KRITIS
Menurunkan angka mortalitas pasien bedah
tergantung kepada kemampuan untuk
mengenali dan melakukan pertolongan
pertama pasien yang mengalami komplikasi.
(Ghaferi, NEJM 2009)
PERAN PERAWAT DALAM
PERAWATAN KRITIS
Suara napas
• Vesikuler : suara normal terutama saat inspirasi
• Bronchial : suara normal tergantung lokasi ( trachea suara ekspirasi
lebih panjang ) abnormal bila ada di selain trachea.
• Bronchovesikuler : Normal di lokasi bronchus utama dekat
sternum. Abnormal selain dibronchus utama adanya konsolidasi.
• Suara napas tambahan : rales, ronchi, wheezing, stridor
SUARA NAFAS TAMBAHAN
• Rales : cairan yang terperangkap pada saluran pernapasan yang
sempit atau kecil saat inspirasi dan ekspirasi (pneumonia, bronkitis,
COPD)
• Ronchi atau grugles: sputum yang menumpuk pada saluran
pernapasan yang lebih besar, seperti pada bronchus (aspirasi,
pneumonia)
• Wheezing adanya udara yang melalui saluran sempit biasanya saat
ekspirasi (asma, edema laring, bronkokonstriksi)
• Stridor, seperti suara ngorok yang terdengar terus menerus
obstruksi parsial saluran napas pada trakhea atau laring, jika
ditandai dengan sesak napas yang memburuk dapat
mengindikasikan sumbatan saluran napas komplet akan segera
terjadi.
Pengkajian hasil diagnostik
kolaboratif (B1)
• Rontgen dada utk mendapatkan data adanya
gangguan pernapasan, infiltrasi, gambaran paru-paru
abnormal dan mengevaluasi pemasangan ETT, WSD atau
kateter arteri pulmonalis
• Kultur sputum dan sensivitas
• Bronkoskopi utk menginpeksi langsung saluran napas, biopsi,
kultur, dan menghilangkan sumbatan mukus
• Biopsi paru
• Torakosentesis
• Gas darah arteri (BGA)
Pengkajian alat penghantar
oksigen yang digunakan (B1)
• Nasal kanul
• Masker sederhana
• Masker Venturi
• Rebreather parsial Mask
• Non Rebrether Mask
• Jackson Rees
• Ventilasi mekanis
Pengkajian Pasien dengan Resiko
Tinggi untuk MV
Masalah Definisi Masalah Diagnosa medis
Gagal difusi Udara masuk ke paru namun Pneumonia
tidak sampai ke alveolus ARDS
Edema paru
Gagal Ventilasi Udara tidak dpat masuk ke Asma
dalam paru karena gangguan Bronkospasme
usaha dari neuromuskular Cedera spinal
atau ada masalah di sal.napas Edema laring
atas Trauma bronkotrakeal
Penyakit neuromuskular
Terjadi aspirasi atau gagal Ketidakmampuan utk batuk Pneumonia aspirasi
untuk mengeluarkan efektif dan membersihkan Overdosis obat
sekret hasil sekresi Penyakit neuromuskular
• Auskultasi :
– Auskultasi bunyi jantung normal / abnormal
• Aorta : ICS II Kanan
• Pulmoner : ICS II kiri.
• Trikuspid : ICS V kiri dekat sternum.
• Mitral : ICS V kiri mid Clavicula.
Pemeriksaan fisik B2
– Dengan menggunakan diafragma stetoscope
• S1 : “Lub”, Penutupan trikuspid dan mitral, pada siklus sistole
• S2 : “dub”, Penutupan katup aorta dan pulmoner. Pada siklus
diastole
• Suara abnormal Jantung
S3 dan S4 atau “gallop” terdengar selama takikardia yang menunujukkan
kegagalan ventrikel
Suara murmur Suara perpanjangan tambahan yang terjadi selama sistol
dan diastole, suara ini terdengar keras diatas katup yang mengalami gangguan
Gesekan friksi perikardial terdengar pada titik Erb (ICS 3, sebelah kiri sternum)
menunujukkan perdarahan pada kantong perikard cek terapi antikoagulan
Suara Bruit Suara vaskular ekstrakardiak yang nyaring dan mendesis
menunujukkan adanya stenosis atau aneurisma pada arteri karotis, AV shunt
Pengkajian hemodinamik (B2)
• Heart Rate
• Blood Pressure
• Suhu
• CVP
• Perfusi perifer, denyut nadi dan oedema perifer
yang bisa terjadi pada punggung belakan dan
sacrum akibat dari posisi supine terlalu lama.
• Monitoring pemberian teapi cairan pada pasien
sepsis
• Observasi central venous oxygen saturation (ScVo2)
untuk memberikn arahan pemberian cairan dan obat
- obat inotropik/vassopresor kepada pasien. normal
ScVO2 adalah ≥ 70% atau 65%
Faktor yang mempengaruhi Stroke
Volume
1. Preload :Kemampuan otot jantung untuk
meregang pada akhir diastole, yang
ditentukan oleh jumlah volume darah dan
tekanan darah yang kembali ke jantung
2. Kontraktilitas ; Kemampuan otot
jantung untuk memendek (kontraksi)
3. Afterload ; kekuatan ventrikel kiri
untuk memompa darah ke aorta
Pengkajian hasil diagnostik
dan Laboratorium (B2)
• BGA
• Rontgen dada
• EKG
• Ekokardiogram
• PAC (Pulmonary Artery Catheter) untuk mengukur tekanan atrium
kanan, ventrikel kanan, arteri pulmonalis, baji kapiler paru, saturasi
oksigen
• CVC (Central Venous Catheter)
• Serum elektroli (N, K, Ca),
• Hematologi
• Marker jantung
• Level kolesterol
B3 (Brain)
Central Nervous System
Pemeriksaan fisik B3
1. Evaluasi GCS pada pasien cedera kepala (Sedasi lebih baik di stop dulu
sebelum menilai GCS)
2. Pemerikasaan saraf perifer dan cranial dilakukan secara menyeluruh apabila
pasien terdapat kerusakan pada sistem tersebut misalnya pada pasien
serebral abses atau pasien GBS.
3. Pengkajian pada pasien yang mendapatkan sedasi dapat menggunakan
Richmond Agitation Sedation Scale (RASS) untuk menilai seberapa dalam
efek sedasi pada pasien
4. Pengkajian nyeri pada pasien dengan ventilasi mekanik dapat menggunakan
instrumen Criticall Ill Pain Observation Tools (CPOT) atau Behaviour Pain
Scale (BPS)
5. Pada pasien dengan resiko tinggi gangguan pada tekanan intrakranial,
• monitoring nilai CPP (Ceebral Perfusion Pressure) dan ICP, monitoring proses
ventilasi pasien meliputi pola napas dan nilai PaCo2 atau PaO2 pada hasil
BGA pasien
• Monitoring suhu
• Monitoring kadar glukosa darah
• Monitoring diilatasi pupil
• Dan monitoring pemberian obatsedasi, diuretic osmotic serta obat anti kejang
Cara atau Prosedur menilai RASS
1. Observasi pasien
-pasien sadar/waspada, gelisah atau agitasi (0 sampai +4)
2. Jika tidak sadar/waspada, panggil napa pasien dan katakan
untuk membuka mata dan melihat ke pemanggil
Pasien terbangun dengan membuka mata dan ada kontak mata (-
1) pasien bangun, membuka mata, ada kontak mata tapi tidak
berkelanjutan/< 10 detik (-2)
pasien berespon terhadap suara dengan gerakan, tapi tidak
ada kontak mata
3. Jika pasien tidak merespon suara, rangsangan fisik (pada bahu
dan sternum)
-pasien bergerak diberi stimulasi fisik (-4)
-pasien tidak merespon terhadap rangsangan apapun (-5)
Pemeriksaan fisik (B3)
• Fungsi motorik tiap-tiap ekstremitas
– Kekuatan normal (5)
– Dapat mengatasi tahan gravitasi (4)
– Tidak dapat mengatasi tahanan garvitasi (3)
– Hanya dapat menggerakkan otot – otot (2)
– Tidak ada respon terhadap stimulus (1)
• Setiap sub penilaian diberikan skor dari 1 (tidak ada respon) hingga
4 (respon penuh) range skore 3 (tidak ada nyeri) sampai 12 (nyeri
mkasimal)
Critical-Care Pain Observasion Tool (CPOT) –
Gelinas, 2006
Gelinas, C (2010). Nurses’Evaluation of the Feasibility and the Clinical Utility of the
Critical-Care Plan Observation Tool. Pain Management Nursing, 11(2), 115-125.
B4 (Bladder)
Renal, Fluids and Electrolytes
Pemeriksaan fisik (B4)
• Inspeksi :
Jenis kateter yang digunakan, warna dan konsistensi urin
Kondisi genetalia eksterna (adanya lesi dan inflamasi) Observasi
kebersihan urinary chateter
• Auskultasi : -
• Perkusi : -
• Palpasi : adanya massa, distensi kandung kemih.
• Key point:
1. Observasi urine output tiap jam
2. Observasi Fungsi renal dan serum elektrolit trend
3. Dokumentasi pemberian cairan setiap harinya dan
balance cairan kumulatif
B5 (Bowel)
Abdomen and Nutrition
• Inspeksi :
Ukuran, bentuk, kesimetrisan dan catat jika
ada massa/acites.
• Auskultasi :
Tiap – tiap quadran abdomen kaji frequensi bising usus ( - )
Paralytic, Peritonitis ), (+)↑ Bising Usus ( diarhea, Obstruktif).
• Perkusi :
Tympani ( adanya udara ), dullnes (adanya organ padat ).
• Palpasi :
Supel, adanya massa, distensi Abdomen.
Kaji NGT letak posisinya, patensinya, Jumlah produknya, warna.
Kaji diitnya dan toleransinya.
– Kaji BAB dan karakteristiknya.
– Kaji Produksi drain abdomen jumlah dan karakteristiknya.
– Kaji Luka Operasi dan drainnya.
– Kaji status nutrisinya, kebutuhan kalori setiap hari dan
catat program nutrisi yang diberikan apakah sudah sesuai
dengan kuebutuhan atau tidak
B6 (Bone)
Integumen and Musculoskeletal
• INSPEKSI
– Kaji area kulit, warna, tanda – tanda inflamasi,
lesi, turgor, temperatur, edema, luka.
– Kaji semua bagian yang dapat menyebabkan
decubitus ( sacrum scapula ,occiput,
trochanter, Sias, siku ).
– Evaluasi ekternal fiksasi , alatnya dan
infeksi diantara tempat tusukan pin.
– Kaji traksi posisinya, jumlah dan berat beban.
PALPASI
• Kaji adanya deformitas, kripitasi, nyeri
gerak, asimetris,luka terbuka.
• Kaji tentang fungsi gerak dan Range of motion.
The FASTHUG assesment
Salah satu pengkajian yang sederhana dan
biasa digunakan serta mencakup banyak aspek
penting pada perawatan di ICU, yang juga dapat
menurunkan insiden VAP, DVT, stress ulcer dan
malnutrisi. (Vincent, 2005)