Anda di halaman 1dari 23

KIMIA LINGKUNGAN

ADSORBSI DAN ABSORBSI

DISUSUN OLEH :

1.Nindya Tri Ambarwati

2.Raihan Ahmad Syamlan

3.Sepiya Handayani

4.Tazkia Dhea Al Fitri

D3B KESEHATAN LINGKUNGAN

TAHUN AJARAN 2021/2022


1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu sifat penting dari permukaan zat adalah Adsorbsi. Seperti halnya
kinetika kimia, kinetika Adsorbsi juga berhubungan dengan laju reaksi. Hanya saja,
kinetika Adsorbsi lebih khusus, yang hanya membahas sifat penting dari permukaan
zat. Adsorbsi digunakan untuk menyatakan bahwa zat lain yang terserap pada zat itu,
misalnya karbon aktif dapat menyerap molekul asam asetat dalam larutannya. Tiap
partikel adsorban dikelilingi oleh molekul yang diserap karena terjadi interaksi Tarik-
menarik. Zat-zat yang terlarut dapat di adsorbs oleh zat padat, misalnya CH3COOH
oleh karbon aktif, NH3 oleh karbon aktif, fenolftalin dari larutan asam atau basa oleh
karbon aktif, Ag+ atau Cl- oleh AgCl. C lebih baik menyerap non elektrolit dan makin
besar BM semakin baik. Zat anorganik lebih baik menyerap elektrolit. Adanya
pemilihan zat yang diserap oleh arang darah, hingga konsentrasi naik.

Absorbsi adalah proses pemisahan bahan dari suatu campuran gas dengan cara
pengikatan bahan tersebut pada permukaan pelarut cair yang diikuti dengan pelarutan.
Kelarutan gas yang akan diserap dapat disebabkan hanya oleh gaya-gaya fisik (pada
absorbsi fisik) atau selain gaya tersebut juga oleh ikatan kimia (pada absorbsi kimia).
Komponen gas yang dapat mengadakan ikatan kimia akan dilarutkan lebih dahulu
dan juga dengan kecepatan yang lebih tinggi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah Absorbsi dan Adsorbsi itu?
2. Apa yang mempengaruhi besar kecilnya Absorbsi dan Adsorbsi?
3. Bagaimana prinsip kerja Absorbsi dan Adsorbsi?
4. Bagaimana aplikasi Absorbsi dan Adsorbsi?
5. Bagaimana kurva kesetimbangan Absorbsi dan Adsorbsi?

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 ABSORBSI

2.1.1 PENGERTIAN ABSORBSI

Absorpsi adalah proses pemisahan bahan dari satuan campuran gas dengan cara
pengikatan bahan tersebut pada permukaan absorben cair yang diikuti dengan
pelarutan. Atau proses penyerapan suatu zat oleh zat lain. Dalam proses ini, zat yang
diserap masuk ke bagian dalam zat penyerap. Misalnya peristiwa pelarutan (gas ke
dalam zat cair atau zat padat), difusi (zat cair ke dalam zat padat), warna yang diserap
oleh suatu benda (warna absorpsi), penyerapan sinar bias oleh suatu zat pada
peristiwa bias kembar (absorpsi selektif) dan penyerapan energy oleh electron di
dalam satuan atom (spectrum absorpsi). Sedangkan pengertian absorpsimetri adalah
metode analisis untuk menentukan komposisi suatu zat dengan mengukur cahaya
yang diserap bahan itu. Misalnya, dengan mengetahui frekuensi warna cahaya yang
diserap, dapat ditentukan jenis zat penyerap.

2.1.2 JENIS-JENIS ABSORBSI

A. Absorbsi Fisika

Absorbsi fisik merupakan absorbsi dimana gas terlarut dalam cairan penyerap
tidak disertai dengan reaksi kimia. Penyerapan terjadi karena adanya interaksi fisik,
difusi gas ke dalam air, atau pelarutan gas ke fase cair. Contoh absorbsi ini adalah
absorbsi gas H2S dengan air, metanol, propilen, dan karbonat. Penyerapan terjadi
karena adanya interaksi fisik, difusi gas ke dalam air, atau pelarutan gas ke fase cair.
Dari asborbsi fisik ini ada beberapa teori untuk menyatakan model mekanismenya,
yaitu :

3
1. Teori model film
2. Teori penetrasi
3. Teori permukaan yang diperbaharui.

B. Absorbsi Kimia

Absorbsi kimia merupakan absorbsi dimana gas terlarut didalam larutan penyerap
disertai dengan adanya reaksi kimia. Contoh absorbsi kimia ini adalah absorbsi
dengan adanya larutan MEA, NaOH. K2CO3, dan sebagainya. Aplikasi dari absorbsi
kimia dapat dijumpai pada proses penyerapan gas CO2 pada pabrik amoniak.
Penggunaan absorbsi kimia pada fase kering sering digunakan untuk mengeluarkan
zat terlarut secara lebih sempurna dari campuran gasnya. Keuntungan absorbsi kimia
adalah meningkatnya koefisien perpindahan massa gas, sebagian dari perubahan ini
disebabkan makin besarnya luas efektif permukaan. Absorbsi kimia dapat juga
berlangsung di daerah yang hampir stagnan disamping penangkapan dinamik.

2.1.3 ABSORBEN

a. Pengertian Absorben

Absorben adalah cairan yang dapat melarutkan bahan yang akan diabsorbsi
pada permukaannya, baik secara fisik maupun secara reaksi kimia. Absorben sering
disebut juga sebagai cairan pencuci. Persyaratan absorben :

1. Memiliki daya melarutkan bahan yang akan diabsorpsi yang sebesar


mungkin (kebutuhan akan cairan lebih sedikit, volume alat lebih kecil).
2. Selektif
3. Memiliki tekanan uap yang rendah
4. Tidak korosif.
5. Mempunyai viskositas yang rendah
6. Stabil secara termis.
7. Murah

4
Jenis-jenis bahan yang dapat digunakan sebagai absorben adalah air (untuk
gas-gas yang dapat larut, atau untuk pemisahan partikel debu dan tetesan
cairan), natrium hidroksida (untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti asam) dan
asam sulfat (untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti basa).

b. Sifat-sifat Absorben

 Absorben yang baik harus memiliki daya larut yang tinggi terhadap
komponen yang hendak ditransfer (solute). Kelarutan yang tinggi dapat
dicapai dengan melibatkan reaksi kimia, namun jika digunakan reaksi
kimia, reaksi tersebut harus reversible pada suhu tinggi, sehingga solute
dapat diambil lagi dari absorben.
 Absorben semestinya bersifat non-volatil, untuk mengurangi hilangnya
absorben bersama gas.
 Absorben juga harus murah, karena hilangnya sejumlah absorben tidak
terhindarkan.
 Absorben harus bersifat non-korosif, inert, kecuali terhadap solute.
 Memiliki viskositas yang rendah pada kondisi operasi,
 Memiliki titik beku rendah

2.1.4 APLIKASI ABSORBSI

Absorbsi dalam dunia industri digunakan untuk meningkatkan nilai guna dari
suatu zat dengan cara merubah fasenya.

1. Proses Pembuatan Formalin

Formalin yang berfase cair berasal dari formaldehid yang berfase gas dapat
dihasilkan melalui proses absorbsi.Teknologi proses pembuatan formalin
Formaldehid sebagai gas input dimasukkan ke dalam reaktor. Output dari reaktor
yang berupa gas yang mempunyai suhu 1820C didinginkan pada kondensor

5
hingga suhu 55oC,dimasukkan ke dalam absorber. Keluaran dari absorber pada
tingkat I mengandung larutan formalin dengan kadar formaldehid sekitar 37 –
40%. Bagian terbesar dari metanol, air,dan formaldehid dikondensasi di bawah air
pendingin bagian dari menara, dan hampir semua removal dari sisa metanol dan
formaldehid dari gas terjadi dibagian atas absorber dengan counter current contact
dengan air proses.

2. Proses Pembuatan Asam Nitrat

Pembuatan asam nitrat (absorbsi NO dan NO2). Proses pembuatan asam nitrat
tahap akhir dari proses pembuatan asam nitrat berlangsung dalam kolom absorbsi.
Pada setiap tingkat kolom terjadi reaksi oksidasi NO menjadi NO2 dan reaksi
absorbsi NO2 oleh air menjadi asam nitrat. Kolom absorpsi mempunyai empat
fluks masuk dan dua fluks keluar. Empat fluks masuk yaitu air umpan absorber,
udara pemutih, gas proses, dan asam lemah. Dua fluks keluar yaitu asam nitrat
produk dan gas buang. Kolom absorpsi dirancang untuk menghasilkan asam nitrat
dengan konsentrasi 60 % berat dan kandungan NOx gas buang tidak lebih dari 200
ppm.

Aplikasi absorbsi lainnya seperti proses pembuatan urea,produksi ethanol,


minuman berkarbonasi, fire extinguisher,dry ice,supercritical carbon dioxide dan
masih banyak lagi aplikasi absorbsi dalam industri. Selain itu absorbsi ini juga
digunakan untuk memurnikan gas yang dihasilkan dari fermentasi kotoran sapi.
Gas CO2 langsung bereaksi dengan larutan NaOH sedangkan CH4 tidak. Dengan
berkurangmya konsentrasi CO2 sebagai akibat reaksi dengan NaOH, maka
perbandingan konsentrasi CH4 dengan CO2 menjadi lebih besar untuk konsentrasi
CH4. Absorbsi CO2 dari campuran biogas ke dalam larutan NaOH dapat
dilukiskan sebagai berikut:

6
CO2(g) + NaOH(aq) → NaHCO3(aq)

NaOH(aq) + NaHCO3 → Na2CO3(s) + HO(l) +

CO2(g) + 2NaOH(aq) → Na2CO3(s) + H2O(l)

Dalam kondisi alkali atau basa, pembentukan bikarbonat dapat diabaikan karena
bikarbonat bereaksi dengan OH- membentuk CO32- .

2.1.5 FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUHI PADA PROSES


ABSORBSI

1) Laju alir air. Semakin besar,penyerapan semakin baik.


2) Komposisi dalam aliran air. Jika terdapat senyawa yang mampu beraksi
dengan CO2 (misalnya NaOH) maka penyerapan lebih baik.
3) Suhu operasi.Semakin rendah suhu operasi,penyerapan semakin baik.
4) Tekanan operasi.Semakin tinggi tekanan operasi, penyerapan semakin baik
sampai pada batas tertentu. Diatas tekanan maksimum (untuk hidrokarbon
biasanya 4000-5000 kPa), penyerapan lebih buruk.
5) Laju alir gas. Semakin besar laju alir gas,penyerapan semakin buruk.

2.2 ADSORBSI

2.2.1 PENGERTIAN ADSORBSI

Adsorpsi adalah pemisahan bahan dari suatu campuran gas atau cair dimana
bahan yang akan di pisahkan di tarik oleh permukaan zat padat.
Dengan demikian dapat disimpulkan:
Adsorbat : senyawa terlarut yang dapat terserap (berupa campuran gas atau cairan).
Adsorben : padatan dimana di permukaannya terjadi pengumpulan senyawa yang
diserap (berupa padatan).

7
2.2.2 JENIS-JENIS ADSORBSI

Berdasarkan proses terjadinya ada dua jenis adsorbsi, yaitu Adsorbsi kimia
dan adsorbsi fisika. Berikut masing- masing penjelasannya.
A. ADSORPSI FISIKA (PHYSISORPTION)
Interaksi yang terjadi antara dasorben dan adsorbat adalah gaya Van der Walls
dimana ketika gaya tarik molekul antara larutan dan permukaan media lebih besar
daripada gaya tarik substansi terlarut dan larutan, maka substansi terlarut akan
diadsorpsi oleh permukaan media. Adsorbsi fisika ini memiliki gaya tarik Van der
Walls yang kekuatannya relatif kecil. Molekul terikat sangat lemah dan energi yang
dilepaskan pada adsorpsi fisika relatif rendah sekitar 20 kJ/mol.
Contoh :
Adsorpsi oleh karbon aktif. Karbon aktif merupakan senyawa karbon yang
diaktifkan dengan cara membuat pori pada struktur karbon tersebut. Aktivasi karbon
aktif pada temperatur yang tinggi akan menghasilkan struktur berpori dan luas
permukaan adsorpsi yang besar. Semakin besar luas permukaan, maka semakin
banyak substansi terlarut yang melekat pada permukaan media adsorpsi.

B. ADSORPSI KIMIA (CHEMISORPTION)


Chemisorption terjadi ketika terbentuknya ikatan kimia (bukan ikatan van Dar
Wallis) Antara senyawa terlarut dalam larutan dengan molekul dalam media.
Chemisorpsi terjadi diawali dengan adsorpsi fisik, yaitu partikel adsorbat tertarik ke
permukaan adsorben melalui gaya Van der Walls atau bisa melalui ikatan hidrogen.
Dalam Chemisorbption partikel melekat pada permukaan dengan membentuk ikatan
kimia (biasanya ikatan kovalen), dan cenderung mencari tempat yang
memaksimumkan bilangan koordinasi dengan substrat.Contoh : Ion exchange.

8
2.2.3 ADSORBEN

 PENGERTIAN ADSORBEN

Adsorben adalah zat padat yang dapat menyerap partikel fluida dalam suatu
proses Adsorpsi. Adsorben bersifat spesifik dan terbuat dari bahan-bahan yang
berpori. Pemilihan jenis adsorben dalam proses adsorpsi harus disesuaikan dengan
sifat dan keadaan zat yang akan diadsorpsi dan nilai komersilnya. Berikut ini
adalah jenis-jenis adsorben :

1. Adsorben Polar

Adsorben polar disebut juga hydrophilic. Jenis adsorben yang termasuk


kedalam kelompok ini adalah silica gel, alumina aktif, dan zeloit.

2. Adsorben non-Polar

Adsorben non polar disebut juga hydrophobic. Jenis adsorben yang termasuk
kedalam kelompok ini adalah polimer adsorbsen dan karbon aktif.

9
Adsorben yang paling banyak dipakai untuk menyerap zat-zat dalam larutan
adalah arang. Karbon aktif yang merupakan contoh dari adsorpsi, yang biasanya
dibuat dengan cara membakar tempurung kelapa atau kayu dengan persediaan udara
(oksigen) yang terbatas. Tiap partikel adsorben dikelilingi oleh molekul yang diserap
karena terjadi interaksi Tarik menarik. Zat ini banyak dipakai di pabrik untuk
menghilangkan zat-zat warna dalam larutan. Penyerapan bersifat selektif, yang
diserap hanya zat terlarut atau pelarut sangat mirip dengan penyerapan gas oleh zat
padat. Beberapa jenis adsorben yang biasa digunakan yaitu :

a) karbon aktif/arang aktif/norit

Arang aktif merupakan suatu padatan berpori yang mengandung 85-95%


karbon, dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon dengan pemanasan
pada suhu tinggi. Ketika pemanasan berlangsung, diusahakan agar tidak
terjadikebocoran udara didalam ruangan pemanasan sehingga bahan yang
mengandung karbon tersebut hanya terkarbonisasi dan tidak teroksidasi.

Arang selain digunakan sebagai bahan bakar, juga dapat digunakan


sebagai adsorben (penyerap). Daya serap ditentukan oleh luas permukaan partikel
dan kemampuan ini dapat menjadi lebih tinggi jika terhadap arang tersebut
dilakukan aktifasi dengan aktif faktor bahan-bahan kimia ataupun dengan pemanasan
pada temperatur tinggi. Dengan demikian, arang akan mengalami perubahan sifat-
sifat fisika dan kimia. Arang yang demikian disebut sebagai arang aktif. Arang aktif
dapat mengadsorpsi gas dan senyawa-senyawa kimia tertentu atau sifat adsorpsinya
selektif, tergantung pada besar atau volume pori-pori dan luas permukaan. Daya serap
arang aktif sangat besar, yaitu 25-1000% terhadap berat arang aktif.Arang aktif dibagi
atas 2 tipe, yaitu arang aktif sebagai pemucat dan sebagai penyerap uap. Arang aktif
sebgai pemucat, biasanya berbentuk powder yang sangat halus, diameter pori
mencapai 1000A0, digunakan dalam fase cair,berfungsi untuk memindahkan zat-zat
penganggu yang menyebabkan warna dan bau yang tidak diharapkan, membebaskan

10
pelarut dari zat-zat penganggu dan kegunaan lain yaitu pada industri kimia dan
industri baru. Diperoleh dari serbukserbuk gergaji, ampas pembuatan kertas atau dari
bahan baku yang mempunyai densitas kecil dan mempunyai struktur yang lemah.

Arang aktif sebagai penyerap uap, biasanya berbentuk granular atau pellet
yang sangat keras diameter pori berkisar antara 10-200A0, tipe pori lebih
halus, digunakan dalam rase gas, berfungsi untuk memperoleh kembali pelarut,
katalis,pemisahan dan pemurnian gas. Diperoleh dari tempurung kelapa, tulang,
batu bata atau bahan baku yang mempunyaibahan baku yang mempunyai struktur
keras.

b) Bentonite

Bentonit adalah istilah pada lempung yang mengandung monmorillonit dalam


dunia perdagangan dan termasuk kelompok dioktohedral. Penamaan jenis lempung
tergantung dari penemu atau peneliti, misal ahli geologi, mineralogi, mineral industri
dan lain-lain. Bentonit dapat dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan kandungan
alumunium silikat hydrous, yaitu activated clay dan fuller's Earth. Activated clay
adalah lempung yang kurang memiliki daya pemucat, tetapi daya pemucatnya dapat
ditingkatkan melalui pengolahan tertentu. Sementara itu, fuller's earth digunakan di
dalam fulling atau pembersih bahan wool dari lemak. Sifat bentonit sebagai adsorben
adalah :

1. mempunyai surface area yang besar (fisika)


2. bersifat asam yang padat (kimia)
3. bersifat penukar-ion (kimia)
4. bersifat katalis (kimia)

11
c) zeolite

Mineral zeolit bukan merupakan mineral tunggal, melainkan sekelompok


mineral yang terdiri dari beberapa jenis unsur. Secara umum mineral zeolit adalah
senyawa alumino silikat hidrat dengan logam alkali tanah. serta mempunyai
rumus kimia sebagai berikut :

M2x/nSi1-xAlxO2.yH2O Dengan M = e.g Na, K, Li, Ag, NH, H, Ca, Ba Ikatan


ion Al-Si-O adalah pembentuk struktur kristal, sedangkan logam alkali adalah
kation yang mudah tertukar. Jumlah molekul air menunjukkan jumlah pori-pori
atau volume ruang hampa yang akan terbentuk bila unit sel kristal zeolit tersebut
dipanaskan. Penggunaan zeolit cukup banyak, misalnya untuk industri kertas,
karet, plastik, agregat ringan, semen puzolan, pupuk, pencegah polusi, pembuatan
gas asam, tapal gigi, mineral penunjuk eksplorasi, pembuatan batubara,
pemurnian gas alam, industri oksigen, industri petrokimia.

Dalam keadaan normal maka ruang hampa dalam kristal zeolit terisi oleh
molekul air bebas yang membentuk bulatan di sekitas kation. Bila kristal tersebut
dipanaskan selama beberapa jam, biasanya pada temperatur 250-900 oC, maka
kristal zeolit yang bersnagkutan berfungsi menyerap gas atau cairan. Daya serap
(absorbansi) zeolit tergantung dari jumlah ruang hampa dan luas permukaan.
Biasanya mineral zeolit mempunyai luas permukaan beberapa ratus meter persegi
untuk setiap gram berat. Beberapa jenis mineral zeolit mampu menyerap gas
sebanyak 30% dari beratnya dalam keadaan kering. Pengeringan zeolit biasanya
dilakukan dalam ruang hampa dengan menggunakan gas atau udara kering
nitrogen atau methana dengan maksud mengurangi tekanan uap ari terhadap zeolit
itu sendiri.

12
 SIFAT-SIFAT ADSORBEN

1. Harus memiliki luas permukaan besar internal.


2. Daerah tersebut harus dapat diakses melalui pori-pori cukup besar untuk mengakui
molekul untuk teradsorpsi. Ini adalah bonus jika pori-pori juga cukup kecil untuk
mengecualikan molekul yang tidak diinginkan untuk menyerap.
3. Adsorben harus mampu menjadi mudah diregenerasi.
4. Adsorben seharusnya tidak mengalami penuaan yang cepat, yang kehilangan kapasitas
serap melalui daur ulang terus-menerus.
5. Harus adbsorbent mekanik cukup kuat untuk menahan penanganan massal dan getaran
yang merupakan fitur dari setiap unit industry.

2.2.4 APLIKASI ADSORBSI

1. Pemutihan gula tebu


Gula yg masih berwarna dilarutkan dalam air kemudian dialirkan melalaui
tanah diatomae dan arang tulang. Zat-zat warna dalam gula akan diadsorpsi
sehinga diperoleh gula yang putih bersih.

2. Norit
tablet yg terbuat dari karbon aktif norit. Di dalam usus norit membentuk
sistem koloid yg dapat mengadsorpsi gas/zat racun.

3. Penjernihan air
dengan menambahkan tawas/ Aluminium sulfat (akan terhidrolisis
membentuk Al(OH)3 yang berupa koloid). Koloid ini dapat mengadsorpsi zat-
zat warna / zat pencemar dalam air.

2.2.5 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ADSORBSI

1) Waktu Kontak
Waktu kontak merupakan suatu hal yang sangat menentukan dalam proses
13
adsorpsi. Waktu kontak memungkinkan proses difusi dan penempelan
molekul adsorbat berlangsung lebih baik.

2) Karakteristik Adsorben
Ukuran partikel merupakan syarat yang penting dari suatu arang aktif untuk
digunakan sebagai adsorben. Ukuran partikel arang mempengaruhi kecepatan
dimana adsorpsi terjadi. Kecepatan adsorpsi meningkat dengan menurunnya
ukuran partikel.

3) Luas Permukaan
Semakin luas permukaan adsorben, semakin banyak adsorbat yang diserap,
sehingga proses adsorpsi dapat semakin efektif. Semakin kecil ukuran
diameter adsorben maka semakin luas permukaannya. Kapasitas adsorpsi total
dari suatu adsorbat tergantung pada luas permukaan total adsorbennya.

4) Kelarutan Adsorbat
Agar adsorpsi dapat terjadi, suatu molekul harus terpisah dari larutan.
Senyawa yang mudah larut mempunyai afinitas yang kuat untuk larutannya
dan karenanya lebih sukar untuk teradsorpsi dibandingkan senyawa yang
sukar larut. Akan tetapi ada perkeculian karena banyak senyawa yang dengan
kelarutan rendah sukar diadsorpsi, sedangkan beberapa senyawa yang sangat
mudah larut diadsorpsi dengan mudah. Usaha-usaha untuk menemukan
hubungan kuantitatif antara kemampuan adsorpsi dengan kelarutan hanya
sedikit yang berhasil.

5) Ukuran Molekul Adsorbat


Ukuran molekul adsorbat benar-benar penting dalam proses adsorpsi ketika
molekul masuk ke dalam mikropori suatu partikel arang untuk diserap.
Adsorpsi paling kuat ketika ukuran pori-pori adsorben cukup besar sehingga
memungkinkan molekul adsorbat untuk masuk.

14
6) pH
pH di mana proses adsorpsi terjadi menunjukkan pengaruh yang besar
terhadap adsorpsi itu sendiri. Hal ini dikarenakan ion hidrogen sendiri
diadsorpsi dengan kuat, sebagian karena pH mempengaruhi ionisasi dan
karenanya juga mempengaruhi adsorpsi dari beberapa senyawa. Asam organik
lebih mudah diadsorpsi pada pH rendah, sedangkan adsorpsi basa organik
terjadi dengan mudah pada pH tinggi. pH optimum untuk kebanyakan proses
adsorpsi harus ditentukan dengan uji laboratorium.

7) Temperatur
Temperatur di mana proses adsorpsi terjadi akan mempengaruhi kecepatan
dan jumlah adsorpsi yang terjadi. Kecepatan adsorpsi meningkat dengan
meningkatnya temperatur, dan menurun dengan menurunnya temperatur.
Namun demikian, ketika adsorpsi merupakan proses eksoterm, derajad
adsorpsi meningkat pada suhu rendah dan akan menurun pada suhu yang lebih
tinggi .

15
BAB IV

PRINSIP KERJA ABSORBSI DAN ADSORBSI

4.1 KOLOM ABSORBSI

4.1.1 PENGERTIAN KOLOM


ABSORBSI

Kolom absorbsi adalah suatu kolom atau


tabung tempat terjadinya proses
pengabsorbsi penyerapan/penggumpalan)
dari zat yang dilewatkan di kolom/tabung
tersebut. Proses ini dilakukan dengan
melewatkan zat yang terkontaminasi oleh
komponen lain dan zat tersebut dilewatkan
ke kolom ini dimana terdapat fase cair dari
komponen tersebut. Diantara jenis-jenis absorben ini antara lain, arang aktif, bentonit,
dan zeolit.

4.1.2 PRINSIP KERJA KOLOM ABSORBSI

Campuran gas yang merpakan


keluaran dari reactor diumpankan kebawah
menara absorber. Didalam absorber terjadi
kontak Antara dua fasa yaitu fasa gas dan fasa
cair mengakibatkan perpindahan massa
difusional dalam umpan gas dari bawah
menara ke dalam pelarut air sprayer yang
diumpankan dari bagian atas menara.
Peristiwa absorbsi ini terjadi pada sebuah
kolom yang berisi packing dengan dua tingkat.

16
Keluaran dari absorber pada tingkat I mengandung larutan dari gas yang dimasukkan
tadi.

4.2 MODEL ATAU JENIS KOLOM

4.2.1 MENARA SEMBUR

 Menara sembur terdiri dari sebuah


menara,, dimana dari puncak menara
cairan disemburkan dengan menggunakan
nosel semburan.

 Tetes cairan akan bergerak ke bawah


karena gravitasi, dan akan berkontak
dengan arus gas yang naik ke atas (lihat
gambar di samping)

 Nosel semburan dirancang untuk membagi


cairan kecil-kecil. Makin kecil ukuran tetes
cairan, makin besar kecepatan transfer
massa. Tetapi apabila ukuran tetes cairan
terlalu kecil, tetes cairan dapat terikut arus
gas keluar.

 Menara sembur biasanya digunakan untuk


transfer massa gas yang sangat mudah larut.

17
4.2.2 MENARA GELEMBUNG

 Menara gelembung terdiri dari sebuah


menara, dimana di dalam menara
tersebut gas didispersikan dalam fase
cair dalam bentuk gelembung.
 Transfer massa terjadi pada waktu
gelembung terbentuk dan pada waktu
gelembung naik ke atas melalui cairan
(gambar di samping)
 Menara gelembung digunakan untuk
transfer massa gas yang relative sukar
larut.
 Gelembung dapat dibuat misalnya
dengan pertolongan distributor pipa,
yang ditempatkan mandatar pada dasar menara.

4.2.3 MENARA PELAT

Biasa digunakan dalam industri. Menara-menara ini adalah contoh dari


mekanisme transfer kombinasi yang ditemukan pada menara semprot dan
menara gelembung. Pada setiap pelat akan terbentuk gelembung-gelembung
gas pada dasar salah satu kolam cairan akibat masuknya gas dengan paksa
melalui lubang-lubang kecil yang di pelat tersebut atau dibawah tutup-tutup
berlubang yang tercelup didalam cairan. Transfer massa antarfasa akan terjadi
selama pembentukan gelembung tersebut, dan juga saat gelembung-
gelembung itu naik melalui kolam cairan yang sudah diaduk. Transfer massa
tambahan terjadi di atas kolam cairan akibat adanya sisa semprotan yang
dihasilkan oleh pencampuran aktif antara cairan dan gas pada pelat. Pelat-
18
pelat semacam itu disusun satu di atas yang lain di dalam sebuah selubung
berbentuk silinder seperti pada gambar dibawah ini.

Cairan mengalir kebawah, pertama-tama melintasi pelat paling atas


kemudian pelat dibawah nya. Uap naik melalui setiap pelat. Seperti pada
gambar atas, kontak antara kedua fasa terjadi secara bertahap. Menara-
menara seperti itu tidak dapat didesain dengan persamaan-persamaan yang
kita peroleh lewat pengintegrasian terhadap luasan kontak antar fasa yang
kontinu. Sebaliknya, menara-menara itu didesai dengan perhitungan-
perhitungan bertahap yang diperoleh dan digunakan dalam kuliah-kuliah
desain yang membahas operasi bertahap.

4.2.4 MENARA PAKING

Adalah tipe umum ketiga dari peralatan transfer massa. Pada jenis ini terdapat
suatu kontak arus berlawanan yang kontinyu antara dua fasa yang imisibel.
Menara-menara ini merupakan kolom-kolom vertikal yang telah diisi dengan
packing seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
19
Bahan untuk packing ini sangat bervariasi, mulai dari packing keramik
dan plastik yang didesain secara khusus, seperti ditunjukkan pada gambar
di bawah ini

(gambar packing menara yang umum dipakai dalam industri) , sampai


pada batu yang dihancurkan.
20
Tujuan utama packing adalah untuk menyediakan luas kontak yang
sangat besar antara kedua fasa yang saling imisible ini. Cairan
didistribusikan keseluruh packing sebagai film tipis atau arus yang terurai.
Gas biasanya mengalir ke atas, berlawanan dengan cairan yang jatuh.
Kedua fasa teraduk dengan baik. Jadi, jenis peralatan ini dapat digunakan
untuk sistem gas-cairan dimana salah satu dari resistansi fasa yang
mengontrol atau dimana kedua resistansi sama-sama berpengaruh.
Beberapa jenis khusus menara packed digunakan untuk mendinginkan
agar air ini dapat disirkulasikan kembali sebagai mendum transfer panas.
Struktur ini dibuat dari dek-dek bilah-kayu, yang mempunyai konstruksi
berbentuk louver sehingga udara dapat menglir melalui setiap dek. Air
disemprotkan di atas dek teratas dan kemudian menetes kebawah melalui
dek menuju kolam pengumpul dibawah. Menara pendigin dapat
diklasifikasikan sebagai aliran alami bila tersedia angina alami yang
cukup banyak ubtuk memawa udara lembap atau sebagai aliran paksa
(hasil induksi) ketika sebuah kipas angina digunakan. Dalam menara
aliran-paksa, udara tertarik ke dalam louver-louver di dasar struktur dan
kemudian mengalir ke atas melalui dek-dek berlawanan arah dengan
aliran air.

4.3 APLIKASI ABSORBSI

Absorbsi dalam dunia industri digunakan untuk meningkatkan nilai guna dari
suatu zat dengan cara merubah fasenya.

1. Proses Pembuatan Formalin

Formalin yang berfase cair berasal dari formaldehid yang berfase gas dapat
dihasilkan melalui proses absorbsi.Teknologi proses pembuatan formalin
Formaldehid sebagai gas input dimasukkan ke dalam reaktor. Output dari reaktor
yang berupa gas yang mempunyai suhu 1820C didinginkan pada kondensor

21
hingga suhu 55oC,dimasukkan ke dalam absorber. Keluaran dari absorber pada
tingkat I mengandung larutan formalin dengan kadar formaldehid sekitar 37 –
40%. Bagian terbesar dari metanol, air,dan formaldehid dikondensasi di bawah air
pendingin bagian dari menara, dan hampir semua removal dari sisa metanol dan
formaldehid dari gas terjadi dibagian atas absorber dengan counter current contact
dengan air proses.

2. Proses Pembuatan Asam Nitrat

Pembuatan asam nitrat (absorbsi NO dan NO2). Proses pembuatan asam nitrat
tahap akhir dari proses pembuatan asam nitrat berlangsung dalam kolom absorbsi.
Pada setiap tingkat kolom terjadi reaksi oksidasi NO menjadi NO2 dan reaksi
absorbsi NO2 oleh air menjadi asam nitrat. Kolom absorpsi mempunyai empat
fluks masuk dan dua fluks keluar. Empat fluks masuk yaitu air umpan absorber,
udara pemutih, gas proses, dan asam lemah. Dua fluks keluar yaitu asam nitrat
produk dan gas buang. Kolom absorpsi dirancang untuk menghasilkan asam nitrat
dengan konsentrasi 60 % berat dan kandungan NOx gas buang tidak lebih dari 200
ppm.

Aplikasi absorbsi lainnya seperti proses pembuatan urea,produksi ethanol,


minuman berkarbonasi, fire extinguisher,dry ice,supercritical carbon dioxide dan
masih banyak lagi aplikasi absorbsi dalam industri. Selain itu absorbsi ini juga
digunakan untuk memurnikan gas yang dihasilkan dari fermentasi kotoran sapi.
Gas CO2 langsung bereaksi dengan larutan NaOH sedangkan CH4 tidak. Dengan
berkurangmya konsentrasi CO2 sebagai akibat reaksi dengan NaOH, maka
perbandingan konsentrasi CH4 dengan CO2 menjadi lebih besar untuk konsentrasi
CH4. Absorbsi CO2 dari campuran biogas ke dalam larutan NaOH dapat
dilukiskan sebagai berikut:

CO2(g) + NaOH(aq) → NaHCO3(aq)

NaOH(aq) + NaHCO3 → Na2CO3(s) + HO(l) +


22
CO2(g) + 2NaOH(aq) → Na2CO3(s) + H2O(l)

Dalam kondisi alkali atau basa, pembentukan bikarbonat dapat diabaikan karena
bikarbonat bereaksi dengan OH- membentuk CO32- .

https://energimasadepan.blogspot.com/2015/10/makalah-adsorpsi-dan-
absorpsi.html

https://www.academia.edu/35322930/TUGAS_MAKALAH_PP1_ABSORBSI_D
AN_ADSORBSI

23

Anda mungkin juga menyukai