Trauma Thoraks
Kelompok 2
1. Anggi Oktama
2. Cici Paramida
3. Dava Millenia Fresha
4. Elsi Audina Sari
5. Elvina
6. Fefrina Helda
7. Pipit Hutria
8. Rany Ika Fardila
9. Zahara Muthia Rusdy
Keperawatan Gawat Darurat
Dosen Pembimbing: Ns. Rhona Sandra, M. Kep.
Defenisi
Trauma thoraks adalah luka atau cedera yang mengenai rongga
thorax yang dapat menyebabkan kerusakan pada dinding thorax
ataupun isi dari cavum thorax yang disebabkan oleh benda tajam
atau benda tumpul dan dapat menyebabkan keadaan gawat thorax
akut.
Etiologi
• Trauma pada toraks dapat dibagi 2 yaitu oleh karena trauma
tumpul 65% dan trauma tajam 34.9 % (Ekpe & Eyo, 2014).
• Penyebab trauma toraks tersering adalah kecelakaan kendaraan
bermotor (63-78%) (Saaiq, et al., 2010).
• Dalam trauma akibat kecelakaan, ada lima jenis benturan
(impact) yang berbeda, yaitu depan, samping, belakang,
berputar, dan terguling (Sudoyo, 2010).
Manifestasi Klinis
1. Temponade jantung
• Trauma tajam didaerah perikardium atau yang diperkirakan
menembus jantung
• Pucat, keringan dingin
• Pekak jantung melebar
• Bunyi jantung melemah
• ECG terdapat low Voltage seluruh lead
Next...
2. Hematothorax
• Pada WSD darah yang keluar cukup banyak dari WSD
• Gangguan pernapasan
3. Pneumothoraks
• Nyeri dada mendadak dan sesak napas
• Gagal pernapasan dengan sianosis
• Kolaps sirkulasi
• auskultasi terdengar bunyi klik
WOC
Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan keperawatan
• Resusitasi cairan intravena merupakan terapi utama dalam
menangani syok hemorhagik.
• Manajemen nyeri yang efektif merupakan salah satu hal yang
sangat penting pada pasien trauma toraks.
• Pemasangan WSD.
2. Penatalaksanaan medis
Dalam keadaan dimana terjadi trauma yang fatal maka
dilakukan Torakotomi
Kasus
Tn. D (30 tahun) dibawa penolong dan keluarganya ke rumah sakit
M.Yunus bengkulu pada tanggal 01 Januari 2019 karena mengalami kecelakaan
bermobil. Dari pengkajian pasien mengalami penurunan kesadaran. Penolong
mengatakan dada korban membentur stir mobil, setelah kecelakaan pasien
muntah darah lalu kemudian pasien tidak sadar. Keaadaan pasien saat di IGD
klien mengalami penurunan kesadaran, napas cepat dan dangkal, auskultasi
suara napas ronchi, dan pasien ngorok. Terdapat bengkak dan jejas di dada
sebelah kiri. Hasil pemeriksaan GCS 8(E2V2M4) kesadaran sopor, hasil
pemeriksaan TTV, TD : 120/80 mmHg, nadi : 110x/menit, RR : 35x/menit,
suhu : 38,7oC, akral teraba dingin, tampak sianosis, penggunaan otot-otot
pernapasan, dan napas cuping hidung.
pengkajian
Pengkajian Primer
A. Airway:
Pernapasan ada , napas ronchi, cepat dan dangkal dengan RR 35x/menit,
tampak gelisa dan sesak, ketidakefektifan bersihan jalan napas.
B. Breathing:
Pernapasan cuping hidung, pasien ngorok, penggunaan otot – otot
pernapasan, pasien sesak dengan RR 35x/menit, gangguan pola napas.
C. Circulation:
Ada nadi, nadi 110x/menit, TD : 120/80 mmHg, akral teraba dingin dan
tampak sianosis, gangguan perfusi jaringan
D. Disability:
Penurunan kesadaran, kesadaran sopor GCS 8 (E2V2M4)
E. Exposure:
Terdapat bengkak dan jejas di bagian dada sebelah kiri, akral teraba
dingin, tampak sianosis dan bagian tubuh lain nya baik.
Pengkajian sekunder
1. Identitas klien
2. Keluhan utama
Pasien datang ke RSUD Dr. M. Yunus kota bengkulu, dengan kecelakaan
bermobil, pasien mengalami penurunan kesadaran dan ada bengkak dan
jejas di bagian dada sebelah kiri
3. Riwayat penyakit sekarang
Tn. D (30 tahun) dibawa penolong dan keluarganya ke rumah sakit karena
mengalami kecelakaan bermobil. Pasien mengalami penurunan kesadaran.
Penolong mengatakan dada korban membentur stir mobil, setelah
kecelakaan pasien muntah darah lalu kemudian pasien tidak sadar.
Keaadaan pasien saat di IGD klien mengalami penurunan kesadaran, napas
cepat dan dangkal, auskultasi suara napas ronchi, dan pasien ngorok.
Terdapat bengkak dan jejas di dada sebelah kiri. Hasil pemeriksaan GCS 8
(E2V2M4) kesadaran sopor, hasil pemeriksaan TTV, TD : 120/80 mmHg,
nadi : 110x/menit, RR : 35x/menit, suhu : 38,7oC, akral teraba dingin,
tanpak sianosis, penggunaan otot-otot pernapasan, dan napas cuping
hidung.
4. Riwayat penyakit dahulu
Keluarga mengatakan pasien sudah berberapa kali mengalami kecelakaan
tetapi belum perna separah ini sampai mengaami penurunan kesadaran
serta pasien tidak memiliki riwayat penyakit apapun.
5. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : Penurunan kesadaran dan sesak
b. Kesadaran : Sopor
c. TTV :
Tekanan Darah :120/80 mmHg
Frekuensi Nadi : 110x/menit
Pernapasan : 35x/menit
Suhu : 38,7oC
d. Hidung
Inspeksi : Bentuk simetris, pernapasan cuping hidung, penggunaan otot-
otot pernapasan
Next
e. Thoraks
Inspeksi : Bentuk tidak simetris, terdapat jejas dan bengkak, pergerakan
dinding dada tidak simetris, terdapat otot bantu pernapasan.
Palpasi : Terdapat nyeri tekn dan ada pembengkakan
Auskultasi : Bunyi napas ronchi, suara ngorok, frekuensi napas
30x/menit
Perkusi : Snoring
Analisa Data
Ds : Penolong mengatakan pasien muntah darah
Do : Suara napas ngorok
Terdapat lendir dan gumpalan darah di mulut pasien
Frekuensi napas 35x/menit
1. Mk : Ketidakefektifan bersihan jalan napas
• Noc
keparahan cidera fisik
1. Memar dipertahankan pada cukup berat (2) ditingkatkan ke ringan (4).
2. Penurunan tingkat kesadaran dipertahankan pada sedang (3)
ditingkatkan ke tidak ada (5).
Kontrol risiko
1. Mengidentifikasi faktor risiko dipertahankan pada jarang menunjukan
(2) ditingkatkan ke sering menunjukan (4)
2. Memonitor faktor risiko individu dipertahankan pada kadang-kadang
menunjukan (3) ditingkatkan ke secara konsisten menunjukan (5).
• Nic
Pencegahan syok
1. Monitor terhadap adanya respon kompensasi awal syok
2. Monitor terhadap adanya tanda-tanda respon sindroma inflamasi
sistemik
https://www.researchgate.net/publication/330357547-Askep-Trauma-
Thoraks-Hematoraks