Anda di halaman 1dari 27

Jurnal Reading

Distal radius fractures: an evidence-based approach


to assessment and management

Aulia Okhid Ariza G4A020134

Pembimbing
dr. Khrisnanto Nugroho, Sp. OT., MM

DEPARTEMEN ILMU BEDAH


RSUD PROF.DR.MARGONO SOEKARJO
JURUSAN KEDOKTERAN UMUM FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO
2022
Informasi Jurnal

• Nama Jurnal  British Journal of Hospital Medicine


• Judul  Distal Radius Fractures: an evidence-based approach to assessment and management
• Edisi  2020: 81(6): 1-8. ISSN: 1750-8460 (print); ISSN : 1759-7390 (online)
• Nama dan Lembaga Penulis

Nama Penulis Lembaga Penulis


Department of Trauma and Orthopaedics, University College London
Kalpesh R Vaghela
Hospitals NHS Foundation Trust, London, UK
Queen Mary University of London, London, UK
Diana Velazquez-Pimentel
Department of Trauma and Orthopaedics, Hillingdon Hospital, London,
Aashish K Ahluwalia
UK
Department of Radiology, University College Hospital, London, UK
Anika Choraria
Alistair Hunter Department of Trauma and Orthopaedics, University College Hospital,
London, UK
Pendahuluan
Fraktur radius distal biasanya terjadi akibat jatuh dengan tangan
terulur atau trauma dengan energi tinggi trauma seperti kegiatan
olahraga dan kecelakaan lalu lintas jalan. Fraktur radius distal
berkontribusi sekitar 20% dari patah tulang pada orang dewasa.
Diagnosis, & manajemen fraktur radius distal berdasarkan
pedoman BOAST (British Orthopaedic Association Audit
Standards For Trauma) tahun 2017.
Anatomy
Anatomy
Eponim Fraktur Radius Distal

01. 02. 03. 04.

Colle’s fracture Smith’s fracture Barton Fracture Die Punch Fracture

Schroeder, J. D., & Varacallo, M. (2019). Smith's Fracture Review.


Zhou, J., Tang, W., Li, D., & Wu, Y. (2019). Morphological characteristics of different types of distal radius die-punch fractures based on three-column theory. Journal of
orthopaedic surgery and research, 14(1), 1-10.
Assesment
Mekanisme Injury
• Sifat fraktur dan tingkat keparahannya tergantung pada mekanisme cedera dan faktor
pasien (kualitas tulang, indeks massa tubuh dan usia pasien).
• Energi tumbukan dan posisi pergelangan tangan pada saat tumbukan menentukan gaya
vektor pada tulang.
• Riwayat klinis yang terperinci untuk memastikan mekanisme cedera, gejala
neurovascular, baseline kesehatan pasien
• Investigasi seperti DEXA (Dual Energy-Ray Absorptiometry) dan pengobatan dengan
bifosfonat sebaiknya di inisiasi
• Penilaian stratifikasi patah tulang dengan Fracture Risk Assesment Tool
Fracture Risk Assesment
Tool
Initial examination and
management
Penilaian Awal ABCDE
Integritas kulit di sekitar area dugaan fraktur harus segera dievaluasi; pada fraktur terbuka,
debridement dan stabilisasi harus diindikasikan
 Fraktur terbuka pada tulang panjang harus dirujuk, jika pada pergelangan/jari tangan kaki
dapat ditangani secara local
 Antibiotik profilaksis sesegera, idealnya dalam 1 jam setelah cedera pada fraktur terbuka
 Pemeriksaan harus mencakup vascular dan neurologis, dan diulang terutama setelah
reduksi/penggunaan bidai. Jangan sampai ada sindrom kompartemen!
 Lokasi cedera diluruskan dan dibidai
 Sebelum debridement diruang operasi, luka harus ditangani untuk menghindari kontaminasi.
Initial examination and
management
 Debridement dengan fasciotomy dapat dilakukan jika luka sangat luas, sangat terkontaminasi dan
gangguan vascular (sindrom kompartemen/gangguan arteri) dalam 12 jam untuk fraktur dengan
energy tinggi dan dalam 24 jam untuk fraktur energy rendah
 Penutupan jaringan lunak harus dilakukan dalam 72 jam setelah cedera jika tidak dapat dilakukan
debridement
 Stabilisasi internal hanya dapat dilakukan jika dapat dengan segera diikuti penutupan jaringan lunak

BOAST. 2017. Open Fractures


Initial examination and
management
Wrist Examination
• Menilai pembengkakan, deformitas, nyeri tekan dan rentang gerak.
• Tenderness  Hallmark dari fracture radius distal

Temuan neurovascular
Fungsi motoric dan sensorik nervus median, ulnar dan radial
Simple motor test ex: OK Sign (n.medianus), abduksi dan adduksi (n.ulnar)
Initial examination and
management
Cedera distal radio-ulnar joint (triangular fibrocartilage complex), cedera ligament
scapholunate dan ligamen lunotriquetral harus dipertimbangkan & ditangani dengan cepat

Sindrom kompartemen (komplikasi serius distal fraktur redius) harus


disingkirkan

Pasien harus dirujuk ke layanan Klinik Fraktur dan dinilai dalam waktu 72
jam
Investigasi

Radiografi posterianterior dan lateral pada wrist di indikasi


01.
• Setelah imobilisasi, dilakukan radiografi ulang
• Pengulangan radiografi dalam 1-2 minggu pasca cedera harus dipertimbangkan pada pasien
dengan fraktur dengan pola yang tidak stabil atau jika ada resiko klinis yang
mengindikasikan
• Radiografi pada saat melepas imobilisasi tidak diperlukan kecuali ada penyebab klinis yang
mengkhawatirkan

CT Scan
02. Computed tomography dari pergelangan tangan diindikasikan untuk menilai
keterlibatan intra-artikular

MRI
03. Jika ada kekhawatiran cedera jaringan lunak seperti ligamen scapholunate atau robekan kompleks
fibrocartilage triangle
Radiographic Assesment
Pengukuran radial penting untuk menentukan stabilitas fraktur.
A. Radial height, b. Radial inclination. c. Volar angulation. d. Dorsal angulation
Management
Management Non Operatif
BOAST guidelines

Perpindahan dan stabilitas fracture membantu menentukan tatalaksana fracture

Fracture extra-articular non-


Fraktur dengan pola yang stabil
displaced

Immobilisasi untuk pereda nyeri dan Mobilisasi dini dapat dipertimbangkan


penyembuhan fraktur jika nyeri masih dapat ditolerir,
removable supports dapat dipilih
Management Non Operatif
BOAST guidelines
Fraktur extra articular yang stabil dengan
gambaran radiologi terdapat perpindahan atau
fraktur unstabil dengan perpindahan dimana Untuk dorsal fraktur stabil yang mengalami
jaringan lunak ikut terancam perpindahan

Closed reduction Manipulasi dan reduksi tertutup sebaiknya digunakan


dengan traksi, distraksi & reduksi

Saat memakai gips, pergelangan tangan harus dalam posisi fleksi netral menggunakan 3 titik pada
gips untuk memastikan stabilitas dari imobilisasi. Penting untuk meminimalkan fleksi ekstrim dan
deviasi ulna untuk mencegah CTS

Pelepasan gips dan mobilisasi dengan fisioterapi harus dilakukan sedini mungkin, 4 minggu untuk fraktur yang
tidak berpindah dan stabil, dan 6 minggu untuk fraktur pola lainnya
Reduksi Colles Fracture

Laaksonen, T., Stenroos, A., Puhakka, J., Kosola, J., Kautiainen, H., Rämö, L., & Nietosvaara, Y. (2021). Casting in finger trap traction without reduction versus closed reduction and
percutaneous pin fixation of dorsally displaced, over-riding distal metaphyseal radius fractures in children under 11 years old: a study protocol of a randomised controlled trial.  BMJ open, 11(5)
Management
BOASTOperatif
guidelines

Operasi harus terjadi dalam 1 minggu untuk fraktur ekstraartikular dan dalam 72 jam untuk intraartikular atau di
mana reduksi tertutup tidak berhasil

K-wire fixation

 Dengan menempatkan K-wire perkutan


 Biasanya digunakan pada fraktur radius distal yang bergeser ke dorsal
 metode ini lebih cepat dan lebih murah daripada reduksi terbuka dan fiksasi
internal dengan pelat pengunci,
 Tidak cocok untuk fraktur yang memiliki perpindahan intra-artikular yang
signifikan,
Management
BOASTOperatif
guidelines
Open Reduction & Internal Fixation

 Di mana ada pergeseran intra-artikular yang signifikan atau di


mana reduksi tertutup dan fiksasi gagal,
 Reduksi terbuka dan fiksasi internal menggunakan pelat
pengunci dan sekrup
 Metode ini memungkinkan reduksi anatomis dari fraktur dan
memberikan konstruksi yang stabil untuk mobilisasi dini.
 Metode operasi ini lebih mahal dan disertai dengan risiko seperti
ruptur tendon

Hodel, S., Schraner, C., Oehme, F., van Leeuwen, R., Link, B. C., Babst, R., & Beeres, F. J. (2020). Factors predicting adverse outcome in complete intra-
articular distal radius fractures. European Journal of Trauma and Emergency Surgery, 46(6), 1413-1419.
Management
BOASTOperatif
guidelines
External Fixation

 Dipertimbangkan pada pasien dengan fraktur kominutif berat, fraktur terbuka dengan selubung
jaringan lunak yang buruk yang membutuhkan rekonstruksi, atau sebagai bagian dari pengendalian
kerusakan pembedahan.
 Pelat fusi pergelangan tangan dapat menjadi perangkat fiksasi 'internal-eksternal' sementara untuk
fraktur yang tidak dapat di kontruksi

https://surgeryreference.aofoundation.org/orthopedic-trauma/adult-trauma/distal-forearm/partial-
articular-fracture-of-the-radius-involving-the-volar-rim/joint-spanning-external-fixation-temporary
Management
BOASTOperatif
guidelines
Pertimbangan Khusus

 Pada pasien di atas 65 tahun dengan fraktur tidak stabil, keberhasilan fungsional harus
dinilai pada fraktur yang tidak stabil di samping penyelarasan radiografi sebelum operasi
 Manajemen non-operatif dapat diprioritaskan sebagai: pengobatan utama untuk fraktur
radial tidak stabil yang bergeser ke dorsal, selama tidak ada deformitas signifikan atau
penurunan neurologis
Follow Up
 Semua pasien harus menerima informasi mengenai pemulihan fungsional
yang diharapkan dan rehabilitasi, termasuk saran tentang kembali ke
aktivitas normal
 Komplikasi
Kesimpulan
Bila dinilai dan dikelola dengan tepat, fraktur radius distal memiliki
prognosis yang baik. Hasil yang sukses terkait dengan pemulihan
hubungan anatomi dan rehabilitasi gerakan pergelangan tangan dan jari
yang normal
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai