Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KASUS ASUHAN KEPERAWATAN

Disusun Oleh:

Hayatun sakdah (21010054)

DOSEN PEMBIMBING:
Ns.Anita Tiara M.kep

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES MEDIKA SERAMOH BARAT
MEULABOH
2023/2024
ASUHAN KEPERAWATAN

Kasus

Anak laki-laki usia 2 bulan di bawa ibunya ke IGD dengan keluhan sesak napas saat

menyusui. Hasil pengkajian : sianosis, nadi teraba lemah, akral teraba dingin, suara napas ronkhi,

frekuensi jantung 160 x/menit, frekuensi napas 54 x/menit,suhu 37 C, CRT > 3 detik, hasil

pemeriksaan : PCo2 47 mmHg, Po2 77 mmHg, Sao2 90%.

3.1 Analisa Data

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1. DS: ketidakseimbangan Gangguan pertukaran
- Ibu klien mengatakan ventilasi pefusi gas
anaknya sesak napas saat
menyusui
DO:
- sianosis
- Klien memiliki bunyi
napas ronkhi
- Nadi teraba lemah
- pCo2 47mmHg
- p02 77mmHg
- sao2 90%
- TTV

- Frekuensi jantung
160x/menit
- Frekuensi napas 54x/menit
- Suhu 37 C
2. DS: Depresi pusat Pola napas tidak
- Ibu klien mengatakan pernafasan efektif
anaknya sesak napas saat
menyusui
DO:
- Frekuensi jantung 160 x/
menit
- Frekuensi napas 54 x/ m
- Suhu 37 derjat celcius
-
3. DS: - Kekurangan aliran Resiko perfusi perifer
DO: arteri /vena tidak efektif
- Nadi teraba lemah
- Akrar teraba dingin
- CRT lebih dari 3 detik

3.2 Diagnosa Keperawatan


1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi pefusi
2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan Depresi pusat pernafasan
3. Resiko perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan Kekurangan aliran arteri /vena

3.3 Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Kriterial Hasil Intervensi Keperawatan


1. Ganguan pertukaran gas Setelah dilakukan tindakan TERAPI OKSIGEN
keperawatan 3x24 jam Observasi :
diharapkan mendapatkan 1. monitor kecepatan
kriterial hasil : aliran oksigen
1. Sesak napas menurun 2. monitor alat terapi
2. Pco2 membaik(5) oksigen
3. Po2 membaik(5) 3.
4. So2 membaik(5)
5. Pola napas membaik 2. Monitor tekanan darah
6. Pernapasan teratur 3. Monitor pernapasan
4. Monitor nadi
5. Dokumentasikan hasil
pemantauan
Manejemen Energi
6. Monitor kelelahan fisik
7. Sediakan lingkungan yang
nyaman
Anjurkan tirah baring
Anjurkan menghubungi
perawat
jika tanda kelelahan tidak
berkurang
Terapeutik :
- Atur interval pemantauan
respirasi sesuai kondisi
pasien
- Informasikan hasil
pemantauan.
- Atur posisi semi fowler
atau fowler
Edukasi :
- Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan.
Terapi Oksigen
Observasi :
- Monitor kecepatan aliran
oksigen
- Monitor posisi terapi alat
oksigen
- Monitor tanda tanda
hipoventilasi
- Monitor integritas
mukosa hidung akibat
pemasangan oksigen.
Terapeutik :
- Bersihkan secret pada
mulut, hidung dan trakea
jika perlu
- Pertahankan kepatenan
jalan napas.
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
oksigen kanula 5 liter
terpasang.
2. Bersihan Jalan Napas Setelah dilakukan tindakan Manajemen Jalan Napas
Tidak Efektif keperawatan 3x24 jam Observasi :
diharapkan mendapatkan - Monitor pola napas
kriterial hasil : - Monitor bunyi napas
- Spasme jalan nafas tambahan
menurun - Monitor sputum (jumlah,
- Benda asing dalam warna, aroma)
jalan napas meng Terapeutik
- Sekresi sudah tidak ada - Pertahankan kepatenan
yang tertahan jalan napas
- Posisikan semi fowler
- Lakukan fisioterapi dada,
jika perlu
- Lakukan penghisapan
lendir kurang dari 15
detik
- Berikan oksigen, jika
perlu
Edukasi
- Anjurkan asupan cairan
2000ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
bronkoilator,
ekspektoran, mukolitik,
jika perlu
Pemantauan Respirasi
Observasi :
- Monitor pola nafas
- Monitor frekuensi, irama,
kedalaman dan upaya
napas
- Monitor saturasi oksigen,
monitor nilai AGD
- Monitor adanya
sumbatan jalan nafas
- Monitor produksi sputum

Terapeutik
- Atur interval pemantauan
respirasi seuai kondisi
pasien
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
- Informasikan hasil
pemantauan

3. Hipertermia Setelah dilakukan tindakan Observasi :


keperawatan 3x24 jam - Identifikasi penyebab
diharapkan mendapatkan hipertermia
kriterial hasil : - Monitor suhu tubuh
- Pucat menurun - Monitor kadar elektrolit
- Suhu tubuh membaik - Monitor haluaran urine
- Tekanan darah - Monitor komplikasi
membaik akibat hipertermia

Terapeutik :
- Sediakan lingkungan
yang dingin
- Longgarkan atau
lepaskan pakaian
- Basahi dan kipasi
permukaan tubuh
- Berikan cairan oal
- Hindari pemberian
antipiretik atau asprin
- Berikan oksigen, jika
perlu

Edukasi :
- Anjurkan tirah baring

Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu
3.4 Implementasi Keperawatan

NO Diagnosa Keperawatan Implementasi Keperawatan


1. Intoleransi Aktivitas Pemantauan Respirasi
Observasi :
- Memantau Tanda-Tanda Vital
- Memonitor tekanan darah
- Memonitor pernapasan
- Memonitor nadi
- mendokumentasikan hasil
pemantauan
- Memanejemen Energi
- Monitor kelelahan fisik
- Menyediakan lingkungan yang nyaman
- Menganjurkan tirah baring
- Menganjurkan menghubungi perawat
jika tanda kelelahan tidak
berkurang
Terapeutik :
- Mengatur interval pemantauan respirasi sesuai
kondisi pasien
- Menginformasikan hasil pemantauan.
- Mengatur posisi semi fowler atau fowler
Edukasi :
- Menjelaskan tujuan dan prosedur pemantauan.
Terapi Oksigen
Observasi :
- Memonitor kecepatan aliran oksigen
- Memonitor posisi terapi alat oksigen
- Memonitor tanda tanda hipoventilasi
- Memonitor integritas mukosa hidung akibat
pemasangan oksigen.
Terapeutik :
- Membersihkan secret pada mulut, hidung dan
trakea jika perlu
- Mempertahankan kepatenan jalan napas.
Kolaborasi :
Mengkolaborasi pemberian oksigen kanula 5 liter
terpasang.

2. Bersihan jalan napas tidak Manajemen Jalan Napas


efektif Observasi :
- Memonitor pola napas
- Memonitor bunyi napas tambahan
- Memonitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Terapeutik
- Mempertahankan kepatenan jalan napas
- Memposisikan semi fowler
- Melakukan fisioterapi dada, jika perlu
- Melakukan penghisapan lendir kurang dari 15
detik
- Memberikan oksigen, jika perlu
Edukasi
- Menganjurkan asupan cairan 2000ml/hari, jika
tidak kontraindikasi
Kolaborasi
- Mengkolaborasi pemberian bronkoilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu
Pemantauan Respirasi
Observasi :
- Memonitor pola nafas
- Memonitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya
napas
- Memonitor saturasi oksigen, monitor nilai AGD
- Memonitor adanya sumbatan jalan nafas
- Memonitor produksi sputum

Terapeutik
- Mengatur interval pemantauan respirasi seuai
kondisi pasien
Edukasi
- Menjelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Menginformasikan hasil pemantauan

3. Hipertermia
Observasi :
- Mengdentifikasi penyebab hipertermia
- Memonitor suhu tubuh
- Memonitor kadar elektrolit
- Memonitor haluaran urine
- Memonitor komplikasi akibat hipertermia

Terapeutik :
- Menyediakan lingkungan yang dingin
- Melonggarkan atau lepaskan pakaian
- Membasahi dan kipasi permukaan tubuh
- Memberikan cairan oal
- Menghindari pemberian antipiretik atau asprin
- Memberikan oksigen, jika perlu

Edukasi :
- Menganjurkan tirah baring

Kolaborasi :
Mengkolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu
3.5 Evaluasi

Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3

S: S: S:
- sesak napas mulai - Respon menurun - Respon menurun
berkurang, nyeri otot - sesak napas - sesak napas
berkurang, mual berkurang, nyeri otot berkurang, nyeri otot
muntah berkurang, berkurang, mual berkurang, mual
batuk masih muntah berkurang, muntah berkurang,
mengeluarkan secret batuk berkurang, batuk berkurang,
suhu tubuh mulai secret sudah suhu tubuh yang
berkurang, mongering. suhu meningkat berkurang
- respon menurun tubuh yang - batuk sudah tidak
O: meningkat berkurang mengeluarkan sekret
TTV : Td: 130mmHg RR: - respon menurun - respon menurun
36x/menit, nadi: 130x/menit, O:
suhu 39,0C. TTV : Td: 130mmHg RR: O:
30x/menit, nadi: 120x/menit, TTV : Td: 120mmHg RR:
A: suhu 39,0C. 20x/menit, nadi: 100x/menit,
Masalah teratasi Sebagian suhu 38,0C.
P: A:
intervensi dilanjutkan. Masalah teratasi Sebagian A:
P: Masalah teratasi Sebagian
intervensi dilanjutkan. P:
intervensi dilanjutkan
BAB 4

PENUTUP

Kesimpulan

Covid-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut
coronavirus 2 (serever acute resipiratory syndrome coronavirus 2 atau SARSCoV -2). Covid-19
sendiri merupakan virus corona jenis baru yang ditemukan di Wuhan, Hubei, China pada tahun
2019. Virus ini menyebar dengan cepat ke berbagai negara di dunia termasuk negara Indonesia.
WHO menyatakan bahwa virus ini menjadi pandemi yang cukup sulit dalam penanggulangannya
karena belum ada obat yang dapat menyembuhkan virus covid-19.

Saran

Semoga pembaca makalah ini bias mengambil ilmu yang bermanfaat atas apa yang tersedia
di malakah ini dan memberi kritik saran yang membangun untuk kedepan yang lebih baik
DAFTAR PUSTAKA

(Kemenkes RI, 2020). (WHO, 2020). (Morawska & Cao, 2020). (Handayani, 2020). World
Health Organization. Clinical management of severe acute respiratory infection when novel

coronavirus (2019-nCoV) infection is suspected: interim guidance. Geneva: WHO; 2020.

Kementrian Kesehatan RI. HK.01.07/MENKES/169/2020 tentang penetapan rumah sakit


rujukan

penanggulangan penyakit infeksi emerging tertentu. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2020.
Liu Q, Luo D, Haase JE, Guo Q, Wang XQ, Liu S, et al. The experiences of health-care
providers during the

COVID-19 crisis in China: a qualitative study

Alligood MR. Nursing theory & their work (8 th ed). The CV Mosby Company St. Louis.
Toronto. Missouri:

Mosby Elsevier. Inc; 2014.

Sukoco E. Hubungan Beban Kerja Perawat Dengan Kepatuhan Dalam Pengelolaan Sampah
Medis Di Instalasi

Gawat Darurat RSUP Dr Sardjito Yogyakarta. Universitas Alma Ata; 2017.

Penyakit dalam dan Bedah RSUD DR Tjitrowardoyo Purworejo. Universitas Alma Ata; 2017.

Wang H, Zeng T, Wu X, Sun H. Holistic care for patients with severe coronavirus disease 2019:
An expert consensus. Int J Nurs Sci. 2020

Anda mungkin juga menyukai