Anda di halaman 1dari 49

Konsep Antropologi Social

dan Kesehatan
TM 2
1. Konsep dasar individu dan
masyarakat
INDIVIDU

▧ Pengertian individu “Individu” berasal dari kata latin. “Individuum”


artinya “yang tak terbagi”.
▧ Jadi, merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan
suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas.
▧ Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan
khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai
kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya.
Individu adalah subyek
yang bertindak (aktor)
▧ Subyek menunjuk pada semua keadaan yang berhubungan dengan
dunia internal manusia.
▧ Sedangkan obyek menunjuk pada dunia eksternal, berarti obyek itu
berada di luar individu.
MASYARAKAT

▧ Pengertian Masyarakat suatu kebulatan daripada segala perkembangan


dalam hidup bersama antara manusia dengan manusia.

▧ Masyarakat merupakan suatu keseluruhan komplek hubungan manusia


yang luas sifatnya
▧ Keseluruhan kompleks dalam definisi di atas berarti bahwa keseluruhan
itu terdiri dari bagian-bagian yang membentuk suatu kesatuan.

▧ Sebagai contoh : badan manusia terdiri dari bagian bagian yang


membentuk satu sistem yang disebut sistem orgnik biologik manusia.

▧ Bagian itu misalnya : jantung, perut, hati, seks, tangan, saraf, otak dan
lain-lain. Kesatuan dari semua itu membentuk satu sistem yang disebut
manusia.
▧ Demikian pula masyarakat mempunyai bagian-bagian.
▧  Sehingga, bagian-bagian di atas adalah hubungan sosial, misalnya
seperti hubungan antara seorang anak dan orang tua, hubungan antara
orang muda dan lanjut usia, hubungan suami dan istri, hubungan pria-
wanita, hubungan atasan-bawahan, hubungan lurah-penduduk,
hubungan guru murid, dan lain-lain.
▧ Oleh karena itu, Peter L. Berger juga mendefinisikan masyarakat : “
yang menunjuk pada suatu sistem interaksi”
▧ interaksi yang dimaksud adalah tindakan (action) yang terjadi paling
kurang antara dua orang yang saling pengaruh mempengaruhi
perilakunya.
HUBUNGAN INDIVIDU DAN MASYARAKAT

▧ Kenyataan obyektif dan kenyataan subyektif itu saling menentukan;


yang satu tidak ada tanpa yang lain.

▧ Contoh : orang pacaran, adat-istiadat (dulu banyak berpengaruh---


sekarang sudah mulai bergeser)
2. Manusia dan kebudayaan
Definisi Kebudayaan

“Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil


perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni
zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup
manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan
kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada
lahirnya bersifat tertib dan damai”
-Ki Hajar Dewantara
UNSUR KEBUDAYAAN
1) Sistem Religi (Sistem Kepercayaan) 2) Sistem
Organisasi Kemasyarakatan
Merupakan produk manusia sebagai homo Merupakan produk dari manusia sebagai
religieus. Manusia yang memiliki homo socius. Manusia sadar bahwa
kecerdasan pikiran dan persaaan luhur, tubuhnya lemah, namun memiliki akal.
tanggap bahwa di atas kekuatan dirinya Maka disusunlah organisasi
terdapat kekuatan lain yang Maha Besar. kemasyarakatan dimana manusia bekerja
Karena itu manusia takut sehingga sama untuk meningkatkan kesejahteraan
menyembahnya dan lahirlah kepercayaan hidupnya.
yang sekarang menjadi agama.
UNSUR KEBUDAYAAN
3) Sistem Pengetahuan 4) Sistem Mata Pencaharian Hidup dan
Merupakan produk manusia sebagai homo Sistem-Sistem Ekonomi
sapiens. Pengetahuan dapat diperoleh dari Merupakan produk manusia sebagai homo
pemikiran sendiri, disamping itu didapat economicus menjadikan tingkat
juga dari orang lain. Kemamapuan manusia kehidupan manusia secara umum terus
mengingat-ingat apa yang telah diketahui meningkat.
kemudian menyampaikannya kepada orang
lain melalui bahasa, menyebabkan
pengetahuan menyebar luas. Lebih-lebih
bila pengetahuan itu dibukukan, maka
penyebarannya dapat dilakukan dari satu
generasi ke generasi berikutnya.
UNSUR KEBUDAYAAN
5) Sistem Teknologi dan Peralatan 6) Bahasa
Merupakan produk dari manusia sebagai Merupakan produk dari manusia sebagai
homo faber. Bersumber pemikirannya yang homo longuens. Bahasa manusia apada
cerdas dan dibantu dengan tangannya yang mulanya diwujudkan dalam bentuk tanda
dapat memegang sesuatu dengan erat, (kode) yang kemudian disempurnakan
manusia dapat membuat dan dalam bentuk bahasa lisan, dan akhirnya
mempergunakan alat. Dengan alat-alat menjadi bentuk bahasa tulisan.
ciptaannya itulah manusia dapat lebih
mampu mencukupi kebutuhannya daripada
binatan.
Unsur Kebudayaan

7) Kesenian
Merupakan hasil dari manusia sebagai homo aesteticus. Setelah manusia dapat mencukupi
kebutuhan fisiknya, maka dibutuhkan kebutuhan psikisnya untuk dipuaskan. Manusia
bukan lagi semata-mata memenuhi isi perut saja, mereka juga perlu pandangan mata yang
indah, suara yang merdu, yang semuanya dapat dipenuhi melalui kesenian.
Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai
tiga wujud yaitu :
• Kompleks gagasan, konsep, • Kompleks aktivitas • Wujud sebagai benda
dan pikiran manusia • Berupa aktivitas manusia • Aktivitas manusia yang
• Wujud ini disebut sebagai yang saling berinteraksi, saling berinteraksi tidak
sistem budaya, sifatnya bersifat kongkret, dapat lepas dari berbagai
abstrak, tidak dapat dilihat diamati atau diobservasi. penggunaan peralatan
dan berpusat pada kepala- Wujud ini sering disebut sebagai hasil karya manusia
kepala manusia yang sistem sosial untuk mencapai tujuannya.
menganutnya atau dengan • Aktivitas karya manusia
perkataan lain, dalam alam tersebut menghasilkan
pikiran warga masyarakat benda untuk ebrbagai
dimana kebudayaan keperluan hidupnya.
bersangkut hidup. Kebudayaan dalam bentuk
fisik yang kongkret bisa juga
disebut kebudayaan fisil,
mulai dari benda yang diam
sampai pada benda yang
bergerak.
Perubahan Kebudayaan

Tidak ada kebudayaan yang statis, semua kebudayaan


mempunyai dinamika dan gerak. Gerak kebudayaan
sebenarnya adalah gerak manusia yang hidup dalam
masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan tadi.
Gerak manusia terjadi oleh karena ia mengadakan
hubungan-hubungan dengan manusia lainnya.
Terjadinya gerak/perubahan ini disebabkan oleh beberapa hal :
1) Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan
sendiri. Misalnya perubahan jumlah dan komposisi penduduk.
Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup.
2) Masyarakat yang hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur-jalur
hubungan dengan masyarakat dan kebudayaan lain cenderung untuk
berubah lebih cepat.
3) Adanya difusi kebudayaan dan penemuan-penemuan baru khususnya
teknologi dan inovasi.
▧ Perubahan kebudayaan atau akulturasi terjadi apabila suatu kelompok
manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur
kebudayaan asing itu dengan lambat laun diterima dan diolah kedalam
kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian
kebudayaan itu sendiri.
Perubahan Kebudayaan

Proses akulturasi di dalam sejarah kebudayan terjadi dalam


masa-masa silam. Biasanya suatu masyarakat hidup
bertetangga dengan masyarakat-masyarakat lainnyadan antara
mereka terjadi hubungan-hubungan, mungkin dalam lapangan
perdagangan, pemerintahan dan sebagainya. Pada saat itulah
unsur-unsur masing-masing kebudayaan saling menyusup.
Proses migrasi besar-besaran, dahulu kala, mempermudah
berlangsungnya akulturasi tersebut. Beberapa masalah yang
menyangkut proses tadi adalah :
▧ Unsur-unsur kebudayaan ▧ Unsur-unsur kebudayaan
asing manakah yang asing manakah yang sulit
mudah diterima diterima
Unsur-unsur tersebut Unsur-unsur tersebut
misalnya unsur yang misalnya unsur yang
terbukti membawa manfaat menyangkut sistem
besar seperti radio, kepercayaan seperti
komputer dan telepon yang ideologi, falsafah hidup
banyak membawa dan lain-lain.
kegunaan terutama
sebagai alat komunikasi.
▧ Individu-individu makah yang ▧ Ketegangan-ketegangan apakah
cepat menerima unsur-unsur yang timbul sebagai akibat
baru akulturasi tersebut
Suatu masyarakat yang terkena
Pada umumnya generasi muda
proses akulturasi, selalu ada
dianggap sebagai individu- kelompok-kelompok individu yang
individu yang cepat menerima sukar sekali atau bahkan tidak
unsur-unsur kebudayaan asing dapat menyesuaikan diri dengan
yang masuk melalui proses perubahan-perubahan yang terjadi.
akulturasi. Sebaliknya generasi Perubahan-perubahan masyarakat
tua dianggap sebagai orang- dianggap oleh golongan tersebut
orang kolot yang sukar sebagai keadaan krisis yang
menerima unsur baru. membahayakan keutuhan
masyarakat.
Perubahan Kebudayaan
Proses akulturasi yang berjalan dengan baik dapat menghasilkan
integrasi antara unsur-unsur kebudayaan asing dengan unsur-unsur
kebudayaan sendiri.
Dengan demikian unsur-unsur kebudayaan asing tidak lagi dirasakan
sebagai hal yang berasal dari luar. Akan tetapi dianggap sebagai unsur-
unsur kebudayaan sendiri.
Unsur-unsur asing yang diterima, tentunya terlebih dahulu mengalami
proses pengolahan, sehingga bentuknya tidaklah asli lagi sebagai
semula.
Misalnya sistem pendidikan di Indonesia, untuk sebagian besar diambil
dari unsur-unsur kebudayaan barat.
Akan tetapi sudah disesuaikan serta diolah sedemikian rupa sehingga
merupakan unsur-unsur kebudayaan sendiri.
Hubungan Antara Manusia dan Kebudayaan

▧ Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah :


manusia sebagai perilaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan objek
yang dilaksanakan manusia.

▧ manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal.


▧ Maksudnya adalah walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya
merupakan satu kesatuan.
▧ Manusia menciptakan kebudayaan dan setelah kebudayaan itu tercipta
maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya.
▧ Tampak bahwa keduanya akhirnya merupakan satu kesatuan.
▧ Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan antara
manusia dengan peraturan-peraturan kemasyarakatan.
▧ Pada saat awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia. Setelah peraturan
itu jadi, maka manusia yang membuatnya harus patuh kepada peraturan
yang dibuatnya sendiri.
▧ Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat
dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan
perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang tercakup dalam satu
kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari kemauan manusia yang
membuatnya.
Hubungan Antara Manusia dan Kebudayaan

▧ Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan
antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama
lain. Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap, yaitu :

▧ Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.
Melalui eksternalisasi ini, masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia.

▧ Objektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi relitas objektif atau suatu kenyataan yang terpisah
dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata
sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia

▧ Internalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa
manusia mempelajari kembali masyarakat sendiri agar dia dapat hidup dengan baik sehingga manusia
menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.
HUBUNGAN
MANUSIA DAN
SOSIAL
A. HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU
DAN SOSIAL

Unsur-unsur hakikat manusia terdiri dari hal-hal berikut :


1. Susunan kodrat manusia terdiri atas raga dan jiwa
2. Sifat kodrat terdiri atas makhluk individu dan social
3. Kedudukan kodrat terdiri atas makhluk berdiri sendiri dan makhluk
Tuhan.
▧ 1. Manusia sebagai makhluk individu Individu berasal dari bahasa latin
individuum yang artinya tak terbagi.
▧ Manusia lahir merupakan sebagai makhluk individual yang maknanya
tidak terbagi atau tidak terpisah antara jiwa dan raga.
▧ Dalam perkembanganya, manusia sebagai makhluk individu tidak
bermakna kesatuan jiwa dan raga, tetapi akan menjadi yang khas
dengan corak kepribadiannya.
▧  Pertumbuhan dan perkembangan individu
dipengaruhi beberapa faktor, yaitu :
▧ a. Pandangan nativistik yang menyatakan pertumbuhan ditentukan atas
dasar factor individu sendiri. Seperti bakat dan potensi, pola kemiripan
dengan orang tuanya,
▧ b. Pandangan empiristik menyatakan pertumbuhan didasarkan atas
faktor lingkungan.
▧ c. Pandangan konvergensi menyatakan pertumbuhan dipengaruhi atas
dasar individu dan lingkungan.
▧ 2. Manusia sebagai Makhluk Sosial
▧ Sebagai makhluk individu manusia juga tidak mampu hidup sendiri artinya mansuia
juga harus hidup bermasyarakat. Adapun yang menyebabkan manusia selalu
bermasyarakat antara lain karena adanya dorongan kesatuan biologis yang terdapat
dalam naluri manusia,misalnya : 1. Hasrat untuk memenuhi keperluan makana dan
minuman 2. Hasrat untuk membela diri 3. Hasrat untukmengadakan keturunan

▧ 6Manusia semenjak lahir mempunyai dua keinginan pokok,yaitu : 1


Manusia semenjak lahir mempunyai dua keinginan pokok,yaitu : 1. Keinginan
untuk menjadi satu dengan manusia disekelilingnya 2. Keinginan untuk menjadi
satu dengan suasana alam sekelilingnya
▧ B. PERANAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL
1. Perananan manusia sebagai makhluk individu Berdasarkan sifat kodrat manusia
sebagai individu, yang dapat diketahui bahwa manusia memilki harhat dan martabat
yang mempunyai hak-hak dasar, dimana setiap manusia memiliki potensi diri yang
khas, dan setiap manusia memiliki kepentingan untuk memenuhi kebutuhan dirinya.

▧ 8 Sebagai makhluk individu manusai berperan untuk mewujudkan hal-hal sebagai


berikut : 1. Menjaga dan mempertahankan harkat dan martabatnya 2. Mengupaya
terpenuhinya hak-hak dasarnya sebagai manusia 3. Merealisasikan segenap potensi
diri baik sisi jasmani maupun rohani 4. Memenuhi kebutuhan dan kepentingan diri
demi kesejahteraan hidupnya.
2. Peranan manusia sebagai makhluk sosial

▧Sebagai makhluk social manusia


membutuhkan norma-norma social sebagai
patokan dalam bertingkah laku manusia dalam
kelompok,Norma - Norma yang dimaksud
adalah sebagai berikut :
▧ 1. Norma agama atau religi, ▧ 3.Norma Kesopanan atau
yaitu norma yang bersumber adat,yaitu yang bersumber
dari Tuhan untuk umat-Nya dari masyarakat atau
darilingkungan masyarakat
yang bersangkutan
▧ 2. Norma kesusilaan atau
moral,yaitu yang bersumber ▧ 4. Norma hukum,yaitu
dari hati nurani manusia untuk norma yang dibuat
mengajarkan kebaikan dan masyarakat secara resmi
menjahui keburukan yangpemerlakuannya dapat
dipaksa
▧ DILEMA ANTARA KEPENTINGAN INDIVIDU DAN
KEPENTINGAN MASYARAKAT
Dilema antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat
adalah pertanyaan yang dihadapi oleh manusia, dikala manakah yang
harus diutamakan ???
▧ 1. Pandangan Individualisme
▧ Individualisme berpangkal pada konsep dasar ontologis bahwa manusia
pada hakikatnya adalah makhluk individu yang bebas.
▧ Pandangan invidualisme berpendapat bahwa kepentingan invidulah
yang harus diutamakan.
▧ Beberapa prinsip yang dikembangkan ideologi liberalisme yang dari
kata liber adalah sebagai berikut :
▧ 1. Penjaminan hak milik perorangan, yaitu hak pribadi tidak berlaku
hak milik berfungsi social
▧ 2. Mementingkan diri sendiri, yaitu membiarkan orang lain untuk
melakukan aktivitas
▧ 3. Pemberian kebebasan pada individu
▧ 4. Persaingan bebas untuk mencapai kepentingannya masing-masing
▧ 2. Pandangan sosialisme
▧ Pandangan ini menyatakan bahwa kepentingan masyarakatlah yang
diutamakan.
▧ Karena masyarakat merupakan entitas yang besar dan berdiri sendiri
dimana individu-individu itu berada.
▧ Sosialisme merupakan mementingkan masyarakat secara keseluruhan
dan merupakan paham yang mengharapkan terbentuknya masyarakat
yang adil,selaras,bebas,dan sejahtera bebas dari penguasa individu atas
hak milik dan alat-alat produksi.
PENGARUH BUDAYA TERHADAP KESEHATAN

PERBEDAAN KONSEP SEHAT SAKITSEHAT :


suatu keadaan lengkap dan baik secara fisik, mental dan sosial dan tidak
semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan.
(WHO)SEHAT : Tidak merasakan terjadinya suatu kelainan fisik atau
psikis yang dapat mengganggu kegiatan sehari-hari
▧ Persepsi seseorang terhadap kondisi KESEHATANnya
dipengaruhi oleh budaya
Pada masyarakat non industri :
▧ SEHAT sebagai kondisi keseimbangan antara manusia dengan manusia,
manusia dengan alam serta manusia dengan supernatural.
▧ Perilaku mencari pengobatan : tidak merasa sakit padahal dia terkena
penyakit Kenapa?Karena semua orang mengalami hal yang sama
(Malaria di Mano dan Liberia)
▧ Disease & illness Penyakit dan sakit Perbedaannya,
Disease : adanya keadaan patologikIllness lebih dipandang dari konsep
kultural( tidak dapat menjalankan peran sosialnya bukan karena
terinfeksi suatu kuman)Disease or illness?

▧ Illness dipandang sebagai sanksi sosial yang utama


Sakit dipahami oleh banyak orang sebagai hukuman dari tokoh
supranatural karena perbuatan yang salah
Menurut Helman, 1994

▧ Biasanya individu menyebut dirinya sedang sakit ketika ;


▧ Terjadi perubahan pada tampilan tubuh (kurus, perubahan warna kulit, kerontokan
rambut)
▧ Perubahan fungsi tubuh (sering kencing, mentruasi yang sangat banyak, irama
jantung tidak seperti biasanya)
▧ Pengeluaran sesuatu dari tubuh yg tidak biasa (berak, darah dalam urine, dahak)
▧ Perubahan fungsi anggota badan (tremor, kaku-kaku)
▧ Perubahan panca indera (matirasa, penglihatan, hilang rasa penciuman)Simptom fisik
seperti ketidaknyamanan (pusing, demam menggigil)
▧ Perubahan emosi (gelisah, mimpi buruk, rasa takut berlebihan )
▧ Perubahan perilaku dalam hal hubungan (perkawinan, pekerjaan)
▧ Hakikat Manusia
▧ Makhluk Individu dan Makhluk Sosial
▧  Tipe kajian antropologi budaya yang menjadi akar antropologi
kesehatan
Kajian tentang obat “primitif”, tukang sihir dan magic
▧ Kajian tentang kepribadian dan kesehatan di berbagai setting budaya
▧ Keterlibatan ahli-ahli antropologi dalam program-program kesehatan
internasional dan perubahan komunitas yang terencana
▧ Antropologi ekologi (Mc Elroy dan Townsend, 1985)Teori evolusioner
▧ Ethnic psychoses : gangguan mental yang spesifik dalam budaya
tertentu
Contoh:
▧ Latah di Asia Tenggara
▧ Amok di bali
▧ Koro Asia timur,Tenggara
▧ dikenal dengan Culture bound syndrome
▧ Antropologi ekologi Lebih memfokuskan masalah kebudayaan dan
lingkungancontoh : Teknik-teknik produksi pangan, pola menetap,
pertumbuhan penduduk, dll
▧ Etnomedicine
▧ mengkaji masalah folk medicine (pengobatan rakyat)
Kepercayaan dan praktik-praktik berkaitan dengan penyakit yang
merupakan hasil dari perkembangan budaya asli dan secara eksplisit
tidak berasal dari kerangka konseptual kedokteran modern.
▧ Sumbangan antropologi terhadap ilmu kesehatan
(Foster&Anderson, 1978)

▧ Perspektif antropologiPerubahan terencana


▧ Metodologi penelitian antropologi
▧ Premis-premis antropologi

Anda mungkin juga menyukai