LAPORAN PENDAHULUAN

TRAUMA THORAK
PADA TN. S UMUR 76 TAHUN
DI INSTALASI GAWAT DARRURAT
RUMAH SAKIT ISLAM PURWOKERTO

Di susun oleh :
Nana Dwiansah Yoga Permana
(1711020153)
KEPERAWATAN S1 5C
Definisi
• Trauma thoraks adalah luka atau cedera yang mengenai rongga thorax
yang dapat menyebabkan kerusakan pada dinding thorax ataupun isi dari
cavum thorax yang disebabkan oleh benda tajam atau benda tumpul dan
dapat menyebabkan keadaan gawat thorax akut (Sudoyo, 2009).
• Trauma thoraks diklasifikasikan dengan tumpul dan tembus. Trauma
tumpul merupakan luka atau cedera yang mengenai rongga thorax yang
disebabkan oleh benda tumpul yang sulit diidentifikasi keluasan
kerusakannya karena gejala-gejala umum dan rancu (Sudoyo, 2010)
• Trauma adalah penyebab kematian terbanyak pada dekade 3
kehidupan diseluruh kota besar didunia dan diperkiraan 16.000 kasus
kematian akibat trauma per tahun yang disebabkan oleh trauma
toraks di amerika. Sedangkan insiden penderita trauma toraks di
amerika serikat diperkirakan 12 penderita per seribu populasi per hari
dan kematian yang disebabkan oleh trauma toraks sebesar 20-25%.Dan
hanya 10-15% penderita trauma tumpul toraks yang memerlukan tindakan
operasi, jadi sebagian besar hanya memerlukan tindakan sederhana untuk
menolong korban dari ancaman kematian (Sudoyo, 2009).
Etiologi
Trauma pada toraks dapat dibagi 2 yaitu oleh karena trauma tumpul 65%
dan trauma tajam 34.9 % (Ekpe & Eyo, 2014). Penyebab trauma toraks
tersering adalah kecelakaan kendaraan bermotor (63-78%) (Saaiq, et al.,
2010). Dalam trauma akibat kecelakaan, ada lima jenis benturan (impact)
yang berbeda, yaitu depan, samping, belakang, berputar, dan terguling
(Sudoyo, 2010).
Tanda Dan Gejala
- Ada jejas pada thorak
- Nyeri pada tempat trauma, bertambah saat inspirasi
- Pembengkakan lokal dan krepitasi saat palpasi
- Pasien menahan dadanya dan bernafas pendek
- Penurunan tekanan darah
- Perfusi jaringan tidak kuat
 Gerakan fragmen costa yang patah
Saat inspirasi/ekspirasi

Mekanisme peradangan

Penumpukan cairan darah disaluran napas atas

Ketidak efektifan bersihan jalan napas

Primary Survey
1. Airway
a. Look : Terdapat tanda tanda obstruksi jalan napas, pergerakan
dada tidak simetris.
b. Feel : Terdapat hembusan napas
c. Listen : Terdapat obstruksi jalan napas, suara napas grugling
(adanya cairan di saluran nafas bagian atas
2. Breathing
a. Look : pernapasan RR : 30 x / menit, SpO2 : 94 %, pergerakan
dinding dada tidaksimetris, dada kanan lebih menonjol
b. Feel : Suara perkusi sonor (paru terisi udara)
c. Listen : Suara nafas normal
3. Circulation
a. Look : ada tanda-tanda ganggguan kardiovaskuler, CRT > 2 detik
b. Feel : akral terasa dingin (S : 36,3 ˚C)
c. Listen : TD : 108/60 mmHg, N : 108 x / menit
Primary Survey
4. Disability
a. Kesadaran umum : Delirium
b. GCS : E=4 V=2 M=4
c. Pupil isohor, bentuk bulat, respon cahaya vasokontriksi, equualitas
2mm
5. Exposure
a. Look : Terdapat jejas dan krepitasi dibagian dada kanan, bagian
dada kanan lebih menonjol dari pada bagian dada kiri
Secondary Survey
K :-
O : Tidak mengkonsumsi obat
M :-
P : Tidak ada penyakit penyerta
A :-
K : Tidak ada kejadian yang sama
Diagnosa Keperawatan
Inefektif bersihan jalan nafas b.d peningkatan sekresi sekret
a. DS : -
b. DO : Pasien tampak gelisah
Pasien tampak meronta-ronta
Pasien tampak mengalami kekacauan gerakan
TD : 108/60 mmHg
N : 108 x / menit
RR : 30 x / menit
S : 36,3 ˚C
SpO2 : 94 %
 Rencana Keperawatan
Indikator Awal Akhir
Gelisah 1 3
Frekuensi napas 2 4
Dispnea 3 4

Terapi oksigenasi

Melakukan perawatan luka dan pembidaian

Penghisapan jalan nafas (suction)

Resustasi jantung paru (resqubhriting)

Implementasi Dan Respon
1. Terapi oksigenasi :
Respon : Pasien tampak gelisah
2. Melakukan perawatan luka dan pembidaian :
Respon : Pasien tampak gaduh gelisah , serta meronta ronta, gerakan
terganggu
3. Penghisapan jalan napas (suction)
Respon : -
4. Resustasi jantung paru
Respon : -
Evaluasi
S:-
O : Pasien tampak tidak menunjukkan respon apapun
A : Masalah tidak teratasi dengan pasien meninggal
P : Hentikan Intervensi
TERIMA KASIH