(1.5)
Pada persamaan (1.5), x dan y masing-masing menunjukkan konsentrasi
lindak zat cair dan gas, yang berada dalam kontak satu sama lain pada suatu
bagian tertentu di dalam kolom. Kita andaikan komposisi bahwa komposisi pada
suatu ketinggian tertentu tidak bergantung pada pada posisinya di dalam isian.
Absorpsi komponen yang dapat larut dari campuran gas itu menyebabkan gas
total V berkurang pada waktu gas mengalir melalui kolom sedang aliran zat cair L
bertambah. Perubahan itu membuat garis operasi menjadi agak lengkung. Untuk
campuran encer, yang mengandung kurang dari 10 persen gas yang dapat larut
pengaruh perubahan aliran total biasanya dapat diabaikan dan rancangan lalu
didasarkan atas laju aliran rata-rata (Mc Cabe, 1991).
1.2 Tujuan Percobaan
1. Menentukan jumlah gas CO
2
yang terabsorbsi, baik pada masing-masing
packing maupun secara keseluruhan, pada berbagai komposisi gas CO
2
dalam udara dan laju alir absorban (air).
2. Menentukan hasil analisa gas CO
2
dalam udara yang diukur berdasarkan
Hempl Analisis dengan yang berdasarkan pengukuran laju alir.
3. Membandingkan jumlah CO
2
yang terabsorbsi hasil percobaan dengan yang
diperoleh dari neraca massa.
BAB II
METODOLOGI PRAKTIKUM
2.1 Bahan yang Digunakan
1. larutan NaOH 1 M
2. Air
3. Gas CO
2
4. Udara
5. 80 gram NaOH
6. Aquades
2.2 Alat-alat yang Dipakai
1. Tabung gas CO
2
yang dilengkapi pengatur tekanan, yang dihubungkan
dengan pengatur R pada saluran gas masuk (lihat skema).
2. Kolom absorbsi
3. Peralatan analisa Hempl
4. Sarung tangan dan kacamata pengaman
5. Corong dan pipa kecil untuk pengisi peralatan analisa
F1
S2
S3
C3
F3
F2
C2
C4
C4
C1
kompresor tangki pompa
S1
Gambar 2.1 Skema Kolom Absorbsi
2.3 Prosedur Kerja
1. Dua tabung bola pada perangkat analisa absorbsi (bagian kiri panel) diisi
dengan 1 M NaOH. Level permukaan NaOH pada tabung bola diatur
sampai angka 0 (nol) pada pipa skala dengan menggunakan valve
pembuangan Cv, dan menampung buangan ke dalam labu
2. Tangki penampung cairan diisi sampai bagian dengan air bersih.
3. Pompa cairan mulai dijalankan dengan valve pengendali aliran gas C
2
dan C
3
tertutup (lihat skema). Aliran air yang menuju kolom diatur
sedemilian rupa sehingga flowmeter F
1
menunjukkan kecepatan tertentu
dengan mangatur valve C
1
.
4. Kompresor mulai dijalankan dan valve pengendali C
2
diatur sehingga
kecepatan aliran pada flowmeter mencapai 10 kali F
1
.
5. Valve regulator tekanan pada tabung dibuka secara hati-hati, lalu valve
C
3
diatur sampai flowmeter F
3
menunjukkan kira-kira 1/30 aliran F
2
.
Pastikan lapisan cairan pada dasar kolom tetap terjaga, jika perlu diatur
dengan valve C
4
.
6. Sampel gas diambil setelah 5 menit atau operasi telah berjalan mantap.
Sampel gas dapat diambil dari bawah kolom dan dari atas atau bagian
tengah kolom. Sampel gas dari bawah diambil dengan membuka valve
S
3
(valve saluran atas S
1
dan tengah S
2
ditutup), begitu juga jika sampel
diambil dari tengah dan atas kolom.
7. Sampel gas dianalisa dengan peralatan Hempl Analysis.
a. Sisa gas yang terdapat pada saluran pengambilan sampel dibersihkan
terlebih dahulu. Saluran dihisap dengan menggunakan piston dan
kemudian didorong/dikeluarkan ke atmosfer (dengan saluran pada
tabung penyerapan/tabung bola terisolasi). Tahap ini dilakukan
secara berulang-ulang sampai diperkirakan saluran sudah dianggap
bersih. Sebagai pendekatan berapa ali penghisapan dilakukan dapat
diperkirakan dari volume saluran gas masuk sampai ke peralatan
dibagi volume tabung penghisap (100 mL).
b. Tabung penyerapan/tabung bola ditutup demikian juga halnya
dengan lubang ke atmosfer. Kemudian tabung penghisap diisi
dengan sampel gas dengan cara menarik piston perlahan-lahan
sampai tabung terisi kira-kira 20 mL (V
1
). Valve S yang telah dibuka
tadi ditutup kembali. Tunggu sedikitnya 2 menit agar suhu gas sama
dengan suhu tabung.
(Peringatan: Jika konsentrasi CO
2
dalam sampel gas lebih besar dari
8 %, maka kemungkinan cairan akan terhisap ke dalam tabung
penghisap. Ini akan merusak percobaan, sehingga bila menemui
kondisi seperti ini maka jangan melanjutkan penarikan piston, dan
bacalah skala pada tabung penghisap.)
c. Tabung penghisap ditutup dari kolom dan tabung bola, kemudian
lubang yang berhubungan dengan atmosfer dibuka, lalu ditutup
kembali setelah sekitar 10 detik.
d. Dengan mengisolasi saluran yang menuju ke kolom, tabung
penghisap dihubungkan dengan tabung penyerapan/ tabung bola.
Level cairan seharusnya tidak berubah. Jika terjadi perubahan,
saluran keluar atmosfer dibuka secepatnya.
e. Lubang saluran ke atmosfer ditutup kembali jika level cairan di
tabung penyerapan/tabung bola pada posisi 0 (tekanan ditabung
adalah atmosferis).
f. Piston ditekan secara perlahan sehingga semua gas berpindah ke
tabung bola. Kemudian piston ditarik kembali pada posisi semula.
Perhatikan level ketinggian yang terbaca pada skala. Ulangi langka e
dan f sampai level cairan tidak berubah. Volume akhir cairan dicatat
(V
2
), yang menunjukkan volume sampel gas CO
2
yang dianalisa.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Pengambilan Sampel Dari Bawah Kolom S
3
Pengambilan sampel dilakukan pada saat operasi telah berjalan dengan
baik untuk mengetahui kadar CO
2
mula-mula yang terdapat dalam aliran udara.
Untuk mengukur gas CO
2
yang terdapat pada S
3
valve pada S
3
dibuka dan
dialirkan keperalatan hempl.
Tabel 3.1. Fraksi CO
2
mula-mula (dari valve S3)
Pembacaan Gas Masuk Saluran Bawah Kolom
Perhitungan Y
i
Dari Flowmeter
Dari Peralatan
Hempl
F
1
(L/min)
F
2
(L/min)
F
3
(L/min)
V
1
(ml)
V
2
(ml) F
3
/(F
2
+F
3
) V
2
/V
1
5 20
3
20
0.8 0.1304 0.04
4 1.5 0.1667 0.075
6 20
3
20
1.3 0.0909 0.065
4 2.5 0.1176 0.125
7 20
3
20
1.4 0.0909 0.07
4 1.8 0.1176 0.09
8 20
3
20
1.7 0.0909 0.085
4 1.9 0.1176 0.095
Fraksi CO
2
pada udara secara teoritis, didapat dari persamaan :
3 2
3
i
F F
F
Y
+
=
dimana Y
i
= fraksi volume CO
2
F
3
= laju alir CO
2
F
2
= laju alir udara
Nilai F
3
/(F
2
+F
3
) dan V
2
/V
1
merupakan fraksi mol mula-mula dari CO
2
dalam
aliran gas masuk. Dari percobaan yang dilakukan dengan membandingkan
pertambahan volum NaOH (V
2
) terhadap jumlah sampel yang diambil (V
1
),
didapat hasil perbandingan yang cukup jauh berbeda dengan fraksi CO
2
mula-
mula secara teoritis. Perbedaan dengan selisih terkecil didapat pada percobaan
dengan nilai laju alir F1 yaitu 8 L/min dan laju alir F3 yaitu 3 L/min dimana nilai
Yi untuk teoritis menunjukan 0,0909 dan Yi percobaan 0,07 selisih 0,0209.
Perbedaan ini kemungkinan besar terjadi karena terdapat sebagian kecil CO
2
yang
telah terserap oleh cairan, mengingat jarak antara valve S
3
dengan packing (tempat
terjadinya kontak) cukup dekat.
3.2 Pengambilan Sampel Dari Tengah Kolom S2
Pada daerah tengah absorber dengan tinggi 70 cm dari dasar kolom, proses
absorbsi telah berlangsung. Terjadi kontak secara kontinyu antara udara dan air
yang memungkinkan terjadinya perpindahan massa solut, dalam hal ini gas CO
2
,
dari udara ke dalam cairan. Packing jenis rasching ring digunakan untuk
memperlama waktu tinggal masing-masing fasa di dalam kolom sehingga
semakin lama waktu kontak, semakin banyak gas CO
2
yang dapat
dipindahkan/diserap.
Tabel 3.2 Fraksi CO
2
pada tengah kolom (S2)
Pembacaan Gas Masuk Saluran dari tengah (S2)
Perhitungan Y1
Dari Flowmeter
Dari Peralatan
Hempl
F1
(L/min)
F2
(L/min)
F3
(L/min)
V1
(ml)
V2 (ml) Y0-3 Y0-2
5 30
3 20 0.6 0.045 0.03
4 20 0.8 0.06 0.04
5 20 1.4 0.11 0.07
6 30
3 20 0.6 0.06 0.03
4 20 1.2 0.08 0.06
5 20 1.3 0.09 0.065
7 30
3 20 0.6 0.045 0.03
4 20 1.1 0.09 0.055
5 20 1.5 0.115 0.075
8 30
3 20 0.9 0.07 0.045
4 20 1.2 0.095 0.06
5 20 1.4 0.105 0.07
Tabel 3.2 menunjukkan adanya penurunan kadar CO
2
didalam udara. Pada
laju alir air 5 L/menit, fraksi volum CO
2
menurun dari 0,045 menjadi 0,03 saat
sampel diambil dari valve S
2
. CO
2
yang berhasil diserap adalah 0,015 fraksi
volum.
Tabel 3.3 Jumlah CO
2
terabsorbsi
pada tengah kolom (S2)
Kondisi Masuk Kondisi Keluar
Absorbsi
CO2
(Fa2-3)
(L/min)
Gas sampel dari S3
Gas sampel dari
S2
F1
(L/min)
F2
(L/min)
F3
(L/min)
F2+F3
(L/min)
Y1=V2/V1
V1
(ml)
V2
(ml)
Y0-
2=V2/V1
5 30
3 33 0.045 20 0.6 0.03 0.5103
4 34 0.06 20 0.8 0.04 0.7083
5 35 0.11 20 1.4 0.07 1.5054
6 30
3 33 0.06 20 0.6 0.03 1.0206
4 34 0.08 20 1.2 0.06 0.7234
5 35 0.09 20 1.3 0.065 0.9358
7 30
3 33 0.045 20 0.6 0.03 0.5103
4 34 0.09 20 1.1 0.055 1.2593
5 35 0.115 20 1.5 0.075 1.5135
8 30
3 33 0.07 20 0.9 0.045 0.8639
4 34 0.095 20 1.2 0.06 1.2660
5 35 0.105 20 1.4 0.07 1.3172
Pada tabel 3.3. dapat dilihat bahwa jumlah CO2 yang terserap paling banyak
yaitu pada laju alir F1 yaitu 8 L/menit dan F3 yaitu 5 L/menit dimana CO
2
yang
terabsorbsi sebanyak 1.3172 L/menit.
3.3 Pengambilan Sampel Dari atas Kolom S1
Pada pengambilan sampel dari atas kolom, dengan tinggi 140 cm dari
dasar kolom. Maka proses absorbsi telah terjadi, kontak antara udara dan air yang
memungkinnya berpindahnya masa solute (CO
2
) dari udara ke dalam air. Data
pengambilan sampel dari atas kolom dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.4 Fraksi CO
2
pada atas kolom (S1)
Pembacaan Gas Masuk Saluran dari atas (S1)
Perhitungan Yi
Dari Flowmeter Dari Peralatan Hempl
F1
(L/min)
F2
(L/min)
F3
(L/min)
V1 (ml) V2 (ml) Y0-3 Y0-1
5 30
3 20 0.4 0.045 0.02
4 20 0.5 0.06 0.025
5 20 0.8 0.11 0.04
6 30
3 20 0.4 0.06 0.02
4 20 0.7 0.08 0.035
5 20 1.2 0.09 0.06
7 30
3 20 0.5 0.045 0.025
4 20 0.6 0.09 0.03
5 20 0.9 0.115 0.045
8 30
3 20 0.6 0.07 0.03
4 20 0.8 0.095 0.04
5 20 1.3 0.105 0.065
Tabel 3.4 menunjukkan adanya penurunan kadar CO
2
didalam udara. Pada
laju alir air 5 L/menit, fraksi volum CO
2
menurun dari 0,045 menjadi 0,02 saat
sampel diambil dari valve S
2
. CO
2
yang berhasil diserap adalah 0,025 fraksi
volum.
Tabel 3.5 Jumlah CO
2
terabsorbsi
pada atas kolom (S1)
Kondisi Masuk Kondisi Keluar
Absorbsi
CO2
(Fa1-3)
(L/min)
Gas sampel dari S3 Gas sampel dari S1
F1
(L/min)
F2
(L/min)
F3
(L/min)
F2+F3
(L/min)
Yi=V2/V1
V1
(ml)
V2
(ml)
Y0-
1=V2/V1
5 30
3 33 0.045 20 0.4 0.02 0.8418
4 34 0.06 20 0.5 0.025 1.2205
5 35 0.11 20 0.8 0.04 2.5521
6 30
3 33 0.06 20 0.4 0.02 1.3469
4 34 0.08 20 0.7 0.035 1.5855
5 35 0.09 20 1.2 0.06 1.1170
7 30
3 33 0.045 20 0.5 0.025 0.6769
4 34 0.09 20 0.6 0.03 2.1031
5 35 0.115 20 0.9 0.045 2.5654
8 30
3 33 0.07 20 0.6 0.03 1.3608
4 34 0.095 20 0.8 0.04 1.9479
5 35 0.105 20 1.3 0.065 1.4973
Pada tabel 3.5. dapat dilihat bahwa jumlah CO
2
yang terserap paling banyak
yaitu pada laju alir F1 yaitu 7 L/menit dan F3 yaitu 5 L/menit dimana CO2 yang
terabsorbsi sebanyak 2.5654 L/menit.
3.4 Pengaruh Laju Alir CO2 Terhadap Absorbsi
CO
2
merupakan zat yang ingin diabsorbsi, penyerapan CO
2
sangat baik
ketika sisa gas CO
2
yang melewati kolom kecil, nilai CO
2
yang besar terdapat
ketika laju CO
2
yang masuk ke dalam kolom besar.
Gambar 3.1 Pengaruh Laju alir CO
2
(F3) terhadap CO
2
yang terserap
pada tengah atas (S1)
Gambar 3.2 Pengaruh Laju alir CO
2
(F3) terhadap CO
2
yang terserap
pada tengah kolom(S2)
Pada Gambar 3.1 dan Gambar 3.2 Penyerapan CO
2
yang terbesar
terdapat pada laju alir air 7 L/menit dan laju alir CO
2
5 L/menit. Hal ini
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
2 3 4 5
A
b
s
o
r
b
s
i
C
O
2
(
F
a
1
-
3
)
(
L
/
m
e
n
i
t
)
laju alir F3 pada 3, 4, 5 (L/menit)
laju alir F1
= 5 L/menit
laju alir F1
= 6 L/menit
laju alir F1
= 7 L/menit
laju alir F1
= 8 L/menit
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
2 3 4 5 A
b
s
o
r
b
s
i
C
O
2
(
F
a
2
-
3
)
(
L
/
m
e
n
i
t
)
laju alir F3 pada 3, 4, 5 (L/menit)
laju alir F1
= 5 L/menit
laju alir F1
= 6 L/menit
laju alir F1
= 7 L/menit
laju alir F1
= 8 L/menit
menandakan bahwa semakin besar laju alir CO
2
maka CO
2
yang terabsorbsi
semakin besar. Pada laju alir air 8 L/menit terjadi penurunan absorbsi CO
2
,
sehingga dapat disimpulkan bahwa laju alir air 7 L/menit merupakan laju alir air
optimum pada percobaan ini. Dimana setelah laju alir air optimum dicapai, air
yang masuk ke kolom pada 8 L/menit terlalu cepat sehingga sebagian air yang
telah mencapai dasar kolom keluar sebelum terjadi kontak dengan gas CO
2
. Hal
ini menyebabkan gas CO
2
yang terserap tidak sebanyak pada laju alir air 7
L/menit.
Berdasarkan teori bahwa semakin besar laju alir air dan CO
2
maka
penyerapan gas CO
2
semakin kecil karena kontak yang terjadi antara kedua fluida
semakin cepat. Pada percobaan, teori ini dibuktikan pada saat telah tercapai laju
alir optimum dan laju alir terus ditambah maka semakin kecil gas CO
2
yang
terabsorbsi.
3.6 Pengaruh Tinggi Kolom Terhadap Absorbsi CO
2
Gambar 3.3 Grafik hubungan ketinggian kolom (S) dan jumlah CO
2
yang
terserap pada laju alir CO
2
5 L/menit
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
0 70 140
A
b
s
o
r
b
s
i
C
O
2
(
L
/
m
e
n
i
t
)
S3, S2, S1 pada laju alir CO2 5 L/menit
laju alir air
= 3
L/menit
laju alir air
= 4
L/menit
laju alir air
= 5
L/menit
Gambar 3.4 Grafik hubungan ketinggian kolom (S) dan jumlah CO
2
yang
terserap pada laju alir CO
2
6 L/menit
Gambar 3.5 Grafik hubungan ketinggian kolom (S) dan jumlah CO
2
yang
terserap pada laju alir CO
2
7 L/menit
Gambar 3.6 Grafik hubungan ketinggian kolom (S) dan jumlah CO
2
yang
terserap pada laju alir CO
2
8 L/menit
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
1.8
0 70 140
A
b
s
o
r
b
s
i
C
O
2
(
L
/
m
e
n
i
t
)
S3, S2, S1 pada laju alir 6 L/menit
laju alir air
= 3
L/menit
laju alir air
= 4
L/menit
laju alir air
= 5
L/menit
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
0 70 140
A
b
s
o
r
b
s
i
C
O
2
(
L
/
m
e
n
i
t
)
S3, S2, S1 pada CO2 7 L/menit
laju alir air
= 3 L/menit
laju alir air
= 4 L/menit
laju alir air
= 5 L/menit
0
0.5
1
1.5
2
2.5
0 50 100 150
A
b
s
o
r
b
s
i
C
O
2
(
L
/
m
e
n
i
t
)
S3, S2, S1 pada laju alir CO2 8 L/menit
laju alir air
= 3
L/menit
laju alir air
= 4
L/menit
laju alir air
= 5
L/menit
Tinggi kolom yang diamati adalah pada ketinggian 0 cm (S
3
), 70 cm (S
2
),
dan 140 cm (S
1
). Dari Gambar 3.3, 3.4, 3.5, 3.6 menunjukkan bahwa hubungan
antara CO
2
terabsorbsi (Fa) berbanding lurus dengan ketinggian kolom tempat
pengambilan sampel. Semakin tinggi jarak pengambilan sample pada kolom maka
semakin tinggi gas CO
2
yang terserap. Ha ini karena pada pengambilan sampel S3
belum terjadi kontak sepenuhnya antara gas CO
2,
udara, dan air. Sedangkan pada
pengambilan sampel S2 kontak yang terjadi hampir merata serta pada
pengambilan sampel S1 telah terjadi kontak yang cukup lama antara gas CO
2
,
udara, dan air sehingga gas CO
2
yang terabsorbsi lebih banyak.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan:
1. Pada percobaan ini gas CO2 yang terserap paling banyak terjadi pada laju
alir air 7 L/menit dan laju alir gas pada 5 L/menit. Dimana untuk laju alir
air sesuai dengan teori sementara untuk laju alir gas tidak sesuai.
2. Hubungan antara gas CO
2
terabsorbsi dengan jarak pengambilan sampel
(CO
2
) adalah berbanding lurus, dimana semakin tinggi jarak (kolom)
pengambilan sampel CO
2
yang terabsorbsi akan semakin besar.
3. Semakin tinggi kolom, makin baik pula penyerapan CO
2
. Karena kontak
yang terjadi dengan bahan pengisi kolom akan semakin lama sehingga
penyerapan akan semakin besar.
4.2 Saran
1. Pada saat melakukan percobaan praktikan diharapkan hati-hati terutama
saat pembuatan larutan NaOH wajib menggunakan sarung tangan dan
masker.
2. Setiap pengambilan sampel, sebaiknya tabung penghisap dibersihkan
terlebih dahulu dengan mendorongnya ke atmosfir untuk mendapatkan
data yang akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Andika,R,Drew.2012.absorbsi.http://www.scribd.com/doc/94697101/BAB-
IAbsorbsi# download.diakses 3 april 2013
Firdaus,M,Yusuf.2011.Absorbsi.http://muhammadyusuffirdaus.wordpress.com/20
11/10/23/dasar-dasar-absorpsi/.diakses 2 april 2013
Mc Cabe, dkk. 1991. Operasi Teknik Kimia Jilid 1 dan 2, edisi ke empat.
Erlangga: Jakarta.
Tim Penyusun. 2012. Laboratorium Teknik Kimia 2. Fakultas Teknik Universitas
Riau: Pekanbaru.
Treybal, Robert.1981.Mass-Transfer Operation, 3rd edition. Singapore:McGraw-
Hill
LAMPIRAN
CONTOH PERHITUNGAN
1. Data Hasil Percobaan
S
3
dibuka
F
2
= 30 L/menit
F
3
= 3 L/menit, 4 L/menit, dan 5 L/menit
Pembacaan Gas Masuk Saluran dari Bawah Kolom
Perhitungan Yi
Dari Flowmeter
Dari Peralatan
Hempl
F
1
(L/min)
F
2
(L/min)
F
3
(L/min)
V
1
(ml)
V
2
(ml) F
3
/(F
2
+F
3
) V
2
/V
1
5
30
3
20
0.9 0.0909 0.045
4 1.2 0.1176 0.060
5 2.2 0.1428 0.110
6
30
3 20
1.2 0.0909 0.060
4 1.6 0.1176 0.080
5 1.8 0.1428 0.090
7
30
3
20
0.9 0.0909 0.045
4 1.8 0.1176 0.090
5 2.3 0.1428 0.115
8
30
3 20
1.4 0.0909 0.070
4 1.9 0.1176 0.095
5 2.1 0.1428 0.105
S
2
dibuka
F
2
= 30 L/menit
F
3
= 3 L/menit, 4 L/menit, dan 5 L/menit
Pembacaan Gas Masuk Saluran Tengah Kolom
Perhitungan Yi
Dari Flowmeter
Dari Peralatan
Hempl
F
1
(L/min)
F
2
(L/min)
F
3
(L/min)
V
1
(ml)
V
2
(ml) F
3
/(F
2
+F
3
) V
2
/V
1
5 30
3
20
0.6 0.0909 0.030
4 0.8 0.1176 0.040
5 1.4 0.1428 0.070
6 30
3
20
0.6 0.0909 0.030
4 1.2 0.1176 0.060
5 1.3 0.1428 0.065
7 30
3
20
0.6 0.0909 0.030
4 1.1 0.1176 0.055
5 1.5 0.1428 0.075
8 30
3
20
0.9 0.0909 0.045
4 1.2 0.1176 0.060
5 1.4 0.1428 0.070
S
1
dibuka
F
2
= 30 L/menit
F
3
= 3 L/menit, 4 L/menit, dan 5 L/menit
Pembacaan Gas Masuk Saluran dari Bawah Kolom
Perhitungan Yi
Dari Flowmeter Dari Peralatan Hempl
F
1
(L/min)
F
2
(L/min)
F
3
(L/min)
V
1
(ml)
V
2
(ml) F
3
/(F
2
+F
3
) V
2
/V
1
5 30
3
20
0.4 0.0909 0.020
4 0.5 0.1176 0.025
5 0.8 0.1428 0.040
6 30
3
20
0.4 0.0909 0.020
4 0.7 0.1176 0.035
5 1.2 0.1428 0.060
7 30
3
20
0.5 0.0909 0.025
4 0.6 0.1176 0.030
5 0.9 0.1428 0.045
8 30
3
20
0.6 0.0909 0.030
4 0.8 0.1176 0.040
5 1.3 0.1428 0.065
2. Pembuktian Rumus
Fa
2-3
= masuk gas aliran total
1
2
2
|
|
.
|
\
|
O
O i
Y
Y Y
Diketahui:
i
1
2
i
V
V
Y
|
|
.
|
\
|
=
2 - O
1
2
2 - O
V
V
Y
|
|
.
|
\
|
=
Neraca Massa Komponen CO
2:
absorbed 2 out 2 in 2
] [CO ] [CO - ] [CO =
3 - 2 2 - O 3 - 2 3 2 i 3 2
Fa Y )] Fa - (F [F ]Y F [F = + +
2 - O 3 - 2 3 - 2 2 - O 3 2 i 3 2
Y x Fa - Fa Y ] F [F ]Y F [F = + +
) Y - (1 Fa ) Y - Y ]( F [F
2 - O 3 - 2 2 - O i 3 2
= +
] F F [
) Y - (1
) Y - Yi (
Fa
3 2
2 - O
2 - O
3 - 2
+ =
3. Perhitungan Absorbed CO
2
Diketahui: F
1
= 5 L/menit
F
2
= 30 L/menit
F
3
= 3 L/menit
Fraksi mol gas CO
2
mula-mula (saat belum terjadi kontak dengan cairan)
i
1
2
i
V
V
Y
|
|
.
|
\
|
=
Pengambilan sampel dari valve
V
1
= 20 mL
V
2
= 0.9 mL (S3)
V
2
= 0.6 mL (S2)
V
2
= 0.4 mL (S1)
Sehingga,
045 . 0
20
0.9
Y
i
i
=
|
.
|
\
|
=
Fraksi mol gas CO
2
antara valve S
3
dan S
2
dan antara S
3
dan S
1
2 - O
1
2
2 - O
V
V
Y
|
|
.
|
\
|
=
1 - O
1
2
1
V
V
Y
|
|
.
|
\
|
=
o-
Total aliran gas masuk = F
2
+ F
3
= 30 L/menit + 3 L/menit = 33 L/menit
Pengambilan sampel dari valve S
3
Absorbsi CO
2
=
) (
)
= (
) ()
= 0 L/menit
Pengambilan sampel dari valve S
2
Absorbsi CO
2
=
) (
)
= (
) ()
= 0,5103 L/menit
Pengambilan sampel dari valve S
1
Absorbsi CO
2
=
) (
)
= (
) ()
= 0.8418 L/menit
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TEKNIK KIMIA II
Laporan Ini Telah Diperiksa Dan Dinilai Oleh Dosen Pembimbing
Mata Kuliah Praktikum Laboratorium Teknik Kimia II
Disusun Oleh:
Maihendra (1007135537)
Oci Khairani (1007113672)
Deni Astika (1007121594)
Hade Karimata (1007121690)
Pekanbaru, April 2013
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
Komalasari. ST.,MT
NIP 19710114 199803 2 001