TRAUMA DADA
Dibuat oleh: HIPGABI
• Fraktur iga
• Flail chest
• Hemothoraks
• Pneumothoraks
FRAKTUR IGA
• Fraktur iga pertama jarang terjadi, tetapi dapat
mengakibatkan kematian karena dapat terjadi laserasi
arteri atau vena subklavia
• Kebanyakan terjadi fraktur iga ke lima-sembilan
• Fraktur iga yang lebih rendah dapat mengakibatkan
cedera limpa dan hepar
• Pada pemeriksaan akan terdengar bunyi krekels dan
palpasi teraba krepitus subkutan
• Jika sadar, pasien akan mengeluh nyeri yang sangat hebat
• Untuk mengurangi nyeri pasien akan bernapas dangkal
dan mengurangi pergerakan akibatnya terjadi penurunan
ventilasi, kolaps alveoli, hipoksemia dan gagal nafas
TRAUMA DINDING DADA
(FRAKTUR KOSTA)
Robekan
Fraktur parenkim
Kostovertebral paru
Flail chest
fraktur
kostokondral Fraktur
sternum
Fraktur
kondrosternal
FLAIL CHEST
• Pernapasan
paradoksal,
• Napas cepat
disertai nyeri,
pneumotoraks,
hematotoraks,
kontusio paru.
• Sering dgn
distress
pernapasan.
PRIMARY SURVEY
Airway dengan kontrol servikal
Breathing, menjaga pernapasan dan ventilasi
Circulation dengan kontrol perdarahan
Disability : status neurologis
Exposure / enviromental control : membuka
pakaian pasien dan mencegah hipotermia
ASUHAN KEPERAWATAN
GAWAT DARURAT (Lanjutan ...)
SECONDARY SURVEY
• Anamnesa SAMPLE (sign/symptom, alergi,
medikasi, past illness, last meal, event/environtment)
• Mekansime cedera/perlukaan
• Pemeriksaan Fisik
Waspadai kemungkinan trauma di tempat lain
• Reevaluasi
ASUHAN KEPERAWATAN
GAWAT DARURAT (Lanjutan ...)
PENGKAJIAN (1)
• INSPEKSI :
– Amati dinding dada : keadekuatan napas, kedalaman, RR
– Pergerakan dada simetris atau tidak
– Tanda trauma leher (ekhimosis, swelling, hematoma, airway
obstruction) indikasi injuri mediastinum, esophagus, dan
trakheobronkhial
– Lihat vena jugularis peningkatan JVP tension pneumothorak
atau tamponade jantung
– Periksa tanda-tanda syok
• Penurunan TD dapat menunjukan adanya syok hipovolemik atau
masalah lain (tension pneumothoraks atau tampnade jantung)
– Lihat abdomen bagian atas kemungkinan adanya trauma tumpul
atau tembus
ASUHAN KEPERAWATAN
GAWAT DARURAT (Lanjutan ...)
PENGKAJIAN (2)
• AUSKULTASI
– Suara napas penurunan suara napas indikasi
adanya pneumothorak atau hemothorak
– Auskultasi dada bowel sound ruptur diafragma
– Heart sound bunyi jantung menjauh dan kecil
indikasi tamponade jantung
– Neck bruit indikasi vascular injury
• PERKUSI
– Dullness (redup) hemothorak
– Hiperesonan pneumothorak
ASUHAN KEPERAWATAN
GAWAT DARURAT (Lanjutan ...)
PENGKAJIAN (3)
• PALPASI :
– Posisi trakhea
– Palpasi terhadap nyeri tekan
– Daerah leher, dada, dan klavikula terhadap adanya :
nyeri, swelling, hematoma, emphisema sub kutis
– Amati adanya krepitasi
DIAGNOSA KEPERAWATAN &
OUTCOME
• Pola napas tidak efektif b.d. kolaps paru,
kerusakan muskuloskeletal, ketidakstabilan
segmen dinding dada
OUTCOME
• Pola napas efektif, kriteria evaluasi :
– RR, kedalaman, pola pernapasan normal
– Pengembangan dada simetris
– Tidak tampak stridor, dispnea, sianosis
– Suara napas bersih & sama antara paru kanan dan kiri
– Hasil AGD dalam batas normal
– Trakhea mid line
DIAGNOSA KEPERAWATAN & OUTCOME (Lanjutan ...)
OUTCOME
• Pertukaran gas adekuat, kriteria evaluasi :
– Hasil AGD dalam batas normal
– Warna kulit normal, hangat dan kering
– Tingkat kesadaran meningkat
– RR, kedalaman, dan pola napas reguler
DIAGNOSA KEPERAWATAN & OUTCOME (Lanjutan ...)
OUTCOME
• Volume sirkulasi efektif, kriteria evaluasi :
– TTV normal dan stabil
– Urine output 1 cc/kgBB/jam
– Nadi perifer teraba kuat
– Tingkat kesadaran meningkat
– Warna kulit normal, hangat, kering
– Hb, HCT normal
– CVP normal
– Perdarahan terkontrol
DIAGNOSA KEPERAWATAN & OUTCOME (Lanjutan ...)
OUTCOME
• Nyeri terkontrol, kriteria avaluasi :
– Tingkat nyeri berkurang
– Tidak ditemukan tanda-tanda fisiologi nyeri seperti :
takhikardi, takhipnea, pallor, diaphoresis, peningkatan
TD
– Tidak ada tanda non verbal nyeri
– Pasien kooperatif terhadap perawatan
INTERVENSI KEPERAWATAN
• Kontrol servikal dan jalan nafas jika ditemukan
masalah
• Perbaiki posisi : sewifowler
• Bebaskan dan pertahankan jalan napas
• Tutup defek dengan bahan yang ada atau
dengan kasa yang diplester pada ketiga sisinya
pada open pneumothorak
• Stabilisasi impaled object jika terdapat benda
asing yang menancap
INTERVENSI KEPERAWATAN (Lanjutan ...)
• Kolaborasi :
– pemberian terapi oksigen
– pemberian cairan infus dan resusitasi cairan pada
kasus hemothoraks massif dengan syok hipovolemik
– Needle thorakosintesis pada tension pneumothorak
– persiapkan untuk pemasangan chest tube
– persiapan pemasangan needle perikardiosintesis
pada kasus tamponade jantung
– AGD, koreksi, analgetika, antibiotik dan ventilator
• Dokumentasi keperawatan
PENATALAKSANAAN
SPESIFIK TRAUMA
TORAKS
HEMOTORAKS
• PENATALAKSANAAN
– Bertujuan untuk mengevakuasi darah dalam
ruang pleura dengan pemasangan chest
tube/WSD
– Thorakotomi dilakukan jika terdapat lebih dari
1500 cc darah pada aspirasi melalui
thorakosentesis, terdapat 500 cc darah
drainase selama 1 jam, atau 200 cc per jam
selama 5 – 6 jam
TENSION PNEUMOTHORAKS
Tension Pneumothorax ditandai :
• Vena jugularis meningkat
• Sesak napas
• Trachea terdorong
• Bunyi napas turun
PENATALAKSANAAN
• Pemberian oksigen
konsentrasi tinggi
• Memasang jarum
dengan diameter besar
pada midklavikula
interkosta kedua sisi
yang cedera
• Pemasangan chest tube
NEEDLE THORAKOSENTESIS
OPEN PNEUMOTORAKS
(SUCKING WOUND)
Penanganan Awal
Open
Pneumothoraks:
Hemopericardium,
krn perikard kaku
maka terjadi
gangguan gerakan
jantung.
TRIAS BECK
1. Terjadi bendungan
vena (lihat vena
jugularis)
2. Bunyi jantung
menjauh
3. Tekanan darah turun
Perlu dilakukan perikardiosentesis
TAMPONADE JANTUNG (Lanjutan ...)
• PENATALAKSANAAN
– Perikardiosintesis (aspirasi cairan perikardium)
– Torakotomi pada cedera jantung tembus