ABSORPSI
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Laboratorium Teknik
Kimia 1
Oleh :
Kelompok 7 / Kelas 2B
2018
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Absorpsi adalah operasi penyerapan komponen-komponen yang terdapat di
dalam gas dengan menggunakan cairan, sehingga tingkat absorpsi gas akan
sabanding dengan daya kelarutan kelarutan gas tersebut dalam cairan. Adapun
tujuan dari proses absorpsi adalah pertama untuk mendapatkan senyawa yang
bernilai tinggi dari campuran gas atau uap; kedua, untuk mengeluarkan senyawa
yang tidak diinginkan dari produk; ketiga, pembentukkan persenyawaan kimia dari
absorben dengan salah satu senyawa dalam campuran gas.
Keadaan setimbang yaitu ketika kecepatan pelarutan dan pelepasan sama
besar. Keadaan ini juga disebut tekanan setimbang pada temperatur tertentu.
Daya larut gas dalam cairan bergantung dari suhu dan tekanannya, semakin
tinggi suhunya semakin rendah daya larutnya, sedangkan semakin tinggi
tekanannya, semakin tinggi daya larutnya.
Dalam industri, proses ini banyak digunakan dalam proses pengambilan
amonia yang ada dalam gas kota yang berasal dari pembakaran batu bara dengan
menggunakan air. Atau penghilangan gas H2S yang dikandung dalam gas alam
dengan menggunakan larutan alkali.
Sumber : Kimiaku-Absorpsi
2. Teori penetrasi
3. Teori permukaan yang diperbaharu
b. Absorbsi kimia
Absorpsi kimia merupakan absorbsi dimana gas terlarut didalam
larutan penyerap disertai dengan adanya reaksi kimia. Contoh absorpsi ini
adalah absorpsi dengan adanya larutan MEA, NaOH, K2CO3, dan
sebagainya. Aplikasi dari absorpsi kimia dapat dijumpai pada proses
penyerapan gas CO2 pada pabrik amoniak.
Penggunaan absorpsi kimia pada fase kering sering digunakan untuk
mengeluarkan zat terlarut secara lebih sempurna dari campuran gasnya.
Keuntungan absorpsi kimia adalah meningkatnya koefisien perpindahan
massa gas, sebagian dari perubahan ini disebabkan makin besarnya luas
efektif permukaan. Absorpsi kimia dapat juga berlangsung di daerah yang
hampir stagnan disamping penangkapan dinamik.
Tekanan Operasi
Konsentrasi komponen dalam cairan
Konsentrasi komponen dalam aliran gas
Lama waktu kontak
Ukuran bidang kontak (ukuran pori suatu absorben menentukan ukuran
molekul yang melewatinya).
Efek pertukaran ion
Efek temperature
Konsentrasi pori efektif
Untuk itu, operasi absorpsi harus dipilih kondisi yang tepat sehingga
dapat diperoleh hasil yang optimum. Karakteristik suatu campuran
menyerap kompinen di dalam aliran gas ditunjukan oleh harga koefisien
perpindahan massa antara gas dan cairan.
Absorben
Absorben adalah cairan yang dapat melarutkan bahan yang akan di
absorpsi pada permukaannya, baik secara fisik maupun secara reaksi
kimia. Absorben sering juga disebut sebagai cairan pencuci. Persyaratan
absorben :
1. Memiliki daya melarutkan bahan yang akan diabsorpsi yang sebesar
mungkin ( kebutuhan akan cairan lebih sedikit, volume alat lebih kecil).
2. Selektif
3. Memiliki tekanan uap yang rendah
4.Tidak korosif.
5. Mempunyai viskositas yang rendah
6. Stabil secara termis.
7. Murah
Jenis-jenis bahan yang dapat digunakan sebagai absorben adalah air
(untuk gas-gas yang dapat larut, atau untuk pemisahan partikel debu dan
tetesan cairan), natrium hidroksida (untuk gas-gas yang dapat bereaksi
seperti asam) dan asam sulfat (untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti
basa).
Kolom Absorpsi
Kolom absorpsi Adalah suatu kolom atau tabung tempat terjadinya
proses pengabsorbsi penyerapan/penggumpalan dari zat yang dilewatkan di
kolom/tabung tersebut. Proses ini dilakukan dengan melewatkan zat yang
terkontaminasi oleh komponen lain dan zat tersebut dilewatkan ke kolom ini
dimana terdapat fase cair dari komponen tersebut. Diantara jenis-jenis
absorben ini antara lain, arang aktif, bentonit, dan zeolit.
1. Arang aktif
Arang merupakan suatu padatan berpori yang
mengandung 85-95% karbon, dihasilkan dari bahan-bahan yang
mengandung karbon dengan pemanasan pada suhu tinggi. Ketika pemanasan
berlangsung, diusahakan agar tidak terjadikebocoran udara didalam ruangan
pemanasan sehingga bahan yang mengandung karbon tersebut hanya
terkarbonisasi dan tidak teroksidasi. Arang selain digunakan sebagai bahan
bakar, juga dapat digunakan sebagai adsorben (penyerap). Daya serap
ditentukan oleh luas permukaan partikel dan kemampuan ini dapat
menjadi lebih tinggi jika terhadap arang tersebut dilakukan aktifasi dengan
aktif faktor bahan-bahan kimia ataupun dengan pemanasan pada
temperatur tinggi. Dengan demikian, arang akan mengalami perubahan
sifat-sifat fisika dan kimia. Arang yang demikian disebut sebagai arang aktif.
Arang aktif dapat mengadsorpsi gas dan senyawa-senyawa kimia
tertentu atau sifat adsorpsinya selektif, tergantung pada besar atau volume
pori-pori dan luas permukaan. Daya serap arang aktif sangat besar, yaitu 25-
1000% terhadap berat arang aktif. Arang aktif dibagi atas 2 tipe, yaitu arang
aktif sebagai pemucat dan sebagai penyerap uap. Arang aktif sebgai
pemucat, biasanya berbentuk powder yang sangat halus, diameter pori
200 A0 , tipe pori lebih halus, digunakan dalam rase gas, berfungsi untuk
memperoleh kembali pelarut, katalis,pemisahan dan pemurnian gas.
Diperoleh dari tempurung kelapa, tulang, batu bata atau bahan baku yang
mempunyaibahan baku yang mempunyai struktur keras.
2. Zeolit
Mineral zeolit bukan merupakan mineral tunggal, melainkan
sekelompok mineral yang terdiri dari beberapa jenis unsur. Secara umum
mineral zeolit adalah senyawa alumino silikat hidrat dengan logam alkali
tanah.
Ikatan ion Al-Si-O adalah pembentuk struktur kristal, sedangkan
logam alkali adalah kation yang mudah tertukar. Jumlah molekul air
menunjukkan jumlah pori-pori atau volume ruang hampa yang akan
terbentuk bila unit sel kristal zeolit tersebut dipanaskan. Penggunaan zeolit
cukup banyak, misalnya untuk industri kertas, karet, plastik, agregat ringan,
semen puzolan, pupuk, pencegah polusi, pembuatan gas asam, tapal gigi,
mineral penunjuk eksplorasi, pembuatan batubara, pemurnian gas alam,
industri oksigen, industri petrokimia.
Dalam keadaan normal maka ruang hampa dalam kristal zeolit terisi
oleh molekul air bebas yang membentuk bulatan di sekitas kation. Bila
kristal tersebut dipanaskan selama beberapa jam, biasanya pada temperatur
250-900 oC, maka kristal zeolit yang bersnagkutan berfungsi menyerap gas
atau cairan. Daya serap (absorbansi) zeolit tergantung dari jumlah ruang
hampa dan luas permukaan. Biasanya mineral zeolit mempunyai luas
permukaan beberapa ratus meter persegi untuk setiap gram berat. Beberapa
jenis mineral zeolit mampu menyerap gas sebanyak 30% dari beratnya
dalam keadaan kering. Pengeringan zeolit biasanya dilakukan dalam ruang
hampa dengan menggunakan gas atau udara kering nitrogen atau methana
dengan maksud mengurangi tekanan uap ari terhadap zeolit itu sendiri.
3. Betonit
Bentonit adalah istilah pada lempung yang mengandung
monmorillonit dalam dunia perdagangan dan termasuk kelompok
dioktohedral. Penamaan jenis lempung tergantung dari penemu atau peneliti,
misal ahli geologi, mineralogi, mineral industri dan lain-lain. Bentonit dapat
dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan kandungan alu-munium silikat
hydrous, yaitu activated clay dan fuller's Earth. Activated clay adalah
lempung yang kurang memiliki daya pemucat, tetapi daya pemucatnya dapat
ditingkatkan melalui pengolahan tertentu. Sementara itu, fuller's earth
digunakan di dalam fulling atau pembersih bahan wool dari lemak.
Sifat bentonit sebagai absorben adalah :
Mempunyai surface area yang besar (fisika)
Bersifat asam yang padat (kimia)
Bersifat penukar-ion (kimia)
Bersifat katalis (kimia)
Untuk menambah luas bidang kontak antara gas pelarut dan ,sering
digunakan kolom isian yang berupa susw1an packing . Beberapa jenis
packing yang sering digunakan seperti pada gambar dibawah.
Sumber : Packed-bed-absorpsi/2013/08
Sumber : Epicmodularprocces.com/vapor-liquid-absorpsi
Prinsip Kerja Kolom Absorpsi
1. Kolom absorpsi adalah sebuah kolom, dimana ada zat
yang berbeda fase mengalir berlawanan arah yang dapat
menyebabkan komponen kimia diatmosfer dari satu fase
cairan ke faselainnya, terjadi hampir pada setiap reaktor
kimia. Proses ini dapat berupa absorpsi gas, destilasi,
pelarutan yang terjadi pada semua reaksi kimia.
2. Campuran gas yang merupakan keluaran dari reaktor
diumpankan kebawah menara absorber. Didalam absorber
terjadi kontak antara dua fasa yaitu fasa gas dan fasa cair
mengakibatkan perpindahan massa difusional dalam umpan
gas dari bawah menara ke dalam pelarut air sprayer yang
diumpankan dari bagian atas menara. Peristiwa absorbsi ini
terjadi pada sebuah kolom yang berisi packing.
Aplikasi Absorpsi
Absorpsi dalam dunia industri digunakan untuk meningkatkan nilai
guna dari suatu zat dengan cara merubah fasenya.
1. Proses Pembuatan Formalin
Formalin yang berfase cair berasal dari formaldehid yang berfase gas
dapat dihasilkan melalui proses absorbsi.Teknologi proses pembuatan
formalin Formaldehid sebagai gas input dimasukkan ke dalam reaktor.
Output dari reaktor yang berupa gas yang mempunyai suhu 1820C
Prinsip Absorpsi
Udara yang mengandung komponen terlarut (misalnya CO2)
dialirkan ke dalam kolom pada bagian bawah. Dari atas dialirkan alir.
Pada saat udara dan air bertemu dalam kolom isian, akan terjadi
perpindahan massa. Dengan menganggap udara tidak larut dalam air
(sangat sedikit larut),maka hanya gas CO2 saja yang berpindah ke
dalam fase air (terserap). Semakin ke bawah, aliran air semakin kaya CO 2.
Semakin ke atas ,aliran udara semakin miskin CO2. Faktor-faktor yang
berpengaruh pada operasi absorpsi adalah sebagai berikut :
Laju alir air. Semakin besar,penyerapan semakin baik proses
tersebut.
Komposisi dalam aliran air. Jika terdapat senyawa yang mampu
beraksi dengan CO 2 (misalnya NaOH) maka penyerapan lebih
baik.
Suhu operasi. Semakin rendah suhu operasi,penyerapan semakin
baik.
Tekanan operasi. Semakin tinggi tekanan operasi, penyerapan
semakin baik sampai pada batas tertentu. Diatas tekanan
maksimum (untuk hidrokarbon biasanya 4000-5000 kPa),
penyerapan lebih buruk.
Laju alir gas. Semakin besar laju alir gas, penyerapan semakin
buruk.
Y1 L,X0 Keterangan :
G = laju alir udara bebas CO2
Y1 = rasio laju alir CO2 terhadp udara pada aliran gas keluar
Yn+1 = rasio laju alir CO2 terhadap udara pada aliran gas masuk
L = laju alir air bebas CO2
X0 = rasio laju alir CO2 terhadap udara pada aliran air masuk
Xn = rasio laju alir CO2 terhadap udara pada aliran air keluar
Naraca massa total dalam kolom absorber dapat ditulis sebagai berikut :
G(Yn+1 – Y1) = L(Xn –X0)
G, Yn+1 Xn
Keterangan :
S1, S2, S3 = Valve yang diatur pada saat Analisa gas CO2 dan tempat
pengambilan sampel bila diperlukan
F1 = Flowmeter air
F2 = Flowmeter udara
F3 = Flowmeter CO2
C1 = Valve pengatur flow air
C2 = Valve pengatur flow udara
C3 = Valve pengatur flow CO2
a. Isi dua buah bola yang ada pada alat analisa absorpsi gas dipanel
sebelah kiri dengan 0,1 M NaOH. Atur permukaan larutan pada bola
hingga berada pada tanda “0” pada tabung, dengan menggunakan
keterangan CN, lakukan drain
b. Isi tangka tendon dengan NaOH dengan 3/4 bagian (25 liter)
c. Tutup control aliran gas C2 dan C3. Jalankan pompa cairan dan atur
laju alir air lewat kolom hingga sekitar 6 liter/min pada flowmeter F1
dengan mengatur control keran C1
d. Jalankan kompresor dan atur control keran C2 hingga memberikan laju
alir udara 30 liter/min pada flowmeter F2
e. Dengan hati-hati membuka keran pengatur tekanan pada silinder CO2
dan atur keran C3 sehinga memberikan laju alir gas pada F3 sekitar laju
alir udara pada F2. Pastikan bahwa tutup aliran cairan didasar kolom
sudah dibuka jika perlu dengan mengatur control keran C4
f. Sesudah 15 menit atau operasi mantap, ambil sampel fas secara
simultan dari titik S1 dan S2. Lakukan Analisa gas tersebut terhadap
kandungan CO2
g. Bilas saluran sampel dengan jalan mengulang-ulang menarik piston
dan menekannya kembali ke atmosfer. Volume silinder 100 cc,
perkirakan volume tabung yang berisi udara yang tinggal didalam alat.
Kemudian beberapa kali melakukan langkah menghisap dan menekan
h. Dengan bola absorpsi terisolasi dan saluran ke udara tertutup, isi
silinder dari saluran yang dipilih dengan menarik piston keluar pelan-
pelan. Catat volume gas yang dihisap ke dalam silinder V2 hendaknya
sekitar 20 ml. Tunggu sedikitnya 2 menit sehingga temperature gas
didalam silinder sama dengan temperature silinder
i. Putuskan hubungan silinder dari kolom dan bola serta saluran buang ke
atmosfer tutup setelah sekitar 10 detik
j. Hubungkan silinder dengan bola, absorpsi di permukaan cairan
didalam pipa harus tetap. Jika berubah buka pelan-pelan ke saluran
atmosfer lagi
k. Tunggu sampai permukaan di dalam silinder sama dengan tekanan
atmosfer
l. Pelan-pelan tekan piston, hingga silinder kosong karena gas masuk ke
dalam bola absorpsi. Pelan-pelan kembali tarik kembali piston. Catat
tinggi permukaan pada tabung indikator, hingga tidak terdapat
perubahan permukaan cairan didalam tabung indikator. Tinggi
permukaan cairan di dalam tabung indikator V2. Ini menunjukkan
volume gas CO2 di dalam campuran sample
(𝑌1 − 𝑌0 )(𝐹2+𝐹3)
𝐹𝑎 = 1− 𝑌0
(0.909−0.02597)(30+3)
𝐹𝑎 =
1−0.02597
𝐹𝑎 = 28.16596 𝑙⁄𝑚𝑖𝑛
𝐹𝑎 = 0.470 𝑙⁄𝑠
𝑽𝟏 𝒙 𝑪𝟏 𝑽𝟏 𝒙 𝑪𝟏
𝑪𝒄𝒐𝟐 𝒕𝒂𝒏𝒈𝒌𝒊 = 𝑪𝑪𝑶𝟐 𝑶𝒖𝒕𝒍𝒆𝒕 =
𝑽𝟐 𝑽𝟐
Keterangan :
𝑉1 = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 (10 ml)
𝑉2 = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑒 𝑁𝑎𝑂𝐻 (10 𝑚𝑙)
𝐶1 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑡𝑟𝑎𝑛 (𝐻𝐶𝑙 0.1𝑀)
1. t = 10 menit
4.2 𝑚𝑙 𝑥 0.1 𝑀
𝐶𝑐𝑜2 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖 = = 0.42 𝑀
10 𝑚𝑙
2.7 𝑚𝑙 𝑥 0.1 𝑀
𝐶𝐶𝑂2𝑂𝑢𝑡𝑙𝑒𝑡 = = 0.027 𝑀
10 𝑚𝑙
2. t = 15 menit
2.6 𝑚𝑙 𝑥 0.1 𝑀
𝐶𝐶𝑂2𝑇𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖 = = 0.026 𝑀
10 𝑚𝑙
2.3 𝑚𝑙 𝑥 0.1 𝑀
𝐶𝐶𝑂2𝑂𝑢𝑡𝑙𝑒𝑡 = = 0.023 𝑀
10 𝑚𝑙
3. t = 20 menit
1.9 𝑚𝑙 𝑥 0.1 𝑀
𝐶𝐶𝑂2𝑇𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖 = = 0.019 𝑀
10 𝑚𝑙
1.8 𝑚𝑙 𝑥 0.1 𝑀
𝐶𝐶𝑂2𝑂𝑢𝑡𝑙𝑒𝑡 = = 0.018 𝑀
10 𝑚𝑙
4. t = 25 menit
1.3 𝑚𝑙 𝑥 0.1 𝑀
𝐶𝐶𝑂2𝑇𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖 = = 0.013 𝑀
10 𝑚𝑙
1.2 𝑚𝑙 𝑥 0.1 𝑀
𝐶𝐶𝑂2𝑂𝑢𝑡𝑙𝑒𝑡 = = 0.012 𝑀
10 𝑚𝑙
5. t = 30 menit
0.5 𝑚𝑙 𝑥 0.1 𝑀
𝐶𝐶𝑂2𝑇𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖 = = 0.005 𝑀
10 𝑚𝑙
0.4 𝑚𝑙 𝑥 0.1 𝑀
𝐶𝐶𝑂2𝑂𝑢𝑡𝑙𝑒𝑡 = = 0.004 𝑀
10 𝑚𝑙
Perhitungan
1. t = 10 menit
Konsentrasi CO2 dari tangki inlet (C CO2t) = 0.042 M
Konsentrasi CO2 dari tangki outlet (C CO2 O) = 0.027 M
F1 = 4 liter/menit
Jawab :
a. 𝐴𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑙𝑒𝑡 𝐶𝑂2 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖 = 𝐹1 × 𝐶𝑐𝑜2 𝑡
𝑙𝑡
𝐴𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑙𝑒𝑡 𝐶𝑂2 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖 = 4 𝑚𝑛𝑡 × 0.042 𝑀
2. t = 15 menit
Konsentrasi CO2 dari tangki inlet (C CO2t) = 0.026 M
Konsentrasi CO2 dari tangki outlet (C CO2 O) = 0.023 M
F1 = 4 liter/menit
Jawab :
a. 𝐴𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑙𝑒𝑡 𝐶𝑂2 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖 = 𝐹1 × 𝐶𝑐𝑜2 𝑡
𝑙𝑡
𝐴𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑙𝑒𝑡 𝐶𝑂2 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖 = 4 𝑚𝑛𝑡 × 0.026 𝑀
3. t = 20 menit
Konsentrasi CO2 dari tangki inlet (C CO2t) = 0.019
Konsentrasi CO2 dari tangki outlet (C CO2 O) = 0.018
F1 = 4 liter/menit
Jawab :
a. 𝐴𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑙𝑒𝑡 𝐶𝑂2 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖 = 𝐹1 × 𝐶𝑐𝑜2 𝑡
𝑙𝑡
𝐴𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑙𝑒𝑡 𝐶𝑂2 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖 = 4 𝑚𝑛𝑡 × 0.019 𝑀
4. t = 25 menit
Konsentrasi CO2 dari tangki inlet (C CO2t) = 0.013 M
Konsentrasi CO2 dari tangki outlet (C CO2 O) = 0.012 M
F1 = 4 liter/menit
Jawab :
a. 𝐴𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑙𝑒𝑡 𝐶𝑂2 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖 = 𝐹1 × 𝐶𝑐𝑜2 𝑡
𝑙𝑡
𝐴𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑙𝑒𝑡 𝐶𝑂2 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖 = 4 𝑚𝑛𝑡 × 0.013 𝑀
5. t = 30 menit
Konsentrasi CO2 dari tangki inlet (C CO2t) = 0.005 M
Konsentrasi CO2 dari tangki outlet (C CO2 O) = 0.004 M
F1 = 4 liter/menit
Jawab :
a. 𝐴𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑙𝑒𝑡 𝐶𝑂2 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖 = 𝐹1 × 𝐶𝑐𝑜2 𝑡
𝑙𝑡
𝐴𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑙𝑒𝑡 𝐶𝑂2 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖 = 4 𝑚𝑛𝑡 × 0.005𝑀
DAFTAR PUSTAKA
Surya, Andika. Jurnal Praktikum Laboratorium Teknik Kimia “Absorpsi”. 2018.
Bandung : POLBAN
https://www.kimiaku.com/absorpsi (diakses pada 13 Oktober 2018 pukul 19.34)
https://morrodoxingo.com /2013/08/packed-bed-absroption (diakses pada 13 Oktober
2018 pukul 19.37)
https://www.epicmodularprocess.com/vapor-liquid-absorption (diakses pada 13
Oktober 2018 pukul 19.42)