Anda di halaman 1dari 15

KEPERAWATAN DASAR PROFESI

LAPORAN PENDAHULUAN

“NUTRISI”

Oleh:

IMANUWEL TIMISELA
18200000058

PENDIDIKAN PROFESI NERS

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU

JAKARTA

2021
A. PENGERTIAN
Nutrisi adalah jumlah semua interaksi antara suatu organisme dan makanan yang
dikonsumsinya. Dengan kata lain, nutrisi adalah sesuatu yang dimakan seseorang dan
bagaimana tubuh menggunakannya. Zat gizi adalah zat organik dan anorganik yang
dijumpai dalam makanan dan dibutuhkan untuk fungsi tubuh. Manusia memerlukan zat
gizi esensial dalam makanan untuk pertumbuhan dan untuk memelihara semua jaringan
tubuh dan fungsi normal semua proses tubuh. (Barbara 2011).
Nutrisi Terdiri Dari :
1. Karbohidrat
Karbohidrat tersusun atas unsur-unsur C, H, dan O yang dibentuk dalam proses
fotosintesis oleh tumbuhan berhijau daun. Golongan karbohidrat antara lain : gula,
tepung, dan selulosa. Menurut ukuran molekul, karbohidrat dibedakan menjadi
beberapa golongan sebagai berikut Monosakarida, meliputi glukosa, fruktosa, dan
galaktosa.
a. Disakarida, meliputi sukrosa, maltosa, dan laktosa.
b. Polisakarida, meliputi amilum, selulosa, dan glikogen.

Setiap molekul glukosa mengandung 38 ATP (adenosine trifosfat). Metabolisme


karbohidrat dipengaruhi oleh enzim-enzim dan hormone-hormon tertentu. Adapun
fungsi karbohidrat adalah sebagai berikut :

a. Sebagi penghasil kalori (1 gram = 4,1 kalori )


b. Pembentuk senyawa-senyawa organic yang lain seperti lemak dan protein
a) Menjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh
2. Lemak
Lemak tersusun atas unsure-unsur C, H, dan O yang merupakan senyawa majemuk.
Lemak terdiri atas asam lemak dan gliserol. Pada satu molekul lemak terdapat satu
molekul gliserol dan tiga buah molekul asam lemak.
Sumber lemak dibagi menjadi dua macam, yaitu hewani dan nabati. Lemak tidak dapat
larut dalam air tetapi larut dalam eter, benzene, dan kloroform. Lemak terdiri atas 2
komponen, yaitu asam lemak dan gliserol. Setiap 3 molekul asam lemak berikatan
dengan molekul gliserol membentuk trigliserida. Asam lemak yang dibuat oleh tubuh
disebut asam lemak nonesensial, sedangkan asam lemak yang diperoleh dari makanan
disebut asam lemak esensial.
Adapun Fungsi Lemak sebagai Berikut:
a. Sebagai penghasil energi ( 1 gram = 9,3 kalori )
b. Pembangun bagian-bagian sel tertentu
c. Pelarut beberapa vitamin, yaitu vitamin A, D, E, dan K
a) Sebagai pelindung tubuh dari suhu rendah
3. Protein
Protein merupakan senyawa majemuk yang terdiri atas unsure-unsur C, H, O, N, dan
kadang-kadang terdapat unsure P dan S. Molekul protein tersusun dari sejumlah asam
amino sebagai bahan dari dasar.
Sifat-Sifat Protein Ditentukan Oleh:
a. Macam asam amino yang terdapat dalam molekul protein
b. Jumlah tiap macam asam amino
c. Susunan asam amino dalam molekul protein

Ada beberapa asam amino yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh kita, sehingga harus
didapat dari makanan kita sehari-hari. Asam amino tersebut disebut asam amino
esensial yang berjumlah 8, yaitu : lisineleusin, isoleusin, treonin, metionin, valin,
fenilalanin, dan triptofan.
Protein dicerna secara kimia menjadi asam-asam amino yang kemudian diserap pada
dinding-dinding ahlus. Asam-asam amino tersebut masuk ke pembuluh darah dan
diangkut menuju ke sel-sel tubuh.
Adapun Fungsi Protein, Yaitu:
a. Penghasil energi ( 1 gram = 4,1 kalori )
b. Pembangun jaringan-jaringan baru dan mengganti yang rusak
c. Pembuat enzim dan hormone
d. Penjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh
e. Pembentuk antibodi

B. ANATOMI FISIOLOGI
Saluran gastrointestinal (GI) merupakan serangkaian organ muskular berongga yang
dilapisi oleh membran mukosa (selaput lendir). Saluran gastrointestinal adalah jalur
panjang yang total panjangnya mencapai 23 sampai 26 kaki, yang berjalan dari mulut
melalui esofagus, lambung dan usus sampai anus. Sistem pencernaan terdiri dari saluran
pencernaan meliputi tuba muskular panjang yang merentang dari mulut sampai anus, dan
organ-organ lain seperti gigi, lidah kelenjar saliva, hati, kandung empedu, dan pankreas.
(Syaifuddin 2018).
1. Mulut
Fungsi mulut adalah menerima makanan melalui ingesti (memasukkan), untuk
menyiapkan makanan untuk pencernaan, dan untuk memulai pencernaan zat
tepung.
Organ Mulut :
a. Kelenjar Ludah
Kelenjar ludah (saliva) merupakan kelenjar yang menyekresi larutan mucus
ke dalam mulut, membasahi dan melumas partikel makan sebelum ditelan.
Fungsi saliva yaitu :
a) Fungsi mekanis : mencampur saliva dengan makanan agar menjadi lunak
atau setengah cair yang disebut bolus agar mudah ditelan dan
mendinginkan makanan.
b) Fungsi kemis : melarutkan makanan yang kering untuk dapat dirasakan.
Misalnya, butiran gula/garam dalam mulut akan larut oleh saliva.
Disamping itu saliva juga memantau gigi-gigi yang menjadi busuk
dengan cara mengubah suasana asam yang ditimbulkan bakteri pembusuk
menjadi suasana alkalis.(Syaifuddin 2018).
1) Gigi
Fungsi gigi adalah mengunyah makanan, pemecahan partikel besar menjadi
partikel yang dapat ditelan tanpa menimbulkan tersedak. Proses ini merupakan
proses mekanik pertama yang dialami makanan pada waktu melalui saluran
pencernaan dengan tujuan menghancurkan makanan, melicinkan, dan membasahi
makanan yang kering dengan saliva serta mengaduk makanan, sampai rata.
Jenis gigi,yaitu :
a. Gigi seri yang tajam dan datar adalah gigi depan. Gigi ini berfungsi untuk
memotong dan merobek makanan.
b. Gigi taring atau kuspid yang runcing adalah gigi yang terletak di sisi. Gigi ini
berfungsi untuk menahan dan merobek makanan.
c. Bicuspid (premolar) dan molar (geraham) mengahancurkan dan menggiling
makanan. (Syaifuddin 2018).
2) Lidah
Lidah memiliki beberapa fungsi yaitu lidah merasakan suhu dan tekstur makanan.
lidah mencampur dengan saliva dan memindahkan makanan ke posisi untuk
dikunyah. Pergerkan volunter lidah memulai proses menelan yang disebut
deglutisi, dengan mendorong makanan ke dalam faring.
Bagian Lidah Dan Fungsinya :
a. Pangkal lidah (radik lingua). Pada pangkal lidah bagian belakang terdapat
anak lidah (epiglotis) yang berfungsi menutup jalan pernapasan pada waktu
menelan, supaya makanan tidak masuk ke jalan pernafasan.
b. Panggal lidah (dorsum lingua), terdapat puting-putting pengecap (ujung saraf
pengecap) untuk menentukan rasa makanan, manis (ujung lidah), asin (sisi
lidah), asam (sisi lidah), dan pahit (belakang lidah).
c. Ujung lidah (apeks lingua) membantu membalikkan makanan, proses
berbicara, merasakan makanan yang dimakan, dan membantu proses
menelan. (Syaifuddin 2018).
2. Faring
Faring (tekak) merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan
kerongkongan, dalam proses pencernaan faring melanjutkan diri ke esofagus.
Meknanisme kompleks faring melakukan gerakan mencegah masuknya makanan
ke jalan pernapasan dengan menutup sementara hanya beberapa detik, mendorong
makanan masuk ke dalam esophagus dan tidak membahayakan pernapasan. Jalan
makanan masuk ke belakang dan jalan pernapasan masuk ke depan melewati
epiglotis lateral melalui filiformis masuk ke esofagus. (Syaifuddin 2018).
3. Esofagu
Peran esofagus dalam pencernaan adalah sebagai saluran. Otot sirkular yang kuat
treletak antara esofagus dan lambung. Ini adalah sfingter kardiak atau sfingter
esofagus bawah (lower esophageal sphincter, LES); yang terkadang disebut
sfingter gastroesofagus. Sfingter ini menjaga lubang lambung dengan mencegah
makanan agar tidak mengalir kembali ke esofagus. Gelombang peristalsis
mendorong makanan melalui esofagus bawah, LES membuka (memungkinkan
makanan masuk) dan menutup (menyimpan makanan di dalam lambung).
(Syaifuddin 2018).
4. Lambung
Lambung (ventrikulus) merupakan sebuah kantong muskuler yang letaknya antara
esofagus dan usus halus, sebelah kiri abdomen, di bawah diafragma bagian depan
pankreas dan limpa.
Fungsi lambung, yaitu :
a. Fungsi menampung makanan yang masuk melalui esofagus, menghancurkan
makanan dan menghaluskan makanan dengan gerakan peristaltic lambung
dan getah lambung
a) Mekanis : menyimpan, mencampur dengan sekret lambung, dan
mengeluarkan kimus ke dalam usus. Pendorongan makanan terjadi secara
gerakan peristaltik setiap 20 cm
b) Kimiawi : bolus dalam lambung akan dicampur dengan asam lambung
dan enzim-enzim bergantung jenis makanan enzim yang dihasilkan
antara lain:
c) Pepsin : Memecah putih telur menjadi asam amino (albumin dan pepton)
agar dapat diabsorpsi di intestinum minor
d) Asam garam (HCl) : Mengasamkan makanan sebagai antiseptic dan
desinfektan yang masuk ke dalam makanan. di samping itu mengubah
pepsinogen menjadi pepsin dalam suasana asam
e) Rennin : Sebagai ragi yang membekukan susu; membentuk kasein dan
kasinogen dari protein
f) Lapisan lambung : Memecah lemak menjadi asam lemak dan
merangsang sekresi getah lambung

b. Fungsi Bakterisid : Oleh Asam Lambung


Membantu proses pembentukan eritrosit : lambung menghasilkan zat faktor
intrinsic bersama dengan faktor ekstrinsik dari makanan, membentuk zat yang
disebut anti-anemik yang berguna untuk pertukaran eritrosit yang disimpan
dalam hati. (Syaifuddin 2018).
5. Usus Halus
Usus halus dan kelenjarnya merupakan bagian yang sangat penting dari saluran
pencernaan karena disini terjadinya proses pencernaan yang terbesar dan
penyerapan lebih kurang 85% dari seluruh absorpsi. Fungsi usus halus :
Menyekresi cairan usus : Untuk menyempurnakan pengolahan zat makanan di usu
halus.
a. Menerima cairan empedu dan pankreas melalui duktus kholedukud dan
duktus pankreatikus.
b. Mencerna makanan : Getah usus dan pancreas mengandung enzim pengubah
protein menjadi asam amino, karbohidrat menjadi glukosa, lemak menjadi
asam lemak dan gliserol. Dengan bantuan garam empedu nutrisi masuk ke
duodenum. Oleh kontraksi kelenjar empedu pencernaan makanan
disempurnakan. Zat makanan dipecah menjadi bentuk-bentuk yang lebih
sederhana yang dapat diserap melalui dinding usus halus ke dalam aliran
darah dan limfe.
c. Mengabsorpsi air garam dan vitamin, protein dalam bentuk asam amino,
karbohidrat dalam bentuk monoksida. Makanan yang telah diserap tersebut
akan dikumpulkan di dalam vena-vena halus kemudian berkumpul dalam
vena yang besar bermuara ke dalam vena porta langsung dibawa ke hati. Di
samping itu melalui sistem saluran limfe, dari seluruh limfe masing-masing
akan bermuara ke dalam saluran limfe yang yang besar (duktus torasikus)
masuk ke dalam vena jugularis,
d. Menggerakkan kandungan usus : Sepanjang usus halus oleh kontraksi
segmental pendek dan gelombang cepat yang menggerakkan kandungan usus
sepanjang usus menjadi lebih cepat. (Syaifuddin 2018).
6. Usus Besar
Usus besar merupakan saluran pencernaan berupa usus berpenampang luas atau
berdiameter besar, lanjutan dari usus halus yang tersusun seperti huruf U terbalik
mengelilingi usus halus terbentang dari valvula iliosekalis sampai ke anus. Fungsi
usus besar, yaitu :
a. Menyerap air dan elektrolit, untuk kemudian sisa massa membentuk massa
yang lembek yang disebut feses
b. Menyimpan bahan feses. Sampai saat defekasi, feses ini terdiri dari sisa
makanan, serat-serat selulosa, sel-sel epitel bakteri, bahan sisa sekresi
(lambung, kelenjar intestine, hati, pancreas) magnesium fosfat dan Fe
c. Tempat tinggal bakteri koli. Sebagian dari kolon berhubungan dengan fungsi
pencernaan dan sebagian lagi berhubungan dengan penyimpanan. Untuk
kedua fungsi ini tida diperlukan gerakan yang kuat cukup dengan pergerakan
yang lemah. (Syaifuddin 2018).
7. Rektum dan Usus
Rektum adalah organ terakhir dari usus besar dengan panjang 12 cm sampai 13 cm.
rectum berakhir pada saluran anal dan membuka ke eksterior di anus.
Fungsi rectum :
a. Sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Feses akan tetap didalam
rectum sampai dilanjutkan dengan buang air besar melalui gerakan usus
pindah ke lubang anus dan kemudian ke luar tubuh. Jika feses tidak
dikeluarkan maka, feses akan mengeras di rectum karena penyerapan cairan
yang menyebabkan sembelit.(Price and Wilson 2003).
PATHWAY

Penyakit saluran pencernaan Status kesehatan menurun Gaya hidup dan kebiasaan Kebutuhan metabolisme
untuk pertumbuhan

Erosi mukosa lambung Kelemahan otot menelan Kebiasaan mengkonsumsi Peningkatan intake nutrisi
makanan yang tidak sehat

Menurunnya tonus dan Gangguan menelan makanan Kelebihan zat didalam tubuh Kebutuhan energi
peristaltik lambung yang tidak dibutuhkan meningkat

Refluksi duodenum ke Asupan nutrisi tidak terpenuhi Penyerapan di dalam tubuh Mudah lapar
lambung tidak sempurna

Mual Penurunan berat badan Nafsu makan


meningkat

Muntah Sering makan

Resiko Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari


kebutuhan tubuh
Peningkatan berat
Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari badan
kebutuhan tubuh

Ketidakdakseimbangan nutrisi : lebih dari


kebutuhan tubuh
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
1. Pengetahuan : Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat
mempengaruhi pola konsusmsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh
kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan
gizi.
2. Usia Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basa bertambah dengan cepat hal
ini sehubungan dengan factor pertumbuhan dan perkembangan yang cepat pada usia
tersebut. Setelah usia 20 tahun energy basal relative konstan.
3. Jenis kelamin Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar di bandingkan
dengan wanita pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg BB/jam dan pada wanita
0,9 kkal/kgBB/jam.
4. Tinggi dan berat bada Tinggi dan berat badan berpaengaruh terhadap luas permukaan
tubuh, semakin luas permukaan tubuh maka semakin besar pengeluaran panas
sehingga kebutuhan metabolisme basal tubuh juga menjadi lebih besar.
5. Ekonomi Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena
penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh
karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian tinggi biasanya mampu
mencukupi kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi
perekonomian rendah.
6. Faktor Psikologis serti stress dan ketegangan Motivasi individu untuk makan
makanan yang seimbang dan persepsi individu tentang diet merupakan pengaruh
yang kuat. Makanan mempunyai nilai simbolik yang kuat bagi banyak orang (mis.
Susu menyimbolkan kelemahan dan daging menyimbulkan kekuatan).
7. Alkohol dan Obat Penggunaan alcohol dan obat yang berlebihan memberi kontribusi
pada defisiensi nutrisi karena uang mungkin dibelajakan untuk alcohol daripada
makanan. Alcohol yang berlebihan juga mempengaruhi organ gastrointestinal. Obat-
obatan yang menekan nafsu makan dapat menurunkan asupan zat gizi esensial. Obat-
obatan juga menghabiskan zat gizi yang tersimpan dan mengurangi absorpsi zat gizi
di dalam intestine. (Potter, A. et al. 2010.).
D. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia, tanda dan gejala yang muncul pada
diagnosa keperawatan defisit nutrisi dibagi menjadi dua yaitu gejala dan tanda mayor
serta gejala dan tanda minor. Gejala dan tanda mayor yaitu berat badan menurun minimal
10% dibawah rentang ideal, sedangkan gejala dan tanda minor yaitu cepat kenyang
setelah makan, kram/nyeri abdomen, nafsu makan menurun, bising usus hiperaktif, otot
pengunyah lemah, otot menelan lemah, membran mukosa pucat, sariawan, serum
albumin turun, rambut rontok berlebihan dan diare (PPNI, 2017). Penyebab utama
penurunan berat badan pada PPOK adalah hilangnya nafsu makan dan penurunan asupan
makanan yang luar biasa khususnya pada pasien dengan PPOK eksaserbasi akut. Otot
pernapasan melemah karena penurunan asupan makanan dan peningkatan konsumsi
energi (İliaz et al., 2016)
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Adalah asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolic.
Batasan karakteristiknya :
a. Nyeri abdomen
b. Berat badan 20% atau lebih di bawah berat badan ideal
c. Diare
d. Kehilangan rambut berlebihan
e. Asupan makanan kurang dari recommended daily allowance (RDA)
f. Bising usus hiperaktif
g. Kurang minat pada makanan
h. Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat
i. Ketidakmampuan memakan makanan
j. Membran mukosa pucat. (NANDA 2018).
2. Gangguan menelan
Adalah fungsi abnormal mekanisme menelan yang dikaitkan dengan deficit struktur
atau fungsi oral, faring, atau esophagus. Batasan karakteristiknya :
a. Gangguan Fase esofagus
a) Batuk malam hari
b) Muntah
b. Gangguan fase oral
a) Muntah sebelum menelan
c. Gangguan fase faring
a) Tersedak
b) Batuk
c) Muntah
d) Demam yang tidak jelas penyebabnya. (NANDA 2018).
3. Kesiapan meningkatkan nutrisi
Adalah suatu pola asupan nutrisi, yang dapat ditingkatkan. Batasan
karakteristiknya :
a. Mengungkapkan keinginan untuk meningkatkan nutrisi. (NANDA 2018).
4. Obesitas
Adalah suatu kondisi ketika individu mengalami penumpukan lemak abnormal
atau berlebihan terkait usia dan gender yang melampaui kelebihan berat badan.
Batasan karakteristiknya :
a. DEWASA : Body mass index (BMI) > 30 kg/m2
b. ANAK < 2 tahun : Ukuran tidak digunakan pada anak usia ini
c. ANAK 2-18 TAHUN : Body mass index (BMI) > 30 kg/m2 atau persentil >
ke-95 untuk usia dan gender. (NANDA 2018).
5. Ketidakseimbangan nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh
Adalah asupan nutrien yang melebihi kebutuhan tubuh. Batasan
karakteristiknya :
a. Disfungsi pola makan (mis; membarengi makan dengan aktivitas lain)
b. Makan sebagai respons terhadap petunjuk eksternal (mis; siang hari, situasi
sosial)
c. Makan sebagai respons terhadap petunjuk internal bukan rasa lapar (mis:
ansietas)
d. Aktivitas monoton
e. Lipatan otot trisep > 15 mm pada pria Lipatan otot trisep > 25 mm pada
wanita
f. Berat badan 20% di atas tinggi dan kerangka tubuh ideal. (NANDA 2018)

F. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Medis
a. Nutrisi enternal
Metode pemberian makanan alternative untuk memastikan kecukupan nutrisi
meliputi metode enternal (melalui sistem pencernaan). Nutrisi enternal juga
disebut sebagai nutrisi enternal total (TEN) diberikan apabila klien tidak mampu
menelan makanan atau mengalami gangguan pada saluran pencernaan atas dalam
transport makanan ke usu halus terganggu.
b. Nutrisi parentral
Nutrisi parentral (PN) juga disebut sebagai nutrisi parenteral total (TPN) atau
hiperalimentasi intravena, diberikan jika saluran gastro intestinal tidak berfungsi
karena terdapat gangguan dalam kontinuitas fungsinya atau karena kemampuan
penyerapan terganggu. Nutrisi parenteral diberikan secara intervena seperti
melalui kateter vena sentral ke vena keva superior, makanan parenteral adalah
larutan dekstrosa, air, lemak, protein, elektrolit, vitamin, dan unsure renik.
2. Keperawatan
a. Menstimulasikan nafsu makan
a) Berikan makanan yang sudah dikenal yang memang disukai klien yang di
sesuaikan dengan kondisi klien.
b) Pilih porsi sedikit sehingga tidak menurunkan nafsu makan klien yang
anoreksia.
c) Hindari terapi yang tidak menenangkan atau tidak nyaman sesaat sebelum
atau sesudah makan.
d) Berikan lingkungan rapid an bersih yang bebas dari pengelihatan dan bau
yang tidak enak.
e) Kurang stress psikologi. (Alimul 2012).
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A. (2012). Buku Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Edisi 2. Jakarta, Salemba
Medika.

Barbara, K. (2011). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses & Praktik
Edisi 7 Volume 2. Jakarta, EGC.

NANDA (2018). NANDA-I Diagnosis Keperawatan Defini dan Klasifikasi 2018- 2020.
Jakarta, Buku Kedokteran EGC.

Potter, et al. (2010.). Fundamental Keperawatan, Edisi 7 Buku 3. Jakarta, Salemba


Medika.

Price, S. A. and L. M. Wilson (2003). PATOFISIOLOGI Konsep Klinis Proses- Proses


Penyakit. Jakarta, arrangement with Mosby, adivision of Elseiver Science.

Syaifuddin (2018). Anatami Fisiologi Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk


Keperawatan dan Kebidanan Ed. 4. Jakarta, Buku Kedokteran EGC.

Wilkinson, J. M. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9. Jakarta, EGC.

Anda mungkin juga menyukai