Anda di halaman 1dari 26

KEGAWATAN

PADA THORAX
(DADA)
Disusun oleh : Kelompok 2:
1. Anti Antikah (3020041012)
2. Ayu Nurul Anas (3020041018)
3. Asnawiyah (3020041015)
4. Ernawati (3020041039)
5. Fathia Nur Awalidina (3020041042)
6. Fitri Nurmala (3020041048)
7. Innama Septiana Sari (3020041060)
8. Ricky Rismawan (3020041099 )

2
Konsep thorax

A.definisi
 trauma thoraks adalah trauma yang mengenai
dinding toraks yang secara langsung maupun tidak
langsung berpengaruh pada pada organ didalamnya,
baik sebagai akibat dari suatu trauma tumpul
maupun oleh sebab trauma tajam.
 

3
B.anatomi fisiologi

 Dinding toraks merupakan rongga yang berbentuk kerucut, dimana


pada bagian bawah lebih besar dari pada bagian atas dan pada
bagian belakang lebih panjang dari pada bagian depan. Pada rongga
toraks terdapat paru - paru dan mediastinum. Organ yang terletak
dalam rongga dada yaitu; esophagus, paru, hati, jantung, pembuluh
darah dan saluran limfe (Patriani, 2012). Kerangka toraks
meruncing pada bagian atas dan berbentuk kerucut terdiri dari
sternum, dua belas pasang kosta, sepuluh pasang kosta yang
berakhir di anterior dalam segmen tulang rawan dan dua pasang
kosta yang melayang. Tulang kosta berfungsi melindungi organ
vital rongga toraks seperti jantung, paru-paru, hati dan Lien
(Patriani, 2012).

4
Pathway

5
D.Manifestasi klinis
1.Temponade
jantung
a) Trauma tajam didaerah perikardium atau yang diperkirakan
menembus jantung
b) Gelisah
c) Pucat, keringan dinginPeninggian TVJ (9Tekanan Vena
Jugularis)
d) Pekak jantung melebar
e) Bunyi jantung melemah
f) Terdapat tanda-tanda paradoxical pulse pressure
g) ECG terdapat low Voltage seluruh lead
h) Perikardiosentesis kuluar darah (FKUI:2005)

6
2.Hematothorax

a. Pada WSD darah yang keluar cukup banyak dari WSD


b. Gangguan pernapasan (FKUI:2005)

7
Pneumothoraks

a. Nyeri dada mendadak dan sesak napas


b. Gagal pernapasan dengan sianosis
c. Kolaps sirkulasi
d. Dada atau sisi yang terkena lebih resonan pada perkusi
dan suara napas yang terdapat jauh atau tidak terdengar
sama sekali
e. Pada auskultasi terdengar bunyi klik

8
F.penatalaksanaan

 Mercury is the closest planet to the Sun


andManajemen awal untuk pasien trauma
toraks tidak berbeda dengan pasien trauma
lofcervical ainnya dan meliputi ABCDE, yaitu A:
airway patency with care spine, B: Breathing
adequacy, C: Circulatory support, D:
Disabilityassessment, dan E: Exposure without
causing hypothermia (Nugroho, 2015).

9
 Pemeriksaan primary survey dan pemeriksaan dada secara keseluruhan harus dilakukan.
Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi dan menangani kondisi yang mengancam nyawa
dengan segera, seperti obstruksi jalan napas, tension Pneumotoraks, pneuomotoraks
terbuka yang masif, hemotoraks masif, tamponade perikardial, dan flail chest yang besar
(Nugroho, 2015).
Apnea, syok berat, dan ventilasi yang inadekuat merupakan indikasi utama untuk intubasi
endotrakeal darurat.Resusitasi cairan intravena merupakan terapiutama dalam
menangani syok hemorhagik.Manajemen nyeri yang efektif merupakan salah satu hal
yang sangat penting pada pasien trauma toraks.
Ventilator harus digunakan pada pasien dengan hipoksemia, hiperkarbia, dan takipnea
berat atau ancaman gagal napas (Hudak, 2011). Pasien dengan tanda klinis tension
Pneumotoraks harus segera menjalani dekompresi dengan torakosentesis jarum dilanjutkan
dengan torakostomi tube. Foto toraks harus dihindari pada pasien - pasien ini karena
diagnosis dapat ditegakkan secara klinis dan pemeriksaan x - ray hanya akan menunda
pelaksanaan tindakan medis yang harus segera dilakukan.
1
0
G.cara penanganan medis
 
 Pencegah trauma thorax yang efektif adalah dengan cara
menghindari faktor penyebabnya, seperti menghindari
terjadinya trauma yang biasanya banyak dialami pada kasus
kecelakaan dan trauma yang terjadi berupa trauma tumpul
serta menghindari kerusakan pada dinding thorax ataupun isi
dari cavum thorax yang bisanya di sebabkan oleh benda tajam
ataupun benda tumpul yang menyebabkan keadaan gawat
thoraks.

1
1
ASUHAN KEPERAWATAN
a. Kasus Keperawatan
Tn. D (30 tahun) dibawa penolong dan keluarganya ke rumah sakit
M.Yunus bengkulu pada tanggal 01 Januari 2019 karena mengalami
kecelakaan bermobil. Dari pengkajian pasien mengalami penurunan
kesadaran. Penolong mengatakan dada korban membentur stir mobil, setelah
kecelakaan pasien muntah darah lalu kemudian pasien tidak sadar.
Keaadaan pasien saat di IGD klien mengalami penurunan kesadaran,
napas cepat dan dangkal, auskultasi suara napas ronchi, dan pasien ngorok.
Terdapat bengkak dan jejas di dada sebelah kiri. Hasil pemeriksaan
GCS 8(E2V2M4) kesadaran sopor, hasil pemeriksaan TTV, TD : 120/80
mmHg, nadi : 110x/menit, RR : 35x/menit, suhu : 38,7̊ C, akral teraba
dingin, tampak sianosis, penggunaan otot-otot pernapasan, dan napas
1
cuping hidung 2
Pengkajian
1. Pengkajian Primer :
A. Airway : Pernapasan ada , napas ronchi, cepat dan dangkal dengan RR 35x/menit, tampak gelisa dan
sesak, ketidakefektifan bersihan jalan napas.
B. Breathing : Pernapasan cuping hidung, pasien ngorok, penggunaan otot – otot pernapasan, pasien sesak
dengan RR 35x/menit,gangguan pola napas.
C. Circulation : Ada nadi, nadi 110x/menit, TD : 120/80 mmHg, akral teraba dingin dan tampak sianosis,
gangguan perfusi jaringan
D. Disability : Penurunan kesadaran, kesadaran sopor GCS 8 (E2V2M4)
E. Exposure : Terdapat bengkak dan jejas di bagian dada sebelah kiri, akral teraba dingin, tampak sianosis
dan bagian tubuh lain nya baik.
 

1
3
2.Pengkajian Sekunder

ANAMNESIS ANAMNESIS

B.Identitas penanggung jawab :


A.Identitas klien Nama : Ny. D
Nama : Tn. D Jenis Jenis kelamin :
kelamin : Laki-laki Prempuan
Umur : 30 tahun Alamat : Pagar
Alamat : Pagar dewa dewa
Agama : Islam Agama : Islam
Bahasa : Melayu Hubungan dengan pasien : Istri
Status perkawinan : Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Sopir travel C.Keluhan utama Pasien datang ke
Golongan darah : B RSUD Dr. M. Yunus kota bengkulu,
No. register :- dengan kecelakaan bermobil, pasien
Tanggal MRS : 21 Mei 2018 mengalami penurunan kesadaran
Diagnosa medis : Pulmonalis dan ada bengkak dan jejas di bagian
embolus dad sebelah kiri.

1
4
D.Riwayat kesehatan

1.Riwayat penyakit sekarang

Tn. D (30 tahun) dibawa penolong dan keluarganya ke rumah sakit karena mengalami kecelakaan
bermobil. Pasien mengalami penurunan kesadaran. Penolong mengatakan dada korban
membentur stir mobil, setelah kecelakaan pasien muntah darah lalu kemudian pasien tidak sadar.
Keaadaan pasien saat di IGD klien mengalami penurunan kesadaran, napas cepat dan dangkal,
auskultasi suara napas ronchi, dan pasien ngorok. Terdapat bengkak dan jejas di dada sebelah
kiri. Hasil pemeriksaan GCS 8(E2V2M4) kesadaran sopor, hasil pemeriksaan TTV, TD : 120/80
mmHg, nadi : 110x/menit, RR : 35x/menit, suhu : 38,7oC, akral teraba dingin, tanpak sianosis,
penggunaan otot-otot pernapasan, dan napas cuping hidung.
Riwayat penyakit dahulu
Keluarga mengatakan pasien sudah berberapa kali mengalami kecelakaan tetapi belum perna
separah ini sampai mengaami penurunan kesadaran serta pasien tidak memiliki riwayat
penyakit apapun.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Penurunan kesadaran dan sesak
Kesadaran : Sopor
TTV
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Frekuensi Nadi : 110x/menit
Pernapasan : 35x/menit
Suhu : 38,7 C
C.Analisa Data

no Data etiologi masalah

1. DS : Hematoraks Bersihan jalan napas


Penolong pasien tidak efektif.
mengatakan setelah  
kecelakaan pasien Ekspensi paru
muntah darah.  
DO :  
• Keasadaran spoor Gangguan ventilasi
• RR : 35x/menit
• Auskultasi suara
napas ronchi dan
pasien ngorok
• Pasien tampak
sianosis

1
6
2 DS : Trauma thorak Gangguan ventilasi
  spontan
- Penolong pasien  
mengatakan pasien
Reabsorsi darah
mengalami penurunan  
kesadaran  
- Napas cepat dan Hemathorak
dangkal  
 
DO :
- Penggunaan otot-otot Ekspensi paru
 
pernapasan  
- Napas cuping hidung
Gangguan ventilasi spontan
- Frekuensi pernapasan :
35x/menit

1
7
3 DS : Trauma thorak Nyeri dada ( akut )
- Penolong mengatakan
dada pasein membentur
Perdarahan jaringan intersitium
stir mobil
DO :
- Terdapat bengkak dan
Reabsorsi darah
jejas di dada pasien
 
sebelah kiri
 
Merangsang reseptor nyeri dada

1
8
D.Diagnosis
Keperawatan

1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d hipersekresi jalan napas ditandai dengan gumpalan
darah yang menghalangi jalan napas
2. Gangguan ventilasi spontan b.d kelelahan otot pernapasan ditandai dengan penggunaan
otot bantu napas
3. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik ditandai dengan dada terbentur stir mobil, terdapat
bengkak di dada sebelah kiri

1
9
E.Intervensi Keperawatan

No. Diagnosa Tujuan intervensi

1 Bersihan jalan napas tidak Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi :


efektif b.d hipersekresi jalan selama 2x24jam. Bersihan jalan napas - Monitor pola napas
napas ditandai dengan meningkat dengan kriteria hasil : (frekuensi,
gumpalan darah yang 1. Dispnea menurun kedalaman,usaha
menghalangi jalan napas 2. Sulit bicara menurun napas)
3. Sianosis menurun - Identifikasi
4. Frekuensi napas membaik kontraindikasi fisioterapi
5. Pola napas membaik dada (mis. Eksaserbasi
PPOK akut, pneumonia
tanpa produksi sputum
berlebih, kanker paru-
paru).
2
0
- Periksa segmen paru yang
mengandung sekresi berlebih
Terapeutik :
- Lakukan fisioterapi dada, jika
perlu
- Keluarkan sumbatan benda
padat dengan forsep McGill
- Lakukan penghisapan lender
untuk mengeluarkan secret,
jika perlu
Edukasi :
- Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
 

2
1
2. Gangguan ventilasi spontan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi :
b.d kelelahan otot pernapasan selama 2x24jam. Ventilasi spontan - Identifikasi adanya
ditandai dengan penggunaan meningkat dengan kriteria hasil : kelelahan otot bantu
otot bantu napas 1. Dispnea menurun napas
2. Penggunaan otot bantu napas - Monitor status respirasi
menurun dan oksigenasi ( mis.
3. PCO2 membaik Frekuensi dan kedalaman
4. Takikardia membaik napas, penggunaan otot
bantu napas, bunyi napas
tambahan, saturasi
oksigen ).

2
2
Terapeutik :
- Pertahankan kepatenan
jalan napas
- Berikan oksigen 100%
selama 3-5menit, sesuai
kebutuhan
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
bronkholidator, jika perlu

2
3
3. Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi :
pencedera fisik ditandai selama 2x24 jam. Tingkat nyeri menurun - Identifikasi lokasi,
dengan dada terbentur stir dengan kriteia hasil : karakterisiktik, durasi
mobil, dan terdapat bengkak 1. Keluhan nyeri menurun frekuensi, kualitas
di dada sebelah kiri 2. Bengkak dada membaik intensitas nyeri
3. Pola napas membaik - Identifikasi respons nyeri
non verbal
Terapeutik :
- Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri.

2
4
Edukasi :
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

2
5
Thank’s You

2
6

Anda mungkin juga menyukai