Disusun Oleh:
Pembimbing:
BAGIAN ANESTESI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
TRISAKTI
RSD WONGSONEGORO SEMARANG
2022
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................... i
iii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2
penyempitan pada cincin krikoid sedangkan pada orang dewasa penempitan jalan
napas berada di pita suara sehingga penggunaan ETT tanpa cuff disarankan untuk
pasien pediatrik.
3
Biasanya digunakan system anestesi semi-open modifikasi system pipa
T dari Ayre yaitu peralatan dari Jackson-Rees.5,6,7 Untuk anestesi yang
lama, gas-gas anestetik dihangatkan, dilembabkan dengan pelembab
listrik.6 Pada kelompok anak pra sekolah dan usia sekolah, kunjungan
anestesi dilakukan selain untuk menilai keadaan umum, keadaan fisik,
mental, dan menilai masalah yang akan dihadapi penderita, juga
merupakan kesempatan untuk mendapatkan kepercayaan anak tersebut
sehingga mengurangi kecemasan anak.7
Puasa
Puasa yang lama menyebabkan dehidrasi dan hipoglikemia. Lama
puasa yang dianjurkan adalah stop susu 4 jam dan pemberian air gula 2
jam sebelum anestesi untuk umur < 6 bulan. Stop susu 6 jam dan
pemberian air gula 3 jam sebelum anestesi untuk umur 6-36 bulan. Untuk
>36 bulan dengan cara stop susu 8 jam dan pemberian air gula 3 jam
sebelum anestesi.3,6 Untuk anak yang sudah lebih besar, puasa seperti
orang dewasa yaitu 6-8 jam.7
Infus
4
rencana airway manajemen. Mesin anestesi harus diperiksa terlebih dahulu
dan ventilator diatur sesuai tubuh pasien, ukuran face mask yang sesuai,
dan juga oral airway. Laringoskop harus di cek apakah berfungsi dengan
baik, dan ukuran blade yang sesuai harus dipersiapkan. Obat obatan, tube
trakea, stylet yang sesuai juga merupakan hal yang esensial dalam
persiapan. Peralatan untuk resusitasi, obat-obat emergensi juga harus
dipersiapkan. Karena permukaan tubuh anak lebih besar daripada dewasa,
sehingga cenderung untuk terjadi hipotermi, suhu di ruangan operasi tentu
harus disesuaikan, dan alat pemanas dapat disediakan untuk dapat menjaga
suhu pasien.3,7
5
e. Pipa trakea, endotrachealtube (ETT). Sediakan 3 ukuran
(normal, lebih kecil, lebih besar). Untuk usia 5-8 tahun digunakan ETT
tanpa cuff. Pemilihan ukuran diameter internal ETT berdasarkan rumus
Penglinton.
6
Keberadaan Orang Tua Pasien
Keberadaan orang tua di sisi pasien, merupakan salah satu cara
untuk menghilangkan kecemasan pada pasien, selain dengan
menggunakan obat-obatan. Banyak rumah sakit yang telah menyediakan
video tentang petunjuk baik bagi sang pasien ataupun orang tuanya,
tentang apa dan bagaimana persiapan preoperative yang sebenar dan
sebaiknya. Hal ini dapat membantu terutama pada pasien usia pra sekolah.
Anak yang berusia lebih dari 4 tahun dengan orang tua yang memiliki
tingkat kecemasan lebih rendah mendapatkan keuntungan untuk
mengurangi kecemasan pada sang pasien sendiri.3,6,
Premedikasi
1. Sulfas Atropine
Hampir selalu diberikan terutama pada penggunaan Halotan,
Enfluran, Isofluran, suksinil cholin atau eter. Dosis atropine 0,02
mg/kg, minimal 0,1 mg dan maksimal 0,5 mg lebih digemari secara
intravena dengan pengenceran.3,6
2. Penenang
Tidak dianjurkan pada neonatus dan bayi, karena susunan saraf
pusat belum berkembang, mudah terjadi depresi. Untuk anak pra
sekolah dan usia sekolah yang tidak bisa tenang dan cemas, pemberian
penenang dapat dilakukan dengan pemberian midazolam. Dosis yang
dianjurkan adalah 0,5mg/kgBB. Efek sedasi dan hilangnya cemas
dapat timbul 10 menit setelah pemberian. 3,6
7
Tabel 2. Obat-obatan premedikasi
Cara induksi pada pasien pediatrik tergantung pada umur, status fisik, dan
tipe operasi yang akan dilakukan. Ahli anestesi tentu memiliki cara dan taktik
tersendiri dalam menginduksi pasien pediatrik dan harus memiliki informasi yang
adekuat dari pasien yang akan diinduksi, minimal umur dan berat badan pasien,
jenis pembedahan, apakah emergensi atau elektif, status fisik dan mental
(kooperatif/tidak) pasien. Hal ini dilakukan untuk persiapan keperluan-keperluan
seperti pipa ETT, pemanjangan anestesi, manajemen nyeri post operatif, ventilasi,
dan perawatan intensif yang memadai.3,4,5
Induksi anestesia pada bayi dan anak sebaiknya ada yang membantu.
Induksi diusahakan agar berjalan mulus dengan trauma yang sekecil mungkin.
Induksi dapat dikerjakan secara inhalasi atau intravena.3
Induksi inhalasi.
Induksi inhalasi umumnya untuk anak usia kurang dari 5 tahun, karena
anak takut atau tidak suka disuntik. Bila anak didampingi oleh orang tuanya
maka induksi anestesi lebih mudah dilakukan. Induksi inhalasi kadang-kadang
dilakukan juga pada orang dewasa yang tidak bersedia disuntik.
2. Slow induction
Induksi intravena.
Dikerjakan pada anak yang tidak takut pada suntikan atau pada
mereka yang sudah terpasang infus. Induksi dapat dilakukan dengan
menggunakan propofol 2-3 mg/kg diikuti dengan pemberian pelumpuh
otot non depolarizing seperti atrakurium 0,3 - 0,6 mg/kg.3,4 Seringkali pada
praktik pediatri, intubasi bisa dilakukan dengan kombinasi propofol,
9
lidokain, dan opiate dengan atau tanpa agen inhalasi sehingga tidak
diperlukan pelumpuh otot. Pelumpuh otot juga tidak diperlukan saat
pemasangan LMA.3
10
Pipa trachea yang dianjurkan adalah dari bahan plastic, tembus pandang
dan tanpa cuff. Untuk premature digunakan ukuran diameter 2-3 mm sedangkan
pada bayi aterm 2,5-3,5 mm. Pipa yang digunakan juga jenis pipa non kinking
atau yang tidak mudah tertekuk.7
Pada anak-anak, digunakan blade laringkoskop yang lebih kecil dan lurus,
jenisnya tergantung pada piliban ahli anestesi dan adanya gangguan saluran
pernapasan. Pipa trakea dipilih berdasarkan prinsip babwa pipa yang dapat
dibengkokkan tidak digunakan di bawah nomor 7, dan dua nomor lebih rendah
harus disiapkan bila diperlukan.3,7
Pipa trakea pada bayi dan anak dipakai yang tembus pandang tanpa cuff.
Untuk usia diatas 5-6 tahun boleh dengan cuff pada kasus-kasus laparotomi atau
jika ditakutkan akan terjadi aspirasi. Secara kasar ukuran besarnya pipa trakea
sama dengan besarnya jari kelingking atau besarnya lubang hidung. Untuk
menghitung perkiraan diameter dan panjang pipa dapat menggunakan formula3 :
11
2.3.4 Pemeliharaan Anestesi pada Pasien Pediatrik
Anestesia neonatus sangat dianjurkan dengan intubasi dan nafas kendali.
Penggunaan sungkup muka dengan nafas spontan pada bayi hanya untuk
tindakan ringan yang tidak lama.6 Gas anestetika yang umum digunakan adalah
N2O dicampur dengan 02 perbandingan 50:50 untuk neonatus, 60:40 untuk
bayi, dan 70:30 untuk anak-anak. Walapun N2O mempunyai sifat analgesia
kuat, tetapi sifat anestetikanya sangat lemah. Karena itu sering dicampur
dengan halotan, enfluran atau isofluran. 1,3
Narkotika hanya diberikan untuk
usia diatas 1 tahun atau pacta berat diatas 10 kg. Morfin dengan dosis 0,1 mg/kg
atau per dosis 1-2 mg/kg. Pelumpuh otot non depolarisasi sangat sensitif,
karena itu haus diencerkan dan diberikan secara sedikit demi sedikit.6
Banyaknya cairan yang harus diberikan per infus disesuaikan dengan
banyaknya cairan yang hilang. Terapi cairan dimaksudkan untuk mengganti cairan
yang hilang pada waktu puasa, pada waktu pembedahan, adanya perdarahan dan
oleh sebab-sebab lain, cairan fistula dan lain-lainnya. Cairan yang seharusnya
masuk, karena puasa harus diganti dengan pedoman1,3,4 :
Pada jam I diberikan 50% defisit + cairan
pemeliharaan/jam Pada jam II diberikan 25% nya + cairan
pemeliharaan/jam Pada jam III diberikan 25% nya + cairan
pemeliharaan/jam
Cairan hilang akibat perdarahan yang kurang dari 10 % diganti dengan
cairan kristaloid dalam dekstrosa, misalnya cairan dekstrosa 5% dalam Ringer-
Iaktat sedangkan diatas 10% dilakukan transfusi.6
12
Banyaknya perdarahan dapat diperkirakan dengan6,7:
1. Mengukur darah dalam botol penyedot, menimbang kain kasa sebelum
dan sesudah kena darah dengan bantuan kolorimeter. Jumlahkan
keduanya kemudian tambahkan 25% untuk darah yang sulit dihitung
misalnya yang menempel di tangan pembedah, yang melengket di kain
penutup dan lain-lain.
2. Mengukur hematokrit secara serial. Perdarahan melebihi 10% pada
neonatus harus diganti dengan darah.
13
2.3.7 Pasca Anestesi pada Pasien Pediatrik
Setelah selesai anestesia dan keadaan umum baik, penderita dipindahkan ke ruang
pulih. Disini diawasi seperti di kamar bedah, walaupun kurang intensif dibandingkan
dengan pengawasan sebelumnya. Hal yang perlu diawasi adalah kesadaran, pernafasan
yang spontan dan adekuat serta bebas dari pengaruh efek sisa obat pelumpuh otot, denyut
nadi dan tekanan darah, warna kulit, dan suhu tubuh. Pasien dapat dipindahkan ke
ruangan jika skor Aldretenya mencapai 10 dan tidak ada penyulit.
14
BAB III
SIMPULAN
15
DAFTAR PUSTAKA