Identitas Pasien
Nama : Ny. Y A
Umur : 26 Th
Tanggal Masuk RS : 4/4/ 2019
Tanggal Pengkajian : 6/4/2019
Diagnosa Medis : SLE, CHF, EFUSI FLEURA
Keluhan Utama : Sesak
Riwayat Penyakit : Alergi ikan Kering, ada dokter yang mengatakan punya
riwayat penyakit jantung.
Fokus Pemeriksaan Fisik :
inspeksi : terpasang O2 2 ltr/m
Tampak sesak
Palpasi : nyeri pada daerah dada.
Perkusi : redup pada dada daerah kiri.
Auskultasi : gallop +
Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
S : pasiennya Penumpukan cairan Ketidakefektifan jalan
mengatakan di pleura. nafas
sesak, dada
terasa sakit
O : TTV
TD : 110 / 70
S : 36.2
N : 84
Rr :32
Terpasang O 2 2
ltr/ m
Palpasi :
terdengar redup
di dada sebelah
kiri.
- - Monitor pernapasan
lewat hidung.
Ekspansi
dada
simetris.
-
Mudah
untuk
bernafas.
-
Tidak ada
dispnea.
-
Tidak
terdapat
nafas
pendek.
Ket :
Implementasi Keperawatan
Diagnosa
No Implementasi Evaluasi
Keperawatan
Ketidakefektifan Memonitor S :Pasien mengatakan sesaknya
jalan nafas tingkat, irama mulai berkurang.
sehubungan kedalaman dan O : Nampak pergerakan dada mulai
dengan melambat. Terpasang O2 2 lrt / menit
usaha nafas.
penumpukan A:
cairan di pleura -mencatat Indikator IR ER
pergerakan dada,
kesimetrisan. Ket:
- Memonitor P :
kebisingan
respirasi.
- Melakukan
Palpasi ekpansi
dada.
- Melakakukan
Auskultasi suara
nafas.
- Membuka
jalan napas.
- Memberi
terapi oksigen.
- Posisikan
pasien untuk
memaksimalkan
ventilasi. (Semi
fowler)
- Memonitor
pernapasan
lewat hidung.
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN/LOG BOOK
Mudah terlepas.
Tidak memberikan konsentrasi oksigen lebih dari 44%.
Suplai oksigen berkurang jika klien bernafas lewat mulut
Umumnya tidak nyaman bagi klien.
Aktivitas makan dan berbicara terganggu.
Memasang O2 dengan posisi yang enak pada pasien, menanyakan kepada pasien
apakah terlalu longgar atau ketat. Segera menghubungi perawat apabila ada yang
kurang di pahami atau ada sesuatu.
Tujuan tindakan tersebut dilakukan :
Mengatasi keadaan hipoksemia
Menurunkan kerja pernafasan
Menurunkan beban kerja otot Jantung (miokard)
Hasil yang didapat dan maknanya :
Konsentrasi oksigen lebih tinggi dari nasal kanula.
System humidiflier dapat ditingkatkan.
I. Pengkajian
A. Identitas Klien
Nama : Ny. Y A
Umur : 26 Th
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Cerai
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pernah jd PRT
Agama : Islam
Alamat : Kota Mataram. Alamat sekarang di Sepunggur
RT 3
No. Medical Record : 18.10.84
Tanggal Masuk : 04 April 2019
Tanggal Pengkajian : 07 April 2019
Diagnosa Medis : SLE, CHF dan EFUSI FLEURA
C.Riwayat Penyakit
1. Keluhan Utama : Sesak
2. Riwayat Penyakit Sekarang (PQRST) : Sesak, terasa ada lendir di dada
3. Riwayat Penyakit Dahulu : Penyakit Jantung
4. Riwayat Penyakit Keluarga : Orang tua (Bapaknya) punya penyakit
jantung dan darah tinggi
5. Genogram
Keterangan :
: Laki – Laki
: Perempuan
D.Riwayat Aktivitas Sehari-hari
2 Porsi makan
Makanan yang menimbulkan alergi 1 piring 1 piring
Makanan yang disuka Ikan kering Ikan kering
Cairan
Intake
- oral 3-5 sendok
Jenis Ikan kering
Jumlah....cc/hari
Bantuan total/sebagian 6 gelas
- intravena IVFD 12
Jenis tts/mnt
Jumlah....cc/hari
Output
Jenis Pk DC urine
Jumlah....cc/hari tdk mau keluar
Akhirnya pk
pampers.
3 Eliminasi
a. BAB 1 kali 1 x sehari
Frekuensi
Konsistensi Tidak terlalu Tidak
Warna memperhatikan memperhatikan
Keluhan konsistensi
Bantuan total/sebagian lunak
b. BAK
Frekuensi Tidak ingat. Tidak dapat di
Warna kaji
Jumlah (dalam cc) Kuning.
menggunakan
Keluhan
Tidak ada pempers di
Bantuan total/sebagian
keluhan ganti setiap
bak di siang
No Kebutuhan Sebelum Sakit Selama Sakit
hari. Dan pada
pagi hari ketika
malam di
pasang.
2.
F. Data Sosial
Klien sangat ramah dengan orang lain. Perawat menjawab semua pertanyaan
dengan sangat jelas, dan tak segan untuk menceritakan kisah masa lalunya.
G. Data Spiritual
Pasien beragama islam. Percaya bahwa sakit yang di deritanya adalah ujian yang
di berikan kepadanya.
H. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum pasien : lemah
2. Tanda vital pasien
a. Temperature (Suhu) : 36.2 ° c
b. Pulse (Nadi) : 86 x / menit
c. Respiratory (Pernafasan) : 32 x / menit.
d. Sphygmomanometer (Tekanan darah) : 110/70 mmhg
3. Kesadaran
a. Kualitatif : compos mentis,
b. Kuantitatif : GCS E4 V5 .M6
4. Kepala dan muka
pemeriksaan fisik dengan cara :
a. Inspeksi : kebersihan kepala (bersih/kotor) dan bentuk kepala dan muka
(simetris/tidak) distribusi rambut (banyak/sedikit), warna rambut
hitam/putih/merah).
b. Palpasi : keadaan rambut kuat, tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan,,
tidak ada tumor atau bekas luka/sikatrik.
5. Kulit
a. Inspeksi : Warna kulit kuning langsat, ada swdikit bekas luka pada kulit
kaki kanan,ada oedema pada kaki, tidak ada peradangan.
b. Palpasi : pada kaki oedem lambat kembali apabila di tekan, tidak ada nyeri
tekan pada kulit
6. Mata (penglihatan)
Tujuan dari pemeriksaan mata adalah untuk mengetahui bentuk dan fungsi
mata. pemeriksaan fisik dengan cara :
a. Inspeksi : Bola mata simetris. Pergerakan bola mata normal, refleks pupil
terhadap cahaya normal, Kornea bening, Konjungtiva anemis. sclera tidak
ikterik ketajaman pengelihatan normal. Tidak ada peradangan.
b. Palpasi :tidak adanya tekanan bola mata. Tidak ada nya nyeri tekan.
7. Hidung (penciuman)
Tujuan dari pemeriksaan hidung untuk mengetahui keadaan, kebersihan,
bentuk dan fungsi hidung, pemeriksaan fisik dengan cara.
a. Inspeksi : Bentuk hidung simetris, letaknya simetris, peradangan tidak
ada. , fungsi penciuman baik.tidak ada serumen, tidak ada cairan, tidak
ada polip, bernafas menggunakan alat bantu pernafasan (oksigen) ,pasien
menggunakan alat nasal kanul 2 liter /menit..fungsi penciuman normal di
mana pasien dapat membedakan bau minyak angin atau minyak wangi.
b. Palpasi : ada nyeri tekan, /tidak ada peradangan /tidak.
8. Telinga ( pendengaran )
a. Inspeksi : Bentuk aun telinga simetris, letaknya simetris, tidak peradangan ,
fungsi pendengaran baik tidak ,ada serumen.tidak ada cairan,, pasien tidak
menggunakan alat bantu pendengaran, fungsi pendengaran normal.
b. Palpasi :tidak adanya nyeri tekan.
9. Mulut dan gigi
a. Inspeksi :Bibir warnanya pucat, tampak kering, kebersihan baik) gigi
kurang lengkap, caries ada , gusi yidak ada perdarahan. , tonsil tidak
meradang,lidah sedikit kotor, fungsi pengecapan baik, mucosa mulut merah
muda,stomatitis tidak, fungsi pengecapan normal dimana pasien mampu
merasakan rasa manis, asin, asam, dan pahit.
10. Leher
a. Inspeksi : bentuk leher normal, tidak , adanya pembengkakantidak ada
,jaringan parut,tidak ada ada nya massa,tidak adanya pembesaran vena
jugularis, tidak terdapat keterbatasan gerak, pergerakan leher (ROM) : bisa
bergerak fleksi, rotasi,lateral fleksi, hiperekstension.
b. Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada pembengkakan kalenjar limfe
tidak ,ada pembengkakan kalenjar tiroid, tidak, ada kaku kuduk
11.Dada
a. Inspeksi : kebersihan bagus, bentuk dada normal, simetrisa, retraksi
dinding dada. bentuk mamaae, batuk sedikit, terasa ada lendir, sianosis,
posisi trachea, frekuensi pernafasan agak cepat , kedalaman pernafasan,
ekspansi dada, penggunaan otot-otot pernafasan, clubbing finger.
12.Abdomen
a. Inspeksi : Bentuk simetris,,datar, tidak ,ada peningkatan peristaltic usus,
tidak ada odem
b. Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada daerah suprapubik, tidak ada nyeri
tekan pada epigastrik
c. Perkusi : Timpani.
d. Auskultasi : peristaltik usus normal.
13. Genetalia
a. Inspeksi : Tidam Ada radang pada genetalia eksterna,tidak ada lesi pada
pasien wanita sikluasi menstruasi teratur/tidak, menggunakan alat bantu
BAK pampers. Awalnya memakai DC malah kesakitan dan tidak mau
kencing. Akhirnya minta di lepas.
b. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada daerah pubis
14.Ekstermitas atas /bawah
a. Inspeksi : Gerak terbatas , ada odem, tidak ada tromboplebitis, ada lesi
pada kaki kanan. Tidak ada tanda-tanda infeksi , ada kelemahan tungkai,
berjalan di bantu keluarga. cairan intravena terpasang pada ekstremitas atas
kana.
b. Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada daerah ekstermitas atas, bawah. Kulit
lambat kembali ketika di tekan (oedem)
Data Penunjang
Laboratorium
Tgl 4/4/2019
Hb : 6,5 (n: 12-16 gr%)
Hematokrit : 19 (n : 37 - 43 %)
Albumin : 2. 69 (n : 3.5 - 5 gr/L )
SGOT : 40 (n : 10 - 37 U / L)
Pemeriksaan EKG
Tgl 5/4/2019
Intervensi Keperawatan
-
Tidak ada
dispnea.
-
Tidak
terdapat
nafas
pendek.
Ket :
Implementasi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
Ketidakefektifan jalan Memonitor tingkat, S :Klien mengatakan
nafas sehubungan dengan irama kedalaman sesaknya mulai
penumpukan cairan di dan usaha nafas. berkurang
fleura O:Tampak masih sesak
-mencatat TTV
pergerakan dada, TD : 110/70 mmhg
kesimetrisan. N : 82 x /m
RR : 24 x / m
- Memonitor T : 36. 2°C
kebisingan respirasi. Terpasang O2 2 ltr/m
-
Mudah
untuk
bernafas.
-
Tidak ada
dispnea.
-
Tidak
terdapat
nafas
pendek
P : Intervensi di
lanjutkan
Catatan perkembangan
No Hari,tanggal,jam Diagnosa Implementasi Evaluasi
Keperawatan
Sabtu/6 april Ketidakefektifan Memonitor S :Klien mengatakan
2019 jalan nafas tingkat, irama sesaknya mulai berkurang
Jam 16.30 wita sehubungan dan kedalaman O:Tampak masih sesak
dengan nafas TTV
penumpukan TD : 110/70 mmhg
cairan di fleura N : 82 x /m
RR : 24 x / m
T : 36. 2°C
Terpasang O2 2 ltr/m
A:Permasalahan teratasi
sebagian
Indikator IR ER
Frekwensi
pernapasan
rentang
normal.
-
Irama
pernapasan
teratur.
-
Kedalaman
inspirasi .
-
Ekspansi dada
simetris.
-
Mudah untuk
bernafas.
-
Tidak ada
dispnea.
-
Tidak terdapat
nafas pendek
P : Intervensi di lanjutkan
LAPORAN ADL
Banjarmasin,……………………
Pembimbing
(……………………………….)
Senin, 19 November 2012
A. DEFENISI
Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O²). Kebutuhan fisiologis oksigenasi
merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh,
untuk mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel. Apabila lebih dari 4
menit orang tidak mendapatkan oksigen maka akan berakibat pada kerusakan otak yang tidak dapat
diperbaiki dan biasanya pasien akan meninggal. Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar
manusia yang di gunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan hidup dan
aktivitas berbagai organ atau sel. Dalam keadaan biasa manusia membutuhkan sekitar 300 cc oksigen
setiap hari (24 jam) atau sekitar 0,5 cc tiap menit. Respirasi berperan dalam mempertahakan
kelangsungan metabolisme sel. Sehingga di perlukan fungsi respirasi yang adekuat. Respirasi juga
berarti gabungan aktifitas mekanisme yang berperan dalam proses suplai O² ke seluruh tubuh dan
pembuangan CO² (hasil pembakaran sel).
B. FISOLOGI OKSIGEN
Inspirasi adalah terjadinya aliran udara dari sekeliling masuk melalui saluran pernapasan sampai
keparu-paru. Proses inspirasi : volume rongga dada naik/lebih besar tekanan rongga dada turun/lebih
kecil.
Tidak banyak menggunakan tenaga, karena ekspirasi adalah suatu gerakan pasif yaitu terjadi
relaxasi otot-otot pernapasan. Proses ekspirasi : volume rongga dada turun/lebih kecil, tekanan
rongga dada naik/lebih besar.
Proses pemenuhan oksigen di dalam tubuh terdiri dari atas tiga tahapan, yaitu ventilasi, difusi dan
transportasi.
1. Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau dari alveoli ke
atmosfer. Proses ini di pengaruhi oleh beberapa factor:
a. Adanya kosentrasi oksigen di atmosfer. Semakin tingginya suatu tempat, maka tekanan udaranya
semakin rendah.
2. Difusi
Difusi gas merupakan pertukaran antara O² dari alveoli ke kapiler paru-paru dan CO² dari kapiler ke
alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
b. Tebal membrane respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan interstisial. Keduanya
dapat mempengaruhi proses difusi apabila terjadi proses penebalan.
c. Pebedaan tekanan dan konsentrasi O². Hal ini dapat terjadi sebagaimana O² dari alveoli masuk
kedalam darah secara berdifusi karena tekanan O² dalam rongga alveoli lebih tinggi dari pada tekanan
O² dalam darah vena vulmonalis.
3. Transportasi
Transfortasi gas merupakan proses pendistribusian O² kapiler ke jaringan tubuh dan CO² jaringan
tubuh ke kaviler. Transfortasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
b. kondisi pembuluh darah, latihan perbandingan sel darah dengan darah secara keseluruhan
(hematokrit), serta elitrosit dan kadar Hb.
1. Faktor fisiologis
2. Faktor perkembangan
Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang sebelumnya berisi cairan
menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang kecil dan jalan nafas yang pendek. Bentuk dada bulat
pada waktu bayi dan masa kanak-kanak, diameter dari depan ke belakang berkurang dengan proporsi
terhadap diameter transversal. Pada orang dewasa thorak diasumsikan berbentuk oval. Pada lanjut
usia juga terjadi perubahan pada bentuk thorak dan pola napas. Tahap perkembangan klien dan
proses penuaan yang normal mempengaruhi oksigenasi jaringan:
a. Bayi Prematur.
e. Lansia.
3. Faktor lingkungan
Ketinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi. Makin tinggi daratan, makin rendah
PaO2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup individu. Sebagai akibatnya individu pada daerah
ketinggian memiliki laju pernapasan dan jantung yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang
meningkat.
Sebagai respon terhadap panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi, sehingga darah akan
mengalir ke kulit. Meningkatnya jumlah panas yang hilang dari permukaan tubuh akan mengakibatkan
curah jantung meningkat sehingga kebutuhan oksigen juga akan meningkat. Pada lingkungan yang
dingin sebaliknya terjadi kontriksi pembuluh darah perifer, akibatnya meningkatkan tekanan darah
yang akan menurunkan kegiatan-kegiatan jantung sehingga mengurangi kebutuhan akan oksigen.
4. Gaya hidup
Aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan dan denyut jantung, demikian
juga suplay oksigen dalam tubuh. Merokok dan pekerjaan tertentu pada tempat yang berdebu dapat
menjadi predisposisi penyakitparu.
5. Status kesehatan
Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat menyediakan oksigen yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi penyakit pada sistem kardiovaskuler kadang
berakibat pada terganggunya pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh. Selain itu penyakit-penyakit pada
sistem pernapasan dapat mempunyai efek sebaliknya terhadap oksigen darah. Salah satu contoh
kondisi kardiovaskuler yang mempengaruhi oksigen adalah anemia, karena hemoglobin berfungsi
membawa oksigen dan karbondioksida maka anemia dapat mempengaruhi transportasi gas-gas
tersebut ke dan dari sel.
6. Narkotika
Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam pernapasan ketika depresi pusat
pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila memberikan obat-obat narkotik analgetik, perawat harus
memantau laju dan kedalaman pernapasan.
Fungsi pernapasan dapat terganggu oleh kondisi-kondisi yang dapat mempengarhi pernapasan yaitu:
c. Transpor oksigen dan transpor dioksida melalui darah ke dan sel jaringan.
Pernapasan yang normal dilakukan tanpa usaha dan pernapasan ini sama jaraknya dan sedikit
perbedaan kedalamannya. Bernapas yang sulit disebut dyspnoe (sesak). Kadang-kadang terdapat
napas cuping hidung karena usaha inspirasi yang meningkat, denyut jantung meningkat. Orthopneo
yaitu ketidakmampuan untuk bernapas kecuali pada posisi duduk dan berdiri seperti pada penderita
asma.
Obstruksi jalan napas lengkap atau sebagaian dapat terjadi di sepanjang saluran pernapasan di
sebelah atas atau bawah. Obstruksi jalan napas bagian atas meliputi: hidung, pharing, laring atau
trakhea, dapat terjadi karena adanya benda asing seperti makanan, karena lidah yang jatuh
kebelakang (otrhopharing) bila individu tidak sadar atau bila sekresi menumpuk disaluran napas.
Obstruksi jalan napas di bagian bawah melibatkan oklusi sebagian atau lengkap dari saluran napas ke
bronkhus dan paru-paru. Mempertahankan jalan napas yang terbuka merupakan intervensi
keperawatan yang kadang-kadang membutuhkan tindakan yang tepat. Onbstruksi sebagian jalan
napas ditandai dengan adanya suara mengorok selama inhalasi (inspirasi).
1. Hypoxia
Merupakan kondisi ketidakcukupan oksigen dalam tubuh, dari gas yang diinspirasi ke jaringan.
Penyebab terjadinya hipoksia :
a. gangguan pernapasan
2. Hyperventilasi
Jumlah udara dalam paru berlebihan. Sering disebut hyperventilasi elveoli, sebab jumlah udara dalam
alveoli melebihi kebutuhan tubuh, yang berarti bahwa CO2 yang dieliminasi lebih dari yang diproduksi
→ menyebabkan peningkatan rata – rata dan kedalaman pernafasan.
a. pusing
b. nyeri kepala
c. henti jantung
d. koma
e. ketidakseimbangan elektrolit
3. Hypoventilasi
Ketidak cukupan ventilasi alveoli (ventilasi tidak mencukupi kebutuhan tubuh), sehingga CO2
dipertahankan dalam aliran darah. Hypoventilasi dapat terjadi sebagai akibat dari kollaps alveoli,
obstruksi jalan nafas, atau efek samping dari beberapa obat.
a. napas pendek
b. nyeri dada
e. baal
4. Cheyne Stokes
Bertambah dan berkurangnya ritme respirasi, dari perafasan yang sangat dalam, lambat dan akhirnya
diikuti periode apnea, o.k gagal jantung kongestif, PTIK, dan overdosis obat. Terjadi dalam keadaan
dalam fisiologis maupun pathologis.
Fisiologis :
Pathologis :
1) gagal jantung
2) pada pasien uraemi ( kadar ureum dalam darah lebih dari 40mg%)
5. Kussmaul’s ( hyperventilasi )Peningkatan kecepatan dan kedalaman nafas biasanya lebih dari 20 x
per menit. Dijumpai pada asidosisi metabolik, dan gagal ginjal.
7. Biot’sNafas dangkal, mungkin dijumpai pada orang sehat dan klien dengan gangguan sistem saraf
pusat. Normalnya bernafas hanya membutuhkan sedikit usaha. Kesulitan bernafas disebut dyspnea.
F. DIAGNOSADIAGNOSA KEPERAWATAN
- Bantu untuk mengelompok kan dan mandapatkan penghasilan dari kegiatan yang di inginkan.
- Intruksikan pasien atau keluarga bagaimana menampilkan keinginan aktivitas yang di inginkan.
- Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur tindakan.
- Pahami perspektif pasien terhadap situasi stress keamanan dan mengurangi rasa takut