Disusun Oleh:
Nama Mahasiswa : Nando Vanny Farsin
NIM : 171420042
Program Studi : Teknik Pengolahan Migas
Bidang Studi : Refinery
Diploma : IV
Tingkat : II (Dua)
PEM-Akamigas
Salah satu sifat penting dari permukaan zat adalah Adsorbsi. Seperti halnya
kinetika kimia, kinetika Adsorbsi juga berhubungan dengan laju reaksi. Hanya saja,
kinetika Adsorbsi lebih khusus, yang hanya membahas sifat penting dari permukaan
zat. Adsorbsi digunakan untuk menyatakan bahwa zat lain yang terserap pada zat itu,
misalnya karbon aktif dapat menyerap molekul asam asetat dalam larutannya. Tiap
partikel adsorban dikelilingi oleh molekul yang diserap karena terjadi interaksi Tarik-
menarik. Zat-zat yang terlarut dapat di adsorbs oleh zat padat, misalnya CH3COOH
oleh karbon aktif, NH3 oleh karbon aktif, fenolftalin dari larutan asam atau basa oleh
karbon aktif, Ag+ atau Cl- oleh AgCl. C lebih baik menyerap non elektrolit dan makin
besar BM semakin baik. Zat anorganik lebih baik menyerap elektrolit. Adanya
pemilihan zat yang diserap oleh arang darah, hingga konsentrasi naik.
Absorbsi adalah proses pemisahan bahan dari suatu campuran gas dengan cara
pengikatan bahan tersebut pada permukaan pelarut cair yang diikuti dengan pelarutan.
Kelarutan gas yang akan diserap dapat disebabkan hanya oleh gaya-gaya fisik (pada
absorbsi fisik) atau selain gaya tersebut juga oleh ikatan kimia (pada absorbsi kimia).
Komponen gas yang dapat mengadakan ikatan kimia akan dilarutkan lebih dahulu
dan juga dengan kecepatan yang lebih tinggi.
LANDASAN TEORI
2.1 ABSORBSI
Absorpsi adalah proses pemisahan bahan dari satuan campuran gas dengan
cara pengikatan bahan tersebut pada permukaan absorben cair yang diikuti dengan
pelarutan. Atau proses penyerapan suatu zat oleh zat lain. Dalam proses ini, zat yang
diserap masuk ke bagian dalam zat penyerap. Misalnya peristiwa pelarutan (gas ke
dalam zat cair atau zat padat), difusi (zat cair ke dalam zat padat), warna yang diserap
oleh suatu benda (warna absorpsi), penyerapan sinar bias oleh suatu zat pada
peristiwa bias kembar (absorpsi selektif) dan penyerapan energy oleh electron di
dalam satuan atom (spectrum absorpsi). Sedangkan pengertian absorpsimetri adalah
metode analisis untuk menentukan komposisi suatu zat dengan mengukur cahaya
yang diserap bahan itu. Misalnya, dengan mengetahui frekuensi warna cahaya yang
diserap, dapat ditentukan jenis zat penyerap.
A. Absorbsi Fisika
Absorbsi fisik merupakan absorbsi dimana gas terlarut dalam cairan penyerap
tidak disertai dengan reaksi kimia. Penyerapan terjadi karena adanya interaksi fisik,
difusi gas ke dalam air, atau pelarutan gas ke fase cair. Contoh absorbsi ini adalah
absorbsi gas H2S dengan air, metanol, propilen, dan karbonat. Penyerapan terjadi
karena adanya interaksi fisik, difusi gas ke dalam air, atau pelarutan gas ke fase cair.
Dari asborbsi fisik ini ada beberapa teori untuk menyatakan model mekanismenya,
yaitu: teori model film, teori penetrasi, dan teori permukaan yang diperbaharui.
B. Absorbsi Kimia
Absorbsi kimia merupakan absorbsi dimana gas terlarut didalam larutan penyerap
disertai dengan adanya reaksi kimia. Contoh absorbsi kimia ini adalah absorbsi
dengan adanya larutan MEA, NaOH. K2CO3, dan sebagainya. Aplikasi dari absorbsi
kimia dapat dijumpai pada proses penyerapan gas CO2 pada pabrik amoniak.
Penggunaan absorbsi kimia pada fase kering sering digunakan untuk mengeluarkan
zat terlarut secara lebih sempurna dari campuran gasnya. Keuntungan absorbsi kimia
adalah meningkatnya koefisien perpindahan massa gas, sebagian dari perubahan ini
disebabkan makin besarnya luas efektif permukaan. Absorbsi kimia dapat juga
berlangsung di daerah yang hampir stagnan disamping penangkapan dinamik.
2.1.3 ABSORBEN
a. Pengertian Absorben
Absorben adalah cairan yang dapat melarutkan bahan yang akan diabsorbsi pada
permukaannya, baik secara fisik maupun secara reaksi kimia. Absorben sering
disebut juga sebagai cairan pencuci. Persyaratan absorben:
1. Memiliki daya melarutkan bahan yang akan diabsorpsi yang sebesar mungkin
(kebutuhan akan cairan lebih sedikit, volume alat lebih kecil).
2. Selektif
3. Memiliki tekanan uap yang rendah
4. Tidak korosif.
5. Mempunyai viskositas yang rendah
6. Stabil secara termis.
7. Murah
Jenis-jenis bahan yang dapat digunakan sebagai absorben adalah air (untuk
gas-gas yang dapat larut, atau untuk pemisahan partikel debu dan tetesan
cairan), natrium hidroksida (untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti asam) dan
asam sulfat (untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti basa).
b. Sifat-sifat Absorben
Absorben yang baik harus memiliki daya larut yang tinggi terhadap
komponen yang hendak ditransfer (solute). Kelarutan yang tinggi dapat
dicapai dengan melibatkan reaksi kimia, namun jika digunakan reaksi kimia,
reaksi tersebut harus reversible pada suhu tinggi, sehingga solute dapat
diambil lagi dari absorben.
Absorben semestinya bersifat non-volatil, untuk mengurangi hilangnya
absorben bersama gas.
Absorben juga harus murah, karena hilangnya sejumlah absorben tidak
terhindarkan.
Absorben harus bersifat non-korosif, inert, kecuali terhadap solute.
Memiliki viskositas yang rendah pada kondisi operasi,
Memiliki titik beku rendah
Absorbsi dalam dunia industri digunakan untuk meningkatkan nilai guna dari
suatu zat dengan cara merubah fasenya.
Formalin yang berfase cair berasal dari formaldehid yang berfase gas dapat
dihasilkan melalui proses absorbsi. Teknologi proses pembuatan formalin
Formaldehid sebagai gas input dimasukkan ke dalam reaktor. Output dari reaktor
yang berupa gas yang mempunyai suhu 1820C didinginkan pada kondensor hingga
suhu 55oC, dimasukkan ke dalam absorber. Keluaran dari absorber pada tingkat I
mengandung larutan formalin dengan kadar formaldehid sekitar 37 – 40%. Bagian
terbesar dari metanol, air, dan formaldehid dikondensasi di bawah air pendingin
bagian dari menara, dan hampir semua removal dari sisa metanol dan formaldehid
dari gas terjadi dibagian atas absorber dengan counter current contact dengan air
proses.
Pembuatan asam nitrat (absorbsi NO dan NO 2). Proses pembuatan asam nitrat
tahap akhir dari proses pembuatan asam nitrat berlangsung dalam kolom absorbsi.
Pada setiap tingkat kolom terjadi reaksi oksidasi NO menjadi NO 2 dan reaksi absorbsi
NO2 oleh air menjadi asam nitrat. Kolom absorpsi mempunyai empat fluks masuk
dan dua fluks keluar. Empat fluks masuk yaitu air umpan absorber, udara pemutih,
gas proses, dan asam lemah. Dua fluks keluar yaitu asam nitrat produk dan gas buang.
Kolom absorpsi dirancang untuk menghasilkan asam nitrat dengan konsentrasi 60 %
berat dan kandungan NOx gas buang tidak lebih dari 200 ppm.
Dalam kondisi alkali atau basa, pembentukan bikarbonat dapat diabaikan karena
bikarbonat bereaksi dengan OH- membentuk CO32- .
2.1.5 FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUHI PADA PROSES
ABSORBSI
2.2 ADSORBSI
Adsorpsi adalah pemisahan bahan dari suatu campuran gas atau cair dimana
bahan yang akan di pisahkan di tarik oleh permukaan zat padat.
Dengan demikian dapat disimpulkan:
Adsorbat: senyawa terlarut yang dapat terserap (berupa campuran gas atau cairan).
Adsorben: padatan dimana di permukaannya terjadi pengumpulan senyawa yang
diserap (berupa padatan).
Berdasarkan proses terjadinya ada dua jenis adsorbsi, yaitu Adsorbsi kimia
dan adsorbsi fisika. Berikut masing- masing penjelasannya.
PENGERTIAN ADSORBEN
Adsorben adalah zat padat yang dapat menyerap partikel fluida dalam suatu
proses Adsorpsi. Adsorben bersifat spesifik dan terbuat dari bahan-bahan yang
berpori. Pemilihan jenis adsorben dalam proses adsorpsi harus disesuaikan dengan
sifat dan keadaan zat yang akan diadsorpsi dan nilai komersilnya. Berikut ini
adalah jenis-jenis adsorben:
1. Adsorben Polar
Adsorben polar disebut juga hydrophilic. Jenis adsorben yang termasuk kedalam
kelompok ini adalah silica gel, alumina aktif, dan zeloit.
2. Adsorben non-Polar
Adsorben yang paling banyak dipakai untuk menyerap zat-zat dalam larutan
adalah arang. Karbon aktif yang merupakan contoh dari adsorpsi, yang biasanya
dibuat dengan cara membakar tempurung kelapa atau kayu dengan persediaan udara
(oksigen) yang terbatas. Tiap partikel adsorben dikelilingi oleh molekul yang diserap
karena terjadi interaksi Tarik menarik. Zat ini banyak dipakai di pabrik untuk
menghilangkan zat-zat warna dalam larutan. Penyerapan bersifat selektif, yang
diserap hanya zat terlarut atau pelarut sangat mirip dengan penyerapan gas oleh zat
padat. Beberapa jenis adsorben yang biasa digunakan yaitu:
Arang aktif merupakan suatu padatan berpori yang mengandung 85-95% karbon,
dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon dengan pemanasan pada suhu
tinggi. Ketika pemanasan berlangsung, diusahakan agar tidak terjadikebocoran udara
didalam ruangan pemanasan sehingga bahan yang mengandung karbon tersebut
hanya terkarbonisasi dan tidak teroksidasi.
Arang aktif sebagai penyerap uap, biasanya berbentuk granular atau pellet
yang sangat keras diameter pori berkisar antara 10-200A0, tipe pori lebih
halus, digunakan dalam rase gas, berfungsi untuk memperoleh kembali pelarut,
katalis, pemisahan dan pemurnian gas. Diperoleh dari tempurung kelapa, tulang,
batu bata atau bahan baku yang mempunyaibahan baku yang mempunyai struktur
keras.
b) Bentonite
c) zeolite
M2x/nSi1-xAlxO2.yH2O Dengan M = e.g Na, K, Li, Ag, NH, H, Ca, Ba Ikatan ion
Al-Si-O adalah pembentuk struktur kristal, sedangkan logam alkali adalah kation
yang mudah tertukar. Jumlah molekul air menunjukkan jumlah pori-pori atau volume
ruang hampa yang akan terbentuk bila unit sel kristal zeolit tersebut
dipanaskan. Penggunaan zeolit cukup banyak, misalnya untuk industri kertas, karet,
plastik, agregat ringan, semen puzolan, pupuk, pencegah polusi, pembuatan gas asam,
tapal gigi, mineral penunjuk eksplorasi, pembuatan batubara, pemurnian gas alam,
industri oksigen, industri petrokimia.
Dalam keadaan normal maka ruang hampa dalam kristal zeolit terisi oleh molekul
air bebas yang membentuk bulatan di sekitas kation. Bila kristal tersebut dipanaskan
selama beberapa jam, biasanya pada temperatur 250-900 oC, maka kristal zeolit yang
bersnagkutan berfungsi menyerap gas atau cairan. Daya serap (absorbansi) zeolit
tergantung dari jumlah ruang hampa dan luas permukaan. Biasanya mineral zeolit
mempunyai luas permukaan beberapa ratus meter persegi untuk setiap gram berat.
Beberapa jenis mineral zeolit mampu menyerap gas sebanyak 30% dari beratnya
dalam keadaan kering. Pengeringan zeolit biasanya dilakukan dalam ruang hampa
dengan menggunakan gas atau udara kering nitrogen atau methana dengan maksud
mengurangi tekanan uap ari terhadap zeolit itu sendiri.
SIFAT-SIFAT ADSORBEN
5. Harus adbsorbent mekanik cukup kuat untuk menahan penanganan massal dan
getaran yang merupakan fitur dari setiap unit industry.
2. Norit
tablet yg terbuat dari karbon aktif norit. Di dalam usus norit membentuk sistem
koloid yg dapat mengadsorpsi gas/zat racun.
3. Penjernihan air
dengan menambahkan tawas/ Aluminium sulfat (akan terhidrolisis membentuk Al
(OH)3 yang berupa koloid). Koloid ini dapat mengadsorpsi zat-zat warna / zat
pencemar dalam air.
1) Waktu Kontak
Waktu kontak merupakan suatu hal yang sangat menentukan dalam proses
adsorpsi. Waktu kontak memungkinkan proses difusi dan penempelan molekul
adsorbat berlangsung lebih baik.
2) Karakteristik Adsorben
Ukuran partikel merupakan syarat yang penting dari suatu arang aktif untuk
digunakan sebagai adsorben. Ukuran partikel arang mempengaruhi kecepatan
dimana adsorpsi terjadi. Kecepatan adsorpsi meningkat dengan menurunnya
ukuran partikel.
3) Luas Permukaan
Semakin luas permukaan adsorben, semakin banyak adsorbat yang diserap,
sehingga proses adsorpsi dapat semakin efektif. Semakin kecil ukuran diameter
adsorben maka semakin luas permukaannya. Kapasitas adsorpsi total dari suatu
adsorbat tergantung pada luas permukaan total adsorbennya.
4) Kelarutan Adsorbat
Agar adsorpsi dapat terjadi, suatu molekul harus terpisah dari larutan. Senyawa
yang mudah larut mempunyai afinitas yang kuat untuk larutannya dan karenanya
lebih sukar untuk teradsorpsi dibandingkan senyawa yang sukar larut. Akan tetapi
ada perkeculian karena banyak senyawa yang dengan kelarutan rendah sukar
diadsorpsi, sedangkan beberapa senyawa yang sangat mudah larut diadsorpsi
dengan mudah. Usaha-usaha untuk menemukan hubungan kuantitatif antara
kemampuan adsorpsi dengan kelarutan hanya sedikit yang berhasil.
5) Ukuran Molekul Adsorbat
Ukuran molekul adsorbat benar-benar penting dalam proses adsorpsi ketika
molekul masuk ke dalam mikropori suatu partikel arang untuk diserap. Adsorpsi
paling kuat ketika ukuran pori-pori adsorben cukup besar sehingga
memungkinkan molekul adsorbat untuk masuk.
6) pH
pH di mana proses adsorpsi terjadi menunjukkan pengaruh yang besar terhadap
adsorpsi itu sendiri. Hal ini dikarenakan ion hidrogen sendiri diadsorpsi dengan
kuat, sebagian karena pH mempengaruhi ionisasi dan karenanya juga
mempengaruhi adsorpsi dari beberapa senyawa. Asam organik lebih mudah
diadsorpsi pada pH rendah, sedangkan adsorpsi basa organik terjadi dengan
mudah pada pH tinggi. pH optimum untuk kebanyakan proses adsorpsi harus
ditentukan dengan uji laboratorium.
7) Temperatur
Temperatur di mana proses adsorpsi terjadi akan mempengaruhi kecepatan dan
jumlah adsorpsi yang terjadi. Kecepatan adsorpsi meningkat dengan
meningkatnya temperatur, dan menurun dengan menurunnya temperatur. Namun
demikian, ketika adsorpsi merupakan proses eksoterm, derajad adsorpsi
meningkat pada suhu rendah dan akan menurun pada suhu yang lebih tinggi.
BAB III
Cairan mengalir kebawah, pertama-tama melintasi pelat paling atas kemudian pelat
dibawah nya. Uap naik melalui setiap pelat. Seperti pada gambar atas, kontak antara
kedua fasa terjadi secara bertahap. Menara-menara seperti itu tidak dapat didesain
dengan persamaan-persamaan yang kita peroleh lewat pengintegrasian terhadap
luasan kontak antar fasa yang kontinu. Sebaliknya, menara-menara itu didesai
dengan perhitungan-perhitungan bertahap yang diperoleh dan digunakan dalam
kuliah-kuliah desain yang membahas operasi bertahap.
Adalah tipe umum ketiga dari peralatan transfer massa. Pada jenis ini terdapat
suatu kontak arus berlawanan yang kontinyu antara dua fasa yang imisibel. Menara-
menara ini merupakan kolom-kolom vertikal yang telah diisi dengan packing seperti
ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Bahan untuk packing ini sangat bervariasi, mulai dari packing keramik dan plastik
yang didesain secara khusus, seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini
(gambar packing menara yang umum dipakai dalam industri), sampai pada batu yang
dihancurkan.
Tujuan utama packing adalah untuk menyediakan luas kontak yang sangat besar
antara kedua fasa yang saling imisible ini. Cairan didistribusikan keseluruh packing
sebagai film tipis atau arus yang terurai. Gas biasanya mengalir ke atas, berlawanan
dengan cairan yang jatuh. Kedua fasa teraduk dengan baik. Jadi, jenis peralatan ini
dapat digunakan untuk sistem gas-cairan dimana salah satu dari resistansi fasa yang
mengontrol atau dimana kedua resistansi sama-sama berpengaruh.
Beberapa jenis khusus menara packed digunakan untuk mendinginkan agar air ini
dapat disirkulasikan kembali sebagai mendum transfer panas. Struktur ini dibuat dari
dek-dek bilah-kayu, yang mempunyai konstruksi berbentuk louver sehingga udara
dapat menglir melalui setiap dek. Air disemprotkan di atas dek teratas dan kemudian
menetes kebawah melalui dek menuju kolam pengumpul dibawah. Menara pendigin
dapat diklasifikasikan sebagai aliran alami bila tersedia angina alami yang cukup
banyak ubtuk memawa udara lembap atau sebagai aliran paksa (hasil induksi) ketika
sebuah kipas angina digunakan. Dalam menara aliran-paksa, udara tertarik ke dalam
louver-louver di dasar struktur dan kemudian mengalir ke atas melalui dek-dek
berlawanan arah dengan aliran air.
Absorbsi dalam dunia industri digunakan untuk meningkatkan nilai guna dari
suatu zat dengan cara merubah fasenya.
Formalin yang berfase cair berasal dari formaldehid yang berfase gas dapat
dihasilkan melalui proses absorbsi. Teknologi proses pembuatan formalin
Formaldehid sebagai gas input dimasukkan ke dalam reaktor. Output dari reaktor
yang berupa gas yang mempunyai suhu 1820C didinginkan pada kondensor hingga
suhu 55oC, dimasukkan ke dalam absorber. Keluaran dari absorber pada tingkat I
mengandung larutan formalin dengan kadar formaldehid sekitar 37 – 40%. Bagian
terbesar dari metanol, air, dan formaldehid dikondensasi di bawah air pendingin
bagian dari menara, dan hampir semua removal dari sisa metanol dan formaldehid
dari gas terjadi dibagian atas absorber dengan counter current contact dengan air
proses.
Pembuatan asam nitrat (absorbsi NO dan NO 2). Proses pembuatan asam nitrat
tahap akhir dari proses pembuatan asam nitrat berlangsung dalam kolom absorbsi.
Pada setiap tingkat kolom terjadi reaksi oksidasi NO menjadi NO 2 dan reaksi
absorbsi NO2 oleh air menjadi asam nitrat. Kolom absorpsi mempunyai empat fluks
masuk dan dua fluks keluar. Empat fluks masuk yaitu air umpan absorber, udara
pemutih, gas proses, dan asam lemah. Dua fluks keluar yaitu asam nitrat produk dan
gas buang. Kolom absorpsi dirancang untuk menghasilkan asam nitrat dengan
konsentrasi 60 % berat dan kandungan NOx gas buang tidak lebih dari 200 ppm.
Dalam kondisi alkali atau basa, pembentukan bikarbonat dapat diabaikan karena
bikarbonat bereaksi dengan OH- membentuk CO32-.