Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nutrisi atau gizi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal
dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Nutrisi digunakan untuk makanan
sebagai pembentuk energi, dimana setiap jaringan dalam tubuh bekerja dengan baik. Nutrisi adalah
zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengankesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan
proses dalam tubuh manusiauntuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya
danmenggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta
mengeluarkan zat sisa. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentangmakanan, zat-zat gizi dan zat lain
yang terkandung, aksi, reaksi, keseimbanganyang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit
(Tarwoto & Wartonah.2006 ).

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mampu memberikan Asuhan Keperawatan pada pasien gangguan
nutrisi.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu memahami asuhan keperawatan dasar pada pasien dengan gangguan keamanan
dan kenyamanan nutrisi.

b. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada pasien dengan gangguan keamanan dan
kenyamanan nutrisi.

c. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan gangguan keamanan dan
kenyamanan nutrisi.

d. Mampu menentukan intervensi pada pasien dengan gangguan keamanan dan kenyamanan
nutrisi.

e. Mampu melakukan implementasi pada pasien dengan gangguan keamanan dan


kenyamanan nutrisi.

f. Mampu melakukan evaluasi pada pasien dengan gangguan keamanan dan kenyamanan
nutrisi.

g. Mampu mendokumentasikan semua tindakan asuhan keperawatan pada pasien dengan


gangguan keamanan dan kenyamanan nutrisi.

1
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Institusi pendidikan.
Sebagai tambahan informasi dan bahan kepustakaan dalam pemberian asuhan keperawatan
pada pasien dengan gangguan kenyamanan.
2.Bagi Mahasiswa
Menambah pengetahuan tentang masalah keperawatan pada pasien yang menderita gangguan
kenyamanan dan merupakan suatu pengalaman bagi mahasiswa atas informasi yang diperoleh
selama praktik keperawatan.

BAB II
ISI
A. Konsep Kebutuhan Dasar
1. Pengertian

Nutrisi berasal dari kata nutrients artinya bahan gizi. Nutrisi adalah proses
tersedianya energi dan bahan kimia dari makanan yang penting untuk pembentukan,
pemeliharaan dan penggantian sel tubuh. Nutrient adalah zat organik dan anorganik dalam
makanan yang diperlukan tubuh agar dapat berfungsi untuk pertumbuhan dan
perkembangan, aktivitas, mencegah defisiensi, memeliharan kesehatan dan mencegah
penyakit, memelihara fungsi tubuh, kesehatan jaringan, dan suhu tubuh, meningkatkan
kesembuhan, dan membentuk kekebalan. Energi yang didapat dari makanan diukur dalam
bentuk kalori (cal) atau kilokalori (kcal). Kalori adalah jumlah panas yang diperlukan untuk
meningkatkan suhu 1 C dari 1 gr air. Kilokalori adalah jumlah panas yang diperlukan untuk
meningkatkan suhu 1 C dari 1 kg air.

2. Anatomi dan Fisiologi Sistem yang Berhubungan

Sistem pencernaan terdiri dari mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus,
kolon/usus besar, dimana makanan masuk, berjalan, dan keluar tubuh, dan organ asesoris
yang berperan dalam proses pencernaan (lidah, kelenjar saliva/ludah, gigi, hepar, pankreas,
dan kandung empedu).
Mulut dilapisi membran mukosa. Lidah terdiri dari otot bertulang dan dilapisi
membran mukosa. Papila merupakan permukaan lidah yang mengandung ujung perasa.
Kelenjar saliva berada di sublingual, sub mandibula, dan parotis. Kelenjar saliva
mengeluarkan saliva yang mengandung cairan dan enzim. Mengunyah mengurangi ukuran
makanan, dan mencampur makanan dengan saliva.
Faring terdiri dari otot yang dilapisi membrane mukosa, makanan dan udara berjalan
melewati struktur ini sebelum mencapai saluran keluar yang tepat (epiglotis untuk makanan
dan trakhea untuk udara). Epiglotis menutup jalan napas selama menelan. Esofagus terdiri
dari dinding otot yang dilapisi membran mukosa, dan mendorong makanan dari mulut ke
lambung. Lambung dilapisi membrane mukosa dan mempunyai lapisan otot dan lapisan luar
fibroserous.
Usus halus mempunyai lapisan mukosa, 2 lapisan otot, dan lapisan luar peritoneal
viseral. Usus halus terdiri dari duodenum, yeyenum, dan ileum. Kolon mempunyai lapisan
2
mukosa, 2 lapisan otot, dan lebih dari beberapa bagian, lapisan luar peritoneal viseral. Kolon
terdiri dari cecum, kolon (asenden, transversum, desenden, dan sigmoid), dan rektum.
Organ asesoris berada di luar saluran gastrointestinal, tetapi skresinya dibawa melalui
duktus. Empedu yang dihasilkan hepar dibawa melalui duktus hepatik dan duktus kistik ke
kandung empedu. Duktus empedu membawa empedu ke duodenum. Enzim pakreas dibawa
ke duodenum melalui duktus pankreatik.

Fisiologi Nutrisi

Makanan akan diproses tubuh melalui tahap-tahap : Ingesti, Digesti, Absorpsi, Metabolisme
dan Eksresi.

1. Ingesti
Adalah proses masuknya makanan kedalam tubuh yang terdiri dari :
Dimulai dari koordinasi otot - otot lengan dan tangan untuk membawa makanan
ke mulut.Proses mengunyah proses pemecahan, penyederhanaan makanan dari uku
ran besar menjadi ukuran lebih kecil. Proses mengunyah melibatkan gigi & kontrolvol
unter otototot mulut bila makanan berada pd gigi, gusi, palatum keras &lidah, maka
akan terjadi refleks mengunyah yg volunter (disadari), yg diatur o/SSP.Proses menela
n merupakan tahap terakhir dr peristiwa ingesti, yaitu bergeraknya makanan dr mulu
t ke esophagus, & masuk lambung. Proses initerjadi secara refleks sebagai akibat ada
nya penekanan pd bagian faring &mulai sejak makanan sudah dikunyah secara adeku
at, serta refleks ini akanmenahan proses respirasi.
2. Digestia
a. Merupakan rangkaian kegiatan fisik dan kimia pada makanan yang dibawakedala
m tubuh.
b. Terjadi penyederhanaan zat makanan sehingga dapat diabsorpsi olehsaluran inte
stinal.
c. Saluran yang berperan antara lain : mulut, pharing, esophagus, lambung,usus hal
us, usus besar.
Proses kimiawi pada digesti :
a.Karbohidrat
Amilum dipecah menjadi maltosa/somaltosa oleh enzim ptialin yangdihasilka
n kelenjar ludah, yang dibantu oleh enzim amilase dari pancreas,sehingga karboh
idrat sampai pada usus halus sudah menjadimaltosa/disakarida lainnya (laktosa
& sukrosa). Disakarida akan dirubah

3
menjadi monosakarida pada permukaan dinding usus halus dengan bantuan enzi
m laktase, sakrose dan maltose
b.Protein
Terjadi perubahan secara kimiawi mulai dari lambung, dimana proteindiruba
h menjadi pepton oleh enzim pepsin masuk ke duodenum dirubahmenjadi peptid
a oleh enzim tripsin (dihasilkan pancreas) berubah menjadiasam amino oleh enzi
m dipermukaan usus halus.
c.Lemak
Dilambung hanya diemulsikan saja dirubah menjadi asam lemak dangliserol d
engan bantuan enzim lipase pancreas.
3. Absorpsi
Adalah proses dimana nutrien yang telah berbentuk paling sederhana diserapoleh us
us nutrien diserap berupa : (glukosa karbohidrat), asam amino (protein),asam lemak
dan gliserol (lemak), tanpa kecuali vitamin, mineral dan air.Setelah diserap oleh usus
nutrien akan dilanjutka ke saluran darah dan getah bning masuk ke hati melewati
vena porta.

Tempattempat absorpsi nutrisi :Vitamin yang larut dalam air, asam lemak/gliserol, natrium.
Kalsium, besi danklorida, diusus halus bagian atas Monosakarida, asam amino, dan zat lain,
usus halus bagian tengah garam empedu, vit B12 dan natrium usus halus bagian bawah air,
hidroge, natrium da colon.

4. Metabolisme
Merupakan bagian akhir dalam penggunaan makanan di tubuh. Proses ini meliputi
semua perubahan kimia yang dialami zat makanansejak diserap/ usus hingga
dikeluarkan oleh tubuh sebagai sampah.
a. Karbohidrat, merupakan zat utama penunjang tubuh dalam penyediaan energi
yang berbentuk glukosa. Dalam sel glukosa dirubah energi dengan perubahan
proses oksidasi yang menghasilkan ATP, kalori dan zat buanga (air dan CO2).
Penyimpanan glukosa dalam bentuk glikogen dihati dan otot glikogen sewaktu-
waktu dirubah menjadi glukosa kembali bila tubuh memerlukan glikogen akan
menyuplai kebutuhan energi bila glukosa sudah tidak memugkinkan lagi dan
dapat berjala hingga 12 jam bila glikogen dan gluksa habis tubuh akan memecah
protein dan lemak sebagai bahan energi karbohidrat digunakan tbuh utuk energi.

4
b. Lemak, merupakan sumber energi yag paling produktif 1 gram lemak
menghasilkan 9 kalori. Merupakan kelengkapan makanan yag penting sebagai
wahana berbagai vitamin yang larut dalam lemak dan pemegang andil penting
yang membuat makanan terasa enak.
c. Vitamin, merupakan bahan makanan pelengkap yang penting vitamin tidak
menghasilkan kalori dalam jumlah yang berarti tapi memegang peranan penting
dalam berbagai proses yang diperlukan guna menjaga kesehatan, vitamin
bersifat organik dan tidak dihasilkan oleh tubuh, vitamin larut dalam lemak : A, D,
E dan K.
d. Mineral, mineral mudah larut dalam air yang berfungsi utama menjaga
keseimbangan asam dan basa cairan tubuh, umumnya mineral terdapat cukup
banyak dalam makanan bila diet nrmal dan berimbang jarang kekurangan
mineral. Kalsium dibutuhkan untuk menumbuhka dan mempertahankan sistem
kerangka tbuh, tterutama pada anak-anak, kehamilan dan menyusui.
e. Air, merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh, walau tidak menghasilkan
nergi bagi tubuh. Kandungan air dalam tubuh 60-70 % dan merupakan bahan
terpenting untuk proses sekresi dan eksresi, fungsi paling nyata untuk air adalah
untuk bertahan.
f. Kalori, dihasilkan tubuh melalui pembakaran zat gizi. 1 kalori adalah jumlah
panas yang diperlukan untuk meningkatkan suhu 1 kg air sebesar 1 derajat
celcius, produksi panas oleh tubuhh pada tingkat terendah kimia sel da aktivitas
tubuh disebut angka metabolisme dasar.
5. Ekresi
Ekresi atau liminasi merupakan pekerjaan tubuh untuk membuang za sisa dari
metabolisme yang tidak terpakai lagi keperluan tubuh. Proses ini terjadi dalam
bermacam-macam bentuk, antara lain : defeksi (zat sisa dari saluran cerna), Miksi
(zat sisa dari salura kemih)., diaporesis (pengeluaran keringat) dan ekspirasi
(pengeluara air da CO2).

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keamanan dan Kenyamanan

1. Emosi

Kecemasan, depresi, dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi keamanan, dan
kenyamanan

5
2. Status Mobilisasi

Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot dan kesadaran menurun memudahkan


terjadinya resiko injuri

3. Status Nutrisi

Keadaan kuran nutrisi dapat menyebabkan kelemahan dan mudah menimbulkan


penyakit demikian sebaliknya dapat beresiko terhadap penyakit tertetu

4. Usia

Pembedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia anak-anak dan lansia
mempengaruhi reaksi terhadap nyeri

5. Kebudayaan

Kebudayaan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi secara individu mengatasi nyeri


dan tingkat kenyamanan yang mereka rasakan.

B.Konsep Keperawatan

1. Pengkajian

Tujuan Pengkajian :

1. Mengidentifikasi defisiensi nutrisi


2. Memberikan informasi spesifik untuk membantu dalam perencanaan dan pelaksanaan
keperawatan
3. Mengevaluasi kebutuhan nutrisi, sehingga jika belum tercapai dapat memodifikasi
rencana sesuai kondisi pasien.

Data yang perlu dikaji meliputi :

a. Nama, Umur
b. BB Sekarang
c. BB Sebelumnya
d. Adakah penurunan / Peningkatan BB
e. Prosentase kenaikan BB
f. Prosentase penurunan BB
g. Data Antopometric yang lain : Lingkar Otot lengan atas dan lipatan kulit otot triceps.

6
Data Pola makan dan Kebiasaan

a. Jenis makan yang biasa dimakan


b. Jumlah makan/hari
c. Jumlah snack /hari
d. Makanan yang disukai
e. Makanan yang tidak disukai
f. Makanan yang membuat alergi
g. Waktu makan
h. Makanan yang menyebabkan gangguan cerna misalnya: diare & kembung
i. Riwayat pembatasan makanan (diet special/kepercayaan/agama/budaya)
j. Intake cairan.
k. Penggunaan vitamin
 Jenis/macam
 Frekuensi
l. Penggunaan mineral
 Jenis/macam
 Frekuensi
m. Persepsi terhadap diet

Masalah Diet

a. Nafsu makan (biasa, meningkat/menurun)


b. Makanan yang menyebabkan gangguan pencernaan, diare dan gas
c. Kesulitan dalam melanjutkan diet khusus
d. Kesulitan menelan
e. Pergerakan Usus (peristaltic)

Riwayat Kesehatan

a. Aktifitas fisik : meliputi type dan frekuensinya


b. Intake Obat : meliputi apa nama obat dan waktunya
c. Riwayat penyakit, prosedur pembedahan atau maslah berat badan
Misal = diabetes, masalah jantung, kanker, batu ginjal, batu empedu dan ulkus
alergi.

Cara memberi dan menyiapkan makanan

a. Penggunaan garam,MSG dan lain-lain.


b. Cara masak : direbus, dibakar,digoreng, dikukus, dll.
c. Kondisi tempat tinggal :
 Jumlah anggota keluarga berapa
 Tinggal sendiri berapa

7
d. Apakah biaya untuk makan mempengaruhi diet?

PEMERIKSAAN FISIK
TANDA-TANDA NUTRISI YANG BAIK :

BAIK BURUK

Penampilan Umum Sadar, Responsif Lesu, Apatis

Berat Badan Berat Badan Normal ( IMT Obesitas, Kurus


)
Otot Penempilan lemah, Tonus
Otot berkembang baik, buruk, Tonus tidak
Kuat, tonus bagus, berkembang, nyeri, edema,
beberapa lemak di kulit Tidak mampu berjalan
dengan baik.

Postur Bahu kendur, dada cekung,


Postur tegak, lengan & Punggung bungkuk
Tungkai lurus
Kontrol Sistem Syaraf Kurang perhatian,
Rentang perhatian baik, Iritabilitas, Parestesia,
Kurang iritabilitas atau Kelemahan & nyeri otot (
kelelahan, refleks normal, dapat menyebabkan
kstabilan psikologis ketidakmampuan berjalan )

Fungsi Gastrointestinal Anoreksia


Nafsu makan baik, Tidak dapat mencerna
eleminasi teratur

Fungsi Kardiovaskular Laju denyut jantung cepat


Laju denyut & irama (diatas 100 ), pembesaran
jantung normal, tidak ada jantung, irama tidak normal,
murmur, tekanan darah TD meningkat.
normal untuk usianya
Rambut berserabut, kusam,
Rambut kusut, kering, tipis dan
Bersinar, kuat, helai rambut kasar, penampilan
tidak mudah dicabut, kulit depigmentasi, helai rambut
kepala sehat. mudah terlepas.

Kulit Kasar, kering bersisik,


Kulit halus dan sedikit pucat, berpigmen, lebam,
lembab dengan warna baik. petechiae, kehilangan lemak
pada subkutan.

Wajah dan Leher Penampilan berminyak,


Warna merata, halus, merah bersisik, bengkak, kulit
muda, penampilan sehat, gelap di pipi & bawah mata,
tidak ada bengkak tidak halus atau kasar pada
kulit sekitar hidung dan
mulut
Bibir

8
Halus, warna baik, Penampilan kering, bersisik,
penampilan lembab ( tidak bengkak, kemerahan atau
pecah atau bengkak ) bengkak, lesi angular pada
sudut mulut, stomatitis.
Membran mukosa mulut Membran mukosa didalam Membran mukosa mulut
mukosa mulut berwarna lembut, bengkak
merah muda sampai
kemerahan

Gusi Warna merah muda, baik, Gusi bengkak dan mudah


penampilan lembab ( tidak berdarah, inflamasi, gusi
pecah atau bengkak ) tertarik ke belakang

Mata Mata terang, jerinh, Membran mata pucat,


penampilan bersinar, tidak konjungtiva pucat, kering,
ada luka di sudut membran, tanda-tanda infeksi, fisura
lembab dan sehat dengan pada sudut kelopak mata,
warna merah muda. Tidak kornea lunak
ada lingkaran kelelahan di
bawah mata.

Leher ( Kelenjar Tiroid) Tidak ada pembesaran Ada pembesaran Tiroid


kelenjar

Tungkai Tidak nyeri, tidak lemah, Edema, nyeri betis,


atau bengkak, warna baik. kesemutan & lemah.

Kerangka Tidak ada malformasi Kaki bengkok, lutut


menyatu, deformitas dada,
skapula dan rusuk
menonjol.

ANTOPOMETRI

IMT
Pengukuran yang sering digunakan adalah dengan pengukuran Indeks Massa Tubuh
(IMT).
Pengukuran antropometri IMT dilakukan dengan membandingkan rasio antara berat
badan (kg) dan tinggi badan (m) dalam kuadrat. Dikatakan memiliki status nutrisi
normal jika memiliki IMT antara 18,5 – 24,9 kg/m2, kurus bila IMT nya kurang dari
18,5 kg/m2, gemuk jika IMT nya antara 25 – 27 kg/m2 dan obesitas bila IMT lebih besar
atau sama dengan 27 kg/m2.

LILA

9
Pengukuran antropometri yang lainnya adalah dengan pengukuran LILA, caranya dengan
mengukur lingkar lengan kiri atas. Nilai LILA normal laki-laki : 28,3 cm dan LILA
normal wanita: 28,5 cm.

Lipatan Kulit Otot Triceps ;


Nilai normal laki-laki : 1,2 cm dan Wanita : 1,65 – 1,8 cm.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM :
 Nilai albumin serum (Normal : 4 – 5,5 mg/100 ml)
 Transferin ( N: 170-250 mg/100ml)
 Total Lymphocte (N: > 1800)
 HB (N: 12 – 15 g/dl)
 BUN (N: 10-20 mg/100 ml)
 Ekskresi creatinin dalam urin 24 jam
(Normal : Laki-laki = 0,6 – 1,3 mg/100 ml dan wanita = 0,5 – 1,0 mg/ml)

KLIEN DENGAN RESIKO MASALAH NUTRISI


1. Beberapa kondisi yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adekuat:
 Ketidakmampuan mengunyah /menelan
 Tidak mampu mencerna
 Tidak mampu absorpsi
 Pasien degan intake nutrisi melalui infus lebih dari 10 hari.
2. Obesitas ( Peningkatan BB > 20 % BB ideal)
3. Anorexia Nervosa
4. Bulimia
5. Klien post operasi
6. Imobilitas
7. Kanker dan Radioterapi

DIAGNOSA KEPERAWATAN (NANDA)


1. Perubahan nutrisi : Kurang dari kbutuhan tubuh sehubungan dengan :
 Diet yang terlalu ketat
 Anorexia
 Muntah
 Alkoholisme

10
 Penggunaan enema dan laxative yang berlebihan
2. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh sehubungan dengan intake kalori yang
berlebihan.
3. Potensial kekurangan nutrisi kurang sehubungan dengan gangguan menelan, skunder
akibat trauma pembedahan.
4. Ketidakmampuan untuk makan sendiri sehubungan gangguan mobilitas pada kedua
lengan.

PERENCANAAN KEPERAWATAN
Tujuan
1. Klien akan kembali ke berat badan ideal
2. Klien akan mempertahankan keseimbangan nutrisi / cairan dan elektrolit
3. Klien akan terhindar dari komplikasi akibat terapi atau tindakan untuk membantu
mengembalikan ke BB ideal.
4. Klien akan mempertahankan keseimbangan nitrogen positif
5. Klien akan mendapat nutrisi yang adekuat untuk penyembuhan luka dan pemulihan
jaringan tubuh.

IMPLEMENTASI :
Tiga cara meningkatkan nutrisi :
1. Merangsang nafsu makan
2. Memberikan terapi nutrisi enteral
3. Memberikan nutrisi parenteral.

MERANGSANG NAFSU MAKAN :


Perawat dapat merangsang/meningkatkan nafsu makan klien dengan cara:
a. Menciptakan lingkungan kondusif untuk makan:
 Ruangan bebas dari situasi yang mengingatkan pasien pada obat-obatan.
 Ruangan bebas bau
 Perawatan mulut pasien
 Posisi pasien yang nyaman.
b. Memberikan diet therapis/ pengobatan
 Evaluasi dan catat intake klien setelah makan
 Diskusikan dengan ahli diet tentang intake klien dan terapi diet.
 Sharing informasi tentang keinginan dan respon klien terhadap terapi diet
antara klien, perawat dan ahli diet.

11
 Perawat menjadi penghubung klien dan ahli diet untuk modifikasi diet sesuai
kondisi dan keinginan.
c. Diet Khusus
 Perawat memantau diet khusus klien.
 Monitor dan seleksi makanan yang dibawa pengunjung.

d. Meningkatkan nafsu makan


 Kurangi gejala penyakit yang menekan nafsu makan. Contoh = berikan
analgesik untuk nyeri dan antipiretik untuk demam.
 Berikan makanan yang familier yang disukai
 Berikan makanan dalam porsi kecil yang tidak membuat pasien mual.
 Hindari penatalaksanaan yang membuat pasien tidak nyaman diantara waktu
makan (sebelum atau sesudah makan)
 Berikan lingkungan yang rapi, bersih, dan bebas dari debu.
 Anjurkan/berikan perawatan mulut sebelum makan untuk meningkatkan
kemampuan pasien dalam pengecapan.
 Kurangi stress psikologi

2. Gangguan atau Masalah Keperawatan yang Mungkin Muncul

1. Kekuranagn nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak
berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakcukupan asupan nutrisi
untuk proses metabolisme.
2. Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang mempunyai risiko
peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme secara berlebihan.
3. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada tingkat
seluler atau dapat dikatakan sebagai asupan zat gizi yang tidak sesuai denga kebutuhan
tubuh.
4. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20% berat
badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan metabolisme karena kebutuhan
metabolisme karena kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
5. Diabetes militus
Diabetes militus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya
gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat
berlebih.
6. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang disebabkan oleh berbagai masala pemenuhan
kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obestas serta asupan kalsium, natrium, dan
gaya hidup yang berlebih

12
4. Fokus Intervensi Keperawatan
Intervensi yang dapat dlakukan perawat dalam mengatasi gangguan nutrisi pada klien
menurut Potter & Perry antara lain :
1. Tujuan secara umum pada pasien dengan masalah nutrisi rencana tindakan
keperawatannya adalah:
a. Mempertahankan nutrisi yang sudah baik
b. Mencegah masalah nutrisi
c. Memperbaiki status nutrisi
d. Menciptakan suasuana makan yang menyenangkan dan nyaman

2. Rencana tindakan keperawatan pada klien dengan masalah nutrisi, seorang perawat
perlu mempelajari kebutuhan nutrisi klien tersebut. Rencana tindakan tersebut meliputi:
a. Merangsang selera makan klien
b. Penyuluhan tentang nutrisi
c. Pengajaran tentang diet khusus seperti untuk pengobatan atau persiapan pemeriksaan
atau pembedahan yang akan dilakukan
d. Memberikan support kepada pasien yang makan sendirian
e. Mengatur posisi yang menyenangkan
f. Mengatur ruangan agar nyaman

BAB III
TINJAUAN KASUS

A.Pengkajian
PADA PASIEN Ny. S DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI
DI BANGSAL CEMPAKA ATAS RSUD SUKOHARJO

A. Pengakajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 15 Juni 2013 pukul 11.40 di bangsal cempaka atas
RSUD Sukoharjo oleh perawat. Pengkajian dilakukan dengan metode anamnesa dan
observasi. Sumber data berasal dari pasien, keluarga pasien dan catatan medis.
1. Identitas
a. Identitas pasien
Nama : Ny. S
Umur : 28 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Tawangsari, Sukoharjo
No. Registrasi : 173896
Tanggal masuk : 15 Juni 2013
Dx. Medis : Diabetes Militus & Skizoprenia
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. D
Hubungan : Ayah Kandung
Alamat : Tawangsari, Sukoharjo
2. Keluhan utama
Pasien tidak mau makan ± 1 minggu
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesahatan sekarang
Pasien tidak mau makan kurang lebih 1 minggu, jika dipaksa pasien menangis dan
memberontak. Pasien kemudian dibawa ke RSJ karena sebelumnya pernah mengalami

13
gangguan kejiwaan. Tetapi kemudian oleh RSJ dirujuk ke RSUD Sukoharjo karena gula
darah pasien yang tinggi. Pasien masuk IGD RSUD Sukoharjo pada tanggal 15 Juni 2013
pukul 11.15. Saat dilakukan pengkajian keadaan umum pasien lemas dengan kesadaran
composmentis dan TTV adalah TD = 110/80 mmHg, N = 80 x/mnt, S = 36° C, R = 16 x/ mnt
b. Riwayat kesehatan dahulu
Pasiem pernah dirawat di RSJ dengan diagnosa skizoprenia. Pasien juga pernah koma
selama 5 hari di ruang flamboyan RSUD Sukoharjo karena hiperglikemia sekitar tiga bulan
yang lalu.
c. Riwayat penyakit keluarga
Keluarga mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mempunyai riwayat gula darah
tinggi.
4. Pengkajian status nutrisi
a. Anthropometri Meassurement
BB = 32 kg
TB = 156 cm

IMT =

=
= 13,14
LILA = 10,8 cm
b. Biochemical Data
Pemeriksaan dilakukan tanggal 15 Juni 2013 pukul 11.30
Parameter Hasil Nilai normal satuan
Eritrosit 5,42 4,5 – 5,5 (L) Juta/ µl
4,0 – 5,0 (P)
MCV 73,9 80 – 96 fl
Hematokrit 40,1 45 – 55 (L) %
40 – 50 (P)
Trombosit 424 150 – 400 10 5 / µl
Hemoglobin 13 – 16 (L) g/l
12 – 14 (P)
MCH 26,1 27 – 31 Pg
MCHC 35,3 32 – 36 g/dl
GDS 365 < 150 Mg/dl

c. Clinical Sign
Rambut Tidak tertata, kering, kusam
Mata Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Mulut Kering, pecah-pecah, berbau
Gusi Tidak bengkak, tidak berdarah
Gigi Kotor
Kulit Kering, turgor kulit jelek
Fungsi gastrointestinal Nafsu makan tidak ada
Otot Lembek, tonus otot jelek

d. Dietary History
Pola diet Makan bubur, lauk pauk dan sayur
Kebiasaan makan Sudah 1 minggu tidak makan, makan harus
dibujuk, nafsu makan tidak ada
Makanan kesukaan Pasien suka minum jus buah
Pemasukan cairan Pasien minum 6 gelas air/ hari (± 1200 cc)
Aktivitas fisik Pasien merasa lemas, ADL kurang,
aktivitas hanya di tempat tidur
Riwayat kesehatan Pasien pernah mengalami gangguan jiwa
dan pernah koma selama 5 hari karena
hiperglikemia

14
B. Data Fokus
DS = - Pasien merasa lemas
- Pasien tidak mau makan ± 1 minggu dan nafsu makan
tidak ada
- Keluarga pasien mengatakan pasien menangis dan
memberontak jika dipaksa untuk makan
- Keluarga pasien mengatakan pasien belum mandi, gosok
gigi dan menyisir rambut selama beberapa hari

DO = - GDS = 365 g/dl


- IMT = 13,14
- Turgor kulit jelek
- Kulit kering, kusam
- Rambut tidak tertata, kering, kusam
- Mulut kering, pecah-pecah, berbau
- Gigi kotor
- Otot lembek, tonus otot jelek
- Kuku kotor
- Pasien mempunyai riwayat skizoprenia

B. Analisa Data dan Perumusan Diagnosa Keperawatan

Analisa Data
No Data Fokus Problem Etiologi
1. DS - Pasien merasa lemas Ketidakseimbangan Ketidakmampuan
= - Pasien tidak mau nutrisi kurang dari untuk
makan ± 1 minggu dan kebutuhan tubuh memasukkan
- Pasien tidak nafsu atau mencerna
makan nutrisi oleh
- Keluarga pasien karena faktor
mengatakan pasien psikologis
menangis dan
memberontak jika
dipaksa untuk makan
DO - GDS = 365 g/dl
= - IMT = 13,14
- Turgor kulit jelek
- Kulit kering, kusam
- Mulut kering, pecah-
pecah
- Pasien mempunyai
riwayat skizoprenia
2. DS - Pasien merasa lemas Intoleransi aktivitas Kelemahan
=
DO - Otot lembek
= - Tonus otot jelek
- Aktivitas hanya
disekitar tempat tidur
3. DS - Keluarga mengatakan Defisit perawatan Kerusakan
= sudah beberapa hari diri persepsi/kognitif
pasien tidak mandi,
menggosok gigi dan
menata rambut
DO - Rambut tidak tertata,
= kering, kusam
- Gigi kotor
- Mulut berbau
- Kuku kotor

15
- Pasien mempunyai
riwayat skizoprenia

C. Diagnosa
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk memasukan atau mencerna nutrisi oleh karena faktor psikologis
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kerusakan persepsi/kognitif

C.Intervensi, Implementasi dan Evaluasi

Intervensi
No Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Dx.
1. Setelah dilakukan 1. Peningkatan nafsu 1. Kaji pola makan pasien
tindakan makan dan diet harian pasien
keperawatan 2. Kebutuhan intake 2. Monitor adanya
selama 5 x 24 jam oral adekuat penurunan BB dan gula
nutrisi kurang 3. BB dalam rentang darah
dapat terpenuhi normal 3. Monitor intake nutrisi
4. Turgor kulit baik 4. Monitor turgor kulit dan
5. Membran mukosa membran mukosa
tidak kering 5. Motivasi pasien untuk
makan
6. Atur posisi semi fowler
atau fowler tinggi
selama makan
7. Anjurkan pasien untuk
makan selagi hangat
8. Anjurkan tidak makan
makanan tinggi gula
9. Kolaborasi dengan
dokter untuk pemberian
penambah nafsu makan
2. Selama dilakukan 1. Berpartisipasi dalam 1. Monitor TTV
tindakan aktivitas fisik tanpa 2. Monitor intake nutrisi
keperawatan disertai peningkatan 3. Kaji adanya faktor yang
selama 3x24 jam, tekanan darah, nadi menyebabkan kelelahan
pasien bertoleransi dan RR 4. Bantu klien untuk
terhadap aktivitas 2. Mampu melakukan melakukan ADL’s yang
aktivitas sehari-hari mungkin untuk pasien
(ADL’s) secara 5. Anjurkan keluarga
mandiri untuk membantu pasien
dalam pemenuhan
ADL’s

3. Setelah dilakukan 1. Mulut dan gigi pasien1. Monitor kemampuan


tindakan selama 3 bersih dan tidak klien untuk merawat diri
x 24 jam, defisit berbau yang mandiri
perawatan diri 2. Kulit pasien bersih, 2. Monitor kebutuhan klien
teratasi lembab dan tidak untuk alat-alat bantu
kering kebersihan diri,
3. Rambut klien bersih berpakaian, berhias,
dan rapi toileting dan makan
4. Pasien menyatakan 3. Sediakan bantuan
kenyamanan sampai klien mampu
terhadap kemampuan secara untuk melakukan
melakukan ADL’s self care

16
5. Dapat melakukan 4. Dorong klien untuk
ADL’s dengan melakukan ADL’s
bantuan secara mandiri tapi beri
bantuan ketika klien
tidak mampu melakukan
5. Anjurkan pasien /
keluarga untuk
memberikan
kemandirian untuk
memberikan bantuan
jika pasien tidak mampu
melakukannnya

E. Implementasi
Hari/tgl Jam No.Dx. Implementasi Respon Paraf
Sabtu, 11.50 1 Memberikan S : pasien
15-6-13 obat injeksi IV mengatakan masih
- Ranitidin 50 mg lemas
- Ceftrixone 1 gr O : pasien gelisah Nur
saat diberikan injeksi
obat IV
12.10 1 Memberikan S : pasien tidak
terapi obat oral merasa pusing
- Metformin 500 O : pasien minum
mg obat oral dengan ¼
gelas air putih
12.40 1 Memonitor S : pasien merasa
reaksi obat masih lemas
Pasien mengatakan
perutnya perih
O : pasien tidak
menunjukan gejala
hipoglikemi
Pasien tidak mau
makan walau sudah
dibujuk
14.20 1 Memonitor S : keluarga
adanya mengatakan pasien
penurunan BB memang sudah kurus
dari dulu, tapi selama
sakit semakin kurus
Pasien merasa lemas
dan harus dibatu jika
berdiri
O : BB = 32 kg
16.00 1,2 Memonitor S : pasien
intake nutrisi mengatakan tidak
lapar ketika dibujuk
untuk makan
O : pasien tidak mau
makan sama sekali
Pasien minum ± 1500
cc/ hari
16.05 1 Mengkaji pola S : keluarga pasien
makan pasien mengatakan selama
dan diet harian masuk RS pasien
pasien belum makan sama
sekali

17
Pasien mengatakan
suka minum jus buah
O : pasien tampak
lemas
16.10 1 Memberikan S : pasien
injeksi obat mengatakan perutnya
- ranitidin 50 mg perih
- ceftriaxone 1 gr O : pasien
memegangi perut
17.00 3 Memonitor S : pasien merasa
kemampuan tidak nyaman saat
pasien untuk akan digantikan baju
perawatan diri oleh keluarganya
secaramandiri O : pasien menolak
untuk ganti baju
18.15 1 Memotivasi S : pasien tidak
pasien untuk merasa lapar
makan O : pasien menolak
untuk makan
Minggu, 00.30 1 Memberi injeksi S : pasien masih
16-6-13 obat IV: merasakan lemas
- ranitidin 50 mg O : pasien tenang
- ceftriaxone 1 gr saat diberikan injeksi
obat
05.00 2 Memonitor TD S : pasien merasa
lemas
O : TD = 110/80
mmhg
08.00 1 Memberikan S : pasien merasa
obat injeksi IV lemas
- ranitidin 50 mg O : pasien gelisah
- ceftriaxone 1 gr saat diberikan injeksi
obat
08.30 1 Memonitor S : pasien
reaksi obat mengatakan perutnya
masih terasa nyeri
O : nyeri dibagian
epigastrik
12.10 1 Memotivasi S : pasien
pasien untuk mengatakan tidak
makan lapar
O : pasien menolak
untuk makan
Pasien minum ¼
gelas (± 60 cc)
17.00 1 Memberikan S : pasien
injeksi obat IV mengatakan perutnya
- ranitidin 50 mg masih sakit
ceftriaxone 1 gr O : pasien gelisah
saat diberikan injeksi
obat
18.00 1 Memberikan S : pasien merasa
obat injeksi im sakit saat diberikan
-lodomer injeksi obat
della O : ekspresi wajah
pasien meringis
21.15 2,3 Menganjurkan S : pasien tidak mau
keluarga untuk dilakukan ADL’s oleh

18
membantu keluarganya
pasien dalam O : pasien
pemenuhan memberontak saat
ADL’s keluarga mencoba
anjuran perawat
Senin, 05.00 2 Memonitor TD S : pasien merasa
17-6-13 lemas
O : TD = 100/70
mmHg
06.45 3 Memonitor S : keluarga
kebutuhan mengatakan
pasien untuk mempunyai sisir,
kebersihan diri sabun mandi, sikat
dan pasta gihi serta
baju ganti untuk
pasien
O : alat kebersihan
pasien tersedia
06.55 3 Menyediakan S : pasien merasa
bantuan sampai lemas
pasien mampu O : pasien menolak
secara utuh dilakukan self care
untuk oleh perawat dan
melakukan self- keluarga
care
07.10 3 Mendorong S : pasien merasa
klien untuk lemas
melakukan self- O : pasien belum
care secara mampu melakukan
mandiri ADL’s secara mandiri
07.20 3 Mengajarkan S : keluarga pasien
pasien/ jeluarga mengatakan mengarti
untuk pada penjelasan
mendorong perawat
kemandirian O : keluarga
memperhatikan
penjelasan perawat
08.10 1 - Memberikan S : pasien
injeksi obat iv mengatakan masih
ranitidin 50 mg nyeri
ceftriaxone 1 gr O : nyeri dibagian
epigastrik
08.55 1 Memonitor S : Pasien
respon obat mengatakan nyeri
berkurang
O : skala nyeri 4
11.15 1 Memotivasi S : pasien
pasien untuk mengatakan hanya
makan haus saja dan tidak
lapar
O : pasien minum sari
kacang hijau ± 240 cc

11.30 1 Mengatur posisi S : pasien


pasien fowler mengatakan lelah
tinggi O : pasien tidak
mampu duduk lama
14.10 1 Memonitor S : pasien merasa

19
kadar gula lemas
darah O : GDS = 278 g/dl
17.10 1 Memberi terapi S : pasien
obat injeksi IV: mengatakan nyeri
- Ranitidin 50 mg sudah berkurang
- Ceftriaxone 1 O : skala nyeri 3
gr
17.15 1 Memberikan S : pasien merasa
terapi obat lemas
injeksi IM : O : pasien tampak
- Lodomer meringis ssaat
- della diberikan injeksi
Selasa, 05.30 2 Memonitor TTV S : pasien merasa
18-6-13 lemas
O : TD = 110/90
mmHg
N = 80 X / mnt
R = 22 X / mnt
S = 37,6 ° C
07.35 2,3 Membantu klien S : - pasien merasa
untuk lebih nyaman setelah
melakukan dilakukan ADL’s
ADL’s yang - pasien merasa masih
mungkin untuk lemas
pasien O : - gigi pasien lebih
bersih
- rambut pasien rapi
- kulit pasien tidak
kering
- bau badan berkurang
08.10 1 Memberikan S : pasien
terapi injeksi IV : mengatakan kadang
- ranitidin 50 mg perutnya masih terasa
- ceftriaxone 1 gr perih
O : nyeri hilang timbul
dengan durasi
sebentar
08.40 1 Memonitor S : pasien
reaksi obat mengatakan sudah
tidak nyeri
O :skala nyeri 0
13.05 1 Memotivasi S : pasien merasa
pasien untuk sudah kenyang
makan setelah makan 2
sendok bubur
O : pasien mempu
makan sendiri
- pasien makan 2
sendok bubur
16.50 1 Memberi terapi S : pasien
injeksi IV: mengatakan sudah
- ranitidin 50 mg tidak nyeri
- ceftriaxone 1 gr O : Pasien tidak
gelisah saat diberi
injeksi obat IV
16.55 1 Memberikan S : pasien masih
injeksi IM: merasa lemas
-lodomer O : pasien meringis

20
- della saat diberikan injeksi
Rabu, 05.05 2 Memonitor TTV S : pasien meraa
19-6-13 lemas
O : TD = 110/70
mmhg
N = 80 x/ mnt
R= 18 x/ mnt
S = 35,7° C

07.10 1 Memberi terapi S : pasien


obat : merasapusing
- curcuma sebelum minum obat
- glimpizin O : pasien meminum
obat dengan air putih
07.40 1 Memeriksa S : pasien sudah tidak
reaksi obat merasa pusing
- pasien mengakan
lapar
o : pasien minum 25
ml air putih dan tidak
mau makan
08.10 1 Memberikan S : pasien merasa
terpi injeksi Iv nyeri sedikit
- ranitidin 50 mg O : pasien tenag saat
- ceftriaxon 1 gr diberikan obat
11.25 1 Memonitor gula S : pasien engatakan
darah sudah tidak lemas
ketika duduk
O : GDS = 295 g/dl
13.15 1,2 Memonitor S : pasien
intake nutrisi mengatakan lapar tapi
tidak mau makan
O : pasien hanya
minum jus jambu ±
240 ml
17.15 3 Memonitor S : pasien
kemampuan mengatakan mau
klien untuk melakukan sendiri
melakukan O : rambut pasien
perawatan diri tertata setelah disisir
18.10 1 memotivasi S : pasien
pasien untuk mengatakan mau
makan makan sendiri
O : pasien makan ½
porsi bubur
23.50 1 Memberi terapi S : pasien sudah tidak
injeksi Iv mersa nyeri
- ranitidin 50 mg O : skala nyeri 0
- Ceftriaxone 1
gr
Kamis, 05.00 2 Memonitor TTV S : pasien masih
20-6-13 sedikit lemas
O : TD = 110/70
mmHg
N = 90 x/ mnt
S = 36,8 °C
R = 20 x/ mnt

21
08.10 1 Memberikan S = pasien sudah
injeksi obat IV tidak merasa nyeri
- Ranitidin 50 mg O = skala nyeri 0
- Ceftriaxone 1
gr
11.45 1 Memonitor S = pasien
intake nutrisi mengatakan lapar
O = pasien minum teh
dan air ± 450 cc
Pasien mau makan ½
porsi bubur
14.30 1 Menganjurkan S = keluarga pasien
untuk mengatakan telah
menghindari mengikuti anjuran dari
makanan manis dokter
O = pasien tidak
makan dan minum
manis
17.10 1 Memberikan S = pasien
injeksi obat IV mengatakan tidak
- Ranitidin 50 mg nyeri
- Ceftriaxone 1 O = pasien tenang
gr saat dilakukan injeksi
obat

F. Evaluasi
Tanggal No.Dx Evaluasi Paraf
18-6-13 2 S = pasien mengatakan sudah tidak merasa
lemas
O = pasien mampu duduk agak lama
- Pasien mampu melakukan ADL’s ringan secara
mandiri
- Pasien melakukan ADL’s berat dengan bantuan
orang lain tanpa menj=unjukan tanda kelelahan,
peningkatan TD, RR dan nadi
A = masalah teratasi sebagian
P = intervensi dilanjutkan
- Mendorong klien agar mampu melakukan ADL’s
secara mandiri
18-6-13 3 S = pasien mengatakan lebih nyaman setelah
dilakukan perawatan diri
O = kulit pasien tidak kering
- Gigi lebih bersih
- Rambut tertata rapi
A = masalah teratasi
P = intervensi dihentikan
20-6-13 1 S = pasien mengatakan lapar
O = pasien makan ½ porsi bubur
- Pasien minum ±450 cc air
- Membran mukosa pasien lembab
- IMT = 13,16
A = masalah teratasi
P = Intervensi dihentikan

22
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pengkajian

B. Diagnosa Keperawatan
DIAGNOSA TUJUAN NOC NIC
KEPERAWATAN
Ketidakseimbangan Kebutuhan NOC : Status Gizi NIC : Pengelolaan
nutrisi kurang dari nutrisi Kriteria Hasil : Nutrisi
kebutuhan tubuh terpenuhi 1. Mempertahankan berat badan Aktivitas
b.d masukan dalam batas normal 1. Kaji tentang
makanan tidak Berat badan ideal : makanan yang membuat
adekuat dan Rumus : 8 + 2n klien alergi.
rangsangan muntah n : umur 2. Tentukan
Status nutrisi = Berat badan makanan kesukaan
sekarang klien. X 100 %
Berat Ideal 3. Dorong pasien
untuk memilih makanan
2. Toleransi terhadap diet yang yang lunak.
dianjurkan 4. Anjurkan pasien
Pasien mau makan diet yang untuk meningkatkan
diberikan minimal habis ½ protein dan vitamin C
porsi, nafsu makan baik. 5. Hindari makanan
3. Melaporkan keadekuatan pedas, asam atau
tingkat energi berminyak.
Pasien tidak lemas dan 6. Monitor jumlah
lemah. pemasukan nutrisi dan
4. Menyatakan keinginan untuk kalori.
mengikuti diet 7. Kolaborasi :
Pasien mau makan. a. Diskusikan
5. Nilai laboratorium misal dengan ahli gizi dalam
Albumin dan Globulin menentukan jumlah
dalam batas normal kebutuhan kalori dan
Albumin normal : 3,5 – 5,3 protein.
gr/dl b. Diskusikan
Globulin normal : 2,7 – 3,2 dengan dokter
gr/dl kebutuhan stimulasi
Hemoglobin : 12 – 16 gr/dl nafsu makan, makanan
SGOT : L<37, P<31 uI/L pelengkap.
SGPT : L<41, <31 uI/L
Skala penilaian NOC :
1. Tidak adekuat
2. Ringan
3. Sedang
4. Kuat
5. Adekuat total

23
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

http://chrisinabally.blogspot.com/2017/06/makalah-kebutuhan-nutrisi.html
https://id.scribd.com/document/369327098/Fisiologi-Nutrisi
https://googleweblight.com/i?u=https://text-id.123dok.com/document/4zpn7k4oy-faktor-
faktor-yang-mempengaruhi-keamanan-dan-kenyamanan-perencanaan.html&hl=id-ID
http://zhafirotussaleeha.blogspot.com/2015/10/askep-gangguan-kebutuhan-nutrisi.html

24

Anda mungkin juga menyukai