Anda di halaman 1dari 10

BAB III

Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Tumor Paru


A. Pengkajian
1. Identitas
 Identitas klien
Merupakan biodata klien yang meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama, suku
bangsa / ras, pendidikan, bahasa yang dipakai, pekerjaan, penghasilan dan alamat.
2. Riwayat Keperawatan
a. Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama
Keluhan yang biasa muncul pada klien Kanker paru – paru biasanya batuk terus menerus,
dahak berdarah, sesak nafas dan pendek – pendek, sakit kepala.
b. Riwayat kesehatan terdahulu
Kemungkinan yang muncul pada riwayat kesehatan terdahulu pada pasien dengan Ca Paru
antara lain, perokok berat, lingkungan tempat tinggal di daerah yang tercemar polusi udara,
pernah menglami bronchitis kronik, pernah terpajan bahan kimia seperti asbestos.
c. Riwayat penyakit keluarga
Di keluarga pasien ada yang pernah mengidap penyakit kanker paru – paru.
d. Riwayat psikososial
Kaji adanya emosi kecemasan, pandangan klien terhadap dirinya, serta interaksi social yang
mungkin terhambat akibat gejala penyakit seperti batuk yang berkepanjangan.
e. Pola – pola fungsi kesehatan
1. Aktivitas/istirahat.: Kelemahan, ketidakmampuan, mempertahankan kebiasaan rutin,
dispnoe karena aktivitas , kelesuan biasanya tahap lanjut.
2. Sirkulasi Peningkaran Vena Jugulari, Bunyi jantung: gesekan perikordial ( menujukan
efusi ) tachycardia, disritmia, jari tabuh.
3. Integritas Ego : Ansietas, takut akan kematian, menolak kondisi yang berat, gelisah,
insomnia, pertanyan yang diulang-ulang.
4. Eliminasi ; Diare yang hilang timbul ( ketidakseimbngan hormonal,)Peningkatan
frekuesnsi/jumlah urine ( Ketidakseimbngan Hormonal ).
5. Makanan/cairan : Penurunan Berat badan, nafsu makan buruk, penurunan masukan
makanan, kesulitan menelan, haus/peningkatan masukan cairan. Kurus, kerempeng, atau
penampilan kurang bobot ( tahap lanjut 0, Edema wajah, periorbital ( ketidakseimbangan
hormonal ), Glukosa dalam urine .
6. Ketidaknyamanan/nyeri: nyeri dada, dimana tidak/dapat dipengaruhi oleh perubahan
posisi.Nyeri bahu/tangan, nyeri tulang/sendi, erosi kartilago sekunder terhadap peningkatan
hormon pertumbuhan.Nyeri abdomen hilang/timbul\
7. Pernafasan : Batuk ringan atau perubahan pola batuk dari biasanya , peningkatan produksi
sputum, nafas pendek, pekerja terpapar bahan karsinogenik, serak, paralisis pita suara, dan
riwayat merokok.Dsipnoe, meni gfkat dengan kerja, peningkatan fremitus taktil,
krekels/mengi pada inspirasi atau ekspirasi ( ganguan aliran udara ). Krekels/mengi yang
menetap penyimpangan trakeal( area yang mengalami lesi ) Hemoptisis.
8. Keamanan : Demam, mungkin ada/tidak, kemerahan, kulit pucat.
9. Seksualitas : Ginekomastia, amenorea, atau impoten.
10. Penyuluhan/pembelajaran : Faktor resiko keluarga, : adanya riwayat kanker paru, TBC.
Kegagalan untuk membaik.
f. Pemeriksaaan Fisik
a. Inspeksi
 Pola, frekuensi, kedalaman,jenis nafas, durasi inspirasi ekspirasi.
 Kesimetrisan dada,
 Retraksi otot-otot dada,
 penggunaan otot-otot bantu pernafasan
 Penggunaan otot bantu napas, yang terlihat dengan mengangkat bahu, menunjukan
peningkatan kerja pernapasan.
 Kaji postur tubuh,
 Pasien dengan penyakit paru obstruktif sering duduk dan menyangga diri dengan tangan atau
menyangga dengan siku di meja sebagai upaya untuk tetap mengangkat klavikula sehingga
memperluas kernampuan ekspansi dada.
 Sianosis (kebiruan)
 Pada pasien dengan kanker paru – paru biasanya terjadi sianosis akibat dari gangguan pola
nafas yang menyebabkan terjadinya hipoksia
 bentuk kuku
 pada pasien dengan kanker paru – paru biasanya memiliki kuku berbentuk tabuh
 kaji adanya edema
 Biasanya terjadi edema pada muka, leher,dan lengan\
 kulit pucat
 akibat kesulitan bernafas
 frekuensi batuk
 batuk biasanya terus-menerus
 karakteristik sputum
b. Palpasi
 Nyeri pada dada
 Ketika pemeriksa menekan bagian dada, pasien akan merasa nyeri
 Taktil fremitu
 Pada pasien normal vibrasi taktil fremitus ada. Ini dapat menurun atau tidak ada bila terdapat
sesuatu dintara tangan pemeriksa dan paru pasien serta dinding dada. Sebagai contoh, bila
ada efusi pleural, penebalan pleural atau pnemotorak akan menyebabkan pemeriksa tidak
mungkin merasakan vibrasi ini atau vibrasi menurun
 Denyut nadi,frekuensi,irama dan kekuatan
 Capillary refill
c. Perkusi
 Mengetuk dada memastikan adanya pembesaran organ paru
 Ada penumpukan cairan (sekret)
d. Auskultasi
 Suara nafas
 Pada obstruksi jalan napas seperti penyakit paru obstruksi menahun (PPOM) atau atelektasis,
intensitas bunyi napas menurun. Pada penebalan pleural, efusi pleural, pneumotoraks, dan
kegemukan ada substansi abnormal Jaringan fibrosa, cairan, udara, atau lemak) antara
stetoskop dan paru di bawahnya; substansi ini menyekat bunyi napas dari stetoskop, membuat
bunyi napas menjadi tidak nyaring.
 Suara tambahan nafas
 Bunyi napas bronkial, selain terdengar pada trakea orang normal, juga terdengar pada
beberapa situasi dimana ada konsolidasi-contohnya pneumonia. Bunyi napas bronkial juga
terdengar di atas efusi pleural dimana paru normal tertekan. Bunyi crackles terjadi pada
pneumonia, gagal jantung kongestif, dan fibrosis pulmonalis. Baik crackles inspirasi maupun
ekspirasi dapat terauskultasi pada bronkiektaksis. Bunyi ekstra seperti mengi berarti adanya
penyempitan jalan napas. Ini dapat disebabkan oleh asma, benda asing, mukus di jalan napas,
stenosis, dan lain-lain.
 Tekanan darah
 Denyut jantung
g. Data Penunjang
 Foto dada, PA dan lateral
 CT scan/MRI
 Bronchoscope
 Sitologi
h. Pengelompokan Data
1. Data Subjektif
Perasaan lemah, Sesak nafas, nyeri dada, Batuk tak efektif, Serak, haus, Anoreksia, disfalgia,
berat badan menurun, Peningkatan frekuensi/jumlah urine, Takut
2. Data Objektif
Batuk produktif, Tachycardia/disritmia, Menunjukkan efusi, Sianosis, pucat, Edema, Demam
Gelisah

3. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.
2. Ketidakefektifan pembersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas.
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan hipoksia kronik pada jaringan paru.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan secara umum.
5. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penekanan saraf oleh tumor paru.
6. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelelahan dan
dyspnea
4. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil

1 Ketidakefektifan pola nafas NOC : NIC :


berhubungan dengan  Respiratory Airway Management
penurunan ekspansi paru status: ventiolation  Buka jalan nafas dengan
 Respiratory status: teknik chin lift atau jaw
Definisi : Inspirasi atau Airway patency thrust bila perlu
ekspirasi yang tidak memberi  Vital sign status  Posisikan pasien untuk
ventilasi Kriteria Hasil : memaksimalkan ventilasi
 Mendemonstrasikan  Identivikassi pasien
Batasan Karakteristik: batuk efektif dengan perlunya pemasangan alat
- Perubahan kedalaman suara nafas yang besih, jalan nafas buatan
bernafas tidak ada sianosis dan  Pasang mayo bila perlu
- Perubaham ekskursi dada dyspneu ( mamou  Lakukan fisioterapi bila
- Mengambil posisi tiga titik mengeluarkan perlu
- Bradipneu septum,mampu
- Penurunan tekanan ekspirasi  Kluarkan sekret dengan
bernafas dengan batuk atau suction
- Penurunan ventilasi se menit mudah, tidak ada
- Penurunan kapsitas vital  Auskultassi suara nafas,
pursed lips)
catat adanya suara
- Dipneu  Menunjukkan jalan
- Peningkatan diameter anterior nafas yang paten ( klien tambahan
posterior  Lakulkan suction pada
tidak merasa tercekik,
- Pernapasan cuping hidung mayo
irama nafas, frekuensi
- Ortopneu pernafasan dalam  Berikan brinkodilator bila
- Fese ekspirassi memanjang rentang normal, tidak perlu
- Pernapasan bibir ada suara abnormal)  Berikan pelembab udara
- Takipneu  Tanda- tanda vital kassa basah NaCl lembab
- Penggunaan otot eksesorius dalam rentang  Atur intake untuk cairan
untuk bernapas normal(tekanan darah, mengoptimalkan
Faktor faktor yang nadi, pernafasan) keseimbangan.
berhubungan :  Monitor respirasi dan
- Ansietas status O2
- Posisi tubuh Oxygen Therapy
- Defomitas tulang  Bersihkan mulut, hidung
- Defomitas dinding dada dan sekret trakea
- Keletihan  Pertahankan jalan nafas
- Hiperventilasi yang paten
- Sindrom hipoventilasi  Atur peralatan oksigen
- Gangguan muskuloskeletal  Monitor aliran oksigen
- Kerusakan neurologis  Pertahankan posisi pasien
- Imaturitas neurologis  Observasi adanya tanda –
- Disfungsi neuromuskular tanda hiperventilasi
- Obesitas  Monitor adanya
- Nyeri kecemasan pasien terhadan
- Keletihan otot pernafasan oksigenasi
cedera medula spinalis
Vital Sign Monitoring
 Monitor TD,nadi,suhu,dan
RR
 Catat adanya fluktuasi
tekanan darah
 Monitor Vs saat pasien
berbaring, duduk n, atau
berdiri
 Auskultasi TD pada kedua
lengan dan bandingkan
 Monitor TD, nadi,
RR,sebelum,selama,dan
setelah aktivitass
 Monitor kualitas dari nadi
 Monitor frekuensi dan
irama pernafasan
 Monitor suara paru
 Monitor pola pernafasan
abnormal
 Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
 Monitor sianosis perifer
 Monitor adanya cushing
triad(tekanan nadi yang
melebar,
bradikardi,peningkatan
sistolik)
 Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign
2 Ketidakefektifan NOC: NIC:
pembersihan jalan nafas  Respiratory Status: Airway Suction
Ventilation  Pastikan kebutuhan oral /
berhubungan dengan
 Respiratory status: trakeal suctioning
obstruksi jalan nafas. Airway patency  Auskultassi suara nafas
sebelum dan sesudah
Definisi : Ketidakmampuan Kriteria Hasil: suctioning
untuk membersihkan sekresi  Mendemonstrasikan
 Informasikan pada klien
atau obstruksi dari saluran batuk efektif dan suara dan kluarga tentang
pernafasan untuk nafas yang bersih, tidak suctioning
mempertahankan kiebersihan ada sianosis dan
jalan nafas.  Minta pasien nafas dalam
dyspneu(mampu sebelum suction dilakukan
Batasan Karakteristik : mengelurkan
- Tidak ada batuk  Berikan O2 dengan
sputum,mampu menggunakan nasal untuk
- Suara napas tambahan bernafas dengan
- Perubahan frekuensi napas memfasilitassi suction
mudah,tidak ada suara nasotrakeal
- Perubahan irama napas nafas abnormal)
- Sianosis  Gunakan alat yang steril
 Menunjukkan jalan
- Kesulitan berbicara atau setiap melakukan tindakan
nafas yang paten ( klien
mengeluarakan suara  Anjurkan passien untuk
tidak merasa tercekik,
- Penurunan bunyi napas istirahat dan nafass dalam
irama nafas,frekuensi
setelah kateter dikeluarkan
- Dipsneu pernafasan dalam dari nasotrakeal
- Sputum dalam jumlah yang rentang 
normal,tidak Monitor status oksigen
berlebihan ada suara nafas pasien
- Batuk yang tidak efektif abnormala)  Ajarkan keluarga
- Orthopneu  Mampu bagaimana cara melakukan
- Gelisah mengidentifikasikan suction
- Mata terbuka lebar dan mencegah faktor  Hentikan suction dan
Faktor Yang berhubungan: yang dapat berikan oksigen apabila
 Lingkungan: menghambat bjalan pasien menunjukkan
- Perokok pasif nafas bradikardi,peningkatan
- Pengisap asap saturassi O2 ,dll.
- Merokok
 Obstruksi jalan nafas: Airway Management
- Spasme jalan nafas  Buka jalan nafas, gunakan
- Mokus dalam jumlah teknik chin lift atau jaw
berlebihan thrust bila perlu
- Eksudat dalam jalan alveoli  Posisikan pasien untuk
- Mareti asing dalam jalan nafas memaksimalkan ventilasi
- Adanya jalan nafas buatan  Identifikasi pasien
- Sekresi bertahan/sisa sekresi perlunya pemasangan alat
- Sekresi dalam bronki jalan nafas buatan
 Fisiologis:  Pasang mayo bila perlu
- Jalan nafas alergik  Lakukan fisioterapi dada
- Asma jika perlu
- Penyakit paru obstruktif  Keluarkan sekret dengan
kronik batuk atau suction
- Hiperplasihiperplasi dinding  Auskultassi suara nafass ,
bronkial catat adanya suara
- Infeksi tambahan
- Disfungsi neuromuskular  Lakukan suction pada
mayo
 Berikan bronkodilator bila
perlu
 Berikan pelembab udara
kassa basah NaCl lembab
 Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan
keseimbangan
 Monitor rspirasi dan status
O2
3 Gangguan pertukaran gas NOC : NOC:
berhubungan dengan Respiratory Status:Gas Airway Management
exchange  Buka jalan nafas, gunakan
hipoksia kronik pada Respiratory status: teknik chin lift atau jaw
jaringan paru. Ventilation thrust bila perlu
Definisi : Kelebihan atau  Vital Sign status  Posisikan passien untuk
defisit pada oksigenasi atau Kriteria Hasil : mamaksimalkan ventilasi
eleminassi karbon dioksida  Mendemonstrasikan
 Identifikasi pasien
pada membran alveolar - peningkatan ventilassi perlunya pemasangan alat
kapiler dan oksigenassi yang jalan nafas buatan
Batasan karakteristik : adekuat  Pasang mayo bila perlu
- PH darah arteri abnormal  Memelihara kebersihan Lakukan fisioterapi dada
- PH arteri abnormal paru – paru dan bebas jika perlu
- Pernafasan dari tanda – tanda  Keluarkan sekret dengan
abnormal(mis,pucat,kehitaman) distress pernafasan batuk atau suction
- Konfusi  Mendemonstrasikan  Auskultassi suara nafass ,
- Sianosis(pada neonatus saja) batuk efektif dan suara catat adanya suara
- Penurunan karbondioksida nafas yang bersih,tidak tambahan
- Diaforesis ada sianosis dan  Lakukan suction pada
- Dispneu dyspneu ( mampu mayo
- Sakit kepala saat bangun mengeluarkan sputum, Berikan bronkodilator bila
- Hiperkapnia mampu bernafas perlu
- Hipoksemia dengan mudah,tidak
 Berikan pelembab udara
- Hipoksia ada pursed lips)
kassa basah NaCl lembab
- Iritabilitas  Tanda – tanda vital
 Atur intake untuk cairan
- Nafas cuping hidung dalam rentang normal
mengoptimalkan
- Gelisah
keseimbangan
- Samnolen
- Takikardi  Monitor rspirasi dan status
gangguan penglihatan O2
Faktor-faktor yang Respiratory Monitoring
berhubungan :  Monitor rata – rata
- Perubahan membran alveolar ,kedalaman, irama, dan
– kapiler usaha respirasi
- Ventilasi - perfusi  Catat pergerakan dada,
amati
kesimetrisan,pengguanaan
otot tambahan,retraksi otot
supraclavicular dan
intercostal
 Monitor suara
nafas,seperti dengkur
 Monitor pola
nafas:bradipneu,takipneu,
kussmaul, hiperventilasi,
cheyne stokes, biot
 Catat lokassi trakea
 Monitor kelelahan otot
diafragma(gerakan
paradoksis)
 Auskultassi suara nafas
,catat area penurunan/ tidak
adaventilasi dan suara
nafas tambahan
 Tentukan kebutuhan
suction dengan
mengauskultasi crakles dan
rocki pada jalan nafs
trauma
 Auskultassi suara paru
setelah tindakan untuik
mengetahui hasilnya.
4 Intoleransi aktivitas NOC: NIC :
berhubungan dengan  Energy Consevation Activity Therapy
 Activity tolerance  Kolaborasikan dengan
kelemahan secara umum.  SelfCare: ADls tenaga rehabilitasi medik
Kriteria Hasil : dalam merencanakan
- Berpartisipassi dalam program terapi yang tepat
aktifitas fisik tanpa  Bantu klien untuk
disertai peningkatan mengidentifikasi aktivitas
tekanan darah , nadi yang mampu dilakukan
dan RR  Bantu untuk memilih
- Mampu melakukan aktivitas yang konsisten
aktifitass sehari - harib yang sesuai dengan
(ADLs)secara mandiri kemampuan fisik ,
- Tanda – tanda vital psikologi dan sosial
normal  Bantu untuk
- Energy psikomotor mengidentifikasi dan
- Level kelemahan mendapatkan sumber yang
- Mampu diperlukan untuk aktivitas
berpindah:dengan atau yang di inginkan
tanpa bantuan alat  Banytu untuk
- Status mendapatkan alat bantuan
kardiopulmonari aktivitas seperti kursi roda,
adekuat krek,
- Sirkulassi status baik  Bantu untuk
- Status respirasi: mengidentivikasi kegiatan
pertukaran gas dan yang disukai
ventilasi adekuat
 Bantu klien untuk
membuat jadwal latihan
diwaktu luang
 Bantu pasien / keluarga
untuk ,mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktifitas
 Sediakan penguatan
positif bagi yang aktif
beraktivitas
 Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi
diridan penguatan
 Monitor respon
fisik,emosi,sosial dan
spiritual
5. IMPLEMENTASI
Dari hasil entervensi yang telah tertulis implementasi / pelaksanaan yang dilakukan
disesuaikan dengan keadaan pasien dirumah sakit pekasanaan perupakan pengelolahan dan
perwujudan, dan rencana tindakan yang meliputi beberapa bagina, yaitu validasi, rencana
keperawatan, memberikan asuhan keperawatan dan pengumpulan data.
6. EVALUASI
1. Evaluasi adalah perbandingan yang sistematik dan terencana tentang keresahan klien dengan
berdasar tujuan yang telah ditetapkan.
2. Dalamevaluasi tujuan tersebut terdapat 3 alternatif yaitu :
- Tujuan tercapai : Pasien menunjukkan perubahan dengan
standart yang telah ditetapkan.
- Tujuan tercapai sebagian : Pasien menunjukkan perubahan sebagai
sebagian sesuai dengan standart yang telah
ditetapkan.
- Tujuan tidak tercapai : Pasien tidak menunjukkan perubahan dan
kemajuan sama sekali.
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Karsinoma bronkogenik adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran
napas. Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub bronkus menyebabkan cilia
hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Dengan adanya
pengendapan karsinogen maka menyebabkan metaplasia,hyperplasia dan displasia. Bila lesi
perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang pleura,
biasa timbul efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra.
Manifestasi klinik pada penderita tumor paru yaitu batuk yang terus menerus dan
berkepanjangan, napas pendek-pendek dan suara parau, batuk berdarah dan berdahak, nyeri
pada dada, ketika batuk dan menarik napas yang dalam, hilang nafsu makan dan berat badan
2. Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini, agar penulis dapat
berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA
Behrman E Richar. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. Vol 2. Edisi 15. Jakarta: EGC
Carpenito – Moyet, Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Doenges E Mailyn,1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatan pasien. Edisi 3. Jakarta, EGC
Mansjoer, A,.2000.Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III, Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius
Price, Sylvia A. 2006. Patofisiologi Klinis Proses- Proses Penyakit . Jakarta :EGC
http:\\asuhan-keperawatan-tumor-paru-ca-paru.html

Anda mungkin juga menyukai