Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN HENTI JANTUNG

DEFINISI
ETIOLOGI
1. Usia Henti jantung Suatu kegagalan jantung dalam memompa darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh
2. Jenis Kelamin
(Purnawan Junadi, 1982). Kematian jantung mendadak merupakan kematian yang tidak terduga atau
3. Merokok
4. Penyakit arteri koronaria proses kematian yang terjadi cepat, yaitu dalam waktu 1 jam sejak timbulnya gejala. Sekitar 93 persen
5. Sinroma prolaps katup mitral SCD adalah suatu kematian aritmik. Artinya, kematian terjadi akibat timbulnya gangguan irama
(MVPS) jantung yang menyebabkan kegagalan sirkulasi darah. Jantung tiba-tiba mati (juga disebut Sudden
6. Hipertensi Cardiac Arrest) adalah kematian yang tiba-tiba akibat hilangnya fungsi hati (perhentian jantung).
7. Hiperkolesteremia
8. Aritmia supraventrkel&ventrikel

Manifestasi klinis

1. Organ-organ tubuh mulai berhenti berfungsi akibat tidak adanya Pemeriksaan Penunjang
suplai oksigen, ternasuk otak 1. Elektrokardiogram
2. Hyfoxcia serebral atau ketidakadaan oksigen pada otak, 2. Tes darah::Pemeriksaan
menyebabkan kehilangan kesadaran (collaps enzim jantung Elektrolit
3. Kerusakan otak mungkin terjadi jika cardiac arrest tidak ditangani jantung Test oba
dalam 5 menit, selanjutnya akan terjadi kematian dalam 10 menit 3. Pemeriksaan foto thorax
4. Napas dangkal dan cepat bahkan bisa terjadi apnea (tidak bernafas). 4.
5. Tekanan darah sangat rendah (hipotensi) dengan tidak ada denyut 5. Ekokardiogram
nadi yang dapat terasa pada arteri.
6. Tidak ada denyut jantung.
Penatalaksanaan Medis

1. Respons awal akan memastikan apakah suatu


kolaps mendadak benar-benar disebabkan oleh
henti jantung. Observasi gerakan respirasi, warna
kulit, dan ada tidaknya denyut nadi pada
pembuluh darah karotis atau arteri femoralis
dapat menentukan dengan segera apakah telah
terjadi serangan henti jantung yang dapat
membawa kematian. yang penting untuk
diobservasi adalah stridor yang berat dengan
nadi persisten sebagai petunjuk adanya aspirasi
benda asing atau makanan. Jika keadaan ini
dicurigai, maneuver Heimlich yang cepat dapat
mengeluarkan benda yang menyumbat.
2. Tindakan dukungan kehidupan dasar (bassic life
support
3. Tindakan dukungan kehidupan lanjutan
(advanve life suppport) Tindakan intibasi dengan
endotracheal tube Defibrilasi/ kardioversi dan
atau pemasangan pacu jantung Pemasangan infus
Diagnosa Keperawatan
PENGKAJIAN
Pertolongan kepada paseien gawat darurat dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan survei primer untuk mengidentifikasi 1. Gangguan perfusi
masalah-masalah yang mengancam hidup pasien, barulah selanjutnya dilkukan survei sekinder. jaringan berhubungan
Tahap kegiatan meliputi :
dengan penurunan suplai
a. Arway, mengecek jalan nafas dengan tujuan menjaga jalan nafas disertai kontrol servikal.
oksigen ke otak.
Data yang berhubungan dengan satus jalan nafas adalah :
- Sianosis (mencerminkan hipoksemia
2. Gangguan pertukaran gas
- Retraksi interkosta (menandakan peningkatan upaya nafas berhubungan dengan
- Pernafasan cuping hidun suplai oksigen tidak
- Bunyi nafas abnormal (menandakan ada sumbatan jalan nafas)
adekuat
- Tidak ada hembusan udara (menandakan obstruksi jalan nafas atau henti nafas)
3. Penurunan curah jantung
b. Breathing, mengecek pernafasan dengan tujuan mengelola pernafasan agar oksigen adekuat. Pengkajian pernafasan
dilakukan dengan mengidentifikasi :
berhubungan kemampuan
- Pergerakan dada pompa jantung menurun.
- Adanya bunyu nafas
- Adanya hembusan atau aliran udara
c. Sirculation, mengecek sistem sirkulasidisertai kontrol perdarahan.
Status hemodinamika dapat dilihat :
- Tingkat kesadaran
- Nadi
- Warna kulit
Pemeriksaan nadi dilakukan pada arteri besar seperti pada arteri karotis dan arteri femoral
d. Disability, mengecek satus neurologis.
e. Exposure, enviromental control, buka baju penderita tapi cegah hipotermia.
Survei primer bertujuan untuk mengetahuidengan segera kondisi yang mengancam nyawa pasien. Survei primer dilakukan
secara sekuensial sesuai dengan prioritas. Tetapi dalam prateknya dilakukan secara bersama dalam tempo waktu yang singkat
(kurang dari 10 detik). Apabila teridentifiaksi henti nafas dan henti jantung maka resusitasi harus segera dilakukan.
Perencanaan
a. Diagnosa I
Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke otak.
Tujuan : sirkulasi darah kembali nornal sehingga transport oksigen kembali lancar
Kriteria hasil:
a. Pasien dapat mempertahankan tanda-tanda vital dalam batas normal
b. Warna dan suhu kulit normar
c. CRT < 2 detik
No INTERVENSI RASIONAL
1. Berikan vasodilaor seperti Obat diberikan untuk
nitrogliserin, nifedipin sesuai meningkatkan sirkulasi
indikasi miokardia

2. Posisikan kaki lebih tinggi Mempercepat


dari jantung pengosongan vena
superficial, mencegah
distensi berlebihan dan
meningkatkan aliran balik
vena

3. Pantau adanya pucat, sianosis Sirkulasi yang terhenti


dan kulit dingin atau lembab menyebabkan transport
O2 ke seluruh tubuh juga
terhenti sehingga akral
sebagai bagian yang
paling jauh dengan
jantung menjadi pucat dan
dingin.

4. Pantau pengisian kapiler Suplai darah kembali


(CRT) normal jika CRT < 2 detik
dan menandakan suplai
O2 kembali normal

b. Diagnosa II
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan suplai oksigen tidak adekuat.
Tujuan : Sirkulasi darah kembali normal sehingga pertukaran gas dapat berlangsung
Kriteria hasil :
a. Niali GDA normal
b. Tidak ada disttess pernafasan
No. INTERVENSI RASIONAL
1. Berikan O2 sesuai Meningkatkan konsentrasi
indikasi oksigen alveolar dan dapat
memperbaiki hipoksemia
jaringan

2. Pantau GDA pasien Nilai GDA yang normal


menandakan pertukaran gas
semakin membaik

3. Pantau pernafasan klien Untuk evaluasi distress


pernapasan

c. Diagnosa III
Penurunan curah jantung berhubungan dengan kemampuan memompa jantung
menurun
Tujuan : meningkatkan kemampuan pompa jantung
Kriteria hasil :
a. Nadi perifer teraba
b. Tekanan darah dalam batas normal

No. INTERVENSI RASIONAL


1. Lakukan pijat jantung untuk mengaktifkan kerja pompa
jantung

2. Berikan oksigen tambahan Meningkatkan sediaan oksigen


dengan kanula untuk kebutuhan miokard untuk
nasal/masker dan melawan efek hipoksia/iskemia.
obat sesuai Banyak obat dapat digunakan
indikasi (kolaborasi) untuk meningkatkan volume
sekuncup, memperbaiki
kontraktilitas.

3. Palpsi nadi perifer Penurunan curah jantung dapat


menunjukkan menurunnya nadi
radial, dorsalis pedis dan
postibial. Nadi mungkin hilang
atau tidak teratur untuk
dipalpasi.

4. Pantau tekanan darah Pada pasien Cardiac Arrest


tekanan darah menjadi rendah
atau mungkin tidak ada.

5. Kaji kulit terhadap pucat Pucat menunjukkkan


dan sianosis menurunnya perfusi sekunder
terhadap tidak adekuatnya curah
jantung.
Daftar Pustaka

Muttaqin, arif.2009. penghantar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem


kardiovaskuler. Jakarta : salemba medika
Smeltzer, suzanne C. & Bare, brenga G. 2001.buku ajar keperawatan medikal bedah
(Brunner & suddarth). Jakarta : EGC
Dr. Nugroho, Taufan. 2011. Asuhan keperawatanmaternitas, anak, bedah, dan penyakit
dalam . yogyakarta : Nuhu medika
Martapura, Mei 2019

Ners Muda

(Lailis Saadah)

Perseptor Akademik,

Mira,Ns.,M.Kep
LAPORAN PENDAHULUAN
HENTI JANTUNG

OLEH:
LAILIS SAADAH
NPM 1814901110045

PROGRAM STUDI PROFESI NERS A


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
2019

Anda mungkin juga menyukai