Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KEGAWATAN PADA KEPALA


DOSEN PENGAMPU : Arif Susila,M.Kep

Disusun Oleh : Kelompok 3


Fina Maulina
Hariyanti
Ipah Latipah
Kembariyah
Leli Hayati
Nurfeni
Pedly Pairuz Rahman
Rizal Insani

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATA


UNIVERSITAS FALETEHAN
2|Page
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan
hidayah Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul " Makalah Kegawat
Daruratan Cedera Kepala".
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Keperawatan gawat
darurat. Penyusunan makalah ini kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini baik berupa bimbingan, dorongan, doa, dan kerja
sama yang baik dari semua pihak.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca baik mahasiswa maupun masyarakan umum.

Serang, 25 Februari 2022

Penyusun

Page | 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................3
1.1. Latar Belakang..................................................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................................4
1.3. Tujuan...............................................................................................................................4

BAB II KONSEP CEDERA KEPALA...........................................................................................5


2.1. Teori Cedera Kepala.........................................................................................................5
2.2. Etiologi Cedera Kepala.....................................................................................................5
2.3. Klasifikasi Cedera Kepala.................................................................................................5
2.4. Patofisiologi Cedera Kepala..............................................................................................6
2.5. Penatalaksanaan Medis.....................................................................................................7
2.6. Diagnosa Keperawatan Cedera Kepala.............................................................................8
2.7. Perencanaan Keperawatan Cedera Kepala........................................................................8

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................12


3.1. Kesimpulan.....................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................13

Page | 2
BAB I
PENDAHULUAN

2.1. Latar Belakang


Cedera kepala merupakan proses dimana terjadi trauma langsung atau deselerasi
terhadap kepala yang menyebabkan kerusakan tengkorak dan otak (Pierce dan
Neil,2006). Adapun menurut Brain Injury Assosiation of Amerika (2009) cedera kepala
merupakan suatu kerusakan pada kepala, bukan bersifat kongenital ataupun degeneratif,
tetapi disebabkan oleh serangan atau benturan fisik dari luar, yang dapat mengurangi
atau mengubah kesadaran yang mana menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif dan
fungsi fisik.
Di Indonesia, kejadian cedera kepala setiap tahunnya diperkirakan mencapai
500.000 kasus. Dari jumlah diatas,10% penderita meninggal sebelum tiba di rumah sakit
dan lebih dari 100.000 penderita menderita berbagai tingkatan kecacatan akibat cedera
dikepala tersebut. Di negara berkembang seperti Indonesia, perkembangan ekonomi dan
industri memberikan dampak frekuensi cedera kepala cenderung semakin meningkat.
Distribusi kasus cedera kepala terutama melibatkan kelompok usia produktif antara-44
tahun dan didominasi oleh laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Penyebab cedera
kepala terbanyak adalah akibat kecelakaan lalu lintas, jatuh ( terutama pada anak-anak ).
Cedera kepala berperan pada hampir separuh dari seluruh kematian akibat
trauma.Oleh karena itu, sudah saatnya seluruh fasilitas kesehatan yang ada, khususnya
rumah sakit sebagai layanan terdepan pelayanan kesehatan, dapat melakukan
penanganan yang optimal bagi penderita cedera kepala. Penanganan yang kurang tepat
pada pasien cidera kepala akan berdampak fatal bahkan sampai pada kematian. Dalam
pengambilan diagnosa keperawatan haruslah tepat sehingga pasien dapat ditolong
dengan cepat dan tepat.

Page | 3
2.2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana konsep teori cedera kepala ?
b. Bagaimana konsep teori kegawatan pada kepala ?
c. Bagaimana konsep asuhan keperawatan cedera kepala ?

2.3. Tujuan
a. Untuk mengetahui Konsep teori kegawat darurat pada kepala
b. Untuk mengetahui bagaimana penanganan medis kegawat daruratan pada kepala
c. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan kegawat daruratan pada kepala
d. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan kegawatdaruratan kepala

BAB II

Page | 4
KONSEP CEDERA KEPALA

2.1. Teori Cedera Kepala


Cedera kepala merupakan proses dimana terjadi trauma langsung atau
deselerasiterhadap kepala yang menyebabkan kerusakan tengkorak dan otak (Pierce dan
Neil,2006). Adapun menurut Brain Injury Assosiation of Amerika (2009) cedera
kepalamerupakan suatu kerusakan pada kepala, bukan bersifat kongenital ataupun
degeneratif, tetapi disebabkan oleh serangan atau benturan fisik dari luar, yang dapat
mengurangi ataumengubah kesadaran yang mana menimbulkan kerusakan kemampuan
kognitif dan fungsi fisik.
Cedera kepala atau trauma kepala adalah gangguan fungsi normal otak karena
trauma, baik trauma tumpul maupun trauma tajam.Defisit neurologis terjadi karena
robeknyasubstansia alba, iskemia dan pengaruh massa karena hemorargig, serta edema
cerebraldisekitar jaringan otak. (Batticaca, 2008)

2.2. Etiologi Cedera Kepala


Cedera kepala disebabkan oleh banyak hal, seperti :
a. Kecelakaan lalu lintas.
b. Jatuh
c. Trauma benda tumpul
d. Kecelakaan kerja
e. Kecelakaan rumah tangga
f. Kecelakaan olahraga.
g. Trauma tembak dan pecahan bom (Ginsberg, 2007)

2.3. Klasifikasi Cedera Kepala


Cedera kepala berdasarkan beratnya cedera, menurut (Mansjoer, 2000) dapat
diklasifikasikan penilaiannya berdasarkan skor GCS dan dikelompokkan menjadi :

a Cedera kepala ringan dengan nilai GCS 14 – 15.

Page | 5
 Pasien sadar, menuruti perintah tapi disorientasi.
 Tidak ada kehilangan kesadaran.
 Tidak ada intoksikasi alkohol atau obat terlarang.
 Pasien dapat mengeluh nyeri kepala dan pusing.
 Pasien dapat menderita laserasi, hematoma kulit kepala
b Cedera kepala sedang dengan nilai GCS 9 – 13
 Pasien bisa atau tidak bisa menuruti perintah, namun tidak memberi respon
yang sesuai dengan pernyataan yang di berikan.
 Amnesia paska trauma
 Muntah
 Tanda kemungkinan fraktur cranium (tanda Battle, mata rabun,
hemotimpanum, otoreaatau rinorea cairan serebro spinal).
 Kejang.
c Cedera kepala berat dengan nilai GCS sama atau kurang dari 8.
 Penurunan kesadaran sacara progresif.
 Tanda neorologis fokal.
 Cedera kepala penetrasi atau teraba fraktur depresi cranium (mansjoer, 2000).

2.4. Patofisiologi Cedera Kepala


Menurut Tarwoto (2007 : 127) adanya cedera kepala dapat mengakibatkan
kerusakan struktur, misalnya kerusakan pada paremkim otak, kerusakan pembuluh
darah,perdarahan,edema dan gangguan biokimia otak seperti penurunan adenosis
tripospat,perubahan permeabilitas faskuler. Patofisiologi cedera kepala dapat di
golongkan menjadi 2 yaitu:
a Cedera kepala primer merupakan suatu proses biomekanik yang dapat terjadi
secara langsung saat kepala terbentur dan memberi dampak cedera jaringan otak.
Cedera kepala primer adalah kerusakan yang terjadi pada masa akut, yaitu terjadi
segera saat benturan terjadi. Kerusakan primer ini dapat bersifat ( fokal ) local,
maupun difus. Kerusakan fokal yaitu kerusakan jaringan yang terjadi pada bagian
tertentusaja dari kepala, sedangkan bagian relative tidak terganggu. Kerusakan

Page | 6
difus yaitu kerusakan yang sifatnya berupa disfungsi menyeluruh dari otak dan
umumnya bersifat makroskopis.
b Cedera kepala sekunder terjadi akibat cedera kepala primer, misalnya akibat
hipoksemia, iskemia dan perdarahan.Perdarahan cerebral menimbulkan
hematoma, misalnya Epidoral Hematom yaitu adanya darah di ruang Epidural
diantara periosteum tengkorak dengan durameter,subdural hematoma akibat
berkumpulnya darah pada ruang antara durameterdengan sub arakhnoit dan intra
cerebal hematom adalah berkumpulnya darah didalam jaringan cerebral.

2.5. Penatalaksanaan Medis


Penatalaksanaan pasien dengan cedera kepala (Wahyu Widagdo, dkk, 2007)
meliputi sebagai berikut :
a. Non pembedahan
 Glukokortikoid (dexamethazone) untuk mengurangi edema.
 Diuretic osmotic (manitol) diberikan melalui jarum dengan filter untuk
mengeluarkan kristalkristal mikroskopis.
 Diuretic loop (misalnya furosemide) untuk mengatasi peningkatan tekanan
intracranial.
 Obat paralitik (pancuronium) digunakan jika klien dengan ventilasi mekanik
untuk megontrolkegelisahan atau agitasi yang dapat meningkatkan resiko
peningkatan tekanan intracranial.
b. Pembedahan
Kraniotomi di indikasikan untuk:
 Mengatasi subdural atau epidural hematoma.
 Mengatasi peningkatan tekanan cranial yang tidak terkontrol.
 Mengobati hidrosefalus.

Page | 7
2.6. Diagnosa Keperawatan Cedera Kepala
a. Ketidak efektifan perfusi jaringan otak b/d penurunan sirkulasi darah ke otak,
adanya edema serebral.
b. Resiko Ketidak efektifan pola nafas b/d dengan kerusakan neurovaskuler (cedar
pada pusat pernapasan otak), kerusakan persepsi atau kognitif, obstruksi
trakheobronkial,
a. Nyeri akut b/d cedera fisik, peningkatan tekanan intrakranial, danalattraksi.
b. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas b/d akumulasi cairan, trauma.
c. Gangguan persepsi sensori b/d penurunan kesadaran, peningkatantekanan intra
cranial.
d. Gangguan mobilitas fisik b/ d spastisitas kontraktur, kerusakan saraf motorik.
e. Resiko infeksi b/d jaringan trauma, kerusakan kulit kepala.
f. Resiko kekurangan volume cairan b/d haluaran urine dan elektrolit meningkat.
g. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d kelemahan otot untuk
menguyah dan menelan.
h. Resiko cedera b/d penurunan tingkat kesadaran, gelisah, agitasi, gerkan involunter
dan kejang.
i. Ansietas b/d stress ancaman kematian.

2.7. Perencanaan Keperawatan Cedera Kepala


No. Diagnosa Tujuan Intervensi
Keperawatan
1. Ketidak Setelah dilakukan tindakan Manajemen peningkatan tekanan
efektifan asuhan keperawatan selama intracranial
perfusi 3 × 24 jam dengan tujuan Observasi
jaringan otak perfusi serebral meningkat,  Identifikasi penyebab peningkatan
b/d penurunan dengan KH sebagai berikut : TIK (lesi, gang metabolism,
sirkulasi darah  Tingkat kesadaran edema serebral)
ke otak kognitif meningkat.  Monitor tanda/gejala peningkatan
 Tekanan intracranial TIK (TD meningkat, tekanan nadi
menurun. Sakit kepala melebar, bradikardia, pola nafas,

Page | 8
menurun. kesadaran menurun)
 Gelisah dan cemas  Monitor MAP (Mean Arterial
menurun. Pressure)
 Demam menurun  Monitor CPP (Central Venous
 Tekanan darah sistolik Pressure)
dan diastolic membaik.  Monitor gelombang ICP
 Reflek saraf membaik  Monitor status pernafasan
 Monitor intake dan output cairan.
Teraupetik
 Berikan posisi semi fowler
 Cegah terjadi nya kejang
 Hindari pemberian cairan IV
hipotonik
 Atur ventilator agar PaCO2
optimal
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian sedasi dan
anti konvulsan, jika perlu.
 Kolaborasi pemberian diuretic
osmosis, jika perlu.

2. Resiko Setelah dilakukan tindakan Manajemen Jalan Nafas


Ketidak asuhan keperawatan selama Observasi
efektifan pola 3 × 24 jam dengan tujuan  Monitor pola nafas (frekuensi,
nafas b/d pola nafas membaik, dengan kedalaman, usaha nafas)
dengan KH sebagai berikut :  Monitor bunyi nafas tambahan
kerusakan  Ventilasi semenit (gurgling, mengi, wheezing, ronki
neurovaskuler meningkat kering)
(cedar pada  Tekanan ekspirasi dan Terapeutik
pusat inspirasi meningkat  Pertahankan kepatenan jalan nafas
pernapasan  Penggunaan otot bantu
Page | 9
otak) nafas menurun dengan head-tilt dan chin-lift
 Pemanjangan fase  Posisikan semi fowler atau
ekspirasi menurun fowler.
 Ortopnea menurun  Lakukan fisioterapi dada, jika
 Pernafasan pursed-lip perlu.
menurun  Berikan oksigen, jika perlu.
 Pernafasan cuping Edukasi
hidung menurun.  Anjurkan asupan cairan 2000 ml
 Frekuensi nafas perhari , jika tidak kontraindikasi.
membaik Kolaborasi
 Kedalaman nafas  Kolaborasi pemberian
membaik bronkodilator, ekspektoran,
 Ekskursi dada membaik mukolitik, jika perlu.
3. Nyeri akut b/d Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
cedera fisik asuhan keperawatan selama Observasi
3 × 24 jam dengan tujuan  Identifikasi lokasi, karakteristik,
nyeri akut menurun, dengan durasi, frekuensi, kualitas,
KH sebagai berikut : intensitas nyeri.
 Keluhan nyeri menurun  Identifikasi skala nyeri
 Meringis dan gelisah  Identifikasi respon nyeri non
menurun verbal
 Kesulitan tidur menurun  Identifikasi faktor yang
 Perasaan takut memperberat dan memperingan
mengalami cedera nyeri.
berulang menurun Terapeutik
 Ketegangan otot  Control lingkungan yang
menurun memperberat nyeri
 Muntah dan mual  Berikan teknik non farmakologis
menurun untuk mengurangi nyeri
 Frekuensi nadi membaik  Fasilitasi istirahat dan tidue

Page | 10
 Pola nafas membaik  Pertimbangkan jenis dan sumber
 Pola tidur membaik nyeri dalam pemilihan strategi
 Tekanan darah membaik meredakan nyeri
Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode dan
pemicu nyeri
 Jelaskan strategi meredakan
nyeri
 Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan yang sudah dijelaskan, bisa disimpulkan bahwa cedera
kepala adalah trauma pada otak yang disebabkan adanya kekuatan fisik dari luar yang
dapat menyebabkan terjadinya penurunan kesadaran, akibat nya dapat menyebabkan
gangguan kognitif, gangguan tingkah laku atau fungsi emosional. Gangguan ini dapat
bersift sementara atau permanen yang menimbulkan kecacatan baik partial atau total
serta gangguan psikososial.

Page | 11
DAFTAR PUSTAKA

Https://idoc.pub/documens/makalah-cedera-kepala-6klz0o12zq4g
Https://Id.scribd.com/document/376956014/Makalah-Kegawatdaruratan-Cedera-
Kepala-1-docx

Page | 12

Anda mungkin juga menyukai