Oleh:
Pembimbing:
Prof. Dr. med. dr. Puruhito, Sp. BTKV (K)
1.1 Pendahuluan
1. Aspek Diagnostik
Diagnostik diperlukan untuk penentuan indikasi pembedahan. Aspek
diagnostik perlu diperhatikan untuk mengetahui kelainan organik yang ada,
kemampuan pasien menerima pembedahan toraks, menentukan parameter
klinis sebagai penilaian perawatan pascabedah, dan menentukan prognosis.
2. Aspek Persiapan Prabedah
Aspek ini berkaitan dengan dengan persiapan faal paru yang mungkin bisa
terganggu terganggu karena adanya kelainan jantung atau paru. Persiapan
dijalankan dengan melakukan fisioterapi.
3. Aspek Teknik Pembedahan
Sedangkan aspek pembedahan yang perlu diperhatikan adalah sarana kamr
bedah, alat dan bahan pembedahan yang sesuai dengan jenis tindakan yang
akan dilakukan serta pemilihan teknik pembedahan. Teknik pembedahan
sebisa mungkin dipilih yang paling sederhana dengan memperhatikan fungsi
dan anatomi toraks.
4. Aspek Perawatan Paskabedah
Aspek perawatan pascabedah yaitu perawatan di ruang intensif selama lebih
kurang 4-5 hari pascabedah dengan pengamatan dan pemeriksaan evaluasi
tindakan bedah
5. Aspek Rehabilitasi
Aspek terakhir ini juga diperlukan untuk mengembalikan fungsi kerja dari
sistem kardiopulmonar pascabedah.
Toraks terdiri atas bagian tubuh yang meliputi kulit region toraksalis
dengan otot yang mengelilingi rongga toraks dengan vertebral torakhal, tulang
tulang rusuk, sternum, dan jaringan ikatnya serta semua organ tubuh di dalamnya
termasuk arteri, vena, jantung, paru, saraf dan limfe.
Rongga toraks dibatasi didaerah bawah /inferior oleh diafragma dan
didaerah atas/superior dengan regio colli/leher. Rongga toraks terdiri dari dua
bagian utama, yaitu: (1) paru-paru kanan kiri dan sistema trakeobronkial dan
pembuluh darah arteri dan vena yang menyertainya. Paru kanan dibagi menjadi
tiga lobus (superior, medius, dan inferior). Sedangkan paru kiri terdiri dari dua
lobus (superior, inferior); (2) Mediastinum yang terletak diantara paru kanan dan
kiri. Pada mediastinum terdapat tiga bagian anatomis bedah yaitu superior-
anterior, medius, dan posterior. Di dalam mediastinum terdapat organ-organ
penting thoraks selain paru, seperti jantung, aorta, arteri pulmonalis, vena kava,
esophagus, dan sebagainya.
Proses Pernafasan
Proses pernapasan ada 2 yaitu proses inspirasi dan ekspirasi. Proses
inspirasi merupakan proses yang aktif karena adanya kontraksi dari otot-otot
interkostal yang menyebabkan rongga toraks mengembang. Mengembangnya
rongga toraks kemudian membuat tekanan negative meningkat sehingga
menyebabkan aliran udara masuk melalui saluran nafas. Sedangkan proses
ekspirasi yang merupakan proses pasif karena elastisitas jaringan paru ditambah
relaksasi otot-otot interkostal yang menekan rongga toraks hingga mengecilkan
volume. Akibatnya udara dapat mengalir keluar dari rongga toraks.
Fungsi pernafasan secara garis besar meliputi 4 tahap yang ventilasi,
distribusi, difusi dan perfusi. (1) Ventilasi merupakan proses memasukkan atau
mengeluarkan udara melalui jalan nafas kedalam paru dengan cara inspirasi dan
ekspirasi; (2) Distribusi merupakan proses mengalirnya udara secara merata ke
seluruh system jalan nafas hingga sampai ke alveoli; (3) Difusi merupakan proses
pertukaran zat oksigen dan karbon dioksida melalui membrane alveoli yang
semipermeabel; (4) Perfusi terjadi pada darah arterial di kapiler yang meratakan
pembagian muatan oksigenya dan darah venous untuk digantikan muatan oksigen
sehingga cukup untuk menghidupi jaringan tubuh. Setiap kegagalan atau
hambatan dari rantai mekanisme yang tersebut itu akan menimbulkan ganguan
pada fungsi pernapasan, berarti berakibat kurangnya oksigenasi jaringan tubuh,
misalnya pada keadaan terdapat suatu trauma pada thoraks.
c. Tumor neuroendokrin
Tumor karsinoid tipikal
Tumor karsinoid atipikal
Large cell neuroendokrin karsinoma
d. Karsinoma lainnya
Adenosquamous Ca
Karsinoma sarkomatoid, karsinosarkoma, blastoma paru
Esofagus
Kelainan tersering dari esophagus adalah GERD, Barrett Esofagus dan
Divertikel Zenker serta karsinoma esofagus.GERD merupakan faktor resiko
terjadi Barret esophagus. Barret esophagus adalah suatu intestinal metaplasia
dimana salurannya digantikan oleh mukosa intestine. Terapi yang dilakukan
adalah reseksi segmen esophagus dan menggantikannya dengan thoracic stomach
.Divertikulum Zenker adalah divertikel pada traktus digestive sepertiga atas di
daerah crycopharingeal. Terapinya adalah dengan miotomi sfingter esophagus
atas dan divertikolektomi. Karsinoma esophagus diterapi dengan reseksi
esophagus,yaitu esofagektomi En-bloc dengan reseksi radikal sepanjang 10 cm
dari proximal dan distal dari tumor.
Perforasi esophagus merupakan kejadian yang jarang terjadi, kecuali pada
kasus iatrogenic. Bila penderita mengeluh nyeri setelah dilakukan instrumentasi ,
dugaan perforasi harus dipikirkan. Metode terbaik untuk mendeteksi adalah
esofagogram dengan contrast larut air pada posisi telentang. Terapinya adengan
melakukan torakotomi eksploratif.
Mediatinum dan Pericard
Mediastinum merupakan daerah di Antara thoracic inlet sampai diafragma,
dan di antara pleura kanan dan kiri. Pembagian region mediastinum secara bedah
adalah anterosuperior, posterosuperior, medial posteroinferior , anteroinferior.
Diagnostik tumor ini adalah dengan menggunakan foto toraks, CT scan. MRI
dilakukan untuk mengetahui adanya invasi tumor terhadap pembuluh darah atau
saraf.USG untuk membedakan masa tumor solid atau kistik. Klinis dari tumor
mediastinum adalah batuk sesak nyeri dada.Bisa didapatkan gejala vena cava
superior syndrome yang menandakan tumor sudah mendesak venacava.Tumor
dengan batas jelas, jinak, dilakukan eksisi.Tumor dengan batas tak jelas dilakukan
FNAB dan kemoterapi sebelum pembedahan.
Kelainan Diafragma
Terdapat 4 macam hernia pada diafragma yaitu hernia kongenital (Bochdalek
dan Morgagni) dan hernia hiatal (sliding dan paraesofageal). Hernia Bochdalek
merupakan kongenital dan sering disertai kelainan lain. Hernia morgagni terjadi
karena adanya defek pada diafragma di daerah retrosternal anterior dan umumnya
organ yang herniasi adalh omentum.Kedua hernia ini dapat memberikan penekanan
pada rongga toraks dan menghambat pengembangan paru.Terapinya adalah dengan
pembedahan, mengembalikan organ ke tempat semula.Hernia hiatal terjadi karena
defek pada hiatus diafragmatikus. Pemeriksaan adalah dengan menelan barium dalam
24 jam terdapat pengosongan lambung yang lambat dan menunjukkan pelebaran
esophagus distal.
Eventeratio diafragma berbeda dengan hernia.Eventratio adalah tipisnya
lapisan otot diafragma.Terapi pembedahan adalah dengan plikasi diafragma.Klinis
yang ditunjukkan adalah nyeri saat respirasi, kadang diserti sesak dan batuk.
Trauma diafragam adalah robekan dengan atau tanpa disertai dengan herniasi
organ abdomen ke rongga toraks.Dapat timbul gejala kolik, mual muntah.Diafragma
yang robek dapat dijahit dengan transtorakal ataupun transabdominal.Transtorakal
menggunakan teknik sayatan kail ikan.
b. Sirkulasi Fetal
Bayi dalam kandungan mendapatkan aliran darah dari ibu melalui vena
umbilicalis. Jantung fetal berfungsi memompa darah ke tubuh terutama
kepala dan sangat sedikit ke paru karena fungsi paru masih belum ada.
2.5. Kardiomiopati
Terdapat 3 macam kardiomiopati yaitu kardiomiopati dilatasi,
kardiomiopati hipertrofik, dan kardiomiopati restriktif.
Kardiomiopati dilatasi adalah pembesaran bilik jantung dengan
ketebalan dinding ventrikel kiri yang normal dan tidak ada kaitannya dengan
hipertensi. Kardiomiopati hipertrofik adalah keadaan dimana terdapat penebalan
septum ventrikel, sehingga terdapat gangguan aliran darah keluar dari ventrikel
kiri. Kardiomiopati restriktif adalah suatu keadaan bila terdapat disfungsi
diastolik disertai dengan pengisian ventrikel yang tidak normal.
Arteritis
Arteritis adalah peradangan dinding arteri shingga muncul penebalan
dinding dan akan terjadi penyumbatan kronis. Patogenesisnya adalah
terbentuknya thrombus dan terjadilah angitis. Secara klinis akan muncul
pada penyakit burger iskemia jari kaki, febitis migrans, tanpa adanya
diabetes dan kelainan pembekuan darah.
3 Hemangioma
Merupakan kalianan vascular bawaan dan ditemukan sejak masa bayi/ kanak –
kanak. Hemangioma adalah tumor benigna pada bayi atau anak yang dibagi atas
hemangioma infantile, congenital involut cepat, non-involut, intramuscular,
Kaposiform.
Gejala klinis timbul di wajah sejak lahir, nampak kemerahan, bisa menonjol
atau rata di kulit. Terapi yang dapat dilakukan adalah eksisi dari hemangioma
local, radioterapi, embolisasi arterial, terapi obat – obatan.
4 Emboli Arteri Akut
Emboli dapat muncul misalnya pada kondisi stenosis katub mitral.Emboli
yang mendadak ini menyebabkan keadaan yang disebut dengan Critical
Limb Ischemi. Onset terjadinya ischemia ini adalah kurang dari 6 jam ,
bila lebih dari 6 jam, maka prognosisnya buruk. Umumnya terjadi pada
usia<40 tahun. Letak emboli biasanya pada a. femoralis. Gejala yang
ditunjukkan adalah 6P (Pain Palor, Polar, Pulselessness, Paresthesia,
Paralysis). Terapi definitive dari emboli adalah embolektomy dengan
tekni Fogarty segera.
5 Aneurisma Aorta Abdominalis
Aneurisma aorta abdominalis (AAA) ditandai dengan adanya pelebaran
aorta abdominal >3 cm. Faktor risikonya adalah hipertensi, trauma,
jamur, dan kelainan bawaan. AAA didiagnosis dengan CT scan kontras
dan aortografi. Gejala klinis yang sering didapatkan antara lain adalah:
1. 75% asimptomastis,
2. terdapat masa pulsatif di daerah abdomen,
3. nyeri perut kronis dengan nyeri tekan di sekitar area aneurisma,
4. emboli sentral/stroke, infark miiokardial tanpa sumber dari jantung,
5. pada saat diseksi, keluhan nyeri terasa tembus sampai punggung.
Diagnosis dengan USG abdominal, CT-Scan dengan kontras,
Aortografi. Penanganan, secara konservatif bila diameter < 5,5 cm,
secara operatif bila diameter > 5,5 cm.
6 Angiopati Diabetik
Gangrene kaki diabetic merupakan komplikasi yang gawat pada penderita
diabetes dengan keterkaitan penyakti vascular perifer. Hal ini terjadi karena
penderita diabetes mellitus rentan terjadi infeksi pada bagian kaki dan sering
mendapat trauma. Klasifikasi ulkus kaki diabetic menurut Wagner : (0) tidak
ada lesi atau deformitas maupun selulitis, (1) ulkus superfisiaal. Sebagian
lapisan atau seluruh lapisan kulit. (2) ekstensi ulkus ke ligament, tendon,
kapsula sendi atau fasia dalam tanpa abses atau osteomyelitis. (3) ulkus dalam,
dengan abses, osteomyelitis atau sepsis sendi. (4) gangrene terlokalisasi pada
bagian kaki depan atau tumit. (5) gangrene ekstensif menyangkut seluruh kaki.
Tujuan utama tindakan intervensi bedah adalah menjamin terjadinya
penyembuhan luka yang segera dan juga mencegah kekambuhan dari luka
tersebut. Tindakan bedah yang dapat dilakukan : (1) Mutilasi jari yang
gangrenous, (2) pemberian balut luka dengan enzim topical.
REFERENSI
Puruhito, 2013, Buku Ajar Primer Ilmu Bedah Toraks, Kardiak, dan Vaskular,
Airlangga University Press, Surabaya