Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

TRAUMA ABDOMEN

A. Definisi/deskripsi penyakit
Trauma adalah cedera fisik dan psikis atau kekerasan yang mengakibatkan cedera. Trauma
abdomen adalah terjadinya atau kerusakan pada organ abdomen yang dapat menyebabkan
perubahan fisiologi sehingga terjadi gangguan metabolisme, kelainan imonologi dan
gangguan faal berbagai organ. (Nurarif & Kusuma, 2016)
B. Pathway
Jatuh,pukulan benda Terkena benda
Trauma abdomen adalah cedera
tumpul,kompresi,dll tajam:pisau,peluru,ledakan,dll
atau kerusakan pada abdomen yang
dapat berupa trauma tumpul dan DiagnosaKeperawatan:
tembus, menyebabkan perubahan 1. Pola nafas tidak efektif
fisiologi pada organ abdomen 2. Nyeri akut
Gaya predisposisi trauma Ketahanan jar.tidak Trauma 3. Kerusakan integritas kulit
sehingga terjadi gangguan
> elastisitas & viskositas mampu mengkompensasi Abdomen 4. Resiko infeksi
metabolisme, kelainan imonologi
dan gangguan faal berbagai organ.

Trauma tajam Trauma tumpul Pola nafas tidak efektif b.d


Etiologi: - Trauma Penetrasi hiperventilasi
Luka terkena tembakan, tikaman NOC:Setelah dilakukan
benda tajam-Trauma Non intervensi 1x6 jam klien:
Penetrasi Kompresi organ
Kerusakan Kerusakan organ Kerusakan abdomen  menunjukkan jalan
Terkena kompresi atau tekanan
jar.kulit abdomen jar.vaskuler nafas yg paten.
dari luar tubuh.
 TTV dalam rentang
Perdarahan intra normal
Perdarahan abdomen NIC :
Manifestasi: - trauma penetrasi.
 Manajemen jalan nafas
terdapat luka robekan, luka tusuk Merangsang  Monitor respirasi dan
Luka
sampai menembus abdomen. terbuka free nerve status O2
-trauma non penetrasi.terdapat ending Peningkatan  Monitor TTV
jejas atau ruptur dibagian dalam TIK
abdomen, terjadi perdarahan intra Penuruna
abdominal, kemungkinan bukti n resiko Nyeri akut Kehilangan Penurunan aliran
klinis tidak tampak invasi Nyeri akut b.d agen cedera
cairan fisiologis balik vena
sampaibeberapa jam setelah bakteri fisik
trauma. patogen NOC:Setelah dilakukan
Syok
intervensi 15 menit klien:
Penurunan isi
hipovolemik sekuncup jantung
 mampu mentoleransi
Resiko terhadap nyeri dan
Komplikasi: Syok dan cedera
infeksi mengontrol nyeri
NIC :
Penurunan O2  kaji lokasi, karakteristik,
Penatalaksanaan:
durasi, frekuensi,
-Pre hospital Kerusakan kualitas, dan faktor
penilaian awal dilakukan prosedur integritas presipitasi nyeri.
ABC jika ada indikasi. Jika korban kulit  ajarkan tentang teknik
tidak berespon, maka segera buka Penurunan Penurunan non farmakologi
dan bersihkan jalan napas. aliran darah ke suplai O2 mengurangi nyeri
-Hospital otak kejaringan  kolaborasi dgn dokter
~penetrasi jika nyeri tdk teratasi
Isi usus Penurunan aliran
Bila ada dugaan bahwa ada luka
keluar darah ke ginjal
tembus dinding abdomen, Penurunan Hipoksia
seorang ahli bedah yang kesadaran
Pemeriksaan penunjang:
berpengalaman akan memeriksa  Pemeriksaan Rontgen
lukanya secara lokal untuk  DPL Pola nafas tidak
menentukan dalamnya luka  USG efektif
Resiko
~non penetrasi  CT Scan Abdomen ketidakefektifan
Pengambilan contoh darah dan  Pemeriksaan darah rutin perfusi jaringan
urine, pemeriksaan rontgen,  Pemeriksaan urin rutin otak
study kontras urologi dan
gastrointestinal Kerusakan integritas kulit b.d faktor mekanik (cedera tusuk)
NOC:Setelah dilakukan intervensi 2x24 jam klien:
 menunjukkan rutinitas atau bau luka minimal
 Nekrisis, selumu, lobang perluasan luka ke jaringan berkurang atau tidak ada
 Perfusi jaringan membaik.
NIC :
 Pemeliharaan akses dialysis
 Manajemen area penekanan
 Ganti balutan pada waktu yg sesuai atau biarkan luka tetap terbuka (tdk dibalut) sesuai
program.
C. Pemeriksaan Penunjang
No Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Manfaat
1. Pemeriksaan rontgen Untuk melihat trauma servikal
lateral, toraks antereroposterior
(AP), dan pelvis
2. Diagnostik Peritoneal Menentukan adanya perdarahan
Lavage (DPL) bila TD menurun
3. USG Untuk mencari cairan
intraperitoneal bebas di abdomen
4. CT Scan Abdomen Menentukan organ cedera bila TD
normal
5. Pemeriksaan darah Hb : lk : 14-18 gr/dl Hb dan HMT untuk mengetahui
rutin pr : 12-16 gr/dl bila terjadi perdarahan
Leukosit : 4000-10000 /mm3 Leukosit yang berlebih tanpa
HMT : lk : 40-48 % terdapat infeksi menunjukkan
pr : 37-43 % adanya perdarahan cukup banyak
Trombosit : 200.000-400.000 kemungkinan ruptur lienalis
/Mel darah
6. Pemeriksaan urine rutin Menunjukkan adanya trauma pada
saluran kemih bila dijumpai
hematuri

D. Penatalaksanaan
1. Pre hospital
Pengkajian yang dilakukan untuk menentukan masalah yang mengancam nyawa, harus
mengkaji dengan cepat apa yang terjadi dilokasi kejadian. Paramedik mungkin harus
melihat apabila sudah ditemukan luka tikaman, luka trauma benda lainnya, maka harus
segera ditangani, penilaian awal dilakukan prosedur ABC jika ada indikasi. Jika korban
tidak berespon, maka segera buka dan bersihkan jalan napas.

2. Hospital
a. Trauma penetrasi
Bila ada dugaan bahwa ada luka tembus dinding abdomen, seorang ahli bedah yang
berpengalaman akan memeriksa lukanya secara lokal untuk menentukan dalamnya
luka. Pemeriksaan ini sangat berguna bila ada luka masuk dan luka keluar yang
berdekatan.
- Skrinning pemeriksaan rontgen
Foto rontgen torak tegak berguna untuk menyingkirkan kemungkinan hemo atau
pneumotoraks atau untuk menemukan adanya udara intra peritonium. Serta
rontgen abdomen sambil tidur (supine) untuk menentukan jalan peluru atau
adanya udara retro peritoneum.
- IVP atau Urogram Excretory dan CT Scanning
Ini di lakukan untuk mengetauhi jenis cedera ginjal yang ada.
- Uretrografi.
Di lakukan untuk mengetauhi adanya rupture uretra.
- Sistografi
Ini digunakan untuk mengetauhi ada tidaknya cedera pada kandung kencing,
contohnya pada :
 Fraktur pelvis
 Traumanon – penetrasi
b. Penanganan pada trauma benda tumpul dirumah sakit :
- Pengambilan contoh darah dan urine
Darah di ambil dari salah satu vena permukaan untuk pemeriksaan laboratorium
rutin, dan juga untuk pemeriksaan laboratorium khusus seperti pemeriksaan darah
lengkap, potasium, glukosa, amilase.
- Pemeriksaan rontgen
Pemeriksaan rongten servikal lateral, toraks antero posterior dan pelvis adalah
pemeriksaan yang harus di lakukan pada penderita dengan multi trauma, mungkin
berguna untuk mengetahui udara ekstraluminal di retro peritoneum atau udara
bebas di bawah diafragma, yang keduanya memerlukan laparotomi segera.
- Study kontras urologi dan gastrointestinal
Dilakukan pada cedera yang meliputi daerah duodenum, kolon ascendens atau
decendens dan dubur. (Hudak & Gallo, 2001)

E. Daftar Pustaka
Dorland. (2002). Kamus Saku Kedokteran. Jakarta: EGC

Herdman, T. Heather. (2015). Diagnosa Keperawatan Defenisi dan Klasifikasi 2015-2017.


Edisi ke 10. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta:EGC.

Hudak & Gallo. (2001). Keperawatan Kritis : Pendekatan Holistik. Jakarta:EGC.


Nurarif, A & Kusuma, H. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan Penerapan
Diagnosa Nanda Nic, Noc dalam berbagai kasus Ed. Revisi Jilid 2. Jogjakarta:
Mediaction Jogja.

Smeltzer, Suzanne. C. (2001). Keperawatan Medikal Bedah Brunner and Suddarth Ed.8
Vol.3. Jakarta:EGC.
Martapura, Mei 2019
Ners Muda

(Lailis Saadah)

Perseptor Akademik,

Mira,Ns.,M.Kep
LAPORAN PENDAHULUAN
TRAUMA ABDOMEN

OLEH:
LAILIS SAADAH
NPM 1814901110045

PROGRAM STUDI PROFESI NERS A


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
2019

Anda mungkin juga menyukai