Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .


Suatu rangkaian proses produksi di dalam suatu industri kimia dapat
menghasilkan produk yang masih terkontaminasi oleh zat atau senyawa pengotor..
Pemisahan zat atau senyawa pengotor dari produk dapat dilakukan dengan operasi
perpindahan massa melalui proses absorpsi,.adsorpsi,.distilasi,.leaching,.ekstraksi dan
lain-lain. Salah satu tahap pemisahan zat atau senyawa pengotor yang tidak diinginkan
dari suatu produk yang dihasilkan dapat dilakukan dengan metode absorpsi..
Absorpsi dikelompokan menjadi proses absorpsi yang berlangsung secara
fisika dan proses absorpsi yang berlangsung secara kimia yang disertai oleh reaksi
kimia. Pada absorpsi fisika, proses terjadi disebabkan oleh adanya gaya Van der Waals
yang terjadi pada permukaan absorben,. berbeda dengan absorpsi fisika, pada absorpsi

kimia memungkinkan dapat terjadinya reaksi antara absorbate dengan absorben,.

ketika suatu atom atau senyawa memasuki suatu fase limbak (bulk phase)..
Jenis kolom absorpsi digolongkan berdasarkan kegunaannya ke dalam
beberapa bagian,. dimana masing-masing memiliki klasifikasi dan pemakaian yang

berbeda pada operasinya..Operasi perpindahan massa dilakukan di dalam tower yang

di desain untuk kotak dua fase,. peralatan ini diklasifikasi ke dalam lima jenis utama
yang metodenya digunakan untuk menghasilkan kontak interfase yaitu packed
column,. wetted wall tower,. spray tower,. bubble tower, dan plate tower. Perpindahan
massa larutan antara gas dan liquid melalui sebuah aliran dapat dipelajari dengan
menggunakan kolom wetted wall..Wetted wall absorption column memiliki kontak
antara luas permukaan pipa dan aliran fluida, selain itu digunakan karena dengan kolom
ini perpindahan massa antara dua fase dapat lebih baik..
Proses absorpsi yang terjadi pada wetted wall absorption column dapat
menggambarkan adanya perpindahan suatu massa pada kolom tersebut,.karena ada
massa senyawa gas yang terserap oleh zat cair,. sehingga dengan adanya perpindahan
massa tersebut maka dapat diketahui jumlah senyawa gas yang terserap oleh zat
cair..Oleh karena itu,. sangat penting untuk memahami prinsip atau cara kerja dari
proses absorpsi pada wetted wall absorption column untuk mengetahui suatu bilangan
koefisien yang merupakan koefisien dari suatu perpindahan massa.

1.2. Rumusan Masalah .

1) Bagaimana prinsip kerja dari rangkaian alat wetted wall absorption column ? .
2) Bagaimana menentukan Reynold Number (𝑅𝑒 ) dan Sherwood Number (𝑆ℎ )
serta menghitung koefisien perpindahan massa dalam liquid dari data
percobaan? .

3) Bagaimana cara menghitung kadar oksigen yang terserap? .


4) Bagaimana aplikasi dari wetted wall absorption column yang digunakan pada
industri? .

1.3. Tujuan .
1) Memahami prinsip atau cara kerja wetted wall absorption column,.

2) Mengetahui cara menentukan. Reynold Number (Re) dan Sherwood Number

(Sh) Serta koefisien perpindahan massa di dalam liquid (KL),.

3) Mengetahui cara menghitung kadar oksigen yang terserap,.

4) Mengetahui aplikasi dari wetted wall absorption column .yang digunakan. pada

industri kimia khususnya di Indonesia..

1.4. Manfaat .
1) Menambah wawasan dan kemapuan berpikir mengenai prinsip atau cara kerja
wetted wall absorption column, .

2) Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan untuk menentukan. Reynold


Number (𝑅𝑒 ) dan Sherwood Number (𝑆ℎ ) serta menghitung koefisien
perpindahan massa di dalam liquid (𝐾𝐿 ),.
3) Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan untuk memahami cara
menghitung kadar oksigen yang terserap, .
4) Menambah wawasan mengenai aplikasi dari wetted wall absorption column
yang digunakan pada industri..
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA.

2.1. Absorpsi .
Absorpsi adalah proses perpindahan massa dari fase gas ke fase cair dimana gas
tersebut dapat larut dalam fase cairnya. Absorpsi akan terjadi jika campuran gas
dikontakkan dengan liquid yang kemudian satu atau lebih (Altway, 2008). Komponen
gas akan diserap oleh liquid,. dan kelarutan dari gas yang akan diserap dapat
disebabkan oleh gaya-gaya fisik yang terjadi pada absorpsi fisik dan selain gaya
tersebut juga dapat disebabkan oleh ikatan kimia yang terjadi pada absorpsi kimia. .
Komponen gas yang dapat menghasilkan ikatan-ikatan kimia akan dilarutkan
terlebih dahulu dan juga dengan kecepatan yang lebih tinggi. Absorpsi dapat dilakukan
pada fluida yang relatif berkonsentrasi rendah maupun fluida yang bersifat.konsentrat.

Proses absorpsi ini melibatkan difusi partikel gas ke dalam suatu cairan..Secara umum

faktor yang mempengaruhi proses absorpsi adalah kelarutan (solubility) .suatu gas
dalam pelarut kesetimbangan, tekanan operasi, serta temperatur (Sutrasno, 2007).
Terdapat dua jenis pembagian metode absorpsi yaitu absorpsi fisika dan absorpsi kimia.

2.1.1. Absorpsi Fisika.

Gas atau biasa disebut dengan absorbate.akan terlarut dalam suatu larutan

penyerap atau solvent,. tanpa disertai dengan adanya reaksi kimia terjadi..Penyerapan

tersebut terjadi karena adanya interaksi fisik,.difusi gas ke dalam air, atau pelarutan gas

ke fase cair..Absorpsi fisika disebabkan oleh gaya Van der Waals yang ada di

permukaan absorben..Panas absorpsinya rendah dan lapisan yang terbentuk pada

permukaan absorben lebih dari satu lapis..Mekanisme proses absorpsi fisika ini dapat

dijelaskan dengan beberapa model,. model-model tersebut,. yaitu teori dua lapisan

oleh Whiteman (1923),..teori penetrasi oleh Danckwerts dan teori lainnya. Dari

absorpsi fisik ini ada beberapa teori untuk menyatakan model mekanismenya.: .

1) Teori model film, .

2) Teori permukaan yang diperbaharui..


2.1.2. Absorpsi Kimia .

Proses absorpsi .kimia adalah proses absorpsi gas terlarut oleh pelarut yang

disertai dengan reaksi kimia..Absorpsi kimia terjadi karena reaksi antara zat yang

diserap dengan absorben..Salah satu keuntungan metode absorpsi kimia ini adalah

dapat meningkatkan harga koefisien perpindahan massa (Kga),. dimana besar dari
harga Kga tersebut menentukan besaran-besaran lain seperti waktu operasi, ukuran alat,
kecepatan perpindahan massa..Contoh proses ini adalah absorpsi gas CO2 dengan

larutan MEA, K2CO3, NaOH pada industri natrium sulfat (Na2SO4),..dan pada industri

pengolahan air untuk menyerap senyawa yang tidak diinginkan..

Gambar 2.1. Konfigurasi Absorber-Stripper


(Sumber : Hasnan, 2015).

Aplikasi dari absorpsi kimia dapat dijumpai pada proses penyerapan gas CO2
yang biasanya dijumpai pada pabrik amonia serta proses penyerapan gas NO dan NO2..
Proses absorpsi dapat dilakukan dalam tangki berpengaduk yang telah dilengkapi
dengan sparger,. kolom gelembung (bubble column),.atau dengan kolom yang berisi
packing yang inert (packed column) atau piringan (tray column)..Terdapat 4 hal yang
dapat mempengaruhi suatu proses absorpsi :.

1) Zat yang diadsorbsi,.


2) Luas permukaan kontak,.
3) Temperatur,.
4) Tekanan.
2.1.3. Penggunaan Absorpsi .
Pengunaan absorpsi di dalam dunia industri digunakan untuk meningkatkan
nilai guna dari suatu zat dengan cara merubah fase dari zat tersebut,. pada proses

pembuatan formalin yang berfase cair berasal .dari formaldehida yang berfase gas

dapat dihasilkan melalui proses absorpsi..Teknologi proses pembuatan formalin


dengan menggunakan formaldehida sebagai gas masukan dan dimasukkan ke dalam
reaktor..Keluaran dari reaktor berupa gas yang mempunyai suhu 182°C. kemudian
didinginkan pada kondensor hingga suhu 55°C, lalu dimasukkan ke dalam
absorber..Keluaran dari absorber pada tingkat I mengandung larutan formalin dengan

kadar formaldehida sekitar 37 hingga 40 persen..Bagian terbesar dari metanol, air, dan

formaldehida dikondensasi di bawah air pendingin bagian dari menara,. dan hampir

semua removal dari sisa metanol dan formaldehida.dari gas terjadi dibagian atas

absorber dan dikontakkan dengan air proses secara counter-current..

2.2. Absorben
Absorben adalah cairan yang dapat melarutkan bahan yang akan diabsorpsi
pada permukaannya, baik secara fisik maupun secara reaksi kimia. Absorben sering
juga disebut sebagai cairan pencuci.. Absorben yang sering digunakan adalah air (untuk
gas-gas yang dapat larut, atau untuk pemisahan partikel debu dan tetesan cairan),
natrium hidroksida (untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti asam) dan asam sulfat
(untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti basa), pada proses absorpsi, kelarutan suatu
gas dalam absorben haruslah tinggi,.karena selain untuk meningkatkan laju absorpsi,
juga menurunkan jumlah absorben yang dibutuhkan. Absorben harus memenuhi
persyaratan yang sangat beragam. Berikut adalah beberapa persyaratan suatu bahan
dapat dikatakan sebagai absorben :.

1) Memiliki daya melarutkan bahan yang akan di absorpsi yang sebesar mungkin
(kebutuhan akan cairan lebih sedikit,volume alat lebih kecil),.

2) Bersifat non-volatil,untuk mengurangi hilangnya absorben bersama gas,.

3) Memiliki stabil secara termis dan murah,karena hilangnya sejumlah absorber,.


4) Bersifat non korosif.
2.3. Teori Absorpsi
Absorpsi adalah salah satu proses pemisahan dengan mengontakkan campuran
gas dengan cairan sebagai penyerapnya. Absorpsi dapat terjadi melalui dua
mekanisme, antara lain absorpsi fisik dan absorpsi kimia. Absorpsi fisik merupakan
absorpsi dimana gas terlarut dalam suatu cairan penyerap yang tidak disertai dengan
terjadinya suatu reaksi kimia, contoh dari absorpsi. ini adalah absorpsi pada gas H2 S
dengan air, metanol, propilen, dan karbonat..Penyerapan ini dapat terjadi karena
terdapat interaksi fisik, difusi suatu gas ke air, atau pelarutan dari gas ke fase cair.

2.3.1. Teori Dua Lapisan (Two Films Theory)


Teori film didasarkan pada hadirnya suatu film khayal fluida di dalam aliran
laminer di dekat batas yang menawarkan resistansi yang sama dengan transfer massa
seperti yang sesungguhnya ada di dalam seluruh aliran fluida..Dengan kata lain,.semua
resistansi terhadap transfer diasumsikan ada di dalam film khayal dimana transport
seluruhnya lewat difusi molekuler (Rorrer, 2004).. Teori dua film yang dikembangkan
oleh Whitman dan Lewis pada tahun 1924 didasarkan pada bidang sentuh antara gas
dan air. Adanya film ini akan memberikan hambatan pada perpindahan massa dari fase
yang satu ke fase yang lain.. Teori ini bersifat elementer dan semua aliran yang ada di

dalam aliran fluida turbulen terkonsentrasi dalam suatu stagnant film..


Persyaratan kontak antara suatu liquid dan gas merupakan syarat-syarat yang
akan paling sulit dicapai,.terutama pada tower yang ukurannya cukup besar. Secara
ideal hal tersebut akan terdistribusi dari top packing kemudian akan mengalir di dalam
bentuk film yang tipis..Permukaan packing akan turun ke dalam bawah tower,.dan film
cenderung akan menebal pada beberapa tempat dan menipis di tempat-tempat lainnya,
sehingga liquid akan mengumpul menjadi arus kecil dan mengalir melalui lintas
tertentu di dalam packing..Jika dilihat pada laju aliran yang sangat rendah,. maka

sebagian besar permukaan yang kering akan diliputi oleh film stagnant liquid,.dan film

ini tidak selalu merupakan stagnant film yang mempunyai suatu ketebalan tertentu..
Perpindahan massa dalam salah satu film dapat berlangsung melalui proses difusi pada
lapisan batas laminar.. Tebal dari film yang akan digunakan untuk massa pada
kecepatan aliran yang sebanding tidaklah sama, kecuali pada kondisi batas laminar.
2.3.2. Teori Penetrasi (Penetration Theory) .
Teori penetrasi yang dikembangkan oleh Higbie menunjukkan bahwa koefisien
perpindahan massa berbanding terbalik dengan akar kuadrat dari waktu kontak..Teori

film dan lapisan batas ini mengasumsikan bahwa transportasi terjadi secara steady,.dan
karenanya tidak dapat digunakan dalam situasi di mana material dikumpulkan dalam
suatu elemen volume,.sehingga menyebabkan terjadinya perubahan konsentrasi dari

suatu fluida terhadap waktu selama proses perpindahan massa berlangsung..


Absorpsi dari gas dimana fluida tersebut diasumsikan sebagai suatu aliran yang
bersifat laminer atau stasioner.. Higbie mempertimbangkan bahwa transfer di dalam

cairan dengan transport dari molekul yang bersifat unsteady state.. Konsep yang
dikemukakan oleh Higbie ini menghasilkan suatu persamaan untuk fluks massa pada
suatu titik yang berada pada permukan cairan yang diekspos untuk absorpsi gas..

2.3.3. Teori Permukaan yang Diperbaharui .


Teori penetrasi pada awalnya dipergunakan oleh Highbie untuk menjelaskan
proses dari transfer massa dalam fase cair selama penyerpan gas..Teori ini telah

diaplikasikan untuk aliran turbulen oleh Danckwerts..Konsep unsteady state ini

digunakan oleh Danckwerts.untuk melakukan absorpsi dalam suatu cairan turbulen

dengan menganggap random surface renewal...Danckwerts kemudian mengusulkan


bahwa elemen-elemen dari fluida yang berkontak. satu sama lain dan memiliki waktu
tinggal atau biasa disebut dengan residence time yang berbeda akan dapat
dideskripsikan oleh spektrum waktu tinggal atau residence time dari fluida tersebut..
Waktu. kontak dari suatu elemen fluida individu mengikuti fungsi
distribusi,.dan setelah beberapa waktu,.suatu elemen dapat terlepas dari area kontak
dan digantikan oleh elemen yang lain,.karena inilah ditemukan teori pembaharuan
permukaan, teori ini telah berhasil diaplikasikan dalam penyerapan gas dari fluida
unsteady,. namun fraksi waktu untuk permukaan yang diperbaharui tidak diketahui

sama dengan waktu kontak dalam teori penetrasi,. karena itu walaupun kedua teori
tersebut berguna untuk memahami proses. perpindahan massa dan seringkali tidak
berlaku untuk perhitungan kuantitas yang terlibat dalam suatu perpindahan massa.
2.4. Tipe Kolom Absorpsi .
2.4.1. Spray Tower dan Spray Chambers .
Zat cair akan disemprotkan ke dalam gas stream melalui nozzle dimana zat cair
akan disebarkan ke dalam penurunan penyemprotan yang baik..Aliran mungkin
counter-current dalam tower vertikal dengan penyemprotan zat cair ke bawah, atau
paralel, jika tower horizontal dilakukan spray chambers..Alat ini menguntungkan pada
tekanan rendah untuk gas, tetapi juga mempunya jumlah yang tidak menguntungkan.
Biaya pemompaan yang relatif tinggi yang diberikan untuk penurunan tekanan dengan
spray nozzle dan kecenderungan untuk menaikkan zat cair oleh sisa gas dan kabut
pembersih akan hampir selalu dibutuhkan, kecuali jika diameter atau rasio panjang
sangat kecil, gas akan lebih baik dicampur sepenuhnya oleh spray dan keuntungan
aliran counter-current tidak akan didapatkan. Diameter atau rasio panjang tidak dapat
dibuat sangat kecil karena itu spray harus dengan cepat mencapai dinding tower.

2.4.2. Wetted Wall Tower


Liquid dengan lapisan film yang tipis mengalir turun pada bagian dalam pipa
vertikal dengan aliran gas co-current atau counter-current yang disebut dengan wetted
wall tower, seperti yang telah digunakan pada studi teoritis perpindahan massa, karena
permukaan interfacial diantara fase yang dapat dikontrol dan mampu diukur, di industri
alat ini digunakan sebagai absorber untuk hydrochloricacid, dimana absorpsi disertai
oleh panas yang sangat tinggi, dalam keadaan ini wetted wall tower dikelilingi dengan
aliran cooling water. Alat multitube yang digunakan untuk distilasi yang dimana liquid
film dihasilkan pada bagian atas oleh kondensasi parsial dari kenaikan vapour.
Penurunan tekanan gas yang terjadi di dalam tower ini lebih lambat dari pada alat-alat
kontak gas-cair lainnya,. untuk memberi perlengkapan pada kondisi operasi.

2.5. Wetted Wall Absorption Column


Wetted wall column atau disebut juga sebagai falling-folum column adalah suatu
perangkat kimia yang digunakan untuk menghitung koefisien dari transfer massa pada
operasi perpindahan massa yang terjadi antara suatu gas dan liquid, dan pada
prinsipnya wetted wall column tersusun atas dua atau lebih silinder yang dipasang
secara vertikal, kedua silinder yang masing-masing berisi gas dan liquid. Kolom
absorpsi jenis wetted wall column mempengaruhi bidang massa, termodinamika dan
kinetika reaksi pada proses absorpsi gas (Kuswandi, 2008). Wetted wall column
digunakan untuk mencari data dan korelasi antar komponen yang ada pada fase yang
berbeda yang ada di dalam kondisi kesetimbangan selama operasi dari proses distilasi,
absorpsi gas dan operasi pada vaporisasi yang banyak digunakan pada sistem kimia.
Humidisikasi merupakan salah satu proses perpindahan massa dan panas dari
cairan ke gas, di dalam industri proses ini digunakan dalam pembentukan steam untuk
suatu proses pengeringan suatu bahan yang masih lembab. Kelembaban merupakan
persantase berat antara kandungan dari. air dan berat udara kering. Besarnya
kelembaban dapat ditentukan dengan menggunakan diagram psikometrik. Untuk
memperbesar laju perpindahan panas dan massa. diperlukan laju sirkulasi yang optimal
dari cairan atau memodifikasi alat dengan memberikan luas permukaan yang besar
untuk meningkatkan laju perpindahan. Salah satu alat yang meneydiakan alas
permukaan yang besar dan luas adalah watted wall absorption column..
Wetted wall column juga merupakan kolom vertikal terjadi perpindahan pada
massa. dan panas antara dua buah fluida yang mengalir di dalam kolom. Cairan yang
mengalir dari atas kolom lalu cairan tersebut membasahi dinding kolom yang dilalui
secara vertical,. sedangkan gas yang di alirkan melalui bawah kolom menuju ke bagian
atas pusat kolom sehingga aliran tersebut menjadi aliran counter-current, pada lapisan
tipis (film) antar muka kolom di bagian vertical. Perpindahan massa dan panas akan
meningkat karena luas antar permukaan (interface) yang terbentuk akan lebih besar
dari pada perpindahan massa cairan yang terjadi melalui proses penguapan.

Gambar 2.5. Wetted Wall Absorption Column


(Sumber: Coulson, 2002)
2.6. Perpindahan Massa pada Wetted Wall Absorption Column
Transfer massa yang paling baik terjadi apabila kita menggunakan wetted wall
karena dalam proses ini akan lansung berkontakan dengan luas permukaan pipa dan
cairan fluida. Wetted wall column, digunakan karena pada kolom ini perpindahan
massa antara dua fase dapat terjadi lebih baik dan lebih akurat, wetted wall column
memliki dua persamaan untuk perhitungan yang dapat digunakan yaitu koefisien
transfer dan koefisien film pada suatu aliran gas. (McCabe, 1993).

2.6.1. Koefisien Transfer Massa pada Lapisan Film


1
KL . Z g . Z3 6
DAB = 0,433 . S0,5
C . ( ) . R0,4
e (2.1)
μ2

Keterangan:
g = Gravitasi (m/s2)
z = Panjang kotak (m)
DAB = Massa difusivitas komponen A yang menjadi cair (gr)
Re = Reynold Number
Sc = Schmidt Number
Μ = Viskositas liquid B (Ns/m2)

Perhitungan koefisien ini dimaksudkan untuk mengetahui nilai kesetimbangan


dari proses absorpsi. Film liquid memiliki koefisien yang berada diantara 10 hingga
20% dibandingkan dengan persamaan hasil dari percobaan atau teoritis pada absorpsi
pada absorpsi dalam film aliran laminer. Koefisien dari perpindahan massa ini
berbanding lurus dengan laju alir dari udara yang mengandung oksigen yang disuplai.

2.6.2. Koefisien Perpindahan Massa pada Aliran Gas


Dalam praktikannya, kita dapat menentukan berapa banyaknya perpindahan
massa dalam aliran gas dimana aliran gas tersebut merupakan senyawa yang di serap
(absorbat) oleh zat cair (absorben) untuk mendapatkan hasilnya kita menggunakan
koefisien perpindahan massa dengan aliran gas (McCabe,1993). Koefisien perpindahan
massa pada aliran gas sehingga diperoleh hasil yang ditunjukan oleh persamaan yang
dinyatakan seperti di bawah ini :

KC . D'. ρB . IM
= 0,23 . Re0,83 . Sc0,44 (2.2)
DAB/ . ρ
Keterangan:.
Sc = Schmidt Number.
DAB = Massa difusivitas komponen A yang menjadi liquid (gr).
B = Densitas liquid B (gr/l).
Re = Reynold Number.

2.6.3. Koefisien Perpindahan Massa dalam Liquid.

Untuk absorpsi liquid tentunya. terdapat perpindahan massa sehingga kita perlu

menentukan berapakah besar dari koefisien perpindahan massa pada fase liquid,. maka

kita juga harus mengetahui fluks massa dan besar konstanta yang terlarut. (McCabe,

1993). Semakin besar nilai. fluks massa maka koefisien perpindahan massa pada proses

juga akan semakin besar.. Persamaan untuk menghitung fluks massa yang dialami : .

J = (C1-C2) x Qair (2.3)


Keterangan:.
J = Fluks massa (kg/sec).
Qair = Laju air (cc/min).
C2 = Konsentrasi O2 outlet (mg/l).
C1 = Konsentrasi O2 inlet (mg/l).

Korelasi dan kesinambungan perpindahan. massa pada dinding dalam kolom


haruslah mempunyai bentuk yang sama dengan korelasi untuk terjadinya perpindahan
kalor, karena persamaan dasar yang digunakan .untuk difusi dan konduksi itu serupa.
Persamaan ini merupakan persamaan yang sederhana dan cukup sesuai dengan
menggunakan data publikasi dalam jangkauan Reynolds number dan Schmidt number.

2.7. Sistem Dua Komponen .


Bila sejumlah gas tunggal dikontakkan dengan liquid yang tidak mudah
menguap, yang akan larut sampai tercapai keadaan setimbang, konsentrasi yang
dihasilkan dari gas terlarut dalam liquid. disebut gas solubility pada temperatur dan
tekanan yang ditentukan.. Pada temperatur tetap, konsentrasi kelarutan akan bertambah
dengan kenaikan tekanan. Pada umumnya kelarutan gas akan menurun jika temperatur
dalam suatu sistem separasinya atau proses lain dinaikkan..
1) Luas permukaan kontak bahan dengan air perendam,
2) Kadar air di dalam bahan,
3) Konsentrasi,
4) Jarak dari permukaan ke pusat bahan.

2.8. Sistem Multikomponen


Bila campuran gas dikontakkan dengan liquid pada kondisi tertentu, kelarutan
setimbang gas akan tidak saling mempengaruhi. Kelarutan gas tersebut dinyatakan
dalam tekanan parsial dalam campuran gas. Bila campuran gas ada yang sukar larut,
maka kelarutan gas ini tidak mempengaruhi kelarutan gas yang mudah larut.
Karakteristik larutan ideal di antaranya, gaya rata-rata tolak menolak dan tarik menarik
dalam larutan tidak berubah dalam campuran bahan, serta volume dalam larutan
berubah secara linier, dan pada pencampuran bahan tidak ada panas yang diserap
maupun yang dilepaskan (Treybal, 1995). Karakteristik larutan ideal yaitu:
1) Gaya rata-rata tolak menolak dan tarik menarik dalam larutan tidak berubah,
dalam campuran bahan, volume larutan berubah secara linier.
2) Pada pencampuran bahan tidak ada panas yang diserap maupun yang
dilepaskan.
3) Tekanan uap total larutan berubah secara linier dengan komposisi.
( H Dinar Etikarini, M Hadiwidodo, V Luvita
Jurnal Teknik Lingkungan, 2008)
dapus

Bernasconi, G., Gerster H., Hauser H., Stauble H., Schneiter E. 1995. Teknologi Kimia
Bagian 2, terjemahan Lienda Handojo. PT Pradnya Paramita. Jakarta.

MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 11, NO. 2, NOVEMBER 2007: 97-102 ABSORBSI


CO2 DARI CAMPURANNYA DENGAN CH4 ATAU N2 MELALUI
KONTAKTOR MEMBRAN SERAT BERONGGA MENGGUNAKAN PELARUT
AIR Sutrasno Kartohardjono, Anggara, Subihi, dan Yuliusman

McCabe, W.L. 1993. Unit Operations Of Chemical Engineering. Singapore :


McGraw-Hill, Inc.

Anda mungkin juga menyukai