OLEH :
SIDA NUR HAYATI
19.300.031
NIM : 19.300.31
Sebagai salah satu syarat dalam pemenuhan tugas praktik Profesi Ners
Departemen Keperawatan Gerontik, yang dilaksanakan pada tanggal 20 Januari
2020 – 02 Februari 2020, yang telah disetujui dan disahkan pada :
Hari :
Tanggal :
Malang,
Mengetahui,
............................................. .............................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan meningkatnya
tekanan daraharterilebih dari normal. Tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan
Diastolik ≥85 mmHg merupakan batas normal tekanan darah (Junaidi,
2010).Hipertensi atau tekanan darah tinggi sering disebut-sebut sebagai sillent
killer karena sesorang yang mengidap hipertensi yang bahkan sudah bertahun-
tahun seringkali tidak menyadarinya sampai terjadi komplikasi seperti
kerusakan organ vital yang cukup berat yang bisa mengakibatkan kematian.
Sebanyak 70 % penderita hipertensi tidakmenyadari bahwa dirinya mengidap
hipertensi hingga ia memeriksakan tekanan darahnya ke pelayanan kesehatan.
Sebagian lagi mengalami tanda dan gejala seperti pusing, kencang di tengkuk,
dan sering berdebar-debar (Adib,2009).
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2012 hipertensi adalah
salah satu yang memegang andil yang penting untuk penyakit jantung dan
stroke yang dapat menjadi penyebab kematian dan kecacatan nomor satu.
Hipertensi berkonstribusi hampir 9,4 juta kematian akibat penyakit
kardiovaskuler setiap tahunnya.World Health Organization(WHO) tahun 2008
mencatatsekitar 972 juta orang atau 26,4% penduduk di seluruh dunia
menderita hipertensi. Angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2%
di tahun 2025, dari 972 juta penderita hipertensi, 333 juta berada di negara
maju dan 639jutasisanya berada di negara sedang berkembang, termasuk
Indonesia.
Berdasarkan prevalensi hipertensi lansia di Indonesia sebesar 45,9% untuk
umur 55-64 tahun, 57,6% umur 65-74 tahun dan 63,8% umur >75
tahun.Prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan pengukuran tekanan
darah pada umur ≥18 tahun adalah sebesar 25,8%. Prevalensi tertinggi di
Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan
Timur (29,6%). (Balitbang Kemenkes RI, 2013).Data Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah tahun 2013menunjukkan kasushipertensi sebesar 58, 84
% atau sekitar 629.153 dari 1.069.263 kasus penyakit tidak menular (PTM).
Sedangkan di Sukoharjo DKKmencatat kejadian hipertensi pada tahun 2014
sebanyak 22.940 (45,63%) dari 50.275kasus PTMdi Sukoharjo.Kebanyakan
kasus yang ditemukanadalah lansia. Lansia merupakan tahap akhir dari siklus
kehidupan manusia. Menurut pasal 1 ayat 2, 3,4 UU No.13 Tahun 1998
tentang kesehatan lanjut usia yaitu seseorang yang telah mencapai usia lebih
dari 60 tahun (Maryam, 2008).
Ada banyak faktor yang menyebabkan hipertensi, faktor risiko tersebut
antara lain yaitu umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, obesitas, kadar garam
tinggi, kebiasaan merokok dan minum alkohol (Baradero, 2008). Adapun
menurut Sudoyo et al (2009) faktor-faktor risiko yang mendorong peningkatan
tekanan darah adalah faktor-faktor seperti: diet dan asupan garam, stres, ras,
obesitas,merokok dan genetis. Lansia merupakan orang yang mempunyai
faktor risiko umur dan juga mungkin di sertai faktor-faktor risiko yang
lain,yang harus diwaspadaidan benar-benarsupayamemperhatikan pola hidup
yang sehat supaya tidak menimbulkan hipertensi yang mungkin disertai
dengan komplikasi yang berbahaya.
Hal ini sejalan dengan Arista (2013) yang mengemukakan bahwa bagi
individu yang mempunyai faktor risiko hipertensi tersebut harus waspada serta
melakukan upaya pencegahan sedini mungkin contoh yang sederhana yaitu
dengan rutin kontrol tekanan darah lebih dari satu kali, dan juga berusaha
untuk menghindari faktor pencetus seperti pola makan dan gaya hidup (live
style) yang baik.Penderita hipertensi yang tidak menjaga pola makan dan gaya
hidup yang sehat mempunyai risiko mengalami hipertensi berulang atau
kekambuhan hipertensi. Kekambuhan hipertensi pada lansia dipengaruhi oleh
berbagai faktor baik dari dalam maupun dari luar lansia. Penelitian Manolis
et.al(2012) mengungkapkan beberapa faktor yang mempengaruhi kekambuhan
hipertensi antara lain faktor gaya hidup meliputi pola makan atau diet rendah
garam, pengobatan, olah raga, kontrol yang teratur dan manajemen stress.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali atau
lebih pengukuran (Kemenkes, 2014). Hal tersebut dapat terjadi karena
jantung bekerja lebih keras memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
oksigen dan nutrisi tubuh. Jika dibiarkan, penyakit ini dapat mengganggu
fungsi organ-organ lain, terutama organ-organ vital seperti jantung dan ginjal.
2.2 Klasifikasi
Menurut JNC VIII (The Enighth Joint National Committee) (2013) yang
didasarkan pada rata-rata pengukuran dua tekanan darah atau lebih pada
pasien dewasa (umur ≥ 18 tahun). Klasifikasi tekanan darah mencakup empat
kategori dengan nilai normal pada tekanan darah sistolik (TDS) <120 mmHg
dan tekanan darah diastolik (TDD) < 80 mmHg. Berikut merupakan tabel
klasifikasi Menurut JNC VIII (2013), sebagai berikut :
Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC VIII Tahun 2013
Klasifikasi Tekanan Tekanan Diastolik (mmHg)
Sistolik
(mmHg)
Normal < 120 < 80
Pre Hipertensi 120-139 80-90
Stadium I 140-159 90-99
Stadium II ≥ 160 ≥ 100
Sumber : National Heart, Lung and Blood Institute(NHLBI), 2013
2.5 Pengobatan
1) Pola Pengobatan Hipertensi
a. Pengobatan hipertensi dimulai dengan obat tunggal, masa kerja yang
panjang sekali sehari dan dosis dititrasi
b. Obat berikutnya mungkin dapat ditambahkan selama beberapa bulan
pertama perjalanan terapi
c. Pemilihan obat atau kombinasi yang cocok bergantung pada
keparahan penyakit dan respon penderita terhadap obat anti hipertensi.
d. Kemudian jika tekanan darah yang diinginkan belum tercapai maka
dosis obat ditingkatkan lagi, atau ganti obat lain, atau dikombinasikan
dengan 2 atau 3 jenis obat dari golongan yang berbeda
2) Prinsip Pengobatan Hipertensi
Menurut Depkes RI (2006), prinsip pemberian obat anti hipertensi sebagai
berikut:
a. Pengobatan hipertensi sekunder lebih mengutamakan pengobatan
penyebabnya. Pengobatan hipertensi essensial ditujukan untuk
menurunkan tekanan darah dengan harapan memperpanjang umur dan
mengurangi timbulnya komplikasi
b. Upaya menurunkan tekanan darah dicapai dengan menggunakan obat
anti hipertensi. Pengobatan hipertensi adalah pengobatan jangka
panjang, bahkan pengobatan seumur hidup.
c. Jika tekanan darah terkontrol maka pemberian obat antihipertensi di
Puskesmas dapat diberikan di saat kontrol dengan catatan obat yang
diberikan untuk pemakaian selama 30 hari bila tanpa keluhan baru.
d. Untuk penderita hipertensi yang baru didiagnosis (kunjungan pertama)
maka diperlukan kontrol ulang disarankan 4 kali dalam sebulan atau
seminggu sekali, apabila tekanan darah sistolik >160 mmHg atau
diastolik >100 mmHg sebaiknya diberikan terapi kombinasi setelah
kunjungan kedua (dalam dua minggu) jika tekanan darah tidak dapat
dikontrol
Menurut NICE Guideline Clinical Management of Primary Hypertension,
prinsip pengobatan hipertensi adalah sebagai berikut :
a) Anti hipertensi diberikan pada pasien berusian < 80 tahun dengan
Hipertensi derajat 1 yang memiliki kerusakan organ, penyakit jantung
dan pembuluh darah, gangguan ginjal, kencing manis, dan risiko
penyakit jatung
b) Pasien hipertensi derajat 1 tanpa risiko penyakit jantung dan tanpa ada
kerusakan organ, piihan terapi pertamanya adalah dengan modifikasi
gaya hidup 4-6 bulan
c) Obat hipertensi harus diberikan pada semua pasien berusia berapapun
dengan hipertensi derajat 2
d) Pasien hipertensi berusia < 40 tahun harus dicari kemungkinan
penyebab hipertensi sekunder (hipertensi yang diakibatkan oleh
penyakit lain) dan diobati penyebabnya
3) Macam-macam Obat Antihipertensi
No. Nama Merk Obat Dosis Umum Dewasa
1. Furosemide Tablet 20-40 mg 1-2x perhari
Tablet 25-150 mg 2-3x perhari satu jam
2. Captopril
sebelum makan
3. Lisinopril Tablet 10-20 mg 1x perhari
4. Ramipril Tablet 2,5-20 mg 1x perhari
5. Amlodipin Tablet 5-10 mg 1x perhari
6. Nifedipin Tablet 10 mg 3x perhari
7. Nicardipin Tablet 20-40 mg 3x perhari
8. Candesartan Tablet 8-32 mg 1-2x perhari
2.7 Pencegahan
Pencegahan dan mengontrol menurut WHO, 2011 yaitu:
1. Mengurangi dan memanajemen stress melalui yoga, meditasi dan teknik
relaksasi lainnya.
2. Makan makanan yang sehat seperti buah dan sayur yang mengandung
nutrisi seperti potasium dan serat
3. Mengurangi konsumsi garam. Total konsumsi garam dalam satu hari tidak
boleh lebih dari 1 sdt (5 gram). Waspada terhadap makanan cepat saji yang
mengandung banyak garam. Hindari atau kurangi makanan asinan, kripik
asin, kecap asin yang mana banyak mengandung garam
4. Mengurangi konsumsi makanan tinggi lemak. Batasi konsumsi lemak
jenuh seperti mentega, kulit ayam, hati ayam, rempala ayam, usus dan
lain-lain.
5. Rutin melakukan aktivitas fisik. Aktivitas fisik dapat menurunkan tekanan
darah. Orang dewasa harus melakukan akivitas fisik selama 30 menit per
hari.
6. Tidak merokok. Merokok dapat melukai pembuluh darah dan pengerasan
arteri/ pembuluh darah. Merokok merupakan faktor risiko dari penyakit
jantung dan stroke. Berhenti merokok dapat menurunkan risiko terkena
penyakit jantung dan stroke.
7. Mengurangi penggunaan alkohol. Sering minum alkohol dapat
meningkatkan tekanan darah.
8. Rutin mengukur tekanan darah. Penting untuk mengukur tekanan darah
secara teratur karena tekanan darah yang tinggi seringkali tidak ada tanda
dan gejalanya.
9. Mengobati tekanan darah tinggi. Jika seseorang menderita tekanan darah
tinggi maka segera periksa ke dokter untuk mendapatkan resep obat yang
harus dikonsumsi, selain itu perubahan gaya hidup juga harus dilakukan.
10. Mencegah dan memanajemen masalah kesehatan lainnya seperti diabetes.
Sekitar 60% orang yang menderita diabetes juga menderita tekanan darah
tinggi. Mengurangi risiko diabetes dengan makan makanan yang sehat,
mempertahankan berat badan ideal dan aktivitas fisik. Jika seseorang
menderita diabetes maka segera periksa ke dokter untuk mendapatkan
resep obat yang harus dikonsumsi, selain itu perubahan gaya hidup juga
harus dilakukan.
11. Mempertahankan berat badan ideal. Kegemukana dapat meningkatkan
tekanan darah mengurangi berat badan dapat menurunkan tekanan darah.
2.8 Komplikasi
Hipertensi yang tidak teratasi, dapat menimbulkan komplikasi yang
berbahaya menurut Price dan Wilson (2006), Corwin (2009), Vitahealth
(2005), Setiati, Alwi, Sudoyo, Simadibrata, dan Syam (2014), Irianto (2014)
seperti :
a. Gagal Jantung
Gagal jantung adalah adalah kondisi jantung tidak mampu lagi memompa
darah yang dibutuhkan tubuh karena kerusakan otot jantung atau sistem
listrik jantung.
b. Stroke
Darah tinggi merupakan faktor penyebab utama terjadi stroke, karena
tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah
yang sudah lemah menjadi pecah. Bila hal ini terjadi pada pembuluh darah
otak, maka terjadi pendarahan otak yang dapat berakibat kematian. Stroke
juga dapat terjadi akibat sumbatan dari gumpalan darah yang macet
dipembuluh yang sudah menyempit.
c. Penyakit Ginjal
Darah tinggi dapat menyempitkan dan menebalkan aliran darah yang
menuju ginjal, yang berfungsi sebagai penyaring kotoran tubuh. Dengan
adanya gangguan tersebut, ginjal menyaring lebih sedikit cairan dan
membuangnya kembali kedarah.
d. Kerusakan Pengelihatan
Darah tinggi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah di mata,
sehingga mengakibatkan pengelihatan menjadi kabur atau buta.
Pendarahan pada retina mengakibatkan pandangan menjadi kabur,
kerusakan organ mata dengan memeriksakan mata untuk menemukan
perubahan yang tidak normal pada mata karena hipertensi.
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a. Biodata Pasien : Nama, Umur, Jenis Kelamin, Pekerjaan, Agama, Status,
Alamat
b. Biodata Penaggung Jawab : Nama, Umur, Jenis Kelamin, Pekerjaan,
Agama, Status, Alamat
c. Riwayat Kesehatan
d. Aktivitas / istirahat.
1. Gejala : kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton
2. Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,
takipnea
e. Sirkulasi
1. Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner,
penyakit serebrovaskuler
2. Tanda : Kenaikan TD, hipotensi postural, takhikardi, perubahan warna
kulit, suhu dingin
f. Integritas Ego
1. Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria,
factor stress multipel
2. Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue perhatian,
tangisan yang meledak, otot muka tegang, pernapasan menghela,
peningkatan pola bicara
g. Eliminasi
Gejala : gangguan ginjal saat ini atau yang lalu
h. Makanan / Cairan
1. Gejala : makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi
garam, lemak dan kolesterol
2. Tanda : BB normal atau obesitas, adanya edema
i. Neurosensori
1. Gejala : keluhan pusing/pening, sakit kepala, berdenyut sakit kepala,
berdenyut, gangguan penglihatan, episode epistaksis
2. Tanda : perubahan orientasi, penurunan kekuatan genggaman,
perubahan retinal optik
j. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala oksipital
berat, nyeri abdomen
k. Pernapasan
1. Gejala : dispnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea, ortopnea,
dispnea nocturnal proksimal, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat
merokok
2. Tanda : distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan, bunyi
napas tambahan, sianosis
l. Keamanan
1. Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan
2. Tanda : episode parestesia unilateral transien, hipotensi psotural
m. Pembelajaran/Penyuluhan
1. Gejala : factor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis, penyakit
jantung, DM , penyakit ginjal.
2. Faktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormone
B. Diagnosa Keperawatan