Anda di halaman 1dari 6

APLIKASI KOLOM ABSORBSI DI INDUSTRI PETROLEUM

1. Definisi Absorpsi
Absorpsi adalah proses pemisahan bahan dari suatu campuran gas dengan
cara pengikatan bahan tersebut pada permukaan absorben cair yang diikuti dengan
pelarutan. Kelarutan gas yang akan diserap dapat disebabkan hanya oleh gayagaya fisik (pada absorpsi fisik) atau selain gaya tersebut juga oleh ikatan kimia
(pada absorpsi kimia). Komponen gas yang dapat mengadakan ikatan kimia akan
dilarutkan lebih dahulu dan juga dengan kecepatan yang lebih tinggi. Karena itu
absorpsi kimia mengungguli absorpsi fisik.
Pada absorbsi gas, uap yang diserap dari campurannya dengan gas tidak
aktif atau lembab (inert gas) dengan bantuan zat cair dimana gas terlarut (solute
gas) dapat larut banyak atau sedikit. Fungsi Absorbsi dalam industri
adalah meningkatkan nilai guna dari suatu zat dengan cara merubah fasenya.
Alat yang banyak digunakan dalam absorbsi gas dan beberapa operasi lain
adalah menara isian. Piranti ini terdiri dari sebuah kolom berbentuk silinder atau
menara yang dilengkapi dengan pemasukan gas dan ruang distribusi pada bagian
bawah. Pemasukan zat cair dan distribusinya pada bagian atas. Sedangkan
pengeluaran gas dan zat cair masing-masing diatas dan dibawah. Serta suatu
massa bentukan zat padat (tidak aktif/inert) diatas penyangganya. Bentukan ini
disebut isian menara atau tower packing.
Jenis-jenis isian menara yang diciptakan orang banyak sekali macamnya
tetapi ada beberapa jenis yang lazim dipakai. Isian menara terbagi menjadi dua
macam, yaitu yang di isikan dengan mencurahkan secara acak kedalam menara
dan disusun kedalam menara dengan tangan.
Persyaratan pokok yang diperlukan untuk isian menara, yaitu:
a) Harus tidak bereaksi (kimia) dengan fluida didalam menara
b) Tidak terlau berat
c)Harus mengandung cukup banyak laluan untuk arus tanpa banyak zat cair
yang terperangkap atau menyebabkan penurunan tekanan terlalu tinggi
d) Tidak terlalu mahal

e)Harus memungkinkan terjadinya kontak yang memuaskan antara zat cair dan
gas
1.1. Defenisi Absorben
Absorben adalah cairan yang dapat melarutkan bahan yang akan
diabsorpsi pada permukaannya, baik secara fisik maupun secara reaksi kimia.
Absorben sering juga disebut sebagai cairan pencuci. Persyaratan absorben :
a) Memiliki daya melarutkan bahan yang akan diabsorpsi yang sebesar mungkin
(kebutuhan akan cairan lebih sedikit, volume alat lebih kecil).
b) Selektif
c) Memiliki tekanan uap yang rendah
d) Tidak korosif.
e) Mempunyai viskositas yang rendah
f) Stabil secara termis.
g) Murah
Jenis-jenis bahan yang dapat digunakan sebagai absorben adalah air (untuk
gas-gas yang dapat larut, atau untuk pemisahan partikel debu dan tetesan cairan),
natrium hidroksida (untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti asam) dan asam
sulfat (untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti basa).
1.2. Kolom Absorbsi
Kolom absorbsi adalah suatu kolom atau tabung tempat terjadinya proses
pengabsorbsi

(penyerapan/penggumpalan)

dari

zat

yang

dilewatkan

di

kolom/tabung tersebut. Proses ini dilakukan dengan melewatkan zat yang


terkontaminasi oleh komponen lain dan zat tersebut dilewatkan ke kolom ini
dimana terdapat fase cair dari komponen tersebut. Struktur dalam absorber:
a) Bagian atas: Spray untuk megubah gas input menjadi fase cair.
b) Bagian tengah: Packed tower untuk memperluas permukaan sentuh sehingga
mudah untuk diabsorbsi
c) Bagian bawah: Input gas sebagai tempat masuknya gas ke dalam reaktor.
1.3. Prinsip Kerja Kolom Absorbsi
a) Kolom absorbsi adalah sebuah kolom, dimana ada zat yang berbeda fase
mengalir berlawanan arah yang dapat menyebabkan komponen kimia

ditransfer dari satu fase cairan ke fase lainnya, terjadi hampir pada setiap
reaktor kimia. Proses ini dapat berupa absorpsi gas, destilasi,pelarutan yang
terjadi pada semua reaksi kimia.
b) Campuran gas yang merupakan keluaran dari reaktor diumpankan kebawah
menara absorber. Didalam absorber terjadi kontak antar dua fasa yaitu fasa
gas dan fasa cair mengakibatkan perpindahan massa difusional dalam umpan
gas dari bawah menara ke dalam pelarut air sprayer yang diumpankan dari
bagian atas menara. Peristiwa absorbsi ini terjadi pada sebuah kolom yang
berisi packing dengan dua tingkat.
Keluaran dari absorber pada tingkat I mengandung larutan dari gas yang
dimasukkan tadi. Proses pengolahan kembali pelarut dalam proses kolom
absorber:
a) Konfigurasi reaktor akan berbeda dan disesuaikan dengan sifat alami dari
pelarut yang digunakan
b) Aspek Thermodynamic (suhu dekomposisi dari pelarut),Volalitas pelarut,dan
aspek kimia/fisika seperti korosivitas, viskositas,toxisitas, juga termasuk
biaya, semuanya akan diperhitungkan ketika memilih pelarut untuk spesifik
sesuai dengan proses yang akan dilakukan.
c) Ketika volalitas pelarut sangat rendah, contohnya pelarut tidak muncul pada
aliran gas, proses untuk meregenerasinya cukup sederhana yakni dengan
memanaskannya
1.4. Deskripsi Absorbsi Secara Fisik
Absorbsi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu adsorpsi fisika (disebabkan
oleh gaya Van Der Waals (penyebab terjadinya kondensasi gas untuk membentuk
cairan) yang ada pada permukaan adsorbens) dan adsorpsi kimia (terjadi reaksi
antara zat yang diserap dengan adsorben, banyaknya zat yang teradsorbsi
tergantung pada sifat khas zat padatnya yang merupakan fungsi tekanan dan suhu)
(Atkins, 1997). Absorbens yang paling banyak dipakai untuk menyerap zat-zat
dalam larutan adalah arang. Zat ini banyak dipakai di pabrik untuk menghilangkan
zat-zat warna dalam larutan. Penyerapan bersifat selektif, yang diserap hanya zat
terlarut atau pelarut sangat mirip dengan penyerapan gas oleh zat padat.

Besar kecilnya absorpsi dipengaruhi macam absorban, macam zat yang


teradsorpsi, konsentrasi adsorben dan zat, luas permukaan, temperatur dan
tekanan zat yang terabsorpsi (Atkins, 1997). Absorpsi digunakan untuk
menyatakan bahwa ada zat lain yang terserap pada zat itu, misalnya karbon aktif
dapat menyerap molekul-molekul asam asetat dalam larutannya. Tiap partikel
adsorban dikelilingi oleh molekul yang diserap karena terjadi interaksi tarikmenarik. Zat-zat yang terlarut dapat diadsorpsi oleh zat padat, misalnya
CH3COOH oleh karbon aktif, NH3 oleh karbon aktif, fenolftalein dari larutan
asam atau basa oleh karbon aktif, Ag+ atau Cl- oleh AgCl. C lebih baik menyerap
non elektrolit dan makin besar BM semakin baik. Zat anorganik lebih baik
menyerap elektrolit. Adanya pemilihan zat yang diserap menyebabkan timbulnya
adsorpsi negatif. Dalam larutan KCl, H2O diserap oleh arang darah, hingga
konsentrasi naik (Sukardjo, 1989).

Dengan mengukur perubahan konsentrasi

asam asetat sebagai fungsi waktu dan menganalisnya dengan harga k (konstanta
kecepatan adsorpsi) atau dengan grafik maka kinetika adsorpsi karbon aktif
terhadap asam asetat dapat ditentukan (Brady, 1999).
Sifat kimia umumnya merujuk pada sifat suatu materi pada kondisi ambien
atau sekitar, yaitu pada suhu kamar, tekanan atmosfer, dan atmosfer beroksigen).
Sifat ini terutama timbul pada reaksi kimia dan hanya dapat diamati dengan
mengubah identitas kimiawi suatu zat. Sifat kimia dapat digunakan untuk
menyusun klasifikasi kimia.
Sifat kimia biasanya digunakan untuk menyatakan, antara lain:
a) Elektronegativitas
b) Potensial ionisasi
c) Jenis ikatan kimia yang dibentuk, antara lain logam, ion, dan kovalen.
Sifat fisik adalah segala aspek dari suatu objek atau zat yang dapat diukur
atau dipersepsikan tanpa merubah identitasnya. Sifat fisik dapat berupa sifat
intensif atau ekstensif. Sifat intensif tidak tergantung pada ukuran dan jumlah
materi pada objek, sedangkan sifat ekstensif bergantung pada hal tersebut.
Sebagai tambahan, suatu sifat dapat pula berupa isotropik jika nilainya tidak
tergantung arah pengamatan atau anisotropik jika sebaliknya. beberapa sifat fisik

zat yang berhubungan dengan dunia pangan diantaranya adalah viskositas dan
titik leleh.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim 1 , 2014. Petroleum.Online: (http:wikipedia.org). Diakses tanggal 24
September 2014.
Anonim 2 , 2013. Minyak Bumi. Online: (http:wikipedia.org). Diakses tanggal 24
September 2014.
Syawaldi, Adi. 2012. Kolom absorbsi.
Online:(http://www.adisyawaldi02.blogspot.com). Diakses tanggal 24
September 2014.
Kurniawan, Eko. 2011. Absorbsi.
Online:http://www.ekokurniawan.blogspot.com). Diakses tanggal 24
September 2014.
Purnama, Setiawan. 2011. Tugas Khusus Kolom Absorbsi pada Industri
Petroleum. Online: (http://www. Setiawanpurnama72.blogspot.com).
Diakses tanggal 24 September 2014.

Anda mungkin juga menyukai