Analisis
Judul The Effect of Prone Position to Oxygen Saturations’level and Respiratory Rate among Infants Who Being Installed
Mechanical Ventilation in Nicu Koja Hospital
Problem Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efektivitas prone position untuk meningkatkan saturasi oksigen dan
Populasi laju respirasi bayi yang baru lahir yang dipasang oleh ventilasi mekanis.
Patient
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh pasien bayi yang menggunakan ventilasi mekanik yang dirawat pada
bulan Januari-Februari 2015, dengan besar sampel sebanyak 16 responden
Intervensi Penelitian ini menggunakan rancangan Quasy Experimental dengan metode control group pre test-post test design.
Teknik pengambilan sample yang digunakan adalah purposive sampling.
Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah melakukan posisi pronasi selama 3 jam dengan pemantauan 30 menit
pertama, kemudian 1 jam pertama dan 1,5 jam kedua. Pelaksanaan ini dilakukan hanya satu kali perlakuan atau
1x3jam. Selama dilakukan intervensi dilakukan pemantauan dengan monitoring yang ketat untuk menghindari
terjadinyan resiko seperti ekstubasi spontan, penekanan pada area tertentu dan resiko lainnya.
Comparisson Control group bayi dengan ventilasi mekanik yang tidak diberikan perlakuan
Outcome Dari urain diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh posisi prone terhadap nilai saturasi oksigen dan
frekuensi pernapasan pada neonatus yang menggunakan ventilasi mekanik. Posisi pronasi dapat direkomendasikan
sebagai intervensi keperawatan pada neonatus yang mengalami gangguan penapasan dan menggunakan ventilasi
mekanik
Menurut Kusumaningrum, (2009) yang dikutib dari Baron, et al, (2007) menyatakan bahwa posisi pronasi akan memberikan bagian dinding
dada lebih bebas dan tidak terjadi penekanan sehingga akan meningkatkan komplians dengan demikian ventilasi lebih banyak terdapat pada area
non dependent paru dan terjadi peningkatan status oksigenisasi. Peningkatan status oksigenisasi dapat menyebabkan peningkatan saturasi.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pola napas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas neurologis dibuktikan dyspnea, penggunaan otot bantu pernapasan, dan fase ekspirasi
memanjang.
Risiko termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan peningkatan area permukaan tubuh terhadap rasio berat bedan, kebutuhan oksigen
meningkat, dan suplai lemak subkutan tidak memadai
RENCANA KEPERAWATAN
NAMA PASIEN : BY Ny. D NO. REKAM MEDIK : RUANG RAWAT : R. ELDEWAYS
TGL. NO. DIAGNOSA STANDAR LUARAN STANDAR INTERVENSI KELUARAN TTD
DX KEPERAWATAN KEPERAWATAN INDONESIA
INDONESIA
9/10/201 1. Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan intervensi 1. Manajemen Jalan Napas
9 keperawatan selama 2 x 24 Observasi
jam maka pola napas - Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman,
membaik dengan kriteria usaha napas)
hasil: Terapiutik
- Tekanan inspirasi meningkat - Pertahankan kepatenan jalan napas
- Tekanan ekspirasi meningkat - Posisikan bayi dengan prone position
- Dispnea menurun - Berikan oksigen, jika perlu
- Pemanjangan fase ekspirasi
menurun 2. Dukungan Ventilasi
- Penggunaan otot bantu napas Observasi
menurun - Identifikasi adanya jekekahan otot bantu
napas
- - Identifikasi efek perubahan posisi teradap
status pernapasan
- - Monitor status respirasi dan oksigenasi
(frekuensi, kedalaman napas, penggunaan
otot bantu napas, dan saturasi oksigen)
Terapiutik
- Pertahankan kepatenan jalan napas
- Berikian prone position
- Fasilitasi mengubah posisi senyaman
mungkin
- Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan, jika
perlu
3. Pemantauan Respirasi
Observasi
- Moitor frekuensi, irama, kedalaman, dan
upaya napas
- Monitor pola napas
- Monitor adanya sputum dan sumbatan jalan
napas
- Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
- Monitor saturasi oksigen
Terapiutik
- Atur interval pemantauan respirasi sesuai
kondisi pasien
- Dokumentsikan hasil pemantauan
RENCANA KEPERAWATAN
NAMA PASIEN : BY Ny. D NO. REKAM MEDIK : RUANG RAWAT : R. ELDEWAYS
TGL. NO. DIAGNOSA STANDAR LUARAN STANDAR INTERVENSI KELUARAN TTD
DX KEPERAWATAN KEPERAWATAN INDONESIA
INDONESIA
9/10/201 2. Risiko termoregulasi Setelah dilakukan intervensi 1. Manajemen Cairan
9 tidak efektif keperawatan selama 2 x 24 Observasi
jam maka termoregulasi - Monitor status hidrasi (frekuensi nadi,
neonatus membaik dengan kekuatan nadi, akral, pengisian kapiler, dan
kriteria hasil: turgor kulit)
-frekuensi nadi dalam batas - Monitor berat badan harian
normal (Nadi Normal= 100- Terapiutik
180x/menit) - Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
-ventilasi dalam batas normal - Berikan cairan inravena, jika perlu
(RR Normal= 40-60x/menit) 2. Manajemen Lingkungan
- pengisian kapiler dalam Observasi
batas - Identifikasi keamanan dan kenyamanan
Terapiutik
- Atur suhu lingkungan yang sesuai
- Sediakan lingkungan yang bersih dan
nyaman
- Ganti pakaian secara berkala
3. Perawatan Neonatus
Observasi
- Identifikasi kondisi awal bayi (kecukuan
bulan, menangis spontan/ tidak, dan tonus
otot)
Terapiutik
- Mandikan selama 5-10 menit, minimal
sekali sehari
- Mandikan dengan air hangat (36-37 C)
- Gunakan sabn dan baby oil
- Rawat tali pusat secara terbuka
- Bersihkan tali pusat dengan air steril atau
air matang
- Ganti popok segera jika basah
4. Regulasi Temperatur
Observasi
- Monitor suhu bayi sampai stabil (36,5-37,5
C)
- Monitor suhu tubuh anak tiap dua jam, jika
perlu
- Monitor suhu warna dan suhu kulit
- Monitor dan catat tanda dan gejala
hipotermia atau hipertermia
Terapiutik
- Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang
adekuat
- Pertahankan kelembapan incubator 50%
atau lebih untuk mengurangi kehilanggan
panas karena evaporasi
- Atur suhu inkuator sesuai kebutuhan