Anda di halaman 1dari 12

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

ASMA BRONKIAL

DISUSUN OLEH:

Maria Ulfa Triulan Aritonang 201912081

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN Sint Carolus

PROGRAM SARJANA KEPERAWATAN

JAKARTA

2020
A. Definisi Asma
Asma adalah suatu penyakit obstruktif Jalan napas yang ditandai oleh
penyempitan jalan napa. Penyempitan jalan napas akan mengakibtakan dispnea, batuk
dan mengi (Puspasari, 2019)

B. Kasus
Nn. T, 23 tahun, dirawat di unit Maria karena keluhan dadanya terasa berat
dan sulit untuk bernapas. Nn. T memiliki riwayat asma dan saat ini Nn T mengeluh
menderita infeksi saluran nafas bagian atas.
Hasil TTV didapatkan: TD 110/60 mmHg, N 95x/menit, S 36.8C, P 30x/menit, Hasil
Lab AGD: Ph 7. 50, PaO2: 60 mmHg, PaCO2 50 mmHg, Keluhan batuk (+),
auskultasi terdengar wheezing terutama saat ekspirasi. Nn T mengeluh lemas, sulit
tidur karena sesak dan batuk.
1. Tentukan 3 DP prioritas!
2. Buat HYD sesuai kriteria hasil!
3. Buat perencanaan dan prinsip-prinsip tindakan beserta rasionalnya termasuk
discharge planning

C. Asuhan Keperawatan
1. Identitas Pasien
Nama : Nn. T
Usia : 23 Th
2. Pengkajian data
a. Keluhan saat ini:
Keluhan dadanya terasa berat dan sulit untuk bernafas, saat ini Nn T mengeluh
menderita infeksi saluran nafas bagian atas, mengeluh lemas, sulit tidur karena
sesak dan batuk.
b. Riwata penyakit:
Asma
c. Data yang didapatkan:
TTV: TD 110/60 mmHg, N 95x/menit, S 36.8C, P 30x/menit, auskultasi
terdengar wheezing terutama saat ekspirasi.
d. Pemeriksaan penunjang
AGD: Ph 7. 50, PaO2: 60 mmHg, PaCO2 50 mmHg = alkalosis respiratorik
terkompensasi Sebagian.

D. ANALISA DATA

DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM


Data subjektif: Hambatan upaya napas Pola nafas tidak efektif
Keluhan dadanya terasa
berat, sulit untuk bernafas,
lemas, sulit tidur karena
sesak dan batuk. mengeluh
menderita infeksi saluran
nafas bagian atas.

Data objektif:
TTV: TD: 110/60 mmHg,
N: 95x/menit, S:36.8C, P:
30x/menit, auskultasi
terdengar wheezing terutama
saat ekspirasi.

Data subjektif: Perubahan memberan Gangguan pertukaran gas


Keluhan dadanya terasa alveolus kapiler
berat dan sulit untuk
bernafas, sesak dan batuk,
ada Riwayat asma

Data objektif:
TTV: TD: 110/60 mmHg,
N: 95x/menit, S:36.8C, P:
30x/menit, auskultasi
terdengar wheezing terutama
saat ekspirasi.
AGD: Ph 7. 50, PaO2: 60
mmHg, Pa CO2: 50 mmHg,
HCO3: 24mEq/l
E. INTERVENSI

NO SDKI SLKI SIKI Rasional


1 Pola nafas tidak Setelah dilakukan tindakan Manajemen jalan napas:  Melihat perkembangan
efektif berhubungan keperawatan dalam waktu Observasi frekuensi napas
dengan Hambatan 1x24jan masalah teratasi - Monitor pola napas  Mengetahui adanya perubahan
upaya napas Kriteria hasil: - Monitor bunyi napas suara napas tambahan
Ditandai dengan: - Dispnea cukup Terapeutik  Mengoptimalkan masuknya
Pola napas abnormal menurun - Posisikan semi-fowler atau Oksigen kelapang paru
- Frekuensi napas fowler  Membantu melancarkan
cukup membaik - Berikan minum hangat sirkulasi pernapasan
- Pola ekspirasi cukup - Berikan oksigen  Mengurangi risiko penurunan
menigkat Edukasi pengembangan dinding dada.
- Ajarkan Teknik batuk efektif  Membantu mengeluargakan
- Anjurkan asupan cairan dahak
2000ml/hari
 Pasien memahami dan dapat
Kolaborasi
melakukan batuk efektif
- Kolaborasi pemberian
 Untuk tetap memenuhi
bronkodilator, ekspektoran,
kebutuhan cairan tubuh pasien
mukolitik
 Untuk membantu vasodilatasi
saluran pernapasan
2 Gangguan Setelah dilakukan indakan Pemantauan respirasi:  Untuk mengetahui perubahan
pertukaran gas keperawatan dalam waktu pola napas
berhubungan dengan 3x24 jam masalah teratasi Observasi:  Melihat perkembangan
Perubahan Kriteria hasil: - Monitor frekuensi, irama, frekuensi napas
memberan alveolus - Dispnea menurun kedalaman dan upaya napas  Untuk mengetahui
kapiler - Bunyi napas - Monitor pola napas kemampuan dan keefektifan
Ditandai dengan: tambahan menurun - Monitor kemampuan batuk cara batuk yang sudah
Dispnea - Pola nafas membaik efektif diajarkan
- Ph arteri membaik - Auskultasi bunyi napas  Memantau adanya perubahan
- PO2 membaik - Monitor nilai AGD pada suara napas tambahan
- PCO2 membaik - Monitor saturasi oksigen  Mengukur kadar oksigen,
- Monitor hasil x-ray thorax karbondiogsida, dan tingkat
Terapeutik: asam basa dalam darah
- Dokumentasikan hasil  Mengetahui adanya perubahan
pemantauan pada kondisi paru-paru
Edukasi:  Sebagai acuan Tindakan
- Jelaskan tujuan pemantauan keperawatan selanjutnya
- Informasikan hasil pemantauan
F. Discharge Planning
1. Mendiskusikan kembali terkait latihan napas dan batuk efektif yang telah
diajarkan sebelumnya
2. Mendiskusikan tentang obat yang digunakan, efek samping
3. Memberitahu tehnik pemngunaan inhaler: cara memegang, interfal semprotan dan
cara membersihkan.
4. Tekankan pentingnya perawatan oral atau kebersihan gigi dan mulut
5. Beritahu efek bahaya meroko pada klien atau orang terdekat
6. Mendiskusikan allergen pencetus asma
7. Berikan informasi terkait pembatasan aktifitas
8. Anjurkan pasein minum air hangat

G. PATOFLODIAGRAM
Latihan Fisik
Alergen Ekstrinsik Alergen intrinsic:
(Tepung sari, bulu (Iritasi sel pernapasan
binatang, debu, atau bronkus, stress
bantal kapuk, asap emosional, kelembaban Peningkatan Metabolisme Tubuh
kendaraan, dll) udara, genetik)

Peningkatan Keb, Oksigen

Merangsang eosinophil Hipersensitivitas Udara belum mendapat


\ terkonsentrasi pada Peningkatan keluar masuk
pelembapan, penghangatan
area yang terpajan udara ke paru-paru dalam
dan pembersihan yang
jumlah besar dan cepat
Stimulasi IgE adekuat dari partikel debu

Kemotaksis Basofil dan


Neutrofil Degranulasi Penigkatan frekuensi napas
(Pemecahan) Sel Mast

POLA NAPAS TIDAK


Melepaskan Histamin Melepaskan Leukotrien EFEKTIF

Stimulasi sel goblet Histamin berikatan dengan


reseptor bronkus besar
Leukotrien Leukotrien
menyebabkan berikatan dengan
Mukosa Permeabilitas kapiler ↑ prostaglandin reseptor bronkus
meningkatkan bermigrasi dari kecil
sekresi mukus aliran darah ke
berlebih (terjadi Pembengkakan Otot Polos paru-paru
batuk)
Pembengkakan
Otot Polos
Inflamasi Membran Mukosa
Kerja Histamin ↑
Penyempitan Lumen/Obstruksi Lumen

Tekanan gas Pneumothoraks


Kontriksi Otot Polos bronkus ASMA intrapleural dan
alveolar ↑
Penurunan
Inspirasi berjalan lancar
Stimulasi parasimpatis Ventilasi
Penurunan perfusi
alveoli paru
Tekanan Intratorakal ↑
Stimulasi psikologis (Stress,
Takut, cemas) Hipoksia
Lumen tertekan dan
semakin sempit
GANGGUAN
PERTKARAN GAS
Ekspirasi terhalang

Merangsang Pusat
Udara terperangkap pernapasan di medulla
dalam rongga paru oblongata

Barrel Chest Hiperventilasi

PaCO2 Meningkat

pH meningkat

Alkalosis Respiratorik
terkompensasi sebagian
Refrensi

Puspasari, S. A (2019). Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Sistem

Pernapasan. Yogyakarta: PT. Pusaka Baru.

Anda mungkin juga menyukai