Anda di halaman 1dari 21

Makalah tentang

TRANSKULTURAL KEPERAWATAN
Mata kuliah psikososial

Di sususn oleh :
Arifin

Dosen Pembimbing :
Drg. Sri Puja Warnis W M. Kep

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN


KEPERAWATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHEHATAN MATARAM
2021
KONSEP DAN PRINSIP KEPERAWATAN TRANSKULTURAL

1. Budaya

Budaya adalah warna dan landasan darl cara berpikir dan bertingkah laku tlap
orang. Budaya juga bisa dijelaskan sebagal cipta, rasa dan karsa yang dimakluml
dan dipahami setlap orang. Budaya menjadi latar belakang dan memberl
penjelasan secara logis, mengapa, seseorang itu bertindak demiklan. Budaya juga
bisa menjadi berbagal norma atau aturan tindakan darl anggota kelompok. Hal Ini
sifatnya diturunkan darl generasi ke generasi. Setlap anggota generasi
mempelajarl berbagai elemen budaya yang ada dalam seluruh kesatuannya,
masing-masing saling berbagi sejumlah kode budaya dan menjadikanya sebagal
hal yang khas. Akhirnya, budaya In akan member petunjuk setlap anggota
kelompoknya tentang bagalmana cara berpikir, bertindak serta mengambil
keputusan.

Untuk semakin memember gambaran yang komprehensif dan lebih berwarna,


berikut adalah sejumlah pengertian budaya menurut para ahli :

a. Koentjaraningrat

Menurut Bapak Antropologi Indonesia int, kebudayaan adalah keseluruhan


gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar, termasuk
keseluruhan dari hasil budi pekertinya.

b. Malinowski

Kebudayaan Itu pada prinsipnya adalah dibagi atas berbagal sistem


kebutuhan manusla. Masing-masing tingkatan kebutuhan It menghadirkan
berbagal corak budaya yang khas. Contohya adalah untuk memenuht
berbagal kebutuhan manusla yang berfokus pada keselamatan mereka, maka
muncullah Kebudayaan yang diwujudkan dalam bentuk perlindungan.
Misalnya dibentuklah lembaga kemasyarakatan.

c. K1 Hajar Dewantara

Kebudayaan adalah buah bud manusia yang merupakan hasil perjuangan


manusla terhadap dua pengaruh Kuat, yaltu alam dan zaman. Selain Itu,
kebudayaan Juga merupakan bukti kejayaan hidup manusla untuk mengatas!
berbagal rintangan dan kesukaran di dalam Kehidupan manusla guna
mencapal Keselamatan, serta Kebahaglaan yang pada awalnya bersifat tertib
dan darnal.

d. Sutan Takdir Alisyahbana

Kebudayaan adalah manifestas! dart cara berpikir. Hal int membuat pola
kebudayaan menjadi amat luas karena serua tingkah laku dan perbuatan
tercakup di dalamnya serta dapat diungkapkan pada basis dan cara berpikir,
termasuk perasaan. Bisa demiklan karena perasaan Juga merupakan maksud
dari pikiran.

e. A.L Kroeber dan C. Kluckhon

Dalam buku Culture A Critical Revlew of Concepts and Definitions (1952),


Kedua ahli In mengatakan bahwa kebudayaan adalah manifestasi atau
penjelmaan kerja jiwa manusla dalam art seluas-luasnya.

f. C.A. van Peursen

Kebudayaan diartikan sebagal manifestasi kehidupan settap orang dan


kehldupan setlap kelompok orang yang membuatnya berbeda dengan hewan.
Oleh karena Itu, manusla tidak dapat hidup dengan serta-merta di tengah
alam tapa bantuan dan kehadiran elemen yang lain.
Kemudlan setelah memahami berbagal pengertian dari kebudayaan, maka
kita juga harus memahaml bahwa kebudayaan Itu juga memiliki berbagal
perwujudan. Sejumlah perwujudan Itu diantaranya adalah:

a. Wujud abstrak yang tidak terlihat, tidak dapat diraba atau diabadikan
dalam gambar. In adalah wujud ideal dart kebudayaan. Letak darl wuud
kebudayaan Int terdapat pada kepala atau alam pikiran tempat
kebudayaan Itu hidup. Wujud kebudayaan In berupa 1de atau gagasan
manusia yang hidup bersama dalam sebuah masyarakat. Wujud
kebudayaan In member jiwa kepada masyarakat itu. Berbagal gagasan Itu
tidak lepas darl satu darl yang lainnya, tetapi selalu berkaltan menjadi
suatu sistem. Para ahli menyebut ide atau gagasan in sebagal sistem
budaya, atau disebut juga sebagai adat.

b. Wujud kebudayaan yang kedua disebut sebagal sistem sosial. Int adalah
berbagal tindakan berpola dart manusta Itu sendiri. Sistem soslal Int
terdiri darl berbagal aktivitas manusla yang berinteraksi, berhubungan,
serta bergaul satu dengan yang lain dart detlk ke dett, dari hari ke hari,
dan darl tahun ke tahun. Sebagal rangkalan dari aktivitas manusla dalam
suatu masyarakat, sistem sosial Itu bersifat konkret, terjadi di sekeliling
Kita sehar-hari, dapat diobservasi, difoto dan didokumentasikan.

C. Yang ketiga adalah wujud fisik. Ini adalah semua yang menjadt hasil darl
fisik dan aktivitas, perbuatan serta karya manusia dalam masyarakat,
sehingga bersifat nyata. Wujud In bisa berupa berbagal benda atau hal-hal
yang dapat diraba, dilihat serta difoto. Wujud Int bisa berupa bangunan,
atau benda-benda besar lainnya, atau benda-benda bergerak hail kreasl
masyarakat modern, misalnya pesawat, mobil, dan lainnya. Wujud In juga
bisa berupa pakalan atau benda-benda yang sifatnya sangat artistik dan
indah.
Kebudayaan juga memiliki sejumlah unsur yang membuat konsep int semakin
lengkap. Menurut C. Kluckhohn dalam bukunya yang berjudul Universal
Categories of Culture, ada tujuh unsur dalam kebudayaan yang sifatnya universal.
Unsur-unsur Itu diantaranya adalah:

a. Sistem religi dan upacara keagamaan.

Ketika berproses dengan dunla dan semesta yang luas, manusia


menemukan bahwa la tidak hidup sendiri. Ada kekuatan-ekuatan besar
serta berbagal energl yang melingkupt kehidupannya. Energi-energi Itu
begitu besar dan kuat, sehingga manusia yakin bahwa mereka harus
berdamal dengan kekuatan-kekuatan Itu. Dengan berbagal pengalaman
Interaksi, serta berbagal respon dan strategi manusia untuk bertahan hidup.
maka lahirlah berbagal kepercayaan lokal, serta agama yang lebih
terlembaga. Agar berbagal Kepercaynan atau agama Itu tetap lestari, serta
salah satu wujud untuk berkomunikas! dan merespon energi-energi Itu,
manusla pun menciptakan berbagal upacara atau ritual yang dilaksanakan
secara rutin.

b. Sistem organisasi kemasyarakatan.

Ketika mulal sampal pada tahap menetap, manusla mulal menyadarl bahwa
la tidak bisa hidup sendiri. la pun mulal menyadari bahwa la membutuhkan
berbagal aturan untuk mengatur hubungan dengan sesamanya. Maka
manusia pun membentuk berbagal organisast kemasyarakatan agar la dapat
bekerja bersama dan mencapal tujuan bersama. Dalam konteks masyarakat
tradisional, aplikasi yang paling Jelas adalah pada acara gotong-royong.
Sedangkan dalam masyarakat modern,aplikasinya adalah pada tingkat
negara atau bangsa.

c. Sistem pengetahuan

Pengetahuan adalah berbagal hal yang manusla dapatkan saat la


berinteraksi dengan sesama, alam semesta atau hal-hal lain dalam
kehldupannya. Pengetahuan Int bisa la dapatkan dart hasil refleksinya
sendirl, atau dart hasil refleksi orang lain. Ketika manusla mengingat
berbagal hal yang la ketahul dart berbagal medium Itu, lalu
menyampalkannya kepada orang lain lewat bahasa, maka pengetahuan Itu
pun menyebar. Dan ketika manusla mulal menulis pengetahuannya Itu, tau
mendokumentasikannya dalam berbagal bentuk, maka pengetahuan Itu
bisa la sebarkan darl generasi ke generasi.

d. Sistem mata pencaharian hidup.

Ini adalah bagian dari Atrah manusla sebagal homo economicus atau
manusla ekonomi. Secara natural manusia memang memilikl insting untuk
memenuh! kebutuhan hidupnya secara mandiri. Selain kebutuhan primer,
manusta pada akhirya juga memilikI Kebutuhan-Kebutuhan lain yang
muncul karena manusla akhirnya semakin materialists. Setelah bercocok
tanam, beternak, menciptakan berbagal kerajinan, dan berdagang.
kebutuhan manusla akhirnya semakin meningkat. Dengan Kebutuhan yang
makin tinggt Itulah, yang membuat manusta membutuhkan berbagal
sumber daya untuk memenuht Kebutuhan Itu.

e. Sistem teknologi dan peralatan.

Sebagal makhluk yang berakal bud, manusla akhirnya makin berkembang


menjadi makhluk yang Kompleks dan cerdas, Semakin maju manusla,
semakin banyak alat, serta teknologi yang la ciptakan dan butuhkan untuk
membantu kemudahan hidupnya sendirt. Misalnya saja, manusia
menciptakan mobil atau pesawat untuk memudahkan kebutuhan mereka
akan transportasi. tau misalnya Komputer yang diciptakan manusla untuk
memudahkan berbagal pekerjaan tulls-menulis.

f. Bahasa

Bahasa adalah salah satu elemen dalar Kebudayaan manusla yang sangat
Kompleks. Lewat bahasa, manusta bisa berkomunlkas! dan bisa
menerjemahkan duntanya dengan berbagal kode. Mulanya, bahasa manusla
itu diwu|udkan dalam bentuk tanda (Kode). Lalu Kode Itu mengalami
penyempurnaan menjadi bahada dalam bentuk lisan, lalu akhimya menjadi
tulisan. Itu semua adalah simbol, sehingga manuslandisebut sebagal animal
symbolic. Berbagal bahasa yang maju pasti memiliki kekayaan kata (Kosa
kata) yang Jumlahnya amat besar, sehingga manusla semakin mudah
berkomunikasi.

g. Kesenian

Kesenian Ind adalah perwujudan manusla sebagal makhluk homo


aesteticus. Kebutuhan manusla rupanya bukan sebatas pada pemenuhan
kebutuhan Asik, tetapi psikis juga amat penting. Kebutuhan psikis Ini bisa
dipenuhi lewat berbagal medium kesenian. Misalnya saja, manusla bisa
menjadi gembira ketlka ia bernyanyi atau mendengarkan orang bernyanyi.

Kebudayaan pun memiliki berbagal nilal yang tidak dapat dipisahkan darl
berbagal elemen budaya It sendiri. Nilal-nilal Itulah yang membuat budaya
jadi bermakna dan selalu menjadt pegangan para masyarakat
pendukungnya. Nilat budaya In merupakan keingingan atau tindakan
Individu yang dipegang teguh atau dipertahankan oleh komunitasnya.
Berbagal nilat Int berlaku pada suatu waktu tertentu serta selau melandast
berbagal tindakan serta Keputusan. Misalnya adalah dalam budaya Jawa
ada tradisi ziarah kubur Kepada para leluhur sera orang-orang terkasth yang
telah meninggal. Zarah kubur Int memilikt sejumlah nilat yang begitu dalam.
Diantaranya adalah nilal penghormatan kepda orang yang lebih tua dart
kita, penghormatan kepada para leluhur, serta perwujudan darl
penghargaan terhadap makrokosmos dan mikrokosmos yang ada pada
semesta klta.

2. Perbedaan budaya

Kemudian ketika kit membicarakan kebudayaan sebagai konsep keperawatan


transkultural, kita juga akan membicarakan tentang perbedaan budaya yang ada
di dalam konsep in. Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan merupakan
hal yang tidak dapat dihindari. Perbedaan bentuk itu adalah hal yang harus
dipikirkan, terutama ketika kita memberikan asuhan keperawatan. Perbedaan
budaya Int akan membawa warna dalam proses asuhan keperawatan. Perawat
akan melakukan berbagal varlasi pendekatan asuhan keperawatan kepada
masing-masing klien. Perawat akan lebih menghargal nilal-nilat budaya khas yang
dimilliki oleh pasien. Misalnya saja, perawat akan mengobservasi dan melakukan
wawancara terlebih dahulu kepada pasien, tentang berbagat hal yang
berhubungan dengan latar belakang darl masing-masing pasien. Dan perawat
tidak bisa menyamaratakan, tau menjustifikasi berbagai keblasaan yang dilakukan
oleh pasien yang satu, sama dengan pasien yang lain. Apalagi jika pasien Itu
berasal dari kultur yang berbeda. Misalnya saja jika ada pasien dari negara Barat,
perawat tidak bisa memaksakan keblasaan bung air dengan berjongkok, seperti
keblasaan buang alr orang Indonesia.

3. Etnosentris

Konsep etnosentris Int adalah persepsi yang dimiliki oleh Individu yang
menganggap bahwa budayanya adalah yang terbalk diantara budaya-budaya yang
dimiliki oleh orang lain. Konsep Ini pasti -dalam kadar tertentu- dimiliki oleh setlap
Individu. Termasuk para pasten yang sedang menjalani proses asuhan
keperawatan, juga para elemen keperawatan yang terlibat dalam proses asuhan
Keperawatan. Jika persepsi Int dimiliki oleh pasien, maka perawat harus bisa
bersabar dan mengeluarkan berbagal strategt komunikas! yang membuat pasien
tetap merasa dihargal ego nya Itu. Jika perseps! Int dimiliki oleh para pekerja
kesehatan dalam alur proses keperawatan, dan mengekspresIkannya dengan
sangat kentara, maka elemen petugas lain harus mempu menahan emosi dan
menyingkirkan egonya, agar proses keperawatan tetap bisa berjalan lancar dan
sinergis.

4. Etnis dan Ras

Konsep keperawatan transkultural ini juga mengenal istilah etnis dan ras. Dua hal
Inilah yang sifatnya amat natural serta tidak bisa ditolak ole manusla manapun.
Setlap manusla pasti terlahir dart golongan etnis atau ras tertentu. Dan dua hal
Intlah yang terkadang malah menjadt bumerang but Kita. Terkadang orang malah
menjadikan dua hal In sebagat tembok perisah yang amat tinggi. Etnis dan ras In
terkadang malah membuat banyak orang menjadt lupa akan tujuan hidup
sebenarnya. Termasuk dalam konteks asuhan keperawatan. Terkadang pasien
atau petugas keperawatan menjadi amat rasis, mereka tidak mau dirawat oleh
perawat dengan ras tertentu, atau ada pula perawat yang sangat rasts dan
memperlakukan pasien secara berbeda. Banyak juga yang masth mempercayal
berbagal stereotipe seputar etnis atau ras tertento, dan Int adalah sikap yang
tentu saja sangat kontraproduktif.

5. Etnografi

Konsep etnograff dalam keperawatan transkultural arnat dibutuhkan. Mengapa


demiklan, tentu agar perawat memiliki dasar Ilmiah tentang berbagal latar
belakang kebudayaan pthak-pihak yang harus mereka ajak kerja sama, balk itu
para klien atau para petugas kesehatan lalnnya. Etnograf? sendirl adalah
gambaran secara desktriptif dan holistik tentang etnis atau Kelompok budaya
tertentu. Metodologi dalam penelitian memungkinkan perawat mengembangkan
kesadaran yang tinggl atas perbedaan budaya yang dimiliki oleh setlap Individu.
Etnograff juga mampu memberl penjelasan serta dasar observasl untuk
mempelajarl lingkungan, serta orang-orang yang berada di dalamnya. Dengan
menggunakan metode etnograff untuk memperkuat hasil observasi dalam seluruh
proses asuhan keperawatan, maka perawat dan Kllen dapat saling memberi dan
saling memperkuat seluruh proses asuhan Keperawatan.

6. Care dan caring

Ini adalah konsep utarna dan dasar dalam Keperawatan transkultural. Inl
berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan perilaku pada individu, serta
kerabat pasien. Juka kedua Konsep Ini tidak dapat diaplikasikan, maka proses
asuhan Keperawatan In belum benar-benar terlaksana dengan balk. Jika perawat
atau petugas keperawatan tidak memberikan rasa peduli, perhatlan, serta
siyangnya pada pasien, maka tidak mungkin pasien akan mengalami kesembuhan
dengan cepat dan menyeluruh.

7. Cultural Care

Ini adalah Konsep yang bethubugan dengan kerampuan perawat untu


mengetahul berbagat latar belakang pasien secara benar-benar. Bahkan hingga
tataran kognitif yang bermanfaat untuk mengetahul nilal, kepercaynan serta pola
ekspresl yang digunakan untuk mebimbing, mendukung atau memberi
kesempatan Individu, Keluarga pasien, atau kelompok untuk mencapal
kesembuhan yang paripurna. Hal in juga bermanfant untuk mempertahankan
Kesehatan pasien, agar pasien dapat bertahan hidup, selalu hidup dalam
keterbatasan dan pada akhirnya mencapat kematian dengan damal.

8. Cultural imposition.

Ini adalah konsep dalam keperawatan transkultural yang sebalknya tidak diadopsi
oleh perawat. Cultural Imposition in berkenaan dengan kecenderungan tenaga
kesehatan untuk memaksakan kepercayaan, praktik, serta nilat atas budaya orang
lain. Hal Int dialakukan karena tenaga keperawatan int percaya bahwa Ide atau
berbagal hal yang dimilikt oleh si perawat lebih tinggi nilainya dibandingkan sI
pasien atau perawat lainnya. Misalnya saja seorang perawat yang berlatar
belakang Jawa akan merasa bahwa kebudayaannya lebih tinggi dan lebih
adiluhung nilainya Ketimbang orang-orang yang latar belakang budayanya bukan
Jawa.

A. Keperawatan Transkultural dan globalisasi dalam pelayanan kesehatan

Peran perawat transkultural menjembatani antara sistem perawat yang dilakukan


oleh masyarakat awam dengan perawatan profesional melalui asuhan
keperawatan. Keperawatan lintas budaya merupakan bidang studi dan praktik
formal yang berfokus pada analisis komparatif budaya dan sub budaya di dunia
dalam kaitanya dengan keperawatan kultural, kepercayaan tentang kesehatan
dan penyakit, nilai-nilai dan praktik yang bertujuan untuk menggunakan
pengetahuan ini dalam memberikan perawatan sesuai budaya tertentu atau
sesuai budaya universal kepada semua orang (Leininger,1978). Keperawatan
lintas budaya memberikan kerangka budaya kerja untuk memenuhi kebutuhan
keperawatan kesehatan dari kelompok dengan latar budaya beraneka ragam.
Dalam melakukan pencapaian keperawatan ada 6 fenomena kultural yang
dipertimbangkan, yaitu :

1. Komunikasi : verbal, non verbal bahasa utama

2. Ruang pribadi : tindakan lebih menonjol dari kata-kata

3. Organisasi sosial : Prilaku didapat, ciri khas budaya, nilai-nilai berorientasi


internal, kepercayaan keagamaan, pembuatan keputusan dalam keluarga.

4. Waktu : cara mengkaji waktu, konsep waktu

5. Lingkungan : mengevaluasi sistem kesehatan, lokus kontrol

6. Variasi biologis : struktur tubuh, genetik, atribut fisik, karakteristik psikologis

Mendorong potensi perawat untuk memberikan secara cermat arti diversivitas


bukan realitas masa depan tetapi tantangan masa kini dan kesempatan untuk
berkembang (Hagivary,1192). Ada 3 pendekatan profesi keperawatan untuk
menyiapkan praktisi untuk masa depan (Andrews,1992) 1. Lingkungan Praktis
klinis

Diperlukan program pendidikan yang berkelanjutan guna menyadarkan perawat


akan nilai, kepercayaan dan praktek yang berlandaskan kepada budaya mereka
sendiri, meningkatkan dasar pengetahuan tentang kesehatan berkaitan dengan
budaya tertentu serta praktek orang lain yang akan di jumpai.

2. Lingkungan Akademis

Program sarjana muda dan sarjana mengalami kemajuan menandakan konsep


budaya dalam kurikulum keperawatan, pengajaran harus difokuskan pada
pengkajian kulturologi, variasi biokultural dalam kesehatan dan penyakit,
perbedaan kultural dalam komunikasi, kepercayaan beragama, nutrisi, aspek
perawatan dan sebagainya, memadukan konsep budaya dalam kurikulum
mencakup permainan simulasi, latihan klarifikasi nilai, kelompok pertemuan
untuk membangkitkan kesadaran dan pengalaman.

3. Bidang Penelitian

Dibutuhkan studi lintas budaya di bidang penelitian dasar dan penelitian terapan,
lembaga penyandang dana dan yayasan harus di dorong untuk mendukung studi
lingkungan budaya yang menekankan metode penelitian kualitatif penggabungan
metode kuantitatif dan kualitatif menghasilkan data yang bermanfaat untuk
mencapai hasil optimal.

B. Konsep dan Prinsip dalam Asuhan Keperawatan Transkultural Konsep dalam


Transcultural Nursing

1. Budaya adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang
dipelajari, dan dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan
mengambil keputusan.

2. Nilai budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan atau
sesuatu tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan melandasi
tindakan dan keputusan.

3. Perbedaan budaya, dalam asuhan keperawatan merupakan bentuk yang


optimal dari pemberian asuhan keperawatan, mengacu pada kemungkinan variasi
pendekatan keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan budaya
yang menghargai nilai budaya individu, kepercayaan dan tindakan termasuk
kepekaan terhadap lingkungan dari individu yang datang dan individu yang
mungkin kembali lagi (Leininger, 1985).
4. Etnosentris adalah persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap
bahwa budayanya adalah yang terbaik diantara budaya-budaya yang dimiliki oleh
orang lain.

5. Etnis, berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau kelompok budaya yang
digolongkan menurut ciri-ciri dan kebiasaan yang lazim

6. .Ras adalah perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada


mendiskreditkan asal muasal manusia

7. Etnografi adalah ilmu yang mempelajari budaya. Pendekatan metodologi pada


penelitian etnografi memungkinkan perawat untuk mengembangkan kesadaran
yang tinggi pada perbedaan budaya setiap individu, menjelaskan dasar observasi
untuk mempelajari lingkungan dan orang-orang, dan saling memberikan timbal
balik diantara keduanya.

8. Care adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan,


dukungan perilaku pada individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadian
untuk memenuhi kebutuhan baik aktual maupun potensial untuk meningkatkan
kondisi dan kualitas kehidupan manusia.

9. Caring adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing,


mendukung dan mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada keadaan
yang nyata atau antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan
manusia.

10. Cultural Care. berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai,
kepercayaan dan pola ekspresi yang digunakan untuk mebimbing, mendukung
atau memberi kesempatan individu, keluarga atau kelompok untuk
mempertahankan kesehatan, sehat, berkembang dan bertahan hidup, hidup
dalam keterbatasan dan mencapai kematian dengan damai.

11. Culturtal imposition, berkenaan dengan kecenderungan tenaga kesehatan


untuk memaksakan kepercayaan, praktik dan nilai diatas budaya orang lain
karena percaya bahwa ide yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi daripada
kelompok lain.
Paradigma Transcultural Nursing

Konsep-konsep dalam terlaksananya asuhan keperawatan yang sesuai dengan


latar belakang budaya terhadap empat konsep sentral keperawatan yaitu:
(Andrew and Boyle, 1995).

1. Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-nilai dan
norma-norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan dan
melakukan pilihan. Menurut Leininger (1984) manusia memiliki kecenderungan
untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapun dia berada
(Geiger and Davidhizar, 1995).

2. Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam mengisi


kehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit. Kesehatan merupakan suatu
keyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan untuk
menjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat yang dapat diobservasi dalam
aktivitas sehari-hari. Klien dan perawat mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin
mempertahankan keadaan sehat dalam rentang sehat-sakit yang adaptif (Andrew
and Boyle, 1995).

3. Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi


perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang sebagai
suatu totalitas kehidupan dimana klien dengan budayanya saling berinteraksi.
Terdapat tiga bentuk lingkungan yaitu : fisik, sosial dan simbolik. Lingkungan fisik
adalah lingkungan alam atau diciptakan oleh manusia seperti daerah katulistiwa,
pegunungan, pemukiman padat dan iklim seperti rumah di daerah Eskimo yang
hampir tertutup rapat karena tidak pernah ada matahari sepanjang tahun.
Lingkungan sosial adalah keseluruhan struktur sosial yang berhubungan dengan
sosialisasi individu, keluarga atau kelompok ke dalam masyarakat yang lebih luas.
Di dalam lingkungan sosial individu harus mengikuti struktur dan aturan-aturan
yang berlaku di lingkungan tersebut. Lingkungan simbolik adalah keseluruhan
bentuk dan simbol yang menyebabkan individu atau kelompok merasa bersatu
seperti musik, seni, riwayat hidup, bahasa dan atribut yang digunakan.
4. Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang
budayanya. Asuhan keperawatan ditujukan memandirikan individu sesuai dengan
budaya klien. Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan adalah
perlindungan/mempertahankan budaya, mengakomodasi/negoasiasi budaya dan
mengubah/mengganti budaya klien (Leininger, 1991).

Prinsip dalam Asuhan Keperawatan Transkultural

1. Culture care preservation / maintenance : Yaitu prinsip membantu,


memfasilitasi atau memperhatikan fenomena budaya guna membantu individu
menentukan tingkat kesehatan dan gaya hidup yang diinginkan.

2. Culture care accomodation / negotiation : Yaitu prinsip membantu,


memfasilitasi atau memperhatikan fenomena budaya, merefleksikan cara-cara
untuk beradaptasi, bernegosiasi atau mempertimbangkan kondisi kesehatan dan
gaya hidup individu dan klien.

3. Culture care reparterning / restructuring : Yaitu prinsip merekontruksi atau


mengubah desain untuk memperbaiki kondisi kesehatan dan pola hidup klien
kearah yang lebih baik.

Hasil yang diperoleh melalui pendekatan keperawatan transkultural pada asuhan


keperawatan adalah tercapainya culture congruent nursing care health and well
being yaitu asuhan keperawatan yang kompeten berdasarkan budaya dan
pengetahuan kesehatan yang sensitif, kreatif, serta cara- cara yang bermakna
guna mencapai tingkat kesehatan dan kesejahteraan bagi masyarakat.

KEPERAWATAN TRANSKULTURAL DAN GLOBALISASI DALAM PELAYANAN


KESEHATAN

Meningkatnya sirkulasi transnasional di seluruh dunia, umumnya diakui


sebagai salah satu pengaruh paling kuat yang membentuk sejarah manusia
saat ini dan masa depan. Semua aspek kehidupan manusia dipengaruhi
secara langsung maupun tidak langsung dengan ada nya globalisasi, salah
satunya adalah bidang kesehatan. Global Advances in Health and Medicine
(GAHM) menerbitkan sebuah jurnal berjudul “ Globalization of Healthcare ”
(2012) berpendapat bahwa globalisasi memberikan kesempatan untuk
integrasi, konvergensi, dan kolaborasi antarbudaya dalam bidang kesehatan.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan menghormati dan melestarikan
kekayaan dan keragaman setiap obat baru untuk merangkul globalisasi.
Globalisasi tentu saja bukan hal baru, hal ini dimulai pada zaman Renai
terutama dengan pelayaran eksplorasi abad ke dan lain-- 15 dan ke sans
dan16 oleh Columbus, Magellan, lain. Pada masa ini, telah terjadi interaksi
dan pertukaran antara berbagai bangsa dan budaya. Namun, arus globalisasi
saat ini belum pernah terjadi sebelu mnya dan berkembang dengan cepat.
Dipicu oleh kemajuan teknologi telekomunikasi dan dihargai oleh nilai
ekonomi yang sangat besar, perkembangan multinasional ini
menginformasikan inovasi di hampir setiap masyarakat dunia. Secara
ekonomi, batasbatas nasion al dilarutkan untuk memberi jalan bagi pasar
global untuk tenaga kerja, manufaktur, keuangan, dan layanan. Untuk
beberapa alasan, pengobatan dan perawatan kesehatan secara unik
dipengaruhi oleh kecenderungan globalisasi. Pertama , manfaat obat dari
jangkauan yang benar universal, merangkul hampir seluruh dunia. Kedua ,
obat-- benar obatan menghubungkan berbagai komponen budaya, dengan
masingmasing masyarakat menggunakan model yang berkaitan dengan faktor
sosial, politik, sejarah, da n agama. Seperti yang diterapkan pada pengobatan,
globalisasi telah menghasilkan efek negara“ pemerataan ” dan “ konvergen ” di
mana negara dan wilayah yang dulu kurang berkembang cepat terbawa
dengan yang lebih maju.

A. INISIATIF PENGOBATAN GLOBAL PERTAMA

Inisiatif pelayanan kesehatan global telah ada sejak zaman dahulu. Inisiatif
global pertama yang tercatat dalam sejarah kedokteran dan perawatan
kesehatan terjadi di awal abad ke 7 di Asia, ketika atas rekomendasi istrinya
dari Tionghoa dan Nepal, pendiri Kekaisaran Tibet, Raja Songtsen Gampo
(605650), mengadakan pertemuan pertama yang tercatat sebagai konferensi
medis internasional. Dia mengundang dokter dari Tiongkok, Nepal, India,
Kashmir, dan Persia (Iran) untuk melintasi Jalan Sutra ke Dataran Tinggi
Tibet, dan membawa serta teksteks medis dari berbagai tradisi mereka
untuk diterjemahkan ke dalam Bahasa Tibet untuk studi sinkretistik (Clifford,
1984). Pertemuan keperawatan kesehatan multinasional begitu sukses
sehingga Raja Trisong Detson abad ke8(keturunan Gampo) menyelenggarakan
konferensi medis multikultural kedua. Ahli medis diundang dari Tiongkok,
Nepal, India, Kashmir, Persia, dan wilayah Turki di Asia tengah (termasuk
yang sekarang Afghanistan) ke konferensi medis multikultural kedua. Sekali
lagi, masingmasing petugas diwajibkan untuk menyediakan setidaknya satu
teks medis untuk terjemahan dan diskusi. Proses pertemuan ini kemudian
dirangkum dalam satu buku besar, Gyuzhi (Empat Medis Tantra) semua orang
Tibet melakukan p , yang menjadi dasar engobatan Buddhis dan masih
dipelajari sampai sekarang. Menarik untuk dicatat, pada tahun 2008 dan
2011, MenTseeKhang, Institut Astrologi Medis Tibet yang bertujuan untuk
melestarikan dan mempromosikan Pengobatan Tibet, menerbitkan terjemahan
bahasa Ing gris pertama dari 3 tantra pertama Gyuzhi. Obatobatan Tibet telah
diakses secara global, dan membuat praktik penyembuhan lokal mengalami
banyak perubahan baik di Tibet maupun di Barat (Eropa). Obat Tibet
diproduksi sebagai komoditas global dan dikonsumsi sebagai tradisi lokal

B. PENGOBATAN DI BERBAGAI BELAHAN DUNIA

Ada berbagai macam sistem penyembuhan karena ada bermacam” . macam


budaya di dunia. Berikut adalah deskripsi beberapa sistem tradisional (selain
praktik Barat/Eropa modern):

1. Pengobatan Tiongkok

Pengobatan Tiongkok yang didirikan lebih dari 5000 tahun yang lalu, adalah
yang tertua, mencakup berbagai praktik termasuk pengobatan akupunktur
dan herbal, berakar pada filsafat kuno Taoisme dan energi kehidupan
(dikenal sebagai qi ), dan saat ini dip raktikkan bersama dengan obatobatan
Barat. Pengobatan tradisional Tiongkok dapat diterapkan secara efektif untuk
membantu menyembuhkan orang dengan masalah kesehatan apa pun
karena berakar pada hukum alam yang tidak berubah, yang memiliki sumber
dari wak tu ke waktu. Paradigma medis yang unik ini tumbuh dari pengamatan
yang mendalam mengenai bagaimana segala sesuatu dalam realitas manusia
berfungsi pada tingkat terdalam dan tak terlihat dan berinteraksi dengan
permukaan atau tingkat fisik yang terlihat. Se tiap prinsip, teori, dan praktik
penyembuhan pengobatan tradisional ini mencerminkan hubungan selaras
antara manusia dengan hukum alam. Empat prinsip utama dalam pengobatan
tradisional Tiongkok, antara lain: a. Tubuh manusia adalah utuh.
Masingmasing str uktur dalam tubuh merupakan bagian integral dan penting
dari keseluruhan. Seiring dengan pikiran, emosi, dan semangat, struktur
tubuh Anda membentuk sistem kompleks dan saling terkait, yang didukung
oleh kekuatan hidup atau energi.

b. Manusia benarbenar terhubung dengan alam. Perubahan sifat selalu


tercermin dalam tubuh manusia. Prinsip ini akan melihat hubungan antara
musim, lokasi geografis, waktu tertentu, serta usia, genetika, dan kondisi
tubuh saat memeriksa masalah kesehatan sese orang. Manusia terlahir dengan
kemampuan penyembuhan alami.

c. Tubuh adalah mikrokosmos yang mencerminkan makrokosmos. Artinya,


alam memiliki kapasitas regeneratif, dan begitu juga dengan manusia.
Terkadang, kemampuan ini mungkin tampak hilang atau sulit d iakses. Dalam
kebanyakan kasus, tidak pernah benarbenar hilang. Pencegahan adalah obat
terbaik.

d. Menurut pengobatan tradisional Tiongkok, tubuh telah mengenali


gejalagejala adanya penyakit dengan sendirinya. Oleh karena itu, mengenali
gejala penyakit s edini mungkin dan melakukan pencegahan tersebarnya
penyakit merupakan pengobatan yang ampuh.
2. Pengobatan Tradisional Jepang ( Kampo )

Kampo diambil dari sistem Tiongkok pada abad ke percobaan empiris jamu
dan menggunakan lebih da7, dikembangkan melalui ri 148 formula
multiherbal kuno serta diatur secara formal yang diresepkan secara luas dan
dilindungi oleh sistem perawatan kesehatan nasional Jepang. Meski berakar
pada tradisi Tionghoa, obat Kampo tidak sama dengan pengobatan
tradisional Tiongkok. Pengob atan tradisional Tiongkok menekankan konsep
tradisional filsafat alam Asia Timur, seperti Yin dan Yang dan teori kelima
elemen tersebut. Kampo Jepang lebih kepada metode diagnostik yang secara
langsung menghubungkan gejala dengan terapi, dengan melewati ko nsep
spekulatif. Serangkaian besar obat kasar telah berkurang di Kampo dan juga
jumlah masingmasing obat dalam formulasi jauh lebih rendah. Sementara
Kampo masih menggunakan resep tradisional, pengobatan tradisional
Tiongkok juga cenderung menciptakan kom binasi obat baru

3. Pengobatan Tradisional Tibet

Pengobatan tradisional Tibet juga dikenal sebagai pengobatan Sowa yakni


sistem medis tradisional berusia berabad pendekatan diagnosis yang
koRigpa,abad yang menggunakan mpleks, menggabungkan teknik seperti
analisis denyut nadi dan urinalisis, dan menggunakan modifikasi perilaku dan
diet, obat obatan yang terdiri dari bahan-- bahan alami dan terapi fisik
(misalnya akupunktur Tibet, moksibusi, dll.) untuk mengobati penyakit.P
engobatan ini merupakan pa. campuran dari banyak tradisi yang melibatkan
penggunaan obat herbal, tidak diakui secara resmi sebagai sistem kesehatan
namun tetap dipraktikkan secara luas dari Asia sampai Timur Tengah dan
semakin banyak di Amerika Serikat dan eropa.

4. Pengobatan tradisional korea

Pengobatan ini berevolusi menggunakan konsep medis Tiongkok, mencakup


flora yang sangat kaya, dan dipraktikkan bersama dengan pengobatan Barat
dan saat ini tengah diteliti untuk validasi ilmiah. Tradisi pengobatan korea
berasal dari zaman purbakala dan prasejarah dan bisa ditelusuri kembali
sejauh 3000 SM. Di Gojoseon , di mana mitos pendiri Korea direkam, ada
sebuah cerita tentang seekor harimau dan seekor beruang yang ingin bere
inkarnasi dalam bentuk manusia dan yang memakan kayu ulin dan bawang
putih. Di zaman Samguk Yusa Jewang Ungi , yang ditulis sekitar , apsintus dan
bawang putih digambarkan sebagai 'obat dapat dimakan', menunjukkan
bahwa, bahkan pada saat obat perangsang adal ah arus utama, ramuan obat
diberikan sebagai kurban di Korea. Selain itu, apeks dan bawang putih tidak
ditemukan dalam ramuan Cina kuno, menunjukkan bahwa obat tradisional
Korea mengembangkan praktik unik dan mewarisi dari budaya lain.

5. Ayurveda di India

Pengobatan ini didasarkan pada keyakinan kuat akan energi hidu p,


menggunakan 2000 spesies tanaman, dan didasarkan pada konsep bahwa
satu kesadaran menghubungkan segala sesuatu di alam semesta. Ayurveda
diakui para ahli kedokteran modern sebagai suatu sistem pengobatan, dalam
pengertian bahwa sistematisasi dan penerapan pengetahuannya khusus
mengenai kesehatan dan penyakit, terutama yang menyangkut keadaan
keseimbangan dan ketidakseimbangan yang terjadi di dalam tubuh, serta
bagaimana cara untuk memperbaiki dan mengendalikan keadaan tidak seimbang
itu agar pulih kemballi. Di dalam kitab ini ditekankan bahwa prinsip
pengobatannya adalah preventif atau pencegahan, bukan pengobatan atau
terapi.

6. Siddha

Siddha adalah sistem pengobatan tradisional Tamil, yang telah lazim di


tanah Tamil kuno, adalah sistem medis terdepan di dunia. Asalusulnya
kembali ke 1000 0 sampai 4000 SM. Sesuai dengan bukti tekstual dan
arkeologi yang menunjukkan keabadian kuno peradaban Dravida dari tanah
Kumarikandam yang dulu terendam, yaitu benua Lemuria yang terletak di
samudera Hindia, Sistem Siddha Pengobatan seusia dengan tanahta nah yang
terendam di Mesir, Mesopotamia, Tiongkok, dan Yunani.

7.Unani

Pengobatan ini merupakan pengobatann hibrida Muslim-- titik ini, Hindu yang
terutama dipengaruhi oleh pengobatan Yunani, Persia, dan Isl diet dan
obatam, menggunakan berbagai obatan dan juga merupakan bagian dari
sistem perawatan kesehatan nasional di Yunani, Iran, dan India. Ada juga
yang menyebutkan bahwa pengobatan unani adalah pengobatan kuno Yunani
yang telah berevolusi di dunia Musli m selama 13 abad terakhir ( Unani
adalah ejaan bahasa Arab dari bahasa Ionia, yang berarti bahasa Yunani).

Anda mungkin juga menyukai