Anda di halaman 1dari 27

Asuhan Keperawatan

Pada Kasus
Trauma Dada
Disusun Oleh: KELOMPOK 4
1. Adelina Damayanti
2. Rahmi Nur Fadila
3. Via Ana Oktaria
Apa yang dimaksud dengan Trauma Dada
Trauma dada adalah abnormalitas rangka dada yang disebabkan oleh benturan pada dinding dada yang
mengenai tulang rangka dada, pleura paru-paru, diafragma ataupun isi mediastinal baik oleh benda tajam
maupun tumpul yang dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan.

Trauma thoraks adalah trauma yang mengenai dinding toraks yang secara langsung maupun tidak
langsung berpengaruh pada pada organ didalamnya, baik sebagai akibat dari suatu trauma tumpul
maupun oleh sebab trauma tajam.
Apa yang dimaksud dengan Trauma Dada
 Kecelakaan kendaraan
Trauma Tumpul bermotor,Jatuh, Pukulan
pada dada

Etiologi
Luka Tembak
Trauma Tajam Luka Tikam / Tusuk
PATOFISIOLOGI

Utuhnya suatu dinding Toraks sangat diperlukan untuk sebuah ventilasi pernapasan yang normal.
Pengembangan dinding toraks ke arah luar oleh otot -otot pernapasan diikuti dengan turunnya diafragma
menghasilkan tekanan negative dari intratoraks. Proses ini menyebabkan masuknya udara pasif ke paru
– paru selama inspirasi, Sehingga Trauma toraks mempengaruhi strukur - struktur yang berbeda dari
dinding toraks dan rongga toraks. Toraks dibagi kedalam 4 komponen, yaitu dinding dada, rongga
pleura, parenkim paru, dan mediastinum.

1. Dalam dinding dada termasuk tulang - tulang dada dan otot - otot yang terkait
2. Rongga pleura berada diantara pleura viseral dan parietal dan dapat terisi oleh darah ataupun udara
yang menyertai suatu trauma toraks.
3. Parenkim paru termasuk paru – paru dan jalan nafas yang berhubungan, dan mungkin dapat
mengalami kontusio, laserasi, hematoma dan pneumokel.
4. Mediastinum termasuk jantung, aorta/pembuluh darah besar dari toraks, cabang trakeobronkial dan
esofagus.
PATOFISIOLOGI.....
Secara normal toraks bertanggung jawab untuk fungsi vital fisiologi kardiopulmoner dalam
menghantarkan oksigenasi darah untuk metabolisme jaringan pada tubuh. Gangguan pada aliran udara
dan darah, salah satunya maupun kombinasi keduanya dapat timbul akibat dari cedera toraks
Secara klinis penyebab dari trauma toraks bergantung juga pada beberapa faktor, antara lain mekanisme
dari cedera, luas dan lokasi dari cedera, cedera lain yang terkait, dan penyakit - penyakit komorbid yang
mendasari. Pasien – pasien trauma toraks cenderung akan memburuk sebagai akibat dari efek pada
fungsi respirasinya dan secara sekunder akan berhubungan dengan disfungsi jantung.
MANIFESTASI KLINIS
Adapun tanda dan gejala pada pasien trauma thorax, yaitu:
Temponade jantung

1. Trauma tajam didaerah perikardium atau yang diperkirakan menembus jantung


2. Gelisah
3. Pucat, keringan dinginPeninggian TVJ (9Tekanan Vena Jugularis)
4. Pekak jantung melebar
5. Bunyi jantung melemah
6. Terdapat tanda-tanda paradoxical pulse pressure
7. ECG terdapat low Voltage seluruh lead
8. Perikardiosentesis kuluar darah (FKUI:2005)
MANIFESTASI KLINIS...
● Hematothorax
1. Pada WSD darah yang keluar cukup banyak dari WSD
2. Gangguan pernapasan (FKUI:2005)
● Pneumothoraks
1. Nyeri dada mendadak dan sesak napas
2. Gagal pernapasan dengan sianosis
3. Kolaps sirkulasi
4. Dada atau sisi yang terkena lebih resonan pada perkusi dan suara napas yang
terdapat jauh atau tidak terdengar sama sekali
5. Pada auskultasi terdengar bunyi klik
KOMPLIKASI

01 02 03
Kontusio dan Fraktur kosta Flail chest
hematoma dinding
toraks

04 05 06
Fraktur sternum Kontusio parenkim Pneumotoraks
paru
KOMPLIKASI
Kontusio dan Fraktur kosta
hematoma dinding Flail chest
toraks suatu kondisi medis
bentuk trauma toraks yang terjadi karena adanya gaya dimana kosta -
paling sering terjadi. tumpul secara langsung kosta yang
Sebagai akibat dari trauma maupun tidak langsung. berdekatan patah
tumpul dinding toraks, Gejala yang spesifik pada baik unilateral
perdarahan masif dapat fraktur kosta adalah nyeri, maupun bilateral
terjadi karena robekan pada yang meningkat pada saat dan terjadi pada
pembuluh darah pada kulit, batuk, bernafas dalam atau daerah
subkutan, otot dan pada saat bergerak kostokondral.
pembuluh darah interkosta
KOMPLIKASI
Fraktur sternum Kontusio parenkim
paru Pneumotoraks
adanya udara pada
terjadi karena trauma manifestasi trauma rongga pleura.
tumpul yang sangat berat tumpul toraks yang Gejala yang paling
sering kali disertai dengan paling umum terjadi. umum pada
fraktur kosta multipel. pneumotoraks adalah
nyeri yang diikuti
oleh dispneu.
PENATALAKSANAAN

Manajemen awal untuk pasien trauma toraks


tidak berbeda dengan pasien trauma lainnya dan
meliputi ABCDE, yaitu A: airway patency with
care ofcervical spine, B: Breathing adequacy, C:
Circulatory support, D: Disabilityassessment,
dan E: Exposure without causing hypothermia
ASUHAN
KEPERAWATA
N
PENGKAJIAN
1. Pengkajian Primer
a. Circulation : Ada nadi, nadi 110x/menit, TD : 120/80 mmHg, akral teraba dingin dan
tampak sianosis, gangguan perfusi jaringan
b. Airway : Pernapasan ada , napas ronchi, cepat dan dangkal dengan RR 35x/menit,
tampak gelisa dan sesak, ketidakefektifan bersihan jalan napas.
c. Breathing : Pernapasan cuping hidung, pasien ngorok, penggunaan otot – otot
pernapasan, pasien sesak dengan RR 35x/menit, gangguan pola napas.
d. Disability : Penurunan kesadaran, kesadaran sopor GCS 8 (E2V2M4)
e. Exposure : Terdapat bengkak dan jejas di bagian dada sebelah kiri, akral teraba dingin,
tampak sianosis dan bagian tubuh lain nya baik.
PENGKAJIAN
2. Pengkajian Sekunder
a. Anamnesis
1. Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku/bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, tanggal
masuk, tanggal pengkajian, nomor register, diagnosa medik, alamat, semua data mengenai
identitaas klien tersebut untuk menentukan tindakan selanjutnya.
2. Identitas penanggung jawab :
Identitas penanggung jawab ini sangat perlu untuk memudahkan dan jadi penanggung
jawab klien selama perawatan, data yang terkumpul meliputi nama, umur, pendidikan,
pekerjaan, hubungan dengan klien dan alamat.
3. Keluhan utama
Merupakan keluhan yang paling utama yang dirasakan oleh klien saat pengkajian.
Biasanya keluhan utama yang klien rasakan adalah nyeri pada dada dan gangguan
bernafas
PENGKAJIAN
4. Riwayat kesehatan
a. Riwayat penyakit sekarang
Merupakan pengembangan diri dari keluhan utama melalui metode PQRST

b. Riwayat penyakit dahulu


Perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit sama atau pernah di riwayat
sebelumnya.
PEMERIKSAAN FISIK 
Inspeksi
a)Kalau mungkin penderita duduk, kalau tidak mungkin tidur. Tentukan luka
masuk dan keluar
b)Gerakkan dan posisi pada akhir inspirasi
c)Gerakkan dan posisi pada akhir dari ekspirasi

Palpasi
a)Diraba ada/tidak krepitasi
b)Nyeri tekan anteroposterior
c)Fremitus kanan dan kiri dan dibandingkan
PEMERIKSAAN FISIK 
Perkusi
a)Adanya sonor, timpanis atau hipersonor
b)Adanya pekak dan batas antara yang pekak sonor seperti garis lurus atau garis miring

Auskultasi
a)Bising napas kanan dan kiri dan dibandingkan
b)Bising napas melemah atau tidak
c)Bising napas yang hilang atau tidak
d)Batas antara bising napas melemah atau menghilang dengan yang normal
e)Bising napas abnormal dan sebutkan bila ada
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 
1. Radiologi : foto thorax
2. Gas darah arteri (GDA) : mungkin normal dan menurun
3. Torasentesis : menyatakan darah/cairan serosanguinosa
4. Hemoglobin :mungkin menurun
5. Pa Co2 kadang-kadang menurun
6. Saturasi O2 menurun
DIAGNOSA KEPERAWATAN
● Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan secret yang berlebih, gumpalan
darah yang menghalangi pernapasan
● Gangguan pola napas, dispneu berhubungan dengan penurunan kemampuan paru
● Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi dan
perfusi
● Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan terjadi sumbatan dan suplai oksigen
turun dalam jaringan
● Nyeri dada berhubungan dengan bengkak, jejas dan infark paru-paru
No Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi

1 Bersihan jalan napas Status pernapasan p - Pastikan kebutuhan


berhubungan dengan secret ertukaran gas oral/suction
yang berlebih, gumpalan Airway status - Auskultasi suara napas
darah yang menghalangi sebelum dan sesudah
pernapasan Kriteria hasil : suction
Suara napas bersih, tidak ada - Berikan oksigen
sianosis, mampu bernapas menggunakan nasal kanul
dengan mudah Menunjukan jalan - Monitor status napas dan
napas yang pasten (irama napas oksigen
dalam rentang normal, tidak ada - Buka jalan napas gunakan
suara napas abnormal) Mampu tekhnik chin lift
mengidentifikasi dan mencegah - Posisikan pasien untuk
faktor yang menghambat jalan memaksimalkan ventilasi
napas keluarkan secret dengan
cara suction
-Monitor respirasi dan
status oksigen
2 Gangguan pola napas, Respiratory Status : ventilation
Airway Management
dispneu berhubungan Respiratory Status : airway Buka jalan nafas, gunakan teknik chin
dengan penurunan patency Vital Sign Status lift atau jaw thrust bila perlu
kemampuan paru Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi Lakukan
Kriteria Hasil : fisioterapi dada jika perlu
Mendemonstrasi kan batuk Keluarkan secret dengan batuk atau
efektif dan suara napas yang suction
bersih, tidak ada sianosis dan Auskultasi suara nafas, catat adanya
dyspneu (mampu mengeluarkan suara tambahan
sputum, mampu bernafas dngan Atur intake untuk cairan
mudah, tidak ada pursed lips) mengoptimalkan keseimbangan
Menunjukkan jalan nafas yang Monitor respirasi dan status O2.
paten (klien tidak merasa
tercekik, irama Respiratory Monitoring
Monitoring ratarata,kedalaman, irama
dan usaha
napas, frekuansi pernafasan dalam, respirasi Catat gerakan dada, amati
rentang normal, tidak ada suara kesimetrisan, penggunaan otot
nafas abnormal) vTanda tanda tambahan, retraksi otot supraclavicular
vital dalam rentang normal dan intercostals Monitor suara nafas
(tekanan darah, nadi, pernafasan) seperti dengkur Auskultasi suara nafas,
catat area penurunan/tidak adanya
ventilasi dan suara tambahan Auskultasi
suara paru setelah tindakan untuk
mengetahui hasilnya.
3 Gangguan pertukaran gas Respiratory Status : Gas Airway Management
berhubungan dengan exchange Respiratory Buka jalan nafas, gunakan teknik
ketidakseimbangan Status : ventilation Vital Sign chin lift atau jaw thrust bila perlu
ventilasi dan perfusi Status
Posisikan pasien untuk
Kriteria Hasil : memaksimalkan ventilasi
Mendemonstrasi kan
peningkatan ventilasi dan Lakukan fisioterapi dada jika perlu
oksigenasi yang adekuat
Keluarkan secret dengan batuk
atau suction

Auskultasi suara nafas, catat


adanya suara tambahan

Atur intake untuk cairan


mengoptimalkan keseimbangan

Monitor respirasi dan status O2.


3 Gangguan pertukaran gas Respiratory Status : Gas Respiratory Monitoring
berhubungan dengan exchange Respiratory -Monitoring ratarata,kedalaman,
ketidakseimbangan Status : ventilation Vital irama dan usaha respirasi
ventilasi dan perfusi Sign Status
-Catat gerakan dada, amati
Kriteria Hasil : kesimetrisan, penggunaan otot
Mendemonstrasi kan tambahan, retraksi otot
peningkatan ventilasi dan supraclavicular dan intercostals
oksigenasi yang adekuat
-Monitor suara nafas seperti
dengkur

-Auskultasi suara nafas, catat area


penurunan/tidak adanya ventilasi
dan suara tambahan

-Auskultasi suara paru setelah


tindakan untuk mengetahui
hasilnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai