Anda di halaman 1dari 16

TUGAS

OLEH:
NAMA : WANDASARI
NIM : A.19.11.070
JURUSAN : S1 KEPERAWATAN

STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA


TAHUN PELAJARAN 2019/2020.

Definisi metabolisme
Metabolisme (bahasa Yunani: μεταβολισμος, metabolismos, perubahan) adalah semua reaksi kimia yang
terjadi di dalam organisme, termasuk yang terjadi di tingkat sel.

Tiga tujuan utama metabolisme yaitu:


 Konversi makanan menjadi energi untuk menjalankan proses seluler.
 Konversi makanan/bahan bakar menjadi bahan penyusun protein, lipid, asam nukleat dan
beberapa karbohidrat.
 Pembuangan limbah nitrogen. Reaksi yang dikatalisis oleh enzim ini memungkinkan organisme
untuk tumbuh dan berkembang biak, mempertahankan strukturnya, dan merespons
lingkungannya.
Secara umum, metabolisme memiliki dua arah lintasan reaksi kimia organik:

 katabolisme, yaitu reaksi yang mengurai molekul senyawa organik, seperti pemecahan glukosa
menjadi piruvat oleh respirasi seluler;
 anabolisme, yaitu reaksi yang merangkai (sintesis) senyawa organik seperti protein, karbohidrat,
lipid, dan asam nukelat dari molekul-molekul tertentu.[1]
Kedua arah lintasan metabolisme diperlukan setiap organisme untuk dapat bertahan hidup. Arah
lintasan metabolisme ditentukan oleh suatu senyawa yang disebut sebagai hormon, dan dipercepat
(dikatalisis) oleh enzim. Pada senyawa organik, penentu arah reaksi kimia disebut promoter dan
penentu percepatan reaksi kimia disebut katalis. Pada setiap arah metabolisme, reaksi kimiawi
melibatkan sejumlah substrat yang bereaksi dengan dikatalisis enzim pada jenjang-jenjang reaksi guna
menghasilkan senyawa intermediat, yang merupakan substrat pada jenjang reaksi berikutnya.
Keseluruhan pereaksi kimia yang terlibat pada suatu jenjang reaksi disebut metabolom. Semua ini
dipelajari pada suatu cabang ilmu biologi yang disebut metabolomika.

Metabolisme Protein
Protein

Protein adalah komponen penting atau utama bagi sel hewan atau manusia. Protein adalah senyawa
organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam
amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon,
hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein merupakan salah satu dari
biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama
makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam
biokimia. Protein ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1838. Rantai polipeptida melipat
sedemikian rupa memben-tuk suatu struktur yang khas (konformasi) di dalam protein. Konformasi
tersebut merupakan bentuk tiga dimensi suatu protein yang membentuk struktur protein. Terdapat
empat struktur pada protein: struktur pri-mer, sekunder, tersier, dan ada yang berbentuk quar-terner.
Struktur protein primer adalah suatu urutan linier asam amino yang bergabung melalui ikatan peptida.
Struktur sekunder dari suatu protein meliputi suatu pelipatan pada rantai polipeptida. Secara umum ada
dua bentuk umum dari struktur sekunder yaitu α-helix dan β-pleated sheet (konformasi β). Bentuk α-
helix adalah silindris, terjadi karena adanya ikatan hidrogen yang parallel sepanjang sumbu helixnya.

Pada tipe konformasi β, ikatan hidrogen terbentuk diantara rantai polipeptida yang berdekatan atau
berdampingan secara parallel atau anti parallel. Struktur tersier protein adalah bentuk atau susunan tiga
dimensi dari semua asam amino di dalam polipeptida. Bentuk protein secara alamiah atau bentuk
protein aktif berada dalam bentuk struktur tersier yang ditentukan oleh banyak ikatan non kovalen. Jika
suatu protein terdiri dari dua atau lebih polipeptida dinamakan struktur quarterner. Hemoglobin pada
sel darah merah manusia terdiri atas 4 rantai polipeptida maka dinama-kan sebagai struktur quarterner.
Masing-masing subunit poli-peptida dapat dihubungkan dengan ikatan kovalen (misalnya ikatan
disulfide) atau ikatan non kovalen (interaksi elektro-statik, ikatan hidrogen, atau interaksi hidrofobik).
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Suatu protein merupakan untaian dari asam
amino yang saling berikatan melalui suatu ikatan peptida. Ikatan peptida merupakan suatu ikatan
kovalen antara gugus α-amino dari suatu asam amino dengan gugus α-karboksilat dari asam amino
lainnya. Ketika dua asam amino bergabung dengan satu ikatan peptida maka dinamakan dipeptida.
Penambahan sejumlah asam amino menghasilkan rantai yang panjang dari gabungan asam-asam amino
yang dinamakan oligopeptida (mengandung sampai 25 residu asam amino) dan polipeptida
(mengandung > 25 residu asam amino).

Metabolisme Protein

Proses penguraian protein dalam tubuh meliputi reaksi deaminasi, dekarboksilasi dan transaminasi.
Proses ini juga berkaitan dengan siklus urea, beberapa biosintesis asam-asam amino dan bagaimana
keterkaitan antara metabolisme protein dengan metabolisme karbohidrat dan lipid ( Murray, 2001).

Hati merupakan organ tubuh di mana terjadi reaksi katabolisme maupun anabolisme protein. Asam-
asam amino yang terbentuk dibawa oleh darah ke dalam jaringan untuk digunakan. Proses anabolik
maupun katabolik juga terjadi dalam jaringan di luar hati. Asam amino yang terdapat dalam darah
berasal dari tiga sumber yaitu absorpsi melalui dinding usus, hasil penguraian protein dalam sel, dan
hasil sintesis asam amino dalam sel. Banyaknya asam amino dalam darah tergantung pada
keseimbangan antara pembentukan asam amino dan penggunaannya. Bila kelebihan asam amino dari
jumlah yang digunakan untuk biosintesis protein, maka kelebihan asam amino akan diubah menjadi
asam keto yang dapat masuk ke dalam siklus asam sitrat atau diubah menjadi urea. Hati berfungsi
sebagai pengatur konsentrasi asam amino dalam darah (Stryer, 2000).

Dalam tubuh kita, protein mengalami perubahan-perubahan tertentu dengan kecepatan yang berbeda
untuk tiap protein. Protein dalam darah, hati dan organ tubuh lain mempunyai waktu paruh (half-life)
antara 2,5 sampai 10 hari. Protein yang terdapat pada jaringan otot mempunyai waktu paruh = 120 hari.
Rata-rata tiap hari 1,2 gram protein per kilogram berat badan diubah menjadi senyawa lain.

Ada tiga kemungkinan mekanisme pengubahan protein yaitu (Stryer,2000) :

 Sel-sel mati, lalu komponennya mengalami proses penguraian atau katabolisme dan dibentuk sel-sel
baru.
 Masing-masing protein mengalami proses penguraian dan terjadi sintesis protein baru, tanpa ada sel
yang mati.
 Protein dikeluarkan dari dalam sel diganti dengan sintesis protein baru.
Protein dalam makanan diperlukan untuk menyediakan asam amino yang akan digunakan untuk
memproduksi senyawa nitrogen yang lain, untuk mengganti protein dalam jaringan yang mengalami
proses penguraian dan untuk mengganti nitrogen yang telah dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk urea.
Ada beberapa asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh, tetapi tidak dapat diproduksi oleh tubuh dalam
jumlah yang memadai. Oleh karena itu asam amino tersebut dinamakan asam amino esensial, harus
diperoleh dari makanan (Murray, 2001).

Jumlah Asam Amino dalam darah tergantung dari jumlah yang diterima dan .jumlah yang digunakan.
Pada proses pencernaan makanan, protein diubah menjadi asam amino oleh beberapa reaksi hidrolisis
serta enzim-enzim yang bersangkutan. Enzim-enzim yang bekerja pada proses hidrolisis protein antara
lain ialah pepsin, tripsin, kimotripsin, karboksi peptidase, amino peptidase, tripeptidase dan dipeptidase
(Murray, 2001).

Setelah protein diubah menjadi asam-asam amino, maka dengan proses absorpsi melalui dinding usus,
asam amino tersebut sampai ke dalam pembuluh darah. Proses absorpsi ini ialah proses transpor aktif
yang memerlukan energi. Asam-asam amino dikarboksilat atau asam diamino diabsorpsi lebih lambat
daripada asam amino netral.

Degradasi protein (katabolisme) terjadi dalam dua tahap (Stryer, 2000) :

 Protein mengalami modifikasi oksidatif untuk menghilangkan aktivitas enzimatis.


 Penyerangan protease yaitu enzim yang berfungsi untuk mengkatalis degradasi protein.
Protein yang terdapat di dalam sel dan makanan didegradasi menjadi monomer penyusunnya (asam
amino) oleh enzim protease yang khas. Protease tersebut dapat berada di dalam lisosom maupun dalam
lambung dan usus. Katabolisme protein makanan pertama kali berlangsung di dalam lambung. Di
tempat ini protease khas (pepsin) mendegradasi protein dengan memutuskan ikatan peptida yang ada di
sisi NH2 bebas dari asam amino aromatik, hidrofobik, atau dikarboksilat. Kemudian di dalam usus
protein juga didegradasi oleh protease khas seperti tripsin, kimotripsin, karboksipeptidase dan elastase.
Hasil pemecahan ini adalah bagian-bagian kecil polipeptida. Selanjutnya senyawa ini dipecah kembali
oleh aktivitas aminopeptidase menjadi asam-asam amino bebas. Produk ini kemudian melalui dinding
usus halus masuk ke dalam aliran darah menuju ke berbagai organ termasuk ke dalam sel ( Murray,
2001).

Proses Metabolisme Protein dan Asam amino

Proses metabolisme protein dimulai dari proses pencernaan di mulut sampai di usus halus, dilanjutkan
dengan proses metabolisme asam amino. Yaitu sebagian besar zat makanan yang mengandung protein
dipecahkan menjadi molekul-molekul yang lebih kecil terlebih dahulu sebelum diabsorpsi dari saluran
pencernaan. Protein diabsorpsi di usus halus dalam bentuk asam amino → masuk darah. Dalam darah
asam amino disebar keseluruh sel untuk disimpan. Didalam sel asam amino disimpan dalam bentuk
protein (dengan menggunakan enzim). Hati merupakan jaringan utama untuk menyimpan dan mengolah
protein Perubahan kimia dalam proses pencernaan dilakukan dengan bantuan enzim-enzim saluran
pencernaan yang mengkatalisis hidrolisis protein menjadi asam amino.

hidrolisis protein
Protein dalam makanan dicerna dalam lambung dan usus di katabolisme menjadi asam amino yang
diabsorbsi dan dibawa oleh darah. Asam amino dalam darah di bawa ke hati menjadi asam amino dalam
hati (ekstra sel), kemudian asam amino tersebut ada yang di simpan dalam hati (intra sel) dan sebagian
dibawa oleh darah ke jaringan-jaringan tubuh. Asam amino yang dibawa ke hati dikatakan ekstra sel
karena sebagian asam amino dalam hati ini kemudian akan dibawa sebagian keluar dari sel atau menuju
ke seluruh jaringan tubuh yang membutuhkan. Setelah masuk ke jaringan-jaringan tubuh asam amino ini
akan masuk ke sel-sel tubuh (asam amino dalam sel). Dan sebagiannya lagi tetap didalam hati (intra sel)
sebagai cadangan protein dalam tubuh, bila tubuh kekurangan protein maka asam amino ini diubah
menjadi protein dan sebaliknya jika tubuh membutuhkan asam amino dari dalam tubuh maka protein di
rombak kembali menjadi asam amino. Dan asam amino ini juga berfungsi membentuk senyawa N lain
yang berfungsi untuk pembentukan sel-sel tubuh, senyawa nitrogen ini merupakan bagian utama dari
semu protein, enzim, dan proses metabolik yang disertakan pada sintesa dan perpindahan energi.

Keseimbangan nitrogen tubuh dikatakan positif bila n masuk tubuh > n yg keluar dari tubuh berarti
sintesis protein > katabolismenya, terjadi misalnya pada masa penyembuhan, masa pertumbuhan, masa
hamil keseimbangan nitrogen yg negatif berarti katabolisme protein > sintesisnya, terjadi misalnya pada
waktu kelaparan, sakit keseimbangan nitrogen yg setimbang terdapat pada orang dewasa normal dan
sehat. Bila ada kelebihan asam amino dari jumlah yang digunakan maka asam amino diubah menjadi
asam keto. Proses perubahan tersebut terjadi dalam siklus asam sitrat. Atau diubah mejadi urea. Berikut
proses perubahan asam amino menjadi asam keto dalam siklus sitrat. Asam amino yang dibuat dalam
hati atau dihasilkan dari proses katabolisme protein dalam hati, dibawa oleh darah kedalam jaringan
untuk digunakan.

Proses anabolisme dan katabolisme terjadi dalam hati dan jaringan. Asam amino yang terdapat dalam
darah berasal dari tiga sumber yaitu:

1. Absorbsi melalui dinding usus


2. Hasil katabolisme protein dalam sel
3. Hasil anabolisme asam amino dalam sel
Penguraian Protein dalam Tubuh

Manusia melakukan pergantian protein tubuh sebanyak 1-2 % dari total protein tubuh, khususnya
protein otot. Dari total asam amino yang dihasilkan melalui proses tersebut sebanyak 75-80%
digunakan kembali untuk sintesis protein baru, sedangkan 20-25% sisanya akan membentuk Urea. Jika
jumlah protein terus meningkat maka protein sel dipecah jadi asam amino untuk dijadikan energi atau
disimpan dalam bentuk lemak. Pemecahan protein jadi asam amino terjadi di hati dengan proses;
deaminasi atau transaminasi.

Deaminasi; proses pembuangan gugus amino dari asam amino dalam bentuk urea. Transaminasi; proses
perubahan asam amino menjadi asam keto. Deaminasi maupun transaminasi merupakan proses
perubahan protein → zat yang dapat masuk kedalam siklus Krebs. Pemecahan protein dalam tubuh yaitu
sebagai berikut :

Transaminasi; alanin + alfa-ketoglutarat → piruvat + glutamat


Diaminasi; asam amino + NAD+ → asam keto + NH3.

Amonia (NH3) merupakan racun bagi tubuh yang dapat meracuni otak sehingga menjadi coma, tetapi
tidak dapat dibuang oleh ginjal, sehingga harus diubah dahulu jadi urea (di hati), agar dapat dibuang
oleh ginjal. Namun jika hati ada kelainan (sakit) maka proses perubahan NH3 menjadi urea terganggu
dan akan menimbulkan penumpukan NH3 dalam darah yang disebut uremia. Berikut siklus urea untuk
pengeluaran NH3 dari dalam tubuh.

Asam amino yang berlebih akan diuraikan dan tidak disimpan. Untuk mempertahankan kesehatan,
seorang dewasa membutuhkan 30-60 gram protein setiap hari. Mutu protein ditentukan dari
kelengkapan asam aminonya, jika ada asam amino yang terserap melalui proses pencernaan dan
penyerapan namun asam amino tersebut tidak dibutuhkan di dalam tubuh maka asam amino yang
bersangkutan akan segera diuraikan menjadi urea. Karena itu kelebihan konsumsi protein (asam
amino) yang berlebih tidak akan memberikan manfaat apapun. Dalam tubuh protein mengalami
perubahan tertentu dengan kecepatan yang berbeda untuk tiap protein karene untuk tiap protein
memiliki panjang dan urutan asam amino yang berbeda.

Ada tiga kemungkinan mekanisme pengubahan protein yaitu :

1. Sel mati, komponennya mengalami proses katabolisme dan dibentuk sel baru.
2. Masing-masing protein mengalami proses katabolisme dan terjadi sintesis protein baru, tanpa ada
sel mati.
3. Protein dikeluarkan dari dalam sel, kemudian diganti dengan sintesis protein baru.
Protein dalam makanan diperlukan untuk menyediakan asam amino yang akan digunakan untuk
memproduksi senyawa Nitrogen yang lain, untuk mengganti N yang telah dikeluarkan dari tubuh dalam
bentuk urea. Adapun enzim yang berperan dalam penguraian protein adalah : Enzim Protease intrasel
berperan dalam menghidrolisis ikatan peptida internal protein sehingga terjadi pelepasan peptida yang
kemudian akan diuraikan menjadi asam amino bebas oleh enzim peptidase. Enzim-enzim lain yang
bertugas menguraikan asam amino menjadi unit-unit asam amino adalah enzim endopeptidase,
aminopeptidase dan karboksipeptidase

Kelainan Metabolisme Protein

Metabolisme adalah proses pengolahan (pembentukan dan penguraian) zat -zat yang diperlukan oleh
tubuh agar tubuh dapat menjalankan fungsinya. Gangguan metabolisme protein menyebabkan
ketidakseimbangan zat-zat dalam tubuh. Protein merupakan sumber energi bagi tubuh. Salah satu
penyakit akibat gangguan metabolisme protein dijelaskan dengan ditemukannya penyakit yang terjadi
karena kekurangan protein. Kekurangan protein hampir selalu disertai dengan kekurangan energi.
Hubungan antara kekurangan protein dan energi dapat tejadi karena protein merupakan salah satu
sumber utama pengahasil energi. Jika dalam makanan yang kita makan kurang mengandung kurang
mengandung energi maka tubuh akan mengambil protein lebih banyak untuk menjadi energi. Ini berarti
protein dalam tubuh akan semakin berkurang. Penyakit yang terjadi karena kekurangan energy dan
protein ini biasa disebut dengan penyakit Kurang Energi Protein (KEP).
Penyakit ini ditemukan pada anak-anak atau ibu hamil. Penyakit KEP ini juga dapat menyerang rang
dewasa. Misalnya pada orang yang mengalami kelaparan dalam waktu yang lama atau menderita
penyakit kronis. Namun pada umumnya penyakit terjadi pada anak-anak antara usia 2-5 tahun, ketika
mereka berhenti minum ASI dan menerima makanan tambahan. Yang kurang mengandung protein atau
tidak sama sekali. Ketika penyakit KEP ini menyerang seorang anak, maka akan mucul gejala-gejala
seperti kekurangan energi (Marasmus ) dan kekurangan protein (Kwashiorkor).

Pada penderita Marasmus pertumbuhan penderita/anak yaitu berat badan dan tinggi badan terganggu,
penderita sangat kurus, adanya perbesaran hati, kulit tampak keriput, pada bagian muka terdapat kulit
yang berlipat-lipat sehingga muka anak seperti muka orang tua yang sudah keriput, mudah terserang
diare, infeksi saluran pernapasan dan batuk rejan. Pada penderita Kwashiorkor ciri-ciri yang terjadi
adalah adanya gangguan pada pertumbuhan berat badan dan tinggi badan, lemah, kurus, apatis, kulit
tampak kering, rambut tipis atau jarang, kehilangan nafsu makan, diare, adanya perbesaran pada hati,
dan anemia.

Defisiensi protein terjadi pada pemasukan protein kurang → kekurangan kalori, asam amino, mineral,
dan faktor lipotropik. Akibatnya :

 Pertumbuhan tubuh
 Pemeliharaan jaringan tubuh
 Pembentukkan zat anti dan serum protein akan terganggu.
 Penderita mudah terserang penyakit infeksi, perjalanan infeksi berat, luka sukar sembuh dan mudah
terserang penyakit hati akibat kekurangan faktor lipotropik.
Ada lagi 2 penyakit akibat gangguan metabolism protein yaitu

a. Hipoproteinemia. Disebabkan karena beberapa hal tersebut :

– Exkresi protein darah berlebihan melalui air kemih

– Pembentukan albumin terganggu spt pada penyakit hati

– Absorpsi albumin berkurang akibat kelaparan atau penyakit usus, juga pada penyakit ginjal

b. Hipo dan Agammaglubulinemia Ada 3 jenis :

Hipoagammaglobulinemia kongenital

– Penyakit herediter, terutama anak laki-laki antara 9 – 12 thn

– Mudah terserang infeksi. Kematian sering terjadi akibat infeksi

– Plasma darah tidak mengandung gamma protein

– Dapat terjadi penyakit hipersensitivas (ex: penyakit artritis) karena tubuh tidak dapat membentuk Ig.

Hipo (a) gammaglobulinemia didapat Pada pria dan wanita pada semua usia ditandai dengan:
– Penderita mudah terkena infeksi

– Terjadi hiperplasi konpensatorik sel retikulum → mengakibatkan limfadenopathi dan splenomegali

Hipoagammaglobulinemia sementara

– Hanya ditemukan pada bayi

– Merupakan peralihan pada waktu gamma globulin yang didapat dari ibu habis dan anak harus
membentuk gamma globulin sendiri.

Penyakit karena kelebihan metabolisme protein tidak ditemukan secara langsung tapi kelbihan produksi
protein dapat disebabkan karena gangguan kerja insulin. Seperti misalnya diabetes mellitus, dan
diabetes insipidus.

Metabolisme Karbohidrat
Karbohidrat adalah senyawa yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen dan oksigen. Jumlah atom
karbonnya bisa bervariasi. Hampir sebagian besar organisme memperoleh sebagian besar energi untuk
menunjang kehidupannya dari karbohidrat. Secara umum, karbohidrat atau sakarida (berasal dari
bahasa Yunani yang artinya ‘gula’) dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:

 karbohidrat sederhana
 Karbohidrat kompleks
Yang membedakan satu karbohidrat dengan karbohidrat lainnya adalah jumlah unit gula yang
terkandung molekul tersebut dan bagaimana unit-unit itu tertaut bersama.

Karbohidrat sederhana

Karbohidrat Sederhana yaitu karbohidrat yang terdiri dari satu unit gula (monosakarida) atau unit gula
dobel (disakarida). Karbohidrat dengan satu unit gula disebut gula sederhana atau monosakarida (mono
= satu; sakarida = gula). Contoh dari monosakarida ini adalah fruktosa (gula buah) dan glukosa (gula
darah), gula yang diproduksi ketika tubuh mencerna karbohidrat, dan galaktosa, gula yang diperoleh dari
mencerna laktosa (gula susu). Karbohidrat dengan dua unit gula disebut disakarida (di = dua). Contoh
dari disakarida ini adalah sukrosa (gula dapur) yang terbuat dari satu unit fruktosa dan satu unit glukosa.
(Baca: Homeostasis Glukosa Dalam Darah Manusia)

Karbohidrat kompleks
Karbohidrat kompleks yaitu karbohidrat yang terdiri dari 3 unit gula atau lebih dan tertaut dalam rantai.
Karbohidrat yang terdiri dari 3 sampai 10 unit gula disebut oligosakarida (oligo = beberapa), sedangkan
karbohidrat yang terdiri dari banyak unit gula disebut polisakarida (poli = banyak). Pada bakteri,
karbohidrat kompleks ini dicerna oleh enzim untuk menghasilkan gula sederhana. Contohnya adalah pati
dan selulosa, yaitu suatu polimer (rantai atom yang panjang) unit glukosa yang dipecah menjadi glukosa
sederhana.

Karbohidrat adalah bahan bakar jangka pendek yang baik untuk organisme uniseluler, karena
karbohidrat lebih sederhana untuk dimetabolisme oleh tubuh dari pada lemak atau asam amino
(komponen protein). Karbohidrat biasanya disimpan dalam molekul glukosa polimer panjang atau
sebagai penyimpanan energi.

Pada umumnya, semua karbohidrat mempunyai rumus umum CnH2nOn, seperti contohnya, rumus
molekul glukosa yaitu C6H12O6. Monosakarida-monosakarida (gula sederhana) bisa terikat bersama
untuk membentuk disakarida seperti sukrosa dan polisakarida seperti pati dan selulosa.

Macam-Macam Metabolisme Karbohidrat

Sel hidup, termasuk di dalamnya organel-organel sel, adalah ‘mesin organik’ yang beraktivitas tidak ada
henti-hentinya. Seperti contohnya, organel sel yang berkerja-sama dan saling berkoordinasi dengan baik
untuk menjaga suatu organisme tetap berfungsi. Untuk menjaga ‘kehidupannya’, setiap sel sangat
bergantung pada reaksi-reaksi biokimia yang terjadi dan karbohidrat adalah sumber energi penting yang
menggerakan reaksi-reaksi ini.

Berikut ini adalah macam-macam metabolisme karbohidrat yang terjadi dalam tubuh organisme. (Baca:
Jenis jenis Enzim)

1. Glikolisis

Glikolisis terjadi dihampir bagian setiap sel hidup. Reaksi ini dipercaya sebagai jalur biokimia tertua yang
terjadi di organisme. Glikolisis ini juga bisa terjadi secara anaerobik, yang artinya proses ini sudah terjadi
dalam bakteri prokariotik saat Bumi masih mempunyai atmosfer yang miskin oksigen (pra-eukariotik).
(Baca: Pengertian Organisme Prokariotik)

Glikolisis didefinisikan sebagai reaksi berantai mengkonversi glukosa atau glikogen menjadi piruvat atau
laktat, dengan produksi energi ATP (Adenosine Triphospate, bentuk energi yang paling umum digunakan
oleh sel). (Baca: Sistem Respirasi)

Glukosa + 2 NAD plus + 2 ADP + 2 P —> 2 pyruvate + 2 NADH + 2 ATP + 2H2O + 2H plus

Glikolisis terjadi dalam sitosol sel, dan bisa dibagi menjadi 2 fase: fase membutuhkan-energi dan fase
melepaskan-energi.

 Fase membutuhkan energi


Pada fase ini, molekul glukosa disusun kembali, dan 2 kelompok fosfat terikat pada glukosa ini.
Kelompok fosfat ini kemudian membuat gula ‘modifikasi’ yang tidak stabil (fruktosa-1,6-bisfosfat),
memungkinkan gula ‘modifikasi’ ini terbagi menjadi dua dan membentuk gula glyceraldehyde-3-
phospate. Karena fosfat yang digunakan pada langkah ini berasal dari ATP (adenosine trifosfat), maka 2
molekul ATP digunakan. Fase ini sering disebut juga fase ‘investasi’ energi, karena menggunakan energi
(ATP) untuk menjalankan prosesnya.

 Fase melepaskan energi


Pada fase ini, setiap gula glyceraldehyde-3-phospate dikonversi menjadi piruvat, melalui beberapa
reaksi. Reaksi ini membuat 2 molekul ATP dan 1 molekul NADH. Karena fase ini terjadi dua kali, maka
proses ini membuat 3 ATP dan 2 NADH secara keseluruhan.

Katalisator yang memicu raksi pada Glikolisis dilakukan oleh enzimnya sendiri, salah satunya adalah
enzim phosphofurctokinase, yang mengkatalisasi pembentukan molekul gula 2 fosfat (fructose-1,6-
bisphospate). Phosphofructokinase ini mempercepat atau memperlambat proses glikolisis sebagai
respon dari kebutuhan sel akan energi.

Intinya, Glikolisis mengubah molekul glukosa (6 karbon) menjadi molekul piruvat (3 karbon). Produk
bersih dari proses ini adalah 2 molekul ATP (4 ATP diproduksi menggunakan 2 ATP) dan 2 molekul NADH.

2. Siklus Asam Sitrat

Siklus asam sitrat, atau siklus asam trikarboksilat, atau siklus Krebs adalah pusat pengendali dalam
respirasi seluler. Siklus ini terjadi setelah Glikolisis dan menggunakan acetyl coenzim A (CoA), dibuat dari
oksidasi piruvat, sebagai bahan awalnya. (Baca: Siklus Krebs)

Tahap awal dari siklus ini adalah, acetyl CoA bergabung dengan molekul penerima oksaloasetat (4
karbon) untuk membentuk molekul sitrat (6 karbon). Kemudian, molekul sitrat ini melepaskan 2
karbonnya dalam bentuk karbon dioksida dan memproduksi molekul NADH. Enzim yang mengkatalisasi
reaksi ini adalah kunci utama dalam mengatur siklus asam sitrat, mempercepat atau memperlambat
reaksi berdasarkan kebutuhan energi sel. (Baca: Fungsi Enzim Tripsin)

Selanjutnya, molekul 4 karbon yang tersisa mengalami reaksi-reaksi tambahan, pertama membuat
molekul ATP, kemudian mereduksi pembawa elektron FAD (Flavin adenine dinucleotide) menjadi
FADH2, dan akhirnya menghasilkan NADH lagi. Himpunan reaksi-reaksi ini menghasilkan kembali
molekul awal, oksaloasetat, agar siklus ini bisa mengulang kembali.

Secara keseluruhan, satu putaran siklus asam sitrat melepaskan 2 molekul karbon dioksida dan
memproduksi 3 NADH, 1 FADH2, dan 1 ATP. Karena pada Glikolisis, ada 2 piruvat yang dihasilkan, maka
siklus asam sitrat terjadi dua kali untuk setiap molekul glukosa.

3. Jalur Fosfat Pentosa


Jalur fosfat pentosa atau pentose phosphate pathway adalah jalur metabolik yang berjalan secara
pararel dengan Glikolisis. Jika produk dari Glikolisis diolah kembali melalui respirasi seluler untuk
memproduksi energi, ada juga cabang alternatif dari Glikolisis untuk memproduksi gula yang menyusun
DNA dan RNA. Jalur yang disebut Jalur Fosfat Pentosa ini unik karena tidak ada energi dalam bentuk ATP
yang diproduksi dan digunakan dalam jalur ini. (Baca: Peran DNA dan RNA dalam Sintesa Protein)

Sama seperti proses lainnya dalam respirasi seluler, molekul yang melalui jalur fosfat pentosa ini
kebanyakan terbuat dari karbon. Cara mudah untuk memahami jalur ini adalah dengan mengikuti
karbonnya.

Pemecahan glukosa pada Glikolisis menghasilkan molekul 6 karbon yang dibutuhkan dalam proses jalur
fosfat pentosa. Pada langkah pertama glikolisis, glukosa diubah oleh kelompok fosfat untuk
menghasilkan glukosa-6-fosfat. Jalur fosfat pentosa ini bisa menggunakan molekul glukosa 6-fosfat yang
dihasilkan oleh Glikolisis atau metode lainnya.

Jalur Fosfat Pentosa ini dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase oksidatif dan fase non oksidatif. Kata ‘oksidatif’
berasal dari kata ‘oksidasi’, oksidasi adalah pemecahan molekul ketika molekul itu kehilangan setidaknya
satu elektronnya.

Fase oksidatif

Dalam fase ini, 2 molekul NADP+ direduksi menjadi NADH, memanfaatkan energi dari perngubahan
glukosa-fosfat menjadi ribulosa-5-fosfat. Reaksi keseluruhan untuk proses ini adalah:

Glukosa-6-fosfat + 2 NADP+ + H2O —> Ribulose 5-fosfat + 2 NADPH + 2 H+ + CO2.

Fase non-oksidatif

fase non oksidatif ini reversibel (bisa dibalik). Hal ini memungkinkan molekul-molekul yang berbeda
untuk masuk ke jalur fosfat pentosa di area-area yang berbeda pada fase non-oksidatif dan bisa
ditransformasikan sampai molekul pertama dari fase non-oksidatif (ribulose-5-fosfat). Ribulose-5-fosfat
ini adalah prekursor dari gula yang menyusun DNA dan RNA, dan juga produk dari fase oksidatif. (Baca:
Perbedaan DNA dan RNA)
Metabolisme lemak
Metabolisme lemak merupakan proses yang dimana asam lemak dicerna, dipecah untuk energi, atau
disimpan dalam tubuh manusia untuk penggunaan energi di masa depan. Asam lemak ini merupakan
sebuah komponen trigliserida yang membentuk sebagian besar lemak makan dalam makanan seperti
minyak nabati dan produk hewani. Proses Metabolisme Lipid (Lemak)- Lipid (lemak) terdapat dalam
semua bagian tubuh manusia terutama dalam otak. Lipid (lemak) mempunyai peran yang sangat penting
dalam proses metabolisme secara umum. Beberapa peranan biologi dari lipid sebagai berikut.

 Sebagai komponen struktur membran.


 Sebagai lapisan pelindung pada beberapa jasad.
 Sebagai bentuk energi cadangan.
 Sebagai komponen permukaan sel yang berperan dalam proses kekebalan jaringan.
 Sebagai komponen dalam proses pengangkutan melalui membran
Metabolisme Lemak merupakan proses tubuh untuk menghasilkan energi dari asupan lemak setelah
masuk menjadi sari-sari makanan dalam tubuh. dalam memetabolisme lemak menjadi energi kita
membutuhkan bantuan glukosa dari karbohidrat. karena itu, tubuh kita cenderung menuntut makan
yang manis-manis setelah makan makanan yang kaya akan lemak. lemak dalam tubuh kita akan masuk
ke dalam proses metabolisme setelah melewati tahapan penyerapan, sehingga bentukan lemak yang
memasuki jalur metabolisme lemak dalam bentukan trigliserida. (trigliserida adalah bentuk simpanan
lemak tubuh).

Lipid yang terdapat sebagai bagian dari makanan hewan merupakan campuran lipid yang sederhana
(terpena dan steorida) dan yang kompleks (triasilgliserol, fosfolipid, sfingolipid, dan lilin) berasal dari
tanaman maupun jaringan hewan. Dalam mulut dan lambung, lipid tadi belum mengalami pemecahan
yang berarti. Setelah berada dalam intestin, lipid kompleks terutama triasilgliserolnya dihidrolisis oleh
lipase menjadi asam lemak bebas dan sisa. Enzim lipase diaktifkan oleh hormon epineprin. Enzim ini
dibantu oleh garam asam empedu (terutama asam kholat dan taurokholat) yang disekresikan oleh hati.
Fungsi garam tersebut ialah mengemulsi makanan berlemak sehingga terbentuklah emulsi partikel lipid
yang sangat kecil. Oleh karena itu, permukaan lipid menjadi lebih besar dan lebih mudah dihirolisis oleh
lipase. Enzim ini tidak peka terhadap larutan lemak sempurna.

Berdasarkan reaksi hidrolisisnya dapat diketahui bahwa lipase pankreas hanya bisa menghidrolisis
ikatan ester pada atom C nomor 1 dan 3 yang hasilnya asam lemak bebas dan monoasil gliserol. Dengan
bantuan misel-misel garam empedu maka asam lemak bebas, monoasil gliserol, kolesterol, dan vitamin
membentuk sebuah kompleks yang kemudian menempel (diabsorpsi) pada permukaan sel mukosal.
Senyawa-senyawa tersebut selanjutnya menembus membran sel mukosal dan masuk ke dalamnya.
Miselmisel garam empedu melepaskan diri dan meninggalkan permukaan sel mukosal. Dalam sel
mukosal, asam lemak bebas monoasil gliserol disintesis kembali menjadi triasil gliserol yang setelah
bergabung dengan albumin, kolesterol, dan lain-lain membentuk siklomikron. Siklomikron tersebut pada
akhirnya masuk ke dalam darah, kemudian sampai ke hati dan jaringan lain yang memerlukannya.
Sebelum masuk ke dalam sel, triasil gliserol dipecah dulu menjadi asam lemak bebas dan gliserol oleh
lipoprotein lipase. Katabolisme adalah proses penguraian dan pembebasan dari zat-zat organik. Asam
lemak adalah suatu senyawa yang terdiri atas panjang hidrokarbon dan gugus karboksilat yang terikat
pada ujungnya. Asam lemak mempunyai dua peranan fisiologi yang penting, yaitu:

 pembentuk fosfolipid dan glikolipid yang merupakan molekul amfipotik sebagai komponen membran
biologi
 sebagai molekul sumber energi.
Proses metabolisme lemak sebagai komponen bahan makanan yang masuk ke dalam tubuh hewan,
dimulai dengan proses pencernaannya di dalam usus oleh enzim. Asam lemak bersenyawa kembali
dengan gliserol membentuk lemak yang kemudian diangkut oleh pembuluh getah bening. Selanjutnya,
lemak disimpan di jaringan adiposa (jaringan lemak). Jika dibutuhkan, lemak akan diangkut ke hati dalam
bentuk lesitin yang dihidrolisis oleh lipase menjadi asam lemak dan gliserol. Gliserol diaktifkan oleh ATP
menjadi gliserol fosfat dan akhirnya mengalami oksidasi, seperti glukosa. Rantai karbon asam lemak
diolah di dalam mitokondria sehingga dihasilkan asetil koenzim yang selanjutnya dapat masuk ke dalam
Siklus Krebs.

Jenis-Jenis Lemak

1. Berdasarkan komposisi kimianya lemak terbagi atas tiga,yaitu:

 Lemak Sederhana
Lemak sederhana tersusun oleh trigliserida, yang terdiri dari satu gliserol dan tiga asam lemak.Contoh
senyawa lemak sederhana adalah lilin(wax) malam atau plastisin(lemak sederhana yang padat pada
suhu kamar),dan minyak(lemak sederhana yang cair pada suhu kamar).

 Lemak Campuran
Lemak Campuran merupakan gabungan antara lemak dengan senyawa bukan lemak.Contoh lemak
campuran adalah lipoprotein(gabungan antara lipid dan dengan protein),Fosfolipid(gabungan antara
lipid dan fosfat),serta fosfatidilkolin(yang merupakan gabungan antara lipid,fosfat dan kolin).

 Lemak Asli (Derivat Lemak)


Derivat lemak merupakan senyawa yang dihasilkan dari proses hidrolisis lipid.misalnya kolesterol dan
asam lemak.Berdasarkan ikatan kimianya asam lemak dibedakan menjadi 2,yaitu:

 Asam lemak Jenuh


Asam lemak jenuh, bersifat non-esensial karena dapat disintesis oleh tubuh dan pada umumnya
berwujud padat pada suhu kamar. Asam lemak jenuh berasal dari lemak hewani,misalnya mentega.

 Asam lemak tidak jenuh


Asam lemak tak jenuh bersifat esensial karena tidak dapat disintesis oleh tubuh dan umunya berwujud
cair pada suhu kamar.Asam Lema tidak jenuh berasal dari lemak nabati,misalnyya minyak goreng.

Sumber dan Fungsi Lemak

Sumber Lemak

Berdasarkan asalnya,sumber lemak dapat dibedakan menjadi 2,yaitu :

 Lemak yang berasal daari tumbuhan(lemak Nabati)


Beberapa bahan yang mengandung lemak nabati adalah kelapa,kemiri,zaitun,kacang
tanah,mentega,kedelai,dll.
 Lemak yang berasal dari hewan( lemak hewani)
Beberapa bahan yang mengandung lemak hewani adalah daging,keju,susu,ikan segar,telur,dll.
Fungsi Lemak

Banyaknya lemak yang dibutuhkan oleh tubuh manusia umumnya berbeda-beda tetapi umumnya
berkisar antara 0,5-1gram lemak per 1kg berat badan per hari.Orang yang tinggal di daerah bersuhu
dingin dan orang yang bekerja berat membutuhkan lemak lebih banyak.Di dalam tubuh kita,lemak
memppunyai beberapa fungsi penting,diantaranya adalah:

 Sebagai pelindung tubuh dari suhu rendah


 Sebagai pelarut vitamin A,D,E dan K
 Sebagai pelindung alat-alat tubuh vital(antara lain jantung dan lambung),yaitu sebagai bantalan
lemak
 Sebagai penghasil energi tertinggi
 Penahan rasa lapar,karena adanya lemak akan memperlambat pencernaan.Bila pencernaan terlalu
cepat maka akan cepat pula timbulnya rasa lapar.
 Sebagai salah satu bahan penyusun membran sel
 sebagai salah satu bahan penyusun hormon dan vitamin(khususnya untuk sterol)
 Sebagai salah satu bahan penyusun empedu,asam kholat (di dalam hati),dan hormon seks(khususnya
untuk kolesterol.Pembawa zat-zat makan esensial.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gurupendidikan.co.id/metabolisme-protein/

https://dosenbiologi.com/biokimia/metabolisme-karbohidrat

https://www.gurupendidikan.co.id/proses-metabolisme-lemak/

Anda mungkin juga menyukai