Anda di halaman 1dari 20

TRAUMA DADA

/ TRAUMA THORAX
PENGERTIAN
 Trauma thorakx adalah luka atau cedera yang mengenai rongga thorakx yang
dapat menyebabkan kerusakan pada dinding thorakx ataupun isi dari cavum
thorax yang disebabkan oleh benda tajam atau benda tumpul dan dapat
menyebabkan keadaan gawat thorax akut (Sudoyo, 2010).
Anatomi Fisiologi

Dinding thorakx merupakan rongga yang berbentuk kerucut, dimana pada


bagian bawah lebih besar dari pada bagian atas dan pada bagian belakang lebih
panjang dari pada bagian depan. Pada rongga thorakx terdapat paru - paru dan
mediastinum. Mediastinum adalah ruang didalam rongga dada diantara kedua
paru - paru. Di dalam rongga thorakx terdapat beberapa sistem diantaranya
yaitu: sistem pernapasan dan peredaran darah. Organ yang terletak dalam
rongga dada yaitu; esophagus, paru, hati, jantung, pembuluh darah dan saluran
limfe (Patriani, 2012).
Definisi

Trauma thorakx adalah luka atau cedera yang mengenai rongga


thorakx yang dapat menyebabkan kerusakan pada dinding thorakx
ataupun isi dari cavum thorakx yang disebabkan oleh benda tajam
atau benda tumpul dan dapat menyebabkan keadaan gawat thorakx
akut.
Etiologi

Trauma pada thorakx dapat dibagi 2 yaitu oleh karena trauma


tumpul 65% dan trauma tajam 34.9. Penyebab trauma thorakx
tersering adalah kecelakaan kendaraan bermotor (63-78).
Dalam trauma akibat kecelakaan, ada lima jenis benturan (impact)
yang berbeda, yaitu depan, samping, belakang, berputar, dan
terguling.
Patofisiologi

Utuhnya suatu dinding Thorakx sangat diperlukan untuk sebuah ventilasi


pernapasan yang normal. Pengembangan dinding thorakx ke arah luar oleh otot
-otot pernapasan diikuti dengan turunnya diafragma menghasilkan tekanan
negative dari intrathorakx. Proses ini menyebabkan masuknya udara pasif ke
paru – paru selama inspirasi. Trauma thorakx mempengaruhi struktur - struktur
yang berbeda dari dinding thorakx dan rongga thorakx . thorakx dibagi
kedalam 4 komponen, yaitu dinding dada, rongga pleura, parenkim paru, dan
mediastinum. Dalam dinding dada termasuk tulang - tulang dada dan otot -
otot yang terkait (Sudoyo, 2009).
Manifestasi Klinis

Temponade jantung
Trauma tajam didaerah perikardium atau yang diperkirakan menembus jantung
Bunyi jantung melemah
Hematothorax
Pada WSD darah yang keluar cukup banyak dari WSD
Gangguan pernapasan
Pneumothoraks
Nyeri dada mendadak dan sesak napas
Gagal pernapasan dengan sianosis
Komplikasi

Trauma thorakx memiliki beberapa komplikasi seperti :


pneumonia 20%,
pneumotoraks 5%,
hematotoraks 2%,
empyema 2%, dan
kontusio pulmonum 20%.
PENATALAKSANAAN

 Manajemen awal untuk pasien trauma thorakx tidak berbeda dengan pasien trauma lainnya dan meliputi
ABCD :
 A: airway patency with care ofcervical spine,
 B: Breathing adequacy,
 C: Circulatory support,
 D: Disabilityassessment, dan
 E: Exposure without causing hypothermia.
 Pemeriksaan primary survey dan pemeriksaan dada secara keseluruhan harus dilakukan. Tujuannya adalah
untuk mengidentifikasi dan menangani kondisi yang mengancam nyawa dengan segera, seperti :
 obstruksi jalan napas
 tension Pneumotoraks
 pneuomotoraks terbuka yang masif
Pencegahan

 Pencegah trauma thorakx yang efektif adalah dengan cara


menghindari faktor penyebabnya, seperti menghindari terjadinya
trauma yang biasanya banyak dialami pada kasus kecelakaan dan
trauma yang terjadi berupa trauma tumpul serta menghindari
kerusakan pada dinding thorakx ataupun isi dari cavum thorakx
yang biasanya disebabkan oleh benda tajam ataupun benda tumpul
yang menyebabkan keadaan gawat thorakx akut.
Diagnosa keperawatan

Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan secret yang


berlebih, gumpalan darah yang menghalangi pernapasan
Gangguan pola napas, dispneu berhubungan dengan penurunan kemampuan
paru
 Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi
dan perfusi
 Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan terjadi sumbatan dan suplai
oksigen turun dalam jaringan
Nyeri dada berhubungan dengan bengkak, jejas dan infark paru-paru
Tindakan keperawatan

Diagnosa keperawatan
• Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan secret yang berlebih, gumpalan darah yang
menghalangi pernapasan
Intervensi :
Pastikan kebutuhan oral/suction
Auskultasi suara napas sebelum dan sesudah suction
Berikan oksigen menggunakan nasal kanul
Monitor status napas dan oksigen
Buka jalan napas gunakan tekhnik chin lift
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
mengidentifikasi dan mencegah faktor yang menghambat jalan napas
LANJUT
 Diagnosa keperawatan
• Gangguan pola napas, dispneu berhubungan dengan penurunan kemampuan
paru
Intervensi
Airway Management
Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
 Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
 Lakukan fisioterapi dada jika perlu
 Keluarkan secret dengan batuk atau suction
Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambaha
 Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
 Monitor respirasi dan status O2.
Respiratory Monitoring
Monitoring rata-rata,kedalaman, irama dan usaha napas, frekuansi pernafasan
dalam, rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal
Catat gerakan dada, amati kesimetrisan, penggunaan otot tambahan, retraksi
otot supraclavicular dan intercostals
 Monitor suara nafas seperti dengkur
 Auskultasi suara nafas, catat area penurunan/tidak adanya ventilasi dan suara
tambahan
Auskultasi suara paru setelah tindakan untuk mengetahui hasilnya.
LANJUT
DIANGNOSA KEPERAWATAN
◦ Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi
INTERVENSI.
Airway Management
Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
 Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
 Lakukan fisioterapi dada jika perlu
 Keluarkan secret dengan batuk atau suction
Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
 Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
 Monitor respirasi dan status O2.
LANJUT
DIANGNOSA KEPERAWATAN
◦ Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplai oksigen dalam jaringan.
◦ Definisi : Ketidakcukupan energi psikologis atau fisiologis untuk melanjutkan atau menyelesaikan
aktifitas kehidupan sehari-hari yang harus atau yang ingin dilakukan.
INTERVENSI
Activity therapy
Kolaborasikan dengan tenaga medis dalam merencanakan program terapi yang tepat
Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
 Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan sosial
Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas seperti kusi roda, krek
Bantu untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang
Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan
dalam beraktivitas.
LANJUT
DIANGNOSA KEPERAWATAN
◦ Nyeri dada berhubungan dengan infark paru-paru .
◦ Definisi: pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat
kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedimikian
rupa
INTERVENSI
Pain management
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi
 Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
 Gunakan tehnik komunikasi teraupetik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
 Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
 Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
 Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan
kontrol nyeri masa lampau Analgesic administration
 Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas dan derajat nyeri sebelum pemberian
obat
 Cek intruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi
Cek riwayat alergi
 Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika
pemberian lebih dari satu
Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri
 Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal Pilih rute
pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai