Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KASUS VSD

(VENTRIKEL SEPTAL DEFECT)

1. DEFINISI

VSD (Ventrikulare Septum Defek) adalah suatu keadaan dimana


ventrikel tidak terbentuk secara sempurna sehingga pembukaan antara
ventrikel kiri dan kanan terganggu, akibat darah dari bilik kiri mengalir ke
bilik kanan pada saat sistole.
Defek septum ventrikel atau Ventricular Septal Defect (VSD)
adalah gangguan atau lubang pada septum atau sekat di antara rongga
ventrikel akibat kegagalan fungsi atau penyambungan sekat interventrikel.

2. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui
secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh
pada peningkatan angka kejadian penyakit jantung bawaan (PJB) yaitu :
1 Faktor prenatal (faktor eksogen)
 Ibu menderita penyakit infeksi : Rubela
 Ibu alkoholisme
 Umur ibu lebih dari 40 tahun
 Ibu menderita penyakit DM yang memerlukan insulin
 Ibu meminum obat-obatan penenang
2 Faktor genetic (faktor endogen)
 Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB
 Ayah/ibu menderita PJB
 Kelainan kromosom misalnya sindrom down
 Lahir dengan kelainan bawaan yang lain

Kelainan ini merupakan kelainan terbanyak, yaitu sekitar 25% dari


seluruh kelainan jantung. Dinding pemisah antara kedua ventrikel tidak
tertutup sempurna. Kelainan ini umumnya congenital, tetapi dapat pula
terjadi karena trauma. Kelainan VSD ini sering bersama-sama dengan
kelainan lain misalnya trunkus arteriosus, Tetralogi Fallot

3. MANIFESTASI KLINIS

Berhubungan dengan banyaknya aliran darah yang melewati


lubang ( defek ) dan tahanan pulmonal dengan tanda dan gejala sebagai
berikut :

a. VSD Kecil :
1) Tidak memperlihatkan keluhan.
2) Pertumbuhan perkembangan pada umumnya normal.
3) Bising jantung biasanya terdeteksi umur 2-6 bulan.
4) Pada auskultasi biasanya bunyi jantung normal.
5) Defek muskular ditemukan bising sistolik dini, pendek, dan
mungkin didahului oleh early sistolik click.
6) Ditemukan bising pansistolik di sela iga 3 – 4 garis sternal
kemudian menjalar sepanjang garis sternum kiri bahkan ke seluruh
prekordium.

b. VSD Sedang :

Pada Bayi :

a) Sesak nafas pada waktu makan dan minum atau tidak mampu
menghabiskan makanan dan minumnya.
b) Peningkatan berat badannya terhambat.
c) Seringkali menderita infeksi paru yang memerlukan waktu yang
lama untuk sembuh.
d) Gagal jantung mungkin terjadi sekitar 3 bulan.
e) Fisik bayi tampak kurus dengan dyspnoe-takipnoe serta retraksi
sela iga.
c. VSD Besar :
1) Gejala dan gagal jantung sering terlihat.
2) Pasien tampak sesak,pada saat istirahat kadang pasien biru, gagal
tumbuh dan banyak keringat.
3) Sering terkadi infeksi saluran nafas bagian bawah.
4) Aktifitas prekardium meningkat.
5) Bising yang terdengar nada rendah, pansistolik dan tidak
terlokalisir.
6) Gejala sering timbul setelah minggu ke 3 sampai dengan minggu ke
4 pada saat resistensi paru sudah menurun.

4. KLASIFIKASI

Menurut ukurannya VSD dapat dibagi menjadi :

a. VSD kecil
1) Biasanya asimptomatik
2) Defek kecil 1 – 5 mm
3) Tidak ada gangguan tumbuh kembang.
4) Bunyi jantung normal, kadang ditemukan bising peristaltik yang
menjalar ke seluruh tubuh perikardium dan berakhir pada waktu
distolik karena terjadi penutupan VSD
5) EKG : dalam batas normal atau terdapat sedikit peningkatan
aktivitas ventrikel kiri.
6) Radiologi : ukuran jantung normal, vaskularisasi paru normal atau
sedikit meningkat.
7) Menutup secata spontan pada waktu umur 3 tahun.
8) Tidak diperlukan kateterisasi jantung

b. VSD sedang
1) Sering terjadi simptom pada masa bayi.
2) Sesak nafas pada waktu aktivitas terutama waktu minum,
memerlukan waktu lebih lama untuk makan dan minum, sering
tidak mampu menghabiskan minuman dan makanannnya
3) Defek 5 – 10 mm
4) BB sukar naik sehingga tumbuh kembang terganggu.
5) Mudah menderita infeksi, biasanya memerlukan waktu lama untuk
sembuh tetapi umumnya responsif terhadap pengobatan
6) Takipnea
7) Retraksi
8) Bentuk dada normal
9) EKG : terdapat peningkatan aktivitas ventrikel kiri maupun kanan,
tetapi kiri lebih meningkat.
10) Radiologi : terdapat pembesaran jantung derajat sedang, conus
pulmonalis menonjol, peningkatan vaskularisasi paru dan
pembesaran pembuluh darah di hilus.

c. VSD besar
1) Sering timbul gejala pada masa neonates.
2) Dispnea meningkat setelah terjadi peningkatan pirau kiri ke kanan
dalam minggu pertama setelah lahir.
3) Pada minggu ke 2 atau 3 simptom mulai timbul akan tetapi gagal
jantung biasanya baru timbul setelah minggu ke 6 dan sering
didahului infeksi saluran nafas bagian bawah.
4) Bayi tampak sesak nafas pada saat istirahat, kadang tampak
sianosis karena kekurangan oksigen akibat gangguan pernafasan.
5) Gangguan tumbuh kembang
6) EKG : terdapat peningkatan aktivitas ventrikel kanan dan kiri
7) Radiologi : pembesaran jantung nyata dengan conus pulmonalis
yang tampak menonjol pembuluh darah hilus membesar dan
peningkatan vaskularisasi paru perifer.

5. Pemeriksaan Penunjang Defek Septum Ventrikel


Pemeriksaan penunjang yang biasa dilakukan pada pasien dengan
Defek Septum Ventrikel, yaitu :
a. Rontgen dada
b. EKG
c. Ekokardiogram
d. Kateterisasi jantung
e. Angiografi jantung.

6. PENATALAKSANAAN
a. VSD kecil tidak perlu dirawat, pemantauan dilakukan di poliklinik
kardiologi anak.
b. Berikan antibiotik seawal mungkin
c. Vasopresor atau vasodilator adalah obat – obat yang dipakai untuk
anak dengan VSD dan gagal jantung misalnya : Dopamin ( intropin )
memiliki efek inotropik positif pada miokard menyebabkan
peningkatan curah jantung dan peningkatan tekanan sistolik serta
tekanan nadi, sedikit sekali atau tidak ada efeknya pada tekanan
diastolik, digunakan untuk mengobati gangguan hemodinamika yang
disebabkan bedah jantung terbuka. Sedang Isoproterenol ( isuprel ) :
memiliki efek inotropik posistif pada miokard menyebabkan
peningkatan curah jantung dan kerja jantung, menurunkan tekanan
diastolik dan tekanan rata-rata sambil meningkatkan tekanan sistolik.
d. Bayi dengan gagal jantung kronik mungkin memerlukan pembedahan
lengkap atau paliatif dalam bentuk pengikatan / penyatuan arteri
pulmonar. Pembedahan tidak ditunda sampai melewati usia
prasekolah.

7. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
a. Riwayat keperawatan : respon fisiologis terhadap defek (sianosis,
aktifitas terbatas)
b. Kaji adanya komplikasi
c. Riwayat kehamilan
d. Riwayat perkawinan\
e. Pemeriksaan umum : keadaan umum, berat badan, tanda – tanda vital,
jantung dan paru
f. Kaji aktivitas anak
g. Kaji adanya tanda-tanda gagal jantung : nafas cepat, sesak nafas,
retraksi, bunyi jantung tambahan (mur-mur), edema tungkai,
hepatomegali.
h. Kaji adanya tanda hypoxia kronis : clubbing finger.
i. Kaji pola makan, pertambahan berat badan.

8. PATOFISIOLOGI

Defek septum ventricular ditandai dengan adanya hubungan septal yang


memungkinkan darah mengalir langsung antar ventrikel, biasanya dari kiri
ke kanan. Diameter defek ini bervariasi dari 0,5 – 3,0 cm. Perubahan
fisiologi yang terjadi dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Tekanan lebih tinggi pada ventrikel kiri dan meningklatkan aliran


darah kaya oksigen melalui defek tersebut ke ventrikel kanan.

2. Volume darah yang meningkat dipompa ke dalam paru, yang


akhirnya dipenuhi darah, dan dapat menyebabkan naiknya tahanan
vascular pulmoner.

3. Jika tahanan pulmoner ini besar, tekanan ventrikel kanan meningkat,


menyebabkan piarau terbalik, mengalirkan darah miskin oksigen dari
ventrikel kanan ke kiri, menyebabkan sianosis.

Keseriusan gangguan ini tergantung pada ukuran dan derajat


hipertensi pulmoner. Jika anak asimptomatik, tidak diperlukan
pengobatan; tetapi jika timbul gagal jantung kronik atau anak beresiko
mengalami perubahan vascular paru atau menunjukkan adanya pirau
yang hebat diindikasikan untuk penutupan defek tersebut. Resiko bedah
kira-kira 3% dan usia ideal untuk pembedahan adalah 3 sampai 5 tahun.
Faktor Eksogen Faktor Endogen

Ventrikel Septal Defek

Pirau Ventrikel kiri ke Ventrikel Kanan

Volume Ke paru-paru meningkat

Volume Sekuncup Turun Tekanan Ventrikel kanan meningkat Hipertropi otot ventrikel kanan

Hipertensi Pulmonal Aliran darah ke paru Worklood


COP menurun
meningkat
Takipnoe, sesak nafas pada Atrium kanan tidak dapat
Kebutuhan O2 dan zat nutrisi
saat aktivitas atau bermain Fibrotik katup arteri mengimbangi peningkatan
untuk metabolisme tubuh
pulmonal worklood
tidak seimbang
Aliran darah balik ke Pembesaran Atrium Kanan
Berat badan sukar naik ventrikel kiri

Gangguan Tumbang Darah, CO2 dan O2 Gejala CHF : mur-mur,


Intoleransi Aktivitas bercampur distensi vena jugularis,
edema, hepatomegali
Mengalir ke seluruh tubuh
Penurunan Curah Jantung
Sesak nafas pada saat makan
dan minum

Nutrisi Kurang Terpenuhi


9. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Penurunan curah jantung berhubungan dengan bentuk lubang,disfungsi miokard.
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan suplai dan kebutuhan oksigen tidak seimbang
sekunder terhadap penurunan curah jantung.
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan tubuh berhubungan dengan nutrisi tidak
adekuat.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelelahan pada saat
makan dan meningkatnya kebutuhan anak.

10. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


1) Penurunan curah jantung berhubungan dengan bentuk lubang,disfungsi miokard.
Tujuan : setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam tidak terjadi
curah jantung
Kriteria hasil : adanya tanda-tanda membaiknya curah jantung
 Observasi kulit dan kekuatan denyut jantung, nadi perrifer, warna dan
keehangatan kulit
R:memberikan data untuk evaluasi intervensi dan memungkinkan deteksi dini
terhadap adanya komplikasi
 Tegakkan derajat cianosis (missal: warna membrane mukosa derajat finger)
R: mengetahui perkembangan kondisi klien serta menentukan intervensi yang
tepat selanjutnya
 Berikan obat-obat digitalis sesuai indikasi
R: memperkuat kontraktilitas otot jantung sehingga cardiac output meningkat/
sekurang-kurangnya klien bias beradaptasi dengan keadaan
 Berikan obat-obat diuretic sesuai indikasi
R:mengurangi timbunan cairan berlebih dalam tubuh sehingga kerja jantung
menjadi lebih ringan
2) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan suplai dan kebutuhan oksigen tidak
seimbang sekunder terhadap penurunan curah jantung.
Tujuan:setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24jam mampu melakukan
aktivitas mandiri
Kriteria hasil: pasien mampu melakukan aktivitas mandiri
 Anjurkan klien untuk melakukan permainan dan aktivitas yang ringan
R: melatih klien agar dapat beradaptasi dan mentoleransi terhadap
aktifitasnya
 Bantu klien untuk memilih aktifitas sesuai usia, kondisi dan kemampuan
R: melatih klien agar dapat toleran terhadap aktifitas
 Berikan periode istirahat setelah melakukan aktifitas
R: mencegah kelelahan berkepanjangan
 Hindarkan suhu lingkungan terlalu panas atau dingin
R: melatih klien agar dapat beradaptasi
 Hindarkan hal-hal yang menyebabkan ketakutan /kecemasan anak
R: mengurangi tingkat ketakutan pada anak
3) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelelahan pada
saat makan dan meningkatnya kebutuhan anak.
Tujuan: setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam nutrisi klien
terpenuhi
Kriteria hasil: nafsu makan meningkat, BB normal
 Hindarkan kegiatan perawatan yang tidak perlu pada klien
R: menghindari kelelahan pada klien
 Libatkan keluarga dalam pelaksanaan aktivitas klien
R: klien diharapkan lebih termotivasi untuk terus melakukan latihan aktifitas
 Hindarkan kelelahan yang sangat ketika makan
R:jika kelelahan dapat diminimalkan maka masukan akan lebihmudah
diterima dan nutrisi dapat terpenuhi
 Sediakan diet yang seimbang, tinggi nutrisi
R: untuk mencapai pertumbuhan yang adekuat
 Jangan batasi minum bila anak sering minta minum karena kehausan
R: anak yang mendapat terapi diuretic akan kehilangan cairan cukup banyak
sehingga secara fisiologis akan merasa sangat haus
DAFTAR PUSTAKA

Perhimpunan Dokter Penyakit Dalam Indonesia.2006.Ilmu Penyakit Dalam.Jakarta:FKUI Cecily


L. Bets, Linda A. Sowden, Buku Saku Keperawatan Pediatri, Edisi 3, Jakarta : EGC, 2002.
Heni R dkk, Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskular, Jakarta, Pusat kesehatan Jantung dan
Pembuluh darah nasional “Harapan Kita” 2001.
Junadi dkk, Kapita SElekta kedokteran, Ed2, Media Aesculapius, FKUI, 1982
ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN VENTRIKEL SEPTAL DEFECT

DI POLI JANTUNG RSU dr. SAIFUL ANWAR MALANG

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien (Biodata) PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny. L Nama : Ny. P
Usia : 14 tahun Alamat : sda
Suku Bangsa : Jawa Pendidikan : SMA
Pendidikan : SMP Pekerjaan : Wiraswasta
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Islam
Alamat : Jl. MH. Thamrin 145 Kranjingan - Jember
Dx. Medis : VSD (VENTRIKEL SEPTAL DEFECT)
Tanggal Pengkajian : 13 Mei 2013

1. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan lemas

2. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Pasien dan keluarga datang ke poliklinik Jantung untuk control pada tanggal 13 Mei
2013. Kemudian saat pengkajian pasien mengeluh lemas dan tidak nafsu makan

3. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Keluarga mengatakan klien spontan pada tanggal 26 Maret 2002, usia kehamilan 9 bulan
1 minggu dengan BB 2,6 kg ditolong oleh bidan. Bayi langsung menangis, warna kulit
merah, tidak ada tanda dan gejala penyakit yang disertai.
4. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Ibu Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit menular
seperti TBC, atau Hepatitis. Serta penyakit keturunan seperti Hipertensi atau DM.

5. POLA FUNGSI KESEHATAN / POLA PERSEPSI KESEHATAN


keluarga mengatakan apabila pasien sakit, pasien selalu memeriksakan keadaannya ke
pelayanan kesehatan terdekat, seperti Puskesmas atau Rumah Sakit.

6. POLA NUTRISI – METABOLIK (MAKAN- MINUM)


Macam Sebelum Sakit Saat Sakit
MAKAN
- Jenis Nasi + Lauk Pauk Nasi + Lauk Pauk
- Frekuensi 3x/ hari 3x/ hari
- Jumlah 1 porsi habis 3-5 sendok
- Gangguan Tidak ada Nafsu makan berkurang
MINUM
- Jenis Air Putih Air Putih
- Frekuensi 7-8x/ hari 7-8x/ hari
- Jumlah 1250-1500 cc 1250-1500 cc
- Gangguan Tidak ada Tidak ada

7. POLA ELIMINASI
Karakteristik Sebelum Sakit Saat Sakit
BAB
- Frekuensi 1x/ hari 1x/ hari
- Bau Khas Khas
- Warna Kuning Kecoklatan Kuning Kecoklatan
- Konsistensi Lunak Lunak
- Keluhan Tidak Ada Tidak ada
BAK
- Frekuensi 5-6x/ hari 5-6x/ hari
- Jumlah 700 cc 700 cc
- Bau Khas Khas
- Warna Kuning Jernih Kuning Jernih
- Keluhan Tidak ada Tidak ada

8. POLA AKTIVITAS SEHARI – HARI


Aktivitas Sebelum Sakit Saat Sakit
Mandi 0 2
Berpakaian / Dandan 0 2
Eliminasi 0 2
Mobilitas di TT 0 2
Pindah 0 2
Ambulasi 0 2
Naik Tangga 0 2
Belanja 0 -
Memasak 0 -
Merapikan Rumah 0 -

SKOR :
0= Mandiri
1= Dibantu sebagian
2= Perlu Bantuan Orang Lain
3= Perlu Bantuan Orang Lain Dengan Alat
4= Tergantung / Tidak Mampu
9. POLA ISTIRAHAT TIDUR
Pola Istirahat Tidur Sebelum Sakit Saat Sakit
- Waktu Tidur 21.00-05.00 21.00-05.00
- Jumlah Waktu Tidur 8 jam 8 jam
- Frekuensi Tidak pernah Tidak pernah
- Kualitas Nyenyak Nyenyak
- Gangguan Tidur Tidak ada Tidak ada

10. PEMERIKSAAN FISIK


Keadaan Umum : lemah.
Tanda – tanda Vital
Suhu : 36, 8oC
Nadi : 90X/ menit
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Frek. Nafas : 24X/ menit

KEPALA

Wajah : Bentuk simetris.

Rambut : Warna hitam keputihan, penyebaran rata, rambut tidak berminyak.

Mata : Mata simetris, konjungtiva anemis (-), sclera ikterik (-).

Mulut dan Gigi : Bau mulut (-), caries (-), cyanosis (-).

Lidah : Lidah kotor (-).

Telinga : Simetris, bentuk daun telinga sedang, mampu mendengar dengan baik.

Leher : Tidak ada pembesaran KGB dan vena jugularis.

THORAK

I : Bentuk normal chest, tidak ada retraksi intercosta.

P : Vokal fremitus teraba sama.

P : Sonor
A : Rh (-), Wh (-), Vesikuler di semua lapang paru.

JANTUNG

I : Ictus cordis tidak tampak.

P : Ictus cordis tampak pada ICS V mid. Clavikula sinistra.

P: Redup pada batas jantung.

A : S1, S2 Tunggal.

ABDOMEN

I : Bentuk flat, Ascites (-)

A: BU (+) 10X/ menit

P : Soepel (+)

P : Tympani

SISTEM MUSKULOSKELETAL

Ekstermitas Atas : Akral hangat, CRT kurang dari 2 detik, Kekuatan Otot 4/4 ,
oedem (-)

Ekstermitas Bawah : Akral hangat, CRT kurang dari 2 detik, Kekuatan Otot 4/4 ,
oedem (-)
ANALISA DATA

Tanggal/jam No DATA ETIOLOGI MASALAH


23 APRIL 2013 1 DS : Pasien mengatakan lemas Kelemahan Penurunan curah
jantung
DO : ku lemah
TTV
Suhu : 36, 8oC
Nadi : 90X/ menit
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Frek. Nafas : 24X/ menit

23 April 3013 2 DS : klien mengatakan nafsu kelelahan pada Perubahan


saat makan
makan berkurang nutrisi kurang
DO : ku lemah dari kebutuhan
Makan 3 sendok tubuh
TTV :
TD : 160/90 mmHg
N = 90X/ menit
S = 36, 8o C
RR = 24 X/ menit
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Tanggal/jam No Diagnosa Keperawatan berdasarkan Prioritas Paraf


Dx
23/4/13 1. - Penurunan curah jantung berhubungan dengan
10. 00 kelemahan di tandai dengan :
- Ku lemah
- TTV
TD = 160/90 mmHg
N = 90X/ menit
S = 36,8 oC
RR = 24X/ menit
23 April 2013 2 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
10. 00 berhubungan dengan kelelahan pada saat makan di tandai
dengan :
ku lemah
Makan 3 sendok
TTV :
TD : 160/ 90 mmHg
N = 90X/ menit
S = 36, 8o C
RR= 24X/ menit
INTERVENSI KEPERAWATAN

Tgl/ Jam No. Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional


13 -5- 2013 1 Tujuan : 1. Berikan penjelasan kepada pasien 1. Keluarga lebih berpartisipasi
10. 00 Setelah dilakukan asuhan dan keluarga sebab penurunan dalam proses penyembuhan
keperawatan selama 1X60 curah jantung pasien.
menit nyeri berkurang. 2. Tegakkan derajat cianosis 2. mengetahui perkembangan
Kriteria Hasil : (missal: warna membrane mukosa kondisi klien serta menentukan
- adanya tanda-tanda derajat finger) intervensi yang tepat
membaiknya curah selanjutnya
jantung 3. Berikan obat-obat digitalis sesuai 3. memperkuat kontraktilitas otot
indikasi jantung sehingga cardiac output
meningkat/ sekurang-
kurangnya klien bias
beradaptasi dengan keadaan
4. mengurangi timbunan cairan
4. Berikan obat-obat diuretic sesuai
berlebih dalam tubuh sehingga
indikasi
kerja jantung menjadi lebih
ringan
10. 00 2 Tujuan : 1. Berikan penjelasan kepada pasien 1. Keluarga lebih berperan dalam
Setelah dilakukan asuhan dan keluarga tentang kebutuhan proses penyembuhan pasien.
keperawatan selama 1x 60 nutrisi
menit, nutrisi terpenuhi 2. Hindarkan kegiatan perawatan 2. menghindari kelelahan pada
Kriteria Hasil : yang tidak perlu pada klien klien
- BB normal 3. Hindarkan kelelahan yang sangat 3. jika kelelahan dapat
- Nafsu makan meningkat ketika makan diminimalkan maka masukan
akan lebihmudah diterima dan
nutrisi dapat terpenuhi
4. Sediakan diet yang seimbang, 4. untuk mencapai pertumbuhan
tinggi nutrisi yang adekuat
IMPLEMENTASI

Tanggal/jam No Tindakan keperawatan Paraf


DX
13/5/13 1 1. Memberikan penjelasan kepada pasien
10. 10 dan keluarga sebab penurunan curah
jantung
R/ Pasien dan keluarga memahami
penjelasan perawat.
10.20 2. Tegakkan derajat cianosis (missal:
warna membrane mukosa derajat
finger
R/ klien tidak cianosis
10.30 3. Berikan obat-obat diuretic sesuai
indikasi
R/ resep dari dokter

10. 40 2 1. Memberikan penjelasan kepada pasien


dan keluarga tentang kebutuhan nutrisi
R/ Pasien dan keluarga memahami
penjelasan Perawat.
10.45 2. Hindarkan kelelahan yang sangat
ketika makan
R/ klien dan keluarga mendengarkan
dengan cermat
10.55 3.Sediakan diet yang seimbang, tinggi
nutrisi
R/ klien kooperatif
EVALUASI KEPERAWATAN

Tanggal/jam No SOAP Paraf


Dx
13/5/13 1. S : Pasien mengatakan masih lemas
11.00 O : ku lemah
- TTV
TD = 110/80 mmHg
N = 90X/ menit
S = 36,8 oC
RR = 24X/ menit
A : Masalah Belum Teratasi.
P : Hentikan Intervensi.
HE : Lanjutkan untuk kontrol

11. 00 2 S:-
O : ku lemah
- Makan 3 sendok
A : Masalah Belum Teratasi
P : Hentikan Intervensi.
HE : Lanjutkan untuk control
Beri makan sedikit tapi sering

Anda mungkin juga menyukai