Anda di halaman 1dari 18

JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D IV KEPERAWATAN 2017

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA TN.W DENGAN


GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER : CARDIAC AREST
DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSU. MEDAN
Oleh : Kelompok 5
APA ITU CARDIAC ARREST ?
Cardiac arrest adalah hilangnya fungsi jantung secara
tiba-tiba dan mendadak, bisa terjadi pada seseorang
yang memang didiagnosa dengan penyakit jantung
ataupun tidak. Waktu kejadiannya tidak bisa
diperkirakan, terjadi dengan sangat cepat begitu gejala
dan tanda tampak (American Heart Association,2010)
KENAPA BISA TERJADI
CARDIAC ARREST ?
Menurut American Heart Association (2010), seseorang dikatakan
mempunyai risiko tinggi untuk terkena cardiac arrest dengan kondisi :

NEXT
Adanya jejas di jantung
Karena serangan jantung terdahulu atau oleh sebab lain,jantung yang terjejas atau mengalami pembesaran karena
sebab tertentu cenderung untuk mengalami aritmia ventrikel yang mengancam jiwa. Enam bulan pertama setelah
seseorang mengalami serangan jantung adalah periode risiko tinggi untuk terjadinya cardiac arrest pada pasien dengan
penyakit jantung atherosclerosis

Penebalan otot jantung (cardiomyopathy)


Karena berbagai sebab (umumnya karena tekanan darah tinggi, kelainan katub jantung) membuat seseorang cenderung
untuk terkena cardiac arrest

Seseorang sedang menggunakan obat-obatan untuk jantung


Karena beberapa kondisi tertentu, beberapa obat-obatan untuk jantung (anti aritmia) justru merangsang timbulnya
aritmia ventrikel dan berakibat cardiac arrest.Kondisi seperti ini disebut proarrythmic effect. Pemakaian obat-obatan
yang bisa mempengaruhi perubahan kadar potasium dan magnesium dalam darah (misalnya penggunaan diuretik) juga
dapat menyebabkan aritmia yang mengancam jiwa dan cardiac arrest.

Pembuluh darah yang tidak normal


Jarang dijumpai (khususnya di arteri koronari dan aorta) sering menyebabkan kematian mendadak pada dewasa
muda.Pelepasan adrenalin ketika berolah raga atau melakukan aktifitas fisik yang berat, bisa menjadi pemicu terjadinya
cardiac arrest apabila dijumpai kelainan tadi.

Penyalahgunaan obat
Merupakan faktor utama terjadinya cardiac arrest pada penderita yang sebenarnya tidak mempunyai kelainan pada
organ jantung.
PATOFISIOLOGI

Akibat dari ateroklerosis menimbulkan plak pada


pembuluh darah.

Penebalan otot jantung dan fibrilasi ventrikel


mengakibatkan jantung tidak dapat berkontraksi
secara optimal

Takikardi ventrikel terjadi karena pembentukan


impuls sehingga frekuensi nadi cepat yang
mengakibatkan pengisian ventrikel menurun.
Dari ketiga penyebab diatas mengakibatkan hambatan aliran darah sehingga sirkulasi darah terhenti terjadilah
cardiac arrest. Akibat cardiac arrest terjadi kemampuan pompa jantung menurun akibatnya curah jantung menurun
sehingga terjadi:
• Suplai oksigen keseluruh tubuh menurun,dimana darah membawa oksigen otomatis kebutuhan oksigen keparu-
paru tidak terpenuhi terjadilah gangguan pertukaran gas
• Suplai oksigen ke otak tidak terpenuhi terjadilah gangguan perfusi serebral
• Suplai oksigen ke jaringan tidak terpenuhi terjadilah gangguan perfusi jaringan
MANIFESTASI KLINIS

Kerusakan otak
Tekanan darah sangat
Organ-organ tubuh mungkin terjadi jika
rendah (hipotensi)
akan mulai berhenti cardiac arrest tidak Dilatasi pupil jika
dengan tidak ada
berfungsi akibat tidak ditangani dalam 5 terjadi kerusakan otak
denyut nadi yang
adanya suplai oksigen menit dan selanjutnya irreversible 50%
dapat terasa pada
termasuk otak akan terjadi kematian
arteri
dalam 10 menit

Hypoxia cerebral atau


Nafas dangkal dan
tidak adanya oksigen
cepat bahkan bisa Tidak ada denyut
ke otak menyebabkan
terjadi apnea (tidak jantung
kehilangan kesadaran
bernafas)
(collapse)
LAPORAN KASUS
Pada hari Senin, 6 Oktober 2020 Pukul 14.00 Wib
ditemukan seorang klien laki-laki berusia 54 tahun tiba-
tiba terjatuh tidak sadarkan diri ketika sedang berjalan di
kompleks perumahan. Kejadian tersebut diketahui oleh
perawat A yang sedang melintas dijalan tersebut. Perawat
A dengan segera menghampiri Tn. W untuk memberikan
pertolongan.
Pada saat kejadian, perawat A tidak dapat merasakan
pernafasan korban, disertai dengan nadi karotis tidak
teraba. Kemudian Perawat A memberikan pertolongan
PENGKAJIAN Bantuan Hidup Dasar. Beberapa menit kemudian
Identitas Klien Ambulance Rumah Sakit datang dan membawa Tn W ke
Nama : Tn. W IGD Rumah Sakit Umum Medan masih dalam keadaan
Umur : 54 tahun tidak sadar. Setelah tiba di IGD klien diberikan tindakan
Jenis kelamin : Laki-laki pemasangan ET dan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut
Agama : Islam
 
Alamat : Lorong Ramai, Ronga-Ronga
Keluhan Utama
Penurunan kesadaran
 
Pengkajian Primer (Primary Survey)
Circulation :
Nadi karotis tidak teraba, akral hangat
Airway :
Jalan nafas paten, tidak terlihat adanya sumbatan atau
benda asing.
Breathing: Pengkajian sekunder
Apneu, korban tidak dapat bernafas spontan. Riwayat kesehatan sekarang
Disability : Korban tiba-tiba tidak sadarkan diri ketika berjalan di
Korban tidak sadarkan diri pedestrian dengan skor GCS 3, nadi karotis tidak teraba,
pernafasan tidak ada, warna kulit pucat dan dingin CRT > 2
detik
Riwayat kesehatan lalu
Tidak diketahui
Riwayat kesehatan keluarga
Tidak diketahui
Pemeriksaan head to toe
Kepala
Tidak terdapat hematom pada kepala, tidak ada distensi vena leher, trachea
terlihat dan teraba pada garis tengah.Pupil kiri dan kanan 5 mm.
Leher
Tidak terdapat deformitas, tidak ada kekakuan.
Thoraks
Dada simetris, tidak ada pengembangan paru dari proses inspirasi dan
ekspirasi, tidak terdengar suara nafas, tidak terdengar suara jantung.
Abdomen
Tidak ada tanda trauma, distensi, ascites, dan nyeri tekan.
Pelvis
Tidak ada luka, tidak ada deformitas
Paha
Tidak ada luka trauma, tidak ada deformitas.
Kaki bagian bawah dan lengan
Tidak ada luka, pembengkakan, deformitas.
NO SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM
1. Data subjektif : - Cardiac arrest Penurunan curah jantung
Data objektif :  
 Pasien mengalami penurunan kesadaran Kemampuan kontraksi otot
 GCS 3 jantung menurun
 Nadi perifer tidak teraba  
 Pernafasan tidak ada Cardiac output berkurang
 Tekanan darah tidak ada
 
 
2. DS : -  
DO : Cardiacarrest Gangguan pertukaran gas
Terlihat distress pernafasan   adekuat
Pemeriksaan AGDA : Kemampuan kontraksi otot
- PCO2 : 62 mmHg (35 – 45 mmHg) jantung menurun
- PH : 7,15 (7,35 – 7,45)  
- HCO3 : 36 mmFQ/dl (22 – 26 mmFQ/dl) Cardiac output berkurang
- P02 : 56 mmHg (80 – 100)  
Suplai O2  keseluruh tubuh
menurun

Kebutuhan O2 di paru paru tidak


terpenuhi
2 Data subjektif : - Cardiac arrest Penurunan perfusi
. Data objektif :   jaringan serebral
 Pasien mengalami penurunan kesadaran  
 GCS 3
 Kulit dingin CRT > 2 detik Kemampuan kontraksi otot
 Cianosis kuku dan bibir jantung menurun
 
 
Cardiac output berkurang
 
 
Suplai darah ke otak
tidak terpenuhi

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan kemampuan kontraksi otot jantung menurun
2. Gangguan pertukaran gas b.d suplai O2  tidak adekuat
3. Penurunan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke otak
Dx I : Penurunan curah jantung b.d kemampuan pompa jantung menurun
Tujuan : Meningkatkan kemampuan pompa jantung
Kriteria Hasil :
Nadi perifer teraba
Tekanan darah dalam batas normal

Intervensi :
Lakukan Pijat Jantung
Rasional :untuk mengaktifkan kerja pompa jantung
Berikan oksigen tambahan dengan kanula nasal/masker dan obat  sesuai indikasi  (kolaborasi)
Rasional :Meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan miokard untuk melawan efek hipoksia/iskemia.
Banyak obat dapat digunakan untuk meningkatkan volume sekuncup, memperbaiki kontraktilitas.
Palpasi nadi perifer
Rasional :Penurunan curah jantung dapat menunjukkan menurunnya nadi radial, dorsalis pedis dan
postibial. Nadi mungkin hilang atau tidak teratur untuk dipalpasi
Pantau Tekanan Darah
Rasional :Pada pasien Cardiac Arrest tekanan darah menjadi rendah atau mungkin tidak ada.
Kaji kulit terhadap pucat dan sianosis
Rasional :Pucat menunjukkkan menurunnya perfusi sekunder terhadap tidak adekuatnya curah jantung.
 
Dx II : Gangguan pertukaran gas b.d suplai O2  tidak adekuat
Tujuan : Sirkulasi darah kembali normal sehingga pertukaran gas dapat berlangsung
 
Kriteria Hasil :     
Nilai GDA normal
Tidak ada distress pernafasan
Intervensi :
Berikan O2  sesuai indikasi
Rasional :Meningkatkan konsentrasi oksigen alveolar dan dapat memperbaiki hipoksemia jaringan
Pantau GDA Pasien
Rasional :Nilai GDA yang normal menandakan pertukaran gas semakin membaik
Pantau pernapasan klien
Rasional :Untuk evaluasi distress pernapasan
Dx III :  Penurunan perfusi serebral b.d penurunan suplai  O2  ke otak
Tujuan : Sirkulasi darah kembali normal sehingga transport O2 kembali lancar

Kriteria Hasi  :
Pasien akan mempertahankan tanda-tanda vital dalam batas normal
Warna dan suhu kulit normal
CRT  < 2 detik.
Intervensi :
• Berikan vasodilator misal nitrogliserin, nifedipin sesuai indikasi
• Rasional :Obat diberikan untuk meningkatkan sirkulasi miokardia.

• Posisikan kaki lebih tinggi dari jantung


• Rasional :Mempercepat pengosongan vena superficial, mencegah distensi berlebihan danmeningkatkan
aliran balik vena

• Pantau adanya pucat, sianosis dan kulit dingin atau lembab


• Rasional :Sirkulasi yang terhenti menyebabkan transport O2 ke seluruh tubuh juga terhenti sehingga
akral sebagai bagian yang paling jauh dengan jantung menjadi pucat dan dingin

• Pantau pengisian kapiler (CRT)


• Rasional :Suplai darah kembali normal jika CRT < 2 detik dan menandakan suplai O2 kembali normal
Par
Waktu Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
af
6 Oktober Penurunan curah jantung 1. Melakukan Pijat Jantung S : Klien tidak sadar  
2020 berhubungan dengan kemampuan 2. Memberikan oksigen tambahan dengan masker mask dan obat  sesuai O :
  kontraksi otot jantung menurun indikasi  (kolaborasi) - Nadi karotis teraba 50 x/i
15.00 Wib 3. Melakukan palpasi nadi perifer - Tekanan darah 60 / 30 mmHg
4. Memantau Tekanan Darah - Kulit klien pucat dan terdapat cyanosis CRT > 2 detik
5. Mengkaji kulit terhadap pucat dan sianosis A : Masalah belum teratasi
adekuatnya curah jantung. P : Intervensi dilanjutkan
 

15.00 Wib Gangguan pertukaran gas b.d 1. Memberikan O2  simple mask S : Klien tidak sadar  
suplai O2  tidak adekuat 2. Memantau nilai AGDA Pasien O :
  3. Melakukan pemantauan pernapasan klien - RR : 12 x/ menit
Irama, bunyi, frekuensi pernafasan klien Pemeriksaan AGDA :
- PCO2 : 62 mmHg (35 – 45 mmHg)
- PH : 7,15 (7,35 – 7,45)
- HCO3 : 36 mmFQ/dl (22 – 26 mmFQ/dl)
- P02 : 56 mmHg (80 – 100)
- Kulit klien pucat dan terdapat cyanosis CRT > 2 detik
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

15.00 Wib Penurunan perfusi jaringan 1. Memberikan vasodilator nitrogliserin, nifedipin S : Klien tidak sadar  
serebral berhubungan dengan 2. Mengatur posisi kaki lebih tinggi dari jantung O :
penurunan suplai oksigen ke otak 3. Memantau adanya pucat, sianosis dan kulit dingin atau lembab - Nadi karotis teraba 50 x/i
  4. Melakukan pemeriksaan AGDA ( Analisa Gas Darah) - Tekanan darah 60 / 30 mmHg
- Kulit klien pucat dan terdapat cyanosis CRT > 2 detik
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIV

Anda mungkin juga menyukai