Anda di halaman 1dari 33

ADSORPSI

Adsorpsi : Peristiwa pemisahan campuran melalui


penyerapan molekul-molekul cairan atau gas pada
permukaan adsorben, hingga terjadi perubahan
konsentrasi pada cairan atau gas tersebut.

Adsorpsi Fisik Adsorpsi Kimia

Disebabkan oleh Disebabkan oleh


gaya Van der Waals reaksi antara zat
yang diserap dengan
adsorben

 Materi yang hendak diadsorp : adsorbat


 Materi yang mengabsorp : adsorben/adsorban
Perbedaan Adsorpsi Fisika & Adsorpsi Kimia
Adsorpsi Fisika Adsorpsi Kimia
Molekul terikat pada adsorben Molekul terikat pada adsorben
oleh gaya Van der Waals oleh ikatan kimia
Entalpi reaksi = -4 s/d -40 kJ/mol Entalpi reaksi = -40 s/d -800
kJ/mol
Dapat membentuk lapisan Membentuk lapisan monolayer
multilayer
Adsorpsi hanya terjadi pada suhu Adsorbsi dapat terjadi pada suhu
di bawah titik didih adsorbat tinggi
Jumlah adsorbsi pada permukaan Jumlah adsorpsi pada permukaan
merupakan fungsi adsorbat merupakan karakteristik adsorben
dan adsorbat

Tidak melibatkan energi aktivasi Melibatkan energi aktivasi


tertentu tertentu
Bersifat tidak spesifik Bersifat sangat spesifik
Perbedaan Adsorpsi Fisika & Adsorpsi Kimia

Adsorpsi Fisika Adsorpsi Kimia


Tidak terjadi reaksi kimia Terjadi reaksi kimia

Proses cepat Proses lambat

Mudah terjadi pemutusan ikatan Sulit terjadi pemutusan ikatan


pada ikatan yang terbentuk pada ikatan yang terbentuk
Bersifat reversibel Bersifat irreversibel
KINETIKA ADSORPSI
 Pengertian
→ laju penyerapan suatu fluida oleh adsorben
dalam jangka waktu tertentu

 Kinetika adsorbsi dipengaruhi oleh kecepatan


adsorpsi.
→ banyaknya zat yang teradsorpsi per satuan
waktu
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
DAYA ADSORPSI
1) Jenis Adsorben
2) Jenis Adsorbat
→ semakin banyak zat pengotor dalam
larutan,
kecepatan adsorpsi semakin lambat
3) Luas permukaan adsorben
→ semakin luas permukaan adsorben, proses
adsorpsi semakin cepat & efektif
4) Konsentrasi adsorbat
→ konsentrasi adsorbat berbanding terbalik
dengan laju adsorpsi
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
DAYA ADSORPSI
5) Temperatur/ suhu
→ berbanding terbalik dengan laju adsorpsi
→ adsorpsi lebih efektif pada suhu kamar
(298 K)
6) Kecepatan putar sentrifugasi
→ sebanding dengan laju adsorpsi
7) Tekanan adsorbat
→ adsorpsi fisika : sebanding dengan laju
adsorpsi
→ adsorpsi kimia : berbanding terbalik dengan laju
adsorpsi
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
EFISIENSI ADSORPSI
1) Temperatur/ suhu
→ adsorpsi adalah proses eksotermis
→ kenaikkan suhu menurunkan efisiensi adsorpsi
2) Kelembaban
→ uap air mudah diadsorpsi oleh adsorben polar
→ kelembaban tinggi mengurangi efisiensi
adsoprsi
3) Laju alir pengambilan sampel
→ laju alir tinggi mengurangi efisiensi adsorpsi
4) Adanya kontaminan lain
→ mengurangi efisiensi adsorpsi
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
EFISIENSI ADSORPSI
5) Pengadukkan
→ menurunkan efisiensi adsorpsi
6) Berat molekul adsorbat
→ meningkatkan efisiensi adsorpsi
KRITERIA ADSORBEN SEBAGAI
ADSORBEN KOMERSIL
 Mempunyai permukaan luas
 Secara alamiah dapat berinteraksi dengan
adsorbat pasangan
 Ketahanan struktur fisik tinggi
 Mudah diperoleh, tidak mahal, tidak korosif,
tidak beracun
 Tidak ada perubahan volume yang berarti
selama proses adsorbsi
 Mudah dan ekonomis untuk diregenerasi
 Contoh adsorben komersial :
a. karbon aktif
b. zeolit
c. silika gel
d. activated alumina
KRITERIA ADSORBEN YANG BAIK
 Berwujud butiran seperti bola
 Mempunyai hambatan abrasi tinggi
 Kemantapan termal tinggi
 Diameter pori kecil
 Mempunyai struktur pori yang terpisah jelas

→ pengangkutan uap air yang berupa gas


semakin cepat berlangsung
JENIS-JENIS ADSORBEN
1) Adsorben Tidak Berpori (Non-Porous
Adsorbent)
- diperoleh dengan cara presipitasi deposit
kristalin seperti BaSO4 atau penghalusan
padatan kristal
- luas permukaan spesifik : 0,1 s/d 1 m²/g
- contoh : filter karet (rubber filters) & karbon
hitam bergrafit (graphitized carbon black)
JENIS-JENIS ADSORBEN
2) Adsorben Berpori (Porous Adsorbent)
- luas permukaan spesifik : 100 s/d 1000 m²/g
- berbentuk granula
- digunakan sebagai penyangga katalis,
dehidrator, & penyeleksi komponen

Klasifikasi pori menurut IUPAC:


a. Diameter pori kecil (< 2 nm)
b. Diameter sedang ( 2 nm < d < 50 nm
c. Diameter besar (d > 50 nm)
JENIS-JENIS KARBON AKTIF
1) Karbon Aktif untuk Fase Cair
- berbentuk serbuk
- diameter pori ≥ 30 Å
- dibuat dari bahan yang memiliki berat jenis
rendah, seperti kayu, batu bara, lignit &
lignin
- digunakan untuk pemurnian larutan;
penghilangan rasa dan bau pada proses
pengolahan air
JENIS-JENIS KARBON AKTIF
2) Karbon Aktif untuk Fase Uap/Gas
- berbentuk butiran/granula
- diameter pori 10 Å s/d 20 Å
- dibuat dari bahan yang memiliki berat jenis
lebih besar, seperti tempurung kelapa, batu
bara, cangkang kemiri & residu minyak bumi
- digunakan pada adsorpsi gas & uap; misal
adsorpsi emisi gas hasil pembakaran CO dan
NOx)
KEGUNAAN KARBON/ARANG AKTIF
 Untuk Gas
1) pemurnian gas
desulfurisasi; menghilangkan gas beracun,
bau busuk, asap
2) pengolahan LNG
desulfurisasi & penyaringan bahan mentah
dan reaksi gas
3) katalisator
pengangkut vinil klorida & vinil asetat
4) menghilangkan bau dalam kamar
pendingin & mobil
KEGUNAAN KARBON/ARANG AKTIF
 Untuk Zat Cair
1) industri obat & makanan
menghilangkan warna, bau, rasa yang tidak
enak
2) minuman ringan
menghilangkan warna & bau
3) kimia perminyakan
penyulingan bahan mentah, zat perantara
4) pembersih air dan air buangan (limbah)
5) pelarut yang digunakan kembali (penarikan
kembali pelarut)
1. Fixed/Statoinary Beds
a) Fixed Beds Vertical Adsorber
 Kolom penyerapan
berada di tengah
tangki absorber

 Di bagian bawah
terdapat fluida
untuk
meregenarasi
absorben, sebab
semakin ke bawah
absorben semakin
jenuh sehingga
penyerapan lanjut
tidak sempurna
 Beds : karena terdapat papan untuk
meletakkan granular adsorben
 Beds terdapat di atas & di bawah kolom
adsorber.
 Beds di bawah untuk membuang adsorben
yang tidak bisa diregenerasi lagi.
 Tinggi adsorber 45 feet & diameternya 8–10
feet.
 Kekurangan :

Adanya penurunan tekanan cukup tinggi →


dapat mengakibatkan reaktan & fluida
regenerasi tidak berkontak baik.
b) Fixed Beds Horizontal Adsorber
 Posisi horizontal, sehingga penurunan tekanan
dapat diminimalkan.
 Fluida regenerasi yang digunakan : steam.
 Reaktan berupa campuran uap-gas masuk dari
ujung kiri → kontak dg beds adsorben →
keluar pada ujung kanan kolom adsorber.
 Steam masuk pada bagian kiri kolom
adsorber → melewati screen & adsorben
(untuk mengeringkan) → keluar bersama gas
yg tdk teradsorpsi.
 Di bagian atas kolom adsorber terdapat
manhole (lubang untuk masuk operator).
2. Rotary Bed
 Kolom adsorber berbentuk bola akan berputar
bersamaan dg adsorben.
 Fluida reaktan : udara.
 Absorben : karbon aktif.
 Udara berputar karena adanya gaya sentrifugal
dari perputaran motor.
 Produk hasil adsorpsi (absorbat) : gas →
dikondensasi menjadi cairan.
 Regenerasi menggunakan steam, masuk pada
poros perputaran rotary bed → sehingga
adsorben, adsorbat, dan steam berkontak
pada satu tempat.
3. Fluidized Bed
 Resirkulasi kontinyu melalui siklus regenerasi
adsorpsi.
 Velocity udara sekitar 240 fpm.
 Counter current movement meningkatkan
efektivitas penggunaan karbon → lebih banyak
absorben yang dapat diregenerasi
dibandingkan stationary atau rotary bed
system.
ISOTERM ADSORPSI
 Hubungan kesetimbangan dalam fase fluida dan
konsentrasi dalam partikel adsorben pada suhu
tertentu.

 Jenis isoterm : Langmuir, Freundlich, dan BET


(Brunauer, Emmet and Teller)
ISOTERM LANGMUIR
 Adsorben mempunyai permukaan yg homogen.
Hanya dapat mengadsorpsi satu molekul
adsorbat untuk setiap molekul adsorbennya.
 Hanya terbentuk satu lapisan tunggal saat
adsorpsi maksimum (monolayer)
 Adsorbsi adsorbat terlokalisasi → sekali
adsorpsi, molekul-molekul ini tidak dapat
bergerak di sekeliling permukaan adsorben.
 ∆H adsorpsi tidak bergantung pada luas
permukaan yg ditutupi gas.
 Persamaan Isoterm Adsorpsi Langmuir :
C k 1
  C
q qo qo
Dimana :
C = konsentrasi zat terlarut pada saat kesetimbangan
q = massa adsorbat per massa adsorben
k = konstanta adsorpsi yg didapat dari percobaan
qo = daya adsorpsi maksimum
ISOTERM FREUNDLICH
 Adsorben mempunyai permukaan yang heterogen.
 Terbentuk lapisan monolayer dari molekul-molekul
adsorbat pada permukaan adsorben.
 Persamaan Isoterm Freundlich (jika adsorbsi tidak
melibatkan gas):
X 1 1
log( )  log k  log C X
M n  k .C n
M
Dimana :
X = massa adsorbat
M = massa adsorben
C = konsentrasi zat terlarut dalam larutan, setelah
tercapai kesetimbangan adsorpsi
k = konstanta adsorpsi
n = konstanta empiris
 Persamaan Isoterm Freundlich (jika adsorbsi
melibatkan gas):
x 1 x 1
log( )  log k  log P  k .P n
m n m

Dimana :
x = massa adsorbat
m = massa adsorben
P = tekanan setelah tercapai kesetimbangan
adsorpsi
k = konstanta adsorpsi
n = konstanta empiris
ISOTERM BET
 Luas permukaan suatu adsorben dapat
diketahui dg alat pengukur luas permukaan
yg menggunakan prinsip BET.
 Menggunakan N2 sebagai adsorbat.
 Didasarkan pada data isotermis nitrogen pada
suhu 77 K.
 Merupakan jenis isotermis fisis.
 Persamaan isoterm BET :
P 1 (C  1) P
  
V ( P  P ) Vm.C Vm.C P
Dimana :
P = tekanan uap
P° = tekanan uap jenuh
Vm = kapasitas volume monolayer
C = konstanta
GRAFIK ISOTERM ADSORPSI

Anda mungkin juga menyukai