksaan albumin serum, Hemoglobin, glukosa,
elektrolit, dan lain-lain.

10. DIAGNOSA
Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pemenuhan kebutuhan
nutrisi sesuai dengan (SDKI, 2017) :
a. Defisit nutrisi
b. Resiko defisit nutrisi
c. Resiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
d. Resiko hipovolemia

11. INTERVENSI
Intervensi keperawatan yang sering muncul pada pemenuhan kebutuhan
nutrisi sesuai dengan (SIKI, 2017) :
a. Defisit nutrisi
- Manajemen nutrisi
- Pemeberian makan
- Pemberian obat intravena
b. Resiko defisit nutrisi
- Manajemen gangguan makan
- Eduaksi nutrisi
c. Resiko hipovolemia
- Manjemen hipovolemia
- Pemantauan cairan
- Edukasi manajemen demam
d. Resiko ketidakseimbanagan cairan dan elektrolit
- Manajemen cairan
- Pemantauan ekektrolit
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Hari/Tanggal : Selasa, 19 September
2023
Jam : 22.00
Pengkaji : Sevia Alfaresa
Ruang : UBA 1
1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama : Ny. T
Usia : 61th
Tanggal lahir : 12 April 1962
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Bojong soang
Diagnosa Medis : Diabetes Mellitus
No Medrec : 069084
Agama : Islam
Suku : Sunda
Status : Menikah
Tanggal Masuk : 19/09/2023
Tanggal Pengkajian : 19 /09/2023
b. Identitas Penanggung jawab
Nama : Tn. G
Hub dengan klien : Suami
Alamat : Bojong soang
Pekerjaan : Karyawan Swasta
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama

Klien mengeluh lemas

b. Riwayat Penyakit Sekarang


Klien datang ke IGD RSUD Al-ihsan dengan mengeluh lemas
sejak 2 jam SMRS, di IGD klien mengalami penurunan kesadaran,
setelah di cek GDS awal 38mg/dL (hipoglikemia) lalu diberikan infus
D10% 3 flush dan neurobion 1 amp, setelah 3 jam GDS klien
meningkat 257mg/dL kemudian pukul 08 pagi klien di cek GDS
kembali dan hasilnya menurun 58mg/dL dan pukul 10 pagi GDS
meningkat 94mg/dL kemudian klien dipindahkan ke ruang rawat inap,
Klien mengatakan dengan merasa lemas menjadi menghambat
aktivitas dan berharap kesembuhan.

c. Riwayat Penyakit Dahulu

Klien mengatakan ada riwayat penyakit hipertensi sejak 2015


tetapi tidak rutin meminum obat, tidak ada riwayat penyakit menular,
tidak ada alergi obat dan pada 2016 pernah dirawat di rumah sakit
karena menjalani operasi benjolan di usus.

d. Riwayat Kesehatan Keluarga

Klien mengatakan tinggal dengan suami dan cucunya yg berusia


12th, di keluarga klien tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit
keturunan maupun menular.
e. Pengkajian Biologis (ADL)
No Biologis Sebelum sakit Sesudah sakit

1 Rasa Aman & Nyaman Tidak ada rasa nyeri Klien mengeluh lemas, terdapat
riwayat pembedahan di perut karena
benjolan usus 7th yang lalu.
2 Aktifitas Istirahat & Tidur Klien mengatakan olahraga hanya jalan Klien tirah baring dan aktifitas
santai saja selama 10mnt seminggu 1x. Tidak dibantu, tidur 5-6 jam, kadang-kadang
tidur siang 30 menit sampai 1 jam,
ada alat bantu aktifitas dan tidak ada
tidak ada gangguan tidur.
gangguan.

Klien mengatakan tidur malam pukul 22 – 04


shubuh selama 7 jam dan kadang-kadang
tidur siang. Klien tidak menggunakan obat
penenang sebelum tidur.

Klien biasanya beberes rumah pukul 07-09,


di waktu luang biasanya klien rutin membaca
al quran dan menonton ceramah
3 Cairan Klien mengatakan minum air putih 5-6 Klien minum air putih ± 5 gelas.
gelas /hari, minuman yang disukai klien
adalah teh panas, tidak ada riwayat
penggunaan alkohol.
4 Nutrisi Klien mengatakan makan 2-3x/hari, biasanya Klien makan bubur tapi tidak habis
klien makan dengan lauk pauk ikan, tahu, karena ada mual, makan dibantu oleh
tempe dan makanan yang disukainya adalah suaminya, tidak ada kesulitan
sayur asem, tidak ada makanan yang mengunyah dan menelan.
dipantang, tidak ada alergi makanan, tidak
ada kesulitan menelan & mengunyah.
Kekuatan gigi klien baik.

5 Eliminasi Defekasi normal 1x/hari, feses berwarna Klien terpasang kateter, urin berwarna
kuning, lembek. Bak klien 5-6x/hari urin kuning dan belum bab.
kuning.

6 Pernafasan Tidak ada kesulitan dalam bernafas, klien Tidak ada masalah.
tidak pernah merokok, tidak ada alergi debu,
obat-obatan, tidak pernah ada riwayat
masalah pernafasan.
7 Kardiovaskuler Tidak ada riwayat penyakit jantung. Tidak ada masalah.

8 Personal Hygiene Klien mengatakan mandi 1-2 x/hari, gosok Belum melakukan perawatan personal
gigi 2x/hari dan cuci rambut 3 hari 1x. tidak hygine.
perlu bantuan dalam personal hygine klien.

9 Sex Klien mengatakan sudah tidak aktif dalam Tidak melakukan hubungan seksual.
hubungan seksual, klien mempunyai 3 anak.
Pengkajian Psikosoial dan Spiritual

a. Psikologi
Status emosi klien tampak stabil, klien terlihat lemas, klien
mengatakan sedih karena harus dirawat, bila sedang sedih klien mengingat
Allah Swt. Klien mengatakan saat ini hanya mengharapkan kesembuhan
dan cepat pulang. Klien mengatakan kekuatan dirinya adalah cucunya dan
saat ini klien hanya terbaring di rumah sakit. Klien memandang dirinya
hanya manusia biasa yang dapat sakit kapanpun, hal yang disukai klien
adalah memasak, yang dapat dilakukan klien saat ini hanyalah semangat
untuk sembuh.
b. Hubungan Sosial
Klien mempunyai teman dekat semasa SMA nya, yang dipercayai
klien saat ini adalah suami dan anaknya, klien biasanya ikut pengajian
seminggu 2x.
c. Spritual
Klien beragama islam, klien menerima kondisinya saat ini dan
meyakini penyakitnya adalah ujian dari Allah SWT, klien berharap sembuh
dan menyerahkan semuanya kepada tim medis, ibadah klien selama di
rumah sakit berbaring dan dibantu, klien bersuci dengan tayamum, sehari
hari klien memakai kerudung.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Penampilan umum pasien tampak lemah.
Tingkat Kesadaran : Compos Mentis GCS 15, E4 M 6 V 5
TB : 156 cm
BB : 60 Kg
Vital Sign
TD : 108/77mmHg
Respirasi : 20x/mnt
SpO2 : 96%
Nadi : 102x/mnt
Suhu : 35,7℃
Keadaan kulit : warna kulit sawo matang, tidak ada kelainan kulit.

b. Pemeriksaan fisik

Kepala:
Kulit rambut bersih tidak ada ketombe, rambut tidak rontok, warna
rambut hitam putih uban, edema (-), lesi (-), nyeri (-).
Mata :
Konjungtiva anemis, sklera anikterik, reflex cahaya normal, tidak ada alat
bantu penglihatan.
Hidung :
Simetris, fungsi penciuman baik, mukosa hidung lembab, polip (-), nyeri
(-), sekret (-), lesi (-), edema (-), perdarahan (-).
Telinga :
Simetris, telinga sedikit kotor, ketajaman pendengaran normal, nyeri (-),
edema (-), perdarahan (-), lesi (-).
Mulut :
Kemampuan bicara baik, bibir kering, warna lidah pucat, kekuatan gigi
baik, caries (-), dahak (-).
Leher :
Simetris, pergerakan leher normal, pembesaran tiroid (-), pembesaran
kelenjar getah bening (-), Hiperpigmentasi kulit (-), peningkatan JVP
(-), nyeri telan (-).
Dada dan punggung :
Dada simetris, edema (-), lesi (-), tidak ada kelainan bentuk tulang,
pengembangan paru baik, vocal fremitus normal, pernafasan vesikuler,
pola napas regular, perkusi batas jantung paru dullness.
Abdomen :
Perut simetris, warna kulit sawo matang, vena teraba, Asites (-), suara
bising usus 10x/mnt, hepatomegali (-).
Genitalia :
Terpasang kateter, warna urin kuning, nyeri berkemih (-), penumpukan
urin (-), kelainan genital (-), belum bab.
Eketremitas :
Atas : kelainan jari (-), edema (-), lesi (-), pergerakan menurun, kekuatan
otot 4, akral hangat, reflex patella (+)
Bawah : edema perifer (-), lesi (-), kekuatan otot 4, akral hangat.

4. Data Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal Pemeriksaan : 19 September 2023
No Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
1 Hemoglobin 10,8 gr/dL 12-16 gr/dl

2 Leukosit 1430 sel/uL 3.800 –


10.600
sel/uL
3 Eritrosit 3,93 juta/uL 3,6 – 5,8 juta/uL

4 Hematokrit 33.4% 35 – 47 %

5 Trombosit 865.000 sel/uL 150000 - 440000


sel/uL
6 Natrium 136 mmol/L 134-145 mmol/L
7 Kalium 4.2 mmol/L 3.6-5.6 mmol/L
8 Kalsium 1.19 mmol/L 1.15-1.35 mmol/L
9 SGOT 20 U/L 10-31 U/L
10 SGPT 11 U/L 9-36 U/L
11 Ureum 20 mg/dL 10-50 mg/dL
12 Kreatinin 1.44 mg/dL 0.7-1.13 mg/dL
13 GDS 38 mg/dL (01.00) 70-200 mg/dL
257 mg/dL (03.00
58 mg/dL (08.00)
94 mg/dL (10.00)

2. Hasil pemeriksaan radiologi

 USG : tidak terlampir


 Foto Throrax : tidak terlampir
3. Terapi Obat
No Nama Obat Dosis Route Indikasi

1 Pantoprazole 1 x 40mg IV Untuk mengobati


Jam 06.00 esophagitis erofis,
kondisi perlukaan di
kerongkongan akibat
aniknya asam
lambung. Mengobati
tukak lambung yang
disebabkan oleh efek
samping penggunaan
obat anti nyeri non
steroid (OAINS).
2 Neurobion 1 x 1 Amp IV Untuk menjaga
Jam 12.00 kesehatan saraf,
mengobati gangguan
saraf, mengatasi
kekurangan vitamin B,
meingkatkan nafsu
makan dan untuk
masa pemulihan.
3 Infus Dextrose 40% 1500 cc/24 IV Sebagai pengganti
jam gula untuk mengatasi
gula darah rendah.

5. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah

1 Do : Usia 61th (resiko), Ketidakstabilan kadar


riwayat hipertensi glukosa darah
- Klien tampak lemah
- GDS 38 mg/dL ↓
- GDS 257 mg/dL
- GDS 57 mg/dL Fisiologis tubuh menurun
- Hb 10,8 gr/dL
- Kreatinin 1.44 ↓
mg/dL
Resistensi insulin
Ds : meingkat

- Klien mengeluh ↓
lemas.
- Klien mengeluh Ketidakseimbangan
nafsu makan produksi insulin
menurun.

Sel-sel perifer gagal


merespon hormone
insulin


Gula dalam darah tidak
dapat dibawa masuk sel

Penurunan fasilitas
glukosa

Hipoglikemia

Ketidakstabilan kadar
glukosa darah

2 Do : Diabetes mellitus Gangguan Mobilitas


Fisik
- Klien tampak lesu ↓
- Kekuatan otot
menurun 4 dapat Hipoglikemi
mengangkat
ekstremitas dan ↓
dapat melawan
tahanan sedang. Penurunan suplai glukosa
- Rentang gerak ke jaringan & seluler
menurun

Ds :
Jaringan otot
- Klien mengeluh
lemas ↓

Pemecahan
glucagon/glikogen

Metabolism anaerob

Menghasilkan asam laktat


Penumpukan asam laktat
pada otot

Kelemahan ekstremitas

Gangguan Mobilitas Fisik

B. DIAGNOSA

1) Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d gangguan metabolik bawaan d.d klien
mengeluh lemas, kadar glukosa darah/urin rendah (D.0027)
2) Gangguan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otor d.d kekuatan otot menurun,
rentang gerak menurun, klien tampak lemah (D.0056)
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. T No medrec : 978776
Hari / Tanggal : 19 September 2023 Mahasiswa : Sevia
No Dx Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional

1 Ketidakstabilan Kadar Setelah dilakukan Manajemen Hipoglikemia (I.03115)


Glukosa Darah b.d tindakan keperawatan Observasi
gangguan metabolik 2x24 jam diharapkan 1. Identifikasi tanda dan gejala 1. Untuk mengetahui tanda
bawaan d.d klien kestabilan kadar glukosa hipoglikemia dan gejala hipoglikemia,
mengeluh lemas, kadar darah klien meningkat 2. Identifikasi kemungkinan gejala ringan meliputi
glukosa darah/urin dengan kriteria hasil : penyebab hipoglikemia. lelah, pusing, pucat,
rendah  Klien merasa lelah / kesemutan , berkeringat,
lesu menurun (5) jantung berdebar, gejala
Do :
 Mulut kering berat meliputi
- Klien tampak lemah menurun (1) mengantuk, gangguan
- GDS 38 mg/dL  Kadar glukosa dalam penglihatan,
- GDS 257 mg/dL darah membaik (5) kebingungan, kejang,
- GDS 57 mg/dL  Kadar glukosa dalam hilang kesadaran
- Hb 10,8 gr/dL urine membaik (5) (Kemenkes, 2017).
- Kreatinin 1.44 mg/dL 2. Untuk mengetahui
penyebab hipoglikemia
Ds : pada pasien seperti
karena kurangnya asupan
- Klien mengeluh lemas. makanan, penggunaan
- Klien mengeluh nafsu insulin dan sulfonylurea
makan menurun pada psien DM,
penggunaan alkohol, usia
60-74 tahun, penyakit
penyerta, gaya hidup
(Budiawan et al., 2020)
Terapeutik

3. Berikan karbohidrat sederhana 3. karbohidrat sederhana


4. Pertahankan kepatenan jalan napas lebih mudah dikonversi
5. Pertahankan akses IV menjadi glukosa karena
struktur molekul terurai
lebih cepat didalam
lambung dan usus halus
oleh karena itu
karbohidrat ini
meningkatkan kadar
glukosa didalam aliran
darah sangat cepat
(kurang dari 30 menit)
(Utami, 2021)
4. Mempertahakan oksigen
bagi sel darah merah
yang kemudian akan
membawa oksigen
tersebut ke seluruh tubuh
5. Untuk memenuhi atau
mengganti cairan
elektorlit tubuh yang
hilang.
6. Untuk memenuhi asupan
tubuh dan mencegah
Edukasi
hipoglikemia.
6. Anjurkan membawa karbohidrat
7. Untuk mengontrol
sederhana setiap saat
penyakit yang berkaitan
7. Anjurkan memonitor kadar
dengan gula darah
glukosa darah
rendah/tinggi.
8. Ajarkan pengelolaan hipoglikemia
8. Untuk membantu
(tanda dan gejala, faktor risiko,
meningkatkan
pengobatan)
pengetahuan penderita
9. Ajarkan perawatan mandiri untuk
dan mendapatkan control
mencegah hipoglikemia
metaboli yang baik.
(meningkatkan asupan makanan
9. Membantu klien
untuk berolahraga)
melakukan pencegahan
secara mandiri dengan
berolahraga rutin,
meningkatkan asupan
makanan karbohidrat dan
protein.
10. Untuk memenuhi
Kolaborasi
kebutuhan gula darah
10. Kolaborasi pemberian dextrose
pada pengidap
40%
hipoglikemia.

Pemberian Obat Intravena


11. Untuk mengurangi
(I.02065)
kemungkinan terjadinya
Observasi kesalahan dosis obat.
12. Menentukan suatu
11. Periksa order obat sesuai indikasi
produk obat masih berada
12. Periksa tanggal dan kedaluarsa
dalam keadaan
obat
steril/bebas dari cemaran
13. Monitor efek terapeutik obat
mikroba sehingga aman
14. Monitor efek samping dan
untuk digunakan.
interaksi obat
13. Untuk mengetahui
efektifitas dan keamanan
penggunaan obat.
14. Untuk mengetahui
perubahan efek obat
ketika dikonsumsi
bersamaan dengan obat
lain atau dengan makanan
dan minuman tertentu.
15. Untuk meminimalkan
Terapeutik dampak dari kesalahan
pengobatan (medication
15. Lakukan prinsip enam benar
error) yang tergolong
(pasien, obat, dosis, waktu, rite,
rendah.
dokumentasi)
16. Untuk membantu
16. Pastikan ketepatan dan kepatenan
mempermudah
kateter IV
pemberian obat.
17. Campurkan obat pantoprazole
17. Untuk membantu
1x40 mg (06.00 ) ke buret dan
memulihkan kesehatan
neurobion 1x1amp (12.00) ke
pasien.
dalam kantung
18. Mempermudah
18. Berikan obat IV dengan kecepatan
masuknya obat.
tepat
19. Untuk meminimalisir
19. Tempelkan label keterangan nama
medication error dan
obat dan dosis pada wadah cairan agar mengetahui obat apa
IV yang sedang diberikan
20. Agar pasien /
keluarga mengetahui
Edukasi
jenis obat, alasan
20. Jelaskan jenis obat, alasan pemberian obat dan efek
pemberian, tindakan yang samping obat yang akan
diharapkan dan efek samping diberikan pada pasien.
sebelum pemberian.

2 Gangguan Mobilitas Setelah dilakukan Dukungan mobilisasi (I. 05173)


Fisik b.d penurunan tindakan keperawatan
Observasi
kekuatan otor d.d 2x24 jam diharapkan
kekuatan otot menurun, mobilitas fisik klien 1. Identifikasi toleransi fisik melakukan
1. Untuk mengetahui sejauh
rentang gerak menurun, meningkat dengan pergerakan
mana klien bisa bergerak.
klien tampak lemah kriteria hasil : 2. Monitor kondisi umum selama
2. Untuk mengetahui kondisi
 Kekuatan otot melakukan mobilisasi
Do : klien selama dilakukan
meningkat (5)
mobilisasi
- Klien tampak lesu  Rentang gerak ROM Terapeutik
- Kekuatan otot meningkat (5) 3. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan
menurun 4 dapat  Kelemahan fisik alat bantu (pagar tempat tidur) 3. Untuk membantu klien agar
mengangkat bisa aktivitas kembali
ekstremitas dan dapat menurun (5) 4. Fasilitasi melakukan pergerakan secara perlahan
melawan tahanan 5. Libatkan kelyarga untuk membantu
4. Membantu klien
sedang. pasien dalam meningkatkan
beraktivitas secara perlahan
- Rentang gerak pergerakan
5. Agar keluarga bisa
menurun
membantu klien.

Ds : Edukasi 6. Agar klien dan keluarga


6. Jelaskan tujuan dan prosedur mengetahui manfaat
- Klien mengeluh mobilisasi mobilasasi.
lemas 7. Anjurkan melakukan mobilisasi dini
7. Agar gerak terbatas klien
8. Ajarkan mobilisasi sederhana
menurun secara perlahan
yang harus dilakukan (duduk
dan fungsi tubuh nya
ditempat tidur)
berjalan baik.

8. Agar pasien tidak


terpaku untuk tidur terus
menerus dan membantu
melatih kekuatan otot.

D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


Nama pasien : Ny. T Medrec : 978776
Dx Medis : Diabetes Mellitus/Hipoglikemia
Hari/Tanggal : selasa, 19 September 2023 mahasiswa : Sevia

Tanggal D Waktu Implementasi Evaluasi Paraf


X

Selasa 1 22.00 1. Mengukur tanda-tanda vital S : klien mengeluh lemas tetapi sudah
19/09/23 & Respon : S = 35,7℃, N = 102x/mnt, berkurang
2 SpO2 = 96%, TD = 108/77mmHg, O : klien masih tampak lemas
RR = 19x/mnt kekuatan otot meningkat
2. Mengobservasi intake dan output GDS masih belum stabil
Respon : Intake 1200, output 600, S = 36,7 , N = 102x/mnt, spO2 =
BC + 600 96%, RR = 20x/mnt, TD = 116/76
3. Mengobservasi GDS per 6 jam mmHg
Respon : klien bersedia, GDS 172 A : masalah belum teratasi
mg/dL P : lanjutkan intervensi
4. Mengidentifikasi tanda dan gejala - Mengukur tanda-tanda vital
hipoglikemia - Observasi intake dan output
Respon : klien mengatakan lemas, - Observasi gds per 6 jam
tampak pucat, berkeringat dan ada - Monitor mobilisasi fisik
riwayat penurunan kesadaran - Pemberian obat pantoprazole
5. Mengidentifikasi kemungkinan 1x40mg (06.00)
penyebab hipoglikemia - Pemberian obat neurobion 1x1
Respon : klien mengatakan sebelum
smrs telat makan, ada faktor risiko amp (12.00)
usia 61th dan riwayat hipertensi - Infus dextrose 40%
6. Mempertahankan kepatenan jalan 1500cc/24jam
napas
Respon : klien mengatakan tidak ada
sesak
7. Mempertahankan akses IV
Respon : klien terpasang iv kateter di
sebelah tangan kiri
8. Menganjurkan klien membawa
karbohidrat sederhana setiap saat
Respon : klien mengerti dan paham
9. Menganjurkan memonitor kadar
glukosa darah
Respon : klien dan keluarga
mengerti dan bersedia mengontrol
kadar glukosa darah
10. Mengajarkan pengelolaan
hipoglikemia
Respon : klien dan keluarga
mengerti, klien mengatakan tidak
akan telat makan lagi dan akan rutin
berolahraga.
11. Mengajarkan perawatan
mandiri untuk mencegah
hipoglikemia
Respon : klien dan keluarga
mengerti dan paham tentang cara
mencegah hipoglikemia secara
mandiri
12. Memberikan cairan dextrose 40%
Respon : klien menanyakan manfaat
cairan tersebut dan bersedia
digantikan cairanya yg sudah habis.
13. Memfasilitasi istirahat dan tidur
Respon : klien nyaman dan tertidur
nyenyak.
14. Mengkaji keadaan klien
Respon : klien mengatakan masih
lemas dan ingin duduk.
Rabu 06.00 15. Memberikan obat pantoprazole
20/9/23 1x40mg IV
Respon : klien bersedia dilakukan
pemberian obat.
16. Mengobservasi GDS per 6 jam
Respon : klien bersedia, GDS 155
mg/dL
17. Mengidentifikasi toleransi fisik
melakukan pergerakan
Respon : klien bisa bergerak
namun terbatas dan sedikit
06. 30 18. Memfasilitasi aktivitas mobilisasi
dengan dibantu
Respon : klien dibantu mahasiswa
dan keluarga untuk bergeser
19. Memfasilitasi melakukan
pergerakan
Respon : klien bisa bergeser dan
bed diposisikan semi fowler
20. Menganjurkan melakukan
mobilisasi dini
Respon : klien dan keluarga
mengerti.
21. Mengajarkan mobilisasi sederhana
yang harus dilakukan (duduk di
tempat tidur)
Respon : klien dibantu oleh
keluarga untuk bergeser dan posisi
duduk
22. Mengukur tanda-tanda vital
Respon : S=36,6, N=89, RR = 19,
spO2=97%, TD = 108/75 mmHg
23. Mengukur intake output
Respon : intake 1200, output 1000,
08.00 BC +200
24. Mengkaji keluhan klien
Respon : klien mengatakan masih
lemas tapi sudah membaik
25. Memberikan obat neurobion 1 amp
Respon : klien bersedia diberikan
12.00 obat
26. Memonitor kekuatan otot
ekstremitas
Respon : pergerakan sudah baik
dan kekuatan otot meningkat.
27. Mengobservasi GDS per 6 jam
Respon : klien bersedia, GDS 158
mm/dL
28. Mengukur tanda-tanda vital
Respon : S = 36,4 , N = 89x.mnt,
spO2 = 97%, RR = 19x/mnt, TD =
111/86 mmHg
14.00 29. Mengukur intake output
Respon : Intake 1000, output 800,
BC +200
15.00 30. Mengkaji keluhan klien
Respon : klien mengatakan
lemasnya sudah berkurang,
kekuatan otot meningkat, dan bisa
duduk sebentar tetapi dibantu
31. Mengobservasi GDS per 6 jam
Respon : klien bersedia, GDS 232
mm/dL
32. Mengukur tanda-tanda vital
Respon : S = 36,7 , N = 102x/mnt,
spO2 = 96%, RR = 20x/mnt, TD =
116/76 mmHg
20.00 33. Mengkaji keluhan klien
Respon : klien mengeluh lemasnya
sudah berkurang tetapi klien
merasa mengantuk terus.

Kamis 1 08.00 1. Mengukur tanda-tanda vital S : klien mengatakan lemasnya sudah


21/09/23 & berkurang
Respon : S=35,8 , N=97x/mnt, RR =
2 O : kekuatan otot meningkat
18x/mnt, spO2=98%, TD = 106/75
Lemas klien tampak sudah menurun
mmHg
GDS masih belum stabil
2. Mengukur intake output
S = 36, 3 , N = 91x/mnt, spO2 =
Respon : intake 1100, output 900,
99%, RR = 19x/mnt, TD = 107/65
BC +200
mmHg
3. Mengkaji keluhan klien
A : masalah belum teratasi
Respon : klien mengatakan lemas
P : lanjutkan intervensi
sudang berkurang dan ingin duduk
- Mengukur tanda-tanda vital
karena pegel
- Observasi intake dan output
4. Memfasilitasi melakukan pergerakan - Observasi gds per 6 jam
Respon : klien dibantu mobilisasi - Monitor mobilisasi fisik
duduk. - Pemberian obat pantoprazole
5. Menganjurkan untuk terus melatih 1x40mg (06.00)
mobilisasi dini - Pemberian obat neurobion 1x1
Respon : klien dan keluarga amp (12.00)
mengerti. - Infus dextrose 40%
6. Memberikan obat neurobion 1 amp 1500cc/24jam.
12. 00 Respon : klien bersedia diberikan
obat
7. Memonitor kekuatan otot
ekstremitas
Respon : pergerakan sudah baik dan
kekuatan otot meningkat.
8. Mengobservasi GDS per 6 jam
Respon : klien bersedia, GDS 176
mm/dL
15.00 9. Mengukur tanda-tanda vital
Respon : S = 36,7 , N = 94x.mnt,
spO2 = 97%, RR = 20x/mnt, TD =
110/86 mmHg
10. Mengukur intake output
Respon : Intake 900, output 600,
BC +300
11. Mengkaji keluhan klien
Respon : klien mengatakan
lemasnya sudah berkurang,
kekuatan otot meningkat, dan bisa
duduk dibantu
12. Mengobservasi GDS per 6 jam
18.00 Respon : klien bersedia, GDS 218
mm/dL
13. Mengukur tanda-tanda vital
22.00 Respon : S = 36, 5 , N = 86x/mnt,
spO2 = 99%, RR = 18x/mnt, TD =
118/76 mmHg
14. Mengkaji keluhan klien
Respon : klien mengatakan
lemasnya sudah berkurang
15. Mengobservasi GDS per 6 jam
00.00 Respon : klien bersedia, GDS 71
mm/dL
16. Memberikan obat pantoprazole
40mg
06.00 Respon : klien bersedia, GDS
112mm/dL
17. Mengkaji mobilisasi klien
Respon : klien mengatakan sudah
bisa bergerak sedikit-sedikit karena
terhalang oleh kateter urin
18. Mengukut tanda-tanda vital
Respon : S = 36, 3 , N = 91x/mnt,
08.00 spO2 = 99%, RR = 19x/mnt, TD =
107/65 mmHg
19. Mengobservasi intake output
Respon : intake 1100, output 1000,
BC + 100
20. Mengkaji keluhan klien
Respon : klien mengatakan sudah
tidak lemas dan ingin melakukan
aktivitas karena pegal dan ingin
dilepas selang kateter urin
21. Menganjurkan mobilisasi dini
Respon : klien dan keluarga
mengerti
22. Mengajarkan faktor risiko
hipoglikemia
Respon : klien dan keluarga
mengerti
23. Mengajarkan pencegahan
hipoglikemia dengan asupan nutrisi
dan olahraga rutin
Respon : klien dan keluarga
mengerti
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi 1
Cetakan 3. Jakarta Selatan:DPP PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019).Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1
Cetakan 2. Jakarta Selatan:DPP PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan IndonesiaEdisi 1
Cetakan 2. Jakarta Selatan:DPP PPNI
Ahmad, H., Sanyoto, D. D., Ida, Y., Roselina, P., Asnawati, & Triawanti. (2020). Sistem
Pencernaan - Tinjauan Anatomi, Histologi, Biologi, Fisiologi Dan Biokimia. In CV
IRDH (1st ed., Vol. 3, Issue 1).
Budiawan, H., Permana, H., & Emaliyawati, E. (2020). Faktor Risiko Hipoglikemia Pada
Diabetes Mellitus: Literature Riview. Healthcare Nursing Journal, 2(2), 20–29.
https://doi.org/10.35568/healthcare.v2i2.688
Gerard J. Tortora, B. C. C. (2021). PRINCIPLE OF ANATOMY AND PHYSIOLOGY 12
EDITION. In Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952.
Nopitasari, P. E., & Heri, M. (2021). Pemenuhan Nutrisi (The FulFillment Of Nutrition):
Literature Review. JURNAL ONLINE KEPERAWATAN INDONESIA.
Pratama, E. B. (2018). Upaya Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Pada Anak Dengan Demam
Tifoid. Journal of Pharmaceutical Science and Medical Research, 1(2), 5.
https://doi.org/10.25273/pharmed.v1i2.3034
Tarwoto, & Wartonah. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Salemba Medika.
Utami, D. (2021). Hubungan Asupan Karbohidrat Sederhana, Serat Dan Kepatuhan Minum
Obat Hipoglikemik Oral (Oho) Dengan Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes
Melitus Di Puskesmas Sukamerindu Kota Bengkulu Tahun. In Journal of Chemical
Information and Modeling (Vol. 53, Issue 9).
http://dspace.ucuenca.edu.ec/bitstream/123456789/35612/1/Trabajo de Titulacion.pdf
%0Ahttps://educacion.gob.ec/wp-content/uploads/downloads/2019/01/GUIA-
METODOLOGICA-EF.pdf%0A???%0Ahttps://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/JAP/
article/viewFile/19239/18790

Anda mungkin juga menyukai