Kelas : 2C
NIM : P1337421019137
Rencana Keperawatan
Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi
Gangguan pertukaran gas NOC : NIC :
Berhubungan dengan : - Respiratory status : gas - Posisikan pasien untuk
- Ketidakseimbangan perfusi excange memaksimalkan ventilasi
ventilasi - Keseimbangan asam basa, - Pasang mayo bila perlu
- Perubahan membran elektrolit - Lakukan fisioterapi dada
kapiler-alveolar - Respiratory status : bila perlu
DS : Ventilation - Keluarkan secret dengan
- Sakit kepala ketika bangun - Vital sign status batuk atau suction
- Dyspnoe - Auskultasi suara nafas,
- Gangguan penglihatan Setelah dilakukan tindakan catat adanya suara
DO : keperawatan selama...... gangguan tambahan
- Penurunan CO2 pertukaran gas pasien teratasi dengan - Berikan bronkodilator
- Takikardi kriteria hasil : .................
- Hiperkapnia - Mendemonstrasikan .................
- Keletihan peningkatan ventilasi dan - Berikan pelembab udara
- Iritabilitas oksigenasi yang adekuat - Atur intake untuk cairan
- Hypoxia - Memelihara kebersihan mengoptimalkan
- Kebingungan paru-paru dan bebas dari keseimbangan
- Sianosis tanda-tanda distress - Monitor respirasi dan
- Warna kulit abnormal pernafasan status O2
(pucat, kehitaman) - Mendemonstrasikan batuk - Catat pergerakan dada,
- Hipoksemia efektif dan suara nafas yang amati kesimetrisan,
- Hiperkarbia bersih, tidak ada sianosis dan penggunaan otot
- AGD abnormal dyspneu (mampu tambahan, retraksi otot
- pH arteri abnormal mengeluarkan sputum, supraclavicular dan
- frekuensi dan kedalaman mampu bernafas dengan intercostal
nafas abnormal mudah, tidak ada pursed - Monitor suara nafas,
lips) seperti dengkur
- Tanda-tanda vital dalam - Monitor pola nafas :
rentang normal bradipena, takipenia,
- AGD dalam rentang normal kussmaul, hiperventilasi,
- Status neurologis dalam cheyne stokes, biot
batas normal - Auskultasi suara nafas,
catat area
penurunan/tidak adanya
ventilasi dan suara
tambahan
- Monitor TTV, AGD,
elektrolit dan status
mental
- Observasi sianosis
khususnya membran
mukosa
- Jelaskan pada pasien dan
keluarga tentang
persiapan tindakan dan
tujuan penggunaan alat
tambahan (O2, suction,
inhalasi)
- Auskultasi bunyi jantung,
jumlah, irama dan denyut
jantung
3. Analisis perbedaan pemberian oksigen dengan kanul ,masker sederhana, masker rebreathing
dan masker non rebreathing
a. Kanul
- Alatnya sederhana dapat memberikan oksigen dengan aliran 1-6lt/menit dan
konsentrasi oksigen sebesar 24%-44%.
- Cara pemasangan :
1) Terangkan prosedur pada klien
2) Atur posisi klien yang nyaman(semi fowler)
3) Atur peralatan oksigen dan humidiflier
4) Hubungkan kanula dengan selang oksigen ke humidiflier dengan aliran
oksigen yang rendah,beri pelicin(jelly) pada kedua ujung kanula.
5) Masukan ujung kanula ke lubang hidung
6) Fiksasi selang oksigen
7) Alirkan oksigen sesuai yang diingiinkan.
- Keuntungan
1) Toleransi klien baik
2) Pemasangannya mudah
3) Klien bebas untuk makan dan minum
4) Harga lebih murah
- Kerugian
1) Mudah terlepas
2) Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen lebih dari 44%
3) Suplai oksigen berkurang jika klien bernafas lewat mulut
4) Mengiritasi selaput lender, nyeuri sinus
b. Masker sederhana
- Aliran oksigen melalui alat ini sekitar 5-8lt/menit dengan koonsentrasi 40-60%.
- Cara pemasangan :
1) Terangkan prosedur pada klien
2) Atur posisi yang nyaman pada klien (semi fowler)
3) Hubungkan selang oksigen pada sungkup muka sederhana dengan
humidiflier.
4) Tepatkan sungkup muka sederhana, sehingga menutupi hidung dan mulut
klien
5) Lingkarkan karet sungkunp kepada kepala klien agar tidak lepas
6) Alirkan oksigen sesuai kebutuhan.
- Keuntungan
Konsentrasi oksigen lebih tinggi dari nasal kanula system humidifikasi dapat di
tingkatkan
- Kerugian
1) Umumnya tidak nyaman bagi klien
2) Membuat rasa panas, sehingga mengiritasi mulut dan pipi
3) Aktivitas makan dan berbicara terganggu
4) Dapat menyebabkan mual dan muntah, sehingga dapat menyebabkan aspirasi
5) Jika alirannya rendah dapat menyebabkan penumpukan karbondioksida
c. Masker rebreathing
- Konsentrrasi ooksigen yang di berikan lebih tinggi dari pada sungkup muka
sederhana yaitu 60-80% dengan aliran oksigen 8-12lt/menit.
- Indikasi penggunaan adalah pada klien dengan kadar tekanan karbondioksida
yang rendah, udara inspirasi sebagian tercampur dengan udara ekspirasi sehingga
konsentrasi karbondioksida lebih tinggi dari pada sungkup sederhana.
- Cara pemakaian :
1) Terangkan prosedur pada klien
2) Hubungkan selang oksigen dengan humidiflier dengan aliran rendah Isi
oksigen kedalam kantong dengan cara menutup lubang antara kantung
dengan sungkup
3) Atur tali pengikat sungkup sehingga menutup rapat dan nyaman.
4) Bila perlu pakai kasa pada daerah yang tertekan.
5) Sesuaikan aliran oksigen, sehingga kantung akan terisi waktu ekspirasi dan
hampir kuncup waktu inspirasi
- Keuntungan
1) Konsentrasi oksigen lebih tinggi dari pada sungkup muka sederhana
2) Tidak mengeringkan selaput lendir
- Kerugian
1) Kantung oksigen bisa terlipat
2) Menyebabkan penumpukan oksigen jika aliran terlalu rendah
b. Masker sederhana
c. Masker rebreathing
d. Masker non rebreathing
5. Bagaimana perawatan pada pasien yg mendapatkan oksigen lewat kanul dan masker
a. Oksigen lewat kanul
1) Pastikan semua peralatan yang akan digunakan dalam terapi oksigen nasal kanul
dapat berfungsi dengan baik. Peralatan yang akan digunakan untuk memasang kanula
hidung yaitu:
- Gunakan kanula hidung sesuai ukuran yang dibutuhkan.
- Tabung oksigen sebagai sumber oksigen.
- Regulator oksigen yang terpasang ke tabung atau sumber oksigen lainnya.
- Flow meter untuk mengontrol kecepatan aliran oksigen yang akan diterima.
- Humidifier sebagai alat untuk melembabkan udara.
2) Posisi yang direkomendasikan saat pasien menerima terapi oksigen nasal kanul yakni
Semi-Fowler.
3) Posisi Semi-Fowler adalah pasien berbaring di posisi telentang dengan kepala dan
badan diangkat antara 15 hingga 45 derajat guna memaksimalkan kerja ekspansi paru.
4) Pasien tetap diperbolehkan menggunakan posisi lain jika posisi Semi-Fowler dirasa
tidak mungkin dilakukan.
5) Setelah melakukan pemasangan nasal kanul, pasien harus segera memberi tahu dokter
jika terjadi komplikasi. Dalam beberapa kasus, pasien bisa mengalami kerusakan
paru-paru atau kondisi yang dikenal dengan sebutan toksisitas oksigen di paru-paru.
Kondisi ini juga dapat menyebabkan kerusakan mata.
6) Segera hubungi dokter jika pasien melihat ruam berwarna kebiruan pada area bibir
atau kuku. Terutama jika pasien mulai mengalami kesulitan bernapas setelah
melakukan terapi oksigen nasal kanul.