PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Distilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan Yunani sekitar abad
1.2
Tujuan
a. Menghitung jumlah plate teoritis dengan Metode Mc. Cabe-Thiele dan
persamaan Fenske.
b. Menghitung efisiensi kolom.
1.3
Teori
Destilasi merupakan suatu teknik pemisahan larutan yang berdasarkan
pada perbedaan titik didihnya. Distilasi terfraksi digunakan untuk larutan yang
mempunyai perbedaan titik didih yang tidak terlalu jauh yaitu sekitar 30C atau
lebih (Afif, 2012). Dasar pemisahan suatu campuran dengan destilasi adalah
adanya perbedaan titik didih dua cairan atau lebih yang jika campuran tersebut
dipanaskan, maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih
dulu. Dengan mengatur suhu secara cermat, kita dapat menguapkan dan kemudian
mengembunkan komponen-komponen secara bertahap.
Distilasi adalah unit operasi yang sudah ratusan tahun diaplikasikan secara
luas. Operasi ini biasanya dilaksanakan dalam suatu kolom baki (tray column)
atau kolom dengan isian (packing column) untuk mendapatkan kontak antar fasa
seintim mungkin sehingga diperoleh unjuk kerja pemisahan yang lebih baik.
Salah satu modus operasi distilasi adalah distilasi curah (batch
distillation). Pada operasi ini, umpan dimasukkan hanya pada awal operasi,
sedangkan produknya dikeluarkan secara kontinu. Operasi ini memiliki beberapa
keuntungan.
a.
b.
distilasi
adalah
sarana
melaksanakan
operasi
pemisahan
5. perpindahan momentum
Distilasi adalah sistem perpindahan yang memanfaatkan perpindahan
massa (gambar 1.1). Masalah perpindahan massa dapat diselesaikan dengan dua
cara yang berbeda. Pertama dengan menggunakan konsep tahapan kesetimbangan
(equilibrium stage) dan kedua atas dasar proses laju difusi (difusional forces).
Distilasi dilaksanakan dengan rangkaian alat berupa kolom/menara yang terdiri
dari piring (plate tower/tray) sehingga dengan pemanasan komponen dapat
menguap, terkondensasi, dan dipisahkan secara bertahap berdasarkan tekanan
uap/titik didihnya. Proses ini memerlukan perhitungan tahap kesetimbangan (Mc
Cabe and warre, 1999).
Batas perpindahan fasa tercapai apabila kedua fasa telah mencapai
kesetimbangan dan perpindahan makroskopik terhenti. Pada proses komersial
yang dituntut memiliki laju produksi besar, terjadinya kesetimbangan harus
dihindari. Distilasi pada satu tahapannya memisahkan dua komponen, yang
terdapat dalam 2 fasa, sehingga derajat kebebasannya 2 dan 4 variabel yaitu
tekanan, suhu, dan konsentrasi komponen A pada fasa cair dan fasa uap
(konsentrasi komponen B sama dengan 1 dikurangi konsentrasi komponen A).
Jika telah ditetapkan temperatur, hanya ada satu variabel saja yang dapat diubah
secara bebas, sedangkan temperatur dan konsentrasi fasa uap didapatkan sebagai
hasil perhitungan sesuai sifat-sifat fisik pada tahap kesetimbangan (Laboratorium
Operasi Teknik Kimia Fakultas UNTIRTA, 2010). Skema proses perpindahan
massa pada distilasi dapat dilihat pada Gambar 1.1 berikut.
1.3.1
Kesetimbangan Uap-Cair
operasi
distilasi
mengekspoitasi perbedaan
kemampuan
menguap
Gambar 1.2 Kesetimbangan upa-cair pada kondisi bubble dan dew temperature
(Laboratorium Operasi Teknik Kimia Fakultas UNTIRTA,2010)
Gambar 1.3 Komposisi uap dan cairan pada kesetimbangan xA1 dan yA1 = komposisi
cairan dan uap pada kesetimbangan (Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Fakultas UNTIRTA, 2011)
Dalam banyak campuran biner, titik didih campuran terletak di antara titik
didih komponen yang lebih mudah menguap (Ta) dan titik didih komponen yang
kurang mudah menguap (Tb). Untuk setiap suhu, harga yA selalu lebih besar dari
pada harga xA.Ada beberapa campuran biner yang titik didihnya di atas atau di
bawah titik didih kedua komponennya. Campuran pertama disebut azeotrop
maksimum seperti dapat dilihat pada gambar 1.4 berikut.
Dalam kedua hal, yA tidak selalu lebih besar dari pada harga xA, ada
kesetimbangan uap cairan dengan yA selalu lebih kecil dari pada xA. Pada titik
azeotrop, yA sama dengan xA dan campuran cairan dengan komposisi sama
dengan titik azeotrop tidak dapat dipisahkan dengan cara distilasi. Untuk
campuran azeotrop minimum dapat dilihat pada gambar 1.5 berikut.
pi = yi P ....(1.1)
Dimana : pi = tekanan uap koponen
yi = fraksi komponen idi fasa uap (gas)
P = tekanan total
Hukum Raoult untuk larutan ideal :
pi = xi.pio....................................(1.2)
Dimana : pi = tekanan uap koponen
xi = fraksi komponen idi fasa cairan
pio = tekanan uap murni
1.3.2
(K-Value)
adalah
ukuran
tendensi
suatu
komponen
untuk
terkonsentrasi
di
fasa
uap,
sebaliknya
jika
= .......(1)
Dengan Yi adalah fraksi mol komponen i di fasa uap dan Xi adalah fraksi
mol komponen i di fasa fasa cair.
Harga-K adalah fungsi dari temperatur, tekanan, dan komposisi. Dalam
kesetimbangan, jika dua di antara variable-variabel tersebut telah ditetapkan,
maka variabel ketiga akan tertentu harganya. Dengan demikian, harga-K dapat
ditampilkan sebagai fungsi dari tekanan dan komposisi, temperatur dan
komposisi, atau tekanan dan temperatur
Volatillitas relative (relative volatility) antara komponen i dan j
didefinisikan sebagai-:
, = .....(2)
Dengan Ki adalah harga-K untuk komponen I dan Ki adalah hargaK untuk komponen j. Volatillitas relatif ini adalah ukuran kemudahan terpisahkan
lewat eksploitasi perbedaan volatillitas. Menurut konsensus,volatillitas relative
ditulis sebagai perbandingan harga-K dari komponen n lebih mudah menguap
........(3)
= 1+(
Jika persamaan (4) tersebut dialurkan terhadap sumbu x-y, maka akan
diperoleh kurva kesetimbangan yang menampilkan hubungan fraksimol
komponen yang menampilkan hubungan fraksi mol komponen yang mudah
menguap di fasa cair dan fasa uap yang dikenal sebagai diagram x-y. perhatikan
gambar (1.6). Garis bersudut 45o yang dapat diartikan semakin banyaknya komponen
A di fasa uap pada saat kesetimbangan. Ini menandakan bahwa semakin besar harga
AB, semakin mudah A dan B dipisahkan lewat distilasi.
Gambar 1.6 Diagram x-y sistem biner A-B (Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Fakultas UNTIRTA, 2010)
1.3.3
dengan campuran ideal. Yang dimaksud dengan campuran ideal adalah campuran
yang perilaku fasa uapnya mematuhi Hukum Dalton dan perilaku fasa cairnya
mengikuti Hukum Raoult. Hokum Dalton untuk gas ideal, seperti diperlihatkan pada
persamaan (5), menyatakan bahwa tekanan parsial komponen dalam campuran, pi,
sama dengan fraksi mol komponen tersebut, yi, dikalikan tekanan parsial komponen,
pi, sama dengan fraksi mol komponen di fasa cair, pis. persamaan (6) menampilkan
pernyataan sebagai berikut.
= .............(5)
Pi = xiPis......(6)
Dari persamaan (5) dan (6), harga-K untuk system ideal dapat dinyatakan sebagai
berikut :
Ki = =
....(7)
memisahkan uap dan cairan yang berada dalam keadaan setimbang tersebut. Cara
pemisahan tersebut diperlihatkan pada gambar di bawah.
Gambar 1.7 Cara pemisahan secara distilasi (Laboratorium Teknik Kimia 2 UR, 2014).
tahap
kesetimbangan n, akan terbentuk uap dan cairan baru dalam keadaan setimbang,
yaitu Vn dan Ln. Uap Vn mempunyai komposisi yA,n yang mengandung lebih
banyak komponen A (ya,n>yA,n+1), sedangkan cairan Ln mengandung lebih sedikit
komponen A (xA,n<xA,n-1). Operasi kesetimbangan tersebut diulang berkali-kali,
sehingga diperoleh uap yang sangat kaya A dan cairan yang sangat miskin A.
Dalam operasi distilasi, pencampuran dilakukan berturut-turut dalam
tahap-tahap (stage). Pada saat operasi berlangsung, cairan di tahap terendah
dipanaskan (Qr), sedangkan uap di tahap teratas didinginkan (Qc). Hasil atas yang
diambil disebut distilat (D) dan yang dikembalikan ke kolom disebut refluks (Lo).
Jumlah refluks dibanding distilat disebut rasio refluks (R) yang sangat
mempengaruhi hasil pemisahan.
R L 0 / D .....(8)
Jika R tak hingga, artinya semua hasil atas kembali ke tahap I, maka
operasi distilasi disebut refluks total. Pada operasi dengan refluks total, maka
jumlah tahap teoritis adalah minimum. Kalau relative volatility konstan (dapat
dianggap konstan), maka jumlah tahap minimum pada operasi dengan refluks total
dapat dihitung dengan persamaan Fenske.
X X
log A B
X B D X A B
...............................................................................(9)
n 1
log av
dimana :
n
xA
xB
.............................................................(10)
Metoda Distilasi
Pada dasarnya ada beberapa metode destilasi. Metode distilasi diantaranya
beroperasi, maka akan dihasilkan distilat berkadar komponen yang lebih mudah
menguap sangat tinggi. Di lain pihak, residu akan menurun kadarnya akibat tidak
ada umpan yang mengalir masuk. Akibatnya, kadar distilat selanjutnya juga akan
menurun. Berdasarkan hal tersebut, maka distilasi batch dapat beroperasi pada
dua kemungkinan dengan kadar distilat konstan, rasio refluk berubah dan dengan
rasio refluk konstan, kadar distilat berubah.
Distilasi Batch dengan Kadar Distilat Konstan Misal pada saat operasi
dimulai, jumlah liquid yang dimasukkan ke dalam bejana adalah F1 mol dengan
kadar XF1 dan sesaat setelah mulai dihasilkan distilat dengan kadar XD pada rasio
refluk R1. Setelah interval waktu tertentu, liquid dalam bejana tinggal F2 mol
dengan kadar XF2, sedangkan kadar distilat tetap XD karena rasio refluk diubah
menjadi R2. Bila jumlah distilat yang terkumpul selama ini adalah D mol, maka
neraca massanya.
F1 x F1 F2 x F2 D x D
F1 F2 D
Maka diperoleh :
D F1
R
x F1 x F2
...............................................(11)
x D x F2
xD
...............................................(12)
Gambar 1.8 Distilasi batch dengan XD konstan Sumber : (Laboratorium Teknik Kimia 2
UR, 2014)
Distilasi Batch dengan Rasio Refluk Konstan Bila kolom beroperasi dengan rasio
refluk yang selalu sama tiap saat, maka kadar distilat XD akan menurun secara
kontinu. Misal, pada suatu interval waktu yang sangat singkat dt, komposisi
distilat berubah dari XD menjadi dXD. Dalam waktu ini pula distilat akan
bertambah dD, maka :
dx
dan x D dD -d(F x F )
tetapi dD = - dF, maka x D dF F dx F x F dF
bila diatur dan diintegrasikan diperoleh :
ln
F1
dx F
xxFF 12
.........(13)
F2
xD xF
Dari persamaan 13 di atas, dapat ditentukan perbandingan jumlah liquid
yang berada didalam bejana sebelum dan sesudah operasi, yaitu dengan membuat
grafik XF versus 1/(XD-XF). Distilasi batch dengan rasio refluk konstan dapat
dilihat pada gambar 1.9.
Gambar 1.9 Distilasi batch dengan R konstan (Laboratorium Teknik Kimia 2 UR, 2014)
Vn 1 L n 1 Vn L n .....................................................................................(14)
Persamaan neraca massa komponen :
Yn
Ln
Xn
Gambar 1.10 Mekanisme distilasi pada tahap dan dikolom distilasi Sumber :
(Laboratorium Operasi Teknik Kimia Fakultas UNTIRTA, 2010)
Gambar 1.11
Vn 1 L n D .......(16)
Persamaan neraca massa komponen adalah :
Yn 1 Yn 1 L n X n D X D ....(17)
Gambar 1.12 Diagram seksi Stripping (Laboratorium Operasi Teknik Kimia Fakultas
UNTIRTA, 2010)
Persamaan neraca massa total untuk envelope (daerah bergaris titik-titik) adalah :
Vm1 L m W .......(18)
Persamaan neraca massa komponen adalah :
Keterangan :
D
yD
Pada alat ini, cairan dalam labu dipanaskan sehingga sebagian cairan akan
menguap dengan komposisi uap yD yang dianggap berada dalam kesetimbangan
dengankomposisi cairan yang ada di labu, xW. uap keluar labu menuju kondenser
dan diembunkan secara total. Cairan yang keuar dari kondenser memiliki
komposisi xD yangbesarnya sama dengan yD (Laboratorium Operasi Teknik
Kimia Fakultas UNTIRTA, 2010).
Daftar Pustaka
Afif, hidayat. 2012. Pengertian Distilasi. www.lporn distilasi/pengertiandistilasi.html.
Geankoplis, C.J. 1993. Transport Process and Unit Operation, 3rd edition,
Prentice Hall Inc., Englewood Cliffs, New Jersey.
Mc. Cabe, W. L., J.C Smith and P. Harriot. 1985. Unit Operation of Chemical
Engineering, 5th edition, McGraw-Hill book Co. Inc., New York.
Mc. Cabe, Warren L, dkk. 1999. Operasi Teknik Kimia. Jilid 2. Edisi
keempat.Diterjemahkan oleh: Ir. E.Jasjfi,M.Sc. Jakarta: Erlangga.
Tim Penyusun. 2010. Laboratorium Operasi Teknik Kimia UNTIRTA: Distilasi
Batch, Penuntun Pratikum. Banten.
Tim penyusun. 2010. Penuntun Praktikum Laboratorium Operasi Teknik Kimia
FT UNTIRTA, Banten.
Tim penyusun, 2014, Penuntun Praktikum Laboratorium Teknik Kimia II.
Program Studi S1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Riau,
Pekanbaru.
Treybal, R. E. 1981. Mass Transfer Operation, 3rd edition, Mc. Braco, Singapore.